03 F Kedokteran PDF
03 F Kedokteran PDF
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Kata Pengantar
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
(FKUP) memiliki visi untuk menjadi institusi kedokteran
yang menempatkan keunggulan penelitian dan
pendidikan demi kemaslahatan masyarakat guna
mendorong daya saing bangsa (Research and
education Excellency for Society to Promote nation
Competitiveness - RESPeCt). Untuk mencapai visi ini
maka prinsip pendidikan yang memegang teguh
SPICES (Student centered, Problem based, Integrated, Community, Early
clinical exposure/elective, and Systematic) yang telah diterapkan pada seluruh
program studi sejak tahun 2004, diperkuat lebih lanjut. Proses pembelajaran
dilakukan melalui integrasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ke
dalam pendidikan dengan memperkuat keterlibatan dosen dan mahasiswa pada
tridharma perguruan tinggi yang berorientasi keunggulan.
Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Tahun Akademik
2014/2015 merupakan penyempurnaan dari Buku Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Tahun Akademik 2013/2014, sehingga sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan yang terjadi. Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Tahun
Akademik 2014/2015 diterbitkan untuk memberikan gambaran lebih jelas kepada
pimpinan, mahasiswa, dosen dan masyarakat mengenai pelaksanaan pendidikan
di FKUP. Pedoman pendidikan pada seluruh program studi disusun secara
terintegrasi di dalam buku ini.
Buku ini memuat peraturan akademik yang harus dijadikan rujukan oleh
staf pengajar, mahasiswa dan tenaga administrasi akademik untuk memperlancar
penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar di seluruh program studi FKUP. Hal
ini merupakan salah satu upaya memberikan penjaminan mutu kepada
masyarakat luas terhadap kualitas akademik FKUP.
Oleh karenanya, kami menyampaikan penghargaan kepada semua
pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam proses
penyusunan Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015 ini. Kami berharap pedoman
ini dapat memenuhi fungsinya dengan baik.
i
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
KEPUTUSAN DEKAN v
PIMPINAN FAKULTAS viii
BAB I 1
SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI, TUJUAN PENDIDIKAN DAN
KOMPETENSI LULUSAN
1. Sejarah 1
2. Visi dan Misi Fakultas
A. Visi 3
B. Misi 3
C. Tujuan 4
3. Tujuan Pendidikan
3.1. Program Studi Diploma 4 Kebidanan 4
3.2. Program Pendidikan Dokter
3.2.1. Program Studi Kedokteran 5
3.2.2. Program Studi Profesi Dokter 6
3.3. Program Pendidikan Dokter Spesialis
3.3.1. Anestesiologi dan Terapi Intensif 7
3.3.2. Ilmu Bedah 8
3.3.3. Ilmu Bedah Saraf 9
3.3.4. Orthopaedi dan Traumatologi 10
3.3.5. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal 11
3.3.6. Ilmu Kedokteran Jiwa 11
3.3.7. Ilmu Kesehatan Anak 12
3.3.8. Ilmu Penyakit Dalam 13
3.3.9. Ilmu Kesehatan Mata 14
3.3.10. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 14
3.3.11. Ilmu Penyakit Saraf 16
3.3.12. Ilmu Kesehatan THT, Kepala dan Leher 16
3.3.13. Obstetri dan Ginekologi 17
3.3.14. Patologi Anatomi 18
3.3.15. Patologi Klinik 19
3.3.16. Radiologi 19
3.3.17. Ilmu Kedokteran Nuklir 20
3.3.18. Ilmu Bedah Anak 21
3.3.19. Urologi 22
ii
3.3.20. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular 23
3.3.21. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 23
3.4. Program Pendidikan Pascasarjana
3.4.1. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar 25
3.4.2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 26
3.4.3. Program Studi Magister Kebidanan 26
3.4.4. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran 26
4. Kompetensi Lulusan Program Studi
4.1. Program Studi Diploma 4 Kebidanan 27
4.2. Program Studi Kedokteran 28
4.3. Program Studi Profesi Dokter 29
4.4. Program Pendidikan Dokter Spesialis 30
4.5. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar 32
4.6. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 33
4.7. Program Studi Magister Kebidanan 33
4.8. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran 33
BAB II
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI
1. Program Studi Diploma 4 Kebidanan 34
2. Program Pendidikan Dokter
2.1. Program Studi Kedokteran 48
2.2. Program Studi Profesi Dokter 60
3. Program Pendidikan Dokter Spesialis
3.1. Anestesiologi dan Terapi Intensif 70
3.2. Ilmu Bedah 72
3.3. Ilmu Bedah Saraf 86
3.4. Orthopaedi dan Traumatologi 88
3.5. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal 93
3.6. Ilmu Kedokteran Jiwa 96
3.7. Ilmu Kesehatan Anak 98
3.8. Ilmu Penyakit Dalam 118
3.9. Ilmu Kesehatan Mata 123
3.10. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 132
3.11. Ilmu Penyakit Saraf 140
3.12. Ilmu Kesehatan THT, Kepala dan Leher 142
3.13. Obstetri dan Ginekologi 154
3.14. Patologi Anatomi 221
3.15. Patologi Klinik 239
3.16. Radiologi 279
3.17. Ilmu Kedokteran Nuklir 296
iii
3.18. Ilmu Bedah Anak 310
3.19. Urologi 316
3.20. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular 327
3.21. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 335
4. Program Pendidikan Pascasarjana
4.1. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar 381
4.2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 430
4.3. Program Studi Magister Kebidanan 462
4.4. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran 480
BAB III
SARANA DAN PRASARANA
1. Fasilitas Bangunan
1.1. Kampus Jatinangor 506
1.2. Kampus Eijkman 507
2. Perpustakaan 508
3. Teaching Hospital 508
4. Sistem Informasi 510
5. Sarana Penelitian 512
6. Asrama Mahasiswa 512
7. Fasilitas Kegiatan Mahasiswa 513
BAB IV
PENELITIAN DAN KERJASAMA 514
BAB V
PRESTASI FAKULTAS 520
iv
KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
NOMOR 1445/UN6.C/PP/2014
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
PADJADJARAN TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015;
KETIGA : Semua Mahasiswa, Tenaga Pendidik Tetap, Tenaga Pendidik Tidak Tetap dan
Tenaga Penunjang wajib melaksanakan dan memperhatikan ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015;
KEEMPAT : Dengan berlakunya Keputusan ini, segala ketentuan yang bertentangan dan tidak
sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2013/2014
dinyatakan tidak berlaku;
KELIMA : Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur secara tersendiri;
Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal 12 Juni 2014
Dekan
Prof.Dr.med. Tri Hanggono Achmad, dr.
NIP 196209221989021001
viii
Wakil Dekan
Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama
Prof.Dr. Dany Hilmanto, dr., SpA(K)
NIP 196302201987111001
Wakil Dekan
Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Sumber Daya, dan Tata Kelola
Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, dr.,SpM., M.Kes., Ph.D
NIP 197007272000031007
ix
Staf Khusus Pimpinan
x
Pimpinan Departemen
5 Ilmu Faal
Ketua : Dr. Vita Murniati Tarawan, dr., Sp.OG, SH, M.Kes, AIFO
9 Patologi Anatomi
Ketua : Dr. Bethy Suryawathy Hernowo, dr., Sp.PA(K)., Ph.D
14 Ilmu Bedah
Ketua : Dr. Dimyati Achmad, dr., Sp.B(K)Onk
xi
15 Ilmu Bedah Syaraf
Ketua : Dr. M. Zafrullah Arifin, dr., Sp.BS.
24 Patologi Klinik
Ketua : Prof. Dr. Ida Parwati ,dr.,Sp.PK(K), Ph.D.
28 Radiologi
Ketua : Prof.Dr. Ristaniah D. Rose Effendi, dr.,Sp.Rad.(K),
M.Kes.
xii
Pimpinan Program Studi
Koordinator Pascasarjana
Prof.Dr. Johannes C. Mose, dr., Sp.OG(K)
Koordinantor TKP-PPDS-1
Dr. Dwi Prasetyo, dr., Sp.A(K), M.Kes.
xiii
13 Program Studi Ilmu Bedah Anak
Ketua : Dikki Drajat Kusmayadi, dr.,Sp.B., Sp.BA
xiv
27 Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler
Ketua : Dr. Augustine Purnomowati, dr., Sp.PD, Sp.JP(K)
xv
Kepala Laboratorium dan Ketua Unit
xvi
Pimpinan Administratif
xvii
1
BAB I
SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI,
TUJUAN PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI LULUSAN
1
BAB I
SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI,
TUJUAN PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI LULUSAN
A. Sejarah Fakultas
Visi
Menjadi institusi yang menempatkan keunggulan penelitian dan pendidikan
untuk kemaslahatan masyarakat guna mendorong daya saing bangsa
(Research and education Excellence for Society
to Promote nation Competitiveness - RESPeCt)
Misi
a. Menyelenggarakan penelitian dan pendidikan yang terintegrasi serta
berorientasi pada keunggulan
b. Menjamin produk penelitian dan pendidikan unggul untuk kemaslahatan
masyarakat
c. Meningkatkan kolaborasi dan sinergi potensi bangsa
d. Mendorong hasil penelitian dan pendidikan yang mendukung daya saing
bangsa
4
Tujuan
a. Menyelenggarakan sistem pendidikan kedokteran yang terintegrasi
dengan pengelolaan yang efisien dan efektif.
b. Menghasilkan dokter dan tenaga kesehatan yang kompeten,
beretika, berkualitas dan profesional yang mampu bersaing di tingkat
nasional maupun internasional.
c. Mendorong dan memonitor penyelenggaraan penelitian yang
dilakukan setiapDept. agar relevan dengan pendidikan
d. Menyelenggarakan pendidikan berkualitas dengan pendekatan
penelitian multi-disiplin yang berorientasi HAKI
e. Mempersiapkan infrastruktur yang relevan guna menunjang
pelaksanaan riset yang berkualitas.
f. Menyebarluaskan ilmukedokteran dan teknologi terkini ke komunitas
yang ada.
g. Menyebarluaskan hasil penelitian serta perkembangan teknologi
medis kepada masyarakat yang memungkinkan penyediaan layanan
kesehatan yang berkualitas berdasarkan praktik baik pelayanan
kesehatan
Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Umum Program Studi Diploma 4 Kebidanan FKUP
Mewujudkan pendidikan bidan yang berkualitas dan inovatif untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan
dasar ilmiah, keterampilan dan profesionalisme dalam layanan
kebidanan yang tinggi, berjiwa entrepreneur, berdaya saing tinggi,
berbudi luhur dan mengembangkan potensi belajar mandiri sepanjang
hayat untuk kelangsungan profesinya meliputi integritas, rasa tanggung
jawab, dapat dipercaya, serta mengutamakan kemaslahatan bagi
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan program pendidikan Diploma 4 Kebidanan adalah menghasilkan
lulusan tenaga kesehatan profesional Kebidanan yang mampu untuk:
1) Mengembangkan diri sebagai bidan profesional yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki jiwa Pancasila dan
5
Tujuan Pendidikan
a. Tujuan Umum
Mewujudkan pendidikan sarjana kedokteran yang berkualitas untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dasar
ilmiah, keterampilan klinik, dan profesionalisme yang baik dalam konteks
permasalahan kesehatan, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi nilai moral, etika kedokteran dan humanisme, serta
mampu untuk mengembangkan diri melalui proses pembelajaran
sepanjang hayat, dengan menyelenggarakan pendidikan sarjana
kedokteran yang mandiri dan memiliki tata kelola yang baik dan
bertanggung jawab (Good Governance).
b. Tujuan Khusus
a. Memiliki dasar ilmiah dalam pengelolaan masalah kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat yang sering ditemui secara
menyeluruh, holistik dan berkelanjutan dalam tatanan pelayanan
kesehatan primer (to have a scientific background in managing
6
Tujuan Pendidikan
a. Tujuan Umum
1. Memberikan pengalaman kemandirian kepada dokter muda untuk
dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah
kesehatan pasien secara menyeluruh dengan pendekatan
kedokteran keluarga.
2. Menyelenggarakan program pembelajaran yang sistematik dengan
memberikan kesempatan kepada dokter muda untuk menerapkan
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang telah dipelajari
selama ini.
3. Menyelenggarakan pendidikan yang mendorong berkembangnya
minat dan kemampuan pendidikan seumur hidup.
7
b. Tujuan Khusus
1. Mengingat kembali, mengerti dan menerapkan pengetahuan
kedokteran dan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan primer
dan rumah sakit (knowledge-based objective)
2. Melakukan prosedur-prosedur bidang kedokteran dan kesehatan
di sarana pelayanan kesehatan primer dan rumah sakit (skill-based
objective).
3. Berperilaku yang sesuai dengan etika profesi dan moral yang
berlaku secara umum maupun khusus yang berlaku di masyarakat
(attitude based objective)
Tujuan Pendidikan
Secara garis besar pendidikan dokter spesialis memiliki tujuan umum dalam
mendidik peserta PPDS, diharapkan setiap lulusan PPDS memiliki
kompetensi akademik dan profesi, yang mampu menjalankan praktek
kedokteran di bidang spesialisasinya, baik secara mandiri maupun dalam
tim, dalam upaya memenuhi kebutuhan yang diamanatkan dalam sistim
pemeliharaan kesehatan. Secara rinci, tujuan pendidikan umum dan khusus
dari setiap program studi dapat dilihat dalam Panduan Penyelenggaraan
Pendidikan Dokter Spesialis dari setiap program studi.
Tujuan Pendidikan
Sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang
mengabdi dalam bidang pelayanan kesehatan, serta mengerti dan
merasakan tuntutan masyarakat dan program pemerintah untuk
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, maka seorang dokter spesialis
anestesiologi wajib memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan baik
dengan para sejawat dokter dan anggota tim kesehatan yang lain
serta anggota masyarakat.
2. Mempunyai kemampuan untuk mengelola kegiatan pelayanan
anestesiologi sebagai anggota tim pelayanan kesehatan di dalam
maupun di luar rumah sakit.
3. Mempunyai cukup pengetahuan dan keterampilan untuk:
3.1 Mengelola tindakan untuk menghilangkan rasa nyeri, takut dan
cemas pada pembedahan, persalinan dan tindakan medik lain,
baik sebelum, selama, maupun sesudahnya.
8
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan PPDS-1 Bedah Umum, para peserta didik akan
mampu:
1. menjelaskan dasar-dasar epidemiologi, etiologi, patogenesis, patologi,
patofisiologi dan pengelolaan penyakit-penyakit bedah emergensi dan
non emergensi sebagaimana ditetapkan oleh kurikulum Kolegium
Bedah Indonesia.
2. mendiagnosis dan melakukan terapi penyakit bedah emergensi dan
non emergensi yang banyak ditemukan di pusat pelayanan kesehatan
tingkat 2.
3. melaksanakan berbagai prosedur pembedahan yang telah ditetapkan
oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia beserta penanggulangan
komplikasinya.
9
Tujuan Pendidikan
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah Saraf di Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran, secara umum memiliki 2 tujuan utama
yang harus dicapai yaitu tujuan institusional dan tujuan profesional.
Tujuan Institusional
Lulusan PPDS Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran mampu menguasai dan menerapkan ilmu bedah saraf, baik
secara perorangan/tim dan atau melalui kerjasama sesuai dengan tuntutan
masyarakat maupun perkembangan ilmu, serta mampu mengaktualisasikan
diri sebagai seorang ahli bedah saraf yang profesional dan berakhlak tinggi.
Tujuan Profesional
Lulusan PPDS Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
harus:
1. Mengetahui dan Memahami Pengetahuan Teori Mengenai:
1) Neuro Anatomi
2) Neuro Patologi
3) Neuro Fisiologi
4) Neuro Biologi (Biologi Molekuler)
5) Neuro Umum, termasuk di antaranya:
1) Psiko-patologi
2) Riwayat penyakit saraf konservatif dan bedah saraf
3) Statistik Medik
2. Mengetahui dan Memahami Pengetahuan Dasar Mengenai:
1) Pengobatan Sinar
2) Metodik Biokimia
3) Neurooptalmologi
4) Neurootologi
5) Neuroorthopedi
6) Terapi Psikis dan Rehabilitasi
3. Mengetahui dan Memahami:
1) Pengobatan Konservatif
2) Indikasi Operasi Bedah Saraf
10
3) Dasar-dasar Anestesi
4) Pengetahuan Penanganan Pra dan Pascaoperasi
4. Mampu Melakukan:
1) Penarikan kesimpulan pemeriksaan Neurologi
2) Penarikan kesimpulan singkat pada pemeriksaan Psiko-
patologi
3) Pemeriksaan dengan Funduskopi
4) Diagnostik pungsi lumbal, subosipital, dan diagnostik likuor
5) Elektro-diagnostik saraf perifer
6) Ekoensefalografi
7) Diagnostik:
a) Rontgen pada tengkorak dan tulang belakang
b) Mielografi
c) Angiografi
d) Computer Tomografi Scan (CT-Scan)
e) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Tujuan Pendidikan
Sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang
mengabdi dalam bidang pelayanan kesehatan serta mengerti dan
merasakan tuntutan masyarakat dan program pemerintah untuk
meningkatkan taraf kesehatan rakyat, maka seorang dokter Spesialis
Orthopaedi Indonesia wajib memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Tujuan Umum
1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan
sistem muskuloskeletal sesuai dengan kebijakan pemerintah.
2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai
keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan
memecahkan masalah kesehatan sistem muskuloskeletal secara ilmiah
dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan sistem muskuloskeletal kepada
masyarakat yang sesuai dengan bidang keahliannya secara optimal.
3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan,
penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik
yang lebih tinggi.
4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik
profesi.
Tujuan Khusus
Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia.
11
Tujuan Pendidikan
1. Menghasilkan ahli ilmu kedokteran forensik yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang cukup dalam mengelola kasus-kasus ilmu
kedokteran forensik.
2. Mampu memberikan kesaksian sebagai saksi ahli ilmu kedokteran
forensik untuk pengadilan.
3. Memiliki pendirian teguh dalam memberikan pendapatnya sebagai ahli
ilmu kedokteran forensik dan berpegang teguh pada ketentuan per
undang-undangan yang berlaku.
4. Mampu mengembangkan ilmu kedokteran forensik secara mandiri melalui
penelitian, pendidikan, dan pelayanan kepada masyarakat.
5. Mampu mengembangkan Ilmu Kedokteran Forensik khususnya Forensik
Klinik, Medikolegal, Patologi Forensik, Toksikologi Forensik, dan DNA
Forensik.
Tujuan Umum
Tujuan umum Program Pendidikan Dokter Spesialis I Program Studi Ilmu
Kedokteran Jiwa (Psikiatri) setelah melalui proses belajar dengan suatu
kurikulum baku adalah menghasilkan lulusan yang:
1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kedokteran
sesuai dengan kebijakan pemerintah berdasarkan Pancasila.
2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai
keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan
memecahkan problem kesehatan secara ilmiah dan dapat
mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang sesuai dengan
bidang keahliannya secara optimal.
12
Tujuan Khusus
Tujuan khusus Program Pendidikan Dokter Spesialis I Program Studi Ilmu
Kedokteran Jiwa (Psikiatri) adalah menghasilkan dokter spesialis ilmu
kedokteran jiwa (Psikiater) berstandar internasional yang mempunyai
kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal, merumuskan, menyusun prioritas dan menanggulangi
masalah kesehatan jiwa secara kritis-analitis, rasional-ilmiah, dan
bertanggung jawab.
2. Melakukan pemeriksaan, menegakkan diagnosis, menyusun strategi
perencanaan/penatalaksanaan terapi, perawatan, rehabilitasi dan
promosi/prevensi, serta melaksanakan sistim rujukan secara profesional
dalam bidang psikiatri.
3. Melaksanakan integrasi Konsultasi-Liaison kedokteran jiwa dengan
bidang-bidang spesialistik ilmu kedokteran dan non-kedokteran lainnya
secara profesional.
4. Mampu memberdayakan sistim kesehatan jiwa masyarakat.
5. Menunjukkan sifat dan sikap pribadi yang serasi untuk profesi psikiatri
sesuai dengan kode etik kedokteran pada umumnya dan kode etik
profesi psikiatri pada khususnya.
6. Meningkatkan dan mengembangkan diri dalam bidang pelayanan dan
pengetahuan di bidang kedokteran umumnya dan psikiatri khususnya,
dengan berpedoman pada pembelajaran seumur hidup
Tujuan Umum
Pendidikan dokter spesialis anak merupakan bagian dari pendidikan dokter
spesialis yang bertugas menghasilkan Dokter Spesialis Anak yang
mempunyai:
1. Kompetensi profesional sebagai seorang dokter spesialis yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan anak secara paripurna dalam tingkat
spesialistik bertaraf internasional sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan masyarakat.
2. Kompetensi akademik sebagai seorang dokter spesialis yang mampu
menyerap, meneliti, mengembangkan, dan menyebarkan ilmu
kesehatan, khususnya ilmu kesehatan anak, sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tujuan Khusus
Pada akhir pendidikan melalui kurikulum yang terpadu seorang dokter
13
Tujuan Umum
Tujuan program pendidikan Spesialisasi Ilmu Penyakit Dalam adalah
menghasilkan dokter spesialis penyakit dalam yang :
1. Mandiri, bermartabat, berakhlak dan profesional
14
Tujuan Khusus
Memiliki pengetahuan, ketrampilan sikap dan dedikasi dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan mata untuk menurunkan angka kebutaan.
1. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan mata dan menyusun
kegiatan/program penanggulangannya secara berkesinambungan dan
berkelanjutan
2. Menerapkan teknologi terkini berbasis bukti dalam penanggulangan
permasalahan kesehatan mata
3. Melakukan pengembangan ilmu dalam kaitan ’long life learning’ sebagai
upaya untuk terus menerus mengembangkan diri
4. Berperan aktif dalam kepemimpinan kesehatan dalam lingkungan
pekerjaan.
Tujuan Umum
Menghasilkan dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (SpKK) yang memiliki
keunggulan dalam bidang pendidikan dan penelitian untuk kemaslahatan
masyarakat, dengan penguatan tata pamong program studi (prodi).
15
Tujuan Khusus
1. Menghasilkan dokter SpKK yang memiliki kompetensi dalam bidang IK
Kulit dan Kelamin yang:
a. Mempunyai pengetahuan yang mendalam mengenai kesehatan kulit
dan kelamin, terutama dari aspek ilmu dasar dan keterampilan, untuk
melaksanakan kegiatan promosi, prevensi, kurasi, dan rehabilitasi di
bidang kesehatan kulit dan kelamin.
b. Dapat mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian, dan
menyusun prioritas masalah kesehatan kulit dan kelamin, dengan
cara penalaran ilmiah, melalui perencanaan, implementasi, dan
evaluasi terhadap upaya promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif.
c. Dapat menerapkan prinsip dan metode berpikir ilmiah dalam
menerapkan IK Kulit dan Kelamin.
d. Dapat menangani kasus kulit dan kelamin dengan kemampuan
profesional yang tinggi, melalui pendekatan evidence based
medicine (EBM) dan mampu mengikuti perkembangan terkini dalam
bidang IK Kulit dan Kelamin.
e. Dapat bekerjasama dengan profesi lain demi kepentingan pasien
dan ilmu pengetahuan.
f. Memahami biologi molekular dasar, farmakologi, dan epidemiologi
klinis, sehingga dapat mengaplikasikannya pada pengetahuan klinis.
g. Memahami metodologi penelitian dan pengujian statistik, serta
teknologi informasi guna menunjang proses dan hasil penelitian.
h. Dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis,
dan lapangan, yang dapat bersaing di tingkat nasional dan
internasional.
i. Mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman belajar sehingga
untuk mencapai tingkat akademis lebih tinggi.
j. Memiliki perilaku profesional mencakup penghayatan etik
kedokteran, moral, dan hukum kedokteran.
k. Mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan kesehatan
di masyarakat dan menerapkan ilmunya untuk kemaslahatan
masyarakat.
2. Menjadi Program Studi yang:
a. Memiliki sistem tata pamong yang baik
b. Memiliki pola kepemimpinan yang efektif dalam aspek kepemimpinan
operasional, organisasi, dan publik.
c. Memiliki sistem pengelolaan dengan perencanaan,
pengorganisasian, penstafan, pengarahan, dan pengawasan yang
terstruktur.
d. Melaksanakan penjaminan mutu secara berkala
e. Mampu meningkatkan kolaborasi dan sinergi dalam bidang IK Kulit
dan Kelamin.
f. Menghasilkan produk pendidikan dan penelitian untuk kemaslahatan
masyarakat.
16
Tujuan Pendiikan
Tujuan Umum
Pendidikan dokter spesialis saraf adalah bagian dari pendidikan dokter
spesialis yang bertujuan menghasilkan dokter spesialis saraf yang
mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan
sesuai kebijakan pemerintah, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,
mampu mengembangkan sikap pribadi yang menjunjung tinggi Kode Etik
Kedokteran di Indonesia dan Sumpah Dokter Indonesia, serta memiliki
daya saing profesional di tingkat regional maupun internasional.
Tujuan Khusus
1. Menguasai pengetahuan dan kemampuan untuk menanggulangi
masalah kedaruratan neurologik, terutama yang umum terdapat di
Indonesia.
2. Mampu mengenali dan merumuskan serta menyusun prioritas,
masalah-masalah di bidang ilmu penyakit saraf, yang didapati di
lingkungannya baik di masa sekarang maupun di masa yang akan
datang dan mengambil tindakan-tindakan yang sesuai untuk
mengatasi masalah tersebut.
