Anda di halaman 1dari 26

Orang tua Angkat Gay, Lesbian, dan Heterokseksual : Isu Pasangan dan Hubungan.

Rachel H. Farr, Stephen L. Forssell, Charlotte J. Patterson

Studi ini menelusuri dinamika hubungan pasangan pada 106 keluarga angkat yang

dipimpin oleh 29 orang gay, 27 orang lesbian, dan 50 orang heteroseksual. Terlepas dari

orientasi seksual mereka, kebanyakan pasangan memiliki hubungan jangka panjang,

keterikatan yang erat dan tingkat kepuasan hubungan yang tinggi. Orientasi seksual pasang

berhubungan kepada seberapa sering pasangan melakukan seks. Pasangan lesbian paling

jarang melakukan seks, sementara pasangan gay paling sering melakukan seks. Kepuasan

hubungan seksual tidak berbeda dengan fungsi orientasi seksual orang tua. Secara

keseluruhan tingkat kepuasan hubungan berhubungan secaras signfikan dengan tingkat

kepuasan seksual, frekuensi hubungan seksual, dan keterikatan yang lebih erat. Kami

membahas hasil ini dalam konteks penelitian terdahulu mengenai orientasi seksual,

pengasuhan, dan hubungan pasangan.

Katakunci orientasi seksual, pasangan adopsi, kepuasaan hubungan, hubungan seksual,

lesbian dan gay.

Kesamaan derajat hubungan antara pasangan sesama jensi dengan pasangan lawan

jenis telah menjadi subjek pada beberapa pembahasan ( e.g Herek, 2006; Kurdek, 2005).

Penelitian dalam skala besar telah membandingkan pasangan sesama jenis dengan lawan

jenis, dimana beberapa difokuskan pada pasangan sesama jenis dan lawan jenis yang

merupakan orang tua (e.g., Henehan, Rothblum, Solomon, & Balsam, 2007; Kurdek, 2001).

Namun, penelitian mengenai pasangan sesama jenis dan lawan jenis yang menjadi orang tua

dikarenakan adopsi masih sangat kurang.

Dari penelitian sebelumnya, jelas bahwa dewasa gay, lesbian, dan heteroseksual

cenderung membentuk ikatan emosional yang dalam dengan pasangan romantis mereka
(Herek, 2006; Kurdek, 2001, 2005; Mackey, Diemer, & O'Brien, 2000; Peplau & Fingerhut,

2007). Pasangan gay dan lesbian tampaknya sama mampunya dengan pasangan heteroseksual

dalam menjaga hubungan jangka panjang dan memiliki komitmen. Banyak pasangan gay dan

lesbian telah bersama satu dekade atau lebih. Hubungan romantis yang erat antara orang

dewasa gay dan lesbian mungkin sangat umum di kalangan orang dewasa yang lebih tua

(Blumstein & Schwartz, 1983; Bryant & Demian, 1994; Herek, 2006; Kurdek, 1995, 2004;

Peplau & Spalding, 2000)

Rata-rata pasangan gay dan lesbian puas dengan hubungan romantis mereka (Kurdek,

2005), dan mereka memiliki tingkat kepuasan hubungan yang sebanding dengan pasangan

heteroseksual. Terlepas dari orientasi seksual, faktor yang sama memiliki kemampuan untuk

memprediksi kepuasan hubungan untuk semua jenis pasangan (Duffy & Rusbult, 1986;

Gottman et al., 2003; Herek, 2006; Kurdek, 2001, 2004, 2005; Kurdek & Schmitt, 1986a, b;

Mackey et , Peplau & Fingerhut, 2007; Peplau, Pedasky, & Hamilton, 1982). Bahkan setelah

mengendalikan usia, tingkat pendidikan, pendapatan, ras, dan tahun hidup bersama, tidak ada

perbedaan signifikan dalam tingkat kepuasan hubungan ditemukan di antara sampel pasangan

gay, lesbian, dan heteroseksual yang beragam(Kurdek, 1998; Peplau, Cochran, & Mays, 1997

). Seperti halnya pasangan heteroseksual,tingkat kepuasan hubungan antara pasangan gay dan

lesbian secara bertahap menurun seiring berjalannya waktu. Bagi semua pasangan, tingkat

ketidakpuasan terdahap hubungan yang lebih besar terkait dengan kemungkinan yang lebih

besar berakhirnya suatu hubungan(Kurdek, 1998, 2004).

Tingkat kepuasan hubungan seksual juga ditemukan dapat dibandingkan antara

pasangan gay, lesbian, dan heteroseksual. Dalam sampel mereka yang berjumlah lebih dari

12.000 pasangan, Blumstein dan Schwartz (1983) menemukan bahwa tingkat kepuasan

seksual antara pasangan sesama jenis dan lawan jenis yang tinggal bersama dan pasangan

suami istri memiliki kesamaan. Untuk pasangan sesama jenis dan jenis kelamin lainnya,
frekuensi aktivitas seksual memiliki hubungan yang positif dengan tingkat kepuasan

hubungan seksual. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa frekuensi hubungan seksual

dan kepuasan hubungan seksual mungkin sangat penting bagi kepuasan hubungan pasangan

gay secara keseluruhan (Coleman, Brian, Rosser, & Strapko, 1992; Meyer, 2003). Secara

umum, pasangan gay telah memiliki frekuensi hubungan seksual terbesar dengan pasangan

utama mereka, sementara lesbian memiliki frekuensi terendah (misalnya, Blumstein &

Schwartz, 1983). Dewasa heteroseksual telah melaporkan frekuensi diantara kedua pasangan

lainnya. (Blumstein & Schwartz, 1983; Peplau, 1991; Peplau & Fingerhut, 2007; Rosenzweig

& Lebow, 1992; Solomon, Rothblum, & Balsam, 2005). Pada penelitian Blumstein dan

Schwartz (1983), 46% pasangan gay melakukan hubungan seksual paling sedikit tiga kali

dalam seminggu. Hanya 35% pasangan heteroseskual dan 20 % pasangan lesbian yang

melakukan hubunga seksual sebanyak itu. Namun, pada satu peneltian yang meliputi

perbedaan ras yang lebih luas, pasangan gay dan lesbian Afrika Amerika tidak memiliki

perbedaan dalam seberapa sering mereka melakukan seks (Peplau et al. 1997)

Penilaian aktivitas seksual antara pasangan gay, lesbian, dan heteroseksual telah

dikritik. Loulan (1988), McCormick (1994), dan lain-lain berpendapat bahwa pasangan gay,

lesbian, dan heteroseksual mungkin memiliki konseps yang berbeda tentang apa yang

dimaksud dengan "berhubungan seks," sehingga pertanyaan mengenai hubungan seksual

dapat dijawab secara berbeda oleh ketiga jenis pasangan ini. .

