Anda di halaman 1dari 10

Laporan Akhir

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km2 tumbuh sangat


dinamis. Pada tahun 2014 jumlah penduduknya tercatat sebanyak
1.584.906 jiwa. Kota Semarang sebagai kota metropolitan dan Ibukota
Provinsi Jawa Tengah mempunyai lokasi yang strategis sebagai simpul
transportasi pantai utara (Jakarta – Surabaya) dan simpul distribusi
(Semarang – Yogyakarta) dan (Semarang – Surakarta) serta merupakan
pintu gerbang arus barang dan jasa di Jawa Tengah baik melalui darat,
laut dan udara.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian telah
meletakkan industri sebagai salah satu pilar ekonomi dan memberikan
peran yang cukup besar kepada pemerintah untuk mendorong kemajuan
industri nasional secara terencana. Peran tersebut diperlukan dalam
mengarahkan perekonomian nasional untuk tumbuh lebih cepat dan
mengejar ketertinggalan dari negara lain yang lebih dahulu maju.
Pelaksanaan otonomi daerah atau desentralisasi sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran
serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah. Dalam kaitannya
dengan sektor industri, adanya pembagian urusan pemerintahan
memberi banyak peluang yang dapat dimanfaatkan oleh daerah provinsi,
kabupaten dan kota untuk mempercepat pertumbuhan dan
pengembangan industri di daerah serta meminimalkan ketidakmerataan
penyebaran industri di wilayah Indonesia.
Untuk memperkuat dan memperjelas peran pemerintah dalam
pembangunan industri nasional, telah disusun perencanaan

Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah


(RIPIDA) Kota Semarang 1-1
Laporan Akhir

pembangunan industri nasional yang sistematis, komprehensif, dan


futuristik dalam wujud Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015
tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-2035 yang
selanjutnya disebut RIPIN 2015-2035. RIPIN 2015-2035 dijadikan acuan
bagi gubernur dan bupati/walikota dalam penyusunan rencana
pembangunan industri daerah baik dalam skala provinsi maupun dalam
skala kabupaten/kota.
Dalam upaya mengejawantahkan RIPIN 2015-2035, disusun Kebijakan
Industri Nasional (KIN) untuk masa berlaku selama 5 (lima) tahun dan
operasionalisasinya dilaksanakan melalui Rencana Kerja Pembangunan
Industri yang disusun untuk masa berlaku selama 1(satu) tahun.
Perencanaan pembangunan ekonomi Kota Semarang tidak dapat
dipisahkan dari perencanaan jangka panjang pembangunan daerah kota
Semarang secara keseluruhan yang terwujud dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang 2005-
2025 dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang 2011-
2031. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
pada penjelasan pasal 20 ayat 3 dan pasal 23 ayat 3 menyatakan bahwa
Rencana Tata Ruang merupakan matra spasial dari rencana
pembangunan jangka panjang.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Kota Semarang 2005-
2025 telah mengamanatkan arah kebijakan pembangunan 5 (lima)
tahunan melalui 4 tahapan selama 20 tahun. RPJPD Kota Semarang
2005-2025 telah mengamanatkan 5 misi pembangunan daerah. Terkait
langsung dengan pembangunan perekonomian, tanpa mengesampingkan
misi lainnya, adalah misi ke-3: Mewujudkan Kemandirian dan Daya Saing
Daerah, yakni pembangunan yang diprioritaskan pada peningkatan
kemampuan perekonomian daerah dengan struktur perekonomian
yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang berbasis pada
potensi ekonomi lokal, berorientasi pada ekonomi kerakyatan dan
sektor ekonomi basis yang mempunyai daya saing baik ditingkat
lokal, nasional maupun internasional.
Dengan berlakunya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang
2011-2031 maka terjadi perubahan dalam kebijakan struktur dan pola
pemanfaatan ruang kota apabila dibandingkan dengan rencana tata
Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah
(RIPIDA) Kota Semarang 1-2
Laporan Akhir

