Oleh :
K1A2 12 050
Pembimbing :
A. DEFINISI
hipoksia sel dan disfungsi multipel organ. Kegagalan perfusi jaringan dan
hantaran nutrisi dan oksigen sistemik yang tidak adekuat tak mampu
2. Kekurangan oksigen.
3. Asidosis jaringan.
fungsi organ vital dan kematian.[1] Klasifikasi syok yang dibuat berdasarkan
pada penurunan volume, dan tekanan end diastolic ventrikel kanan dan
1
kiri. Perubahan ini yang menyebabkan syok dengan menimbulkan isi
2. Syok Kardiogenik
3. Syok Obstruktif
4. Syok Distributif
Syok dapat terbagi dalam tiga tahapan yang makin lama makin
memberat[3]:
respon kompensatorik
2
2. Tahap II (syok terkompensasi progresif): manifestasi sistemik dari
B. ETIOLOGI
disfungsi ventrikel setelah infark miokard akut adalah penyebab umum syok
kardiogenik yang terjadi pada sebagian besar kasus (sekitar 80%). Penyebab
lainnya adalah regurgitasi mitral (7%), ruptur dinding ventrikel (2%) atau
C. PATOFISIOLOGI
Dari oklusi arteri koroner utama dan hilangnya sejumlah besar massa
miokard, beberapa siklus yang dapat dipicu bahwa, jika diabadikan, berujung
pada syok, kegagalan beberapa organ dan sistem, dan kematian (gambar 1).[5]
dapat menjadi konsekuensi dari infark hebat pada pasien yang sebelumnya
sehat, kehilangan kecil pada pasien yang sebelumnya tidak diobati, atau
3
daerah iskemik besar dengan sedikit nekrosis pada pasien dengan penyakit
metabolit, asidosis, dan kerusakan endotel dan seluler. Mekanisme ini juga
membuat aritmia jantung, yang mengganggu kinerja jantung dan bahkan bisa
patofisiologis ini.[5]
Dari pasien yang mengalami syok kardiogenik pada fase akut AMI,
menunjukkan bahwa, untuk tekanan pengisian ventrikel kiri (LV) yang serupa,
perkembangan indeks jantung jauh lebih rendah daripada pada pasien tanpa
4
Gambar 1. Siklus terjadinya syok kardiogenik
D. GEJALA KLINIS
kriteria berikut:
5
d. Peningkatan serum-laktat
e. Sianosis perifer.
- Bukti gagal jantung kiri dengan tekanan baji kapiler paru 18-21 mmHg..
E. MANAJEMEN TERAPI
Jika diagnosis ini dilakukan, terapi reperfusi segera harus dilakukan. Telah
6
perkutan atau cangkok bypass arteri koroner mengurangi mortalitas di
rumah sakit dan jangka panjang pada pasien dengan syok kardiogenik dan
infark miokard.[7]
7
Manajemen syok kardiogenik dapat mengikuti panduan dari
volume intravascular;
atau pembedahan.
8
2. Revaskularisasi
awal telah meningkat secara signifikan dalam praktik klinis, tingkat masih
tidak memuaskan mulai dari 50 sampai 70% dalam pendaftar. Oleh karena
F. PROGNOSIS
sangat tinggi (sampai 70-90%). Kunci untuk mencapai hasil yang baik adalah
diagnosis cepat, terapi suportif cepat, dan revaskularisasi arteri koroner cepat
pada pasien dengan iskemia miokard dan infark. Dengan demikian, dengan
penerapan revaskularisasi yang cepat, prosedur intervensi yang lebih baik, dan
terapi medis yang lebih baik dan perangkat pendukung mekanis, tingkat
syok kardiogenik adalah 39%. Bagi orang berusia 75 tahun ke atas, angka
9
kematiannya adalah 55%; Bagi mereka yang berusia di bawah 75 tahun, itu
10
DAFTAR PUSTKA
7(2), 593-604.
5. Knobel, Elias. 1999. Cardiogenic Shock. Arq Bras Cardiol, 72(4), 411-422
6. Thiele, H., Ohman, E. M., Desch, S., Eitel, I., & de Waha, S. 2015.
1230.
Media Aesculapius.
11
Patients with Acute Myocardial Infarction). Journal of the American College
10. Ren, Xiushui. 2017. Cardiogenic Shock. eMedicine. Diakses pada 24/9/2017
pada http://emedicine.medscape.com/article/152191-overview#a7
12