Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

“ Susp CA KOLON”

Oleh :

Nama : Putu Eka Trisnanda Oktapiani

Tingkat : 1.1 Reguler

Nim : p07120013004

Politeknik Kesehatan Denpasar

Jurusan Keperawatan

2014

1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “KW”

DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN “Susp CA Colon”

DI RUANG ANGSOKA II RSUP SANGLAH

TANGGAL 11-13 NOVEMBER 2014

I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Selasa, 11 November 2014 pukul 10.00 wita di
Ruang Angsoka II RSUP Sanglah dan pasien masuk Rumah Sakit pada hari Selasa
2014 pukul 13.00 wita. Data diperoleh melalui sumber data pasien, keluarga pasien
dan catatan medik (no RM 14063115) yang dilakukan dengan metode wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik dan study dokumentasi

A. IDENTITAS PASIEN PENANGGUNG


Nama : “KW” : “LA”
Jenis kelamin : Laki-laki : Perempuan
Usia : 16 tahun : 42 tahun
Status perkawinan : Belum kawin : Sudah kawin
Agama : Hindu : Hindu
Suku bangsa : Bali, Indonesia : Bali, Indonesia
Pendidikan : SMP : SD
Bahasa : Bali : Bali
Pekerjaan : Pelajar : Petani
Alamat :Br. Dinas Jungseri, Bebandem, Karangasem
Sumber biaya : JKBM
Sumber informasi : Pasien dan Keluarga
Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
Diagnostik medik : Susp CA Colon

2
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluh lemas, nyeri perut, dan perut membesar ±15 hari,
pasien mengeluh susah makan, BB turun ±13 kg dan kesulitan tidur
b) Keluhan Utama
Nyeri Perut, Perut membesar dan susah makan
c) Kronologi Keluhan
Lima belas hari sebelum masuk Rumah sakit, pasien mengeluh
perutnya sakit dan mulai membesar, pasien tidak bisa makan, Berat
Badan menurun dan kondisi tubuh melemah, sehingga pasien dibawa
ke Rumah Sakit Karangasem, kemudian pasien dirujuk ke RSUP
Sanglah untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pertama pasien
mendapat penanganan di Poli Gaster pada tanggal 29 Oktober 2014
pukul 13.00 wita, dan kemudian pada hari Rabu, 29 Oktober 2014,
pasien dipindahkan serta mendapat perawatan lebih lanjut di ruang
Angsoka II. Terapi yang akan diberikan pada pasien :
1) Diet Lunak 1450 kkal/hari
2) IVFD NaCl 0,9% 20 tetes per menit
3) Paracetamol 4 x 500 mg
2. Riwayat Kesehatan masa lalu
a) Riwayat Imunusasi
Saat pengkajian, pasien mengatakan sejak kecil pasien sudah
mendapatkan imunisasi secara lengkap.
b) Riwayat Alergi
Saat pengkajian, pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap
obat maupun makanan.
c) Riwayat Kecelakaan
Saat Pengkajian, pasien mengatakan tidak pernah mengalami
kecelakaan sebelumnya.

3
d) Riwayat dirawat di Rumah Sakit
Saat pengkajian, pasien mengatakan sebelumnya sudah pernah
dirawat di Rumah Sakit akibat hepatitis A
e) Riwayat Penyakit Dahulu
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelumnya belum pernah
mengalami sakit / kondisi seperti ini
f) Kebiasaan merokok/Kopi/Alkohol
Saat pengkajian, ibu pasien mengatakan pasien tidak mempunyai
kebiasaan merokok, minum kopi maupun minum alkohol
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Saat pengkajian, pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang
memiliki penyakit keturunan seperti penyakit Diabetes Militus, Penyakit
jantung dan hipertensi.
4. Riwayat psikososial dan spiritual
Saat pengkajian terlihat hubungan pasien dengan anggota keluarganya
baik, komunikasi pasien dengan perawat dan dengan pasien yang berada
disebelahnya juga baik.
C. DATA BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
1. Bernafas
Saat pengkajian, dari hasil wawancara pasien mengatakan
Sebelum sakit : pernafasan pasien baik dan lancar
Saat sakit :pasien tidak mengalami masalah pada
pernafasannya. Pernafasan pasien masih tetap baik
dan lancar
2. Makan dan Minum
a. Makan : saat pengkajian, pasien mengatakan susah makan
karena nyeri perut pada saat makan
Sebelum sakit : pasien makan 3 x sehari dengan habis 1 porsi
makan
Saat sakit : pasien makan 3 x sehari dengan habis habis ¼
porsi makan

