OLEH :
NI MADE WIDYANTHI
P07120014022
DIII KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN
Nutrisi pada dasarnya adalah bahan-bahan makanan yang biasa kita
konsumsi sehari-hari. Akan tetapi, nutrisi bukan berarti makanan, melainkan sesuatu
yang terkandung dalam makanan tersebut. Nutrisi bisa berasal dari makanan atau
cairan (minuman), yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh (Yani Firda Triyana,
2013).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilakan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh
(Aziz Alimul, 2009).
Nutrisi adalah zat-zat gizi yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto
&Wartonah, 2010 ).
Jadi dapat disimpulkan bahwa nutrisi adalah zat-zat gizi dalam bahan-bahan
makanan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit yang nantinya akan
diolah di dalam tubuh untuk menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh.
Pertahanan tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi
lebih dari kebutuhan tubuh
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan medis untuk kekurangan nutrisi
Prinsip pengobatan adalah makanan yang mengandung banyak protein
bernilai tinggi, banyak cairan, cukup vitamin dan mineral, masing-masing dalam
bentuk yang dicerna dan diserap. Karena toleransi makanan masih rendah pada
permulaan, maka makanan jangan diberikan sekaligus banyak, tetapi dinaikkan
bertahap setiap hari. Diperlukan makanan yang mengandung protein 3-4
gram/kg/BB/hari 150-175 kalori. Antibiotik diberikan jika terdapat infeksi
penyakit penyerta marasmus. Antibiotik efektif harus diberikan parenteral
selama 5-10 hari.
Untuk dehidrasi ringan sampai sedang, cairan diberikan secara oral atau
dengan pipa nasogastrik. Bayi ASI harus disusui sesering ia menghendaki.
Untuk dehidrasi berat, cairan intravena diperlukan. Jika cairan intravena tidak
dapat diberikan, infus intraosseus (sumsum tulang) atau intaperitoneal 70 ml/kg
larutan Ringer Laktat setengah kuat dapat menyelamatkan jiwa.
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi
pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
1. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe
makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang
dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang,
dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
2. Kemapuan makanan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemapuan makan, antara lain
kemampuan mengunyah ; menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
3. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan
tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
4. Nafsu makan, jumlah asupan
5. Tingkat aktivitas
6. Pengonsumsian obat
7. Penampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari pemeriksaan fisik terhadap aspek-asppek
berikut :
a. Rambut yang sehat bercikan mengkilat, kuat, tidak kering dan tidak
mengalami kebotakan bukan karena factor usia
b. Daerah diatas kedua pipi dan bawah mata tidak berwana gelap
c. Mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah
d. Daerah bibir tidak kering, pecah-ecah, ataupun mengalami pembengkakan
e. Lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan tidak ada
luka pada permukaannya
f. Gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi
harus rapat sertaerat tidak tertarik ke bawah sampai di bawah permukaan
gigi
g. Gigi tidak berlubang dan tidak berwarna
h. Kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan, atau tidak
terjadi pendarahan yang berlebihan
i. Kuku jari kuat dan berwarna merah muda
8. Pengukuran Antropometrik
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar
lengan. Tinggi badan anak dapat digambarkan pada suatu kurva/grafik sehingga
dapat terlihat pola perkembangannya.
Tinggi dan berat badan orang dewasa sering dibandingkan dengan
bermacam-macam peta untuk dirinya. Pada umumnya, berat untuk pria lebih
dari berat badan seorang wanita walaupun tingginya sama. Ini disebabkan pria
mempunyai persentase jaringan dan struktur tulang yang berbeda.
Seseorang dengan persentase bagian tubuh yang besar dan jaringan otot yang
banyak akan terlihat gemuk (over weight). Metode khusus yang sering
digunakan untuk mengukur besar tubuh seseorang adalah area kulit yang berada
di atas otot trisep. Pada umumnya, wanitamempunyai lipatan kulit yang lebih
tebal di daerah ini. Ini disebabkan banyaknya jaringan subkutan pada wanita,
sehingga membuat wanita terlihat lebih gemuk.
9. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit,
dan lain-lain.
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakseimbangan NOC: 1. Kaji adanya alergi makanan
nutrisi kurang dari 1. Nutritional status: 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
kebutuhan tubuh Adequacy of nutrient untuk menentukan jumlah
berhubungan 2. Nutritional Status : food kalori dan nutrisi yang
dengan: and Fluid Intake dibutuhkan pasien
Ketidakmampuan 3. Weight Control 3. Yakinkan diet yang dimakan
untuk memasukkan Setelah dilakukan mengandung tinggi serat
atau mencerna tindakan keperawatan untuk mencegah konstipasi
nutrisi oleh karena selama nutrisi kurang 4. Ajarkan pasien bagaimana
faktorbiologis, teratasi dengan indikator: membuatcatatan makanan
psikologis a. Albumin serum harian.
