Anda di halaman 1dari 4

KONSEP MEDIS

A. DEFENISI

Kakosmia berasal dari kata Yunani kakos (buruk, tidak menyenangkan) dan

osmè (bau, bau, harum, bau, aroma, parfum). Ini diterjemahkan sebagai 'bau'. kakosmia

istilah digunakan untuk menunjukkan suatu halusinasi penciuman atau ilusi menyajikan

dalam bentuk bau yang tidak menyenangkan. Beberapa contoh cacosmia adalah bau

daging terbakar, feses, bawang putih, ikan busuk, telur busuk, muntah, dan sampah.

Cacosmia sering dikaitkan dengan - dan bingung. Cacos-mia diklasifikasikan sebagai

salah satu gangguan kemosensori. Istilah ini digunakan dalam oposisi dengan istilah

harum' yaitu agathosma. Ketika kakosmia mengambil bentuk halusinasi penciuman

dialami sebagai berasal dari rongga mulut, dengan istilah halitosis berhalusinasi

berlaku.

Kakosmia adalah mempersepsi adanya bau busuk, padahal tidak ada

B. ETIOLOGI

 epilepsi unsinatus, lobus temporalis

 kelempok psikologik : rendah diri

 kelempok psikiatrik : depresi, psikosis

C. PATOFISIOLOGI

 kribosa etmoid ke bulbus olfaktorius di dasar fosa kranii ant.

 partikel bau dapat mencapai reseptor penghidu, bila menarik nafas kuat atau

partikel tersebut larut dlm lendir yang selalu ada dipermukaan mukosa daerah

olfak.
 gangguan penghidu akan terjadi bila ada yg menghalangi partikel bau ® ke

reseptor saraf atau : ada kelainan pada n. olfaktorius mulai dari reseptor pusat

olfaktorius.

D. MANIFESTASI KLINIK

 tidak mampu menghidu zat berberbentuk gas kelainan ini tidak dapat diobati.

 halusinasi bau yang timbul yaitu bau busukatau bau sesuatu yang terbakar.

 kelainan psikologik : rendah diri merasa bau badan atau bau nafas.

 kelainan psikiatrik depresi, skizofren atau dementia senilis dapat menimbulkan

halusinasi bau,perlu rujukSIKIA

 nervus olfaktorius tidak dapat mendeteksi amoniak

E. PEMERIKSAAN

1. Anamnese

 Lama keluhan, terus menerus/ hilang timbul

 Uni/Bilateral

 Pada Parosmia/kakosmia : bau yang bagaimana

 Penyakit/ trauma sebelumnya

 Pemakaian obat sebelumnya

 Apakah ada kelainan sensorik lain

 Pengecap dan penglihatan

2. Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan Rinoskopi anterior. & posterior.

 Perubahan mukosa hidung

 Tanda-tanda infeksi

 Tumor
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Penghidu Sederhana

Pasien dicoba utk menghidu : alkohol,kopi, minyak wangi, skatol (faeses), amoniak

(akan merangsang n.trigeminus)

2. Pemeriksaan Foto sinus parasanal

3. Pemeriksaan Laboratorium. : gula darah, reduksi urin, dll.


DAFTAR PUSTAKA

Ackerman, B.H., Kasbekar, N. (1997). Disturbances of taste and smell induced by drugs.

Pharmacotherapy, 17, 482-496.

Schiffman, S.S., Gatlin, C.A. (1993). Clinical physiology of taste and smell. Annual Review

of Nutrition, 13, 405-436.

Mangunkusumo E. Gangguan Penghidu. In : Soepardi EA, Iskandar N editors. Buku Ajar

Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 5 th ed. Jakarta: Balai Penerbit

FK-UI, 2006; p.130-131.

Leopold DA, Holbrook EH, Noell CA, Mabry RL, Disorders of Taste and Smell. 2006 :1-8.

Anda mungkin juga menyukai