Anda di halaman 1dari 10

10.

PENYANGGA KAYU

Kayu sudah sejak lama dikenal sebagai bahan penyangga di berbagai operasi
penambangan bawah tanah. Sebagai bahan penyangga, material kayu mempunyai
keuntungan dan kerugian.
Adapun keuntungannya adalah :
- Ringan, mudah dibawa, dibentuk dan dipasang.
- Akan retak sepanjang seratnya sehingga mudah dideteksi.
- Sisa potongan atau patahan dapat digunakan sebagai pasak, material isian dan
sebagainya.
Sedangkan kerugiannya adalah :
- Kekuatan mekaniknya tergantung pada struktur serat dan cacat alami.
- Kelembaban dapat mempengaruhi kekuatan.
- Jamur dan hewan yang tinggal didaerah lembab berpengaruh dalam penurunan
kekuatan kayu.
- Mudah terbakar.

Material kayu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor fisik yang


mempengaruhi kekuatan kayu ; kandungan air, struktur serat, cacat alami seperti knot
dan crack. Disamping faktor-faktor fisik ada faktor-faktor lain, yakni faktor mekanik
kayu yang sangat penting dan berguna untuk perancangan peyangga kayu, yaitu
faktor kekuatan dan tegangan kayu. Besaran kekuatan dan tegangan kayu dari
berbagai kelas dapat dilihat pada Tabel 10.1.

Tabel 10.1. Kekuatan Kayu Menurut PKKI (1961)


Kelas Kekuatan Lengkung Kekuatan Tekan
Berat Jenis 2
Kuat (kg/cm ) (kg/cm2)

I  0,90  1100  650


II 0,90 – 0,60 1100 – 725 650 – 425
III 0,60 – 0,40 725 – 500 425 – 300
IV 0,40 – 0,30 500 - 360 300 - 215
V  0,30  0360  215

10-1
Tabel 10.2.Tegangan Ijin Kayu Mutu A, sf (Ir. K.H.Felix Yap,
Kontruksi Kayu, 1965, Bandung),
Tegangan ijin Kelas Kuat
(kg/cm2) I II III IV V
lt 150 100 75 50 -
tk = tr II 130 85 60 45 -
tk  40 25 15 10 -
 II 20 12 8 5 -

10.1. MACAM-MACAM PENYANGGA KAYU


Kayu sebagai penyangga harus mampu menyangga beban dengan aman. Karenanya
dalam perancangan penyangga kayu, kekuatan kayu dan beban yang akan diterima
perlu diperhatikan Sesuai dengan bentuk susunan dalam pemasangannya, penyangga
kayu dapat dibedakan antara lain :
1. Cribbing (lihat Gambar 10.1)
2. Square Set (lihat Gambar 10.2)
3. Three Piece Set (lihat Gambar 10.3)

10.2. PERANCANGAN PENYANGGA KAYU


Perancangan penyangga kayu dibuat untuk mendapatkan cap, side post dan wedge di
dalam ukuran yang sesuai. Tegangan pada cap dan side post diperhatikan dengan
dimensi yang sesuai, dimana momen dan diagram geser dijadikan satu. Penyangga
kayu bekerja seperti sebuah batang yang disangga pada kedua ujungnya.

Kayu sebagai penyangga harus mampu menyangga beban dengan aman, oleh karena
itu dalam perancangan penyangga kayu, kekuatan kayu dan beban yang akan diterma
perlu diperhatikan.

Perancangan penyangga kayu terdiri dari penentuan ukuran yang cocok untuk cap,
post dan perlengkapan lainnya. Susunan penyangga kayu sering digunakan adalah
three pieces set. Dengan mengetahui tegangan-tegangan yang terjadi, maka ukuran
cap dan side post dapat ditentukan.

10-2
Gambar 10.1. Penyangga Kayu dengan susunan Cribbing

Gambar 10.2. Penyangga Kayu dengan susunan Square Set

10-3
2,40 m

Ventilation Tube

Breacing

Lagging (5 x20 x 120) cm


2,00 m

Compressor Pipe

78°
0,60 m
0,3 m
0,3 m 1,20 m

0,2 m
3,70 m

Gambar 10.3. Penyangga Kayu dengan susunan Three Piece Set

10-4
Persamaan-persamaan yang sering digunakan dalam rancangan penyangga kayu
adalah :
100  RMR
ht  B
100
t =  ht
qt = t . a
Mmax = 0,125 qt . L2
= 1/8 qt . L2
W = bh2 / 6 (penampang persegi)
= d3 / 32 (penampang lingkaran)
F = bh (luas penampang persegi
F = db2 / 4