4
b. Minum : saat pengkajian, pasien mengatakan sudah minum

Sebelum sakit : pasien minum kurang lebih 1 botol aqua


tanggung perhari (±600 ml)

Saat sakit : pasien minum kurang lebih ½ botol aqua besar


per hari (±750ml)

3. Eleminasi
a. BAB : saat pengkajian, pasien mengatakan tidak memiliki masalah
dalam BAB namun memiliki keluhan dalam BAK.
Sebelum sakit :
1) Frekuensi : 1 x sehari
2) Konsistensi : lembek dan lunak
3) Warna : kuning
4) Jumlah : ±150 gram
5) Bentuk : silinder
6) Bau : tajam dan menyengat

Saat sakit :

7) Frekuensi : 2 x sehari
8) Konsistensi : lembek dan lunak
9) Warna : kuning
10) Jumlah : ±100 gram
11) Bentuk : silinder
Bau : tajam dan menyengat
b. BAK : saat pengkajian, pasien mengatakan sudah kencing
Sebelum sakit :
1) Frekuensi : 4x sehari
2) Warna : kuning pekat
3) Jumlah : 240 ml
4) Bau : amis
5) Bentuk : cair

5
Saat sakit :
6) Frekuensi : 5 x sehari
7) Warna : kuning pekat
8) Jumlah : 200 ml
9) Bau : amis
10) Bentuk : cair
4. Gerak dan Aktivitas
Sebelum sakit pasien dapat bergerak dan beraktivitas secara mandiri.
masih dapat melakukan aktifitasnya secara mandiri. Saat pengkajian, ibu
pasien mengatakan pasien selalu didampingi dalam melakukan
aktifitasnya.
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4 Keterangan
0 : mandiri
Makan / minum *
1 : dibantu alat
Mandi *
2: dibantu orang
Toileting *
lain
Berpakaian *
3 : dibantu orang
Mobilitas di tempat tidur *
lain dan alat
Berpindah *
4 : tergantung total

5. Istirahat dan tidur


Saat pengkajian, pasien mengatakan sulit tidur sehingga tidurnya
terjaga. Lama tidur sebelum sakit 8-9 jam. Lama tidur ketika sakit 6-7
jam dengan terbangun 2-3 kali akibat adanya tindakan medis yang
diberikan. Pasien menyatakan tidak cukup istirahat
6. Pengaturan suhu tubuh
Saat pengkajian, ibu pasien menyatakan pasien tidak memiliki keluhan
dalam pengaturan suhu tubuh. Sebelum sakit suhu tubuh pasien dalam
rentang normal ( tidak terdapat kenaikan dan penurunan angka suhu
tubuh yang dratis). Dan ketika sakit suhu tubuh pasien tidak tentu

6
(kenaikan dan penurunan angka suhu tubuh masih dalam rentang
normal).
7. Kebersihan Diri
Saat pengkajian, pasien mengatakan sudah mandi, sudah berganti
pakaian dan rambut sudah tersisir rapi. Pasien tampak bersih dan rapi.
Sebelum sakit , pasien biasanya mandi satu kali sehari dan ketika sakit,
pasien juga mandi satu kali sehari.
8. Rasa Nyaman
Pasien menyatakan tidak nyaman dengan penyakit yang dialaminya,
dimana perut pasien membesar dan pasien merasakan nyeri perut pada
saat makan. Skala nyeri 3 (0-10).
9. Rasa Aman
Saat pengkajian, pasien terlihat cemas dan gelisah terhadap penyakitnya.
Pasien menyatakan takut akan penyakit yang dideritanya semakin parah.
10. Sosial
Saat pengkajian, pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan bicaranya
jelas. Pasien mampu bersosialisasi dengan perawat, keluarga, dan pasien
lain yang berada disebelahnya.
11. Rekreasi
Sebelum sakit pasien biasanya belajar di sekolah danbermain bersama
teman-temannya serta bercerita dengan anggota keluarga. Dan ketika
sakit pasien hanya dapat bercerita dengan keluarganya dan sesekali
dijenguk oleh teman-teman dan sanak saudaranya.
12. Prestasi
Saat pengkajian, pasien belum memiliki prestasi sehubungan dengan
kondisinya saat ini.
13. Pengetahuan
Saat pengkajian, pasien terlihat belum mengerti mengenai penyakitnya,
penyebab dan pengobatannya.
14. Spiritual

7
Saat pengkajian, pasien menyatakan hanya bisa berdoa ditempat tidur.
Sebelum sakit pasien mampu berdoa di merajan maupun pura

