2. Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian yaitu :
a. Trombosis cerebral
Thrombosit ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi
jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti disekitarnya. Keadaan yang dapat
menyebabkan thrombosit cerebral :
Atherosklerosis/arterioskerosis
adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya ketentuan atau elastisitas
pembuluh darah
Hypercoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental, peningkatan viskositas hematokrit meningkat dapat melambatkan
aliran darah serebral
Arteritis (radang pada arteri)
b. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh darah, lemak dan udara. Pada
umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri
serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik.
c. Haemortologi
Perdarahan intrakranial atau intra serebral termasuk perdarahan dalam ruang sub
arachnoid/kedalam jaringan otak sendiri. Ini terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat
pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang
dapat mengakibatkan penekanan, pengerasan dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan
sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan sehingga terjadi infark otak, oedema dan
mungkin hemiasi otak.
d. Hypoksia Umum
- Hipertensi yang parah
- Cardiac pulmonary arrest
- CO turun akibat aritmia
e. Hypoksia setempat
- Spasme arteri serebral yang disertai perdarahan sub aradinoid
- Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migran.
6. Manifestasi Klinis
Ada enam tanda dan gejala dari stroke non hemoragik yang mana tergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran
darah kolateral. Adapun gejala Stroke non hemoragik adalah:
a. Kehilangan motorik: stroke adalah penyakit neuron atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol
volunter. Gangguan kontrol volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukan kerusakan
pada neuron atas pada sisi yang belawanan dari otak. Disfungsi neuron paling umum adalah
hemiplegi (paralisis pada salah satu sisi tubuh) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan dan
hemiparises (kelemahan salah satu sisi tubuh)
b. Kehilangan komunikasi: fungsi otak lain yang yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan
komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi
dapat dimanifestasikan oleh hal berikut :
1) Disatria (kesulitan berbicara), ditunjukan dengan bicara yang sulit dimengerti yang
disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab menghasilkan bicara.
2) Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif.
3) Apraksia, ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya.
c. Defisit lapang pandang, sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang paralisis
yaitu kesulitan menilai jarak, tidak menyadari orang atau objek ditempat kehilangan penglihatan
d. Defisit sensori, terjadi pada sisi berlawanan dari lesi yaitu kehilangan kemampuan untuk
merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh.
e. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik, bila kerusakan pada lobus frontal, mempelajari
kapasitas, memori atau fungsi intelektual mungkin terganggu. Disfungsi ini dapat ditunjukan
dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa dan kurang motivasi.
f. Disfungsi kandung kemih, setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontenensia urinarius
karena kerusakan kontrol motorik.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Rontgen kepala dan medulla spinalis
b. Elektro encephalografi
c. Lumbal fungsi
d. Angiografi
e. Computerized tomografi scaning (CT scan)
f. Magnetik Resonance Imaging (MRI)
8. Komplikasi
Komplikasi stroke meliputi hipoksia serebral, penurunan aliran darah serebral dan luasnya area cidera
a. Hipoksia serebral
Otak bergantung pada ketersedian oksigen yang dikirimkan ke jaringan.
b. Penurunan darah serebral
Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas pembuluh
darah serebral.
c. Luasnya area cidera
Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibralsi atrium atau dapat berasal
dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya
menurunkan menurunkan aliran darah serebral. Distritmia dapat mengakibatkan curah jantung
tidak konsisten dan penghentian thrombus lokal.
9. Penatalaksanaan
Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi :
1) Pengobatan konservatif meliputi:
a. Diuretika: Untuk menurunkan edema serebral, yang mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5
hari setelah infark serebral.
b. Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi dari tempat lain dalam
kardiovaskuler.
c. Anti trombosit: dapat diresepkan karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam
pembentukan thrombus dan embolisasi.
2) Pengobatan pembedahan
a. Endosteroktomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri
karotis di leher.
b. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling
dirasakan oleh klien TIA
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh akibat penurunan asupan oral
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi :
KH : - Makan 1 porsi habis
Intervensi :
a. Kaji faktor penyeba yang mempengaruhi kemampuan makan
b. Hitung kebutuhan nutrisi perhari
c. Catat intake makanan
d. Beri latihan menelan
e. Beri makan via NGT
f. Kolaborasi dengan ahli gizi
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan otot sekunder akibat SNH
Tujuan : kebutuhan personal hygiene terpenuhi
KH : Badan merasa segar
Intervensi :
a. Pantau tingkat kemampuan klien dalam merawat diri
b. Berikan bantuan terhadap kebutuhan yang benar-benar diperlukan saja
c. Libatkan keluarga dalam membantu klien
d. Motivasi klien untuk melakukan personal hygiene sesuai kemampuan
e. Pasang DC jika perlu, konsultasi dengan ahli fisioterapi
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. N
Tempat,tanggal lahir : Morui, 4 Nopember 1969
Golongan Darah :B
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Kristen Protestan
Suku : Kaili
Status Perkawinan : Kawin
Pekarjaan : Petani
Alamat : Desa Kamarora Kecamatan Nokilalaki
Tanggal Masuk RS : 14 januari 2018, jam : 20.55
No. Reg : 82.28.35
Tanggal Pengkajian : 22 Januari 2018
Diagnosa Medis : Non Hemoragic Stroke (NHS) + Susp HS
B. STATUS KESEHATAN
1. STATUS KESEHATAN SAAT INI
a. Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama :
Sakit kepala
b. Riwayat keluhan utama (PQRST)
P : Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan sakit kepala, pasien langsung berbaring
ketika keluhan dirasakan
Q : sakit kepala dirasakan seperti tertusuk tusuk, sakitnya hilang timbul
R : lokasi nyeri di daerah kepala dan batang leher dirasakan tegang hingga kaki dan
tangan kiri lemah dan susah digerakkan
S : skala nyeri 7 , nyeri berat
T: keluhan dirasakan pada jam 19.00 WITA keluhan dirasakan bertahap hingga pasien
dibawa kerumah sakit, rasa sakit tidak berkurang walaupun dibawa tidur
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat
di palpasi atau dilihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi
dengan topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan
gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahanan minimal
5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang
normal melawan gravitasi dan tahanan
penuh
5. ISTIRAHAT
a. Gejala (subjektif)
1) Kebiasaan tidur : tidak bisa tidur nyenyak karena sakit kepala kadang kadang datang
Lama tidur : sering terbangun, tidur tidak lelap
2) Masalah berhubungan dengan tidur
a) Insomnia : ada
b) Kurang puas setelah bangun tidur karena sering terbangun
b. Tanda (objektif)
1) Tampak mengantuk , karena tidak nyenyak tidur
2) Mata merah : tidak ada
3) Sering menguap : ada
4) Kurang konsentrasi : ada
6. SIRKULASI
a. Gejala (subjektif)
1) Riwayat hipertensi dan masalah jantung: ada
2) Riwayat edema kaki : tidak ada
3) Flebitis : tidak ada
4) Rasa kesemutan : tidak ada
5) Palpitasi : tidak ada
b. Tanda (objekif)
1) Tekanan darah : 220/110 mmHg
2) Tekanan nadi : 100 x/menit
3) Ekstremitas : suhu : 36,8 0C
4) Tanda homan : tidak dilakukan
7. ELIMINASI
a. Gejala (subjektif)
1) Pola BAB : frekuensi : 1 kali / 2 hari, konsistensi: agak lembek
2) Perubahan dalam kebiasaan BAB : tidak menggunakan alat bantu
3) Kesulitan BAB : tidak ada konstipasi
4) Penggunaan laksatif : tidak ada
5) Waktu BAB terakhir : waktu dirumah sebelum masuk RS
6) Riwayat perdarahan : tidak ada
Hemoroid : tidak ada
7) Penggunaan alat : tidak ada
8) Riwayat penggunaan diuretik : tidak ada
9) Rasa nyeri / rasa terbakar saat BAK : tidak ada
10) Kesulitan BAK : tidak ada
b. Tanda (objektif)
1) Abdomen
a) Inspeksi : tidak buncit, turgor kulit elastis
b) Auskultasi : bising usus 20 x / menit
c) Perkusi :
Bunyi tympani : ada
Kembung : tidak ada
d) Palpasi
- Nyeri tekan : tidak ada
- Nyeri lepas : tidak ada
- Konsistensi : lunak
- Pola BAB : konsistensi : lunak
Warna : kuning
- Pola BAK : dorongan : ada
- Frekuensi : 3 x /hari
- Distensi kandung kemih : tidak ada
- Karakteristik urin : kekuningan
9. KEAMANAN
a. Gejala (subjektif)
1) Alergi : tidak ada alergi terhadap makanan atau obat obatan
2) Faktor lingkungan :
a) Riwayat hubungan seksual : tidak di kaji
b) Riwayat tranfusi darah : tidak ada
3) Kerusakan penglihatan : tidak ada
4) Riwayat cedera : tidak ada
5) Riwayat kejang : tidak ada
b. Tanda (objektif)
Suhu tubuh : 36,8 0C
Jaringan parut : tidak ada
Kemerahan, pucat : ada
Adanya luka : tidak ada
Peningkatan nyeri pada luka : tidak ada
Ekimosis / tanda perdarahan : tidak ada
Faktor resiko : terpasang invasive : tidak ada
DATA PENUNJANG
1. LABORATORIUM
Wbc : 12,83 103/mm3
Hgb : 14,3 g/dl
Gds : 136 g/dl
Elektrolit : K ; 3,15 mnol/l
Na : 140, 23 Rnol/l
2. OBAT-OBATAN
Amlodipin 1 x /hari
Cefriaxone 1 gr/24 jam
Piracetam 3gr /IV
Citicolin 250 mg/IV
IVFD Asering 14 tpm
PENGUMPULAN DATA
DATA OBJEKTIF
DATA SUBJEKTIF
1. Analisa data
Nyeri akut
Data subjektif Iskemik pada jaringan otak Hambatan mobilisasi fisik
1. Pasien mengatakan
tangan dan kaki kiri tidak
bisa digerakkan Hipoksia
Data objektif
1. Semua ADL dibantu
2. Keadaan umum lemah Gangguan premotor area
3. Personal hygiene di bantu
Kerusakan neuromuskular
Hemiparesis
Kerusakan Neuromuskular
Hamiparesis
Hambatan mobilitas fisik
3. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intra kranial
b. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan Kelemahan otot
4. Perencanaan