Sementara beberapa penelitian telah mengeksplorasi dinamika hubungan pasangan

gay, lesbian, dan heteroseksual, masih sedikit penelitian yang telah membahas hubungan

intim pasangan gay, lesbian, dan heteroseksual yang merupakan orang tua (misalnya, Kurdek,

2001). Beberapa peneliti telah membahas hubungan mengenai orang tua adopsi lesbian

(misalnya, Goldberg & Smith, 2008). Sepengetahuan kami, bagaimanapun, tidak ada

penelitian yang secara spesifik menangani dinamika hubungan pasangan di antara pasangan
parenting adopsi gay, lesbian, dan heteroseksual secara bersamaan. Telah ada beberapa

penelitian yang meneliti dinamika hubungan pasangan angkat heteroseksual (misalnya,

Borders, Black, & Pasley, 1998; Brodzinsky & Huffman, 1988; Daniluk & Hurtig-Mitchell,

2003; Santona & Zavattini, 2005; Ward, 1998), namun tidak dibandingan dengan pasangan

angkat gay dan lesbian.

Berdasarkan pada penelitian orang tua angkat heteroseksual, kita tahu bahwa orang

tua angkat menunjukkan penyesuaian psikologis yang serupa, atau terkadang lebih

menguntungkan dibandignkan orang tua lainnya (Brodzinsky & Huffman, 1988; Hoopes,

1982; Levy-Shiff, Bar, & Har-Even, 1990; Plomin & DeFries, 1985). Orang tua adopsi

seringkali lebih tua dari orang tua lainnya (Berry, Barth, & Needell, 1996; Brodzinsky &

Huffman, 1988). Pasangan yang mengadopsi juga cenderung telah menikah atau dalam

hubungan romantis mereka selama beberapa tahun sebelum melakukan adopsi (Farber,

Timberlake, Mudd, & Cullen, 2003; Groza & Rosenberg, 1998; Hollingsworth, 2000; Levy-

Shiff et al., 1990). Semua orang tua yang akan melakukan adopsi telah diskrining oleh

lembaga adopsi dan memiliki tekad untuk menjadi calon pemimpin yang sehat dan baik

(Hartman & Laird, 1990; Leon, 2002; Levy-Shiff et al., 1990; Westman, 1994). Dengan

demikian, tidak mengherankan bahwa sebagian besar orang tua angkat nampaknya bisa

menjadi orang tua dapat dinadlkan. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa orang

tua angkat cenderung memiliki hubungan keterikatan yang erat dengan pasangan mereka

(Santona & Zavattini, 2005).

Studi saat ini berusaha untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana perbedaan atau

kesamaan hubungan romantis pasangan angkat gay dan lesbian dengan pasangan adopsi

heteroseksual. Berdasarkan penelitian sebelumnya, kami memperkirakan pasangan akan

memiliki kesamaan berdasarkan pada(1) durasi hubungan, (2) jenis keterikatan, (3) tingkat

kepuasan hubungan secara keseluruhan, dan (4) tingkat kepuasan hubungan seksual. Kami
menduga pasangan yang telah bersama-sama selama beberapa tahun, dan kebanyakan orang

tua akan memiliki hubungan keterikatan yang erat dengan pasangan mereka. Secara

keseluruhan, kami mengharapkan pasangan secara umum untuk berada dalam hubungan yang

sehat dan fungsional dan memiliki tingkat kepuasan hubungan yang relatif tinggi. Selain itu,

kami mengharapkan beberapa hubungan di antara variabel-variabel yang diminati. Kami

memperkirakan bahwa, terlepas dari jenis kelamin atau orientasi seksual, memiliki gaya

keterikatan yang erat dan tingkat kepuasan hubungan seksual yang lebih tinggi akan berkaitan

dengan tingkat kepuasan keseluruhan hubungan yang lebih tinggi (misalnya, Coleman et al.,

1992).

Namun, kami mengharapkan adanya perbedaan antara pasangan angkat gay, lesbian,

dan heteroseksual dalam hal (1) frekuensi aktivitas seksual dan (2) pentingnya frekuensi

aktivitas seksual terhadap kepuasan seksual dan kepuasan hubungan secara keseluruhan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, kami mengharapkan pasangan gay untuk memiliki

frekuensi hubungan seksual paling sering, dan pasangan lesbian paling sedikit (Blumstein &

Schwartz, 1983; Peplau, 1991; Peplau & Fingerhut, 2007; Rosenzweig & Lebow, 1992;

Solomon et al. , 2005). Kami mengharapkan adanya hubungan antara tingkat kepuasan

hubungan seksual dan hubungan secara keseluruhan dengan frekuensi aktivitas seksual pada

semua pasangan, dengan hubungan ini paling kuat di antara pasangan angkat gay.

Semua pasangan dalam penelitian kami adalah orang tua angkat dari seorang anak

kecil. Untuk alasan ini, kami mengharapkan mereka untuk melaporkan lebih sedikit

kesempatan untuk melakukan keintiman dibandingkan tahap awal hubungan mereka (Cowan

& Cowan, 1988; LaRossa, 1986; Osofsky & Culp, 1989). Oleh karena itu kami berharap

semua pasangan akan melaporkan tingkat kepuasan seksual saat ini yang lebih rendah

dibandingkan selama keseluruhan hubungan pasangan. Sependapat dengan penelitian

sebelumnya, kami menduga durasi hubungan yang lebih lama berhubungan dengan tingkat
kepuasan seksual yang lebih rendah, frekuensi aktivitas seksual yang kurang, dan tingkat

kepuasan hubungan yang lebih rendah secara keseluruhan (Kurdek, 1998; Peplau, 1991;

Peplau & Fingerhut, 2007). Singkatnya, kami memperkirakan bahwa pasangan angkat gay,

lesbian, dan heteroseksual akan memiliki kesammaan dalam kebanyakan hal, namun

beberapa perbedaan di antara jenis pasangan juga mungkin muncul.

METODE

Peserta
Keluarga adopsi direkrut melalui beberapa lembaga adopsi di Amerika Serikat.

Dengan menggunakan catatan adopsi domestik lembaga, semua keluarga dengan dua orang

tua yang tinggal di rumah yang sama dengan anak yang diadopsi berusia antara satu dan lima

tahun dan berada dpoinpat dimana adopsi diakui secara hukum untuk pasangan sesama jenis

dan lawan jenis. Agen utama yang berkerjasama dengan kami, di Amerika Serikat Mid-

Atlantic, mengidentifikasi 44 pasangan sesama jenis (termasuk 23 perempuan dan 21

pasangan suami-istri laki-laki yang sama) dan 73 pasangan seks lain yang memenuhi syarat,

dan semua diundang untuk berpartisipasi. Keluarga dihubungi melalui surat, e-mail, dan /

atau panggilan telepon, tergantung pada informasi yang tersedia di file lembaga.
Enam puluh tiga keluarga (33 pasangan sesama jenis; 30 pasangan sesama jenis) yang

menyelesaikan adopsi domestik dengan badan kerja sama setuju untuk berpartisipasi. Dengan

demikian, kami mendapat tingkat responden sebesar 75% untuk pasangan sesama jenis dan

41% untuk pasangan lawan jenis. Keluarga yang dikepalai oleh pasangan sesama jenis itu

cenderung lebih setuju untuk berpartisipasi daripada keluarga yang dikepalai oleh pasangan

lawan jenis, χ2 (1, n = 44) = 12,70, p <.001. Alasan paling umum orang tua untuk tidak

berpartisipasi adalah tidak adanya waktu.