3. Mampu melaksanakan penelitian serta menyusunnya dalam suatu
publikasi ilmiah dan mampu mengembangkan hasil penelitian
sehingga dapat menjurus ke tingkat akademik yang tertinggi.
4. Memahami sistem pendidikan dan mampu mendidik tenaga medik,
paramedik, dan nonmedik dalam ilmu penyakit saraf.
5. Mampu bekerja sama dengan disiplin lain ilmu kedokteran dan di luar
ilmu kedokteran untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Tujuan Pendidikan
Setelah melalui proses belajar dengan menyelesaikan suatu kurikulum
yang telah ditentukan menghasilkan lulusan yang mampu :
1. Melakukan teknik-teknik pemeriksaan diagnostik penyakit-penyakit
THT-KL Bedah Kepala Leher dan mampu mengintepretasikan
hasilnya.
2. Mendiagnosis penyakit dan kelainan THT-KL yang sering dijumpai dan
mampu mengelola selanjutnya.
17
Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Obstetri Ginekologi adalah mendidik dan melatih
seorang dokter menjadi Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi yang
mempunyai Keterampilan Klinik, Kemampuan Akademik dan Kualitas
Profesional. Keahlian klinik merupakan kemampuan penerapan clinical
process yang mencakup profisiensi pengetahuan dan keterampilan
klinik.
18
Tujuan Khusus
Tujuan khusus pendidikan dokter spesialis dalam Program Studi Obstetri
dan Ginekologi ialah agar setelah menyelesaikan program pendidikan
tersebut, peserta mempunyai kemampuan sebagai berikut:
a. Mampu mengelola unit pelayanan obstetri ginekologi sesuai standar.
b. Menunjukkan sifat dan sikap pribadi yang memadai dalam
menjalankan profesi obstetri dan ginekologi sesuai dengan kode etik
kedokteran Indonesia.
c. Mampu berperan aktif dalam program peningkatan pelayanan
obstetri dan ginekologi di masyarakat.
d. Membantu mengembangkan ilmu obstetri dan ginekologi dengan ikut
serta dalam pendidikan dan penelitian, dengan
menggunakan/memanfaatkan kepustakaan dan fasilitas yang
tersedia.
e. Mampu menangani masalah Obstetri-Ginekologi klinik secara
komprehensif.
Tujuan Pendidikan
1. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dalam
bidang Patologi Anatomi dengan cara menguasai dan memahami
teori-teori yang mutakhir, pendekatan, metode, dan kaidah-kaidah
ilmiah disertai penerapannya.
2. Mampu memecahkan permasalahan di bidang Patologi Anatomi
melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah
ilmiah dengan standar internasional.
3. Mampu mengembangkan ilmu Patologi Anatomi untuk pelayanan yang
berkualitas kepada masyarakat.
19
Tujuan Pendidikan
Tujuan Umum
Pada akhir pendidikan diharapkan peserta didik memiliki kemampuan
menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan menentukan sikap dalam
memberikan pelayanan kesehatan di bidang patologi klinik sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan masyarakat, serta dapat bekerja sama dalam tim
dengan dokter klinisi dan melakukan penelitian sesuai dengan
perkembangan IPTEK.
Tujuan Khusus
Pada akhir pendidikan diharapkan peserta didik mampu:
1. Memimpin, menatalaksana laboratorium klinik dengan terampil sesuai
dengan kompetensi laboratorium yang diatur oleh Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) minimal untuk rumah sakit tipe C.
2. Menjamin mutu hasil pemeriksaan laboratorium sahih dan handal
dengan melaksanakan pemantapan kualitas.
3. Memberikan pelayanan konsultasi dan penyuluhan dalam bidang
Patologi Klinik kepada masyarakat, paramedik, calon dokter, dan
dokter umum.
4. Bekerja sama dalam tim dengan dokter spesialis dari disiplin lain
sebagai konsultan atau narasumber yang mampu melakukan analisis
dan interpretasi hasil untuk menegakkan atau menyingkirkan
diagnosis, menilai prognosis, melakukan tindak lanjut serta memantau
respon terapi penderita.
5. Membuka diri untuk mengembangkan wawasan dengan mengikuti
perkembangan ilmu mutahir dan kemajuan teknologi laboratorium
canggih serta komunikasi modern.
6. Melakukan penelitian mandiri maupun bersama sesuai dengan
perkembangan IPTEK.
7. Menjungjung tinggi erika kedokteran dan etika kedokteran dan etik
profesi Dokter Spesialis Patologi Klinik
Tujuan Pendidikan
Tujuan Umum
Tujuan umum pendidikan spesialis radiologi ialah: setelah melalui proses
belajar dengan suatu kurikulum menghasilkan lulusan yang:
1. Mempunyai tanggung jawab dalam pengalaman bidang radiologi
sesuai dengan kebijakan Pemerintah yang berdasarkan Pancasila.
20
Tujuan Khusus
1. Menguasai radiologi meliputi bidang-bidang imejing diagnostik dan
Radioterapi.
2. Menguasai dan terampil dalam menerapkan ilmu radiologi klinik
sesuai dengan program yang telah direncanakan dalam pendidikan.
3. Mampu mempergunakan dan mengelola tenaga dan semua peralatan
radiologi.
4. Mempunyai kemampuan mengembangkan dirinya dalam bidang
radiologi Klinik selama hidup.
5. Sanggup bekerja sama dengan sesame spesialis radiologi dan
spesialis lainnya.
6. Bersikap ilmiah dan mempunyai pengetahuan dasar-dasar statistik
dan metodologi penelitian.
7. Sanggup menyebarluaskan pengetahuannya kepada spesialis
radiologi, calon spesialis radiologi, mahasiswa, dan masyarakat
umumnya.
8. Menjunjung tinggi kode etik kedokteran Indonesia pada umumnya dan
kode etik radiologi pada khususnya.
9. Proteksi radiasi: Mengerti bahaya radiasi serta mampu mencegah
efek samping radiasi.
Tujuan Umum
Program pendidikan dokter spesialis kedokteran nuklir merupakan bagian
dari program studi dokter spesialis yang bertugas untuk mendidik dokter
spesialis kedokteran nuklir yang;
1. Menguasai Ilmu Kedokteran Nuklir pada umumnya serta, terampil dan
mampu menegakkan diagnosis dan mengobati penyakit dengan
menggunakan teknik kedokteran nuklir.
2. Mampu berperan aktif dan bekerjasama dengan sejawat lain dalam
pengelolaan penyakit baik di rumah sakit atau di masyarakat.
3. Dapat mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etika ilmu dan
profesi.
21
Tujuan Khusus
1. Memiliki rasa tanggung jawab dalam pengamalan kesehatan,
khususnya ilmu kedokteran nuklir, sesuai dengan kebijakan
pemerintah berdasarkan Pancasila.
2. Memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang ilmu kedokteran nuklir,
serta memiliki keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup
memahami dan memecahkan masalah kesehatan secara ilmiah dan
dapat mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang sesuai
dengan bidang keahliannya secara optimal.
3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan
dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu kedokteran
nuklir ke tingkat akademik yang lebih tinggi.
4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan
etik profesi.
Tujuan Pendidikan
Tujuan Umum
Menghasikan Dokter Spesialis Bedah Anak yang bermoral dan beretika,
memiliki keterampilan bedah yang baik, profesional, serta memiliki rasa
tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi.
Tujuan Khusus
Menghasilkan dokter spesialis bedah anak yang :
1. Mampu mengelola masalah – masalah bedah anak yang sering
ditemui secara menyeluruh, holistik dan berkelanjutan.
2. Mempunyai kompetensi keterampilan pembedahan, baik pembedahan
konvensional maupun bedah invasif minimal pada anak.
3. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dengan penderita,
keluarga, masyarakat dan tenaga profesi kesehatan lainnya.
4. Mampu bertindak sebagai tenaga profesional yang berpegang teguh
pada nilai – nilai etik, moral dan agama.
5. Mampu mengakses dan menelaah serta mengelola informasi
kedokteran secara kritis untuk memelihara kemampuan belajar
sepanjang hayat.
6. Mampu melakukan penelitian kedokteran di bidang bedah anak
sebagai upaya meningkatkan profesionalisme.
22
Tujuan Pendidikan
Tujuan Umum
Lulusan pendidikan Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Spesialis-1
Urologi (PDSp-1) di Indonesia diharapkan dapat mempunyai kemampuan
profesional yang tinggi, menjadi seorang ilmuan yang tangguh yang
berkepribadian luhur, menjunjung tinggi etika kedokteran, beriman dan
bertakwa. Dan dalam menghadapi era globalisasi mendatang mampu
bersaing dan menjadi tuan rumah di negara sendiri dan mampu bekerja
dimana saja di dunia dengan membawa nama baik almamater dan
menjunjung tinggi bangsa dan negaranya.
Tujuan Khusus
Sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia, yang
mengabdi dalam bidang pelayanan kesehatan, serta mengerti dan
merasakan tuntutan masyarakat dan program pemerintah untuk
meningkatkan taraf kesehatan rakyat, maka seorang Spesialis Urologi
Indonesia wajib memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia dalam
melaksanakan tugas profesi.
b. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan untuk mengatasi masalah
Urologi darurat dan tidak darurat (elektif), terutama yang umum
terdapat di Indonesia.
c. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai
Spesialis Urologi sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan
Ilmu Pengetahuan.
d. Mampu mengembangkan pelayanan urologi di lingkungan bekerja.
e. Mengerjakan kasus-kasus urologi sebagai profesinya secara
professional.
f. Mampu mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih
sumber-sumber belajar yang sehat yang dapat menjurus ke tingkat
akademik tertinggi.
Tujuan Pendidikan
Pada akhir masa pendidikan, peserta program studi:
1. Memiliki kemampuan akademik profesional sesuai dengan standar
regional maupun internasional.
2. Menjunjung tinggi etika kedokteran Indonesia.
3. Mampu memberikan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas
khususnya untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia.
4. Mampu menentukan, merencanakan, dan melaksanakan penelitian
secara mandiri.
Tujuan Pendidikan
Tujuan Umum
24
Tujuan Khusus
Pada akhir pendidikan melalui suatu kurikulum terpadu seorang spesialis
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi diharapkan :
1. Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Sumpah
Dokter Indonesia.
2. Menerapkan falsafah Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dalam
konteks rehabilitasi secara menyeluruh dan sejalan dengan sistem
kesehatan nasional.
3. Memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk menanggulangi
masalah-masalah kedokteran fisik dan rehabilitasi, terutama yang
umum terdapat di masyarakat.
4. Mampu mengenal, merumuskan dan menyusun prioritas masalah-
masalah rehabilitasi, yang terdapat di lingkungannya baik dimasa
sekarang maupun yang akan datang dan melakukan tindakan-tindakan
yang sesuai untuk memecahkan masalah tersebut dengan
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program
yang bersifat preventif, kuratif, rehabilitatif berdasarkan keadaan
daerah, aspek-aspek sosial budaya serta sumber daya dan dana yang
tersedia.
5. Mampu mengelola Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
sesuai standar pelayanan medik, etika profesi dan etika keilmuan.
6. Mampu melakukan penelitian dan mempublikasikannya.
7. Mampu meningkatkan dan mengembangkan diri melalui pengalaman
belajar dengan berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai potensi
bangsa.
8. Memahami sistim pendidikan dan mampu mendidik tenaga medik,
paramedik dan nonmedik dalam bidang Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi.
25
Tujuan Pendidikan
Program Magister Fakultas Kedokteran Unpad didirikan dengan tujuan
untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:
1. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam bidang kesehatan dengan cara menguasai dan memahami
teori-teori yang mutakhir, serta pendekatan, metode, kaidah-kaidah
ilmiah dan penerapannya.
2. Mampu memecahkan permasalahan di bidang keahliannya melalui
kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah.
3. Mampu mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan
dengan ketajaman analisis permasalahan, dan kepaduan pemecahan
masalah.
Tujuan Pendidikan
Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar :
1. Menghasilkan Magister sebagai cendekiawan yang profesional
dan memahami berbagai aspek biologi molekuler sebagai
landasan ilmu kedokteran dasar untuk mengatasi
permasalahan kesehatan nasional dan global.
2. Menghasilkan Magister yang mampu beradaptasi dengan
kemajuan IPTEK dan mampu menjawab permasalahan
kesehatan baik nasional maupun global.
3. Menghasilkan Magister yang mampu melaksanakan Research
and Development (R&D), sehingga dapat meningkatkan
perolehan HKI nasional.
4. Menghasilkan Magister yang inovatif dan tetap berpegang
teguh pada etika dan moral.
26
Tujuan Pendidikan
Menghasilkan tenaga ahli yang berkualitas, berdedikasi tinggi dan
memiliki komitmen untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tujuan Pendidikan
Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kebidanan adalah
pengembangan tenaga bidan yang mampu melaksanakan upaya
pelayanan kebidanan yang berkualitas tinggi untuk mewujudkan
paradigma sehat yang:
1. Mampu mendidik bidan menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat
2. Mampu menjalankan kebijakan pendayagunaan karier bidan yang
terpola selaras dengan wewenangnya
3. Mampu melakukan kolaborasi dengan Masyarakat terinstitusi
(stakeholder) dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
bidan guna memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak di
Indonesia
4. Mampu melakukan pengintegrasian sumber-sumber daya manusia
dan perangkat keras untuk pengelolaan suatu unit kerja atau aktivitas
yang berkaitan dengan pelayanan, pendidikan, dan penelitian
5. Mampu secara langsung melakukan analisis ilmu kebidanan yang
dikembangkan dari kasus-kasus khusus sebagai bagian dari
konsentrasi program
6. Memiliki kemampuan khusus dalam bidang manajerial klinik kebidanan
secara mandiri
7. Mampu melakukan penelitian dalam bidang kebidanan dengan
menggunakan metode ilmiah yang tepat dan teruji
Tujuan Pendidikan
Untuk mencapai Visi dan Misi tersebut, maka Pendidikan Program Doktor
mempunyai tujuan yaitu:
a. Menghasilkan lulusan Doktor yang memiliki kemampuan menguasai
aspek biomolekular dalam aplikasi ilmu kedokteran/kesehatan modern
b. Mengembangkan konsep baru di bidang ilmu kedokteran melalui
penelitian unggulan tingkat lanjut secara mandiri, multisipliner, dan
terintegrasi profesional
27
Kompetensi
Kompetensi
Kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap dokter spesialis untuk
menjalankan tugas profesi sebagai dokter spesialis, adalah :
a) Motivation
Memiliki motivasi untuk melaksanakan tugas profesi dokter spesialis
yang profesional, berbudi luhur, dan bermoral yang mampu berkompetisi
secara nasional dan regional.
b) Attitude
Kewajiban Umum:
1. Menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan Sumpah
Dokter.
2. Melakukan profesinya menurut ukuran yang tertinggi
3. Tidak boleh dipengaruhi pertimbangan keuntungan pribadi.
4. Tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan etik.
5. Berhati-hati dalam mengumumkan / menerapkan setiap
penemuan teknik/pengobatan baru yang belum diuji
kebenarannya.
6. Memberi keterangan/pendapat yang dapat dibuktikan
kebenarannya.
7. Mengutamakan kepentingan masyarakat..
31
5. Program Pascasarjana
BAB II
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI
34
BAB II
PROGRAM STUDI
1. Program Pendidikan Diploma
Humanities 5
Basic communication skill (BCS) 2
I (satu) Introduction of Midwifery Profession (IMP) 5
Basic Sciences of Midwifery Skill I (MBS I) 10
Basic Sciences of Midwifery Skill II (MBS II) 10
II (dua) Antenatal Care (ANC) 11
Intranatal Care (INC) 12
III (Tiga) Newborn & Child Care (NBCC) 8
Postnatal Care (PNC) 6
Reproductive Healthand Family Planning (RHFP) 9
IV (Empat)
Midwifery Care Practice 1 6
Maternal and Neonatal Patology Care (MNPC) 9
Management, Leadership and Enterpreneurship (MLE) 4
V (Lima)
The Community Care and enhancing the midwife as an 9
educator (TCE)
Applied Research 6
Midwifery Care Practice 2 6
VI (Enam) Midwifery Final Report (MFR) 3
Midwifery Care Practice 3 8
Internship 1 8
VII (Tujuh) Clinical and Laboratory Skill 4
VIII Internship 2 8
(Delapan)
Jumlah SKS 149
1) Humanities
Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa untuk memahami, menghayati dan mengamalkan
nilai-nilai Pancasila, kaidah agama, dan prinsip etika moral dalam memberikan pelayanan kebidanan.
Membangun pemahaman mengenai sosial budaya masyarakat di Indonesia yang majemuk dan
kompleks, serta pengaruh sosial budaya dalam pelayanan kebidanan dan cara pendekatan sosial
budaya dalam praktik kebidanan di masyarakat. Membangun keterampilan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan.
4) Antenatal Care
Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kehamilan, proses adaptasi fisiologi dan psikologis serta sosial dalam kehamilan, kebutuhan dasar ibu
hamil, tujuan kunjungan antenatal. Membangun keterampilan mahasiswa untuk memberikan asuhan
pada ibu hamil normal yang berkualitas sesuai tahap perkembangannya, deteksi dini komplikasi pada
setiap trimester kehamilan, komunikasi pada setiap kunjungan ibu hamil dan pendokumentasian asuhan
kehamilan.
5) Intranatal Care
Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai fisiologi persalinan, penilaian holistik
faktor risiko, fisik dan penunjang lainnya pada wanita bersalin, melakukan diagnosis 'ibu bersalin'.
Membangun keterampilan mahasiswa dalam memberikan dukungan dan asuhan pada ibu dalam kala
1, 2, 3 dan 4 persalinan, juga pada neonatus serta melakukan dokumentasi asuhan persalinan.
6) Postnatal Care
Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa untuk memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi masa nifas dan menyusui, perubahan fisiologi dan psikologi masa nifas dan menyusui,
kebutuhan dasar masa nifas dan menyusui, konsep dasar asuhan masa nifas dan menyusui, penyulit
dan komplikasi masa nifas dan menyusui. Membangun kemampuan mahasiswa untuk memberikan
asuhan pada ibu masa nifas dan menyusui serta pendokumentasian asuhan masa nifas.
keterampilan pada aspek patofisiologi obstetri dan neonatal, tanda dan gejala, deteksi dini, penanganan
awal kegawatdaruratan, penatalaksanaan komplikasi maternal neonatal, aplikasi prinsip pencegahan
infeksi, melakukan komunikasi efektif, melakukan konseling, memberikan asuhan kebidanan sesuai
kewenangan melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan memperhatikan aspek bio-spikososial
dan kultural, serta pengelolaan kasus rujukan secara komprehensif.
12) The Community Care and enhancing the midwife as an educator (TCE)
Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk berperilaku profesional, beretika,
bermoral, tanggap terhadap nilai sosial budaya, berkomunikasi efektif, melakukan advokasi, kreatif,
inovatif sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sesuai kewenangan dan
membantu masyarakat di komunitas melalui upaya promotif, preventif, serta pemberdayaan masyarakat
dalam menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan hasil kegiatan pendataan serta analisis masalah
kesehatan di komunitas.
16) Internship I
Mata kuliah ini membangun kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan pelayanan kebidanan
secara komprehensif dan mandiri, bersikap profesional, tanggap terhadap sosial budaya setempat,
berkomunikasi efektif, melakukan advokasi, kreatif, inovatif dalam membangun pemberdayaan keluarga
melalui pendekatan konsep ilmu perilaku, ilmu kesehatan masyarakat, manajemen pelayanan
kebidanan, untuk membantu pemecahan masalah kesehatan keluarga (bayi, balita, anak, remaja,
wanita dewasa dan ibu), meningkatkan upaya promosi dan pencegahan penyakit untuk meningkatkan
derajat kesehatan keluarga.
37
17) Internship II
Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat
yang didukung sikap profesional, kreatif dan inovatif, serta tanggap terhadap masalah sosial budaya
setempat. Didukung kemampuan komunikasi efektif mahasiswa dapat melakukan advokasi,
mengorganisasi upaya pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan konsep ilmu perilaku, ilmu
kesehatan masyarakat, manajemen pelayanan kebidanan. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah
satu kunci keberhasilan memutus masalah kesehatan di komunitas sehingga titik berat difokuskan pada
upaya promosi kesehatan dan pencegahan masalah kesehatan, melakukan kajian pemanfaatan sistem
kesehatan di tingkat primer untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2.3. Proses pendidikan yang terintegrasi dengan pengabdian masyarakat dan penelitian
Sesuai dengan tujuan dan target pencapaian kompetensi lulusan Prodi D4 Kebidanan FK Unpad, maka
proses pendidikan bidan diintegrasikan dengan pengabdian masyarakat di wilayah Kampus Jatinangor. Aspek
pengabdian masyarakat merupakan fokus utama sesuai tujuan program pendidikan agar masyarakat dapat
memperoleh maslahat yang setinggi tingginya dari keberadaan institusi pendidikan, sehingga masyarakat
menjadi subyek kegiatan yang perlu dilayani secara optimal oleh sivitas akademika.
Kegiatan pengabdian masyarakat merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi peserta kegiatan
praktik lapangan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya langsung pada subyek target
pelayanan. Jenis kegiatan praktik lapangan sangat bervariasi dalam ragam dan tingkat kesulitannya, sehingga
pengaturan alokasi mahasiswa dilakukan sesuai dengan tahapan pendidikannya. Seluruh mahasiswa yang
turut serta dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini harus sudah dinyatakan lulus dalam ujian praktik
laboratorium sesuai tahap pendidikannya, demikian pula jenis kegiatan yang boleh dilakukan mahasiswa tersebut
38
Kegiatan pengabdian masyarakat ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan
identifikasi masalah kesehatan di wilayah Jatinangor, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan minat
meneliti untuk mencari pemecahan masalah yang langsung dapat dirasakan manfaatnya untuk masyarakat
setempat maupun untuk pengembangan ilmu kebidanan.
Dalam kegiatan pengadian masyarakat dan penelitian ini mahasiswa tetap bekerja di bawah bimbingan
dosen atau instruktur klinik. Pada pelaksanaan kegiatan tersebut Prodi D4 Kebidanan FK Unpad bekerjasama
dengan Prodi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, Program Pasca Sarjana Kedokteran
Unpad, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Puskesmas Jatinangor termasuk para staf kesehatannya yang
berada serta anggota masyarakat di wilayah Kecamatan Jatinangor. Sangat terbuka untuk pengembangan
kegiatan ini bersama Fakultas lain maupun institusi lain. Dalam setiap tahun ajaran dibuka kesempatan untuk
memperoleh hibah penelitian maupun pengabdian masyarakat yang bersumber dari Kementrian Pendidikan
Nasional, Universitas dan Fakultas maupun instansi swasta hingga badan/organisasi luar negeri.
2) Waktu Pelaksanaan.
Ujian teori mengikuti pola sebagai berikut
a. Ujian Tengah Semester (UTS)
Merupakan ujian yang dilaksanakan pada tengah semester/ blok mata kuliah sesuai dengan
jadual yang ditentukan, berupa SPGBK dan atau UTU.
b. Ujian Akhir Semester (UAS)
Merupakan ujian yang dilaksanakan pada akhir semester/ blok mata kuliah sesuai dengan jadual
yang ditentukan, berupa SPGBK dan atau UTU, ditambah dengan ULAK.
c. Ujian perbaikan
Merupakan ujian untuk memperbaiki nilai akhir bagi mahasiswa yang memenuhi ketentuan tertentu
dan dilaksanakan pada waktu yang ditentukan.
Mahasiswa diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Bagi mahasiswa yang mendapat nilai D atau E bersifat wajib
b. Bagi mahasiswa yang sudah mendapat nilai B+, B atau C diperbolehkan mengikuti ujian
39
Ujian susulan dilaksanakan sesegera mungkin untuk mengganti ujian yang ditinggalkan karena sakit atau alasan
lainnya yang sah, yang dibuktikan dengan dukungan dokumen yang sah dan lolos verifikasi prodi.
Ujian susulan paling lambat dilaksanakan pada masa libur antar semester di akhir semester ganjil, sedangkan di akhir
semester genap dilaksanakan paling lambat 7 hari sebelum yudisium semester genap.
Jika hingga batas akhir masa pendaftaran yudisium, mahasiswa yang bersangkutan belum menyelesaikan ujian, maka
pada mata kuliah tersebut dapat dinyatakan gagal.
UKK pada tahap praktik lapangan dapat dilakukan sesegera mungkin jika mahasiswa merasa siap dan kompeten
dalam jenis keterampilan yang ditargetkan, sesuai prinsip kurikulum berbasis kompetensi.
Persyaratan jumlah kasus untuk setiap keterampilan klinik yang ditargetkan harus tetap dipenuhi sebelum atau
sesudah ujian, dan dalam kesempatan mana pun selama praktik lapangan yang sesuai.
Bentuk ujian UKK tahap praktik adalah nilai UKMINI atau UKK atau gabungan dari keduanya, yang disesuaikan
dengan kondisi di lapangan.
Ujian ulangan dan ujian susulan dapat dilakukan dalam masa praktik lapangan yang sama, atau pada saat praktik
lapangan berikutnya , jika kondisi lapangan sesuai. Jika hingga akhir masa satu periode praktik lapangan seorang
mahasiswa belum lulus UKK, maka mahasiswa tersebut harus melapor pada koordinator praktik klinik dan preceptor
(mentor) kelompok nya di awal praktik lapangan berikutnya.
