Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul .............................................................................................................i

Lembar Pengesahan ...................................................................................................ii

Kata Pengantar ..........................................................................................................iii

Daftar Isi ......................................................................................................................v

Daftar Gambar............................................................................................................vi

Daftar Tabel...............................................................................................................vii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ......................................................................................1

1.2 Maksud dan Tujuan ..............................................................................2

1.3 Metode Pengumpulan Data ...................................................................2

BAB II Kajian Pustaka / Kajian Teori .....................................................................4

BAB III Diskripsi Tempat Prakerin

3.1 Metode Pelaksanaan ...........................................................................11

3.1.1 Tempat Pelaksanaan Prakerin...... ........................................11

3.1.2 Waktu Pelaksanaan Prakerin................................................11

3.1.3 Keadaan Umum Tempat Prakerin .......................................11

3.2 Sejarah Singkat PT.Telkom Indonesia ................................................12

3.3 Visi dan Misi PT.Telkom Indonesia ...................................................12


3.4 Struktur Organisasi PT.Telkom Indonesia .........................................14

BAB IV Hasil Kegiatan dan Pembahasan ..............................................................15

BAB V Penutup

5.1 Kesimpulan .........................................................................................20

5.2 Saran ...................................................................................................20

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menjadikan SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan, berupaya mengembangkan dan

meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), yakni menjadikan manusia seutuhnya yang
memiliki wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

SMK juga berupaya melaksanakan program-program pendidikan yang bertujuan

menghasilkan lulusan yang tidak saja memahami ilmu pengetahuan dan teknologi akan tetapi

juga mampu mempraktekkan serta mengembangkannya baik dalam pendidikan maupun didalam

dunia industri.

Upaya yang dilakukan SMK dengan mengadakan suatu program pengalaman yaitu

dengan mengirim siswa-siswanya keperusahaan yang relevan dengan jurusan masing-masing

yang dinamakan dengan Praktek Kerja Industri (Prakerin).

Pengalaman Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu kegiatan intrakulikuler

yang dikelompokkan kedalam mata pelajaran bidang studi jurusan SMK.

Tujuan dilaksanakannya Prakerin untuk menambah pengalaman dan sekaligus

merupakan wadah pengenalan lingkungan kerja bagi siswa untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan. Sehingga pada saat memasuki dunia kerja mereka tidak merasa canggung lagi.

Diakhir pelaksanaan kegiatan Prakerin, siswa juga diwajibkan untuk menyusun laporan

Prakerin. Laporan tersebut disusun sesuai dengan apa yang mereka peroleh selama Prakerin atau

membahas mengenai perangkat ataupun sistem yang digunakan oleh perusahaan tempat

Prakerin.

Pada laporan Prakerin ini, penulis membahas tentang “INSTALASI JARINGAN

FIBER OPTIK “
1.2 Maksud dan Tujuan

Kegiatan Prakerin bertujuan untuk membekali siswa dengan pengalaman langsung dari

berbagai kegiatan yang direncanakan dalam berbagai kegiatan dalam perusahaan atau industri,

sehingga siswa dapat menerapkan apa yang diperolehnya dibangku sekolah agar sesuai dengan

tuntutan yang dibutuhkan didunia industri.

1. Secara Umum

Secara umum pelaksanaan Prakerin:

”Penerapan dan pengembangan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki selama belajar,

diperusahaan / di dunia kerja”.

2. Secara Khusus

a) Mengetahui tentang apa itu Fiber Optik, kegunaanya dan cara kerjanya.

b) Mengetahui konektor apa saja yang dipakai atau digunkan Fiber Optik.

c) Membekali siswa dengan pengalaman kerja sebenarnya didalam dunia kerja dan masyarakat.

d) Memantapkan keterampilan siswa yang diperoleh dari latihan praktek di sekolah.

e) Menetapkan disiplin dan rasa tanggung jawab dan sikap profesional dalam bertugas.

f) Memperoleh umpan balik dari dunia kerja untuk pemantapan dan pengembangan program

pendidikan.

g) Memperoleh pengalaman dan perluasan terhadap ilmu-ilmu di tempat Prakerin yang belum

dikenal oleh siswa.


1.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan PSG adalah dengan mengumpulkan data

yang diperoleh dari :

1. Interview

Interview atau wawancara adalah pengumpulan data atas penyusunan dengan

mengandalkan diskusi dan tanya jawab baik dengan pembimbing perusahaan maupun kepada

karyawan langsung yang ada pada PT. Telkom Indonesia.

