Anda di halaman 1dari 17

GLAUKOMA

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB III

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2005
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Glaukoma adalah penyebab utama kebutaan di masyarakat barat. Di
perkirakan di Amerika Serikat ada 2 juta orang yang menderita glaucoma.
Diantara mereka, hampir setengahnya mengalami gangguan penglihatan, dan
hampir 20. 000 benar-benar buta.
Bila glaucoma didiagnosis lebih awal dan ditangani dengan benar,
kebutaan hampir selalu dapat dicegah. Namun kebanyakan kasus glaukoma
tidak bergejala sampai sudah terjadi kerusakan ekstensif irreversible. Maka
pemeriksaan rutin dan sering mempunyai peran penting dalam mendeteksi
penyakit ini.
Glaukoma mengenai semua usia namun lebih banyak sesuai tambahan
usia, mengenai sekitar 2% orang berusia diatas 35 tahun. Resiko lainnya
diabetes, orang Amerika keturunan Afrika, yang mempunyai riwayat keluarga
penderita glaukoma dan mereka pernah mengalami trauma atau pembedahan
mata, atau orang yang pernah mendapat terapi kortikosteroid jangka panjang.
Makalah ini akan membahas lebih rinci secara keseluruhan tentang
glaucoma. Untuk calon perawat yang ingin menguasai ilmu dengan
komperhenship, tentu akan melengkapi pendahuluannya dengan materi ini.
Sekedar kumpulan resume yang mampu disusun kelompok VII untuk kita
semua.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan glaucoma.
b. Tujuan Khusus
1. Mampu menjelaskan pengertia glaukoma
2. mampu menjelaskan klasifikasi glaukoma
3. mampu menjelaskan etioloi glaukoma
4. mampu menjelaskan pafosiologi glaukoma
5. mampu menjelaskan pathways glaukoma
6. mampu menjelaskan manifestasi glaukoma
7. mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada glaukoma
8. menjelaskan pengelolaan dan keperawatan glaukoma
BAB II
ISI

A. DEFINISI GLAUKOMA
- Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan didalam bola mata
meningkat sehingga terjadi kerusakan saraf optikus dan menyebabkan
penurunan fungsi penglihatan.
- Glaukoma adalah sekelompok kelainan/kerusakan mata yang ditandai
dengan berkurangnya peningkatan tekanan (Barbara C. Long)
- Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang ditandai dengan
berkurangnya lapang pandang akibat kerusakan saraf optikus kerusakan ini
berhubungan dengan peningkatan TIO yang terlalu tinggi. (Brunner &
Suddarth)
Semakin tinggi tekanannya, semakin cepat kerusakan saraf optikus
tersebut berlangsung. Peningkatan TIO terjadi akibat perubahan patologis
yang menghambat peredaran normal humor aques.

B. KLASIFIKASI
- Glaukoma sudut terbuka
- Glaukoma sudut tertutup
- Glaukoma kongenitalis
- Glaukoma sekunder
Keempat jenis glaukoma ini ditandai dengan peningkatan tekanan di
dalam bola mata dan karenannya semuanya bisa menyebabkan kerusakan
saraf optikus yang progresif.

C. ETIOLOGI

Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang
disebut humor aqueus. Bila dalam keadaaan normal, cairan ini dihasilkan
didalam bilik posterior, melewati pupil masuk kedalam bilik anterior lalu
mengalir dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu
(biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik
anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara
saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah
kesaraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf
optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada
lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu
diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada
akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

D. MANIFESTASI KLINIK

1. GLAUKOMA SUDUT TERBUKA

Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor


aqueus terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat.
Secara bertahap akan meningkat (hampir selalu pada kedua bola mata) dan
menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi penglihatan
yang progresif. Hilangnya fungsi penglihatan pada bagian lapang pandang
dan jika tidak diobati pada akhirnya akan menjalar keseluruh bagian lapang
pandang, meyebabkan kebutaan.
Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi
kadang terjadi pada anak-anak. Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling
sering ditemukan pada penderita diabetes atau myopia. Glaukoma sudut
terbuka lebih sering terjadi biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh
orang kulit hitam.
Pada awalnya, peningkatan tekanan didalam mata tidak menimbulkan
gejala. Lama kelamaan timbul gejala :
- penyempitan lapang pandang tepi.
- Sakit kepala ringan
- Gangguan penglihatan yag tidak jelas (misalnya : melihat lingkaran di
sekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan).
Pada akhirnya terjadi peyempitan lapang pandang yang menyebabkan
penderita sulit melihat benda-benda yang terletak disisi lain ketika penderita
melihat lurus kedepan (disebut penglihatan terowongan). Glaukoma sudut
terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan yang
tidak dapat diperbaiki.

2. GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP

Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya


humor aqueus terhalang oleh iris. Setiap hal yang menyebabkan pelebaran
pupil (misalnya : cahaya redup, tetes mata pelebaran pupil yang digunakan
untuk pemeriksaan atau obat tertentu) bisa menyebabkan penyumbatan aliran
cairan karena terhalang oleh iris. Iris bisa menggeser kedepan dan secara tiba-
tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan
didalam mata secara mendadak.
Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan pupil
atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu. Glaukoma akut bisa sering terjadi
karena pupil secara alami akan melebar dibawah cahaya yang redup.
Episode akut dari glaukoma sudut tertutup dapat menyebabkan:
- Penurunan fungsi penglihatan ringan
- Terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya
- Nyeri pada mata dan kepala.
Gejala tersebut berlangsung hanya bebrapa jam sebelum terjadinya
serangan lebih lanjut. Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi
penglihatan secara mendadak dan nyeri mata yang berdenyut. Penderita juga
mengalami mual dan muntah. Kelopak mata membengkak, mata berair dan
merah. Pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang terang.
Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi serangan
tersebut bisa berulang. Setiap serangan susulan akan semakin mengurangi
lapang pandang penderita.
3. GLAUKOMA KONGENITALIS

Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat


gangguan perkembangan saluran humor aqueus. Glaukoma seringkali
diturunkan.

4. GLAUKOMA SEKUNDER

Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat :


- Infeksi
- Peradangan
- Tumor
- Katarak yang meluas
- Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik
anterior.
Penyebab paling sering ditemukan adalah uveitis. Penyebab lainnya adalah
penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan
pendarahan kedalam mata. Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga
bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan mata yang biasa dilakukan adalah :


- Pemeriksaan dengan oftalmoskop bisa menunjukkan adanya perubahan
pada saraf optikus akibat Glaukoma.
- Pengukuran tekanan intraokuler dengan tonometri.
Tekanan didalam bilik anterior disebut tekanan intraokuler dan bisa diukur
dengan menggunakan tonometri. Biasanya jika tekanan intraokuler lebih
besar dari 20-22 mm, dikatakan telah terjadi peningkatan tekanan. Kadang
Glaukoma terjadi pada tekanan normal.
- Pengukuran lapang pandang.
- Ketajaman penglihatan.
- Tes Refraksi
- Respon refleks pupil
- Pemeriksaan slit lamp
- Pemeriksaan gonioskopi (lensa khusus untuk mengamati saluran humor
aqueus)

F. PENGOBATAN
1. Glaukoma Sudut Terbuka
Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan Glaukoma sudut terbuka.
Obat tetes yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya
timonol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang
kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan didalam mata. Juga
diberikan pilocarpine unuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran
cairan dari bilik anterior. Obat lainnya yang juga diberikan adalah
epinephrine, dipivephrine, atau carbacol (untuk memperbaiki pengaliran
cairan atau mengurangi pembentukan cairan).
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek
sampingnya tidak dapat ditorelir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan
untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Digunakan sinar
laser untuk membuat lubang didalam didalam iris atau dilakukan pembedahan
untuk memotong sebagian iris (iridotomi).
- Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan
menghentikan serangan Glaukoma.
- Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide)
- Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik
dan membuka saluran yang tersumbat.
- Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta
blocker.
- Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta
inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
- Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan
manitol intravena (melalui pembuluh darah).
- Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah
serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara
permanen. Jika Glaukoma tidak dapat diatasi dengan menggunakan laser,
dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris. Jika kedua mata
memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun
serangan hanya trejadi pada salah satu mata.
2. Glaukoma Sekunder

Pengobatan Glaukoma tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya


adalah peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan
pupil. Kadang dilakukan pembedahan.

3. Glaukoma Kongenitalis

Untuk mengatasi Glaukoma konginetalis dilakukan pembedahan.