PERINGATAN:
Kelulusan UKK berpengaruh pada kelulusan tingkat paket pendidikan yang diambil mahasiswa. Jika pada yudisium
di akhir semester genap tidak memenuhi syarat kenaikan tingkat, maka mahasiswa ybs harus mengulang seluruh
paket pendidikan tersebut di tahun berikutnya.
Kelulusan ujian teori, ujian praktik dan pencapaian target praktik minimal , menjadi persyaratan untuk mendaftar
sebagai peserta ujian kompetensi bidan Indonesia (UKBI), dengan mengikuti ketentuan lain yang berlaku pada saat
pendaftaran peserta UKBI.
Ketentuan ini dapat berubah (dengan terbukanya kemungkinan penambahan syarat ujian tertentu yang dikeluarkan
pihak panitia UKBI, dan diluar wewenang pimpinan Prodi).
CARA PENILAIAN:
Bobot, Nilai Akhir, Huruf Mutu dan Angka Mutu
Bobot tiap macam penilaian yang digunakan tergantung pada bobot soal/tugas yang diberikan Dosen Pengampu
Mata Kuliah.
Selain itu sistem penilaian menggunakan penilaian acuan patokan (Criterion Reference):
40
a. Nilai Kelulusan
Nilai kelulusan setiap mata ajar minimal C.
b. Pengumuman Hasil Ujian
Hasil ujian diumumkan kepada mahasiswa selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari setelah
pelaksanaan ujian.
Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi butir persyaratan di atas dinyatakan tidak berhak mendapatkan dua
kesempatan ujian (non eligible), melainkan satu kali saja ujian, dan dianggap sebagai ujian remedial.
Pada pelaksanaannya ujian tetap dijalankan pada waktu ujian pertama yang telah ditetapkan, mengingat
pelaksanaan ujian perbaikan sangat tergantung pada ada tidaknya mahasiswa yang membutuhkan ujian
perbaikan tersebut.
Tata Tertib
2.6.1 Tata tertib Umum
1) Berlaku sopan terhadap pengajar, sejawat, petugas dan pasien di lingkungan Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran/Instansi Kesehatan/tempat kegiatan belajar mengajar
2) Mematuhi peraturan tata tertib umum Universitas Padjadjaran
3) Tidak diperkenankan membuang sampah sembarangan, harus selalu menjaga kebersihan dan keindahan
41
kampus
4) Tidak diperkenankan merokok di lingkungan kampus, asrama, rumah sakit dan di setiap kegiatan
kemahasiswaan.
5) Tidak diperkenankan membawa dan meminum minuman keras
6) Tidak diperkenankan membawa dan menggunakan obat-obatan psikotropika/narkoba
7) Tidak diperkenankan membawa senjata api, senjata tajam, petasan, dan bahan mudah meledak.
8) Tidak diperkenankan merusak, mencorat-coret dan mengurangi untuk kepentingan pribadi fasilitas belajar
mengajar dan inventaris di kampus/tempat kegiatan belajar mengajar
9) Menggunakan pakaian sesuai dengan aturan
10) Saat meninggalkan ruangan kelas, diharuskan :
Mematikan lampu dan AC
Membersihkan papan tulis dan ruangan
Merapikan kursi dan ruangan
Mengembalikan kertas-kertas dan buku pada tempatnya
2.6.4 Tata tertib mahasiswa pada saat Praktik Klinik atau Praktik Komunitas
a. Mahasiswa hadir sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh pihak akademik atau pihak lahan praktik
b. Hadir 15 menit sebelum jadwal yang ditentukan, jika mahasiswa hadir terlambat lebih 15 menit maka
mahasiswa dianggap tidak praktik.
c. Jumlah kehadiran praktik adalah 100%, apabila mahasiswa tidak dapat hadir dikarenakan sakit,
mahasiswa wajib mengganti sebanyak waktu yang ditinggalkan setelah mendapatkan ijin dari
preseptor atau koordinator praktik.
d. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah,
mendapat tugas dari fakultas atau universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan
yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya. Surat keterangan sakit dari dokter harus
diserahkan ke SBP dan instruktur klinik paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah ketidakhadiran dengan
sebelumnya mahasiswa memberitahukan ketidakhadirannya pada preseptor dan instruktur lapangan.
e. Mahasiswa tidak diperkenankan untuk menukar jadwal dinas yang telah ditentukan tanpa ijin dari
43
preseptor atau instruktur lapangan, jika hal tersebut dilakukan maka pada hari tersebut mahasiswa
dianggap tidak dinas.
f. Mematuhi peraturan yang telah ditentukan oleh pendidikan dan lahan praktik
g. Mahasiswa mengisi daftar hadir saat datang dan pulang
h. Setiap asuhan kebidanan yang dilakukan harus didokumentasikan dalam bentuk SOAP
i. Mahasiswa yang merusakkan/menghilangkan alat yang dipakai untuk praktik karena kelalaiannya,
diwajibkan untuk mengganti alat tersebut sesuai dengan aslinya.
j. Membina hubungan baik dengan keluarga besar, pimpinan dan karyawan di lingkungan rumah sakit
serta mahasiswa lain di lahan praktik.
k. Apabila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku akan diberikan sanksi oleh pihak
akademik sesuai dengan berat ringannya pelanggaran.
analasis
4) Sesuai dengan urutan jadwal ujian mahasiswa setelah selesai pada ruang analsis, memasuki
ruang presentasi dan tanya jawab, mahasiswa mempresentasikan hasil mind maping yang dibuat
dan akan diberikan pertanyaan oleh penguji.
5) Penguji berjumlah 2 orang.
6) Seluruh mahasiswa wajib menjaga ketertiban selama pelaksanaan ujian dan dilarang keras untuk
bekerja sama maupun membuka catatan / diktat, atau berkomunikasi dengan mahasiswa
lainnya.
7) Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap butir “6”diatas, maka kepadanya akan
dikenakan sanksi.
8) Adapun sangsi yang dimaksudkan pada butir “7” diatas akan ditentukan oleh dosen mata kuliah
yang bersangkutan setelah sebelumnya disampaikan identitas mahasiswa yang melakukan
pelanggaran tersebut.
9) Selama ujian berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan ijin keluar ruang ujian.
Dalam proses pencapaian kualitas sumber daya manusia, terutama dalam bidang perguruan tinggi, sangat
dibutuhkan kerja sinergis antara bidang akademik dan kemahasiswaan, antara keduanya harus saling
berkolaborasi dan tidak dipandang sebagai sesuatu yang saling kontra produktif. Kegiatan akademik dan
kemahasiswaan seharusnya dapat saling mendukung student body mahasiswa dalam mencapai eksistensinya
sebagai bagian dari masyarakat. Untuk mengawal mahasiswa dalam pencapaian tujuan tersebut, maka
dipandang perlu adanya suatu acuan yang dapat digunakan mahasiswa sebagai pedoman dalam melakukan
kegiatan kemahasiswaan.
Tuntunan abad 21, dimana mahasiswa di tuntut harus punya kemampuan (Way of thinking) berpikir
kreatif, kritis,memecahkan masalah, mengambil keputusan dan pembelajaran sepanjang hayat (Way Of
Working) kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi (Tool For Working) penguasaan ICT dan melek
informasi dan (Skill For Living In The World) memiliki tanggung jawab pribadi dan sosial. 7 soft skill yang
penting untuk dikembangkan oleh mahasiswa adalah communication skills, Thinking skill and problem solving
skills, Team work force, Long life learning and information management, Entepreneur skills, Ethic/moral/and
profesionalism and Leadership skill.
Program Diploma Kebidanan FK Unpad di dalam upayanya memfasilitasi kegiatan-kegiatan
46
kemahasiswaan yang diwadahi secara internal dan eksternal memotivasi dan mendukung mahasiswa untuk
belajar berorganisasi, merencanakan dan melaksanakan kegiatan. Mahasiswa diharapkan berpartisipasi aktif
dalam berbagai kegiatan dan lomba-lomba yang bersifat keilmuwan, olahraga, seni budaya, kemasyarakatan
baik di dalam dan luar negeri. Lembaga Kemahasiswaan (LK), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan semua
bentuk kepanitiaan merupakan sarana bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan, mengekspresikan diri dan
berprestasi melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan serta keterampilan yang
ingin dicapai. Melalui kegiatan kemahasiswaan, para mahasiswa dilatih dalam pengembangan soft skill yang
sangat dibutuhkan di dunia kerja kelak.
Untuk mendorong dan memotivasi mahasiswa berproses dalam kegiatan, maka segala bentuk kegiatan
ekstrakurikuler akan diberikan penghargaan dalam bentuk sistem poin kegiatan kemahasiswaan yang diberi
nama Satuan Penilaian Kegiatan Kemahasiswaan (SPKK).
a. Tujuan SPKK
1. Meningkatkan soft skill, kecerdasan dan keterampilan mahasiswa
2. Meningkatkan partisipasi dan prestasi mahasiswa dalam bidang penalaran, bakat minat, seni budaya dan
olahraga.
3. Memperkuat kepribadian dan karakter mahasiswa
4. Meningkatkan semangat kepedulian dan kebangsaan
c. Fungsi SPKK
1. Sebagai alat pencatatan dan penilaian keaktifan mahasiswa selama masa perkuliahan yang dapat di
cetak dalam bentuk transkip SPKK untuk berbagai keperluan mahasiswa dan alumni.
2. Sebagai alat salah satu prasyarata untuk mengikuti acara wisuda
3. Sebagai salah satu syarat mendapatkan predikat wisudawati aktif berprestasi.
Merupakan kegiatan yang terkait dengan penalaran dan / atau keilmuwan. Hal ini ditetapkan
melingkupi kegiatan-kegiatan temu ilmiah/ seminar/ pelatihan/ Workshop/ simposium/ kongres/
konferensi/ Lomba penalaran/ Penelitian dan penulisan karya tulis. Hal ini diartikan bahwa semua
peserta kegiatan-kegiatan diatas mendapatkan SPKK kategori Penalaran.
4. Bakat minat
Merupakan kegiatan terkait dengan seni budaya, olah raga dan bakat minat lainnya. Hal ini
diartikan bahwa semua peserta UKM/Club dan kegiatan lepasa bakat minat lainnya mendapatkan
SPKK kategori Bakat-Minat.
5. Pengabdian masyarakat
Merupakan kegiatan yang terkait dengan pengabdian masyarakat, dilakukan oleh Lembaga
Kemahasiswaan Prodi/Fakultas/Universitas
f. Ketentuan SPKK
a. SPKK Minimal
Jumlah poin SPKK yang harus dicapai oleh setiap mahasiswa adalah 45 poin, dengan
pembagian :
Pembinaan awal kemahasiswaan
Organisasi dan Kepemimpinan
Penalaran
Bakat Minat
Pengabdian Masyarakat
b. Penghargaan Predikat mahasiswa Aktif Berprestasi
Memiliki IPK > 3.00
Memiliki SPKK minimal 80 poin, dengan ketentuan :
Pembinaan awal kemahasiswaan
Organisasi dan kepemimpinan
Penalaran
Bakat Minat
Pengabdian Masyarakat
Memiliki surat keterangan yang menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah memenuhi
persyaratan minimal penilaian/SPKK yang diperoleh/diterbitkan oleh Ketua Program Diploma
Kebidanan FK Unpad.
c. Ketentuan dalam pemberian poin
Ketentuan lebih jelas dalam pemberian poin diatur dalam petunjuk teknis SPKK Prodi D4 Kebidanan
FK.Unpad. Aturan pemberian poin tersebut telah mengacu pada aturan universitas.
g. Reward
Bagi mahasiswa aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, pada akhir studi akan diberikan surat
rekomendasi untuk mencari pekerjaan yang akan di tanda tangani oleh Ketua Program Studi.
48
Program Studi Kedokteran adalah Program Strata Satu (S1). Program Strata S1 (Sarjana) Kedokteran di FK Unpad
adalah jenjang pendidikan akademik yang mempunyai beban studi kumulatif sebesar 144 sks termasuk KKNM – PMD.
Masa studi kumulatif antara 7 sampai 14 semester.
Beban Studi dinyatakan dalam jumlah sks yang harus dikumpulkan oleh mahasiswa dalam satu semester. Beban
Studi mahasiswa setiap semester adalah beban yang harus diambil berdasarkan pedoman penentuan beban studi
mahasiswa persemester yang telah ditentukan oleh Program Studi.
1) Ujian
a. Jenis Ujian:
Formatif: merupakan evaluasi diri yang dilaksanakan secara berkala selama berlangsungnya program dan
tidak diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir.
Secara teratur setiap tahun program studi melaksanakan Progress test yang merupakan ujian formatif internal
program studi. Ujian ini wajib diikuti oleh semua mahasiswa.
Secara teratur program studi melaksanakan tes formatif untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa pada
pertengahan semester/sistem.
Sumatif: merupakan ujian penentuan nilai akhir yang dilaksanakan pada periode ujian yang telah ditentukan.
Bentuk ujian sumatif adalah sebagai berikut:
(1) Ujian tulis pilih ganda (Multiple Choice Question)
(2) Ujian lisan (Oral)
(3) Ujian praktek
b. Pelaksanaan Ujian
49
a. Ujian MCQ bisa berbentuk monodisiplin atau Multidisciplinary Examination (MDE) yang dilaksanakan di
setiap mata kuliah kecuali Clinical Skill Program (CSP).
b. Ujian lisan berupa Students Objective Oral Case Analysis (SOOCA) yaitu ujian dengan menggunakan
kasus yang akan dianalisis untuk menilai kemampuan menganalisis dan mengaplikasikan ilmu biomedik
dasar ke dalam masalah yang diberikan, serta penalaran masalah klinik.
c. Ujian praktik yang dilaksanakan berupa Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Objective
Structured Practical Examination (OSPE) di CSP, serta praktik komputer untuk CRP.
1) Cara penilaian:
Bagi mahasiswa yang mengikuti sidang lebih lambat dari waktu yang ditentukan karena kesalahannya sendiri, maka
nilai maksimalnya adalah B.
c. Nilai kelulusan
Nilai kelulusan setiap mata ajar minimal C, dengan pengecualian pada CSP harus mendapat nilai A untuk semua
keterampilan yang diujikan.
Ujian susulan dilaksanakan sesegera mungkin untuk mengganti ujian yang ditinggalkan karena sakit atau
alasan lainnya yang sah. Ujian susulan paling lambat dilaksanakan pada saat intersemester break setelah
semester ganjil, dan 7 hari sebelum judicium pada semester genap. Bila mahasiswa tidak bisa hadir pada
kesempatan tersebut maka ybs dianggap gagal dan nilainya adalah E. Mahasiswa harus melapor kepada
ketua program studi paling lambat 2 minggu sebelum ujian susulan dilaksanakan.
Contoh:
Biokimia dengan jumlah sks berdasarkan KIPDI sebanyak 7 sks
Sistem
Cabang Ilmu FBS A Sistem E Sistem G Sistem H
A
(Subject) (0,75 sks) (0,5 sks) (1,5 sks) (1 sks)
(1 sks)
Biokimia 40 60 70 80 40
Nilai (40 + 60 + 70 + 80 + 40)/7 = 290/7 = 41.42
Biokimia artinya huruf mutu E (tidak lulus)
Yudisium merupakan bagian penting dari kegiatan akademik yang wajib dihadiri oleh seluruh mahasiswa. Bagi
mahasiswa yang tidak menghadiri yudisium tanpa alasan yang sah, nilainya baru akan diumumkan awal semester
berikutnya.
Mahasiswa yang dinyatakan boleh melanjutkan ke tahun berikutnya pada yudisium ke-2 tetapi masih memiliki
nilai D, maka diwajibkan untuk mengikuti ujian perbaikan pada tahun akademik selanjutnya.
1. Yang dimaksud dengan kegiatan belajar mengajar di sini adalah tutorial, (mini) lecture, kegiatan laboratorium
biomedik, komputer dan keterampilan klinik, ekstramural dan bimbingan skripsi.
2. Mahasiswa harus hadir di ruang perkuliahan tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam kerja atau yang telah
dijadwalkan sebelumnya.
3. Mahasiswa harus hadir di ruang kegiatan belajar mengajar (ruang kuliah, tutorial, skills lab maupun
Laboratorium biomedis) sepuluh menit sebelum waktu yang telah ditentukan.
4. Bagi mahasiswa yang terlambat (lebih dari jadwal yang telah ditentukan), tidak diperkenankan untuk
mengikuti perkuliahan, kecuali dengan alasan yang jelas dan dapat diterima oleh dosen yang hadir pada saat
perkuliahan tersebut.
5. Mahasiswa yang karena keterlambatannya tidak diperkenankan mengikuti kegiatan belajar mengajar oleh
dosen yang bersangkutan maka dianggap tidak hadir tanpa alasan.
6. Mahasiswa harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika berpakaian mahasiswa seperti yang
telah ditetapkan pada pedoman umum kemahasiswaan atau yang lebih spesifik pada setiap program studi
yang bersangkutan.
7. Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, mahasiswa harus mengisi daftar hadir mahasiswa dan dosen
(DHMD).
8. Mahasiswa harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar dan
melaksanakan setiap tugas yang diberikan yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang diikuti.
9. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah,
mendapat tugas dari fakultas atau universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan yang telah
diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat meninggalkan kegiatan pendidikan setelah
menyampaikan keterangan tertulis dari pihak berwenang (dokter atau pimpinan Fakultas).
10. Surat keterangan sakit dari dokter harus diserahkan ke SBP paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
ketidakhadiran, sedangkan untuk surat keterangan dari pimpinan Fakultas paling lambat 1 (satu hari) kerja
sebelum ketidak hadiran.
11. Kegiatan pendidikan yang ditinggalkan dengan alasan yang sah ini dapat digantikan dengan mengikuti
kegiatan susulan yang sama atau kegiatan lainnya seperti pemberian tugas berdasarkan kebijakan dosen
terkait.
12. Khusus untuk kegiatan skill’s lab, mahasiswa harus mendapat kesempatan untuk dilatih pada waktu yang
telah disepakati segera setelah mahasiswa tersebut hadir kembali.
13. Untuk lab activity dan lab CRP dosen ybs dapat memberikan praktikum susulan bila memungkinkan, atau
memberikan tugas sesuai dengan materi yang ditinggalkan oleh mahasiswa ybs.
53
b. Mahasiswa dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi ketentuan mengikuti kegiatan belajar mengajar sebagai
berikut:
1. Ujian OSCE: tingkat kehadiran pada skill’s lab 100 %.
2. Ujian SOCA dan MDE: tingkat kehadiran pada tutorial, dan mini lecture masing-masing minimal 80%,
serta 100% untuk lab activity.
3. Ujian BHP, CRP, dan PHOP: tingkat kehadiran pada perkuliahan BHP, CRP, PHOP masing-masing
minimal 80% dan 100% untuk lab computer bagi mata ajar CRP.
4. Mahasiswa yang dapat menunjukkan bukti surat keterangan sakit dari dokter atau surat izin dari
Pimpinan Fakultas/Ketua Prodi untuk ketidakhadiran pada perkuliahan tutorial, mini lecture, BHP, CRP,
dan PHOP.
5. Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi poin 1 dan 2, (non eligible), maka mahasiswa tersebut
kehilangan hak untuk mengikuti ujian remedial sesuai dengan ujian yang persyaratannya tidak
terpenuhi.
1.7 Pedoman Pengajuan Undur Diri dari Program Pendidikan Sarjana FK-UNPAD.
a. Bagi mahasiswa yang ingin undur diri dari PSK FK Universitas Padjadjaran ke Prodi di Perguruan Tinggi
lain berlaku ketentuan sebagai berikut:
54
1. Surat permohonan Pengunduran Diri dari mahasiswa ybs yang disetujui oleh Orang Tua/Wali,
diketahui oleh Dosen Wali/TPBK dan Pimpinan Program Studi
2. Surat permohonan Pengunduran Diri atas nama mahasiswa dari Pimpinan Fakultas Asal (Dekan)
kepada Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1).
3. Surat Keputusan Pengunduran Diri mahasiswa dari Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1).
4. Transkrip Akademik mahasiswa ybs selama studi di Universitas Padjadjaran yang ditandatangani oleh
Pimpinan Fakultas (Dekan/PD 1)
b. Pemutusan studi:
Mahasiswa mengalami pemutusan studi dengan ketentuan sebagai berikut:
- IPK < 2.00 pada semester 2
- IPK < 2.00 pada semester 4
- IPK < 2.00 pada semester 6
- Untuk mahasiswa tahun 1, 2 dan tahun 3: tidak lulus lebih dari satu kali pada judisium 2.
SEMESTER
1 2 3 4 5 6 7
FBS I
(4) RPS I EMS DMS CVS GIS TM
C10A.101 (5) (7) (8) (8) (7) (7)
FBS II C10A. C10A. C10A.20 C10A. C10A. C10A.
(4) 201 109 7 115 213 121
C10A.102
FBS III
RPS II NBSS HIS RS GUS FM
(4)
(5) (10) (8) (7) (7) (7)
C10A.103
C10A. C10A. C10A.20 C10A. C10A. C10A.
FBS IV
202 110 8 116 214 122
(4)
C10A.104
CRP CRP CRP
CRP II CRP IV CRP V
CRP I III VI VII
(2) (1) (1)
(1) (1) (1) (3)
C10A. C10A.20 C10A.
C10A.105 C10A. C10A. C10A.
203 9 117
111 215 123
BHP II
BHP BHP
BHP I + + BHP IV BHP V BHPVI
III VII
MKU MKU (1) (1) (1)
(1) (1)
(2) (2) C10A.21 C10A. C10A.
C10A. C10A.
C10A.106 C10A. 0 118 216
112 124
204
PHOP
PHOP PHOP PHOP VI + PHOP
PHOP IV
PHOP I II III V KKNM VII
(1)
(1) (2) (1) (1) -PMD (1)
C10A.21
C10A.107 C10A. C10A. C10A. (3) C10A.
1
205 113 119 C10A. 125
217
CSP CSP CSP
CSP II CSP IV CSP V
CSP I III VI VII
(2) (2) (2)
(1) (2) (2) (2)
C10A. C10A.21 C10A.
C10A.108 C10A. C10A. C10A.
206 2 120
114 218 126
21* 18* 22* 21* 20* 21* 21*
Keterangan
( ) = beban kredit
* SKS = satuan kredit semester
1. FBS = Fundamentals of Biomedical Science
2. CVS = Cardiovascular System
3. DMS = Dermatomusculoskeletal System
4. EMS = Endocrine & Metabolism System
55
Freshmen Semester Program bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa pada pendidikan tinggi yang
membutuhkan kemampuan belajar mandiri dan self-directed learning. Selain itu materi pada FBS mengaktifkan
pengetahuan lampau (prior knowledge) mahasiswa agar siap pada proses pendidikan lebih lanjut
Biomedical Program bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari berbagai ilmu kedokteran dasar
dan klinik melalui pendekatan klinik secara terintegrasi dalam bentuk pembelajaran berdasarkan masalah
(problem-based learning).
Clinical Skills Program bertujuan untuk melatih kemampuan keterampilan klinik mahasiswa sesuai yang
dipelajari pada Biomedical Program.
Public Health Oriented Program merupakan program untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan
mengaplikasikan berbagai prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat
Community Research Program bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan mengaplikasikan
berbagai prinsip dasar penelitian berupa metodologi, epidemiologi dan biostatistik pada praktik kedokteran.
Bioethics and Humanities Program merupakan program yang memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan
mengaplikasikan berbagai prinsip dasar etika dan hukum kedokteran serta berbagai aspek humaniora pada
praktik kedokteran.
Penjelasan materi yang dibahas pada masing-masing mata ajar adalah sebagai
berikut:
penatalaksanaan penyakit terkait hemato imunologi. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika
pada kasus-kasus hemato–imunologi.
Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan
pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait kardiovaskular dan
respiratori berdasarkan standar kompetensi dokter nasional.
Keterangan:
MPK : Mata ajar Pengembangan Kepribadian
MKB : Mata ajar Keahlian Berkarya
MKK : Mata ajar Keilmuan & Keterampilan
Keterampilan para peserta didik PSPD diperoleh melalui kegiatan akademis berupa proses pembelajaran yang
diselenggarakan di rumah sakit pendidikan utama (RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung) dan rumah sakit dan
Puskesmas jejaring yang diatur melalui rotasi di semua departemen dengan menekankan pencapaian
kompetensi sesuai dengan yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012 yang
dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
Untuk pendaftaran program elektif harus mengajukan permohonan resmi dengan persyaratan yang telah
ditentukan kepada pimpinan FKUP (surat permohonan dengan usulan departemen dan waktu kegiatan, daftar
riwayat hidup, surat pengantar, dan rekomendasi dari pimpinan institusi asal, transkrip nilai sementara,
kurikulum pendidikan institusi asal, serta surat keterangan sehat)
4. C12A 004 Ilmu Penyakit Dalam (Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah)
Meliputi: Anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan tata laksana (farmakoterapi dan non
farmakoterapi, termasuk komunikasi dan edukasi) kasus-kasus di bidang: endokrinologi dan metabolisme,
gastroentero-hepatologi, geriatri, ginjal-hipertensi, hemato-onkologi medik, penyakit jantung dan kardiovaskular,
penyakit infeksi, pulmonologi, dan reumatologi,
11. C12A 011 Ilmu Penyakit Mata (Ilmu Kesehatan Mata)- Oftalmologi
Keterampilan pemeriksaan dasar dan penunjang mata, Penggunaan alat diagnostik, Keterampilan tindakan di ruang
apa?, Penegakkan diagnosis dan perencanaan pengelolaan kasus mata (hordeolum dan kalazion, kelainan refraksi,
konjungtivitis akut, konjungtivitis vernalis, konjungtivitis fliktenularis, konjungtivitis purulenta, aberasi kornea, korpus
alienum kornea, keratitis dendritika, keraritis pungtata superfisialis, keratitis numularis, ulkus kornea, pterigium,
pinguekula, episkeritis, skleritis, uveitis anterior, endoftalmitis, panoftalmitis, katarak, glaukoma sudut tertutup akut).
Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)/ residen senior (chief resident) dan dokter penanggungjawab pelayanan
(DPJP) departemen yang bertugas saat itu.
3. Patient based: Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pasien (kasus-kasus sesuai
SKDI).
4. Community based: Kasus-kasus yang dihadapi adalah kasus yang banyak ditemukan di masyarakat
sesuai SKDI.
5. Problem solving: Pembelajaran dilakukan untuk mendorong kemampuan memecahkan masalah
6. Experiential: Dokter muda mencoba langsung melakukan penanganan pasien
7. Family medicine approach (holistic & comprehensive): penanganan pasien menggunakan pendekatan prinsip
dokter keluarga, yaitu penanganan secara holistik dan komprehensif dengan memerhatikan aspek fisik, psikis,
sosial-ekonomi, dan budaya pasien
8. Bioethics, legal aspect & professionalism: Dokter muda dituntut untuk selalu memerhatikan aspek
bioetik, aspek legal, dan berlaku professional
Kegiatan akademik dilaksanakan di bawah bimbingan dan supervisi para preseptor dengan tempat kerja berupa:
- poliklinik (rawat jalan)
- ruang perawatan(rawat inap)
- unit gawat darurat
- ruang operasi/tindakan
- ruang administrasi (di Puskesmas, klinik dokter keluarga)
- komunitas (posyandu)
a. Setara perkuliahan
- Case report session (CRS)
Merupakan acara ilmiah dokter muda berupa laporan hasil pemeriksaan, rencana penatalaksanaan
pasien, serta analisis kasus yang diperoleh melalui BST, kemudian didiskusikan di bawah bimbingan preseptor.
- Clinical/community science session (CSS)
Merupakan acara ilmiah dokter muda berupa penulisan dan presentasi yang membahas salah satu
topik yang berkaitan dengan masalah pasien pada BST, CST, atau CoST yang kemudian didiskusikan
di bawah bimbingan preseptor.
- Meet the expert
Merupakan forum diskusi ilmiah dokter muda dengan pakar dari masing-masing departemen dan
merupakan kesempatan bagi para dokter muda untuk mendiskusikan hal-hal yang masih belum jelas.
3. Dalam melaksanakan kegiatan akademik PSPD, dokter muda dibagi ke dalam kelompok-kelompok,
yang akan melakukan rotasi di semua departemen FKUP/RSHS.
Rotasi adalah lama waktu yang dibutuhkan oleh dokter muda untuk menyelesaikan kegiatan
pendidikan profesi di suatu departemen. Jadwal rotasi untuk setiap kelompok ditetapkan oleh
pengelola PSPD.
4. Pembagian kelompok dilakukan secara pengundian dengan memerhatikan pemerataan berdasarkan prestasi
akademik (IPK), jenis kelamin, serta status kemahasiswaan..
5. Ketua kelompok dokter muda adalah mahasiswa yang dipilih oleh anggota kelompoknya,
6. Jadwal rotasi ditentukan dengan mekanisme pengundian yang adil dan tidak boleh diganti. Pengaturan rotasi
setiap kelompok dilaksanakan oleh Sekretariat PSPD FKUP yang dikeluarkan dengan Berita Acara Pembagian
Kelompok dan Jadwal Rotasi yang ditandatangani Ketua PSPD, dengan aturan anggota kelompok tidak
diperbolehkan pindah ke kelompok lain, kecuali dengan alasan yang dapat diterima dan disetujui oleh Ketua PSPD
FKUP,
7. Ketua PSPD FKUP memberikan surat pemberitahuan kepada Kepala Departemen/SMF (cq Koordiantor PSPD
Departemen) sebelum dokter muda mulai mengikuti pendidikan di departemen tersebut.
8. Dokter muda diharuskan melapor kepada Koordinator PSPD Departemen atau yang mewakili, untuk mendapatkan
penjelasan mengenai tata tertib, pedoman kerja (termasuk kegiatan jaga dan aturannya), sistem pendidikan, dan
sistem penilaian di departemen yang bersangkutan.
9. Untuk kegiatan di RSUD/Puskesmas jejaring: Ketua PSPD Departemen/Ketua departemen memberikan surat
pengantar berupa pemberitahuan kepada Direktur RS Jejaring dan Kepala Puskesmas Jejaring sebelum dokter
muda mulai mengikuti pendidikan di RSUD/PKM jejaring tersebut. Surat pengantar ditembuskan ke Ketua PSPD
FKUP.
10. Dokter muda diharuskan melapor kepada Direktur RS Jejaring dan Kepala Puskesmas Jejaring atau yang mewakili
sebelum mengikuti kegiatan pendidikan di tempat tersebut (sambil membawa pengantar dari Dekan FKUP).
11. Tugas dan kewenangan klinis dokter muda PSPD ditentukan oleh masing-masing departemen.
12. Daftar hadir:
Pengisian daftar hadir:
- Dilakukan minimal dua kali, yaitu pada saat datang dan pulang, tepat pada waktunya,
- Dilakukan sendiri, tidak boleh diwakilkan.
- Laporan kehadiran dokter muda dikirimkan oleh koordinator PSPD Departemen kepada sekretariat PSPD FKUP
secara periodik
13. Jam kerja: Senin-Jumat: 07.00–16.00 WIB;
Apabila ada ketentuan lain, ditetapkan oleh masing-masing departemen.
14. Selama mengikuti kegiatan akademik di RSHS/RSUD jejaring/Puskesmas dokter muda harus mengenakan jas
putih panjang dan tanda pengenal PSPD sesuai aturan yang berlaku.
15. Kegiatan jaga
- Jam jaga:
a. Hari kerja: setelah jam kerja s.d. 07.00 WIB hari berikutnya
b. Hari libur : - kelompok pagi: 07.00–19.00 WIB
- kelompok malam: 19.00–07.00 WIB hari berikutnya.
- Jumlah dan frekuensi jaga ditentukan oleh departemen yang bersangkutan dengan ketentuan sebanyak-
banyaknya satu kali dalam satu minggu.
- Jaga ditentukan/diatur oleh kordinator PSPD departemen.
- Selama mengikuti kegiatan jaga di RSHS/RSUD jejaring/Puskesmas dokter muda harus mengenakan seragam
jaga dan tanda pengenal PSPD sesuai aturan yang berlaku.
16. Bila karena suatu sebab dokter muda tidak dapat mengikuti kegiatan PSPD, maka yang bersangkutan harus
menyatakannya dengan surat pemberitahuan resmi dan menyebutkan alasan yang dapat diterima disertai bukti
yang sah. Surat tersebut harus diserahkan kepada Preseptor dan Koordinator PSPD Departemen selambat-
lambatnyanya saat dokter muda kembali mengikuti kegiatan, dan surat ditembuskan ke sekretariat PSPD FKUP.
17. Dokter muda yang akan meninggalkan kegiatan akademik selama menjalani kegiatan PSPD di suatu departemen
harus mengajukan surat permohonan dan memperoleh izin dari preseptor yang diketahui oleh Koordinator PSPD
Departemen yang bersangkutan.
18. Pada saat melakukan kegiatan di suatu departemen, dokter muda tidak diperkenankan mengerjakan tugas dari
departemen lain.
19. Dokter muda yang meninggalkan kegiatan akademik departemen melebihi batas waktu kehadiran departemen oleh
karena mendapat tugas dari pimpinan Fakultas diberlakukan ketentuan yang sama dengan dokter muda yang
mengundurkan diri, kecuali ada ketentuan lain dari kepala departemen terkait atau dari pimpinan FKUP.
20. Pengunduran diri dari departemen harus disertai surat pengunduran diri yang bersangkutan dan ditujukan kepada
Wakil Dekan Bidang Akademik dengan tembusan ke Ketua PSPD dan Kepala Departemen terkait. Kegiatan
akademik yang tertunda akan diganti pada akhir rotasi semua departemen yang akan diatur oleh sekretariat PSPD
FKUP.
21. Setiap dokter muda harus senantiasa menjaga nama baik almamater dengan selalu menegakkan disiplin serta
menjunjung tinggi sikap profesionalisme.
65
22. Setiap dokter muda diharuskan mematuhi norma akademik, termasuk cara berpakaian dan norma hukum sesuai
dengan Surat Keputusan Dekan No.2114/H6.7/Kep/FK/2010.
23. Setiap dokter muda harus mengikuti aturan dan tata tertib yang berlaku di RSHS, RSUD jejaring, dan PKM jejaring.
24. Setiap dokter muda siap menerima sanksi, apabila melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku.
25. Penanganan dokter muda yang selama mengikuti kegiatan akademik PSPD dinyatakan mengalami masalah
gangguan kejiwaan dilakukan di bawah Tim (TPBK) FKUP.
26. Selama belum dinyatakan lulus dokter dan dianggap masih mengikuti kegiatan akademik PSPD, seluruh
mahasiswa PSPD diwajibkan mengikuti aturan registrasi sesuai ketentuan Universitas Padjadjaran.
Selama dokter muda mengikuti PSPD maka penilaian perilaku profesional dilakukan dalam bentuk 360 degree dengan
format yang terstandar. Penilaian perilaku bukan berupa ujian, tetapi merupakan bagian proses pembinaan. Oleh
karena itu sedapat mungkin dilakukan bukan di hari terakhir periode rotasi stase agar dimungkinkan adanya proses
pembinaan. Selain itu, untuk menjamin objektivitas jika memungkinkan sedapat mungkin penilaian dilakukan lebih dari
satu kali, atau lebih dari satu preseptor. Dokter muda bisa dinilai oleh preseptor, dosen lain, tenaga kesehatan lain,
dokter muda lain serta dirinya sendiri.
Pada yudisium akhir PSPD di Fakultas, mahasiswa yang masuk kategori Perlu Perhatian Khusus di lebih dari 2
departemen akan memengaruhi kelulusan. Pembinaan lanjutan akan ditentukan dalam rapat PSPD. Oleh karena itu
pada yudisium akhir PSPD departemen harus melaporkan Nilai Akhir Profesionalisme di samping Nilai Akademik.
Penjelasan lebih lanjut mengenai atribut profesional terdapat pada buku log mahasiswa.
Masa jeda/spacing adalah waktu dokter muda tidak mengikuti kegiatan akademik PSPD di departemen.
Masa ini dapat digunakan untuk mengulang atau memperpanjang masa pendidikan sesuai ketetapan yang
telah ditentukan.
Yudisium
a.. Departemen
Dokter muda yang berhak mengikuti yudisium adalah dokter muda yang telah menyelesaikan seluruh
program pendidikan pada departemen yang bersangkutan serta tidak memperoleh nilai perilaku perlu
perhatian khusus
b. PSPD
Dokter muda yang berhak mengikuti yudisium PSPD adalah mahasiswa PSPD yang telah menyelesaikan
seluruh program pendidikan pada semua departemen serta tidak memperoleh nilai perilaku perlu
perhatian khusus, kemudian dilakukan validasi nilai oleh tim PSPD FKUP.
Yudisium PSPD dilakukan berdasarkan hasil rapat validasi nilai dari departemen-departemen melalui
berita acara yang di tandatangani oleh Ketua PSPD dan wakil dokter muda yang mengikuti yudisium.
Bagi mahasiswa yang telah dinyatakan lulus pada yudisium tersebut, diijinkan untuk mengikuti ujian
komprehensif.
Ujian pertama:
Angka
Nilai Akhir Huruf Mutu Keterangan
Mutu
80 – 100 A 4,00 Lulus
76 – 79 B++ 3,50 Lulus
72 – 75 B+ 3,25 Lulus
68 – 71 B 3,00 Lulus
56 - 67 C 2,00 Tidak Lulus
44 - 55 D 1,00 Tidak Lulus
< 44 E 0 Tidak Lulus
Ujian ulangan (remedial) hanya diberikan apabila huruf mutu C dan D; untuk huruf mutu E peserta
diwajibkan untuk mengulang penuh kegiatan akademis di departemen tersebut.
Ujian ulangan:
Ujian Komprehensif
Setelah lulus pada semua departemen dan dinyatakan lulus pada yudisium ke–1, dokter muda wajib
mengikuti ujian komprehensif.
a. Persyaratan:
- Dinyatakan lulus semua departemen.
- Telah menyelesaikan persyaratan administrasi sesuai aturan Universitas Padjadjaran.
b. Metode ujian
- Ujian tulis MDE dalam bentuk pilihan berganda (MCQ).
- Ujian keterampilan klinik dalam bentuk Objective Structured Clinical Examination (OSCE) bagi
mahasiswa asing.
Jumlah soal
- MCQ: 200 soal dengan perbandingan soal sesuai SKS Departemen.
- OSCE: 12 station yang merupakan perwakilan dari setiap Departemen sesuai kasus pada SKDI.
Kelulusan:
- MCQ: dengan metode modified Angoff oleh perwakilan juri dari semua departemen.
- OSCE: untuk setiap station dengan metode borderline regression; kelulusan OSCE adalah minimal lulus
9 station dengan tidak ada station dengan nilai <50% nilai minimal station.
Yudisium
Pengumumam hasil pendidikan dokter muda diumumkan pada yudisium ke–2
Yudisium ini wajib dihadiri oleh semua dokter muda peserta PSPD terkait.
Bagi yang tidak menghadiri yudisium ke–2, maka pengumuman hasil pendidikan akan ditangguhkan dan
dilaksanakan pada yudisium periode berikutnya.
Sebagai upaya persiapan mengikuti UKDI, tim PSPD FKUP memberikan bimbingan dan try out, baik untuk
MDE maupun OSCE. Para dokter muda yang akan mengikuti UKDI diwajibkan mengikuti kegiatan ini, termasuk
mengikuti try out UKDI (MDE) yang diselenggarakan wilayah 3 AIPKI
a.
Setelah ada pengumuman hasil UKDI, para dokter muda wajib mengikuti yudisium ke-3 (yudisium akhir).
Hasil yudisium:
- Lulus UKDI CBT dan OSCE
- Lulus salah satu UKDI
- Tidak lulus kedua-duanya
Bagi yang belum lulus UKDI, akan mengikuti UKDI ulangan pada periode UKDI berikutnya (peserta re-taker).
Selama menunggu waktu pelaksanaan UKDI berikutnya, peserta re-taker wajib mengikuti bimbingan yang
diadakan oleh Tim Bimbingan Re-taker (di bawah koordinasi Tim PSPD dan Unit Evaluasi Hasil Belajar
Mahasiswa).
Bagi mahasiswa PSPD asing yang berhak mengikuti sumpah dokter adalah yang sudah mengikuti kegiatan
magang di RSUD dan PKM jejaring dan dinyatakan lulus.
Setelah sumpah dokter, para lulusan akan mengikuti wisuda Universitas Padjadjaran (kelompok profesi) dan
mendapatkan ijazah dokter.
Catatan:
69
Setelah dinyatakan lulus dari ujian komprehensif, peserta didik PSPD (dokter muda) asing akan mengikuti program
magang di RS dan PKM jejaring yang telah ditentukan FKUP, selama 6 bulan (1 semester).
Kegiatan ini merupakan sarana pelatihan keprofesian berbasis kompetensi pelayanan primer dengan tujuan
meningkatkan kompetensi yang telah dicapai saat mengikuti pendidikan dokter.
1 Tujuan Pendidikan
Secara garis besar pendidikan dokter spesialis memiliki tujuan umum dalam mendidik peserta PPDS, diharapkan
setiap lulusan PPDS memiliki kompetensi akademik dan profesi, yang mampu menjalankan praktek kedokteran di
bidang spesialisasinya, baik secara mandiri maupun dalam tim, dalam upaya memenuhi kebutuhan yang
diamanatkan dalam sistim pemeliharaan kesehatan.
Secara rinci, tujuan pendidikan umum dan khusus dari setiap program studi dapat dilihat dalam Panduan
Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Spesialis dari setiap program studi.
2 Struktur Kurikulum
Yang dimaksud dengan Struktur Kurikulum adalah bagaimana isi kurikulum/ materi pembelajaran diorganisasikan
dan bagaimana jadwal pembelajaran akan dilaksanakan.
Pendidikan dokter spesialis dimulai pada bulan Februari dan bulan Agustus, dimulai dengan Program Pra PPDS
yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan R.S Pendidikan Utama. Program ini
merupakan pengayaan yang berisi berbagai informasi mengenai hal-hal yang perlu diketahui, difahami, dan
diikuti oleh peserta PPDS selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran dan di R.S Pendidikan.
World Federation For Medical Education ( WFME ) memberikan definisi mengenai Post Graduate Medical
Education, yaitu suatu fase pendidikan bagi dokter yang dimulai di bawah supervisi/pengawasan menuju praktek
mandiri sebagai seorang spesialis setelah yang bersangkutan menyelesaikan pendidikan dokter umum. Merujuk
kepada definisi tersebut, kompetensi adalah sesuatu hal yang berkembang, pada umumnya kompetensi
berkembang sesuai dengan tahap pembelajaran/pengalaman klinik. Dengan demikian pendidikan dokter
spesialis mempunyai ciri pendidikan yang berjenjang. Sebagai contoh program studi Ilmu Kesehatan Anak
mengenal tingkat yunior, madya dan senior sedangkan program studi Ilmu Bedah mengenal jenjang
pendidikanTahap Bedah Dasar dan Lanjut. Penjenjangan ini sejalan dengan peraturan Konsil Kedokteran
Indonesia ayat 1 pasal 8 yaitu bahwa pemberian sertifikat kompetensi sesuai dengan pencapaian tingkat
kompetensi yang telah dicapai peserta PPDS-I sesuai tingkat pendidikannya.
Struktur kurikulum secara lebih rinci dapat dilihat dalam Pedoman Pendidikan setiap program studi. Setiap
program studi memiliki materi pembelajaran dan struktur kurikulum yang berbeda, sehingga mengakibatkan
adanya perbedaan dalam masa studi terjadwal dari setiap program studi (tabel 1).
3. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan bidang ilmu, keterampilan, dan perilaku yang harus dipelajari dan dikuasai oleh
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Materi pembelajaran pada umumnya berupa praktek klinis dan teori yang sesuai, ilmu biomedis dasar, ilmu klinis
dan laboratorium bidang spesialisasi terkait, pengetahuan yang memadai mengenai perilaku, etika kedokteran,
sistim kesehatan yang berlaku, aspek medikolegal dan ilmu sosial lain.
Ilmu biomedis dasar, tergantung kebutuhan dari program studi, dapat berupa anatomi, fisiologi, biokimia,
biofisika, biologi sel dan molekuler, genetika, mikrobiologi, imunologi, farmakologi, patologi, dan sebagainya.
70
Ilmu lain, tergantung dari kebutuhan program studi dapat berupa psikologi medis, sosiologi medis, biostatistik,
epidemiologi, kedokteran masyarakat, dan sebagainya. (secara lengkap dapat dilihat dalam Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Spesialis).
Semester 3:
Pengetahuan dan keterampilan dalam: anestesi regional, anestesi untuk pembedahan abdominal bawah, abdominal
atas (pada pasien tanpa kelainan endokrin), pembedahan orthopedi besar (tidak termasuk leher, dan tulang
punggung), pembedahan mata, THT, ginekologi, urologi sedang, disertai dengan pengelolaan prabedah, dan
pascabedah, pengelolaan nyeri, dan penyulit yang mungkin timbul. Kesemuanya diaplikasikan baik pada pembedahan
terencana, maupun darurat.
Semester 4:
Pengetahuan dan keterampilan dalam: anestesi untuk bedah anak (tidak termasuk bedah saraf pusat), anestesi pada
penderita dengan penyakit endokrin (DM dan tiroid), pembedahan kepala-leher (tidak termasuk bedah saraf),
pembedahan ginekologi, urologi besar, baik untuk tindakan terencana maupun darurat. Kesemuanya disertai dengan
pengelolaan pra dan pascabedah. Aplikasi pemberian nutrisi enteral, dan parenteral (termasuk pemasangan CVP).
Pengalaman dasar-dasar penanganan intensif (Tahap I).
Semester 5:
Pengetahuan dan keterampilan dalam: pengelolaan anestesi bedah paru, bedah saraf perifer, penanganan intensif
tahap II (pengelolaan nafas buatan dengan berbagai mesin, nutrisi, pengelolaan gagal ginjal akut, pengelolaan trauma
ganda, sepsis, dll).
Semester 6 & 7:
Pengetahuan dan keterampilan penanganan ICU (tahap III), bedah saraf (trauma kepala), pengetahuan dan
kesempatan mengikuti bedah jantung, serta penyelesaian yang telah dimulai pada akhir semester 5.
Tahap ini diakhiri dengan ujian profesi dengan menyertakan penguji dari pusat pendidikan yang lain.
72
2. Referat:
Penulisan dan penyajian suatu subtopik dari suatu modul belajar oleh peserta didik di bawah panduan seorang
fasilitator/tutor. Referat disusun sebagai karya tulis ilmiah yang dicetak dan dipresentasikan di hadapan
pembimbing, penelaah, serta peserta didik lainnya. Presentasi dilakukan melalui sarana multi media yang terdiri
dari maksimum 20 menit presentasi dan 15 menit diskusi.
3. Laporan kasus-kasus:
Dilaksanakan dalam bentuk :
a. Laporan Jaga: Dilakukan diskusi pengelolaan perioperatif dan intra-operatif atas laporan kasus pasien-pasien
gawat darurat. Dilakukan setiap hari Senin, Rabu, dan Jum’at dengan waktu dari jam 07.00 – 08.00 pagi.
b. Laporan kasus-kasus elektif: Dilakukan diskusi pengelolaan perioperatif atas laporan pasien-pasien yang
dirawat di bangsal bedah. Waktu pelaksanaan diatur oleh masing-masing divisi.
4. Presentasi kasus:
Penyajian dan pembahasan suatu kasus yang terdapat permasalahan kompleks atau yang jarang dijumpai. Kasus
disajikan dalam bentuk naskah tertulis yang dicetak dan presentasi oral di hadapan pembimbing, penelaah, serta
peserta didik lainnya.
Setiap divisi memiliki koordinator pendidikan yang sekaligus bertugas untuk mengelola pelaksanaan modul belajar
berbagai teknik operasi yang telah ditetapkan oleh kolegium. Selain itu, ditetapkan pula staf pengajar yang akan
membimbing dan mendidik para peserta didik berdasarkan tingkat / jenjang peserta.
1. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui metode:
a. small group discussion
b. peer assisted learning (PAL)
c. bedside teaching
d. task-based medical education
4. Tempat belajar (training setting): bangsal bedah, kamar operasi, bangsal perawatan pasca operasi.
D Bedah Plastik 2
bulan
A
Bedah saraf 2 3 OSCE
S bulan
A Bedah Vaskular 1
bulan
R
Bedah Toraks 1
bulan
Emergensi 1 bulan
ICU 1 bulan
74
Bedah Digestif 2
bulan
Bedah Plastik 2
bulan
Bedah Anak 2 5
bulan
Bedah Orthopedi 1
bulan
Bedah Urologi 1
bulan
Emergensi 2 bulan
B
Bedah Onkologi 2 6
E
bulan
D
Bedah Digestif 2
bulan
A
Bedah Toraks 1
H
bulan
Bedah Vaskular 1
bulan
L
Bedah Onkologi 2 7 BSSC II: Ujian
A
bulan Laparoskopi Kognitif
N Endoskopi
Bedah Digestif 2
J bulan
U Bedah Vaskular 2
bulan
T
Bedah Orthopedi 1 8
bulan
Bedah Toraks 1
bulan
Bedah Saraf 2
bulan
RSUD Cibabat/ RS
Dustira/ RSUD
Tasikmalaya (1
bulan)
Tesis
Keterangan:
Level
No. Tahapan pendidikan Kompete
nsi
1. Kursus Pra Bedah Dasar
Setelah mengikuti kursus, peserta didik akan mampu :
1. Menjelaskan ilmu-ilmu kedokteran dasar yang
relevan dengan ilmu bedah, ilmu bedah dasar, dan
melakukan ketrampilan klinik dasar bedah dengan (K2, P4)
benar. (K2)
2. Menjelaskan ilmu-ilmu dasar yang relevan dengan (K3)
praktik ilmu bedah. (P4)
3. Menyusun proposal penelitian dalam bidang ilmu
bedah
4. Melakukan ketrampilan klinik dasar bedah
2. Bedah Dasar
Setelah melaksanakan tahap bedah dasar, peserta didik
akan mampu: (K3)
1. Menerapkan dasar-dasar dan prinsip ilmu bedah (K2)
emergensi dan trauma.
2. Menjelaskan pengetahuan dasar di dalam bidang
ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi, kepala
dan leher, urologi, bedah plastik dan rekonstruksi, (K3, P5)
bedah anak, kardiothoraks, vaskular, bedah saraf,
serta perawatan intensif bedah. (P5)
3. Melakukan perawatan perioperatif pasien-pasien
bedah sesuai dengan prinsip “total care”.