Keterangan :
ht = tinggi beban batuan (m)
B = lebar terowongan atau lubang bukaan (m)
t = tegangan pada penyangga (ton/m2)
 = unit berat atau densitas batuan (ton/m3)
qt = beban persatuan panjang (ton/m)
a = jarak antara penyangga (m)
Mmax = momen pelengkungan maksimum (ton m)
L = panjang cap
W = modulus tampang (m3)
b = lebar penampang kayu persegi (m)
h = tinggi kayu persegi (m)
db = diameter penampang kayu lingkaran (m)
F = luas penampang (m)

10.2.1. Rancangan Pada Cap


Cap menerima tekanan dari atap terowongan. Kayu yang digunakan sebagai cap
harus mempunyai kuat pelengkungan yang lebih besar dari tegangan pelengkungan
yang dialami. Tegangan pelengkungan dihitung sebagai berikut.
b  sf
M max
b    sf
W
1 / 8qt .L2b
b    sf
1 / 6bh 2
 t .a.L2b
b  3/ 4   sf (kayu penampang persegi)
bh 2

10-5
1 / 8qt .L2b
b    sf
 / 32(d b ) 3
qt .L2b
 b  1,275   sf (kayu penampang lingkaran)
d b3
Keterangan :
b = tegangan pelengkungan (kg/cm2)
sf = tegangan pelengkungan dari kayu yang diijinkan (kg/cm2)

10.2.2. Rancangan Pada Side Post


Side post menerima tekanan dari samping atau dinding terowongan dan reaksi
panjang ujung cap, maka dalam perancangan tegangan tekan dan tegangan
perlengkungan harus dihitung, biasanya diameter side post yang digunakan relatif
sama dengan cap. Tegangan side post dihitung sebagai berikut.
sf  n  b
sf  - R/F  0,85 Mmax / W
F = ¼ dy2 = 0,785dy2
Mmax = 0,125 qy Ly2
= 1/8 qy Ly2
 = 4 Lk / dy2 = 4 Ly / dy2
 = f ()
R  0,5 qt . L

Tegangan pelengkungan side post untuk kayu berpenampang persegi adalah :


sf  - R/F  0,85 Mmax / W

 0,5qt Lb 1 / 8q y L2y
 sf   0,85
bh 1 / 6bh 2

 t qt Lb  y aL2y
 sf  0,5  0,638
bh bh 2

Tegangan pelengkungan side post untuk kayu berpenampang lingkaran adalah :


sf  - R/F  0,85 Mmax / W

 0,5qt Lb 1 / 8q y L2y
 sf   0,85
0,785d y2 0,098d y2

10-6
qt Lb  y aL2y
 sf  0,637 2  1,084
dy d y3

Keterangan :
n = tegangan normal (ton/m2)
y = tegangan samping (ton/m2)
R = Reaksi beban cap (ton)
 = buckling factor (lihat tabel 10.3)
 = angka kerampingan (slenderness)
qy = beban samping (ton/m)
Ly = panjang side post (m)
dy = diameter side post (m)
Lk = Ly = panjang untuk penekukan (m)

Tabel 10.3. Faktor Penekukan Kayu (Buckling Factor)

1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1,00 1,01 1,01 1,03 1,03 1,04 1,05 1,06 1,06 0
10 1,07 1,08 1,09 1,10 1,11 1,12 1,13 1,14 1,15 10
20 1,15 1,16 1,17 1,19 1,20 1,21 1,23 1,23 1,24 20
30 1,25 1,26 1,27 1,29 1,30 1,32 1,33 1,34 1,35 30
40 1,36 1,38 1,39 1,42 1,43 1,44 1,46 1,47 1,49 40
50 1,50 1,52 1,53 1,56 1,58 1,60 1,61 1,63 1,65 50
60 1,67 1,69 1,70 1,74 1,76 1,79 1,81 1,81 1,85 60
70 1,87 1,90 1,92 1,97 2,00 2,03 2,05 2,08 2,11 70
80 2,14 2,17 2,21 2,27 2,31 2,34 2,38 2,42 2,46 80
90 2,50 2,54 2,58 2,68 2,73 2,78 2,83 2,88 2,94 90
100 3,00 3,07 3,14 3,28 3,35 3,43 3,50 3,57 3,65 100
110 3,73 3,81 3,89 4,05 4,13 4,21 4,29 4,38 4,46 110
120 4,55 4,64 4,73 4,91 5,00 5,09 5,19 5,28 5,33 120
130 5,48 5,57 5,67 5,88 5,98 6,08 6,19 6,29 6,40 130
140 6,51 6,62 6,73 6,95 7,07 7,18 7,30 7,41 7,53 140
150 7,65 7,77 7,90 8,14 8,27 8,39 8,51 8,65 8,90 150
160 8,91 9,04 9,18 9,45 9,58 9,74 9,36 10,00 10,11 160
170 10,29 10,43 10,58 10,88 11,03 11,18 11,33 11,48 11,64 170
180 11,80 11,95 12,11 12,44 12,60 12,78 12,93 13,03 13,26 180
190 13,43 13,61 13,78 14,12 14,30 14,48 14,66 14,84 15,03 190
200 15,20 15,38 15,57 15,95 16,14 16,33 16,52 16,71 16,81 200
210 17,11 17,31 17,51 17,92 18,12 18,33 18,53 18,74 18,95 210
220 19,17 19,38 19,60 20,03 20,25 20,47 20,69 20,92 21,44 220
230 21,37 21,60 21,83 22,30 22,53 22,77 23,01 23,25 23,43 230
240 23,73 23,98 24,47 24,72 24,97 26,22 25,48 25,73 25,89 240
250 26,25 250