Sebagai hasil rekrutmen keluarga dari empat lembaga adopsi lainnya di Pesisir Timur

Laut, Selatan, dan Barat Amerika Serikat, 43 tambahan keluarga (12 gay-parented, 11

lesbian-parented, dan 20 heteroseksual) setuju untuk berpartisipasi Keluarga angkat


menghubungi peneliti tersebut langsung setelah menerima e-mail atau surat undangan

partisipasi. Untuk menjaga kerahasiaan, jumlah keluarga yang memenuhi syarat untuk

berpartisipasi tidak bisa diungkapkan oleh badan-badan ini, sehingga tingkat partisipasi tidak

dapat dihitung untuk subsampel ini.


Sampel akhir terdiri dari 106 keluarga dengan total 212 orang tua. Partisipasi

sepenuhnya bersifat sukarela dan peneliti memperoleh persetujuan tertulis dari semua orang

tua yang berpartisipasi Penelitian ini disetujui oleh Universitas dari Virginia Institutional

Review Board.
Tabel 1 memberikan karakteristik demografis keluarga peserta. Ada 56 keluarga

sesama jenis, meliputi 29 pasangan gay dan 27 pasangan lesbian, dan 50 keluarga lawan

jenis. Usia rata-rata orang tua 42 tahun dan anak-anak rata-rata berusia 3 tahun. Delapan

puluh persen orang tua berkulit putih, 17% adalah orang Amerika Afrika, dan 3% adalah

orang Latin, orang Asia Amerika, atau Multietnis / Birasial. Orang tua umumnya

berpendidikan tinggi. bekerja penuh waktu dan memperoleh pendapatan keluarga di atas

pendapatan rata-rata nasional (lihat Tabel 1). Sampel terdiri dari 86% pasangan ras yang sama

dan 14% pasangan antar ras. Sekitar setengah dari sampel diambil dari Pesisir Timur.

Sebagian besar keluarga tinggal di Maryland atau District Kolumbia (n = 56), beberapa

tinggal di New York (n = 7), negara bagian Northeastern lainnya (n = 4), atau Negara bagian

selatan (n = 7). Sekitar sepertiga dari sampel diambil dari Pesisir Barat, dengan beberapa

tinggal di Washington (n = 6), Oregon (n = 8), dan California (n = 18). Mayoritas keluarga

angkat memiliki satu anak yang tinggal di rumah mereka Semua orang tua dalam sampel

kami adalah orang tua yang sah secara hukum terhadap anak yang diadopsi.
Orang tua gay, lesbian, dan heteroseksual dan anak angkat mereka memiliki kesamaan

demografis, dan pada umumnya cocok. Tidak ada orang tua di sampel dimana secara biologis

berhubungan dengan anak angkat mereka, dan semua dengan sadar ingin menjadi orang tua

angkat. Kami telah melaporkan kesamaan dan perbedaan demografis sebagai fungsi orientasi

seksual orang tua di tempat lain (Farr & Patterson, 2009).


Bahan
Semua orang tua menyelesaikan tiga laporan sendiri yang berkaitan dengan

keterikatan, tingkat kepuasan hubungan, dan hubungan seksual mereka dengan pasangannya

Jenis Ketertikatan Orang tua


Kuesioner Lampiran Dewasa (AAQ; Hazan & Shaver, 1987) adalah sebuah gabungan

pilihan singkat dan Likert rating untuk mengukur jenis keterikatan dengan pasangan

romantisnya. Di AAQ, peserta dihadapkan dengan tiga deskripsi hubungan romantis, masing-

masing perwakilan jenis hubungan yang aman, preoccupied, atau dismissing. Peserta diminta

terlebih dahulu untuk menilai bagaimana karakteristik masing-masing dari tiga deskripsi

hubungan romantis tersebut berdasarkan pada hubungan romantis mereka sendiri dengan

skala 5 poin ("sangat bukan saya "menjadi" sangat seperti saya ") sehingga menghasilkan

penilaian skala jenis keterikatan responden. Peserta kemudian diminta untuk memilih

deskripsi mana yang terbaik sesuai dengan hubungan romantis mereka sendiri. Klasifikasi

lampiran kategoris (yaitu, "Aman," "Insecure-Avoidant," atau "Insecure-Anxious /

Ambivalent") berbasis pada deskripsi yang disetujui oleh subjek.


Tingkat Kepuasan Hubungan Orang tua
The Dyadic Adjustment Scale (DAS; Spanier, 1976) adalah instrumen yang dirancang

untuk mengukur kepuasan, konsensus, kohesi, dan kasih sayang didalam hubungan romantis

seseorang.. 10 poin subskala kepuasan digunakan untuk menilai kepuasan hubungan

pasangan. Poin diberi nilai dari angka 0 ("Tidak pernah") ke 5 ("Semua waktu") skala,

dengan angka yang lebih tinggi menunjukkan kepuasan yang lebih besar. Contohnya adalah,

"Secara umum, seberapa sering Anda menganggap hal-hal di antara Anda dan pasangan Anda

berjalan dengan baik? "Jumlah dari 10 poin dihitung untuk mendapat nilai kepuasan

hubungan. Spanier (1976) menemukan nilai rata-rata untuk hubungan yang bertahan diantara

sampel pasangan suami-istri dalam jumlah besar (n = 218) bernilai 40,5 dengan standar

deviasi 7,2. Untuk hubungan yang akhirnya terhenti, Spanier (1976) menemukan rata-rata

nilai kepuasan hubungan sebesar 22,2 dengan standar deviasi 10,3.


Hubungan Seksual Orang tua dan Durasi Hubungan
Peserta ditanya beberapa pertanyaan mengenai hubungan seksual dan riwayat

hubungan mereka, serta mengenai hubungan seksual mereka dengan yang pasangan

utamnya.. Poin mengenai orientasi seksual dan identitas diadaptasi dari Forssell (2004),

Kinsey, Pomeroy, dan Martin (1948), dan Wagner, Remien, dan Carballo-Dieguez (2000).