2. Pengamatan

Pengamatan adalah pengambilan data atas penyusunan dengan cara melakukan pengamatan

atau observasi ke lapangan guna mengamati secarlangsung proses installasi dan peralatan-

peralatan, perlengkapan-perlengkapan ataupun cara yang digunakan untuk proses installasi.

3. Partisipasi

Partisipasi adalah pengambilan data atas penyusunan laporan dengan cara ikut berpartisipasi

langsung dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam PT. Telkom Indonesia agar lebih memahami

tugas dan tanggung jawab di PT. Telkom Indonesia.


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 PENGERTIAN KABEL FIBER OPTIK DAN KEGUNAANYA

2.1.1 Pengertian Fiber Optik

Di zaman di mana kebutuhan akan komunikasi semakin tidak terlepaskan lagi untuk

mendukung kemudahan dalam kehidupan sehari - hari, kini perlu adanya pengiriman data dalam

bentuk file, suara, teks atau pun video yang semakin cepat. Tidak hanya dituntut untuk cepat,

namun walaupun sebuah data yang di kirimkan memiliki kapasitas yang besar harus di terima

dengan akurat tanpa adanya data yang hilang saat proses pengiriman berlangsung.

Jika dahulu pengiriman data yang tercepat masih menggunakan kabel berbahan tembaga

dengan memanfaatkan sinyal listrik, namun berbeda pada saat ini yang sudah muncul inovasi
baru yaitu pengiriman data yang menggunakan sinyal cahaya untuk dikirimkan melalui serat

optik atau sering di sebut fiber optik berbahan dasat kaca halus. Tentunya kita semua tahu bahwa

cahaya memiliki kecepatan merambat yang paling cepat di dunia ini, bahkan suara atau pun

pesawat jet yang mampu mengalahi kecepatan suara sekalipun masih kalah cepatnya dengan

kecepatan cahaya.

2.1.2 Sejarah Fiber Optik

Pengirman data menggunakan cahaya sebenarnya sudah banyak digunakan

pada zaman dahulu. Pada sekitar tahun 1930-an para ilmuawan asal Jerman memulai

eksperimen untuk mengirim sebuah data menggunakan cahaya melalui bahan yang

bernama fiber optik. Namun hasil dari percobaan yang dilakukan masih belum bisa di

gunakan atau dimanfaatkan karena masih perlu pengembangan dan penyempurnaan

lebih lanjut.

Kemudian pada sekitar tahun 1958 ilmuan Inggris mengusulkan prototipe fiber

optik yang saat ini masih digunakan yaitu yang terdiri dari gelas inti yang terbungkus

oleh gelas lainnya. Dan sekitar awal tahun 1960-an para ilmuwan Jepang berhasil
membuat perubahan yang fantastis dengan penemuannya yang berhasil membuat fiber

optik yang mampu mentransmisi gambar

2.1.3 Prinsip Kerja Fiber Optik

Dengan prinsip mengubah data atau suatu informasi ke dalam bentuk cahaya di dalam

perangkat transmitter dan kemudian di kirimkan melalui kabel fiber optik yang terbuat dari kaca

agar cahaya yang dikirimkan bisa memantul dab di biaskan hingga sampai ke perangkat receiver

sehingga kemudian informasi berupa cahaya di bisa diterjemahkan. Pada dasarnya serat kaca

yang ada di dalam kabel fiber optik memiliki ukran yang sangat kecil dan halus bahkan lebih

kecil dari sehelai rambut karena kabel ini memiliki diameter kurang lebih 120 micrometer, dan

untuk sumber cahaya yang digunakan untuk mengirim informasi biasanya menggunakan sinar

cahaya LED atau Laser. Perkembangan pengiriman data menggunakan kabel fiber optik saat ini

mampu menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan

memiliki lebar jalur atau bandwidth yang lebih lebar maka sudah pasi kabel fiber optik mampu

mengirim informasi yang lebih banyak dan cepat dari pada penggunaan kabel tembaga pada

umumnya.

