Jurnal Jiwa 2 DR - NUR
Jurnal Jiwa 2 DR - NUR
Studi ini menelusuri dinamika hubungan pasangan pada 106 keluarga angkat yang
dipimpin oleh 29 orang gay, 27 orang lesbian, dan 50 orang heteroseksual. Terlepas dari
keterikatan yang erat dan tingkat kepuasan hubungan yang tinggi. Orientasi seksual pasang
berhubungan kepada seberapa sering pasangan melakukan seks. Pasangan lesbian paling
jarang melakukan seks, sementara pasangan gay paling sering melakukan seks. Kepuasan
hubungan seksual tidak berbeda dengan fungsi orientasi seksual orang tua. Secara
kepuasan seksual, frekuensi hubungan seksual, dan keterikatan yang lebih erat. Kami
membahas hasil ini dalam konteks penelitian terdahulu mengenai orientasi seksual,
Kesamaan derajat hubungan antara pasangan sesama jensi dengan pasangan lawan
jenis telah menjadi subjek pada beberapa pembahasan ( e.g Herek, 2006; Kurdek, 2005).
Penelitian dalam skala besar telah membandingkan pasangan sesama jenis dengan lawan
jenis, dimana beberapa difokuskan pada pasangan sesama jenis dan lawan jenis yang
merupakan orang tua (e.g., Henehan, Rothblum, Solomon, & Balsam, 2007; Kurdek, 2001).
Namun, penelitian mengenai pasangan sesama jenis dan lawan jenis yang menjadi orang tua
Dari penelitian sebelumnya, jelas bahwa dewasa gay, lesbian, dan heteroseksual
cenderung membentuk ikatan emosional yang dalam dengan pasangan romantis mereka
(Herek, 2006; Kurdek, 2001, 2005; Mackey, Diemer, & O'Brien, 2000; Peplau & Fingerhut,
2007). Pasangan gay dan lesbian tampaknya sama mampunya dengan pasangan heteroseksual
dalam menjaga hubungan jangka panjang dan memiliki komitmen. Banyak pasangan gay dan
lesbian telah bersama satu dekade atau lebih. Hubungan romantis yang erat antara orang
dewasa gay dan lesbian mungkin sangat umum di kalangan orang dewasa yang lebih tua
(Blumstein & Schwartz, 1983; Bryant & Demian, 1994; Herek, 2006; Kurdek, 1995, 2004;
Rata-rata pasangan gay dan lesbian puas dengan hubungan romantis mereka (Kurdek,
2005), dan mereka memiliki tingkat kepuasan hubungan yang sebanding dengan pasangan
heteroseksual. Terlepas dari orientasi seksual, faktor yang sama memiliki kemampuan untuk
memprediksi kepuasan hubungan untuk semua jenis pasangan (Duffy & Rusbult, 1986;
Gottman et al., 2003; Herek, 2006; Kurdek, 2001, 2004, 2005; Kurdek & Schmitt, 1986a, b;
Mackey et , Peplau & Fingerhut, 2007; Peplau, Pedasky, & Hamilton, 1982). Bahkan setelah
mengendalikan usia, tingkat pendidikan, pendapatan, ras, dan tahun hidup bersama, tidak ada
perbedaan signifikan dalam tingkat kepuasan hubungan ditemukan di antara sampel pasangan
gay, lesbian, dan heteroseksual yang beragam(Kurdek, 1998; Peplau, Cochran, & Mays, 1997
). Seperti halnya pasangan heteroseksual,tingkat kepuasan hubungan antara pasangan gay dan
lesbian secara bertahap menurun seiring berjalannya waktu. Bagi semua pasangan, tingkat
ketidakpuasan terdahap hubungan yang lebih besar terkait dengan kemungkinan yang lebih
pasangan gay, lesbian, dan heteroseksual. Dalam sampel mereka yang berjumlah lebih dari
12.000 pasangan, Blumstein dan Schwartz (1983) menemukan bahwa tingkat kepuasan
seksual antara pasangan sesama jenis dan lawan jenis yang tinggal bersama dan pasangan
suami istri memiliki kesamaan. Untuk pasangan sesama jenis dan jenis kelamin lainnya,
frekuensi aktivitas seksual memiliki hubungan yang positif dengan tingkat kepuasan
dan kepuasan hubungan seksual mungkin sangat penting bagi kepuasan hubungan pasangan
gay secara keseluruhan (Coleman, Brian, Rosser, & Strapko, 1992; Meyer, 2003). Secara
umum, pasangan gay telah memiliki frekuensi hubungan seksual terbesar dengan pasangan
utama mereka, sementara lesbian memiliki frekuensi terendah (misalnya, Blumstein &
