ABSTRAKSI
Aplikasi SCM melibatkan beragam pengguna, dengan tingkat literasi komputer yang sangat beragam,
menyulitkan dalam menyusun prasyarat dan spesikasi perangkat lunak. Rekayasa aplikasi SCM dituntut untuk
menghasilkan yang berkualitas, tepat waktu, tepat biaya, dan memenuhi harapan pengguna yang beragam.
Terjadilah kesenjangan yang terlihat dari banyaknya kegagalan proyek pengembangan aplikasi SCM terlambat
dan tidak sesuai dengan keinginan penggunanya yang disebabkan oleh kegagalan dalam menyusun prasyarat
dan spesifikasinya. Pada makalah ini membahas pengentasan kesenjangan melalui pemodelan bisnis untuk
menghindari kegagalan tersebut.
Kata kunci: Supply Chain Management (SCM), Pemodelan Bisnis (Business Modeling), Unified Modeling
Language (UML), Unified Process (UP).
E-105
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17 Juni 2006
E-106
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17 Juni 2006
lebih menitik berapkan pada interaksi antara pelaku Adapun langkah-langkah pada business
aktivitas bisnis dengan proses bisnis. Terlebih lagi modeling workflow dapat dijelaskan sebagai
penerapan metoda Unified Process (UP) berikut[10]:
menyebabkan kedua belah pihak secara bertahap
mengurai visi dan sararan proses bisnis yang sedang Assess Business Status:
Tujuan pada langkah ini adalah memahami
dimodelkan. Uraian tersebut secara bertahap
status organisasi dimana sistem akan
dinyatakan melalui sejumlah notasi yang terdapat diimplementasikan, memahami bagaimana
pada UML. mengelompokan project dan skenario bisnis
yang tepat untuk diterapkan, menentukan
4. METODA PEMODELAN BISNIS bagaimana harus melanjutkan pelaksanaan
Untuk memahami proses bisnis yang terjadi untuk iterasi selanjutnya dan menyusun
dari sistem yang akan dikembangkan, Unified pemahaman pertama terhadap tujuan dan
Process (UP) [1,3,10] menyiapkan business objektif dari organisasi tujuan yang disetujui
modeling workflow. Pemodelan proses bisnis oleh para stackholder dan tim business
(business modeling) menjabarkan bagaimana modeling.
membuat visi dari organisasi yang baru, dan Describe Current Business:
berdasarkan visi tersebut didefinisikan proses, peran Tahap penjelasan business bertujuan untuk
(roles), dan tanggung jawab organisasi di dalam memahami proses dan struktur organisasi
sebuah model bisnis. dimana sistem akan diterapkan dan berdasarkan
Model bisnis akan sangat bermanfaat saat pemahaman tersebut tujuan dari business
lebih banyak orang yang menggunakan dan lebih modeling diperbaiki. Pada tahapan ini tim
banyak informasi yang ditangani oleh sistem. business modeling mengundang representatif
Business model ini tidak harus selalu dilakukan pada stackholder dan membahas pengetahuan domain
setiang pengembangan aplikasi. bisnis dan memahami bagaimana sistem saat ini
Tujuan dari pemodelan proses bisnis adalah digunakan untuk mengotomasi bisnis.
untuk memahami struktur dan dinamika dari Identify Business Processes:
organisasi dimana sistem akan diterapkan, Tim business modeling secara bersama-sama
permasalahan yang dihadapi oleh organisasi dan memiliki pemahanan yang sama dalam batasan
perbaikan yang perlu dilakukan, memastikan dari organisasi yang dimodelkan, dan
pengguna dan pengembang memahami organisasi menentukan proses mana yang harus dijelaskan
dan mengumpulkan requirement yang diperlukan lebih detil. Adapun tujuan dari workflow ini
bagi pengembangan sistem. Gambar berikut adalah menentukan terminologi, mengambarkan
merupakan alur kerja dari tahap business modeling: model business use case, dan menentukan
prioritas business use case yang harus
didetilkan.
Refine Business Process Definitions:
Setiap business use case diserahkan pada
seorang anggota tim yang bertanggung jawab
untuk mengambarkan secara detil. Bertindak
sebagai business designer, orang tersebut
melengkapi definisi business use case, dan
memimpin sesi review untuk business use case.
Adapun tujuan dari workflow ini adalah
mendetilkan definisi business use case, dan
memverifikasi apakah business use case
merepleksikan bagaimana business dilakukan.
Design Business Process Realizations:
Pada workflow ini dilaksanakan identifikasi
semua peran (role), produk, deliverables, dan
events di dalam bisnis. Dan mengambarkan
bagaimana business use case realization
dilaksanakan oleh business worker dan business
entities.
Refine Roles and Responsibilities:
Pelaksanan tahapan ini, dilakukan dengan
mendetilkan definisi dari business entity,
mendetilkan tanggung jawab dari business
worker, dan memverifikasi secara formal
apakah business object modeling sesuai dengan
pandangan stackholder.
Gambar 3. Business Modelling Workflow ([1, 10]) Explore Process Automation:
Pada tahapan ini, dilakukan ekplorasi dimana
proses bisnis dapat dan akan dilakukan otomasi,
memahami bagaimana sistem eksisting (legacy
E-107
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17 Juni 2006
system) digunakan oleh organisasasi, dan akan dijual dan proses penjualan yang dilakukan
menurunkan requirement system. oleh sales officer.
Dalam kesehariannya business worker ini
Artifak-artifak yang dihasilkan pada bekerja sama dengan sales office untuk
pemodelan proses bisnis adalah: menangani pemintaan harga dan pengiriman
Business vision document, mendefiniskan barang, penentuan harga dan discount serta
objektif dan tujuan dari pelaksanaan pemodelan pembuatan summary report dari proses yang
proses bisnis ditanganinya.
Business use case model, sebuah model fungsi Sedangkan untuk pihak eksternal, business
bisnis yang diinginkanm yang digunakan worker ini bertugas dalam proses negosiasi
sebagai masukan penting dalam pembentukan business dan kegiatan business
mengidetifikasikan role dan deliverables di lainnya dengan business worket setingkat
dalam organisasi. manajer pembelian (Purchasing Manager) .
Business object model, sebuah model objek Sales Officer
yang menggambarkan realisasi dari business use Business worker ini bertanggung jawab dalam
case. proses penjualan kesehariaan seperti menjawab
permintaan harga, membuat quotation,
Notasi-notasi yang digunakan dalam mengirimkan perintah pengiriman barang dan
pemodelan proses bisnis yang dijelaskan pada melaporkan penjualan kepada manajer
artifak-artifak yang dihasilkan, dapat disimpulkan penjualan perusahaan.
sebagai berikut: Dalam interaksi dengan pihak luar, business
Business User (customer, vendor, atau mitra) worker ini berinteraksi dengan puchasing office
direpresentasikan sebagai business actor. perusahaan lain (retailer/distributor) untuk
Proses bisnis direpresentasikan oleh business proses bisnis yang disebutkan diatas.
use case dan business use case realization. Purchasing Manager
Peran yang dimainkan oleh tiap orang dalam Business worker ini bertanggung jawab dalam
organisasi direpresentasikan sebagai business proses pengadaan barang perusahaan yang
worker. diperlukan dalam rangka persiapan kebutuhan
Sesuatu di dalam organisasi yang dikelola dan penjualan kepada rantai berikutnya.
dihasilkan direpresentasikan sebagai business Adapun dalam hal ini bertanggung jawab dalam
entities. perencanaan pengadaan yang dilakukan serta
melakukan perintah pemesanan barang
5. MODEL BISNIS SCM OTOMOTIF termasuk memantau proses negosiasi apabila
4.1 Business Worker diperlukan
Business worker merepresentasikan sebuah Bentuk lainnya adalah bertanggung jawab
atau sekumpulan peran (role) di dalam sebuah dalam kegiatan pembukaan hubungan bisnis
bisnis. Seorang business worker berinteraksi dengan dengan perusahaan distributor atau manufaktur
business worker lainnya dengan mengolah/ untuk produk-produk yang dapat dijual oleh
mempergunakan kegiatan business (business perusahaan.
entities) untuk berpatisipasi dalam business use case Purchasing Officer
realization. Business worker ini bertanggung jawab dalam
Dari tiga jenis perusahaan yang terlibat di proses pembeliaan barang sesuai dengan
dalam sistem. Dan setelah dilakukan analisis rencana pembelian yang disetujui oleh
diperoleh dua proses utama yang terlibat yaitu Purchasing Manager dalam bentuk proses
proses penjualan dan proses pembelian/pengadaan permintaan penawaran harga, pemesanan
barang. Sehingga dalam menemukan business barang dan proses negosiasi apabila diperlukan.
worker akan lebih mudah apabila pencarian dibagi Finance and Administration Officer
atas dua proses utama tersebut. Namun Business worker ini bertanggung jawab dalam
sesungguhnya para business worker itu saling proses penagihan pada pengiriman barang yang
melengkapi di dalam sistem, yang terbagi: telah dilakukan dan melakukan updating
terhadap keuangan perusahaan.
Tabel 1. Peran para business worker Berkoodinasi dengan sales officer atau manajer
Penjualan Pembeliaan penjualan dalam melakukan verifikasi tagihan
Sales Manager Puchasing Manager dan barang yang dikirim. Dan dengan Finance
Sales Offices Puchasing Officer and Administration Officer perusahaan mitra
Finance and Finance and dalam prose penagihan atas pengiriman barang.
Administrator Officer Administrator Officer Di sisi mitra, business worker ini bertanggung
Logistic Officer Logistic Officer jawab untuk melakukan pembayaran sesuai
dengan proses pembeliaan yang dilakukan
Sales and Distribution Manager setelah menerima konfirmasi dari bagian
Business worker ini bertanggung jawab dalam logistik bahwa barang telah diterima.
proses penjualan yang dilakukan perusahaan. Logistic Officer
Dalam hal ini business worker bertanggung Business worker ini bertanggung jawab dalam
jawab untuk memantau persediaan barang yang proses pengiriman barang yang diperintahkan
oleh bagian penjualan kepada pemesan dan
E-108
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17 Juni 2006
E-109
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17 Juni 2006
E-110
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17 Juni 2006
[8] Paul Evitts, A UML Pattern Language, dari ITB pada tahun 1984 dan Master of Science in
Macmillan Technical Publishing, 201 West Computer Science dari University of New
103rd Street, Indianapolis, IN 46290 USA, 2000 Brunswick – Canada pada tahun 1991. Penelitian
[9] Patricia L. Ferdinandi, A Requirements Pattern: “Software Requirements Patterns” yang
Succeeding in the Internet Economy, Addision - dilakukannya saat ini diharapkan dapat
Wesley, 2002. menghantarkannya untuk memperoleh gelar Doktor
[10] Philippe Kruchten, The Rational Unified pada bidang rekayasa piranti lunak.
Process: An Introduction, Addison - Wesley,
2000. Karya Profesional Anton W. Pramono pada bidang
rekayasa piranti lunak secara aktif diwujudkan
Sekelumit Tentang Penulis melalui Divisi Multimedia di PT Telkom Indonesia.
Dalam meniti karirnya, salah satu keberhasilannya
Profesi Eko K. Budiardjo sebagai pengajar pada dalam dunia akademis tercapai di tahun 2002,
Fakultas Ilmu Komputer (FASILKOM) Universitas memperoleh Magister Komputer dari Magister
Indonesia dimulai pada tahun 1985. Pengajaran, Teknologi Informasi (MTI), Fakultas Ilmu
penelitian dan kegiatan profesional pada domain Komputer, Universitas Indonesia. Ketertarikannya
keilmuan perencanaan strategis sistem informasi dan pada bidang rekayasa prasyarat dan spesifikasi
rekayasa piranti lunak konsisten dilakukan secara perangkat lunak, diwujudkan sebagai mitra bertukar
seiring. Keaktifan pada masyarakat teknologi fikiran dengan Eko K. Budiardjo.
informasi & komunikasi mendekat-kannya antara
teori/konsep dengan praktek yang terdapat pada
dunia nyata. Sarjana teknik elektronika diperolehnya
E-111
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17 Juni 2006
E-112