D. PENGKAJIAN FISIK
1. Kesan Umum
a) Kesan Umum : lemah
b) Kesadaran : compos mentis
c) Bentuk tubuh : kurus dan tegak
d) Warna kulit : sawo matang
e) BB/TB : 37kg/155cm (berat badan turun dari 50kg
menjadi 37
kg)
f) Tugor Kulit : sedang
2. Gejala Kardinal
a) Tekanan darah : 110/60mmHg
b) Nadi : 80 kali/ menit
c) Respirasi : 20 kali/menit
d) Suhu : 36,8 C
3. Pengukuran lain-lainnya
IMT pasien : 15,4
BBI pasien : 49,5 kg
4. Keadaan fisik
a) Kepala
1) Inspeksi :
a. bentuk simetris
b. rambut pendek
c. warna rambut hitam
d. distribusi rambut banyak
e. kulit kepala bersih
2) Palpasi :
a. Tidak ada massa

8
b. Tidak ada pembengkakan
c. Tidak ada bejolan
d. Tidak ada nyeri tekan
b) Mata
1) Inspeksi :
a. Mata nampak sembab
b. bentuk mata simetris
c. refleks mata baik
d. pupil ishokor
e. lapang pandang baik
f. konjungtiva merah muda.
2) Palpasi :
a. tekanan bola mata meninggi
b. mata teraba keras
c. tidak ada nyeri tekan.
c) Hidung
1) Inspeksi :
a. bentuk simetris
b. tidak ada sekret
c. tidak ada nafas cuping hidung
2) Palpasi :
a. Tidakada pembengkakan
b. Tidak ada nyeri tekan
d) Telinga
1) Inspeksi :
a. bentuk simetris
b. tidak ada sekret
c. pendengaran baik
d. tidak ada lesi
2) Palpasi :
a. Tidak ada nyeri tekan

9
b. Tidak ada massa
e) Mulut&gigi
1) Inspeksi :
a. mukosa bibir kering
b. keadaan gigi bersih dan lengkap
c. lidah simetris
d. warna lidah keputihan
e. tidak ada lesi
2) Palpasi :
a. Tidak ada nyeri tekan
b. Tidak ada massa
c. Tidak ada pembengkakan
f) Wajah
1) Inspeksi :
a. Wajah terlihat pucat dan lemas
b. bentuk simetris,
c. tidak ada lesi
2) Palpasi :
a. Tidak ada nyeri tekan
b. Tidak ada pembengkakan
c. Tidak ada massa
g) Leher
1) Inspeksi :
a. bentuk simetris
b. tidak ada nyeri tekan
c. tidak ada pembesaran kelejar tiroid
d. arteri karotis teraba
e. tidak ada pembesaran vena jugularis.
2) Palpasi :
a. Tidak ada nyeri tekan
b. arteri karotis teraba

10
c. tidak ada massa
d. tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
e. tidak ada pembesaran kelenjar limfe
h) Thorax :
1) Inspeksi :
a. bentuk simetris
b. pergerakan dada simetris
2) Palpasi :
a. Tidak ada nyeri tekan
b. Tidak ada massa
c. pernafasan torakal ves+/+, wh -/- , rh -/-
d. vibrasi / getaran bicara terasa.
3) Perkusi :
a. bunyi ketukan terdengar dan terasa
4) Auskultasi :
a.Terdengar sumbatan aliran udara
b.suara nafas terdengar
c.nafas tidak teratur
h) Abdomen : bentuk normal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi.
1) Inspeksi :
a. Abdomen membesar pada bagian regio kanan atas, regio kiri
atas, regio kanan bawah dan regio kiri bawah
2) Auskltasi :
a. terdengar suara bising usus
b. suara pembuluh darah terdengar.
3) Perkusi :
a. bunyi ketukan terasa dan terdengar,
b. ada cairan dan kembung
4) Palpasi :
a. ada massa

11
b. ada nyeri tekan pada bagian abdomen bawah regio kanan dan
kiri bawah
i) Ekstermitas :
Atas
a. Inspeksi :
1) bentuk normal
2) jari-jari tangan lengkap
3) kuku pendek dan bersih
4) terpasang infus pada tangan kiri,
b. Palpasi :
1) kekuatan otot pada tangan kanan ( 5,5,5,)
2) kekuatan otot pada tangan kiri ( 5,5,5)
3) tidak ada udema
4) tidak ada nyeri tekan
Bawah
a. Inspeksi :
1) bentuk normal
2) jari-jari kaki lengkap
3) kuku pendek dan bersih.
b. Palpasi :
1) kekuatan otot pada kaki kanan ( 5,5,5 )
2) kekuatan otot pada kaki kiri ( 5,5,5)
g) Genetalia : tidak terobservasi