Peserta menentukan siapa yang paling membuat mereka tertarik, mulai dari "jenis kelamin

yang sama" hingga "lawan jenis saja" dengan beberapa pilihan lain diantaranya. Peserta juga

melaporkan bagaimana mereka mengidentifikasi orientasi seksual mereka, dari "Gay /

Homoseksual," "Lesbian / Homoseksual, "" Biseksual, "atau" Heteroseksual. "Terakhir,

pertanyaan tentang kepuasan seksual adalah peringkat Likert-style dari "Sangat tidak Puas"

menjadi "Sepenuhnya Puas" yang diadaptasi dari Reynolds Brief Sexual Functional Scale

(Reynolds, Frank, Ini, Houck, & Jennings, 1988).


Prosedur
Semua keluarga angkat yang memenuhi syarat pada awalnya dihubungi dengan surat

atau e-mail oleh direktur lembaga adopsi yang bekerja sama dimana memberi penjelasan

tentang penelitian dan mengundang partisipasi. Follow-up panggilan telepon dilakukan oleh

peneliti dan dapat memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mendeskripsikan studi lebih

lanjut dan meminta partisipasi.


Setelah keluarga setuju untuk berpartisipasi, seorang peneliti menjadwalkan

kunjungan ke rumah keluarga yang berpartisipasi Selama kunjungan ini, orang tua

melengkapi beberapa kuesioner tentang hubungan mereka sebagai pasangan, dan keluarga

yang berpartisipasi dalam kegiatan lain, tidak berkaitan dengan laporan ini. Partisipasi adalah

sepenuhnya sukarela, dan tidak ada insentif keuangan yang ditawarkan.

HASIL
Pertama-tama kami melaporkan hasil beberapa dinamika hubungan orang tua angkat

dengan pasangan mereka sebagai fungsi orientasi seksual orang tua dan jenis kelamin.

Selanjutnya kami melaporkan asosiasi antar hubungan variabel yang diminati pada sampel

pasangan adopsi gay, lesbian, dan heteroseksual kami.


Kami menggunakan uji chi-square (untuk data kategoris) dan ANOVAs (untuk data

kontinu) untuk menelusuri apakah ada perbedaan yang signifikan sebagai fungsi dari

beberapa jenis pasangan. Terlepas dari orientasi seksual atau jenis kelamin, pasangan

memiliki kesamaan satu sama lain dalam beberapa hal. Orang tua telah bersama pasangan

mereka selama rata-rata 13 tahun, dan lamanya hubungan ini tidak berbeda dengan fungsi

orientasi seksual orang tua (lihat Tabel 1). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat

kemananan keterikatan antara pasangan gay, lesbian, dan heteroseksual. Sebagian besar

dilaporkan terikat dengan erat pada pasangan utama mereka (91% untuk pasangan lesbian

dan 88% untuk pasangan gay dan heteroseksual, χ2 [1, n = 54] = .31, ns). Semua orang tua

melaporkan memilki tingkat kepuasan hubungan dan seksual yang relatif tinggi dengan

pasangannya, dan tidak ditemukan perbedaan yang signifikan dalam hal ini diantara pasangan

gay, lesbian, dan heteroseksual (lihat Tabel 2).


Dengan kata lain, pasangan dalam sampel kami berbeda satu sama lain sebagai suatu

fungsi orientasi seksual dan jenis kelamin. Seperti yang diharapkan pasangan gay, lesbian,

dan heteroseksual memiliki perbedaan secara signifikan satu sama lain mengenai frekuensi

aktivitas seksual mereka (lihat Tabel 2). Meski ada variasi yang cukup banyak, pasangan

lesbian paling jarang melakukan hubungan seks (rata-rata, sekitar "sebulan sekali atau

kurang"). Pasangan heteroseksual melaporkan frekuensi menengah (rata-rata, hampir "dua

sampai tiga kali sebulan"). Pasangan gay melaporkan frekuensi seks tertinggi (rata-rata, lebih

banyak dari "dua sampai tiga kali sebulan").


Meskipun terdapat perbedaan frekuensi seks pada orang tua angkat gay, lesbian, dan

heteroseksual dengan pasangannya, melakukan hubungan seks yang lebih banyak sering

dikaitkan secara positif dengan tingkat kepuasan seksual dan hubungan secara keseluruhan

bagi semua pasangan (lihat Tabel 3). Hubungan antara frekuensi hubungan seks dan tingkat

kepuasan hubungan bersifat signifikan bagi semua pasangan jenis, namun paling besar untuk

pasangan gay, dan terendah untuk lesbian (lihat Tabel 4). Seperti yang diharapkan juga,
semua orang tua rata-rata melaporkan tingkat kepuasan seksual yang lebih rendah baru-baru

ini (yaitu, pada bulan lalu) dibandingkan tingkat kepuasan seksual secara keseluruhan dengan

pasangan mereka (lihat Tabel 2). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal ini diantara

jenis pasangan.
Seperti yang diharapkan, kami menemukan bahwa kepuasan hubungan secara

keseluruhan terkait secara signifikan dengan jenis keterikatan pada semua pasangan. Tingkat

kepuasan hubungan yang lebih tinggi berhubungan dengan jenis keterikatan yang eart.

Namun, berlawanan dengan dugaan kami, tidak ada hubungan yang signifikan antara durasi

hubungan dan tingkat kepuasan hubungan, kepuasan seksual, atau frekuensi hubungan

seksual diantara pasangan angkat gay, lesbian, atau heteroseksual (lihat Tabel 3).

DISKUSI
Konsisten dengan temuan pada penelitian terdahulu mengenai pasangan gay, lesbian,

dan heteroseksual, kami menemukan bahwa dinamika hubungan pasangan gay, lesbian, dan

heteroseksual yang telah mengadopsi anak-anak secara keseluruhan memiliki kesamaan..

Penelitian sebelumnya dengan pasangan gay dan lesbian berfokus pada pasangan tanpa anak,

sehingga hasil kami merupakan hal yang baru dimana menunjukkan bahwa cara pengasuhan

pasangan sesama jenis memiliki kesamaan dengan pasangan lawan jenis. Pasangan pengasuh

gay, lesbian, dan heteroseksual dalam sampel kami tidak berbeda dari satu sama lain dalam

kaitannya dengan durasi hubungan mereka, jenis keterikatan, tingkat kepuasan hubungan

seksual, atau kepuasan hubungan secara keseluruhan. Semua jenis pasangan menganggap

frekuensi hubungan seksual mereka dengan pasangan sama pentingnya dengan tingkat

kepuasan mereka dengan hubungan seksual dan hubungan mereka secara keseluruhan.

Namun, pasangan angkat gay, lesbian, dan heteroseksual memiliki perbedaan mengenai

seberapa sering mereka terlibat dalam hubungan seksual. Dalam beberapa hal, pasangan

angkat, terlepas dari orientasi seksualnya atau jenis kelamin, memiliki kesamaan dengan
pasangan lainnya. Namun, bertentangan dengan temuan sebelumnya, beberapa karakteristik

dari hubungan pasangan adopsi ini nampak berbeda.