10-7
10.2.3. Rancangan Siring (Wedges)
Perancangan siring dilakukan dengan asumsi bahwa tegangan pelengkungan dibawah
batas keamanan. Menurut Cemal (1983) tebal siring (hk) adalah :
1/ 2
y 
hk  0,865a  (tebal siring untuk samping, cm)
 
 sf 
1/ 2
 
hk  0,865a t  (tebal siring untuk atas, cm)
 
 sf 

10.3. KASUS
Berdasarkan hasil pengujian laboratorium mekanika batuan diperoleh harga kuat
contoh batuan 27,04 MPa. Kemudian dari hasil pengamatan langsung ke terowongan
(lebar = 1,1 m dan tinggi terowongan = 1,5 m) dengan analisa sistem RMR diperoleh
nilai pembobotan akhir = 53. Sehingga massa batuan diklasifikasikan sebagai klas III
(Klas sedang) yang berarti span 5 meter maka diperkirakan massa batuan mampu
bertahan selama 1 minggu tanpa penyanggaan.

Berdasarkan kenyataan di atas, maka terowongan perlu disangga agar terhindar dari
kemungkinan runtuhan atau ambrukan batuan selama aktivitas penggalian
berlangsung serta untuk mencegah terjadinya over break dan memperkecil deformasi
massa batuan.

Jenis penyangga yang akan diterapkan untuk terowongan tersebut adalah penyangga
kayu dengan susunan atau bentuk Three Pieces Sets dengan data-data sebagai
berikut :
- Jenis kayu kelas kuat (II) (sf) = 1000 ton/m2 (= 100 kg/cm2, lihat tabel 10.2)
- Panjang Cap (Lb) = 1,1 m
- Panjang Side Post (Ly) = 1,8 m
- Lebar balok (b) = 0,1 m
- Tinggi balok (h) = 0,15 m
- Spasi penyangga (a) =1m
- Densitas batuan () = 2,385 ton/m3
- Poisson ratio () = 0,341

10-8
Berdasarkan data-data di atas, maka dapat dirancang penyanggaan kayu pada Cap,
Side Post dan Wedge sebagai berikut.

Rancangan Cap :
100  53
ht = x1,1m = 0,517 m
100
t = 2,385 x 0,517 = 1,233 tom/m2
b  sf
 sf
FK =
b

1,233(1,0)(1,1) 2
b = 3/ 4 2
= 497,328 tom/m2
(0,1)(0,15)
1000
FK =  2,011
497,328

Rancangan Side Post :

qt = 1,233 (1,0) = 1,233 ton/m


0,341
k =  0,518
1  0,341
y = k x t
= 0,518 x 1,233 = 0,639 tom/m2

qy = 0,639 (1,0) = 0,639 ton/m


 = 4 Lk / dy2 = 4 Ly / dy2
 = f ()
R  0,5 qt . L

 t qt Lb  y aL2y
 sf  0,5  0,638
bh bh 2
1,8
 =4  72
0,1
 = f (72) = 1,90
(1,233)(1,233)(1,10) 0,639(1,0)(1,80) 2
sf =  0,5(1,90)  0,638
(0,10)(0,15) (0,10)(0,15) 2

10-9
= -105,91  587,062
1 - 2 = - 692,97ton/m2
1 + 2 = +481,14 ton/m2
1000
FK =  1,4
692,97
Rancangan Wedges :

Tebal wedge samping :


1/ 2
 0,639 
hk = 0,865(1,00)  = 0,0219 m = 2 cm
 1000 

Tebal wedge atas :


1/ 2
 1,233 
hk = 0,865(1,00)  = 0,0304 m = 3 cm
 1000 

Dengan cara yang sama untuk spasi penyangga 0,75 m diperoleh faktor keamanan
untuk cap = 2,681, untuk side post = 1,981, tebal untuk wedge samping = 1,64 cm
dan untuk wedge atas = 2,28 cm.

10-10

Anda mungkin juga menyukai