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hematologi pada tanggal

PARAMETER HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN REMARKS METODE


HEMATOLOGI
BT 1,30 Menit 1,00-3,00

12
CT 8,00 Menit 5,00-15,00
PPT
PPT 19,6 Detik Normal=perbedaan
dengan kontrol <2
detik
INR 1,73
KONTROL PPT 15,1 Detik
APTT
KONTROL 29,7 Detik
APTT
APTT 46,4 Detik Normal=perbrdaan Optik
dengan kontrol <2
detik

Pemeriksaan Patologi

PARAMETER RESULT ABN UNIT NORMAL RANGE

WBC 10,32 103 /uL ( 4,1 - 11,0 )


RBC 3,71 106 /Ul ( 4,0 – 5,2 )
HGB 9,1 g/dL ( 12,0 – 16,0 )
HCT 33,7 % ( 36,0 – 46,0 )
MCV 90,7 fL ( 80,0 – 100,0 )
MCH 24,4 Pg ( 26,0 – 34,0 )
MCHC 26,9 g/dL ( 31,0 – 36,0 )
CHCN 26,3 g/dL ( 33 – 37 )
RDW 13,2 % ( 11,5 – 14,5 )
HDW 2,42 g/dL ( 2,2 – 3,2 )
PLT 658 103 /uL ( 140 – 440 )
MPV 6,4 fL ( 6,80 -10,0 )

13
#NEUT 73,3 % (47,0 - 80,0 )
#LYMPH 13,1 % ( 13,0 – 40,0 )
#MUNO 7,2 % ( 2,0 -11,5 )
#EOS 2,5 % ( 0,0 – 5,0 )
#BASO 0,2 % ( 0 – 1,5 )
#LUC 3,7 % ( 0,00 – 4,0 )
#NEUT 7,56 103 /uL ( 2,5 – 7,5 )
#LYMPH 1,35 103 /uL ( 1,0 – 4,0 )
#MUNO 0,75 103 /uL ( 0,1 – 1,25 )
#EOS 0,26 103 /uL ( 0,0 – 0,55 )
#BASO 0,02 103 /uL ( 0,0 – 0,1 )
#LUC 0,38 103 /uL ( 0 – 0,4 )
HYPO +++
BLASTS ++

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


a) Analisis Data

NO DATA STANDAR NORMAL MASALAH


KEPERAWATAN
1 DS : pasien mengeluh susah 1. Kesulitan makan Ketidakseimbangan
makan karena nyeri teratasi nutrisi kurang dari
abdomen saat makan, dan 2. Nafsu makan kebutuhan tubuh
makan habis hanya ¼ porsi, meningkat
3. Mukosa bibir
DO : BB pasien turun dari lembab
50 kg menjadi 37 kg, BB 4. Pucat berkurang
pasien 20% dibawah BBI,
IMT pasien 15,4, mukosa
bibir kering, dan wajah

14
pasien pucat
2 DS : pasien mengeluh nyeri 1. pasien tidak Gangguan rasa
pada perutnya pada saat mengeluh nyeri nyaman (nyeri
makan. Skala nyeri 3 (0-10) pada perutnya akut)
,nyeri terasa seperti rasa 2. skala nyeri 0 (0-
perih, durasi nyeri tidak 10)
tentu 3. pucat berkurang
4. Pasien tampak
DO : wajah pasien nampak tenang dan rileks
pucat dan pasien terlihat
gelisah
3 DS : pasien menyatakan 1. Tidur pasien tidak Gangguan
tidurnya sering terjaga, terjaga pemenuhan
susah tidur, hanya dapat 2. Pasien tidak susah kebutuhan istirahat
tidur 6-7 jam lamanya dan tidur tidur (Gangguan
terbangun (2-3 kali),akibat 3. Pasien dapat tidur pola tidur )
adanya tindakan medis yang selama 8 jam
akan diberikan dan 4. Lemas dan
menyatakan tidak cukup sembab pada
istirahat mata berkurang

DO : mata pasien tampak


sembab dan wajah terlihat
lemas
4 DS : pasien menyatakan 1. Cemas berkurang Gangguan rasa
takut akan penyakitnya 2. Gelisah berkurang Aman ( Ansietas )
bertambah parah. Pasien
mengatakan ingin cepat-
cepat pulang

15
DO : Pasien menanyakan
mengapa perutnya masih
saja besar, pasien nampak
cemas dan gelisah terhadap
penyakitnya

5 DS : pasien menyatakan 1. Pasien dapat Kurang


tidak mengerti mengenai mengerti tentang Pengetahuan
kondisi yang dialaminya kondisinya tentang kondisi,
dan kebutuhan
DO : pasien tampak bingung 2. Bingung pengobatan
dan bertanya tanya pada saat berkurang
diberikan tindakan medis
(pengobatan)
b) Analisa Masalah
1. P : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
E : Berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan
S : pasien mengeluh susah makan karena nyeri abdomen saat
makan, dan
makan habis hanya ¼ porsi, BB pasien turun dari 50 kg menjadi
37
kg, BB pasien 20% dibawah BBI, IMT pasien 15,4, mukosa
bibir
kering, dan wajah pasien pucat