Terlepas dari orientasi seksual atau jenis kelamin, sebagian besar orang tua angkat

dalam sampel kami telah menjalani hubungan romantis selama bertahun-tahun, relatif puas

dalam hubungan mereka, dan terikat dengan erat satu sama lain. Orang tua angkat dalam

sampel kami melaporkan tingkat keterikatan yang erat dengan pasangan utama mereka yang

lebih tinggi dari rata-rata (89%). Sebaliknya, Van IJzendoorn dan Bakermans-Kranenburg

(1996) melaporkan bahwa hanya 55% ibu dan 62% ayah yang terikat erat dengan pasangan

romantis mereka dalam sampel non-klinis skala besar pada orang tua heteroseksual Namun,

hasil kami memiliki kemiripan dengan Santona dan Zavattini (2005), dimana menemukan

bahwa di antara sampel orang tua angkat mereka, 76% menunjukkan jenis keterikatan yang

erat. Secara keseluruhan, orang tua yang ikut dalam penelitian kami melaporkan tingkat

keterikatan erat yang tinggi terhadap pasangan mereka.


Mengenai frekuensi aktivitas seksual pasangan, hasil kami mencerminkan temuan

Blumstein dan Schwartz (1983), Peplau (1991), Rosenzweig dan Lebow (1992), dan

Solomon dan rekan (2005). Orang tua angkat lesbian paling jarang melakukan seks dan orang

tua angkat gay paling sering berhubungan seks, dengan pasangan heteroseksual berada di

antaranya. Terlepas dari orientasi seksual orang tua, bagaimanapun, frekuensi hubungan

seksual memiliki hubungan yang positif dengan tingkat kepuasan hubungan seksual dan

kepuasan hubungan secara keseluruhan. Seperti yang dilaporkan pada penelitian sebelumnya

(misalnya, Coleman et al., 1992), frekuensi aktivitas seksual sangat penting bagi orang tua

angkat gay dalam hal tingkat kepuasan seksual dan hubungan mereka. Sebaliknya, frekuensi

aktivitas seksual paling tidak bermakna bagi orang tua angkat lesbian dengan tingkat

kepuasan seksual dan hubungan mereka.


Berlawanan dengan harapan kami, kami tidak menemukan hubungan yang signifikan

diantara lamanya durasi pasangan bersama dengan tingkat kepuasan hubungan, kepuasan

seksual, atau frekuensi aktivitas seksual. Sementara kualitas hubungan yang menurun seiring
waktu telah menjadi tren umum bagi semua pasangan dalam hubungan jangka panjang (mis.,

Cowan & Cowan, 1988; Hackel & Rubel, 1992; Kurdek, 2004, 1998; LaRossa, 1986;

MacDermid, Huston, & McHale, 1990; Osofsky & Culp, 1989), pengecualian pada orang tua

angkat yang baru saja menjadi orang tua. Pasangan pada sampel kami telah hidup bersama

selama bertahun-tahun, tapi baru saja menjadi orang tua. Bagi pasangan ini, mungkin

diperlukan usaha yang sangat besar untuk menjadi orangtua. Sementara proses resmi

mengadopsi anak rata-rata memakan waktu 9 sampai 24 bulan, pasangan yang akhirnya

mengadopsi seringkali memulai perencanaan untuk menjadi orang tua beberapa tahun

sebelum memulai proses adopsi secara formal (Farber et al., 2003; Groza & Rosenberg, 1998;

Levy-Shiff et al., 1990). Sebagai hasil dari kepuasan yang mendalam dimana didapat dengan

menjadi orang tua pada akhirnya, pasangan yang mengadopsi anak mungkin dapat terlindung

dari penurunan tingkat kepuasan hubungan yang khas ditemukan pada pasangan lainnya

dalam hubungan jangka panjang (Daniluk & Hurtig- Mitchell, 2003; Levy-Shiff et al., 1990).

Konsisten dengan pandangan ini, Humphrey dan Kirkwood (1982) menemukan bahwa

tingkat kepuasan pernikahan orang tua angkat tetap tinggi sepanjang masa transisi menjadi

orang tua. Selanjutnya, menjadi orang tua angkat bahkan dapat membantu meningkatkan

tingkat kepuasan pasangan dalam identitas baru mereka sebagai orang tua sebagai orang tua

(Bartholet, 1993; Borders et al., 1998).


Orang tua angkat gay, lesbian, dan heteroseksual dalam sampel kami umumnya

merasa cukup puas dengan hubungan romantis mereka. Semua orang tua melaporkan merasa

lebih puas terhadap hubungan seksual mereka secara keseluruhan dibandingkan dengan

bulan-bulan terakhir ini. Temuan ini berasal dari kenyataan bahwa pasangan ini semua

mengasuh anak kecil, sehingga memiliki waktu yang lebih sedikit untuk melakukan

keintiman fisik dibandingkan sebelum mereka menjadi orang tua (Cowan & Cowan, 1988;

LaRossa, 1986; Osofsky & Culp, 1989).


Studi saat ini memiliki beberapa kekuatan. Ini adalah studi pertama, sepengetahuan

kami, yang meliputi perbandingan dinamika hubungan pasangan gay, lesbian, dan

heteroseksual yang telah mengadopsi anak-anak. Adopsi anak-anak oleh orang dewasa gay

dan lesbian telah menjadi isu kontroversial, dan masih dibutuhkannya informasi lebih lanjut

mengenai keluarga angkat yang dikepalai oleh gay dan lesbian. Selain itu, hanya terdapat

sedikit penelitian mengenai transisi menjadi orang tua bagi pasangan gay dan lesbian

dibandingkan dengan pasangan heteroseksual (misalnya, Goldberg & Sayer, 2006; Goldberg

& Smith, 2008). Terdapat beberapa penelitian mengenai pasangan gay yang merupakan orang

tua. Dengan demikian, penelitian kami juga berkontribusi pada basis pengetahuan yang

berkembang mengenai orang tua gay. Secara keseluruhan, temuan kami dalam beberapa hal

konsisten dengan penelitian sebelumnya tentang pasangan gay dan lesbian, namun hasil kami

juga menyoroti karakteristik spesifik pasangan yang mengadopsi anak-anak. Penelitian saat

ini adalah penelitian yang pertama untuk menunjukkan meskipun terdapat sedikit perbedaan

antara pasangan gay, lesbian, dan heteroseksual yang mengadopsi anak-anak, terdapat juga

beberapa kesamaan. Banyak masalah yang dihadapi pasangan yang pertama kali menjadi

orang tua tidak berhubungan dengan orientasi seksual orang tua.


Meski memiliki kekuatan, penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan.