ruang wilayah sebelumnya (2000-2010). Perubahan ini untuk


mengakomodir dan mengarahkan perkembangan Kota Semarang.
Perubahan substantif antara lain, yaitu : 1) Perubahan pola jaringan jalan
yang semula “konsentris” menjadi “radial konsentris”. Untuk
mewujudkan konsep radial konsentris maka direncanakan jalan linkar
yang menyisir pantai yang menghubungkan Tugu dengan Genuk, 2)
Dikembangkan sub pusat-sub pusat baru selain sub pusat yang tersebut
dalam RTRW 2000-2010 (sub pusat baru ini meliputi kawasan
Tembalang, kawasan Sekaran, kawasan Ngaliyan), 3) Kawasan perkotaan
utama yang memiliki pola perkembangan kegiatan primer dengan skala
pelayanan regional dipadukan satu sama lainnya (BWK I, II,dan III), 4)
Penambahan kawasan komersial (perdagangan dan jasa). Kawasan
perdagangan & jasa yang semula terpusat di kawasan SIMAPALA
(Simpang Lima – Tugu Muda – Pahlawan) berubah menjadi PETA WANGI
(Peterongan – Tawang – Siliwangi), 5) Pengembangan kegiatan industri di
Kota Semarang diarahkan pada jenis industri non polutan, yang
mengedepankan penggunaan SDM terdidik dan teknologi, 6)
Pengembalian kawasan yang berfungsi lindung dari kegiatan budidaya,
pengelolaan kawasan yang lebih memperhatikan daya dukung
lingkungan, pengembangan kawasan komersial di kawasan pinggiran
untuk mendukung terbentuknya sub pusat.
Arah pembangunan industri di Kota Semarang sebenarnya sudah cukup
berjalan sesuai tahapan yang direncanakan. Namun, menghadapi
perubahan dinamika lokal, regional, nasional serta global yang begitu
cepat diperlukan penyesuaian-penyesuaian agar Kota Semarang tetap
mampu tumbuh dan berkembang. Berbagai kebijakan nasional maupun
regional, termasuk berlakunya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014
tentang Perindustrian dan aturan pelaksanaannya berupa Peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang RIPIN 2015-2035, terkait
dengan pembangunan ekonomi serta dinamika lokal yang terus
berkembang dan mengalami pembaharuan-pembaharuan, seperti
perubahan rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang dalam RTRW
Kota Semarang 2010-2030, maka diperlukan peninjauan ulang atas
kebijakan dan strategi Kota Semarang dalam pembangunan industrinya
menyesuaikan dengan perkembangan melalui penyusunan Rencana
Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah
(RIPIDA) Kota Semarang 1-3
Laporan Akhir

Induk Pembangunan Industri Daerah (RIPIDA) Kota Semarang 2016-


2035.
Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah (RIPIDA) Kota Semarang
yang disusun diharapkan mampu:
1. mewujudkan industri daerah sebagai pilar dan penggerak
perekonomian;
2. mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur industri;
3. mewujudkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta
Industri Hijau;
4. mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta
mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok
atau perseorangan yang merugikan masyarakat;
5. membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;
6. mewujudkan pembangunan industri di Kota Semarang guna
mendukung, memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional;
7. meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara
berkeadilan.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1 Maksud
Maksud dari penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah
(RIPIDA) Kota Semarang adalah menyusun pedoman yang dapat menjadi
landasan atau acuan pembangunan industri di Kota Semarang yang
mampu mengintegrasikan kepentingan para pihak/ pemangku
kepentingan yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah
(RIPIDA) Kota Semarang adalah
1. Merumuskan arah Kebijakan dan strategi pembangunan industri Kota
Semarang sesuai dengan misi pembangunan Kota Semarang dengan
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) dan
Kebijakan Industri Nasional (KIN).

Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah


(RIPIDA) Kota Semarang 1-4
Laporan Akhir

2. Merumuskan indikasi progam dan pentahapan perencanaan


pembangunan industri Kota Semarang.
1.2.3 Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai dalam Penyusunan Rencana Induk
Pembangunan Industri Daerah (RIPIDA) Kota Semarang Tahun 2016-
2035 adalah sebagai berikut :
1. Perumusan visi, misi dan sasaran pembangunan industri Kota
Semarang.
2. Perumusan arah kebijakan dan strategi pembangunan industri Kota
Semarang, serta indikasi program dan pentahapannya mencakup
penyiapan, penumbuhan, penguatan dan pemantapan pembangunan
industri.

1.3 LANDASAN HUKUM

Dalam Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah


(RIPIDA) Kota Semarang berpedoman kepada peraturan perundang-
undangan dan ketentuan lainnya yang berlaku sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Program
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025;
3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246 ,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589 );

Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah


(RIPIDA) Kota Semarang 1-5
Laporan Akhir

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata


Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015
tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-
2035;
7. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Master Plan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia tahun
2011-2025;
8. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 110 Tahun 2015 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Industri Propinsi (RPIP)
dan Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota (RPIK);
9. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah;
10. Perda Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang RPJPD Kota
Semarang Tahun 2005-2025.
11. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang tahun 2011-2031;

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika untuk penyusunan Rencana Pembangunan Industri Kota


Semarang adalah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menguraikan secara kualitatif mengenai aspek geografi, demografi,


ekonomi, industri, potensi dan permasalahan utama pembangunan
industri dan pentingnya rencana pembangunan industri Kota
Semarang.

Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah


(RIPIDA) Kota Semarang 1-6
Laporan Akhir

B. Dasar Hukum

Memuat tentang dasar hukum yang digunakan terkait dengan


adanya Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri
Daerah.

C. Sistematika Penulisan

Mencakup : Bab I Pendahuluan; Bab II Gambaran Kondisi Daerah


terkait Pembangunan Industri; Bab III Visi dan Misi Pembangunan
Daerah; serta tujuan dan sasaran Pembangunan Industri Daerah;
Bab IV Strategi dan Program Pembangunan Industri Kota
Semarang; dan Bab V Penutup.

II. GAMBARAN KONDISI DAERAH TERKAIT PEMBANGUNAN


INDUSTRI

A. Kondisi Daerah

Menguraikan secara kuantitatif aspek geografi, aspek demografi,


serta aspek infrastruktur seperti jalan, pelabuhan Bandar udara,
air dan listrik, aspek pertumbuhan Bandar udara dan kontribusi
sektor industri, kontribusi masing-masing sektor industri, jumlah
unit usaha setiap sektor industri, ekspor dan impor produk
industri (minimum tiga tahun terakhir).

B. Sumber Daya Industri

Menguraikan sumber daya manusia sektor industri, sumber daya


alam sebagai bahan baku dan energy, lembaga diklat dan litbang
serta pembiayaan industri.

C. Sarana dan Prasarana

Menguraikan pengelolaan lingkungan, lahan industri berupa


kawasan industri dan/atau kawasan peruntukan industri, fasilitas
jaringan energy dan kelistrikan, fasilitas jaringan telekomunikasi ,
fasilitas jaringan sumber daya air, fasilitas sanitasi, fasilitas
jaringan transportasi dan infrastruktur penunjang seperti lembaga
uji, kawasan berikat, kawasan pergudangan.
Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah
(RIPIDA) Kota Semarang 1-7
Laporan Akhir

D. Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah.

Menguraikan sentra IKM, Unit Pelayanan Teknis (UPT), jumlah


tenaga penyuluh lapangan (TPL), konsultan IKM, dan pusat-pusat
promosi pengembangan IKM.

III. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH, SERTA TUJUAN DAN


SASARAN PEMBANGUNAN INDUSTRI DAERAH

A. Visi dan Misi Pembangunan Daerah

B. Tujuan Pembangunan Industri Kota Semarang

C. Sasaran pembangunan Industri Kota Semarang, meliputi


Pertumbuhan sektor industri, kontribusi industri non migas
terhadap PDRB, Nilai ekspor produk industri, jumlah tenaga kerja
di sektor industri, nilai investasi sektor industri.

IV. STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN INDUSTRI KOTA


SEMARANG

A. Strategi Pembangunan Industri

Pernyataan yang mengintegrasikan pendekatan dan langkah-


langkah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan
industri mellaui program-program indikatif.

B. Program Pembangunan Industri

1. Penetapan, sasaran dan program pengembangan industri


unggulan Kota Semarang. Penentuan industri unggulan Kota
berdasarkan pendekatan kompetensi inti industri daerah dan
mengacu kepada industri prioritas nasional, serta sasaran dan
program pengembangan industri unggulan Kota Semarang.

2. Pengembangan Perwilayahan Industri

Program-program yang terkait dengan pengembangan wilayah


pusat pertumbuhan industri, kawasan peruntukan industri,

Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah


(RIPIDA) Kota Semarang 1-8
Laporan Akhir

kawasan industri, dan sentra industri kecil dan industri


menengah.

3. Pembangunan Sumber Daya Industri

Program-program yang terkait pengembangan sumber daya


manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam untuk
industri, pengembangan teknologi industri, pengembangan
inovasi dan kreatifitas industri, serta dukungan pembiayaan
industri.

4. Pembangunan sarana dan prasarana industri program-


program yang terkait pengembangan pengelolaan lingkungan,
lahan industri berupa kawasan industri dan/atau kawasan
peruntukan industri, fasilitas jaringan energi dan kelistrikan,
fasilitas jaringan telekomunikasi, fasilitas jaringan sumber daya
air, fasilitas sanitasi, fasilitas jaringan transportasi, system
informasi industri serta infrastruktur penunjang standarisasi
industri.