Pembedahan
a. gloukoma sudut terbuka
Pembedahaan diindikasikan bila cara konservatif gagal
Prosedur : laser trabecula plasty
Dimana suatu laser zat argon disaratkan langsung ke jaringan. Trabekular
untuk merubah susunan jaringan dan membuka aliran dari humor aqeous.
b. gloukoma sudut tertutup
biasanya memerlukan pembedahan  iridatomy atau iridectomy perifer
prosedur penyaringan dilakukan bila prosedur lain gagal untuk menekan
peningkatan IOP prosedur terpilih biasanya Trabeculectomy yaitu membuat
pembukaan antara ruang anterior dan rongga dan rongga sub konjungtiva.
 Membantu kenyamanan
Nyeri biasanya berkurang bila IOP menurun. Analgetik dapat dianjurkan,
kompres dingin dapat membantu untuk nyeri spasme pada mata.
 Penyuluhan dan konseling
Pasien yang baru didiagnosa perlu bantuan dalam mengerti ( memahami ) dan
belajar hidup dengan penyakitnya. Perawat hendaknya menjelaskan kepada
pasien bahwa penglihatannya yang hilang tidak dapat dipulihkan secara
sempurna namun kehilangan yang berlanjut dapat dicegah dan orang tersebut
tetap kehilangan yang berlanjut dapat dicegah dan orang tersebut tetap dapat
beraktifitas bila pengobatannya terus menerus.
G. PENCEGAHAN
Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya Glaukoma sudut
terbuka. Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi
penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan.
Orang-orang yang memiliki resiko menderita Glaukoma sudut tertutup
sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi
sebaiknya menjalani iridotomi untuk mencegah serangan akut.
H. PATHFISIOLOGI
Tekanan intraokuler dipertahankan oleh produksi dan pengaliran humor
aqueus yang terus menerus di rongga anterior. Glaukoma terjadi bila ada
hambatan dalam pengaliran humor aqueus yang menyebabkan peningkatan
TIO. Bila tekanan terus meningkat dapat terjadi kerusakan mata saraf-saraf
optik, gangguan penglihatan dan sel – sel saraf retina beregenerasi. Perubahan
pertama sebelum sampai hilangnya penglihatan adalah perubahan penglihatan
perifer, bila hal ini tidak segera ditangani bisa timbul kebutaan.
Penyempitan bilik
I. PATHWAYS sudut mata depan

Cairan intra okuler


diproduksi terus
menerus

Bendungan pada
saluran schlem

Nyeri TIO

Gx rasa nyaman
Tek. pd saraf mata Pusing

Istikemik
Gg. Keseimbangan

Kerusakan saraf mata

Penglihatan
Cemas

Kebutaan Resti Injuri

Gangguan persepsi Resti isolasi


sensori sosial
J. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Glaukoma
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan meliputi identifikasi beberapa perubahan dalam
penglihatan dan mengkaji ketidaknyamanan :
1. Penglihatan
a. Ketajaman penglihatan, shelenchart bila tersedia, membaca jarak
jauh, membaca jarak dekat.
b. Lapang pandang, test konfrontasi.
c. Adanya bayangan sekitar cahaya (hallo)
2. Ketidaknyamanan
a. Nyeri mata ; tumpul, berat
b. Sakit kepala ; derajat beratnya
c. Mual dan muntah
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada glaukoma adalah :
a. Gangguan sensori perceptual b.d gangguan penerimaan
sensori, gangguan status organ indera.
b. Ansietas b.d perubahan status kesehatan : adanya nyeri
c. Kurang pengetahuan b.d ketidakmampuan mengingat dan
salah interprestasi informasi.
NCP