Dengan demikian fiber optik sangat cocok untuk digunakan dalam pengaplikasian sistem

jaringan telekomunikasi.Walaupun sifat kaca pada umumnya mampu memantulkan cahaya,

namun masih tetap tedapat menyerapan cahaya di dalamnya, maka dari itu efesiensi dari fiber

optik tergantung dari bahan kaca yang digunakan, semakin murni kaca yang digunakan akan

semakin sedikit cahaya yang diserap oleh kaca


2.1.4 Kelebihan Fiber Optik

Dengan menggunak Fiber Optik, memiliki banyak kelebihannya.Walaupun begitu ada

kekurangan dari segi harga.Dibawah ini adalah beberapa kelebihannya:

1. Memiliki lebar jalau atau bandwidth yang lebar sehingga mampu mentransmisi informasi

walapun memiliki kapasitas data yang besar dengan sangat cepat hingga mencapai gigabit per

detik

2. Mampu melakukan transmisi jarak jauh tanpa melalukan pengulangan atau penguatan sinyal

3. Biaya pemasangan yang lebih murah dan tigka keamanan yang lebih tinggi

4. Pemakaian ruang yang hemat karena memiliki ukuran yang kecil dan juga ringan

5. Tidak terpengaruh oleh gangguan gelombang elektromagnetik dan gelombang radio

6. Tidak memerlukan penghantar sehingga tidak menimbulkan kemungkinan percikan api

7. Tidak bisa berkarat.

2.1.5 Jenis - jenis Fiber Optik

Terdapat 2 jenis kabel fiber optik yang ada, antara lain adalah :

1. Menurut mode yang dirambatkan

a) Single mode : fiber optik yang memiliki inti sangat sempit hingga mendekati panjang

gelombang sehingga cahaya tidak terpantul ke diding selongsong. Pada bagian inti fiber optik

single mode terbuat dari bahan kaca Silika (SiO2) dan sejumlah kecil kaca Germania (GeO2).

Sedangka pada selongsongnya, untuk mendapatkan peforma yang baik ukuran yang dimiliki

sekitar 15 kali lipat leih besar dari ukuran intinya (seitas 125 mikron). Pelemahan decibels yang

dipat sekitar kurang dari 0,35 dB/km. Sehingga memiliki kecepatan yang sangat tinggi walaupun

digunakan untuk mengirim informasi dengan jarak yang sangat jauh.Kelebihan dari fiber optik
single mode yaitu mampu beroperasi hingga jarak lebih dari lima mil, sedangkan kekurangan

fiber optik single mode adalah cahaya hanya berjalan ke pusat inti, kemudian penggunaan dioda

laser yang lebih kompleks dan mahal dibandingkan dioda pemancar cahaya atau LED.

b) Multi mode : fiber optik yang memiliki inti dengan ukuran yang lebih besar dari pada fiber

optik single mode sehingga cahaya akan terpantul - pantul ke dinding selongsong. Hal tersebut

dapat membuat bandwidth atau lebar jalur menjadi sempit.Kelebihan dari fiber optik multi mode

yaitu menggunakan LED yang lebih murah dan tahan lama dibandingkan dioda laser, Daya juga

di konstribusikan ke inti dan diding selongsong. Sedangkan kekurangan fiber optik multi mode

adalah kemampuannnya untuk beroperasi kurang dari lima mil, ukuran inti yang lebar sehingga

bandwitdh semakin kecil

2. Berdasakan Indeks Bias Inti

a) Step Indeks : Pada fiber optik step indeks, inti memiliki indeks bias yang homogen

b) Graded Indeks : Pada fiber optik graded indeks, inti memiliki indeks bias yang mendekati

dinding selongsong semakin kecil, sehingga pelebaran pulsa dapat diminimalisir agar lebar jalur

atau bandwitdh semakin besar.


2.2 JENIS-JENIS KONEKTOR FIBER OPTIK

Gambar 2.2 Macam-macam konektor

Pada kabel serat optik, sambungan ujung terminal dapat disebut juga dengan istilah:

konektor. Jenis-jenis dari konektor kabel fiber optic ini tersedia dalam beberapa bentuk yang

berbeda-beda tergantung kebutuhan implementasinya, dimana biasanya memiliki tipe standar

seperti berikut ini:

1. FC (Fiber Connector): digunakan untuk model kabel single-mode dengan akurasi yang sangat

tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini

menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke

perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.


2. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk model kabel single-mode, dengan sistem

dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta

akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.

3. ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC.

Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode. Sangat mudah

digunakan baik dipasang maupun dicabut.

4. Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber optik. Saat ini

sangat jarang digunakan.

5. D4: konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja. Perbedaannya sekitar

2 mm pada bagian ferrule-nya.

6. SMA: konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama menggunakan

penutup dan pelindung. Namun seiring dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini

sudah tidak berkembang lagi penggunaannya.