5. Pemberdayaan industri.

Program-program yang terkait pengembangan IKM mencakup


perumusan kebijakan dan pengembangan kelembagaan,
penumbuhan wirausaha baru dan pemberian fasilitas bagi IKM.

V. PENUTUP

Menguraikan ringkasan keterkaitan Bab I s/d Bab IV dan harapan-


harapan dalam mensukseskan implementasi rencana pembangunan
industri Kota Semarang selama 20 tahun ke depan.

Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah


(RIPIDA) Kota Semarang 1-9
Laporan Akhir

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

1.1 LATAR BELAKANG 1-1

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN 1-4

1.2.1 Maksud1-4

1.2.2 Tujuan 1-4

1.2.3 Sasaran 1-5

1.3 LANDASAN HUKUM 1-5

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN 1-6

No table of figures entries found.

Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah


(RIPIDA) Kota Semarang 1-10

Anda mungkin juga menyukai

  • Bank Soal Asuhan Kebidanan Jihan
    Bank Soal Asuhan Kebidanan Jihan
    Dokumen86 halaman
    Bank Soal Asuhan Kebidanan Jihan
    Uswatun Hasanah 'uuz
    75% (8)
  • Kunci Jawaban Etikol
    Kunci Jawaban Etikol
    Dokumen1 halaman
    Kunci Jawaban Etikol
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Perlengkapan Laboratorium Yang Harus Dikirim
    Perlengkapan Laboratorium Yang Harus Dikirim
    Dokumen1 halaman
    Perlengkapan Laboratorium Yang Harus Dikirim
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Agama
    Agama
    Dokumen3 halaman
    Agama
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Cover Renstra
    Cover Renstra
    Dokumen1 halaman
    Cover Renstra
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Kti Lengkap
    Kti Lengkap
    Dokumen69 halaman
    Kti Lengkap
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Js Resusitasi
    Js Resusitasi
    Dokumen18 halaman
    Js Resusitasi
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Pen Giri Man
    Pen Giri Man
    Dokumen1 halaman
    Pen Giri Man
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Materi Sap
    Materi Sap
    Dokumen2 halaman
    Materi Sap
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Kti Lengkap
    Kti Lengkap
    Dokumen69 halaman
    Kti Lengkap
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Dian
    Dian
    Dokumen2 halaman
    Dian
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Ance
    Ance
    Dokumen1 halaman
    Ance
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Kti Lengkap
    Kti Lengkap
    Dokumen69 halaman
    Kti Lengkap
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen5 halaman
    Daftar Pustaka
    Anonymous HvPj70
    Belum ada peringkat
  • Dian
    Dian
    Dokumen2 halaman
    Dian
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Askep RS 1
    Askep RS 1
    Dokumen29 halaman
    Askep RS 1
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Capaian Pembelajaran
    Capaian Pembelajaran
    Dokumen4 halaman
    Capaian Pembelajaran
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Guideline
    Guideline
    Dokumen5 halaman
    Guideline
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Perilaku Merokok (Muslem)
    Jurnal Perilaku Merokok (Muslem)
    Dokumen6 halaman
    Jurnal Perilaku Merokok (Muslem)
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Mole
    Ulkus Mole
    Dokumen29 halaman
    Ulkus Mole
    Wika'deKaka'Utomo
    Belum ada peringkat
  • Struktur Kelas
    Struktur Kelas
    Dokumen3 halaman
    Struktur Kelas
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Marlinda
    Jurnal Marlinda
    Dokumen7 halaman
    Jurnal Marlinda
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pernyataan Orisinitalitas
    Halaman Pernyataan Orisinitalitas
    Dokumen1 halaman
    Halaman Pernyataan Orisinitalitas
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Intoleransi Aktivitas
    Intoleransi Aktivitas
    Dokumen7 halaman
    Intoleransi Aktivitas
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab V Mod 4
    Bab V Mod 4
    Dokumen2 halaman
    Bab V Mod 4
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Mod 3 Mechanical
    Jurnal Mod 3 Mechanical
    Dokumen8 halaman
    Jurnal Mod 3 Mechanical
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Flow Chart Dibuatnya Kebijakan
    Flow Chart Dibuatnya Kebijakan
    Dokumen1 halaman
    Flow Chart Dibuatnya Kebijakan
    Mahruri Saputra
    Belum ada peringkat