Diagnosa Tujuan Interverensi Rasional


Gangguan Mempertahankan - pastika - Mempengaruhi
sensori lapang ketajaman n derajat tipe harapan, masa depan pasien
perseptual b.d penglihatan tanpa kehilangan dan pilihan interverensi
Gangguan kehilangan penglihatan.
penerimaan penglihatan - Dorong - Sementara
sensori : (kebutaan) lebih mengekspresik interverensi dini mencegah
gangguan status lanjut an perasaan kebutaan. Pasien
organ indera tentang menghadapi kemungkinan
kehilangan/ mengalami pengalaman
kemungkinan sebagian/total kehilangan
kehilangan penglihatan telah terjadi tak
penglihatan. dapat diperbaiki,
kehilangan lanjut dapat
- Tunjuk dicegah.
kan pemberian - Mengontrol TIO
tetes mata. mencegah kehilangan
- Lakuka penglihatan lanjut.
n tindakan - Menurunkan bahaya
untuk keamanan sehubungan
membantu dengan perubahan lapang
pasien pandang/kehilangan
menangani penglihatan dan
keterbatasan akomondasi pupil terhadap
penglihatan. sinar lingkungan.
Ansietas b.d - Tampak - Kaji - Factor ini
perubahan status rileks dan tingkat mempengaruhi persepsi
kesehatan adanya melaporkan ansietas, pasien terhadap ancaman
nyeri ansietas derajat diri potensial siklus
menurunkan pengalaman ansietas, dan dapat
sampai nyeri mempengaruhi upaya
tingkatan dapat timbulnya medik untuk mengontrol
diatasi. gejala tiba-tiba TIO.
- Menunju dan
kkan pengetahuan
ketrampilan kondisi ini.
pemecahan - Berika - Menurunkan ansietas
masalah n informasi sehubungan dengan
- Menggun yang akurat ketidaktahuan harapan yang
akan sumber jujur. akan datang dan
secara efektif. Diskusikan memberikan fakta untuk
kemungkinan membuat pilihan informasi
bahwa tentang pengobatan.
pengawasan
dan
pengobatan
dapat
mencegah
kehilangan
penglihatan
tambahan. - Memberikan
- Denga kesempatan untuk pasien
n pasien untuk menerima situasi nyata
mengkui mengklarifikasi salah
masalah dan konsepsi dan pemecahan
mengekspresik masalah
an perasaan. - Memberikan
keyakinan bahwa pasien
- Identifi tidak sendiri dalam
kasi menghadapi masalah.
sumber/orang
yang
menolong.
Kurang - menyata - diskusi - Vital untuk
pengetahuan b.d kan kan pelayanan memberikan informasi pada
salah pemahaman menggunakan perawat pada kasus darurat
interprestasi kondisi, identifikasi. untuk menurunkan resiko
informasi prognosis dan menerima obat yang
pengobatan. dikontradiksikan.
- Menident - Tunjuk - Meningkatkan
ifikasi kan teknik keefektifan pengobatan,
hubungan/tand yang benar memberikan kesempatan
a gejala dengan pemberian untuk pasien menunjukan
penyakit. tetes mata, kompetensi dan
- Melakuk ijinkan pasien menanyakan pertanyaan.
an prosedur mengulang
dengan benar tindakan.
dan - Kaji - Penyakit ini dapat
menjelaskan pentingnya dikontrol dan
alasan memperhatikan mempertahankan program
tindakan. jadwal obat. konsentrasi program obat
adalah kontrol vital
beberapa obat
menyebabkan dilatasi pupil,
peningkatan TIO dan
potensial kehilangan
- Identifi tambahan.
kasi efek - Efek samping
samping obat/merugikan,
merugikan dari mempengaruhi rentang dari
pengobatan. tak nyaman samapi
ancaman kesehatan berat.
Kurang lebih 50% akan
mengalami
sensitifitas/alergi terhadap
parasimpatis/obat anti
kolines.

D. EVALUASI
Evaluasi didasarkan pada criteria yang diharapkan. Pertanyaan yang
diajukan biasanya seperti
1. Apakah pasien merasa nyaman ?
2. Apakah pasien tahu asal mula penyakitnya yang kronis dan
penanganannya ?
BAB III
PENUTUP

Istilah glaukoma merujuk pada kelompok penyakit berbeda dalam hal


patrofisiologi klinis dan penanganannya. Biasanya ditandai dengan berkurangnya
lapang pandang akibat kerusakan saraf optikus. Kerusakan ini berhubungan
dengan derajat tio, yang terlalu tinggi untuk berfungsinya saraf optikus secara
normal. Semakin tinggi tekanannnya, semakin cepat kerusakan saraf optikus
berlangsung. Peningkatan tio terjadi akibat perubahan patologis yang
menghambat peredaran normal dan humor aqueus.
Dianjurkan bagi semua yang mempunyai faktor resiko penderita
glaukoma, yang berusia diatas 35 tahun menjalani pemeriksaan berkala pada
oftalmologis untuk mengkaji TIO, lapang pandang, dan kaput neuri optisi.
Meskipun tidak ada penanganan untuk glaukoma, namun dapat
dikontrol dengan obat, kadang diperlukan laser atau konvensional (insisional).
Tujuan penanganan adalah untuk menghentikan atau memperlambat
perkembangan agar dapat mempertahankan penglihatan yang baik sepanjang
hidup.