Proses terjadinya : akibat dari nyeri abdomen yang dialami pasien pada saat
makan, menyebabkan pasien mengalami kesulitan makan sehingga pasien
tidak minat untuk makan, dengan demikian kebutuhan nutrisi pasien tidak
optimal

16
Akibat bila tidak ditanggulangi : tubuh pasien akan kekurangan nutrisi
sehingga dapat memperburuk keadaan pasien dan mengghambat proses
penyembuhan serta akan terjadi penurunan berat badan

2. P : Nyeri akut
3. E : Berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat

obstruksi

S : pasien mengeluh nyeri pada perutnya pada saat makan. Skala


nyeri 3
(0-10) ,nyeri terasa seperti rasa perih, durasi nyeri tidak tentu,
wajah
pasien nampak pucat dan pasien terlihat gelisah

Proses terjadinya : Reseptor nyeri pada perut terbatas di submukosa, lapisan


muskularis dan serosa dari organ di abdomen. Serabut C akan bersamaan
dengan saraf simpatis menuju ke ganglia pre dan paravertebra dan memasuki
akar dorsa ganglia. Impuls aferen akan melewati medula spinalis pada traktus
spinotalamikus lateralis menuju ke talamus, kemudian diteruskan ke konteks
serebri sehingga menimbulkan nyeri.

Akibat bila tidak ditanggulangi : kondisi pasien akan memburuk dan nyeri
bertambah

4. P : Gangguan pola tidur


E : berhubungan dengan perubahan lingkungan
S : pasien menyatakan tidurnya sering terjaga, susah tidur, hanya
dapat
tidur 6-7 jam lamanya dan terbangun (2-3 kali),akibat adanya
tindakan medis yang akan diberikan dan menyatakan tidak
cukup

17
istirahat, mata pasien tampak sembab dan wajah terlihat lemas

Proses terjadinya : tindakan medis sangat penting bagi proses pengobatan


dan fase penyembuhan pasien. Oleh sebab itu , tindakan medis harus
dilakukan tanpa mengenal mengenal waktu. Ketika tindakan medis
tersebut diberikan pada pasien pada tengah malam, hal itu mengharuskan
tim medis membangunkan pasien untuk dapat melakukan tindakan, dan
itu menyebabkan pasien terbangun dan akhirnya terjaga.

Akibat bila tidak ditanggulani : kondisi pasien memburuk sehingga dapat


mengghambat proses penyembuhan

5. P : Ansietas
E : berhubungan dengan proses penyakit
S : pasien menyatakan takut akan penyakitnya bertambah parah.
Pasien
mengatakan ingin cepat-cepat pulang , Pasien menanyakan
mengapa
perutnya masih saja besar, pasien nampak cemas dan gelisah
terhadap
penyakitnya

Proses terjadinya : ketidakpahaman pasien terhadap kondisi yang


dialaminya, serta rentang lamanya pasien dirawat di RS mengakibatkan
pasien bertanya-tanya tentang penyakitnya. Dengan demikian munculah
rasa takut dan cemas (ansietas) akan bertambah parahnya penyakit yang
dialaminya.

Akibat bila tidak ditanggulangi : Dapat memperburuk keadaan pasien,


dan proses peyembuhan pasien terhambat

18
6. P : Kurang Pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan
pengobatan
E : berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi
S : pasien menyatakan tidak mengerti mengenai kondisi yang
dialaminya, pasien tampak bingung dan bertanya tanya pada
saat
diberikan tindakan medis (pengobatan)

Proses terjadinya : ketidakpahaman pasien mengenai penyakitnya dan


kurangnya informasi yang diberikan kepada pasien mengakibatkan
pasien bingung terhadap kondisi yang dialaminya. Umur pasien yang
masih cukup remaja juga mempengaruhi ketidaktepatan persepsi pasien
mengenai penyakitnya.