7. E200

Selanjutnya jenis-jenis konektor tipe kecil:


a) LC

b) SMU

c) SC-DC

Selain itu pada bagian konektor tersebut biasanya


menggunakan warna tertentu dengan maksud sebagai
berikut:
Tabel 2.1 keterangan warna pada konektor
Warna Konektor Arti Keterangan

Yang paling umum digunakan untuk serat


Biru Physical Contact (PC), 0°
optik single-mode

Sudah tidak digunakan lagi untuk serat


Hijau Angle Polished (APC), 8°
optik multi-mode

Hitam Physical Contact (PC), 0°

Abu- Serat optik multi-mode


Krem Physical Contact (PC), 0°
abu,

Putih
Physical Contact (PC), 0°

Merah Penggunaan khusus


Dalam standarisasinya kode warna dari selubung luar (jacket) kabel serat optik jenis

Patch Cord adalah sebagai berikut:


Tabel 2.2 keterangan warna jaket
Warna jacket Artinya

Kuning Serat optik single-mode

Orange Serat optik multi-mode

Aqua Optimal laser 10 giga 50/125 mikrometer serat optik multi-mode

Abu-Abu Kode warna serat optik multi-mode, sekarang tidak digunakan lagi

Biru Kadang masih digunakan dalam model perancangan

2.3 PROSES PENYAMBUNGAN FIBER OPTIK

2.3.1 METODE PENYAMBUNGAN FIBER OPTIK

Dalam Fiber Optik ada 2 teknik atau Metode dalam penyambungan. Keduanya mempunyai

kelebihan masing-masing, baik dari segi kualiatas maupun tingkat keberhasilanyan.Disini saya

akan menerangkan 2 metode tersebut sebagai berikut:

1.Penyambungan Fiber Optik dengan Fusion Splicer


Gambar 2.4 Fusion Splicer

Fusion Spilcer adalah peralatan sambung fiber optik yang mampu melakukan penyambungan

Fiber Optik melalui proses peleburan (fusi), hasil dari penyambungan ini mempunyai kualitas

yang lebih baik. Standar redaman sambungan fusion splicer berdasarkan PPJT-JAFO adalah

sebesar 0,15dB/splice.

Fusion splicer banyak ragam dan tipenya, umumnya teknologi fusion splicer berkembang pada

satu perangkat yang compac dan full automatic, artinya mulai dari holder,fiber stripper, fiber

cleaver/cutter dan fusion splicer dalam satu set.

2. Penyambungan Fiber Optik dengan Mechanic


Gambar2.5MechanicalSplicer

Mechanical splicer adalah peralatan sambung fiber optik yang dapat melakukan

penyambungan Fiber Optik melalui proses mekanik (tekan dan kontak), hasil dari

penyambungan ini mempunyai kualitas yang kurang baik. Standar redaman sambungan

mechanical splicer berdasarkan PPJT-JAFO adalah sebesar 3dB /splice.

Mechanical splicer banyak ragam dan tipenya umumnya teknologi mechanical splicer

dikembangkan oleh masing-masing vendor dengan masing-masing tidak dapat digunakan

bersamaan, masing-masing hanya dapat digunakan sesuai dengan pabrikan.


Hasil Kegiatan Dan Pembahasan
4.1 Hasil Kegiatan
a) Kami dapat belajar tentang jaringan TELKOM mulai dari MDF sampai ke pelanggan.
b) Kami mempelajari tentang tata cara berkomunikasi yang baik dengan pelangan.
c) Kami belajar tentang program input Telkom.
d) Proses pasang baru baik tembaga maupun FO.
e) Cara bekerja yang baik dan benar.
4.2 Pembahasan
A. Di Telkom kami diajarkan tentang bagaimana jaringan dari MDF yang ada di STO , lewat
ODC yang berada dilapangan dan diteruskan ke ODP di ODP itu ada splinter yang berfungsi
memecah core. Jaringan kabel FO bisa lewat atas ataupun underground.
B. Kami disana belajar alat-alat input seperti Minitools EMBASSY, I-SISKA dan COC.
Minitools adalah aplikasi yang dikembangkan oleh Pihak PT Telkom Indonesia sebagai
aplikasi cadangan untuk pengukuran jaringan , jika hasil pengukuran pada aplikasi EMBASSY
tidak memberikan Hasil / Anomali.
SISKA adalah sebuah aplikasi internal telkom yang mengelola data pelanggan dengan
sekuritas dan akurasi data yang tinggi, dengan demikian hal ini menjadi masalah mengingat
operasional harian kerja untuk penanganan gangguan dan instalasi, administrasi pelanggan telah
di serahkan ke pihak ke-3 (tiga) sebagai langkah efektifitas dan efisiensi operasional
keuangan perusahaan.
C. Proses Penyambungan Fiber optik
Penyambungan serat optik atau yang sering disebut dengan splicing serat optik dilakukan pada
saat serat putus yang dikarenakan oleh faktor dari luar seperti terkena senar layangan, cangkul,
jangkar, dan lain-lain atau untuk menghubungkan ujung serat optik pada saat instalasi dengan
jarak yang jauh. Dengan melakukan splicing ini kita akan dapat mengurangi redaman. Hal ini
disebabkan bila kita menggunakan konektor biasa untuk menghubungkan kedua ujung serat
optik, maka kita akan mendapatkan redaman yang lebih besar dibandingkan melakukan teknik
splicing. Dibawah ini saya akan menenrangkan tentang cara splicing yang baik dan benar :