4. Melakukan ketrampilan prosedur bedah dasar di
bidang ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi,
(K4)
kepala dan leher, urologi, bedah plastik dan
rekonstruksi, bedah anak, kardiothoraks, vaskular,
bedah saraf, serta perawatan intensif bedah.
5. Melakukan penelitian klinik dan mempublikasikan 2
karya ilmiah.
3. Bedah lanjut
Setelah melaksanakan tahap bedah lanjut, peserta didik
akan mampu: (K3)
1. Menerapkan pengetahuan bedah lanjut di dalam
bidang ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi,
kepala dan leher, urologi, bedah plastik dan
76
SEMESTER
II Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Urologi I 5.73
SEMESTER
III Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Orthopaedi I 5.73
SEMESTER
IX Tesis 6.39
Thesis
TOTAL 155
Keterangan :
Dasar penghitungan SKS ditetapkan oleh FK UNPAD dengan pedoman sebagai berikut :
1. Satu semester : setara dengan 16 – 19 minggu kerja
2. Satu SKS untuk peserta didik adalah:
a. 50 menit/minggu : perkuliahan/ tatap muka
b. 60 menit /minggu : kegiatan tugas terstruktur dan tidak terjadwal
c. 60 menit/minggu : kegiatan akademik peserta didik secara mandiri
3. Satu SKS kegiatan praktikum di laboratorium : 2-3 jam/minggu di laboratorium
4. Satu SKS kerja lapangan : 4 – 6 jam tugas di lapangan atau sejenisnya
5. Satu SKS penyusunan tesis : 3-4 jam /hari selama 25 hari kerja.
80
Penilaian terhadap pencapaian kompetensi peserta didik yang sesuai dengan kurikulum adalah bagian dari
proses kualifikasi. Kualifikasi ini membutuhkan berbagai metode dan instrumen evaluasi secara berkala (ujian
formatif) dan evaluasi akhir (ujian sumatif). Ruang lingkup penilaian akan meliputi aspek kognitif, psikomotor, dan
afektif (sikap dan prilaku profesional ). Penilaian berkala dilakukan secara kontinyu pada jenjang Pra Bedah
Dasar, Stase Bedah Dasar, dan Bedah Lanjut. Sesuai dengan panduan kurikulum Kolegium Bedah Indonesia,
maka di setiap jenjang pendidikan dilaksanakan ujian nasional.
Kualifikasi
1. Kualifikasi yang dimaksud pada pedoman ini adalah adalah proses penilaian dan penetapan seorang peserta
didik di dalam pencapaian kompetensi standar yang telah ditetapkan oleh Kolegium Bedah Indonesia dan
PPDS-1 Bedah Umum FK UNPAD/RS dr Hasan Sadikin Bandung.
2. Tujuan kualifikasi adalah untuk menentukan apakah peserta mampu melanjutkan pendidikan pada program
studi yang dipilih. Bila peserta tidak lulus kualifikasi, peserta dikembalikan ke TKP-PPDS-I untuk disalurkan ke
program studi pilihan II sesuai dengan persyaratan.
3. Isi atau materi proses kualifikasi adalah pemahaman dan penerapan teori ilmu bedah umum, ketrampilan
melakukan prosedur klinik dan pembedahan, dan prilaku professional di dalam melaksanakan tugas
perawatan pada pasien, tugas-tugas akademik PPDS-1, dan bekerja sama di dalam tim personil perawatan
bedah .
4. Kualifikasi dilaksanakan melalui metode ujian dan penilaian secara berkala dan kontinyu.
5. Metode Evaluasi dan ujian pada saat stase:
a. Ujian kognitif tertulis: Ujian tulis kasus secara essay, dan ujian pilihan berganda dengan prinsip
“vignette”
b. Ujian ketrampilan psikomotor:
i. Ujian Mini CEX: ujian kompetensi pemeriksaan klinik
ii. Ujian DOP (Direct Observation of Procedure/s) dan Modul Operasi
c. Evaluasi kegiatan akademik stase :
i. Referat
ii. Telaah kritis jurnal
iii. Presentasi kasus
iv. Seminar dan diskusi kelompok
d. Evaluasi kegiatan perawatan perioperatif :
i. Ronde /Visite Besar
ii. Hubungan interpersonal dan komunikasi efektif
iii. Kerja sama tim
iv. Tanggung jawab dan kehadiran
e. Buku Log:
f. Portfolio setiap peserta didik
6. Kualifikasi dilaksanakan oleh KPS bersama tim penerimaan dan dibentuk dengan SK Departemen yang terdiri
dari staf pengajar.
7. Penilaian berkala bertujuan untuk menentukan apakah peserta mampu meneruskan ke tahap pendidikan
berikutnya dan dilakukan setiap bulan berupa kegiatan judisium.
8. Dalam hal peserta didik yang tidak lulus pada tahapan stase, maka diberikan kesempatan untuk proses
remediasi melalui pengulangan stase maksimal tidak lebih dari 2 kali pengulangan stase. Apabila hal ini
terjadi maka KPS akan membentuk tim khusus dan konseling untuk melakukan penilaian ulang secara
komprehensif perihal potensi dan kemampuan profesionalnya, serta dilakukan ujian ulangan, Proses ini
dilaksanakan maksimal selama 3 bulan.
9. Apabila peserta dinyatakan oleh tim khusus dan konseling tidak mampu melanjutkan pendidikan, maka tim
akan merekomendasikan untuk mengajukan permohonan pengunduran diri, atau dinyatakan putus sudi (drop
out). Dalam hal peserta dikeluarkan karena masalah etika dan moral, yang bersangkutan diusulkan tidak
dapat diterima sebagai peserta pada program studi yang sama di Fakultas Kedokteran lain.
C. Pedoman Ujian
81
Bahan ujian
Sebagian besar (>80%) bahan ujian berasal dari textbook wajib, semua materi perkuliahan, seminar, diskusi, dan
pelatihan yang telah diberikan kepada peserta didik.
Buku wajib:
1. Norton J.A., Barie P.S., Bollinger R.RR., Chang A.E., Lowry S.F. (Eds), Surgery – Basic Science & Clinical
Evidence, Second Edition, Springer Verlag: 2007.
2. Brunicardi F.C., (Ed), Schwartz’s: Principles of Surgery, Ninth Edition, Mc Graw-Hill Co: 2010.
3. Way W.L., Current diagnosis and treatment surgery, 13th Edition, Mc Graw-Hill Co.: 2011.
Ujian Nasional
1. Ujian Ilmu Dasar Nasional
1. Pelaksanaan
Diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Januari dan Juli
2. Persyaratan :
1. Telah menyelesaikan Perkuliahan Tahap Bedah Dasar
2. Telah lulus Ujian Ilmu Dasar (Lokal)
3. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS
4. Telah melunasi iuran angota muda IKABI
3. Bentuk ujian
Ujian tulis dengan bentuk soal pilihan ganda
4. Tempat ujian
Diselenggarakan bersama-sama secara terpusat pada pertemuan ilmiah tahunan IKABI setiap bulan Juli dan
di senter pendidikan setiap bulan Januari.
5. Hasil ujian
Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang.
4. Tempat ujian
Diselenggarakan secara regional ( peserta didik berasal dari beberapa senter pendidikan ), dan dikoordinir oleh
Kolegium Ilmu Bedah Indonesia
5. Hasil ujian
82
Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang,
ditempat yang sama atau di regional yang lain.
a. Pelaksanaan
Diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Januari dan Juli
b. Persyaratan
1. Telah menyelesaikan semua posting Tahap Bedah Lanjut
2. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS
3. Telah menyelesaikan 2 karya ilmiah (minimal 1 referat nasional )
4. Telah melunasi iuran angota muda IKABI
c. Bentuk ujian
Ujian tulis dengan bentuk soal pilihan ganda dan esai
d. Soal ujian
Pembagian persentasi soal-soal ujian pilihan ganda :
- Bedah Digestif 25% (30%)
- Bedah HNB Onkologi 15% (25%)
- Bedah Ortopaedi 15% (15%)
- Bedah Thoraks kardiovaskuler 10% (10%)
- Bedah Urologi 10% (5%)
- Bedah Anak 10% (5%)
- Bedah Plastik Rekonstruksi 10% (5%)
- Bedah Syaraf 5% (5%)
Soal esai sebanyak dua soal : Kasus Bedah Digestif dan Onkologi, Kepala dan leher
e. Tempat ujian
Diselenggarakan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia bersama-sama secara Nasional pada waktu yang
bersamaan di BITDEC Bali untuk wilayah Timur ( Semarang, Jogja, Solo, Surabaya, Malang,Bali, Makasar,
Manado, Banjarmasin dan samarinda), dan Bapelkes Batam untuk wilayah Barat (Aceh, Medan, Padang,
Palembang, Bandung, Jakarta ) pada bulan Januari dan Juli. Dengan catatan; di masa yang akan datang, akan
dihadiri oleh “external examiner” dari kawasan Negara ASEAN.
f. Hasil ujian
Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang
tidak lulus dapat mengulang.
a. Pelaksanaan
Diadakan 4 x dalam setahun, setiap bulan Januari, April, Juli, dan Oktober
b. Persyaratan
1. Lulus ujian Kognitif Ilmu Bedah Nasional
2. Telah menyelesaikan semua tahapan pendidikan sesuai Katalog Program Studi Ilmu Bedah yang
dinyatakan dengan surat tanda selesai dari KPS
3. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS
4. Menyelesaikan penelitan dan penulisan karya akhir
5. Telah melunasi iuran angota muda IKABI
c. Bentuk ujian
Ujian lisan dengan titik berat penilaian pada analisis dan pemecahan masalah pasien.
d. Soal ujian
Ujian kasus penderita kelainan bedah :
Ujian ini menilai kemampuan peserta didik dalam menegakkan diagnosis klinis, mengusulkan pemeriksaan
penunjang, serta merencanakan terapi.
2. Penguji setempat yang ditunjuk oleh KPS dengan jabatan minimal (setara) lektor yang masih aktif sesuai
dengan materi ujian Penguji nasional dan penguji setempat dibuatkan SK Dekan Fakultas Kedokteran
ditempat ujian berlangsung, usulan ke dekan oleh KPS setempat.
f. Tempat ujian
Ujian Profesi Bedah Nasional diselenggarakan di senter pendidikan Ilmu Bedah dimana peserta ujian dapat
berasal dari senter pendidikan bedah lain.
g. Hasil ujian
Diumumkan langsung setelah ujian selesai dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang pada
jadwal Ujian Profesi Bedah Nasional berikutnya.
Hasil ujian dinyatakan dalam suatu formulir khusus (Berita Acara Ujian Profesi Bedah Nasional) yang
menyatakan lulus/tidak lulusnya peserta didik dan ditandatangani oleh Penguji Nasional dan KPS.
Hasil ujian dilaporkan kepada Dekan dan dipakai oleh Dekan sebagai dasar untuk menerbitkan surat tanda
lulus/ijasah Spesialis Bedah.
D. Tata Tertib
Di lingkungan tempat pendidikan, disamping melaksanakan peraturan dan tata tertib secara umum, juga diberlakukan
peraturan tata tertib yang bersifat khusus sebagai berikut :
I. Akademis
1. Mentaati peraturan akademis yang berlaku.
2. Mengembangkan sikap dan prilaku ilmiah.
3. Tidak boleh terlambat dalam mengikuti kegiatan pendidikan atau pulang sebelum kegiatan berakhir tanpa ijin.
84
4. Harus mengirimkan surat ijin bila tidak dapat mengikuti kegiatan pendidikan (tidak hadir)
5. Diwajibkan untuk berpakaian rapi dalam mengikuti kegiatan pendidikan.
6. Tidak diperkenankan berbuat curang dalam ujian atau tugas-tugas akademik lainnya.
III. Penampilan
1. Bertata rias yang rapi dan sopan.
2. Berpakaian bersih, rapi, sopan dan menggunakan tanda pengenal.
3. Tidak diperkenankan memakai baju kaos.
4. Mengenakan sepatu yang terawat dan dikenakan secara wajar.
Khusus Pria
1. Tidak diperkenankan berambut gondrong.
2. Tidak diperkenankan menggunakan anting-anting, tindik hidung dan asesoris tidak wajar lainnya.
3. Tidak diperkenankan bercelana jeans.
Khusus Wanita
1. Tata rias dan rambut harus rapi dan tidak menyolok.
2. Tidak diperkenankan berpakaian ketat atau berpakaian mini.
3. Tidak diperkenankan menggunakan cadar.
IV.Lain-lain
1. Menjaga kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan serta ketenangan lingkungan pendidikan.
2. Penyaluran aspirasi PPDS-I harus melalui jalur yang telah ditentukan.
3. Tidak diperkenankan membawa senjata api dan senjata tajam.
4. Tidak diperkenankan membawa narkotika, obat-obatan terlarang, dan minuman keras.
5. Tidak diperkenankan merokok di tempat kegiatan pendidikan (termasuk di kamar jaga , daerah kamar operasi dan
termasuk di RS Jejaring).
6. Menghindari pornografi.
2.Tanpa alasan yang jelas, tanpa surat Absen 1 hari: Teguran lisan.
sakit dari dokter
Absen >1 hari : Perpanjang stase 1
bulan.
85
Absen Kegiatan Pendidikan Tanpa alasan jelas. Teguran Lisan dan Membuat paper
1.Laporan Jaga
2.Journal Reading
3.Seminar
Absen ketika Tugas Jaga Tanpa alasan jelas (diketahui Teguran Lisan dan Tertulis dan
meninggalkan tempat selama > 30 Stase 1 bulan
menit)
Melakukan tindakan operasi tanpa 1.Tidak melakukan informed consent. Teguran Lisan dan Tertulis dan
ijin dari konsulen: membuat paper.
Tidak menjalankan operasi yang di- Teguran Lisan dan Tertulis oleh
instruksi-kan oleh konsulen konsulen bersangkutan dan
hukuman stase 1 bulan
Tanpa alasan
86
Laporan Jaga : 1.Tidak melaporkan kasus gawat Teguran Lisan dan Tertulis
darurat (pasien umum)
Bobot
No Materi Pendidikan Semester
SKS
1 Diskusi Pengetahuan Dasar & IBS lanjut 12,0 I-VI
2 Journal Reading 2,0 I-VIII
3 Kegiatan Malam Klinik 4,0 I-VI
4 Visite Besar dan Bedside Teaching 9,0 I-X
5 Visite Ruangan 9,0 I-X
6 Dokter Jaga 4,0 I-VIII
7 Joint Conference 0,75 III-XI
8 Simposium: - Pembicara 2,0 V-XI
- Peserta 4,0 I-XI
9 Prosedur Diagnostik 0,75 III-XI
10 Konferensi Praoperasi 6,75 I-XI
11 Operasi: - Asisten II 16,20 I-VI
87
Bobot
No Materi Pendidikan Semester
SKS
- Asisten I 9,72 III-VII
- Operator 1,08 VI-XI
12 Konferensi Pascaoperasi 6,75 I-XI
13 Kegiatan Kursus 2,0 III-X
14 Penulisan Refarat 2,0 III-X
15 Laporan Kasus 2,0 I-X
16 Laporan Kasus Kematian 2,0 I-X
17 Stase Lokal:
1. Bedah, 24 bulan 33,5 II-VI
2. Neurologi, 6 bulan 8,4 II-VI
3. Patologi, 1 bulan 1,4 II-VI
4. Radiologi, 1 bulan 1,4 II-VI
5. NICU, 1 bulan 1,4 II-VI
Stase Luar Negeri, per minggu 2,0 VII-XI
18 Aktivitas Pendidikan RS Luar RSHS 1,5 I-VIII
19 Tesis 6,0 X
No Materi Pendidikan
1 Diskusi Pengetahuan Dasar & IBS lanjut
2 Journal Reading
3 Kegiatan Malam Klinik
4 Visite Besar dan Bedside Teaching
5 Visite Ruangan
6 Dokter Jaga
7 Joint Conference
8 Simposium: - Pembicara
9 Prosedur Diagnostik
10 Konferensi Praoperasi
11 Operasi: - Asisten II
12 Konferensi Pascaoperasi
13 Kegiatan Kursus
14 Penulisan Refarat
15 Laporan Kasus
16 Laporan Kasus Kematian
17 Stase/rotasi Lokal:
1. Bedah, 24 bulan 4. Radiologi, 1 bulan
2. Neurologi, 6 bulan 5. NICU, 1 bulan
3. Patologi, 1 bulan
Stase Luar Negeri, per minggu
18 Aktivitas Pendidikan RS Luar RSHS
19 Tesis
88
1. Diskusi Pengetahuan Dasar Ilmu Bedah Saraf Dan Bedah Saraf Lanjut
Neuro anatomi, Neuro fisiologi, Neuro histologi/patologi, Neuro kimia, Pengetahuan teori klinik umum ilmu bedah
saraf lanjut, Neuro diagnostik, Pemeriksaan klinik neurologik, Pengetahuan teori klinik khusus ilmu, Bedah Saraf,
dan Teknik tindakan.
2. Pengetahuan Teori Klinik Khusus Dan Penerapan Teknologi Ilmu Bedah Saraf
Ilmu bedah elektif A, Ilmu bedah darurat A, Ilmu bedah elektif B, Ilmu bedah darurat B, Diagnostik.
Penggunaan alat diagnostik, Terapi medik, Konferensi pre dan pascaoperasi, Tindakan operatif/nonoperatif.
3. Pengembangan Kemampuan Tanggung Jawab
Dokter bedah saraf, Dokter jaga I dan bangsal, Dokter jaga II dan bangsal, Visite besar dan bedside teaching,
Visite ruangan, Aktivitas pendidikan Rumah Sakit luar RSHS.
4. Stase Lokal Dan Luar Negeri
Stase/rotasi pada Bagian Bedah, Neurologi, Patologi, Radiologi, NICU, dan Aktivitas stase luar negeri.
5. Pengembangan Ilmu Keahlian Bedah Saraf
Journal reading, Kegiatan malam klinik, Joint conference, Simposium nasional dan internasional, Kegiatan
kursus, Penulisan refarat, Penulisan laporan kasus, Laporan kasus kematian, Memperdalam ilmu bedah saraf ke
luar negeri, Mengembangkan kerjasama antar bagian di Indonesia, Asean, dan Asia.
6. Tesis
C. Trauma Pediatrik
1. Fraktur dan dislokasi bahu pasien anak
2. Fraktur lempeng pertumbuhan dan cedera musculoskeletal akibat
penyiksaan anak
3. Fraktur dan dislokasi siku pada anak
4. Fraktur lengan bawah (green stick, fraktur komplit)
5. Fraktur radius distal (buckle, fraktur komplit)
6. Fraktur dan dislokasi karpus
7. Fraktur leher femur dan fraktur dislokasi panggul pada anak
8. Fraktur tulang belakang pada anak
9. Fraktur femur pada anak
10. Fraktur femur interkondilus pada anak
11. Fraktur plato tibia pada anak
12. Cedera patella dan mekanisme ekstensi
90
B. Orthopaedi Pediatrik
91
D. Metabolik Endokrin
Metabolik
1. Sendi Charcot : kaki diabetic
2. Gout, pseudogout
3. Arthropati Hemofilia
E. Tulang Belakang
1. Deformitas tulang belakang dewasa (kifosis cervical, kifosis dan
skoliosis torakalis, kifosis dan skoliosis lumbal)
2. Ketidakseimbangan sagital
3. Syringomyelia, diastematomyelia, multiple sclerosis, spinocereblaria,
spina bifida
F. Ekstremitas Atas
1. Penyakit sendi degeneratif (arthritis sensi sternoclav, osteoarthritis
sendi AC, osteoarthritis glenohumeral, rotator cuff/subacromial bursa-
impingment syndrome, frozen shoulder-calcific tendinitis-brceps
tendinitis)
2. Ganguan neurologis
a. Sindroma jepitan pada ekstremitas atas
92
b. Traumatik
c. Cedera pleksus brakialis
3. Anomali kongenital
4. Kegagalan pembentukan (focomelia, radial club hand), kegagagalan
difensiasi (syndactily), duplikasi (polidactili) tumbuh berlebih
(macrodactily), sindroma jepitan pita kongenital, abnormalitas skeletal
secara umum (madelung)
5. Penutupan jaringan lunak dan kulit
6. Replantasi
7. Transfer tendon
8. Deformitas lain : mallet, boutonniere schwan neck, Dupuytren
6. Arthroskopik debridemen
7. Arthroskopik rekonstruksi
8. Arthroplasti
9. Osteotomi rekonstruksi sekitar lutut : femur (supracondylar), tibia (HTO)
10. Arthrodesis
11. Rekonstruksi jaringan lunak sekitar lutut
12. Gangguan lainnya pada lutut (OCD, discoid meniscus, chondromalacia
patella)
Gangguan pada pergelangan kaki dan kaki
13. Bone lengthening
14. Instabilitas pergelangan kaki
15. Fasciitis plantaris
16. Gangguan jari kaki
17 Arthrodesis kaki dan pergelangan kaki
18 Arthtotomy ankle
19 Rekonstruksi jaringan lunak kaki dan pergelangan kaki
20 Osteotomy pada rekonstruksi sekitar kaki dan pergelangan kaki
21 Arthroskopik pada ankle
H. Rehabilitasi Medik
1 Rehabilitasi Peri operatif
2 Prinsip Amputasi tungkai
3 Orthotic-prosthetic di orthopaedi
4 Terapi fisik
Pokok Bahasan
C21F.101 Visum et Repertum dan Perundang-undangan yang berhubungan dengan Ilmu Kedokteran
Forensik
Visum et Repertum jenazah; Perundang-undangan KUHP & KUHAP; UU Kesehatan; UU Praktek
Kedokteran; UU Rumah Sakit; Instruksi Kapolri No. Ins/E/20/XI/75; LN No. 350 tahun 1937; PP No. 18
tahun 1981; PP No. 10 tahun 1966;
Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008;
Permenkes No.290/Menkes/Per/III/2008; Death Certificate
C21F.213 Toksikologi I
Definisi dan pengenalan toksikologi; Cara pengambilan sampel; Cara penyegelan dan pengiriman sampel;
Teknik pemeriksaan toksikologi; Alkohol; Jenis-jenis racun;
C21F.215 Kejahatan Seksual I
Anatomi dan fisiologi genitalia perempuan dan laki-laki, anal dan perianal; Undang-undang sehubungan
dengan kejahatan seksual dan perbuatan cabul; UU Perlindungan Anak; Prosedur Standar Operasional
Penanganan Korban Kekerasan Seksual dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak; Jenis-jenis kejahatan seksual; Jenis-jenis perbuatan cabul; Insidensi kejahatan seksual
C21F.217 Trace Evidence I
Pengenalan Barang Bukti Medis, Electromagnetic spectrum; Mikroskop forensik; Kromatografi;
Pemeriksaan darah; pemeriksaan sidik jari (Teknik pengambilan sidik jari, Pola sidik jari); pemeriksaan
rambut dan serat
95
KURIKULUM PEMBELAJARAN
A. Struktur dan Daftar Materi Pendidikan
Semester 1 (Kualifikasi)
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS
1. Materi Dasar Umum
1.1 Filsafat Umum¸ Filsafat Ilmu dan Epistemologi, Aliran 0.5
dalam Psikiatri, Sejarah Psikiatri
1.2 Etika Profesi dan Etika Psikiatri 0.5
1.3 Metodologi Penelitian 1.0
1.4 Tata Cara Penulisan Ilmiah 1.0
1.5 Metode Belajar Mengajar 1.0
1.6 Statistik dan Komputer Statistik 3.0
1.7 Epidemiologi Klinik dan EBM 3.0
2. Materi Dasar Khusus
2.1 Biologi Sel dan Biologi Molekuler 1.0
Jumlah 11.0
Semester 2 (Tahap 1)
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS
1. Materi Keahlian Umum
1.1 Psikiatri Biologi 0.5
1.2 Siklus Kehidupan dan Teori Perkembangan I 0.5
1.3 Psikopatologi Fenomenologik/Deskriptif 1.0
1.4 Psikofarmakologi I 0.5
1.5 Ketrampilan Klinik Wawancara Psikiatri 1.0
2. Materi Keahlian Khusus
2.1 Gangguan Psikiatrik I 0.5
2.2 PsikoterapiI 0.5
3. Materi Penerapan Keahlian
3.1 Gangguan Psikiatrik I 4.0
3.2 Psikoterapi 1.0
4. Kegiatan Ilmiah 1.0
Jumlah 10.5
97
Semester 3 (Tahap 1)
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS
1. Materi Keahlian Umum
1.1 Psikiatri Biologi 0.5
1.2 Teori Perkembangan II 0.5
1.3 Psikofarmakologi II 0.5
1.4 Tes Psikometri dalam Bidang Psikiatri 1.0
2. Materi Keahlian Khusus
2.1 Gangguan Psikiatrik II 0.5
2.2 Rehabilitasi Mental 0.5
2.3 Kedaruratan Psikiatri 1.0
2.4 Terapi Kejang Listrik 1.0
3. Materi Penerapan Keahlian
3.1 Gangguan Psikiatrik II 4.0
3.2 Rehabilitasi Mental (Stase RS Jiwa) 1.0
3.3 Kedaruratan Psikiatri (Stase Ruang Rawat Intensif) 1.0
3.4 Terapi Kejang Listrik (Praktek Terapi Kejang Listrik) 1.0
4. Ketrampilan Klinik / Wawancara Psikiatrik 1.0
5. Kegiatan Ilmiah 1.0
Jumlah 14.5
Semester 4 (Tahap 2)
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS
1. Materi Keahlian Khusus
1.1 Psikopatologi Psikodinamika I 1.0
1.2 Gangguan Psikiatrik III 2.0
1.3 Psikofarmakologi III 0.5
1.4 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi I 2.0
1.5 Konsep dan Dinamika Keluarga I 1.0
2. Materi Penerapan Keahlian
2.1 Psikopatologi Psikodinamika I 1.0
2.2 Gangguan Psikiatrik III 6.0
2.3 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi I 1.0
3. Kegiatan Ilmiah 1.0
4. Tugas Jaga 1.0
Jumlah 16.5
Semester 5 (Tahap 2)
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS
1. Materi Keahlian Khusus
1.1 Psikopatologi Psikodinamika II 1.0
1.2 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi II 2.5
1.3 Psikiatri Adiksi I 0.5
1.4 Psikiatri Geriatri I 0.5
1.5 Psikiatri Anak dan Remaja I 0.5
1.6 Consultation Liaison Psychiatry I 0.5
1.7 Administrasi RS Jiwa 1.0
2. Materi Penerapan Keahlian
2.1 Psikopatologi Psikodinamika II 1.0
2.2 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi II 1.5
2.3 Psikiatri Adiksi I (Stase Sub Divisi Psikiatri Adiksi) 0.5
2.4 Psikiatri Geriatri I (Stase Sub Divisi Psikiatri Geriatri) 0.5
2.5 Psikiatri Anak dan Remaja I (Stase Sub Divisi 0.5
Psikiatri Anak dan Remaja)
3. Kegiatan Ilmiah 1.0
4. Ketrampilan Klinik / Wawancara Psikiatrik 1.5
5. Tugas Jaga 1.0
Jumlah 14.0
Semester 6 (Tahap 3)
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS
1. Materi Keahlian Khusus
1.1 Psikiatri Adiksi II 0.5
1.2 Psikiatri Geriatri II 0.5
1.3 Psikiatri Anak dan Remaja II 0.5
98
Semester 7 (Tahap 3)
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS
1. Materi Penerapan Keahlian
1.1 Administrasi RS Jiwa (Stase RS Jiwa) 1.0
1.2 Consultation Liaison Psychiatry (Stase Neurologi, 3.0
Bedah Saraf, Rehabilitasi Medik)
2. Kegiatan Ilmiah 1.0
3. Tugas Jaga 1.0
4. Tugas Membimbing 1.0
5. Materi Penerapan Akademik 1.5
5.1 Usulan Penelitian
5.2 Ujian Usulan Penelitian
Jumlah 8.5
Semester 8 (Tahap 3)
No. Jenis Kegiatan Akademik SKS
1. Kegiatan Ilmiah 1.0
2. Ketrampilan Klinik / Wawancara Psikiatrik 0.5
3. Tugas Jaga 1.0
4. Tugas Membimbing 1.0
5. Materi Penerapan Akademik 7.5
5.1 Ujian Penelitian
5.2 Ujian Akhir Ketrampilan Klinik (Komprehensif, Kasus
Dipersiapkan, Kasus Baru)
Jumlah 11.0
Tahap Yunior
Setelah menjalani pembelajaran materi MKK pada semester pertama, peserta PPDS-1 IKA masuk ke dalam program
pendidikan profesi dokter spesialis anak tahap yunior (semester 2─4). PPDS-1 IKA yang bersangkutan menjalani
pendidikan selama 6 minggu masing-masing di divisi sebagai berikut:
1. Alergi-Imunologi
99
2. Endokrinologi
3. Gastro-hepatologi
4. Hematologi-Onkologi
5. Kardiologi
6. Nefrologi
7. Neonatologi
8. Neuropediatri
9. Nutrisi dan Metabolisme
10. Infeksi dan Penyakit Tropik
11. Respirologi
12. Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial
Setelah lulus tahap yunior, peserta PPDS-1 IKA mendapat sertifikat kompetensiyunior.