Akibat bila tidak ditanggulangi : pasien tidak kooperatif dalam


pelaksanaan tindakan medis

c) Rumusan Diagnosa
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan ditandai dengan
pasien mengeluh susah makan karena nyeri abdomen saat makan, dan
makan habis hanya ¼ porsi, BB pasien turun dari 50 kg menjadi 37 kg,
BB pasien 20% dibawah BBI, IMT pasien 15,4, mukosa bibir kering,
dan wajah pasien pucat
2. Nyeri akut berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat
obstruksi ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada perutnya pada saat
makan. Skala nyeri 3 (0-10) ,nyeri terasa seperti rasa perih, durasi nyeri
tidak tentu, wajah pasien nampak pucat dan pasien terlihat gelisah
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan ditandai
dengan pasien menyatakan tidurnya sering terjaga, susah tidur, hanya

19
dapat tidur 6-7 jam lamanya dan terbangun (2-3 kali),akibat adanya
tindakan medis yang akan diberikan dan menyatakan tidak cukup
istirahat, mata pasien tampak sembab dan wajah terlihat lemas
4. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan pasien
menyatakan takut akan penyakitnya bertambah parah. Pasien
mengatakan ingin cepat-cepat pulang , Pasien menanyakan mengapa
perutnya masih saja besar, pasien nampak cemas dan gelisah terhadap
penyakitnya
5. Kurang Pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi ditandai dengan
pasien menyatakan tidak mengerti mengenai kondisi yang dialaminya,
pasien tampak bingung dan bertanya tanya pada saat diberikan tindakan
medis (pengobatan)

d) Prioritas Diagnosa
Karena tuntutan pendidikan untuk menentukan 3 prioritas diagnosa, maka
yang menjadi tiga prioritas utama adalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat
obstruksi ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada perutnya pada saat
makan. Skala nyeri 3 (0-10) ,nyeri terasa seperti rasa perih, durasi nyeri
tidak tentu, wajah pasien nampak pucat dan pasien terlihat gelisah
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan ditandai dengan
pasien mengeluh susah makan karena nyeri abdomen saat makan, dan
makan habis hanya ¼ porsi, BB pasien turun dari 50 kg menjadi 37 kg,
BB pasien 20% dibawah BBI, IMT pasien 15,4, mukosa bibir kering,
dan wajah pasien pucat
3. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan pasien
menyatakan takut akan penyakitnya bertambah parah. Pasien
mengatakan ingin cepat-cepat pulang , Pasien menanyakan mengapa

20
perutnya masih saja besar, pasien nampak cemas dan gelisah terhadap
penyakitnya

III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (INTERVENSI)

N HARI/TGL/ DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


O WAKTU KEPERAWATAN

1 Selasa , 11 Nyeri akut Setelah Monitor TTV Mengetahui


November berhubungan diberikan pasien KU pasien
2014 dengan kompresi askep 2x
jaringan sekunder 24 jam Dorong pasien Mencoba
akibat obstruksi diharapka untuk untuk
ditandai dengan n nyeri melaporkan mentoleransi
pasien mengeluh teratasi nyeri nyeri,
nyeri pada perutnya dengan daripada
pada saat makan. kriteria meminta
Skala nyeri 3 (0-10) hasil : analgesic
,nyeri terasa seperti 1.tidak
rasa perih, durasi mengeluh Izinkan pasien Menurukan
nyeri tidak tentu, nyeri pada untuk memulai tegangan
wajah pasien perutnya posisi yang abdomen dan
nampak pucat dan nyaman, mis meningkatka
pasien terlihat 2.skala lutut fleksi n rasa control
gelisah nyeri 0 (0-
10) Berikan Meningkatka
tindakan yang n relaksasi,
3.pucat nyaman ( memfokuska
berkurang pijatan n kembali
punggung, perhatian dan
4.Pasien ubah posisi) & menigkatkan

21
tampak aktivitas kemampuan
tenang senggang koping.
dan rileks
Dorong Membantu
penggunaan pasien untuk
tekhnik istirahat lebih
relaksasi, mis, efektif dan
bimbingan memfokuska
imajinasi, n kembali
visualisasi. perhatian,
Berikan sehingga
aktivitas menurunakan
tenggang nyeri dan
ketidak
nyamanan

Berikan obat Menurunkan


sesuai indikasi, nyeri,
mis, analgesik meningkatka
n
kenyamanan.