Contohnya, data seluruhnya bersifat cross-sectional. Informasi lebih lanjut tentang dinamika

hubungan pasangan dapat diperoleh dari desain studi longitudinal. Karena kita tidak memiliki

informasi mengenai hubungan pasangan sebelum menjadi orang tua. Dikarenakan kita tidak

dapat memastikan dampak spesifik dari adopsi anak pada hubungan pasangan. Misalnya,

tidak jelas apakah tingkat kepuasan seksual atau hubungan pasangan telah berubah selama

proses adopsi. Jenis penelitian longitudinal bisa menjawab pertanyaan semacam itu.
Kesimpulannya , pasangan gay, lesbian, dan heteroseksual yang telah mengadopsi

anak-anak memiliki kesamaan dalam banyak hal. Orang tua angkat ini relatif bahagia dalam

hubungan mereka dengan pasangan mereka dan melaporkan tingginya tingkat keterikatan
yang erat terhadap mereka. Beberapa perbedaan yang membedakan ayah gay, ibu lesbian, dan

orang tua heteroseksual diantarnya, seperti frekuensi aktivitas seksual yang berbeda, tidak

berkaitan dengan tingkat keterikatan pasangan dan kepuasan hubungan secara keseluruhan.

Hasil kami menunjukkan bahwa terdapat kontribusi orientasi seksual dan gender orang tua

terhadap dinamika hubungan pasangan orang tua angkat.

Daftar Pustaka

Bartholet, E. (1993). Family bonds: Adoption and the politics of parenting. Boston: Houghton
Mifflin.
Berry, M., Barth, R. P., & Needell, B. (1996). Preparation, support, and satisfaction of
adoptive families in agency and independent adoptions. Child and Adolescent
Social Work Journal, 13, 157–183.
Blumstein, P., & Schwartz, P. (1983). American couples: Money, work, sex. New York:
William Morrow.
Borders, L. D., Black, L. K., & Pasley, B. K. (1998). Are adopted children and their
parents at greater risk for negative outcomes? Family Relations, 47, 237–241.
Brodzinsky, D. M., & Huffman, L. (1988). Transition to adoptive parenthood. Clinical
Psychology Review, 7, 25–47.
Bryant, A. S., & Demian, N. (1994). Relationship characteristics of American gay and
lesbian couples: Findings from a national survey. In L. A. Kurdek (Ed.), Social
services for gay and lesbian couples (pp. 101–117). Binghamton, NY: Haworth.
Coleman, E., Brian, R., Rosser, S., & Strapko, N. (1992). Sexual and intimacy dysfunction
among homosexual men and women. Psychiatric Medicine, 10, 257–271.
Cowan, P. A., & Cowan, C. P. (1988). Changes in marriage during the transition
to parenthood: Must we blame the baby? In G. Y. Michaels & W. A. Goldberg
(Eds.), The transition to parenthood: Current theory and research (pp. 114–154).
New York: Cambridge University Press.
Daniluk, J. C., & Hurtig-Mitchell, J. (2003). Themes of hope and healing: Infertile
couples’ experiences of adoption. Journal of Counseling and Development, 81,
389–399.
Duffy, S. M., & Rusbult, C. E. (1986). Satisfaction and commitment in homosexual
and heterosexual relationships. Journal of Homosexuality, 12, 1–24.
Farber, M. L. Z., Timberlake, E., Mudd, H. P., & Cullen, L. (2003). Preparing parents
for adoption: An agency experience. Child and Adolescent Social Work, 20,
175–196.
Farr, R. H., & Patterson, C. J. (2009). Transracial adoption by lesbian, gay, and heterosexual
couples: Who completes transracial adoptions and with what results?
Adoption Quarterly, 12, 187–204.

Forssell, S. L. (2004). Gay male couples: Extra dyadic sexual activity, psychological
adjustment, relationship quality, and HIV risk. Dissertation Abstracts International,
Section B: The Sciences and Engineering, Vol 65(7-B), 2005, pp. 3772.
Goldberg, A. E., & Sayer, A. (2006). Lesbian couples’ relationship quality across the
transition to parenthood. Journal of Marriage and Family, 68, 87–100.
Goldberg, A. E., & Smith, J. Z. (2008). Social support and psychological well-being in
lesbian and heterosexual preadoptive couples. Family Relations, 57, 281–294.
Gottman, J. M., Levenson, R. W., Gross, J., Frederickson, B. L., McCoy, K., Rosenthal,
L., Ruef, A., & Yoshimoto, D. (2003). Correlates of gay and lesbian couples;
relationship satisfaction and relationship dissolution. Journal of Homosexuality,
45, 23–43.
Groza, V., & Rosenberg, K. F. (Eds.) (1998). Clinical and practice issues in adoption:
Bridging the gap between children placed as infants and as older children.
Westport, CT: Praeger.
Hackel, L. S., & Ruble, D. N. (1992). Changes in the marital relationship after the
first baby is born: Predicting the impact of expectancy disconfirmation. Journal
of Personality and Social Psychology, 62, 944–957.
Hartman, A., & Laird, J. (1990). Family treatment after adoption: Common themes.
In D. M. Brodzinsky & M. Schechter (Eds.), The psychology of adoption (pp.
221–239). Oxford, England: Oxford University Press.
Hazan, C., & Shaver, P. R. (1987). Romantic love conceptualized as an attachment
process. Journal of Personality and Social Psychology, 52, 511–524.
Henehan, D., Rothblum, E. D., Solomon, S. E., & Balsam, K. F. (2007). Social and
demographic characteristics of gay, lesbian, and heterosexual adults with and
without children. Journal of GLBT Family Studies, 3, 35–79.
Herek, G. M. (2006). Legal recognition of same-sex relationships in the United States:
A social science perspective. American Psychologist, 61, 601–621.
Hollingsworth, L. D. (2000). Who seeks to adopt a child? Findings from the National
Survey of Family Growth (1995). Adoption Quarterly, 3, 1–23.
Hoopes, J. L. (1982). Prediction in child development: A longitudinal study of adoptive
and nonadoptive families. New York: Child Welfare League of America.
Humphrey, M., & Kirkwood, R. (1982). Marital relationship among adopters. Adoption and
Fostering, 6, 44–48.
Kinsey, A. C., Pomeroy, W. B., & Martin, C. E. (1948). Sexual behavior in the human
male. Philadelphia: W. B. Saunders.
Kurdek, L. A. (1995). Lesbian and gay couples. In A. R. D’Augelli & C. J. Patterson
(Eds.), Lesbian, gay, and bisexual identities over the lifespan (pp. 243–261). New
York: Oxford University Press.
Kurdek, L. A. (1998). Relationship outcomes and their predictors: Longitudinal evidence
from heterosexual married, gay cohabiting, and lesbian cohabiting couples. Journal of
Marriage and Family, 60, 553–568.
Kurdek, L. A. (2001). Differences between heterosexual-nonparent couples and gay,
lesbian, and heterosexual-parent couples. Journal of Family Issues, 22, 727–754.
Kurdek, L. A. (2004). Are gay and lesbian cohabiting couples really different from
heterosexual married couples? Journal of Marriage and Family, 66, 880–900.
Kurdek, L. A. (2005). What do we know about gay and lesbian couples? Current
Directions in Psychological Science, 14, 251