Schwartz, 1983). Dewasa heteroseksual telah melaporkan frekuensi diantara kedua pasangan
lainnya. (Blumstein & Schwartz, 1983; Peplau, 1991; Peplau & Fingerhut, 2007; Rosenzweig
& Lebow, 1992; Solomon, Rothblum, & Balsam, 2005). Pada penelitian Blumstein dan
Schwartz (1983), 46% pasangan gay melakukan hubungan seksual paling sedikit tiga kali
dalam seminggu. Hanya 35% pasangan heteroseskual dan 20 % pasangan lesbian yang
melakukan hubunga seksual sebanyak itu. Namun, pada satu peneltian yang meliputi
perbedaan ras yang lebih luas, pasangan gay dan lesbian Afrika Amerika tidak memiliki
perbedaan dalam seberapa sering mereka melakukan seks (Peplau et al. 1997)
Penilaian aktivitas seksual antara pasangan gay, lesbian, dan heteroseksual telah
dikritik. Loulan (1988), McCormick (1994), dan lain-lain berpendapat bahwa pasangan gay,
lesbian, dan heteroseksual mungkin memiliki konseps yang berbeda tentang apa yang
gay, lesbian, dan heteroseksual, masih sedikit penelitian yang telah membahas hubungan
intim pasangan gay, lesbian, dan heteroseksual yang merupakan orang tua (misalnya, Kurdek,
2001). Beberapa peneliti telah membahas hubungan mengenai orang tua adopsi lesbian
(misalnya, Goldberg & Smith, 2008). Sepengetahuan kami, bagaimanapun, tidak ada
penelitian yang secara spesifik menangani dinamika hubungan pasangan di antara pasangan
parenting adopsi gay, lesbian, dan heteroseksual secara bersamaan. Telah ada beberapa
Borders, Black, & Pasley, 1998; Brodzinsky & Huffman, 1988; Daniluk & Hurtig-Mitchell,
2003; Santona & Zavattini, 2005; Ward, 1998), namun tidak dibandingan dengan pasangan
Berdasarkan pada penelitian orang tua angkat heteroseksual, kita tahu bahwa orang
tua angkat menunjukkan penyesuaian psikologis yang serupa, atau terkadang lebih
menguntungkan dibandignkan orang tua lainnya (Brodzinsky & Huffman, 1988; Hoopes,
1982; Levy-Shiff, Bar, & Har-Even, 1990; Plomin & DeFries, 1985). Orang tua adopsi
seringkali lebih tua dari orang tua lainnya (Berry, Barth, & Needell, 1996; Brodzinsky &
Huffman, 1988). Pasangan yang mengadopsi juga cenderung telah menikah atau dalam
hubungan romantis mereka selama beberapa tahun sebelum melakukan adopsi (Farber,
Timberlake, Mudd, & Cullen, 2003; Groza & Rosenberg, 1998; Hollingsworth, 2000; Levy-
Shiff et al., 1990). Semua orang tua yang akan melakukan adopsi telah diskrining oleh
lembaga adopsi dan memiliki tekad untuk menjadi calon pemimpin yang sehat dan baik
(Hartman & Laird, 1990; Leon, 2002; Levy-Shiff et al., 1990; Westman, 1994). Dengan
demikian, tidak mengherankan bahwa sebagian besar orang tua angkat nampaknya bisa
menjadi orang tua dapat dinadlkan. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa orang
tua angkat cenderung memiliki hubungan keterikatan yang erat dengan pasangan mereka
Studi saat ini berusaha untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana perbedaan atau
kesamaan hubungan romantis pasangan angkat gay dan lesbian dengan pasangan adopsi
memiliki kesamaan berdasarkan pada(1) durasi hubungan, (2) jenis keterikatan, (3) tingkat
kepuasan hubungan secara keseluruhan, dan (4) tingkat kepuasan hubungan seksual. Kami
menduga pasangan yang telah bersama-sama selama beberapa tahun, dan kebanyakan orang
tua akan memiliki hubungan keterikatan yang erat dengan pasangan mereka. Secara
keseluruhan, kami mengharapkan pasangan secara umum untuk berada dalam hubungan yang
sehat dan fungsional dan memiliki tingkat kepuasan hubungan yang relatif tinggi. Selain itu,
memperkirakan bahwa, terlepas dari jenis kelamin atau orientasi seksual, memiliki gaya
keterikatan yang erat dan tingkat kepuasan hubungan seksual yang lebih tinggi akan berkaitan
dengan tingkat kepuasan keseluruhan hubungan yang lebih tinggi (misalnya, Coleman et al.,
1992).