Tahap Madya
Setelah lulus tahap yunior, peserta PPDS-1 IKA melanjutkanke tahap madya (semester 5─7). PPDS-1 IKA yang
bersangkutan menjalani pendidikan masing-masing selama 6 minggu di divisi sebagai berikut:
1. Alergi-Imunologi
2. Endokrinologi
3. Gastro-hepatologi
4. Gawat Darurat Pediatri
5. Hematologi-Onkologi
6. Kardiologi
7. Nefrologi
8. Neonatologi
9. Neuropediatri
10. Nutrisi dan Metabolisme
11. Penyakit Infeksi dan Tropik
12. Respirologi
13. Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial
Setelah lulus tahap madya, peserta PPDS-1 IKA mendapat sertifikat kompetensi madya.
Tahap Senior
Setelah lulus tahap madya, pada awal semester ke-8, peserta PPDS-1 IKA memasuki tahap senior, serta menjalani
pendidikan di:
1. PICU (pediatric intensive care unit) selama 6 minggu
2. NICU (neonatal intensive care unit)selama 6 minggu
3. Poliklinik Anak selama 6 minggu
4. RS Jejaring di RSUD Ujung Berung, RSUD Cibabat, RSUD Majalaya, RSKIA Astananyar, RSUD Soreang, dan
RSUD Waled masing-masing selama 4 minggu.
Tabel 2.1 Materi dan Tahap Pembelajaran serta Bobot SKS Materi Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak
Tahap Semester Materi Pembelajaran Bobot SKS
Kualifikasi 1 MKU/MKK 6
Yunior 1─4 MPK yunior 18
MPA-2 yunior 10
Madya 5─7 MPK madya 18
MPA-2 madya 6
Senior 8 PICU-NICU 6
Tugas mandiri Poliklinik Anak dan RS
Jejaring
Total Bobot SKS 64
100
Struktur pendidikan yang meliputi pendidikan program Magister dan dokter spesialis anak dapat dilihat pada skema di
bawah ini:
SI S II S III
Program Magister
MDU Usulan
(luar jam kerja)
MDK penelitian
TESIS
S S S S S S S S
Program I I─II III IV IV─V VI VII VIII
Profesi P N P R
(jam MKU/MKK Rotasi Rotasi I I O S
kerja) (bagian program Magister dalam jam kerja) 12divisi 13 divisi C C L D
U U I
Kualifikasi Yunior Madya Senior
Gambar 1. Struktur Pendidikan Program Magister dan Dokter Spesialis Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran
Program Magister
Program ini diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dalam hal ini
Program Pendidikan Combined Degree (PPCD) bekerja sama dengan Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Program inidiikuti PPDS pada semester ke -4 atau 5, bersifat opsional, Saat ini program ini menginduk kepada
Program Magister Ilmu Kedokteran Dasar Fakultas`Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Tempat pendidikan : Gedung Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran JI. Eyckman No.
38, Bandung.
Waktu pendidikan : Disesuaikan dengan jadwal dari Program Pascasarjana, kecuali untuk MKK
diselenggarakan pada jam kerja di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin
Gelar akademik : Magister Kesehatan (MKes)
Materi dan tahap pembelajaran, serta bobot SKS dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Materi dan Tahap Pembelajaran serta Bobot SKS Materi Program Magister
Materi Semester Waktu dan Tempat Bobot SKS
MDU 1─2 sesuai jadwal PPCD 11
MDK 2 sesuai jadwal PPCD 12
MKU DAN MKK 1 DIKA, pada jam kerja 14
MPA-1 3 sesuai jadwal PPCD 11
Total Bobot SKS 48
- Uji klinis
- Metaanalisis
- Besar sampel
- Pemilihan uji hipotesis
- Masalah etika penelitian
- Penulisan hasil penelitian dan rujukan
- Penelusuran artikel
- Telaah kritis literatur
- Review sistematik
- Prognosis
- Harm
- Clinical guidelines
- Meta-analysis
- Health technology assessment
- Clinical decision making
- Cost-benefit analysis
- KBBdan clinical governance
- KBB dan clinical audit
- Sistem komplemen
- Imunologi dasar II
- Respons imun
- Imunitas humoral
- Imunitas selular
- Sistem Fagosit
- Imumnologi Klinis I
- Reaksi hipersensitivitas
- Anafilaksis-anafilaktoid
- Uji tusuk kulit
- Alergi makanan
- Imunologi klinis II
- Urtikaria-angioedema
- Dermatitis atopi
- Rinitis alergi
- Alergi obat
- AIDS pada anak
- Imunologi klinis III
- Artritis reumatoid juvenilis
- Lupus eritematosus sistemik
- Purpura Henoch-Schoenlein
- Imunitas dan imunopatologi
- Autoimunitas
- Imunomodulasi
- Terapi medikamentosa dan imunoterapi
Endokrinologi Anak
- Pengantar endokrinologi anak
- Fisiologi, anatomi, biokimia
- Mekanisme kerja
- Regulasi hormon
- Manifestasi kelainan endokrin
- Evaluasi anak dan remaja dengan kemungkinan penyakit endokrin
- Peranan sistem endokrin dalam tumbuh kembang anak
- Pertumbuhan (linear)
- Pengukuran pertumbuhan
- Pertumbuhan abnormal:
- Short stature (perawakan pendek)
- Tall stature (perawakan tinggi)
- Obesitas: aspek endokrin
- Etiologi-patogenesis
- Diagnosis
- Pengelolaan
- Gangguan metabolisme vasopresin
- Fisiologi vasopresin normal
- Diabetes insipidus:
- Sentral
- Nefrogenik
- SIADH
- Gangguan kelenjar tiroid
- Fisiologi dan anatomi tiroid normal
- Goiter
- Hipotiroidisme
- Neonatal/bawaan
- Dapatan
- Hipertiroidisme
- Diabetes melitus
- Tipe 1
- Tipe 2
- DKA (diabetes ketoasidosis)
- Hipoglikemia
- Metabolisme karbohidrat normal
- Hipoglikemia neonatal
- Hipoglikemia pada anak di luar periode neonatal
107
Gastro-hepatologi Anak
- Disfagia
- Muntah
- Refluks gastroesofagus
- Muntah menetap
- Muntah bedah
- Diare
- Diare akut
- Sindrom diare kronik
- Malabsorpsi dan intoleransi kronik
- Terapi nutrisi enteral
- Alergi makanan
- Perawatan paska bedah intestinal
- Perdarahan saluran cerna
- PerdarahanSMBA
- Perdarahan SMBB
- Konstipasi
- Konstipasi akibat pengaruh makanan
- Konstipasi akibat kelainan bawaan
- Konstipasi akibat infeksi
- Konstipasi akibat obat
- Sakit perut
- Sakit perut akut
- Sakit perut berulang
- Sakit perut bedah
- Gangguan tumbuh kembang akibat penyakit saluran cerna
- Masukan kalori yang tidak adekuat
- Malabsorpsi dan kehilangan kalori terlalu banyak
- Diare kronik
- Gangguan fungsi limfatik saluran cerna
- Kolestasis intrahepatik pada bayi dan anak
- Infeksi sepsis
- Virus hepatotropik A,B, C
- Virus non-hepatotropik : TORCH
- Metabolik
- Sindrom Alagille
- Defisiensi alfa 1 antitripsin
- Galaktosemia
- Tirosinemia
- Kolestasis ekstrahepatik pada bayi dan anak
- Atresia bilier
- Inspissated bile syndrome
- Kista duktus koledokus
108
- Kolelitiasis
- Kolesistitis
- Hepatitis akut
- Hepatitis virus hepatotropik A-C
- Hepatitis virus non A-C
- Hepatitis non virus (karena obat, bakteri, parasit)
- Hepatitis kronik
- Hepatitis virus hepatotropik B-C
- Hepatitis karena kelainan metabolik
- Glycogen storage disease
- Sindrom Alagille
- Defisiensi alfa 1 antitripsin
- Galaktosemia
- Penyakit Wilson
- Hepatitis Otoimun
- Tumor hati
- Hepatoblastoma
- Karsinoma hepatoselular
- Kelainan hati akibat obat
Parasetamol
- Sitostatika
- Tuberkulostatika
- Antikonvulsan
- Sirosis Hepatis dan hipertensi portal
- Sirosis hati
- Hipertensi portal karena sirosis
- Hipertensi portal karena kelainan ekstrahepatik
- Asites refrakter karena sirosis hati
- Gagal hati fulminan
- Transplantasi hati
- Anemia aplastik
- Etiologi anemia aplastik
- Patofisiologi
- Diagnosis anamnesis secara rinci
- Talasemia
- Patogenesis talasemia alfa dan beta
- Pewarisan talasemia alfa dan beta
- Epidemiologi talasemia
- Diagnosis
- Tatalaksana penderita talasemia beta
- Hemosiderosis dan hemokromatosis
- Tatalaksana hemosiderosis
- Indikasi splenektomi
- Komplikasi penderita talasemia beta mayor
- Indikasi tranplantasi sumsum tulang
- Dampak biopsikososial
- Konsultasi genetika
- Pengendalian talasemia beta
- Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP)
- Definisi ITP akut dan kronis
- Etiologi
- Patogenesis
- Diagnosis
- Tatalaksana
- Komplikasi dan tatalaksananya
- Indikasi splenektomi
- Amegakaryocytic thrombocytopenic purpura (ATP)
- Definisi
- Diagnosis
- Tatalaksana
- Trombopatia
- Definisi
- Perbedaan trombopatia bawaan dengan didapat
- Jenis-jenis trombopatia bawaan
- Jenis-jenis trombopatia didapat
- Diagnosis trombopatia
- Penetapan rujukan
- Hemofilia
- Etiologi dan epidemiologi
- Diagnosis
- Tatalaksana
- Persiapan pasien yang memerlukan tindakan operasi
- Pengobatan rumatan
- Indikasi rujukan
- Konsultasi genetika
- Dampak psikososial
- Penyakit von Willebrand
- Etiologi dan epidemiologi
- Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium
- Tatalaksana
- Persiapan pasien yang memerlukan tindakan operasi
- Indikasi rujukan
- Konsultasi genetika
- Dampak psikososial
- Defisiensi vitamin K
- Etiologi
- Patogenessis perdarahan akibat defisiensi vitamin K
- Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium
- Komplikasi
- Efek samping pengobatan
- Kelainan pembuluh darah
- Jenis-jenis kelainan pembuluh darah
- Diagnosis
- Tatalaksana
110
- Leukemia
- Definisi
- Etiologi dan epidemiologi
- Patogenessis dan gejala-gejala leukemia
- Klasifikasi leukemia
- Diagnosis
- Pengobatan penunjang suportif
- Rujukan
- Jenis-jenis regimen pengobatan leukemia
- Pengobatan atas petunjuk rujukan
- Komplikasi dan pengobatan
- Konsultasi dampak
- Preparat apus darah tepi leukemia
- Aspirasi sumsum tulang
- Tumor ganas padat
- Jenis tumor ganas padat
- Epidemiologi
- Diagnosis
- Gejala klinis dan hasil laboratorium
- Rujukan pada saat yang tepat
- Kerjasama dengan disiplin ilmu lain yang terkait
- Penyuluhan masalah penyakit kepada orangtua
- Transplantasi sumsum tulang
- Indikasi
- Rujukan atas petunjuk konsultasi
- Transfusi darah
- Indikasi transfusi darah
- Persiapan dosis dan macam transfusi darah
- Tatalaksana transfusi darah yang tepat
- Pencegahan dan penanganan terhadap penyakit yang timbul
Kardiologi Anak
- Pendahuluan
- Anatomi jantung normal
- Fisiologi jantung normal
- Embriologi jantung normal
- Penyakit jantung bawaan
- Defek septum atrium
- Defek septum ventrikel
- Duktus arteriosus persisten
- Stenosis pulmonal
- Hipoplasia jantung kiri
- Stenosis aorta
- Koarktasio aorta
- Tetralogi Fallot
- Atresia pulmonal
- Double outlet right ventricle
- Transposisi arteri besar
- Atresia trikuspid
- Anomali drainase vena pulmonalis
- Dekstrokardia
- Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik
- Penyakit jantung didapat nonreumatik
- Infeksi
- Endokarditis
- Miokarditis
- Perikarditis
- Efusi perikardium
- Penyakit Kawasaki
- Penyakit Takayasu
- Noninfeksi
- Kelainan kardiovaskular pada glomerulonefritis
- Kelainan kardiovaskular pada hipertensi
111
Neonatologi
- Asfiksia neonatorum
- Ikterus
- BBLR (bayi berat lahir rendah)
- Termoregulasi
- Fisiologi neonatus
- Cacat bawaan
- Sindrom gawat napas
- Hipoglikemia
- Nutrisi parenteral
- Anemia
- Hipokalsemia
- Nutrisi enteral
Respirologi Anak
- Mekanisme pertahanan lokal saluran respiratorik
- Aerodynamic filtering
- Airway reflexes
- Mechanism of cough and abnormalitiies of the cough reflex
- Mucous and lung water
- Disorder of the mucocilliary system
113
14. Usulan penelitian harus dilakukan paling lambat pada akhir semester ke-4 program pendidikan Magister.
Tabel 3.1 Predikat Kelulusan Usulan Penelitian Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
IPK Predikat
3,71–4,00 Dengan Pujian
3,41–3,70 Sangat Memuaskan
2,75–3,40 Memuaskan
Tabel 3.2 Predikat Kelulusan Tesis Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
IPK Predikat
3,71–4,00 Dengan Pujian
3,41–3,70 Sangat Memuaskan
2,75–3,40 Memuaskan
Dengan memperhatikan tingkat kompetensi dari area kompetensi yang harus dicapai sesuai dengan tahap pendidikan
peserta PPDS-1 (yunior/madya) penilaian di divisi berupa:
- Presentasi pada saat ronde divisi dan ronde besar
- Bacaan jurnal
- Analisis kasus
- Sari pustaka
- Audit morbiditas dan mortalitas
- Pengamatan langsung keterampilan melakukan prosedur medis pada anak (DOPS: direct observation procedural
skill assesment)
- MINI-CEX
- Script corcodance test (SCT)
- Ujian lisan atau tertulis (modifikasi esai atau pilihan berganda) dilaksanakan pada awal dan akhir magang di divisi
- Penilaian buku log
- Portofolio
Pemberian angka, nilai mutu, markah, dan interpretasi setiap penilaian di divisi adalah sebagai berikut:
Setelah berhasil melewati setiap tahap dalam program pendidikan (yunior, madya, dan senior), kepada peserta
didik akan diberikan sertifikat kompetensi.
CbD (Case-based Discussion)
Case-based Discussionadalah suatu metode untuk menilai kemampuan klinik peserta PPDS-1dalam hal pengambilan
keputusan klinik, dan aplikasi/penggunaan pengetahuan medik dalam mengelola pasien, dan hanya memerlukan
waktu 20 menit untuk dapat mengevaluasi kemampuan peserta PPDS-1 dan sekaligus memberikan umpan balik pada
kasus tersebut.
a. Bentuk Ujian
Ujian terdiri dari kasus panjang (long case) dan kasus pendek (short case). Ujian kasus panjang berbentuk
evidence based practice, sedangkan kasus pendek berbentuk Mini-CEX atau disesuaikan dengan metodeevaluasi
nasional.
c. Tatacara Ujian
Mengacu kepada peraturan yang telah ditentukan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.
Kasus panjang
- Satu kasus diberikan kepada setiap kandidat 7 hari sebelum penyelenggaraan ujian untuk ditatalaksana dan
dibuat makalah kasus panjang
- Format kasus panjang terdiri atas identitas pasien, ilustrasi kasus, dan diskusi tanpa disertai daftar pustaka
- Kandidat mempresentasikan kasusnya selama 15–20 menit dengan memakai alat bantu dengar pandang
- Setelah kandidat selesai mempresentasikan kasus, tim penguji dapat memeriksa/melihat kasus yang
dipresentasikan
- Masing-masing penguji mendapat waktu 10 menit untuk mengajukan pertanyaan secara bergilir
- Pertanyaan yang diajukan oleh seorang penguji juga dinilai jawabannya oleh penguji-penguji lain
- Apabila penguji merasa pertanyaan yang diajukan penguji sebelumnya sudah dirasakan cukup, maka penguji
bersangkutan boleh tidak mengajukan pertanyaan lagi
- Proporsi pertanyaan sebagai berikut: 40% mengenai kasus dan 60% mengenai ilmu kesehatan anak secara
keseluruhan
Kasus pendek
- Kasus disiapkan oleh panitia penyelenggara, sesaat sebelum penyelenggaraan ujian
- Kandidat dan penguji tidak mengetahui kasus sebelumnya
- Kandidat dan penguji diberi keterangan pendek tertulis mengenai pasien sebagai berikut: nama, umur,
anamnesis singkat, dan lain-lain
- Kandidat mengambil anamnesis, memeriksa pasien, dan kemudian mempresentasikan. Kandidat memakai
alat-alat kedokteran yang disediakan (stetoskop, termometer, tensimeter, dan lain-lain). Seluruhnya dilakukan
dalam waktu 15 menit
- Pada waktu kandidat melakukan amanesis dan memeriksa pasien, para penguji mengamati dan menilai
kandidat
- Setelah kandidat mempresentasikan pasien, dilakukan diskusi umum yang dipimpin oleh Ketua Tim Penguji
- Masing-masing penguji mendapat waktu 5 menit untuk mengajukan pertanyaan/diskusi dengan kandidat.
Penilaian dilakukan dengan memakai pola Mini-CEX
- Pertanyaan yang diajukan oleh seorang penguji juga dinilai jawabannya oleh penguji lain
- Apabila penguji selanjutnya merasa pertanyaan yang diajukan penguji sebelumnya sudah dirasakan cukup,
maka penguji bersangkutan boleh tidak mengajukan pertanyaan lagi
5.1.3 Peringatan Akademik dan Pemutusan Studi pada Program Spesialis Anak
A. Peringatan Akademik pada Program Spesialis Anak
Peringatan akademik pada tahap yunior atau madya dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 2 nilai ≤C: diberi peringatan pertama
b. 3nilai C: diberi peringatan kedua dan dikonsulkan kepada tim konseling DIKA yang ditetapkan oleh Kepala
Departemen IKA
c. 4nilai C: diberi peringatan ketiga dan dianjurkan alih jurusan
d. Bila peserta PPDS yang bersangkutan masih ingin melanjutkan pendidikannya dan tidak ingin pindah jurusan,
PPDS akan diberi kesempatan dua kali lagi
Pemutusan studi akademik tahap madya dilaksanakansesuai dengan evaluasi tahap yunior. Untuk tahap seniortidak
ada pemutusan studi yang diakibatkan oleh alasan akademik, tetapipenghentian pendidikan dilakukan bila masa
pendidikan keseluruhan melebihi 1½ x lama pendidikan, yaitu 12 semester. Surat penghentian studi dikeluarkan
dengan Surat Keputusan Rektor.
Metode Pembelajaran
Kognitif:
C1 :pengetahuan
C2 :pemahaman
C3 :penerapan
C4 :analisis
C5 :sintesis
C6 :evaluasi
Afektif :
A1 :pengenalan
A2 :pemberianrespon
A3 :penghargaanterhadapnilai
A4 :pengorganisasian
A5 :pengamalan
Psikomotor:
P1 :imitasi
P2 :manipulasi
P3 :presisi
119
P4 :artikulasi
P5 :naturalisasi
B. Tingkat kompetensi skillspeserta PPDS-1 Bagian Penyakit Dalam FK. UNPAD/ RSUP dr. Hasan Sadikin
dibagi atas :
Evaluasi meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Evaluasi pendidikan peserta PPDS merupakan
evaluasi secara integratif dan komprehensif dan dilaksanakan secara objektif. Evaluasi tidak berdasarkan komponen
kognitif saja namun komponen afektif dan psikomotor merupakan faktor penentu yang sama pentingnya.
Evaluasi penilaian dapat terdiri dari berbagai komponen :
1. Penilai dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam
2. Masukan dari pembimbing dan pendidik.
3. Masukan dari staf DepartemenIlmu Penyakit Dalam, staf Departemen lain, sesama peserta PPDS, perawat,
staf administrasi.
4. Masukan dari komponen luar seperti komite medik rumah sakit bila terkait kasus pelayanan (afektif dan
psikomotor)
Evaluasi program Tidak Terstruktur Terjadwal : sesuai dengan kegiatan, penilaian tercatat pada buku kemajuan (log
book)
Ujian untuk evaluasi kemajuan akademik peserta PPDS dibuat setiap 2 bulan
Untukpeserta PPDSUmumYunior
1. UjianPasien
2. Ujian Tertulis
Untukpeserta PPDSDivisi : Sesuai dengan Divisi masing-masing
Untukpeserta PPDSUmumsenior : MempersiapkandiriuntukUjianNasional
Penilaian Divisi :
Nilai ruangan (kognitif, psikomotor, afektif)
Presentasi kasus
Referat
Kegiatan umpan balik terhadap hasil evaluasi kepada pembimbing dan fakultas
Hasil evaluasi dibahas dalam rapat staf selanjutnya disampaikan kepada pembimbimg kegiatan dan Fakultas
Hasil evaluasi diumumkan secara terbuka kepad peserta PPDS
Bukti hasil evaluasi ditindak lanjuti untuk proses perbaikan dalam rapat staf setiap 6 bulan
Umpan balik ditindak lanjuti untuk perbaikan sistem.