TELAAH JURNAL

Judul Orang tua Angkat Gay, Lesbian, dan Heterokseksual : Isu Pasangan dan

Hubungan.
Penulis Farr, Rachel]
Publikasi NIZHAM, 11 September 2010
Penelaah DM FK UWKS (MALANG)
Tanggal 20 desember 2017
telaah

DESKRIPSI JURNAL

No Komponen Uraian
1 Judul Orang tua Angkat Gay, Lesbian, dan Heterokseksual : Isu
Pasangan dan Hubungan.
2 Introduction Judul :
Sesuai dengan jurnal
Abstrak :
Dapat menjalankan isi jurnal : pendahuluan, pengertian,
faktor resiko jika LGBT
Pendahuluan :
Dapat menjelaskan Orang tua Angkat Gay, Lesbian, dan
Heterokseksual
3 Pendahuluan Studi ini menelusuri dinamika hubungan pasangan pada

106 keluarga angkat yang dipimpin oleh 29 orang gay, 27

orang lesbian, dan 50 orang heteroseksual. Terlepas dari

orientasi seksual mereka, kebanyakan pasangan memiliki

hubungan jangka panjang, keterikatan yang erat dan

tingkat kepuasan hubungan yang tinggi. Orientasi seksual

pasang berhubungan kepada seberapa sering pasangan

melakukan seks. Pasangan lesbian paling jarang

melakukan seks, sementara pasangan gay paling sering

melakukan seks. Kepuasan hubungan seksual tidak

berbeda dengan fungsi orientasi seksual orang tua.

Secara keseluruhan tingkat kepuasan hubungan

berhubungan secaras signfikan dengan tingkat kepuasan

seksual, frekuensi hubungan seksual, dan keterikatan

yang lebih erat. Kami membahas hasil ini dalam konteks

penelitian terdahulu mengenai orientasi seksual,

pengasuhan, dan hubungan pasangan.

Katakunci orientasi seksual, pasangan adopsi,

kepuasaan hubungan, hubungan seksual, lesbian dan gay.

Kesamaan derajat hubungan antara pasangan

sesama jensi dengan pasangan lawan jenis telah menjadi

subjek pada beberapa pembahasan ( e.g Herek, 2006;

Kurdek, 2005). Penelitian dalam skala besar telah


membandingkan pasangan sesama jenis dengan lawan

jenis, dimana beberapa difokuskan pada pasangan

sesama jenis dan lawan jenis yang merupakan orang tua

(e.g., Henehan, Rothblum, Solomon, & Balsam, 2007;

Kurdek, 2001). Namun, penelitian mengenai pasangan

sesama jenis dan lawan jenis yang menjadi orang tua

dikarenakan adopsi masih sangat kurang.

Dari penelitian sebelumnya, jelas bahwa dewasa

gay, lesbian, dan heteroseksual cenderung membentuk

ikatan emosional yang dalam dengan pasangan romantis

mereka (Herek, 2006; Kurdek, 2001, 2005; Mackey,

Diemer, & O'Brien, 2000; Peplau & Fingerhut, 2007).

Pasangan gay dan lesbian tampaknya sama mampunya

dengan pasangan heteroseksual dalam menjaga hubungan

jangka panjang dan memiliki komitmen. Banyak

pasangan gay dan lesbian telah bersama satu dekade atau

lebih. Hubungan romantis yang erat antara orang dewasa

gay dan lesbian mungkin sangat umum di kalangan orang

dewasa yang lebih tua (Blumstein & Schwartz, 1983;

Bryant & Demian, 1994; Herek, 2006; Kurdek, 1995,

2004; Peplau & Spalding, 2000)

Rata-rata pasangan gay dan lesbian puas dengan

hubungan romantis mereka (Kurdek, 2005), dan mereka

memiliki tingkat kepuasan hubungan yang sebanding

dengan pasangan heteroseksual. Terlepas dari orientasi


seksual, faktor yang sama memiliki kemampuan untuk

memprediksi kepuasan hubungan untuk semua jenis

pasangan (Duffy & Rusbult, 1986; Gottman et al., 2003;

Herek, 2006; Kurdek, 2001, 2004, 2005; Kurdek &

Schmitt, 1986a, b; Mackey et , Peplau & Fingerhut,

2007; Peplau, Pedasky, & Hamilton, 1982). Bahkan

setelah mengendalikan usia, tingkat pendidikan,

pendapatan, ras, dan tahun hidup bersama, tidak ada

perbedaan signifikan dalam tingkat kepuasan hubungan

ditemukan di antara sampel pasangan gay, lesbian, dan

heteroseksual yang beragam(Kurdek, 1998; Peplau,

Cochran, & Mays, 1997 ). Seperti halnya pasangan

heteroseksual,tingkat kepuasan hubungan antara

pasangan gay dan lesbian secara bertahap menurun

seiring berjalannya waktu. Bagi semua pasangan, tingkat

ketidakpuasan terdahap hubungan yang lebih besar

terkait dengan kemungkinan yang lebih besar

berakhirnya suatu hubungan(Kurdek, 1998, 2004).

4 Tujuan telah menjadi subjek pada beberapa pembahasan


Penelitian dalam skala besar telah membandingkan
pasangan sesama jenis dengan lawan jenis, dimana
beberapa difokuskan pada pasangan sesama jenis dan
lawan jenis yang merupakan orang tua
Namun, penelitian mengenai pasangan sesama jenis dan

lawan jenis yang menjadi orang tua dikarenakan adopsi

masih sangat kurang.


5 Seksualitas, Orientasi Studi saat ini berusaha untuk menjawab pertanyaan
Seksual dan Perilaku
tentang bagaimana perbedaan atau kesamaan hubungan
Seksual
romantis pasangan angkat gay dan lesbian dengan

pasangan adopsi heteroseksual. Berdasarkan penelitian

sebelumnya, kami memperkirakan pasangan akan

memiliki kesamaan berdasarkan pada(1) durasi

hubungan, (2) jenis keterikatan, (3) tingkat kepuasan

hubungan secara keseluruhan, dan (4) tingkat kepuasan

hubungan seksual. Kami menduga pasangan yang telah

bersama-sama selama beberapa tahun, dan kebanyakan

orang tua akan memiliki hubungan keterikatan yang erat

dengan pasangan mereka. Secara keseluruhan, kami

mengharapkan pasangan secara umum untuk berada

dalam hubungan yang sehat dan fungsional dan memiliki

tingkat kepuasan hubungan yang relatif tinggi. Selain itu,

kami mengharapkan beberapa hubungan di antara

variabel-variabel yang diminati. Kami memperkirakan

bahwa, terlepas dari jenis kelamin atau orientasi seksual,

memiliki gaya keterikatan yang erat dan tingkat kepuasan

hubungan seksual yang lebih tinggi akan berkaitan

dengan tingkat kepuasan keseluruhan hubungan yang

lebih tinggi (misalnya, Coleman et al., 1992).