Namun, kami mengharapkan adanya perbedaan antara pasangan angkat gay, lesbian,
dan heteroseksual dalam hal (1) frekuensi aktivitas seksual dan (2) pentingnya frekuensi
aktivitas seksual terhadap kepuasan seksual dan kepuasan hubungan secara keseluruhan.
frekuensi hubungan seksual paling sering, dan pasangan lesbian paling sedikit (Blumstein &
Schwartz, 1983; Peplau, 1991; Peplau & Fingerhut, 2007; Rosenzweig & Lebow, 1992;
Solomon et al. , 2005). Kami mengharapkan adanya hubungan antara tingkat kepuasan
hubungan seksual dan hubungan secara keseluruhan dengan frekuensi aktivitas seksual pada
semua pasangan, dengan hubungan ini paling kuat di antara pasangan angkat gay.
Semua pasangan dalam penelitian kami adalah orang tua angkat dari seorang anak
kecil. Untuk alasan ini, kami mengharapkan mereka untuk melaporkan lebih sedikit
kesempatan untuk melakukan keintiman dibandingkan tahap awal hubungan mereka (Cowan
& Cowan, 1988; LaRossa, 1986; Osofsky & Culp, 1989). Oleh karena itu kami berharap
semua pasangan akan melaporkan tingkat kepuasan seksual saat ini yang lebih rendah
sebelumnya, kami menduga durasi hubungan yang lebih lama berhubungan dengan tingkat
kepuasan seksual yang lebih rendah, frekuensi aktivitas seksual yang kurang, dan tingkat
kepuasan hubungan yang lebih rendah secara keseluruhan (Kurdek, 1998; Peplau, 1991;
Peplau & Fingerhut, 2007). Singkatnya, kami memperkirakan bahwa pasangan angkat gay,
lesbian, dan heteroseksual akan memiliki kesammaan dalam kebanyakan hal, namun
METODE
Peserta
Keluarga adopsi direkrut melalui beberapa lembaga adopsi di Amerika Serikat.
Dengan menggunakan catatan adopsi domestik lembaga, semua keluarga dengan dua orang
tua yang tinggal di rumah yang sama dengan anak yang diadopsi berusia antara satu dan lima
tahun dan berada dpoinpat dimana adopsi diakui secara hukum untuk pasangan sesama jenis
dan lawan jenis. Agen utama yang berkerjasama dengan kami, di Amerika Serikat Mid-
pasangan suami-istri laki-laki yang sama) dan 73 pasangan seks lain yang memenuhi syarat,
dan semua diundang untuk berpartisipasi. Keluarga dihubungi melalui surat, e-mail, dan /
atau panggilan telepon, tergantung pada informasi yang tersedia di file lembaga.
Enam puluh tiga keluarga (33 pasangan sesama jenis; 30 pasangan sesama jenis) yang
menyelesaikan adopsi domestik dengan badan kerja sama setuju untuk berpartisipasi. Dengan
demikian, kami mendapat tingkat responden sebesar 75% untuk pasangan sesama jenis dan
41% untuk pasangan lawan jenis. Keluarga yang dikepalai oleh pasangan sesama jenis itu
cenderung lebih setuju untuk berpartisipasi daripada keluarga yang dikepalai oleh pasangan
lawan jenis, χ2 (1, n = 44) = 12,70, p <.001. Alasan paling umum orang tua untuk tidak
Laut, Selatan, dan Barat Amerika Serikat, 43 tambahan keluarga (12 gay-parented, 11
partisipasi. Untuk menjaga kerahasiaan, jumlah keluarga yang memenuhi syarat untuk
berpartisipasi tidak bisa diungkapkan oleh badan-badan ini, sehingga tingkat partisipasi tidak
sepenuhnya bersifat sukarela dan peneliti memperoleh persetujuan tertulis dari semua orang
tua yang berpartisipasi Penelitian ini disetujui oleh Universitas dari Virginia Institutional
Review Board.
Tabel 1 memberikan karakteristik demografis keluarga peserta. Ada 56 keluarga
sesama jenis, meliputi 29 pasangan gay dan 27 pasangan lesbian, dan 50 keluarga lawan
jenis. Usia rata-rata orang tua 42 tahun dan anak-anak rata-rata berusia 3 tahun. Delapan
puluh persen orang tua berkulit putih, 17% adalah orang Amerika Afrika, dan 3% adalah
orang Latin, orang Asia Amerika, atau Multietnis / Birasial. Orang tua umumnya
berpendidikan tinggi. bekerja penuh waktu dan memperoleh pendapatan keluarga di atas
pendapatan rata-rata nasional (lihat Tabel 1). Sampel terdiri dari 86% pasangan ras yang sama
dan 14% pasangan antar ras. Sekitar setengah dari sampel diambil dari Pesisir Timur.