N HARI/TGL/ DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


O WAKTU KEPERAWATAN

1 Selasa , 11 Ketidakseimbangan Setelah Monitor TTV Mengetahui


November nutrisi kurang dari diberikan pasien KU pasien
2014 kebutuhan tubuh askep 2x
berhubungan 24 jam Timbang berat Memberikan

22
dengan diharapka badan setiap informasi
ketidakmampuan n asupan hari tentang
untuk mencerna nutrisi kebutuhan
makanan ditandai pasien diet/ketidakef
dengan pasien optimal ektifan terapi
mengeluh susah dengan
makan karena nyeri kriteria Pertahankan Menurunkan
abdomen saat hasil : tirah baring kebutuhan
makan, dan makan 1.Kesulita selama fase metabolik
habis hanya ¼ n makan akut/pasca untuk
porsi, BB pasien teratasi terapi mencegah
turun dari 50 kg penurunan
menjadi 37 kg, BB 2.Nafsu kalori dan
pasien 20% makan simpanan
dibawah BBI, IMT meningkat energi.
pasien 15,4,
mukosa bibir 3.Mukosa Anjurkan Menenangka
kering, dan wajah bibir istirahat n peristaltik
pasien pucat lembab sebelum dan
makan meningkatka
4.Pucat n energi
berkurang untuk makan

Bantu Meningkatka
perawatan n
kebersihan kenyamanan
rongga mulut dan selera
(oral hygiene). makan.

Berikan diet Asupan


TKTP, sajikan kalori dan

23
dalam bentuk protein tinggi
yang sesuai perlu
perkembangan diberikan
kesehatan klien untuk
(lunak, bubur mengimbangi
kasar, nasi status
biasa) hipermetaboli
sme klien
keganasan.

Kolaborasi Pemberian
pemberian preparat zat
obat-obatan besi dan
sesuai indikasi vitamin B12
(roborantia) dapat
mencegah
anemia;
pemberian
asam folat
mungkin
perlu untuk
mengatasi
defisiensi
karen
amalbasorbsi.

24
N HARI/TGL/ DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O WAKTU KEPERAWATAN

1 Selasa , 11 Ansietas Setelah Monitor TTV Menentukan


November berhubungan diberikan pasien KU pasien
2014 dengan proses askep 2 x
Monitor Menentukan
penyakit ditandai 24 jam
tingkat pola
dengan pasien diharapka
ansietas klien intervensi
menyatakan takut n ansietas
yang akan
akan penyakitnya teratasi
dilakukan
bertambah parah. dengan
Pasien mengatakan kriteria Berikan
Untuk
ingin cepat-cepat hasil : edukasi
meningkatak
pulang , Pasien mengenai
an koping
menanyakan 1.Cemas penyakit yang
dan harga diri
mengapa perutnya dan diderita.
klien
masih saja besar, gelisah
pasien nampak berkurang
cemas dan gelisah
Komunikasi
Memberikan
terhadap 2.pasien
terapeutik
kenyamanan
penyakitnya tampak
dalam
tenang
berkomunika
dan rileks
si dengan
klien, dan
menawarkan
keterbukaan

Mengurangi
Singkirkan
tingkat stres

25
stimulasi yang
berlebihan
(misal :
tempatkan
klien di
ruangan yang
lebih tenang)

Meningkatka
Berikan latihan
n
relaksasi,
kenyamanan
imajinasi
psikologis
terbimbing.

IV. IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN


N HARI/TGL NO IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O /WAKTU DX SUMATIF
1 Selasa 11 1,2,3 Mengobservasi TTV TD : 110/60 mmHg
November S : 36,8 C
2014 RR : 20 kali/ menit
Pk. 10.30 N : 80 kali/menit

Pk 10.35 3 Melakukan Komunikasi lebih


komunikasi Terapiutik mudah dengan pasien
beserta keluarganya

Pk 10.40 3 memonitor tingkat Pasien merespon


ansietas klien secara verbal takut
penyakitnya tambah
parah dan ingin cepat

26
pulang

Pk. 10.45 1 mendorong pasien Pasien merespon


untuk melaporkan secara verbal nyeri
nyeri terasa pada perutnya
pada saat makan

Pk. 11.00 2 menimbang BB pasien BB = 37 kg

Pk 11.05 3 memberikan edukasi Pasien kooperatif


mengenai penyakit dalam mendengarkan
yang diderita. edukasi

Pk 11.15 1,3 memberikan posisi Pasien kooperatif dan


yang nyaman (semi tampak rileks
folwer dengan lutut
fleksi) dan
lingkungan yang
tenang

Pk 11.20 1,3 membantu melatih Pasien kooperatif dan


pasien dalam melakukannya
melakukan visualisasi, dengan bimbingan
relaksasi dan nafas
dalam

Pk 11.30 1,3 mengubah posisi Pasien kooperatif dan


pasien mampu menubah
posisi tanpa dibantu

Pk 11.45 2 menganjurkan paisen Pasien kooperatif

27
beristirahat siang
sebelum makan

Pk 13.00 2 menanyakan pasien Pasien mengatakan


oral hygine sudah gosok gigi
pada pagi hari

Pk 13.15 2 mengobservasi makan Makan siang habis ¼


siang porsi

Pk 13.30 1,2 mengobservasi nyeri Nyeri masih ada skala


3 (0-3)