atauekonomi. b. Pre albumin serum 5. Monitor adanya penurunan
c. Hematokrit BB dan gula darah
DS: d. Hemoglobin 6. Monitor lingkungan selama
1. Nyeri abdomen e. Total iron binding makan
2. Muntah capacity 7. Jadwalkan pengobatan dan
3. Kejang perut f. Jumlah limfosit tindakan tidak selama jam
4. Rasa penuh tiba- makan
tibasetelah 8. Monitor turgor kulit
makan 9. Monitor kekeringan, rambut
kusam, totalprotein, Hb dan
DO: kadar Ht
1. Diare 10. Monitor mual dan muntah
2. Rontok rambut 11. Monitor pucat, kemerahan,
yang berlebih dan kekeringan jaringan
3. Kurang nafsu konjungtiva
makan 12. Monitor intake nuntrisi
4. Bising usus 13. Informasikan pada klien dan
berle-bih keluarga tentang manfaat
5. Konjungtiva nutrisi
pucat 14. Kolaborasi dengan dokter
6. Denyut nadi tentang kebutuhan suplemen
lemah makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
15. Atur posisi semi fowler atau
fowler tinggi selama makan
16. Anjurkan banyak minum
17. Pertahankan terapi IV line
18. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonikpapila
lidah dan cavitas oval
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi lebih dari 1. Nutritional Status: food Weight Management
kebutuhan tubuh and Fluid Intake 1. Diskusikan bersama pasien
Berhubungan 2. Nutritional Status: nutrient mengenai hubungan antara
dengan: Intake yang Intake intake makanan, latihan,
berlebihan terhadap 3. Weight control peningkatan BB dan
kebutuhan Setelah dilakukan penurunan BB
metabolisme tubuh tindakan keperawatan 2. Diskusikan bersama pasien
selama mengenai kondisi medis yang
DS : Ketidakseimbangan nutrisi dapat mempengaruhi BB
1. Laporan lebih teratasi dengan 3. Diskusikan bersama pasien
adanya kriteria hasil: mengenai kebiasaan, gaya
sedikitaktivitas a. Mengerti factor yang hidup dan factorherediter yang
atau tidak meningkatkan berat dapat mempengaruhi BB
adaakti-vitas badan 4. Diskusikan bersama pasien
b. Mengidentifikasi mengenai risiko yang
DO: tingkah laku dibawah berhubungan dengan BB
1. Lipatan kulit kontrol klien berlebih dan penurunan BB
tricep> 25mm c. Memodifikasi diet 5. Dorong pasien untuk merubah
untuk wanita dalam waktu yang kebiasaan makan
dan>15 mm lama untuk 6. Perkirakan BB badan ideal
untuk pria mengontrol berat pasien Nutrition Management
2. BB 20 % di badan 7. Kaji adanya alergi makanan
atas idealuntuk d. Penurunan berat badan 8. Kolaborasi dengan ahli gizi
tinggi 1-2pounds/mgg untuk menentukan jumlah
dankerangka e. Menggunakan energy kalori dan nutrisi yang
tubuh ideal untukaktivitas sehari dibutuhkan pasien.
3. Makan dengan hari 9. Anjurkan pasien untuk
responeksternal meningkatkan intake Fe
(misalnya: 10. Anjurkan pasien untuk
situasi sosial, meningkatkan protein dan
sepanjang hari) vitamin C
4. Dilaporkan atau 11. Berikan substansi gula
diobservasi 12. Yakinkan diet yang dimakan
adanya mengandung tinggi serat untuk
disfungsi pola mencegah konstipasi
makan (misal: 13. Berikan makanan yang terpilih
memasangkan (sudah dikonsultasikan dengan
makanan ahli gizi)
dengan aktivitas 14. Ajarkan pasien bagaimana
yang lain) membuat catatan makanan
5. Konsentrasi harian.
intake makanan 15. Monitor jumlah nutrisi dan
pada menjelang kandungankalori
malam 16. Berikan informasi tentang
kebutuhannutrisi
17. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Weight reduction Assistance
1. Fasilitasi keinginan pasien
untuk menurunkan BB
2. Perkirakan bersama pasien
mengenai penurunan BB
3. Tentukan tujuan
penurunan BB
4. Beri pujian/reward saat
pasien berhasil mencapai
tujuan
5. Ajarkan pemilihan
makanan
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A Aziz. 2009. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan
Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
NANDA. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :
EGC
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik, Ed.4, Vol.2. Jakarta : EGC
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Triyana, Yani Firda. 2013.Teknik Prosedural Keperawatan. Jogjakarta : D-Medika
Wilkinson & Ahern. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC NOC.
Jakarta: EGC
Denpasar, Juni 2015
Mengetahui,
Pembimbing Praktek Mahasiswa
( ) Ni Made Widyanthi
NIP. NIM. P07120014022
Mengetahui
Pembimbing Akademik
( )
NIP.