1. Peralatan dan Bahan


a) Splicer
b) Pemotong tube
c) Cutter
d) Tang logam
e) Tang pengupas serat
f) Tang pemotong serat
g) Kain bersih
i) Tissue
j) Selotip
k) Pelindung serat
2. Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam penyambungan Serat Optik
Dalam melakukan splicing ada hal-hal yang harus diperhatikan agar splicing bisa berhasil dan juga
untuk keselamatan kerja. Hal-hal tersebut antara lain:
a) Sebelum melakukan splicing usahakan agar semua peralatan dan bahan serta tangan kita
sebersih mungkin sebab adanya kotoran pada serat optik dapat menyumbang redaman pada serat.
b) Selalu letakkan tangan di belakang cutter ketika sedang melakukan pengupasan pelindung serat.
c) Jangan menginjak tube karena akan merusak core yang ada di dalamnya sehingga bisa
menyebabkan core pecah atau retak.
d) Sebaiknya jangan mendekatkan cairan alkohol ke mata kita sebab cairan alkohol bisa menguap
ke udara.
e) Jangan menggulung core dengan diameter yang sangat kecil karena bisa membuat core putus.
f) Jangan membuang core sembarangan sebab bila menembus kulit dikuatirkan bisa masuk ke
aliran darah dan mengganggu kesehatan.
g) Selalu perhatikan perlindungan pada kaset agar air tidak dapat masuk kedalam kaset dan bisa
merusak serat tersebut.
h) Ikuti prosedur atau langkah-langkah yang ada.

4.2.1 LANGKAH-LANGKAH INSTALASI


Dalam hal ini kita menggunakan kabel serat optik untuk udara. Berikut ini adalah prosedur atau
langkah-langkah dalam melakukan penyambungan atau splicing serat optik :
1. Ukur dengan menggunakan meteran sepanjang +150cm (dalam keadaan baik) dari ujung kabel lalu
tandai dengan isolasi atau spidol.

2. Untuk kabel udara terlebih dahulu mengupas logam dalam kabel yang berfungsi sebagai penopang
kabel saat berada di udara dengan menggunakan cutter sepanjang batas tersebut lalu potong
dengan tang logam.
3. Setelah itu mengupas pelindung tube yang berwarna hitam sepanjang batas tersebut. Langkah-
langkah untuk membuka pelindung :
a) Sebaiknya dilakukan secara sedikit demi sedikit sepanjang 25 cm dengan cara digergaji dan jangan
terlalu dalam karena akan mengenai tube.
b) Patahkan sedikit dan memutar pada bekas gergaji dan sudut patah tidak boleh 30 o agar tube tidak
ikut patah.
c) Lalu tarik sehingga yang terlihat hanya benang pelindung dan kupas benang tersebut dengan cutter
sehingga yang terlihat hanya tube yang dilapisi jelly.
4. Bersihkan tube dari jelly dengan kain yang sudah dibasahi dengan thinner-B sampai bersih.
5. Ukur tube tersebut dari batas isolasi sepanjang +50 cm beri tanda dengan spidol. Lalu kupas tube
pada batas tersebut dengan menggunakan pemotong tube dan sebaiknya dilakukan sedikit demi
sedikit sepanjang 25 cm dengan cara memutar pemotong tube searah jarum jam sebanyak 2 kali
lalu patahkan dan jangan lebih dari 30o agar serat optik tidak ikut patah, lalu tarik tube sehingga
yang terlihat hanya serat optik saja yang dilindungi oleh jelly. Lakukan berulang-ulang sampai
sepanjang + 100 cm dari ujung tube.
6. Bersihkan core tersebut dari jelly dengan kain yang sudah dibasahi dengan thinner-B sampai bersih.
7. gulung serat optik dengan bentuk melingkar agar aman, tidak kotor dan tidak mengenai tanah.