Sebagian besar keluarga tinggal di Maryland atau District Kolumbia (n = 56), beberapa
tinggal di New York (n = 7), negara bagian Northeastern lainnya (n = 4), atau Negara bagian
selatan (n = 7). Sekitar sepertiga dari sampel diambil dari Pesisir Barat, dengan beberapa
tinggal di Washington (n = 6), Oregon (n = 8), dan California (n = 18). Mayoritas keluarga
angkat memiliki satu anak yang tinggal di rumah mereka Semua orang tua dalam sampel
kami adalah orang tua yang sah secara hukum terhadap anak yang diadopsi.
Orang tua gay, lesbian, dan heteroseksual dan anak angkat mereka memiliki kesamaan
demografis, dan pada umumnya cocok. Tidak ada orang tua di sampel dimana secara biologis
berhubungan dengan anak angkat mereka, dan semua dengan sadar ingin menjadi orang tua
angkat. Kami telah melaporkan kesamaan dan perbedaan demografis sebagai fungsi orientasi
keterikatan, tingkat kepuasan hubungan, dan hubungan seksual mereka dengan pasangannya
pilihan singkat dan Likert rating untuk mengukur jenis keterikatan dengan pasangan
romantisnya. Di AAQ, peserta dihadapkan dengan tiga deskripsi hubungan romantis, masing-
masing perwakilan jenis hubungan yang aman, preoccupied, atau dismissing. Peserta diminta
terlebih dahulu untuk menilai bagaimana karakteristik masing-masing dari tiga deskripsi
hubungan romantis tersebut berdasarkan pada hubungan romantis mereka sendiri dengan
skala 5 poin ("sangat bukan saya "menjadi" sangat seperti saya ") sehingga menghasilkan
penilaian skala jenis keterikatan responden. Peserta kemudian diminta untuk memilih
deskripsi mana yang terbaik sesuai dengan hubungan romantis mereka sendiri. Klasifikasi
untuk mengukur kepuasan, konsensus, kohesi, dan kasih sayang didalam hubungan romantis
pasangan. Poin diberi nilai dari angka 0 ("Tidak pernah") ke 5 ("Semua waktu") skala,
dengan angka yang lebih tinggi menunjukkan kepuasan yang lebih besar. Contohnya adalah,
"Secara umum, seberapa sering Anda menganggap hal-hal di antara Anda dan pasangan Anda
berjalan dengan baik? "Jumlah dari 10 poin dihitung untuk mendapat nilai kepuasan
hubungan. Spanier (1976) menemukan nilai rata-rata untuk hubungan yang bertahan diantara
sampel pasangan suami-istri dalam jumlah besar (n = 218) bernilai 40,5 dengan standar
deviasi 7,2. Untuk hubungan yang akhirnya terhenti, Spanier (1976) menemukan rata-rata
hubungan mereka, serta mengenai hubungan seksual mereka dengan yang pasangan
utamnya.. Poin mengenai orientasi seksual dan identitas diadaptasi dari Forssell (2004),
Kinsey, Pomeroy, dan Martin (1948), dan Wagner, Remien, dan Carballo-Dieguez (2000).
Peserta menentukan siapa yang paling membuat mereka tertarik, mulai dari "jenis kelamin
yang sama" hingga "lawan jenis saja" dengan beberapa pilihan lain diantaranya. Peserta juga
pertanyaan tentang kepuasan seksual adalah peringkat Likert-style dari "Sangat tidak Puas"
menjadi "Sepenuhnya Puas" yang diadaptasi dari Reynolds Brief Sexual Functional Scale
atau e-mail oleh direktur lembaga adopsi yang bekerja sama dimana memberi penjelasan
tentang penelitian dan mengundang partisipasi. Follow-up panggilan telepon dilakukan oleh
peneliti dan dapat memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mendeskripsikan studi lebih
kunjungan ke rumah keluarga yang berpartisipasi Selama kunjungan ini, orang tua
melengkapi beberapa kuesioner tentang hubungan mereka sebagai pasangan, dan keluarga
yang berpartisipasi dalam kegiatan lain, tidak berkaitan dengan laporan ini. Partisipasi adalah
HASIL
Pertama-tama kami melaporkan hasil beberapa dinamika hubungan orang tua angkat
dengan pasangan mereka sebagai fungsi orientasi seksual orang tua dan jenis kelamin.