Anda mungkin juga menyukai

  • MATERITUMORORBITA
    MATERITUMORORBITA
    Dokumen8 halaman
    MATERITUMORORBITA
    Devi Asrianti
    Belum ada peringkat
  • Pembatas Kegiatan
    Pembatas Kegiatan
    Dokumen7 halaman
    Pembatas Kegiatan
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • AKHLAQ
    AKHLAQ
    Dokumen8 halaman
    AKHLAQ
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • AQIDAH
    AQIDAH
    Dokumen10 halaman
    AQIDAH
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • Askep Phempigus Vulgaris (Kulit)
    Askep Phempigus Vulgaris (Kulit)
    Dokumen8 halaman
    Askep Phempigus Vulgaris (Kulit)
    Marsal Wendi
    Belum ada peringkat
  • Dasar Agama Islam
    Dasar Agama Islam
    Dokumen15 halaman
    Dasar Agama Islam
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • LP CK
    LP CK
    Dokumen23 halaman
    LP CK
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • Askep Keluarga Napza
    Askep Keluarga Napza
    Dokumen9 halaman
    Askep Keluarga Napza
    Ari Fiesh
    Belum ada peringkat
  • ASKEP Trauma Tembus Pada Mata
    ASKEP Trauma Tembus Pada Mata
    Dokumen9 halaman
    ASKEP Trauma Tembus Pada Mata
    Delni Desastri
    Belum ada peringkat
  • Contoh Kuisioner PDF
    Contoh Kuisioner PDF
    Dokumen24 halaman
    Contoh Kuisioner PDF
    Yovano Tiwow
    Belum ada peringkat
  • Askep All
    Askep All
    Dokumen11 halaman
    Askep All
    Xonny Tehe Nama
    Belum ada peringkat
  • KPD
    KPD
    Dokumen12 halaman
    KPD
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • Materi Kurang Gizi
    Materi Kurang Gizi
    Dokumen2 halaman
    Materi Kurang Gizi
    Ari Fiesh
    Belum ada peringkat
  • LP Cad
    LP Cad
    Dokumen17 halaman
    LP Cad
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • LP Kista Ovari
    LP Kista Ovari
    Dokumen22 halaman
    LP Kista Ovari
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • LP Diare
    LP Diare
    Dokumen8 halaman
    LP Diare
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • LP Cad
    LP Cad
    Dokumen17 halaman
    LP Cad
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • PKK Gerontik
    PKK Gerontik
    Dokumen18 halaman
    PKK Gerontik
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • Acuan PKK Gerontik 2017
    Acuan PKK Gerontik 2017
    Dokumen28 halaman
    Acuan PKK Gerontik 2017
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • LP Stroke
    LP Stroke
    Dokumen11 halaman
    LP Stroke
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • LP Hernia
    LP Hernia
    Dokumen13 halaman
    LP Hernia
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • Post Partus Spontan
    Post Partus Spontan
    Dokumen16 halaman
    Post Partus Spontan
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • LP Stroke
    LP Stroke
    Dokumen11 halaman
    LP Stroke
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • Format Askep Lansia
    Format Askep Lansia
    Dokumen21 halaman
    Format Askep Lansia
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • C
    C
    Dokumen19 halaman
    C
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • (Pre Eklamsi Ringan) Partus Spontan
    (Pre Eklamsi Ringan) Partus Spontan
    Dokumen15 halaman
    (Pre Eklamsi Ringan) Partus Spontan
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • LP Stroke
    LP Stroke
    Dokumen20 halaman
    LP Stroke
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • SAP Hernia
    SAP Hernia
    Dokumen9 halaman
    SAP Hernia
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat
  • LP DM
    LP DM
    Dokumen21 halaman
    LP DM
    Tri ayu widiyanti
    Belum ada peringkat