PERINGATAN AKADEMIK
Peringatan akademik diberikan apabila :
Pada akhir triwulan I nilai ruangan < 70
Pada akhir semester II IPK < 3,0
Pada setiap semester yaitu pada setiap kegiatan di divisi dengan nilai < 70
Pada semester ke 10 belum juga selesai pendidikan
Kondisi Khusus
1. Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, seperti psikotik atau gangguan kepribadian
yang menunjukan atau berpotensi untuk menimbulkan ketidakamanan/kerugian bagi dirinya dan
pasien/masyarakat, tidak diperkenankan untuk melanjutkan proses pembelajaran. Kondisi ini harus
berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Jiwa.
2. Peserta didik diketahui sebagai pengguan NAPZA atau memiliki penyakit kejiwaan, dan lain
sejenisnya.Dengan berlakunya UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, status pengguna
narkotika bukan lagi diklasifikasikan sebagai kriminal, namun sebagai pasien yang wajib lapor diri dan
menjalani rehabilitasi, kecuali bila yang bersangkutan juga bertindak sebagai pengedar atau
sejenisnya. Yang bersangkutan harus menjalani rehabilitasi medik atau sosial di institusi yang ditunjuk
pemerintah. Namun untuk tingkat pemakaian ketergantungan, yang bersangkutan diminta untuk
mengundurkan diri sebagai peserta PPDS mengingat tingkat ketergantungan memiliki angka
kekambuhan yang tinggi. Kondisi ini harus berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran
Jiwa bagian Adiksi
123
A. METODE PEMBELAJARAN
Proses Pelaksanaan Pendidikan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran PPDS-I I.K.Mata dilakukan mengikuti kalender akademik FK UNPAD selama
minimal 8 semester dan maksimal 12 semester.
Kegiatan pembelajaran berupa:
a. Magang yaitu sistem pembelajaran berupa demonstrasi, bedside teaching, analisis kasus, tatap muka
terjadwal dan tidak terjadwal, visite dan pengelolaan pasien dengan supervisi
b. Aktivitas pendidikan terstruktur meliputi bacaan kepustakaan (journal reading), sari kepustakaan
(referat)/laporan kasus, presentasi karya ilmiah didalam dan diluar institusi pendidikan (PIT/APAO/ARVO)
Tempat pendidikan:
1. RS Pendidikan Utama : RS Mata Cicendo Bandung
2. RS Dr. Hasan Sadikin Bandung
3. RS Jejaring
Metode Pembelajaran
Proses pembelajaran terbagi atas 3 tahapan yang terdiri dari:
1. Tahap Pengayaan Dasar
2. Tahap Magang
3. Tahap Mandiri
Kegiatan:
a. Rotasi di semua divisi dengan jadwal yang telah ditetapkan
b. Pengayaan pengetahuan dan kompetensi ketrampilan dasar pemeriksaan mata
c. Presentasi sari kepustakaan dengan tema yang telah ditentukan
Metode:
1. Mini lecture
2. Skills lab
3. Tutorial
4. Presentasi ilmiah
Tahap Magang
Peserta :
Peserta PPDS yang telah mendapatkan sertifikat kompetensi tahap pengayaan
Target pencapaian :
Memiliki kompetensi sesuai standar kompetensi tahap magang (terlampir)
Kegiatan :
Magang dilaksanakan di setiap subbagian, yang terdiri dari :
1. Subbagian Infeksi & Imunologi (12 minggu)
2. Subbagian Refraksi, Lensa Kontak dan Low Vision (12 minggu)
3. Subbagian Katarak dan Bedah Refraktif (24 minggu)
124
Pada setiap rotasi di divisi, setiap peserta didik diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan ilmiah terstruktur dalam
bentuk :
a. Journal reading
b. Presentasi kasus/sari kepustakaan
Salah satu kegiatan ilmiah tersebut dilaksanakan dihadapan seluruh peserta dan staf pengajar. Sedangkan satu
kegiatan lainnya dilaksanakan di divisi bersangkutan dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh program studi, kegiatan
ilmiah di divisi WAJIB dihadiri peserta didik di divisi tersebut. Sedangkan bagi peserta didik di divisi lain dapat
mengikuti acara ilmiah ini selama tidak menganggu kegiatan di divisi terkait.
Khusus untuk divisi Infeksi dan Refraksi, seluruh kegiatan ilmiah dilakukan di hadapan seluruh peserta didik dan staf
pengajar.
Apabila yang bersangkutan mengulang rotasi di divisi tertentu karena alasan akademis, maka peserta didik
DIWAJIBKAN untuk melakukan kembali presentasi ilmiah sesuai jadwal yang ditentukan.
3. Penilaian kompetensi pengetahuan dan ketrampilan di divisi masing-masing dalam bentuk ujian akhir
Tahap Mandiri
Peserta :
Tahap mandiri dilakukan oleh peserta PPDS semester akhir yang telah mendapatkan sertifikat kompetensi tahap
magang yang didapatkan setelah lulus seluruh divisi di rotasi tahap magang dan mengikuti ujian Tulis Nasional.
Target pencapaian :
Kompeten untuk melakukan tindakan dokter mata sesuai standar kompetensi (terlampir) secara mandiri dibawah
supervisi
Kegiatan:
Tahap mandiri dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat inap, kamar bedah, dan RS Jejaring
Pelaksanaan kegiatan mandiri terdiri dari kegiatan di:
1. Divisi Infeksi Imunologi
2. Divisi Refraksi, lensa kontak & low vision
3. Divisi KBR
4. Divisi Glaukoma
5. Divisi Retina
6. Divisi ROO
7. Divisi NO
8. Divisi PO & Strabismus
9. Divisi Oftalmologi Komunitas
10. Diagnostik
11. Rawat Inap
12. UGD
13. RS Jejaring
Penilaian :
1. Penilaian kegiatan harian di setiap divisi yang dilalui selama rotasi tahap mandiri
2. Penilaian pengetahuan dan kompetensi ketrampilan peserta didik tahap mandiri dilakukan oleh staf pengajar
terkait di setiap divisi yang dilalui peserta didik
3. Sebelum mengikuti ujian diagnostik nasional, peserta didik wajib mengikuti ujian komprehensif
4. Ujian komprehensif terdiri dari ujian diagnostik terstruktur, ujian kasus pendek dan ujian video operasi
5. Ujian komprehensif dilakukan secara bersamaan diikuti oleh seluruh peserta didik yang telah memajukan
usulan/proposal penelitian akhir
6. Penilaian ujian komprehensif dilakukan oleh staf pengajar dari masing-masing divisi pada waktu yang
ditentukan oleh Tim PPDS
Peserta :
a. perwakilan peserta didik tahap magang dari masing-masing divisi yang ditentukan berdasarkan jadwal
yang ditetapkan
Penilaian :
a. Berdasarkan dinamika kelompok pada saat visite besar dan hal spesifik berdasarkan
penampilan individu
b. Presentasi kehadiran/absensi peserta didik
c. Evaluasi dilakukan oleh staf pengajar pemimpin visite besar
126
Peserta :
a. seluruh peserta PPDS I.K. Mata
b. staf pengajar I.K. Mata sebagai narasumber
Waktu : Setiap hari Rabu jam 7.00 – 8.00 WIB
Metode :
a. dilaksanakan dalam bentuk student-centre learning
b. dipimpin oleh moderator yang dipilih dari peserta didik yang telah dijadwalkan oleh Tim PPDS
c. kasus diskusi umum diajukan oleh divisi atau hasil visite besar .
d. staf pengajar berfungsi sebagai narasumber, terutama berkaitan dengan divisi kasus yang dimajukan
e. peserta didik yang mempresentasikan kasus diwajibkan untuk menghubungi staf pengajar di divisi yang
bersangkutan untuk hadir sebagai narasumber
Penilaian :
a. berdasarkan keaktifan peserta didik dalam berdiskusi dan dinamika kelompok
b. presentasi/kehadiran peserta didik
c. evaluasi peserta didik dilakukan oleh staf pengajar sebagai bahan masukan penilaian kegiatan sehari-
hari
c. Peserta didik diwajibkan untuk mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran di departemen terkait dan
diwajibkan untuk mempresentasikan karya ilmiah sesuai dengan ketentuan di departemen terkait.
d. Penilaian peserta didik dilakukan oleh staf pengajar departemen terkait dengan format penilaian
yang telah ditentukan sebelumnya
e. Penilaian meliputi keaktifan dan kehadiran peserta didik selama mengikuti rotasi di departemen
tersebut
5. Rotasi di RS Jejaring
a. Rotasi di RS Jejaring adalah suatu kegiatan mandiri dibawah supervisi dokter pembimbing klinik di
RS Jejaring
b. Pada keadaan khusus dimana tidak ada dokter pembimbing klinik di RS Jejaring tersebut, maka
KPS akan bertindak sebagai pembimbing dengan mendapat surat penugasan dari RS Jejaring
tersebut
c. Rotasi diikuti oleh peserta didik tahap mandiri dan telah menyelesaikan penelitian deskriptif
d. Kegiatan pembelajaran berupa kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat inap, kamar bedah dan UGD.
e. Dosen pendidik klinik RS Jejaring memberikan evaluasi peserta didik dalam bentuk :
1. Kemampuan berpikir komprehensif dan keputusan klinis
2. Inisiatif dan kemampuan bekerja sama
3. Etika dan perilaku profesional
Penilaian :
a. evaluasi dilakukan oleh staf pengajar selaku pembimbing, moderator dan penilai meliputi aspek :
- pemahaman isi jurnal secara umum
- pemahaman kesesuaian terhadap aplikasi praktis
- pemahaman metodologi penelitian
- teknik presentasi
2. Sari Kepustakaan/Referat
Tujuan :
a. Melatih kemampuan peserta didik untuk membuat sari kepustakaan
b. Melatih kemampuan menulis karya ilmiah
c. Melatih kemampuan presentasi secara baik
Metode :
a. Peserta didik mengajukan alternatif judul sari kepustakaan kepada pembimbing yang telah ditentukan
b. Kriteria pemilihan judul sari kepustakaan disusun berdasarkan:
- Aktualisasi kepustakaan (minimal 10 tahun terakhir)
- Relevansi materi dengan perkembangan ilmu kesehatan mata
- Relevansi dengan aplikasi praktek dokter mata spesialis mata umum
c. Penulisan sari kepustakaan disesuaikan dengan tata cara penulisan karya ilmiah Fakultas Kedokteran
UNPAD
128
Penilaian :
Evaluasi dilakukan oleh staf pengajar selaku pembimbing, moderator dan penilai meliputi aspek :
- pemahaman materi sari kepustakaan
- pemahaman aplikasi sari kepustakaan
- teknik penulisan sari kepustakaan
- teknik presentasi
3. Laporan Kasus
Tujuan :
a. Melatih kemampuan peserta didik untuk membuat laporan kasus
b. Melatih kemampuan menulis karya ilmiah
c. Melatih kemampuan presentasi secara baik
Metode :
a. Peserta didik mengajukan alternatif tema laporan kasus kepada pembimbing yang telah ditentukan
b. Kriteria pemilihan tema laporan kasus disusun berdasarkan:
- Kasus menarik
- Kasus yang jarang ditemukan
- Relevansi dengan aplikasi praktek dokter mata spesialis mata umum
c. Penulisan laporan kasus disesuaikan dengan tata cara penulisan karya ilmiah Fakultas Kedokteran
UNPAD
d. Lembar persetujuan pembimbing dilampirkan pada halaman judul laporan kasus
e. Laporan kasus dan lembar persetujuan dibagikan kepada seluruh peserta didik dan staf pengajar secara
elektronik minimum 3 hari sebelum presentasi.
f. Apabila staf pengajar membutuhkan bentuk cetak dari laporan kasus, maka peserta didik wajib
memberikan kepada staf yang bersangkutan, terutama moderator, pembimbing dan penilai.
g. Presentasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dihadiri minimal oleh pembimbing, moderator
dan penilai.
Penilaian :
Evaluasi dilakukan oleh staf pengajar selaku pembimbing, moderator dan penilai meliputi aspek :
- pemahaman materi sari kepustakaan
- pemahaman aplikasi sari kepustakaan
- teknik penulisan sari kepustakaan
- teknik presentasi
4. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian non-eksperimental yang tidak melakukan kontrol atau manipulasi
variabel. Penelitian deskriptif dapat berupa deskriptif analitik atau non-analitik.
Tujuan :
a. melatih kemampuan peserta didik dalam melakukan penelitian sederhana
b. memberikan gambaran awal terhadap suatu fenomena yang dapat diteliti lebih lanjut dalam
bentuk tugas akhir
c. sebagai masukan terhadap suatu prosedur/tindakan yang dilakukan di RS Pendidikan
Peserta :
Peserta didik tahap magang
Metode :
a. Peserta didik diwajibkan untuk mengajukan 3 tema penelitian/divisi yang diminati pada awal semester 3
ke program studi
b. Program studi akan menentukan tema berdasarkan usulan peserta didik
c. Program studi akan menunjuk 2 orang pembimbing
d. Penelitian dilakukan sepenuhnya dibawah arahan pembimbing
e. Tidak diperlukan usulan penelitian secara formal
f. Penulisan penelitian deskriptif disajikan dalam bentuk format jurnal cetak dengan struktur:
i. Judul
129
ii. Pendahuluan
iii. Metode
iv. Hasil
v. Diskusi
g. Penelitian deskriptif dipresentasikan di hadapan peserta didik dan staf pengajar sebagai salah satu
syarat akademik PPDS-I
h. Setelah dipresentasikan secara lokal, penelitian deskriptif dipublikasikan dalam PIT Perdami/majalah
kedokteran/publikasi ilmiah lainnya
Penilaian :
a. Evaluasi dilakukan oleh tim penilai yang ditunjuk oleh KPS, terdiri dari:
- Dua orang pembimbing
- Satu orang moderator
- Lima orang penilai
b. Apabila salah seorang anggota tim penilai berhalangan, maka kehadirannya dapat digantikan oleh staf
yang ditunjuk oleh KPS
c. Presentasi harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya satu orang pembimbing
5. Tugas Akhir
Tugas akhir adalah penelitian ekperimental/epidemiologi untuk menguji hipotesis. Tugas akhir PPDS
disesuaikan dengan tingkat pendidikan strata-2 tanpa mengurangi bobot aplikasi klinis.
Tujuan :
a. melatih kemampuan peserta didik melakukan penelitian
b. melatih kemampuan aplikasi metodologi penelitian
c. melatih kemampuan presentasi peserta didik
d. merupakan salah satu syarat untuk kelulusan peserta didik
Peserta :
Peserta pendidikan tahap mandiri
Metode :
a. Peserta didik mengajukan 3 tema penelitian/divisi kepada program studi setelah menempuh ujian tulis
Nasional
b. Tim PPDS akan membagi peserta didik sesuai peminatan divisi secara merata
c. Penunjukkan pembimbing 1 diserahkan sesuai usulan dari divisi terkait
d. Pembimbing 2 akan disusun oleh Tim PPDS secara merata di antara seluruh staf pengajar
e. Staf pengajar yang berhak menjadi pembimbing tugas akhir telah ditentukan sesuai kriteria yang
tercantum pada pedoman staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Mata
f. Penelitian dilakukan dengan mengambil bentuk penulisan karya tulis S-2 sesuai buku panduan program
pascasarjana yang dikeluarkan oleh FK UNPAD
g. Setelah mendapat judul dan menyusun proposal, peserta didik diwajibkan untuk mengajukan usulan
penelitian dihadapan tim penguji yang terdiri dari:
- Satu orang Ketua sidang
- Satu orang Sekretaris sidang/notulen
- Dua orang pembimbing
- Tiga orang penguji (akademik/etik/metodologi)
h. Ketua sidang mempunyai wewenang untuk memutuskan usulan penelitian diterima, ditolak atau diulang
i. Apabila sidang usulan penelitian diulang, maka peserta didik hanya diwajibkan untuk mempresentasikan
bagian yang perlu diperbaiki atau diklarifikasi berdasarkan notulensi sidang terdahulu
j. Sidang ulang usulan penelitian dihadiri oleh tim penguji yang sama dengan sidang terdahulu
k. Apabila usulan penelitian diterima, maka penelitian dapat dilanjutkan setelah mendapat persetujuan
komite etika penelitian.
l. Apabila diperlukan perhitungan statistik tidak diwajibkan untuk mengkonsultasikan kepada ahli statistik
diluar staf pengajar ilmu Kesehatan Mata
m. Seminar hasil penelitian dilakukan dengan melibatkan tim penguji sebagai berikut:
- Satu orang Ketua sidang
- Satu orang Sekretaris sidang/notulen
- Dua orang pembimbing
- Tiga orang penilai(akademik/etik/metodologi)
n. Tim penguji seminar hasil penelitian dapat merupakan tim yang SAMA dengan tim penguji usulan
penelitian
o. Apabila seminar hasil penelitian diulang, maka peserta didik hanya diwajibkan untuk mempresentasikan
bagian yang perlu diperbaiki atau diklarifikasi berdasarkan notulensi sidang terdahulu
130
p. Sidang ulang seminar hasil penelitian dihadiri oleh tim penguji yang sama dengan sidang seminar
terdahulu
q. Sidang terbuka hasil penelitian dihadiri oleh seluruh staf pengajar
r. Yudisium akhir pendidikan dokter spesialis dilakukan bersamaan dengan sidang terbuka hasil penelitian
dan dilakukan oleh kepala departemen didampingi KPS
Penilaian :
Aspek yang dinilai pada usulan penelitian dan seminar hasil penelitian adalah:
1. Kualitas isi penelitian (kaidah Feasible, Interesting, Novel, Ethic, Relevance)
2. Penguasaan metodologi penelitian
3. Penguasaan teori pendukung
4. Teknik presentasi
Kurikulum PPDS-I I.K.Mata terdiri dari 94 (sembilan puluh empat) SKS yang ditempuh selama 8 (delapan) semester
sebagai berikut:
1. Tahap Pengayaan SKS Semester
a. Materi pengayaan dasar 6 SKS 1
2. Tahap Magang
Tahap I, terdiri:
a. Infeksi Imunologi 7 SKS 1
b. Refraksi, Lensa kontak & Low vision 7 SKS 2
c. Katarak dan Bedah Refraktif 1 7 SKS 2
d. Katarak dan Bedah Refraktif 2 6 SKS 3
a. Glaukoma 7 SKS 3
b. Rekonstruksi, Okuloplasti & Onkologi 7 SKS 4
Tahap II, terdiri:
c. Retina 7 SKS 4
d. Neurooftalmologi 7 SKS 5
a. PO-Strabismus 7 SKS 5
b. Oftalmologi Komunitas 7 SKS 6
3. Tahap Mandiri
a. Karya ilmiah 7 SKS 6
b. Bekerja mandiri 1 6 SKS 7
c. Bekerja mandiri 2 6 SKS 8
D. PEDOMAN UJIAN
Setiap akhir rotasi pendidikan akan dilakukan yudisium untuk menilai kelulusan peserta didik di masing-
masing divisi, baik peserta didik tahap pengayaan, magang dan mandiri berdasarkan ujian yang telah dilakukan.
Penilaian untuk yudisium juga akan menilai aspek tambahan seperti attitude, performa dan absensi kehadiran. Pada
yudisium akan diumumkan nilai indeks prestasi (IP) sesuai jumlah semester yang telah dijalani. Sertifikat kompetensi
akan diberikan untuk peserta didik yang telah menyelesaikan tahap pengayaan dan tahap magang.
Ujian Kompetensi Nasional dilakukan setelah usulan penelitian disetujui dan telah lulus ujian kompetensi
lokal. Kelulusan Ujian Kompetensi Nasional akan diberikan sertifikat kompetensi sebagai spesialis mata yang
diterbitkan oleh Kolegium Oftalmologi Indonesia. Setelah peserta didik menyelesaikan penulisan tugas akhir dan telah
menjalankan sidang terbuka, maka peserta didik dinyatakan lulus dari program pendidikan dokter spesialis mata.
A. TATA TERTIB
1. Peserta didik harus mematuhi seluruh peraturan yang tertera dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan
PPDS-I FK UNPAD
2. Peserta didik harus mengikuti 100% acara ilmiah kecuali sedang mengikuti kegiatan di luar RS/ di dalam RS
yang dibuktikan dengan surat keterangan dari divisi
3. Acara ilmiah bersama dilaksanakan pada pukul 07.00 dan 14.00 WIB
4. Acara ilmiah siang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik, kecuali dua (2) orang/lebih (sesuai kebutuhan
pelayanan di divisi terkait) residen tahap mandiri yang bertugas di poliklinik/OK.
5. Ketidakhadiran di acara ilmiah diwajibkan untuk membuat ringkasan acara ilmiah yang tidak dihadiri secara
tertulis tangan, dan tugas diserahkan ke sekretariat pendidikan paling lambat 3 hari setelah acara ilmiah
tersebut berlangsung
6. Bila dalam 3 hari tidak menyerahkan tugas ringkasan, maka peserta didik diwajibkan untuk membuat makalah
lengkap sesuai materi ilmiah yang tidak dihadiri. Dan bila dalam 1 minggu tidak menyerahkan makalah
lengkap maka peserta didik akan dikenakan surat peringatan.
7. Ketidakhadiran di acara ilmiah tanpa alasan yang jelas sebanyak 3 (tiga) kali dalam 3 bulan(1 rotasi) akan
mendapatkan 1 (satu) surat peringatan
8. Kehadiran di tempat pendidikan dihitung berdasarkan jam kehadiran dari absensi digital
9. Keterlambatan akan diakumulasikan dalam bentuk ketidakhadiran
10. Apabila peserta didik tidak mengikuti kegiatan pendidikan sebanyak 1 (satu) hari atau lebih TANPA alasan
yang jelas, peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di subbagian terkait
11. Apabila peserta didik tidak mengikuti kegiatan pendidikan selama lebih dari 5 hari kerja(sakit/alasan yang
dapat diterima) dalam tiga bulan (1 rotasi) maka peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di
subbagian terkait
12. Ketidakhadiran dengan alasan sakit, maka peserta didik wajib menyerahkan surat sakit dari dokter spesialis
kepada tim PPDS paling lambat 3 hari sejak sakit. Bila dalam 3 hari tim sekretariat tidak menerima surat
sakit dari yang bersangkutan, maka peserta didik dianggap tidak hadir tanpa alasan yang jelas.
13. Ketidakhadiran wajib diinformasikan ke konsulen subbagian terkait dan tim PPDS
14. Peserta didik diperbolehkan mengajukan cuti maksimum 12 hari kerja/tahun DENGAN memperhitungkan
ketidakhadiran yang telah dilakukan sebelumnya
15. Cuti tidak boleh diambil secara berturut-turut lebih dari 5 hari kerja.
16. Masa studi peserta didik dimulai sejak dimulai program studi pada semester 1 dan berakhir pada saat
terbitnya ijazah yang telah ditandatangani oleh Rektor Universitas Padjadjaran. Selama periode tersebut
peserta didik diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan pelayanan sesuai ketentuan yang berlaku.
17. Peserta didik wajib untuk menyerahkan hasil penulisan tesis ke perpustakaan departemen Ilmu Kesehatan
Mata dan Tim Koordinasi Pendidikan PPDS Fakultas Kedokteran UNPAD.
18. Peserta didik wajib menyelesaikan kewajiban-kewajiban yang terkait dengan rekam medis Rumah Sakit dan
perpustakaan sebelum presentasi hasil tesis pada sidang terbuka.
Diberlakukan apabila peserta didik telah mendapatkan 2 kali surat peringatan dan atau melakukan
pelanggaran.
Pemberian sanksi skorsing akan dikeluarkan oleh Dekan FK UNPAD
d. Pemutusan studi
Diberlakukan apabila peserta didik melakukan pelanggaran atau tidak memenuhi kualifikasi akademis
atau tidak mengindahkan sanksi yang telah diberikan sebelumnya. Pemutusan studi dilakukan dengan surat
keputusan Rektor UNPAD.
A. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dalam rangka penyelenggaraan dilakukan berdasarkan pembelajaran berdasarkan masalah
(problem-based learning), yang meliputi:
1. Ronde bangsal (bed-side teaching/BST)
2. Supervisi poliklinik dan tindakan
3. Laporan jaga
4. Laporan kasus
5. Referat/reading assignment
6. Journal reading
7. Diskusi multidisiplin
8. Publikasi ilmiah
9. Tesis (karya ilmiah akhir)
133
c. Visite harian divisi (alergi-imunologi, morbus hansen, anak, jamur, dan dermatologi umum)
Merupakan visite yang dilakukan setiap hari kerja, yang diikuti oleh peserta didik divisi dan dipimpin oleh
dokter penanggung jawab pasien sesuai divisi masing-masing. Dalam visite ini dilakukan peninjauan ulang
keadaan pasien, keberhasilan terapi, dan pemecahan masalah yang ada.
Supervisi tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan penegakan diagnosis atau
pengobatan suatu penyakit. Dalam kegiatan ini dilakukan serangkaian prosedur sesuai standar yang telah
ditetapkan.
3. Laporan jaga
Laporan jaga merupakan bentuk tertulis dari pertanggungjawaban peserta didik yang menjalani tugas jaga
bangsal dan jaga emergensi. Laporan jaga dibuat setiap selesai melakukan jaga bangsal dan jaga emergensi.
Laporan terdiri atas data pasien, hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis, dan terapi. Laporan kemudian
diserahkan kepada dokter penanggung jawab pasien, diperiksa kelengkapannya, kemudian ditandatangani
apabila telah disetujui.