Selanjutnya kami melaporkan asosiasi antar hubungan variabel yang diminati pada sampel
kontinu) untuk menelusuri apakah ada perbedaan yang signifikan sebagai fungsi dari
beberapa jenis pasangan. Terlepas dari orientasi seksual atau jenis kelamin, pasangan
memiliki kesamaan satu sama lain dalam beberapa hal. Orang tua telah bersama pasangan
mereka selama rata-rata 13 tahun, dan lamanya hubungan ini tidak berbeda dengan fungsi
orientasi seksual orang tua (lihat Tabel 1). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat
kemananan keterikatan antara pasangan gay, lesbian, dan heteroseksual. Sebagian besar
dilaporkan terikat dengan erat pada pasangan utama mereka (91% untuk pasangan lesbian
dan 88% untuk pasangan gay dan heteroseksual, χ2 [1, n = 54] = .31, ns). Semua orang tua
melaporkan memilki tingkat kepuasan hubungan dan seksual yang relatif tinggi dengan
pasangannya, dan tidak ditemukan perbedaan yang signifikan dalam hal ini diantara pasangan
fungsi orientasi seksual dan jenis kelamin. Seperti yang diharapkan pasangan gay, lesbian,
dan heteroseksual memiliki perbedaan secara signifikan satu sama lain mengenai frekuensi
aktivitas seksual mereka (lihat Tabel 2). Meski ada variasi yang cukup banyak, pasangan
lesbian paling jarang melakukan hubungan seks (rata-rata, sekitar "sebulan sekali atau
sampai tiga kali sebulan"). Pasangan gay melaporkan frekuensi seks tertinggi (rata-rata, lebih
heteroseksual dengan pasangannya, melakukan hubungan seks yang lebih banyak sering
dikaitkan secara positif dengan tingkat kepuasan seksual dan hubungan secara keseluruhan
bagi semua pasangan (lihat Tabel 3). Hubungan antara frekuensi hubungan seks dan tingkat
kepuasan hubungan bersifat signifikan bagi semua pasangan jenis, namun paling besar untuk
pasangan gay, dan terendah untuk lesbian (lihat Tabel 4). Seperti yang diharapkan juga,
semua orang tua rata-rata melaporkan tingkat kepuasan seksual yang lebih rendah baru-baru
ini (yaitu, pada bulan lalu) dibandingkan tingkat kepuasan seksual secara keseluruhan dengan
pasangan mereka (lihat Tabel 2). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal ini diantara
jenis pasangan.
Seperti yang diharapkan, kami menemukan bahwa kepuasan hubungan secara
keseluruhan terkait secara signifikan dengan jenis keterikatan pada semua pasangan. Tingkat
kepuasan hubungan yang lebih tinggi berhubungan dengan jenis keterikatan yang eart.
Namun, berlawanan dengan dugaan kami, tidak ada hubungan yang signifikan antara durasi
hubungan dan tingkat kepuasan hubungan, kepuasan seksual, atau frekuensi hubungan
seksual diantara pasangan angkat gay, lesbian, atau heteroseksual (lihat Tabel 3).
DISKUSI
Konsisten dengan temuan pada penelitian terdahulu mengenai pasangan gay, lesbian,
dan heteroseksual, kami menemukan bahwa dinamika hubungan pasangan gay, lesbian, dan
Penelitian sebelumnya dengan pasangan gay dan lesbian berfokus pada pasangan tanpa anak,
sehingga hasil kami merupakan hal yang baru dimana menunjukkan bahwa cara pengasuhan
pasangan sesama jenis memiliki kesamaan dengan pasangan lawan jenis. Pasangan pengasuh
gay, lesbian, dan heteroseksual dalam sampel kami tidak berbeda dari satu sama lain dalam
kaitannya dengan durasi hubungan mereka, jenis keterikatan, tingkat kepuasan hubungan
seksual, atau kepuasan hubungan secara keseluruhan. Semua jenis pasangan menganggap
frekuensi hubungan seksual mereka dengan pasangan sama pentingnya dengan tingkat
kepuasan mereka dengan hubungan seksual dan hubungan mereka secara keseluruhan.
Namun, pasangan angkat gay, lesbian, dan heteroseksual memiliki perbedaan mengenai
seberapa sering mereka terlibat dalam hubungan seksual. Dalam beberapa hal, pasangan
angkat, terlepas dari orientasi seksualnya atau jenis kelamin, memiliki kesamaan dengan
pasangan lainnya. Namun, bertentangan dengan temuan sebelumnya, beberapa karakteristik
dalam sampel kami telah menjalani hubungan romantis selama bertahun-tahun, relatif puas
dalam hubungan mereka, dan terikat dengan erat satu sama lain. Orang tua angkat dalam
sampel kami melaporkan tingkat keterikatan yang erat dengan pasangan utama mereka yang
lebih tinggi dari rata-rata (89%). Sebaliknya, Van IJzendoorn dan Bakermans-Kranenburg
(1996) melaporkan bahwa hanya 55% ibu dan 62% ayah yang terikat erat dengan pasangan
romantis mereka dalam sampel non-klinis skala besar pada orang tua heteroseksual Namun,
hasil kami memiliki kemiripan dengan Santona dan Zavattini (2005), dimana menemukan
bahwa di antara sampel orang tua angkat mereka, 76% menunjukkan jenis keterikatan yang
erat. Secara keseluruhan, orang tua yang ikut dalam penelitian kami melaporkan tingkat
Blumstein dan Schwartz (1983), Peplau (1991), Rosenzweig dan Lebow (1992), dan
Solomon dan rekan (2005). Orang tua angkat lesbian paling jarang melakukan seks dan orang
tua angkat gay paling sering berhubungan seks, dengan pasangan heteroseksual berada di
antaranya. Terlepas dari orientasi seksual orang tua, bagaimanapun, frekuensi hubungan
seksual memiliki hubungan yang positif dengan tingkat kepuasan hubungan seksual dan
kepuasan hubungan secara keseluruhan. Seperti yang dilaporkan pada penelitian sebelumnya
(misalnya, Coleman et al., 1992), frekuensi aktivitas seksual sangat penting bagi orang tua
angkat gay dalam hal tingkat kepuasan seksual dan hubungan mereka. Sebaliknya, frekuensi
aktivitas seksual paling tidak bermakna bagi orang tua angkat lesbian dengan tingkat
diantara lamanya durasi pasangan bersama dengan tingkat kepuasan hubungan, kepuasan
seksual, atau frekuensi aktivitas seksual. Sementara kualitas hubungan yang menurun seiring
waktu telah menjadi tren umum bagi semua pasangan dalam hubungan jangka panjang (mis.,
Cowan & Cowan, 1988; Hackel & Rubel, 1992; Kurdek, 2004, 1998; LaRossa, 1986;
MacDermid, Huston, & McHale, 1990; Osofsky & Culp, 1989), pengecualian pada orang tua
angkat yang baru saja menjadi orang tua. Pasangan pada sampel kami telah hidup bersama
selama bertahun-tahun, tapi baru saja menjadi orang tua. Bagi pasangan ini, mungkin
diperlukan usaha yang sangat besar untuk menjadi orangtua. Sementara proses resmi
mengadopsi anak rata-rata memakan waktu 9 sampai 24 bulan, pasangan yang akhirnya
mengadopsi seringkali memulai perencanaan untuk menjadi orang tua beberapa tahun
sebelum memulai proses adopsi secara formal (Farber et al., 2003; Groza & Rosenberg, 1998;
Levy-Shiff et al., 1990). Sebagai hasil dari kepuasan yang mendalam dimana didapat dengan
menjadi orang tua pada akhirnya, pasangan yang mengadopsi anak mungkin dapat terlindung
dari penurunan tingkat kepuasan hubungan yang khas ditemukan pada pasangan lainnya
dalam hubungan jangka panjang (Daniluk & Hurtig- Mitchell, 2003; Levy-Shiff et al., 1990).
Konsisten dengan pandangan ini, Humphrey dan Kirkwood (1982) menemukan bahwa
tingkat kepuasan pernikahan orang tua angkat tetap tinggi sepanjang masa transisi menjadi
orang tua. Selanjutnya, menjadi orang tua angkat bahkan dapat membantu meningkatkan
tingkat kepuasan pasangan dalam identitas baru mereka sebagai orang tua sebagai orang tua
merasa cukup puas dengan hubungan romantis mereka. Semua orang tua melaporkan merasa
lebih puas terhadap hubungan seksual mereka secara keseluruhan dibandingkan dengan
bulan-bulan terakhir ini. Temuan ini berasal dari kenyataan bahwa pasangan ini semua
mengasuh anak kecil, sehingga memiliki waktu yang lebih sedikit untuk melakukan
keintiman fisik dibandingkan sebelum mereka menjadi orang tua (Cowan & Cowan, 1988;
kami, yang meliputi perbandingan dinamika hubungan pasangan gay, lesbian, dan
heteroseksual yang telah mengadopsi anak-anak. Adopsi anak-anak oleh orang dewasa gay
dan lesbian telah menjadi isu kontroversial, dan masih dibutuhkannya informasi lebih lanjut
mengenai keluarga angkat yang dikepalai oleh gay dan lesbian. Selain itu, hanya terdapat
sedikit penelitian mengenai transisi menjadi orang tua bagi pasangan gay dan lesbian
dibandingkan dengan pasangan heteroseksual (misalnya, Goldberg & Sayer, 2006; Goldberg
& Smith, 2008). Terdapat beberapa penelitian mengenai pasangan gay yang merupakan orang
tua. Dengan demikian, penelitian kami juga berkontribusi pada basis pengetahuan yang
berkembang mengenai orang tua gay. Secara keseluruhan, temuan kami dalam beberapa hal
konsisten dengan penelitian sebelumnya tentang pasangan gay dan lesbian, namun hasil kami
juga menyoroti karakteristik spesifik pasangan yang mengadopsi anak-anak. Penelitian saat
ini adalah penelitian yang pertama untuk menunjukkan meskipun terdapat sedikit perbedaan
antara pasangan gay, lesbian, dan heteroseksual yang mengadopsi anak-anak, terdapat juga
beberapa kesamaan. Banyak masalah yang dihadapi pasangan yang pertama kali menjadi
Contohnya, data seluruhnya bersifat cross-sectional. Informasi lebih lanjut tentang dinamika
hubungan pasangan dapat diperoleh dari desain studi longitudinal. Karena kita tidak memiliki
informasi mengenai hubungan pasangan sebelum menjadi orang tua. Dikarenakan kita tidak
dapat memastikan dampak spesifik dari adopsi anak pada hubungan pasangan. Misalnya,
tidak jelas apakah tingkat kepuasan seksual atau hubungan pasangan telah berubah selama
proses adopsi. Jenis penelitian longitudinal bisa menjawab pertanyaan semacam itu.
Kesimpulannya , pasangan gay, lesbian, dan heteroseksual yang telah mengadopsi
anak-anak memiliki kesamaan dalam banyak hal. Orang tua angkat ini relatif bahagia dalam
hubungan mereka dengan pasangan mereka dan melaporkan tingginya tingkat keterikatan
yang erat terhadap mereka. Beberapa perbedaan yang membedakan ayah gay, ibu lesbian, dan
orang tua heteroseksual diantarnya, seperti frekuensi aktivitas seksual yang berbeda, tidak
berkaitan dengan tingkat keterikatan pasangan dan kepuasan hubungan secara keseluruhan.
Hasil kami menunjukkan bahwa terdapat kontribusi orientasi seksual dan gender orang tua
Daftar Pustaka
Bartholet, E. (1993). Family bonds: Adoption and the politics of parenting. Boston: Houghton
Mifflin.
Berry, M., Barth, R. P., & Needell, B. (1996). Preparation, support, and satisfaction of
adoptive families in agency and independent adoptions. Child and Adolescent
Social Work Journal, 13, 157–183.
Blumstein, P., & Schwartz, P. (1983). American couples: Money, work, sex. New York:
William Morrow.
Borders, L. D., Black, L. K., & Pasley, B. K. (1998). Are adopted children and their
parents at greater risk for negative outcomes? Family Relations, 47, 237–241.
Brodzinsky, D. M., & Huffman, L. (1988). Transition to adoptive parenthood. Clinical
Psychology Review, 7, 25–47.
Bryant, A. S., & Demian, N. (1994). Relationship characteristics of American gay and
lesbian couples: Findings from a national survey. In L. A. Kurdek (Ed.), Social
services for gay and lesbian couples (pp. 101–117). Binghamton, NY: Haworth.
Coleman, E., Brian, R., Rosser, S., & Strapko, N. (1992). Sexual and intimacy dysfunction
among homosexual men and women. Psychiatric Medicine, 10, 257–271.
Cowan, P. A., & Cowan, C. P. (1988). Changes in marriage during the transition
to parenthood: Must we blame the baby? In G. Y. Michaels & W. A. Goldberg
(Eds.), The transition to parenthood: Current theory and research (pp. 114–154).
New York: Cambridge University Press.
Daniluk, J. C., & Hurtig-Mitchell, J. (2003). Themes of hope and healing: Infertile
couples’ experiences of adoption. Journal of Counseling and Development, 81,
389–399.
Duffy, S. M., & Rusbult, C. E. (1986). Satisfaction and commitment in homosexual
and heterosexual relationships. Journal of Homosexuality, 12, 1–24.
Farber, M. L. Z., Timberlake, E., Mudd, H. P., & Cullen, L. (2003). Preparing parents
for adoption: An agency experience. Child and Adolescent Social Work, 20,
175–196.
Farr, R. H., & Patterson, C. J. (2009). Transracial adoption by lesbian, gay, and heterosexual
couples: Who completes transracial adoptions and with what results?
Adoption Quarterly, 12, 187–204.
Forssell, S. L. (2004). Gay male couples: Extra dyadic sexual activity, psychological
adjustment, relationship quality, and HIV risk. Dissertation Abstracts International,
Section B: The Sciences and Engineering, Vol 65(7-B), 2005, pp. 3772.
Goldberg, A. E., & Sayer, A. (2006). Lesbian couples’ relationship quality across the
transition to parenthood. Journal of Marriage and Family, 68, 87–100.
Goldberg, A. E., & Smith, J. Z. (2008). Social support and psychological well-being in
lesbian and heterosexual preadoptive couples. Family Relations, 57, 281–294.
Gottman, J. M., Levenson, R. W., Gross, J., Frederickson, B. L., McCoy, K., Rosenthal,
L., Ruef, A., & Yoshimoto, D. (2003). Correlates of gay and lesbian couples;
relationship satisfaction and relationship dissolution. Journal of Homosexuality,
45, 23–43.
Groza, V., & Rosenberg, K. F. (Eds.) (1998). Clinical and practice issues in adoption:
Bridging the gap between children placed as infants and as older children.
Westport, CT: Praeger.
Hackel, L. S., & Ruble, D. N. (1992). Changes in the marital relationship after the
first baby is born: Predicting the impact of expectancy disconfirmation. Journal
of Personality and Social Psychology, 62, 944–957.
Hartman, A., & Laird, J. (1990). Family treatment after adoption: Common themes.
In D. M. Brodzinsky & M. Schechter (Eds.), The psychology of adoption (pp.
221–239). Oxford, England: Oxford University Press.
Hazan, C., & Shaver, P. R. (1987). Romantic love conceptualized as an attachment
process. Journal of Personality and Social Psychology, 52, 511–524.
Henehan, D., Rothblum, E. D., Solomon, S. E., & Balsam, K. F. (2007). Social and
demographic characteristics of gay, lesbian, and heterosexual adults with and
without children. Journal of GLBT Family Studies, 3, 35–79.
Herek, G. M. (2006). Legal recognition of same-sex relationships in the United States:
A social science perspective. American Psychologist, 61, 601–621.
Hollingsworth, L. D. (2000). Who seeks to adopt a child? Findings from the National
Survey of Family Growth (1995). Adoption Quarterly, 3, 1–23.
Hoopes, J. L. (1982). Prediction in child development: A longitudinal study of adoptive
and nonadoptive families. New York: Child Welfare League of America.
Humphrey, M., & Kirkwood, R. (1982). Marital relationship among adopters. Adoption and
Fostering, 6, 44–48.
Kinsey, A. C., Pomeroy, W. B., & Martin, C. E. (1948). Sexual behavior in the human
male. Philadelphia: W. B. Saunders.
Kurdek, L. A. (1995). Lesbian and gay couples. In A. R. D’Augelli & C. J. Patterson
(Eds.), Lesbian, gay, and bisexual identities over the lifespan (pp. 243–261). New
York: Oxford University Press.
Kurdek, L. A. (1998). Relationship outcomes and their predictors: Longitudinal evidence
from heterosexual married, gay cohabiting, and lesbian cohabiting couples. Journal of
Marriage and Family, 60, 553–568.
Kurdek, L. A. (2001). Differences between heterosexual-nonparent couples and gay,
lesbian, and heterosexual-parent couples. Journal of Family Issues, 22, 727–754.
Kurdek, L. A. (2004). Are gay and lesbian cohabiting couples really different from
heterosexual married couples? Journal of Marriage and Family, 66, 880–900.
Kurdek, L. A. (2005). What do we know about gay and lesbian couples? Current
Directions in Psychological Science, 14, 251
TELAAH JURNAL
Judul Orang tua Angkat Gay, Lesbian, dan Heterokseksual : Isu Pasangan dan
Hubungan.
Penulis Farr, Rachel]
Publikasi NIZHAM, 11 September 2010
Penelaah DM FK UWKS (MALANG)
Tanggal 20 desember 2017
telaah
DESKRIPSI JURNAL
No Komponen Uraian
1 Judul Orang tua Angkat Gay, Lesbian, dan Heterokseksual : Isu
Pasangan dan Hubungan.
2 Introduction Judul :
Sesuai dengan jurnal
Abstrak :
Dapat menjalankan isi jurnal : pendahuluan, pengertian,
faktor resiko jika LGBT
Pendahuluan :
Dapat menjelaskan Orang tua Angkat Gay, Lesbian, dan
Heterokseksual
3 Pendahuluan Studi ini menelusuri dinamika hubungan pasangan pada
tempat lain
angkat gay.
mungkin muncul.
7 Hak-Hak Seksual Dan Penilaian aktivitas seksual antara pasangan gay, lesbian,
isu sosial
dan heteroseksual telah dikritik. Loulan (1988),