4.2.2 Langkah-Langkah Splicing


1) Terlebih dahulu masukkan plastik khusus untuk melindungi bagian core yang telah di-splice satu
persatu dengan diberi tanda dengan spidol.
2) Kupas core dari jaketnya menggunakan tang pengupas dengan cara memposisikan tang agak
miring, tahan lalu tarik ke ujung core secara perlahan
3) Setelah terkupas bersihkan core dengan tissue yang sudah dibasahi dengan alkohol sampai
gesekannya mengeluarkan bunyi. Lakukan sebanyak 3 kali lalu keringkan dengan tissue.
4) Lalu masukkan ke dalam pemotong core dimana kita menempatkan ujung jaket pada skala antara
15 dan 20, lalu potong. Pada saat memotong, pisau harus dijalankan dengan kecepatan yang
sesuai dan konstan.
5) Setelah itu kita masukkan ke dalam splicer yang berfungsi menyambung core dengan teknik fusion.
Jangan sampai ujung core menyentuh sesuatu benda sebab akan menambah redaman.

6. Kemudian tekan tombol set maka secara otomatis splicer akan meleburkan kedua core dan
menyambungnya. Tunggu sampai layar menunjukkan estimasi redaman lalu tekan reset maka layar
akan kembali ke tampilan awal.
7. Setelah itu keluarkan core tersebut lalu geser plastik khusus tadi ke sisi core yang telah mengalami
proses splice. Kemudian masukkan ke bagian splicer yang berfungsi untuk memanaskan plastik
tersebut. Tunggu sampai splicer mengeluarkan bunyi lalu keluarkan.

8. Kemudian letakkan core kembali ke dalam kaset tadi seperti gambar di bawah ini.

4.2.3 Rugi-Rugi Penyambungan


Rugi-rugi penyambungan dapat terjadi karena :
1. Perbedan struktur serat optik antara lain:
a) Diameter core tidak sama.
b) Letak core tidak berada di tengah.
2. Kualitas penyambungan antara lain :
a) Permukaan serat tidak rata.
b) Sumbu serat tidak sejajar.
c) Penyimpangan sudut.
d) Serat masih basah.
e) Ujung serat menyentuh sesuatu.
4.2.4 Kualitas Penyambungan
Untuk mendapatkan kualitas penyambungan yang baik harus diperhatikan :
a) Kualitas kabel yang sesuai spesifikasi
b) Alat sambung yang baik.
c) Lingkungan harus bersih.
d) Jointer harus berpengalaman.
Dengan melakukan penyambungan secara fusion, kita diharapkan bisa memperoleh redaman yang
sekecil mungkin.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktik kerja industri sangat penting bagi siswa SMK.Siswa dapat terjun langsung ke
lapangan atau dunia kerja ,sera di tuntut untuk bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukan
selama PRAKERIN.Berdasarkan pengalaman yang saya peroleh selama pelaksanaan prakerin di
PT.TELKOM INDONESIA KANDATEL MALANG ada beberapa hal yang dapat saya
simpulkan,yaitu:
1. Jadi Fiber Optik adalah sebuah kabel yang terbuat dari serat kaca yang dapat mengirim dengan
kecepatan tinggi, dan dapat menggunakan bandwith yang besar. Karena menggunakan cahaya
jadi bisa dibilang kecepatnya tak terhingga asal kualitas penyambungannya baik dan sempurna.
2. Konektor yang dipakai untuk menyambung Fiber Optik biasanya konektor SC dengan warna
konektor biru atau hijau dan jaket kabel kuning.
3. Kabel yang sering dipakai adalah Patchcord

5.2 SARAN
a) Saran untuk Sekolah
1) Perlu komunikasi antara pihak sekolah dan pihak Telkom untuk mempermudah kegiatan
PRAKERIN di semester depan atau tahun mendatang.
2) Pembimbing sekolah lebih meningkatkan perhatiannya terhadap siswa baik selama PRAKERIN
ataupun sesudahnya.
b) Saran untuk DU/DI
1) Sebaiknya pembimbing memberikan pelatihan-pelatihan kepada siswa PRAKERIN untuk
menyiapkan diri menghadapi ujian laporan dan ujian kempetensi.
2) Sebaiknya pembimbing tidak membiarkan siswa PRAKERIN menganggur atau tidak mendapat
pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai