Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Undang – undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan antara lain
menggariskan bahwa peran serta masyarakat dan swasta dalam memberikan
pemeliharaan kesehatan kepada masyarakat perlu lebih ditingkatkan. Peran serta
masyarakat dan swasta ini sebenarnya sudah lama diwujudkan dalam mendirikan
berbagai fasilitas kesehatan, seperti Rumah Sakit, Balai Pengobatan, Klinik
Bersama dan sebagainya. Dalam hal pembiayaan kesehatan dikenal pembentukan
dana – dana sehat. Sudah diketahui bahwa hampir 70% dari seluruh pembiayaan
untuk kesehatan di Indonesia datangnya dari masyarakat dan swasta. Namun peran
serta masyarakat dan swasta ini kebanyakan adalah dalam bidang upaya kuratif,
sehingga tidak efektif dan efisien dalam menunjang peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.

Undang – undang No. 23 tahun 1992 membuka kesempatan kepada


masyarakat dan swasta untuk juga berperan dalam menyelenggarakan program –
program pemeliharaan kesehatan masyarakat yang komprehensif dan
berkesinambungan yang sebelumnya hanya dijalankan oleh Pemerintah.
Pemeliharaan Kesehatan dalam hal ini tidak hanya menyangkut upaya kuratif saja,
tetapi juga upaya-upaya preventife, promotif dan rehabilitatif, sesuai Pasal 10 dari
UU 23/ 1992.

Agar program pemeliharaan kesehatan ini dapat diselenggarakan dengan


se-efektif dan se-efisien mungkin, Pasal 66 dari UU No. 23 / 1992 menawarkan
suatu cara tertentu untuk dijadikan landasan bagi setiap upaya penyelenggaraan
pemeliharaan kesehatan yang pembiayaannya dilakukan secara pra-upaya,
berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan. Dengan melaksanakan cara

1
tertentu ini, yang dinamakan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat atau
JPKM, dapat dijamin terselenggaranya suatu program pemeliharaan kesehatan
yang komprehensif, bermutu dan berkesinambungan secara efisien dan efektif
dengan tujuan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Masyarakat atau swasta yang menyelenggarakan upaya pemeliharaan


kesehatan berdasarkan JPKM ini akan mendapat suatu keuntungan ganda, disatu
pihak dapat tercapai suatu peningkatan dalam status kesehatan yang dilayani, dilain
pihak dengan adanya efektifitas dan efisiensi yang inheren dalam pelaksanaan
JPKM, di dapat keuntungan finansial bagi penyelenggaraannya.

Keberhasilam JPKM sangat tergantung kepada penerapan azas “Usaha


Bersama dan Kekeluargaan” sebagaimana digariskan dalam Pasal 66 UU no.
23/1992. Pada intinya azas ini menunjuk kepada adanya jiwa kebersamaan diantara
pelaku utama program JPKM yang dapat menciptakan keadaan “win – win” atau
saling mendukung diantara pelaku. Secara operasional hal ini diwujudkan dalam
bentuk 7 prinsip atau jurus JPKM, yaitu :
1. Adanya ikatan kontraktual yang menjadi landasan bagi hak dan
kewajiban masing-masing pelaku JPKM.
2. Tersedianya paket pemeliharaan kesehatan dasar.
3. Adanya program pengendalian mutu
4. Adanya pemantauan pemanfaatan pelayanan
5. Pembayaran PPK secara kapitasi dengan “ risk – profit sharing “
6. Adanya prosedur tentang penanganan keluhan
7. Sistem pelayanan kesehatan yang terstruktur.

Ketujuh jurus ini harus diterapkan keseluruhan dan terpadu tidak secara
terpisah-pisah dengan melaksanakan tujuh jurus ini dapat tercapai keberhasilan
yang diinginkan, dalam arti :
- Terjadinya pemerataan dalam keterjangkauan program
- Terdapatnya suatu system pelayanan kesehatan yang bermutu

2
- Terkendalinya biaya kesehatan

Mengingat akan hal – hal tersebut di atas yang jika dilaksanakan dengan
baik, menjanjikan suatu pemeliharaan kesehatan masyarakat yang lebih baik dari
sekarang, maka JPKM Yayasan GRACE INDONESIA ingin turut berpartisipasi
dalam Pembangunan Kesehatan dengan memanfaatkan peluang yang diberikan
Undang – Undang dalam menyelenggarakan suatu program pemeliharaan
kesehatan yang berdasarkan JPKM. Dengan menyelenggarakan program JPKM
sesuai 7 jurus pelaksanaannya dan dalam rangka memberikan sumbangan yang
berarti bagi Pembangunan Kesehatan di Indonesia.

Untuk mewujudkan keinginan tersebut di atas, JPKM Yayasan GRACE


INDONESIA perlu melaksanakan suatu Studi Kelayakan Program JPKM, termasuk
pengembangan untuk mengelolanya.

2. TUJUAN
Tujuan Umum Studi Kelayakan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu
program JPKM layak dikembangkan oleh JPKM Yayasan GRACE INDONESIA di
kawasan industri Batamindo Muka Kuning, Cammo Industrial Park Batam Centre,
Citra Buana Park dan Seraya Batam.

Tujuan Khusus Studi Kelayakan ini adalah :


a. Menentukan pangsa pasar
b. Menentukan Paket Pemeliharaan Kesehatan yang sesuai untuk ditawarkan
dan disediakan untuk peserta.
c. Menentukan jaringan fasilitas kesehatan yang akan digunakan.
d. Mengetahui keinginan dan kesanggupan membayar peserta
e. Menentukan besarnya iuran dan titik impas
f. Menentukan bentuk organisasi yang diperlukan.

3
3. METODOLOGI
Pelaksanaan studi ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang
dikumpulkan dari berbagai sumber.

Anda mungkin juga menyukai