Pk 13.35 menyiapkan pasien Sample BTA sputum


dalam pemeriksaan px sudah siap 3 buah
BTA

Pk 16.00 1,2,3 mengobservasi TTV TD : 100/70 mmHg


S : 36,6 C
Rr : 20 kali/menit
N : 80 kali/menit

28
2. Rabu,12 1,2,3 Mengobservasi TTV TD : 120/80 mmHg
November S : 36,5 C
2014 RR : 24 kali/ menit
Pk 06.00 N : 88 kali/menit

Pk 07.45 1,2,3 Melakukan Komunikasi terjalin


komunikasi Terapiutik efektif

Pk 07.50 3 memonitor tingkat Pasien mengatakan


ansietas klien sudah lebih rileks

Pk 07.55 1 mendorong pasien Nyeri berkurang 1 (0-


untuk melaporkan 1)
nyeri

Pk. 08.15 2 menimbang BB pasien BB = 37 kg

Pk 08.30 1,2,3 memberikan HE Pasien dan keluarga


mengenai pola hidup kooperatif
bersih dan sehat mendengarkan

Pk 09.00 1,3 memberikan posisi Pasien kooperatif


yang nyaman
(supinasi) dan
lingkungan yang
tenang

Pk 09.30 1,3 membantu melatih Pasien mampu

29
pasien dalam melakukannya
melakukan visualisasi, dengan mandiri
relaksasi dan nafas
dalam

Pk 09.50 1,3 mengubah posisi Pasien kooperatif


pasien (semi folwer)

Pk 09.55 2 menanyakan asupan Pasien mengatakan


makan pagi hari makannya habis pada
pagi hari ½ porsi ,
nyeri perut berkurang

Pk 10.00 1,2,3 kolaborasi pemberian Pasien kooperatif dan


obat obat berhasil masuk
IVDF 0,9 % NaCL
20tpm
PCT 4x100mg
Cefoperazone 2x1gr

Pk 14.00 2 mengobservasi makan Makan habis ½ porsi


siang Tanpa nyeri

Pk 15.00 1 mengobservasi nyeri Nyeri teratasi

Pk 16.00 1,2,3 mengobservasi TTV TD : 110/70 mmHg


S : 36,1 C
Rr : 22 kali/menit
N : 82 kali/menit

30
Pk 17.00 2 mengobservasi makan Makan habis 1 porsi
sore tanpa nyeri

Rabu ,13 1,2,3 mengobservasi TTV TD : 120/80 mmHg


November S : 36 C
2014 R : 22 kali/menit
Pk 06.00 N : 80 kali/ menit

Pk 08.30 1,2,3 Komunikasi Komunikasi terjalin


Terapiutik efektif

Pk 09.00 2 Menimbang BB BB= 37 kg

Pk 09. 15 2 Mengobservasi asupan Makan habis 2


makan pagi hari sendok

Pk 10.00 1,2,3 Melakukan Evaluasi Kondisi pasien


Asuhan Keperawatan secara umum nampak
lebih baik

Pk 10.00 1 Mengobservasi nyeri Nyeri teratasi, skala 0


(0-10)

Pk 10.00 2 Mengobservasi nutrisi Nutrisi belum


mencapai optimal

Pk 10.00 3 Mengobservasi Ansietas tertasi ,


ansietas pasien nampak tenang
dan rileks

31
NO HARI/TGL/ NO EVALUASI SUMATIF PARAF
WAKTU DX
1 Rabu, 13 1 S : pasien mengatakan tidak
November 2014 merasakan nyeri, skala nyeri 0 (0-
10)
Pk 10.00 O : wajah pucat pasien berkurang
dan Pasien tampak tenang dan
rileks

A : Tujuan tercapai

P : Pertahankan Kondisi pasien

Pk 10.00 2 S : pasien mengatakan tidak nafsu


makan, makan hanya habis 2
sendok
O : Mukosa bibir kering dan
wajah pucat pasien berkurang
berkurang
A : Tujuan tidak tercapai
P : lanjutkan intervensi 1-6

Pk 10.00 3 S : pasien menyatakan sudah


menerima informasi tentang
penyakitnya
O : gelisah dan rasa cemas
berkurang
A : tujuan tercapai
P : pertahankan kondisi pasien

32
Mengetahui Denpasar, 15 November 2014
Pembimbing Praktik Mahasiswa

Ns. I Gede Suartra Putra M, S.kep Pt Eka Trisnanda Oktapiani


NIP 196601061989031001 NIM : P07120013004

Mengetahui
Pembimbing akademik

33

Anda mungkin juga menyukai