Namun, kami mengharapkan adanya perbedaan


antara pasangan angkat gay, lesbian, dan heteroseksual
dalam hal (1) frekuensi aktivitas seksual dan (2)
pentingnya frekuensi aktivitas seksual terhadap kepuasan
seksual dan kepuasan hubungan secara keseluruhan.
6 Faktor Kesamaan Orang tua gay, lesbian, dan heteroseksual dan
Orang Tua Gay,
anak angkat mereka memiliki kesamaan demografis, dan
Lesbian, dan
pada umumnya cocok. Tidak ada orang tua di sampel
heteroseksual
dimana secara biologis berhubungan dengan anak angkat

mereka, dan semua dengan sadar ingin menjadi orang tua

angkat. Kami telah melaporkan kesamaan dan perbedaan

demografis sebagai fungsi orientasi seksual orang tua di

tempat lain

7 Perbedaan Pasangan Namun, kami mengharapkan adanya perbedaan antara


Angkat
pasangan angkat gay, lesbian, dan heteroseksual dalam

hal (1) frekuensi aktivitas seksual dan (2) pentingnya

frekuensi aktivitas seksual terhadap kepuasan seksual

dan kepuasan hubungan secara keseluruhan. Berdasarkan

penelitian sebelumnya, kami mengharapkan pasangan

gay untuk memiliki frekuensi hubungan seksual paling

sering, dan pasangan lesbian paling sedikit. Kami

mengharapkan adanya hubungan antara tingkat kepuasan

hubungan seksual dan hubungan secara keseluruhan

dengan frekuensi aktivitas seksual pada semua pasangan,

dengan hubungan ini paling kuat di antara pasangan

angkat gay.

Semua pasangan dalam penelitian kami adalah orang tua

angkat dari seorang anak kecil. Untuk alasan ini, kami

mengharapkan mereka untuk melaporkan lebih sedikit


kesempatan untuk melakukan keintiman dibandingkan

tahap awal hubungan mereka. Oleh karena itu kami

berharap semua pasangan akan melaporkan tingkat

kepuasan seksual saat ini yang lebih rendah

dibandingkan selama keseluruhan hubungan pasangan.

Sependapat dengan penelitian sebelumnya, kami

menduga durasi hubungan yang lebih lama berhubungan

dengan tingkat kepuasan seksual yang lebih rendah,

frekuensi aktivitas seksual yang kurang, dan tingkat

kepuasan hubungan yang lebih rendah secara

keseluruhan. Singkatnya, kami memperkirakan bahwa

pasangan angkat gay, lesbian, dan heteroseksual akan

memiliki kesammaan dalam kebanyakan hal, namun

beberapa perbedaan di antara jenis pasangan juga

mungkin muncul.
7 Hak-Hak Seksual Dan Penilaian aktivitas seksual antara pasangan gay, lesbian,
isu sosial
dan heteroseksual telah dikritik. Loulan (1988),

McCormick (1994), dan lain-lain berpendapat bahwa

pasangan gay, lesbian, dan heteroseksual mungkin

memiliki konseps yang berbeda tentang apa yang

dimaksud dengan "berhubungan seks," sehingga

pertanyaan mengenai hubungan seksual dapat dijawab

secara berbeda oleh ketiga jenis pasangan ini. .

Sementara beberapa penelitian telah

mengeksplorasi dinamika hubungan pasangan gay,

lesbian, dan heteroseksual, masih sedikit penelitian yang


telah membahas hubungan intim pasangan gay, lesbian,

dan heteroseksual yang merupakan orang tua (misalnya,

Kurdek, 2001). Beberapa peneliti telah membahas

hubungan mengenai orang tua adopsi lesbian (misalnya,

Goldberg & Smith, 2008). Sepengetahuan kami,

bagaimanapun, tidak ada penelitian yang secara spesifik

menangani dinamika hubungan pasangan di antara

pasangan parenting adopsi gay, lesbian, dan

heteroseksual secara bersamaan. Telah ada beberapa

penelitian yang meneliti dinamika hubungan pasangan

angkat heteroseksual (misalnya, Borders, Black, &

Pasley, 1998; Brodzinsky & Huffman, 1988; Daniluk &

Hurtig-Mitchell, 2003; Santona & Zavattini, 2005; Ward,

1998), namun tidak dibandingan dengan pasangan angkat

gay dan lesbian.

Berdasarkan pada penelitian orang tua angkat

heteroseksual, kita tahu bahwa orang tua angkat

menunjukkan penyesuaian psikologis yang serupa, atau

terkadang lebih menguntungkan dibandignkan orang tua

lainnya (Brodzinsky & Huffman, 1988; Hoopes, 1982;

Levy-Shiff, Bar, & Har-Even, 1990; Plomin & DeFries,

1985). Orang tua adopsi seringkali lebih tua dari orang

tua lainnya (Berry, Barth, & Needell, 1996; Brodzinsky

& Huffman, 1988). Pasangan yang mengadopsi juga

cenderung telah menikah atau dalam hubungan romantis


mereka selama beberapa tahun sebelum melakukan

adopsi (Farber, Timberlake, Mudd, & Cullen, 2003;

Groza & Rosenberg, 1998; Hollingsworth, 2000; Levy-

Shiff et al., 1990). Semua orang tua yang akan

melakukan adopsi telah diskrining oleh lembaga adopsi

dan memiliki tekad untuk menjadi calon pemimpin yang

sehat dan baik (Hartman & Laird, 1990; Leon, 2002;

Levy-Shiff et al., 1990; Westman, 1994). Dengan

demikian, tidak mengherankan bahwa sebagian besar

orang tua angkat nampaknya bisa menjadi orang tua

dapat dinadlkan. Penelitian sebelumnya juga

menunjukkan bahwa orang tua angkat cenderung

memiliki hubungan keterikatan yang erat dengan

pasangan mereka (Santona & Zavattini, 2005).

8 Penutup Kesimpulannya , pasangan gay, lesbian, dan

heteroseksual yang telah mengadopsi anak-anak

memiliki kesamaan dalam banyak hal. Orang tua angkat

ini relatif bahagia dalam hubungan mereka dengan

pasangan mereka dan melaporkan tingginya tingkat

keterikatan yang erat terhadap mereka. Beberapa

perbedaan yang membedakan ayah gay, ibu lesbian, dan

orang tua heteroseksual diantarnya, seperti frekuensi

aktivitas seksual yang berbeda, tidak berkaitan dengan

tingkat keterikatan pasangan dan kepuasan hubungan

secara keseluruhan. Hasil kami menunjukkan bahwa


terdapat kontribusi orientasi seksual dan gender orang tua

terhadap dinamika hubungan pasangan orang tua angkat.

Anda mungkin juga menyukai