4. Laporan kasus
Laporan kasus merupakan makalah tertulis mengenai penanganan kasus terhadap pasien, terdiri atas
penegakan diagnosis, perawatan, penatalaksanaan, dan pembahasan mengenai kasus yang bersangkutan.
Laporan kasus dapat pula berupa penelitian atau mini resaerch terhadap kasus-kasus menarik atau terapi-terapi
terbaru.
Peserta PPDS wajib mempresentasikan laporan kasus dalam bahasa Inggris sesuai dengan stase di setiap
divisi yang bersangkutan. Setiap residen harus mempresentasikan 12 kasus selama masa pendidikan.
5. Referat/reading assignment
Referat/tinjauan pustaka merupakan makalah ilmiah yang terdiri atas pembahasan mengenai suatu topik ilmiah
tertentu. Topik referat dapat ditentukan oleh pembimbing atau oleh peserta didik sendiri sesuai kesepakatan.
Reading assignment merupakan terjemahan dari salah satu bab pada buku wajib Prodi IK Kulit dan Kelamin.
Pemilihan materi reading assignment dilakukan oleh pembimbing dari divisi yang bersangkutan.
Peserta PPDS membuat referat minimal 3 referat dan 12 reading assignment selama pendidikan dan harus
dipresentasikan secara oral.
6. Journal reading
Journal reading merupakan pembahasan mengenai jurnal-jurnal terbaru. Pembahasan meliputi seluruh aspek
yang ada di dalam jurnal tersebut. Peserta PPDS wajib mempresentasikan 11 journal reading dalam bahasa
Inggris dengan kriteria edisi 5 tahun terakhir.
7. Diskusi multidisiplin
Diskusi multidisiplin dilakukan apabila terdapat kasus yang sulit dan melibatkan beberapa disiplin ilmu lain.
Diskusi dilakukan di ruang sidang dan diikuti oleh seluruh peserta PPDS, staf IK Kulit dan Kelamin, serta staf
disiplin ilmu lain.
134
8. Publikasi ilmiah
Peserta PPDS wajib mempublikasikan minimal 4 (empat) karya ilmiah: 2 (dua) sebagai penulis utama (author)
dan 2 (dua) sebagai penulis pendamping (co-author). Karya ilmiah dapat berupa laporan kasus atau hasil
penelitian, yang dipresentasikan minimal 1 (satu) kali di Kongres Nasional PERDOSKI.
2 Tahap Magang
Tahap Magang 1
Tahap Magang II
3 Tahap Mandiri
1. Dermatologi Umum 8 VI
2. Usulan Penelitian 1 VI
Total SKS 80
No Materi Pendidikan
2 Pengetahuan dan Keterampilan Dermatologi dan Venereologi
Khusus
1. Alergi-Imunologi
2. Dermatomikologi
3. Morbus Hansen
4. Infeksi Menular Seksual
5. Dermatologi Anak
6. Dermatologi Kosmetik
7. Tumor dan Bedah Kulit
8. Infeksi Menular Seksual
3 Dermatologi Umum
4 Tesis
1. Pengetahuan Dasar
Medikolegal dan etika medis, anatomi, fisiologi, dan histologi kulit dan kelamin, dermatopatologi, morfologi
kelainan kulit dan kelamin, tatacara pemeriksaan dermatologi dan venereologi, pemeriksaan penunjang di
bidang dermatologi dan venereologi, dermatoterapi topikal dan sistemik, serta proses penyembuhan luka.
Alergi dan imunologi kulit dasar, dermatomikologi dasar, morbus hansen dasar, infeksi menular seksual
dasar, dermatologi anak dasar, dermatologi kosmetik dasar, serta tumor dan bedah kulit dasar.
2. Pengetahuan Khusus
a. Alergi imunologi: Dermatitis kontak, penyakit kulit akibat kerja, urtikaria, angioedema, erupsi obat alergi,
penyakit vesikobulosa autoimun, sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, lupus
eritematosus, skleroderma, dermatomiositis.
c. Morbus Hansen (MH): MH dengan reaksi, MH dengan kecacatan, MH dengan relaps, MH pada
kehamilan, MH dengan resistensi obat, dan prevention of disability (POD).
d. Infeksi menular seksual (IMS): IMS berbentuk duh tubuh genital dengan komplikasi, IMS berbentuk ulkus
dengan komplikasi, IMS berbentuk tonjolan dengan komplikasi, IMS lain, seperti hepatitis B, moluskum
kontagiosum, dan infeksi HIV/AIDS.
f. Dermatologi kosmetik: Akne dan skar akne, gangguan pigmentasi, jaringan parut, striae, alopesia
androgenik dan gangguan pada rambut, selulit, hiperhidrosis, kelainan kosmetik kuku, tattoo.
g. Tumor dan bedah kulit: Tumor jinak: tumor jinak epidermis dan kista epidermis, tumor jinak adneksa,
tumor jinak melanosit dan sel nevus, tumor jinak jaringan ikat, tumor jinak jaringan lemak dan kelainan
metabolisme lemak, tumor kulit karena virus, neoplasma, dan hiperplasia vaskular. Prakanker: keratosis
aktinik, penyakit Bowen, dan leukoplakia. Tumor ganas: tumor ganas epidermis dan adneksa, tumor
ganas sel melanosit, tumor ganas vaskular, limfoma, tumor ganas jaringan ikat, dan leukemia kulit.
h. Dermatologi umum: Penyakit bakterial dengan keterlibatan kulit, seperti pioderma berat, antraks,
frambusia, tuberkulosis kutis. Penyakit virus, seperti varisela dalam kehamilan, herpes zoster dengan
komplikasi. Penyakit zoonosis. Kelainan inflamasi persisten, kinetik sel, dan diferensiasi epidermis.
Kelainan kelenjar keringat. Dermatitis dan kelainan inflamasi lain. Kelainan kulit akibat faktor mekanik
dan fisik. Manifestasi kulit pada kelainan organ lain. Perubahan dan penyakit kulit pada kehamilan.
2. Keterampilan Klinis
Keterampilan pengelolaan pasien rawat jalan dan rawat inap, termasuk keterampilan menetapkan dan
penggunaan alat diagnosis, seperti uji tusuk, uji intradermal, uji tempel, uji provokasi oral. Keterampilan
tindakan terapi medis, seperti ekstraksi komedo, enukleasi milia, injeksi triamsinolon asetonid, injeksi toksin
136
botulinum, mikrodermabrasi, subsisi, epilasi dan depilasi, bedah kimia superfisial. Tindakan bedah kulit,
seperti bedah skalpel, bedah listrik, bedah beku, dan bedah laser.
4. Kegiatan Ilmiah
Pembuatan dan presentasi laporan kasus, referat/reading assignment, journal reading. Mengikuti pertemuan
ilmiah tingkat lokal dan nasional. Menyusun karya ilmiah dan publikasi.
5. Ujian Nasional
Ujian Teori dan OSCE
6. Tesis
Seminar usulan penelitian dan hasil penelitian
Tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk menilai kemampuan akademik profesional sesuai dengan kompetensi
dan kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan.
Pada hakikatnya, pada suatu program studi yang bercirikan akademik profesional, kemampuan akhir yang
dievaluasi adalah pencapaian professional performance (kemampuan/penampilan profesional), yang secara artifisial
dapat dibagi menjadi 3 bidang yaitu:
1. P: pengetahuan atau knowledge (bidang kognitif)
a. Pengetahuan dan pemahaman
b. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinis
2. K: keterampilan atau skill (bidang psikomotor)
a. Keterampilan klinis non-tindakan
b. Keterampilan klinis tindakan
3. S: sikap atau attitude (bidang afektif)
a. Hubungan interpersonal
b. Sikap dan cara kerja profesional
2. Tahapan Evaluasi
Evaluasi pada akhir semester pertama, untuk menentukan apakah peserta dapat melanjutkan pendidikan pada
semester berikutnya. Apabila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan untuk
menghentikan pendidikan.
Kriteria penilaian:
1. P: Pengetahuan
a. Pengetahuan dasar dan khusus terdiri dari :
- Nilai ujian tulis tengah semester
- Nilai ujian tulis akhir semester
b. Nilai makalah ilmiah terdiri dari :
- Laporan kasus
- Referat
- Journal reading
2. K: Keterampilan
- Nilai pengelolaan pasien rawat jalan
- Nilai pengelolaan pasien rawat inap
- Nilai ujian akhir kasus
3. S: Sikap
137
a. Nilai akhir tahap pengayaan adalah nilai kumulatif rerata dari semua komponen penilaian dan dinyatakan
lulus bila nilai ≥ 70. Dengan catatan nilai ujian akhir kasus tidak boleh < 70.
b. Apabila nilai ujian akhir kasus < 70 diberi kesempatan mengulang 2 kali dengan jangka waktu 2 minggu,
dan nilai yang diberikan maksimal 70.
c. Apabila nilai makalah ilmiah < 70 maka diberi kesempatan mengulang 1 kali dengan nilai maksimal 70.
Evaluasi dilakukan di setiap divisi tahap magang. Penilaian meliputi bidang pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Jenis komponen dan pembobotan ditetapkan oleh masing-masing divisi.
Kriteria penilaian:
1. P: Pengetahuan
a. Pengetahuan dasar dan khusus terdiri dari :
- Tugas baca
- Nilai ujian tulis mingguan
- Nilai ujian tulis pertengahan
- Nilai ujian tulis akhir
- Nilai ujian komprehensif
b. Nilai makalah ilmiah terdiri dari :
- Laporan kasus
- Referat/ reading assignment
- Journal reading
2. K: Keterampilan
- Nilai pengelolaan pasien rawat jalan
- Nilai pengelolaan pasien rawat inap
- Nilai ujian akhir kasus
- Ujian Praktek Bedah Kulit
3. S: Sikap
Nilai batas lulus (NBL): 70
Evaluasi tahap mandiri terdiri atas penilaian di Divisi Umum dan penyelesaian tugas-tugas akhir, seperti
seminar usulan penelitian, ujian tulis dan OSCE nasional, ujian kasus komprehensif, serta tesis.
3. Cara Penilaian
Cara yang digunakan untuk penilaian adalah memberikan skor, kemudian dikonversi menjadi angka mutu dan
huruf mutu seperti yang terdapat pada tabel 1.
4. Predikat Lulus
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan jumlah skor kisaran 0,00 – 4,00 seluruh mata kuliah dan tesis dibagi
jumlah SKS.
D. Pedoman Ujian
1. Persyaratan Mengikuti Ujian Akhir Tahap Pengayaan
Peserta PPDS dapat mengikuti ujian akhir tahap pengayaan, bila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Peserta PPDS dapat mengikuti ujian akhir divisi, bila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Ujian tulis dan OSCE nasional diselenggarakan oleh Kolegium dan diikuti oleh peserta PPDS bila telah
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Peserta PPDS dapat mengikuti ujian tesis, bila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut:
139
E. Tata Tertib
Tata Tertib Kegiatan PPDS
1. Yang dimaksud dengan kegiatan PPDS di sini adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
akademik Prodi IK Kulit dan Kelamin.
2. Peserta PPDS harus hadir di rumah sakit tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam kerja, dengan mengisi daftar
hadir masuk dan daftar hadir pulang.
3. Peserta PPDS harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika, yang telah ditetapkan pada pedoman
umum kemahasiswaan FK Unpad.
4. Peserta PPDS harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan dan melaksanakan setiap
tugas yang diberikan.
5. Peserta PPDS yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah, mendapat
tugas dari Prodi, Departemen, Fakultas, atau Universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan
yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat meninggalkan kegiatan prodi setelah
menyampaikan keterangan tertulis dari pihak berwenang (dokter atau pimpinan fakultas).
Surat keterangan sakit dari dokter harus diserahkan ke Sekretaris Prodi paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah
ketidakhadiran,
Tingkat kehadiran peserta PPDS dalam kegiatan prodi diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pada setiap divisi, peserta PPDS dapat tidak hadir paling banyak selama 3 (tiga) hari. Apabila ketidakhadiran lebih
dari 3 (tiga) hari, maka peserta PPDS akan dikenakan perpanjangan stase di divisi yang bersangkutan, sesuai
dengan peraturan yang ada.
2. Peserta PPDS yang tidak hadir karena alasan seperti sakit atau terkena musibah, maka ketidakhadirannya tetap
dihitung, kecuali apabila mendapat tugas dari Prodi, Departemen, Fakultas, atau Universitas.
Cuti
1. Cuti Akademik
- Cuti akademik diajukan ke Rektor Unpad melalui TKP PPDS FK Unpad 1 (satu) bulan sebelumnya.
- Cuti akademik tidak diperkenankan pada 2 (dua) semester pertama dan 2 (dua) semester terakhir.
- Lama cuti akademik hanya 1x6 bulan (1 semester)
- Dibebaskan dari pembayaran her-registrasi tetapi harus terdaftar sebagai mahasiswa Unpad berdasarkan SK
Rektor Unpad.
2. Cuti Hamil
- Cuti hamil tidak dikaitkan dengan her-registrasi dan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah bahwa PPDS
PNS selama 3 bulan akan dianggap ijin.
- Cuti hamil bagi PPDS non-PNS maksimal 3 bulan.
Pengertian mengenai batasan tentang pelanggaran ringan, sedang, dan berat diserahkan kepada Ketua Program
Studi melalui penelaahan bersama dengan jajaran Staf Pendidik, termasuk Kepala Departemen.
Putus Studi
1. Kelalaian administrasi
- Tidak melaksanakan registrasi selama 2 (dua) semester.
- Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 (dua) minggu tanpa alasan yang dapat diterima dan
tidak mengindahkan surat teguran ke-3 yang dikirimkan oleh KPS.
2. Permintaan sendiri
Peserta PPDS mengajukan permintaan secara tertulis untuk mengundurkan diri kepada Dekan FKUP dengan
tembusan kepada Kepala Departemen dan KPS.
4. Alasan kondisi atau kesehatan yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan studi.
Alasan ini harus diperkuat dengan surat kesehatan dari RS Dr. Hasan Sadikin.
5. Pelanggaran etika dan profesionalisme berat yang dapat menyebabkan penghentian sementara (skorsing) atau
selamanya (drop out) berdasarkan keputusan Rapat Senat FK Unpad.
6. Pelanggaran hukum
- Bila peserta PPDS diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses penegakkan hukum, peserta didik
dibebaskan dari tugas mengikuti pembelajaran.
- Bila kemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang bersangkutan diperkenankan untuk mengikuti kembali
proses pembelajaran, sedangkan bila dinyatakan bersalah, Rektor akan mengeluarkan sanksi berupa
skorsing sampai pemutusan studi.
Bobot
No Materi Pendidikan Semester
SKS
- Neuroepidemiologi
- Vertigo
- Neurooftalmologi
- Neuropediatri
- Nyeri
- Gangguan Gerak (Movement Disorder)
- Neurotoksikologi
- Neuroimunologi
- Neuroemergensi/Intensive Care
4 Penerapan Teknologi Ilmu Penyakit Saraf 20,8 I s/d VIII
6 Tesis 6 VIII
No Materi Pendidikan
1 Pengetahuan Teori Dasar
2 Pengetahuan Teori Klinik Umum
Pengetahuan Teori Klinik Khusus
- Penyakit Serebrovaskular
- Neurotraumatologi
- Neurogeriatri
- Infeksi SSP
- Saraf Tepi dan Neurofisiologi Klinik
- Epilepsi
- Fungsi Luhur
- Neuroimaging
3 - Nyeri Kepala
- Neuroepidemiologi
- Vertigo
- Neurooftalmologi
- Neuropediatri
- Nyeri
- Gangguan Gerak (Movement Disorder)
- Neurotoksikologi
- Neuroimunologi
- Neuroemergensi/Intensive Care
4 Penerapan Teknologi Ilmu Penyakit Saraf
5 Pengembangan Ilmu Keahlian Penyakit Saraf
6 Tesis
142
7. Tesis
12. Program Studi Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher
A. METODE PEMBELAJARAN
Kegiatan Ilmiah/Lokakarya atau Pelatihan yang wajib diikuti peserta PPDS Program Studi Ilmu Kesehatan
THT-KL adalah :
Kegiatan Ilmiah Terencana yang Wajib Diikuti oleh Peserta PPDS
1. Pertemuan Ilmiah Tahunan yang bersifat nasional, yaitu :
- PIT PERHATI –KL (Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Ahli THT-KL) atau
- KONAS PERHATI-KL (Kongres Nasional Perhati-KL) atau
- PITO PERHATI-KL (Perhimpunan Ilmiah Tahunan Otologi Perhati-KL)
Pada Pertemuan Ilmiah ini, peserta PPDS wajib : presentasi ilmiah/poster, mengikuti Forum PPDS.
2. Pertemuan Ilmiah Tahunan Regional seperti :
PIT FK UNPAD (Pertemuan Ilmiah Tahunan) FK UNPAD atau Pertemuan Ilmiah regional lainnya (bila ada)
Kegiatan Pelatihan/Workshop Basic Skill yang Wajib Diikuti oleh Peserta PPDS
1. Pelatihan Diseksi Tulang Temporal
2. Pelatihan Dasar Bedah Sinus Endoskopik (Basic FESS)
3. Pelatihan Manajemen Rinitis Alergi
143
Perkuliahan
Peserta didik mengikuti perkuliahan pada acara ilmiah, baik yang terencana (misalnya di acara Pertemuan Ilmiah
Tahunan, acara ilmiah harian, Forum PPDS, dll ), maupun yang tidak terencana (insidentil).
Seminar/Workshop
Peserta didik ikut serta dalam acara seminar/workshop yang sudah terencana ataupun insidentil; baik sebagai
peserta, panitia atau pembicara.
Bedside Teaching
Peserta didik melaksanakan bedside teaching di : poliklinik umum THT-KL, poliklinik-poliklinik sub bagian, ruang
perawatan THT-KL dan ruang operasi
Kerja Lapangan
Peserta didik melaksanakan kerja lapangan di : poliklinik umum dan sub bagian, ruang perawatan THT-KL dan
ruang operasi
E-learning
Pseserta PPDS-1 mempergunakan sumber online terutama untuk mencari journal, literature, bahan bacaan
terbaru
Ikut serta mendidik peserta Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Tugas
Peserta didik PPDS diwajibkan untuk mengerjakan tugas, seperti tugas membaca buku teks atau jurnal ilmiah,
menyusun laporan kegiatan, tugas jaga malam serta tugas pelayanan kesehatan, sebagai bagian dari pendidikan
dan pengabdian masyarakat dan lain-lain (seperti pendamping ujian peserta didik P3D,dan lain-lain)
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PENDIDIKAN
Materi pendidikan yang diberikan adalah :
1. Materi Keahlian Umum (MKU)
2. Materi Keahlian Khusus (MKK)
3. Materi Penerapan Akademik (MPA)
4. Materi Penerapan Keprofesian (MPK)
Materi Keahlian Khusus adalah materi pendidikan yang memberikan pengetahuan keahlian dalam bidang
Ilmu Kesehatan THT-KL sehingga lulusan spesialis THT-KL mempunyai kompetensi yang tinggi dan ahli dalam
bidangnya.
Materi Keahlian Khusus terdiri dari materi pendidikan dari beberapa Sub-bagian dalam bidang Ilmu
Kesehatan THT-KL, yaitu : Laring-Faring, Rinologi-Alergi, Otologi, Audiologi, Bronkoesofagologi, Maksilofasial dan
Plastik Rekonstruksi serta Onkologi-Bedah Kepala Leher.
Pendidikan Spesialis THT-KL dilaksanakan selama 8 semester dengan rincian rotasi sebagai berikut :
Jenjang I
Bedah Dasar : 9 bulan
Stase Ilmu Kesehatan Mata : 1 bulan
Stase Anestesi : 1 bulan
Stase Radiologi : 2 minggu (1/2 bulan)
Prakualif : 1,5 bulan
Laring faring II + Head and Neck : 1 bulan
Rhino-alergi II + maksilofasial : 1 bulan
Otologi II : 1 bulan
Jenjang II
Stase Bedah Saraf : 2 bulan
Laring Faring : 6 bulan
Rhino-Alergi : 6 bulan
Audio Vestibular : 3 bulan
Bronkoesofagologi : 3 bulan
Otologi : 6 bulan
Head and Neck : 3 bulan
Maksilofasial : 3 bulan
Pendidikan diberikan berdasarkan modul sesuai dengan ketetapan dari Kolegium Telinga Hidung Tenggorok dan
bedah Kepala dan Leher.
Bedah Dasar
Basic Medicine
Ilmu Bedah Dasar
Mata Kuliah Dasar Umum (Anatomi, Physiologi, Patologi Anatomi)
145
Bedah Saraf
Peserta PPDS mempelajari dan mengikuti kegiatan operasi kasus-kasus Bedah Saraf yang berhubungan
dengan THT-KL. Peserta PPDS juga menjalani jaga malam di Bagian Bedah Saraf.
Pra Kualifikasi
Observasi dan/ asisten I/II di Poliklinik
Observasi dan/ asisten I/II di Ruangan
Observasi dan/ asisten I/II di Kamar Operasi
Jaga Malam di Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL
Stase di Bagian Anestesi
Stase di Bagian Radiologi
Laring – Faring
Modul Laringitis
Modul Sumbatan Jalan Nafas Atas
Modul Suara Parau
Modul Disfoni
Modul Faringitis
Modul Tonsilitis
Modul Trauma Laring
Modul Abses Leher Dalam
Jaga malam
Rhinologi- Alergi
Modul Benda Asing
Modul Epistaxis
Modul Polip Hidung
Modul Sinusitis Paranasal
Modul Rinitis non Alergi
Modul Rinitis Alergi
Modul Penyakit akibat reaksi hipersensitifitas tipe I
Audio Vestibular
Modul Gangguan pendengaran
Modul Gangguan Keseimbangan
146
Bronko-Esofagologi
Modul Benda Asing Pada Tracheo bronchial
Modul Stenosis
Modul Fistula Tracheo-Bronko-Esofagus
Modul Sialodenitis
Modul Sialolith
Modul Esofagitis Korosif
Modul Trauma Esofagus
Modul Benda Asing esofagus
Modul Gangguan Motorik, Spasme, Achalasia, Refluk
Modul Varises Esofagus
Otologi
Modul Trauma
Modul Benda Asing
Modul Radang Telinga Luar
Modul Radang Telinga Tengah
Modul Radang Telinga Dalam
Modul Kelainan Kongenital
Modul Neoplasma Telinga
Modul Gangguan Nervus Fasialis
Terapi gen
Biologi dan Imunologi Tumor Kepala dan Leher
Prinsip-prinsip Kemoterapi Tumor Kepala dan Leher
Prinsip-prinsip Radiasi Onkologi
Cutaneous Malignancy
Melanoma Maligna
Tumor Orbita
Neoplasma Rongga Mulut
Kista odontogenik, tumor dan Lesi-lesi di Rahang
Diseksi Leher
Karsinoma Sel Skuamosa pada Traktus Aerodigestif Atas
Limfoma pada Kepala dan Leher
Pembedahan Basis Cranii
Sistem monitoring dan evaluasi kurikulum untuk menjamin terlaksananya program PPDS didasarkan atas
pedoman : standar profesi THT-KL, standar kompetensi THT-KL yang dikeluarkan Kolegium THT-KL tahun 2008
serta tercantum dalam buku Panduan Penyelenggaraan PPDS THT-KL FK UNPAD.
Di dalam program pendidikan dokter spesialis, selain untuk acuan materi ajar, standar kompetensi
digunakan sebagai acuan untuk menentukan kelulusan peserta didik. Standar kompetensi merupakan proses dan
hasil kegiatan yang ditunjukkan oleh peserta didik sebagai penerapan pengetahuan dan keterampilan yang telah
dipelajarinya. Standar kompetensi merupakan standar kemampuan minimal yang harus dipunyai oleh seorang
dokter spesialis.
Berdasarkan Buku Standar Kompetensi Dokter (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006) terdapat 7 area
kompetensi, yaitu komunikasi efektif, keterampilan klinis, landasan ilmiah kedokteran, pengelolaan masalah
kesehatan, pengelolaan informasi, mawas diri dan pengembangan diri, etika, moral, medikolegal, profesionalisme
dan keselamatan pasien. Setiap area kompetensi ditetapkan definisinya, dan disebut sebagai kompetensi inti.
Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang dirinci lebih lanjut menjadi
kemampuan.
Sistem monitoring dan evaluasi dilaksanakan per sub bagian sesuai dengan lamanya jadwal rotasi di masing-
masing sub bagian. Sebagai bentuk pelaksanaan kegiatan untuk mencapai kompetensi dicatat dan ditulis dalam
buku log book, yang akan ditandatangani oleh supervisor/konsulen.
149
Predikat kelulusan :
NILAI HURUF
ANGKA INTEPRETASI
MUTU MUTU
Sangat Baik
90 – 100 A 4
Excellent
Hampir Sangat Baik
85 – 89 A- 3.75
Slightly Excellent
Lebih dari Baik
80 – 84 B+ 3.50
Very Good
Baik
75 - 79 B 3
Good
Hampir Baik
70 – 74 B- 2.75
Slightly Good
Lebih dari Cukup
65 – 69 C+ 2.50
More than Sufficient
Cukup
60 – 64 C 2
Sufficient
Kurang
45 – 59 D 1
Poor
Gagal
< 45 E 0
Fail
D. PEDOMAN UJIAN
- Psikomotor :
Bentuk :
• Penilaian ketrampilan klinis
• Penilaian kemampuan tatalaksana pasien ruangan
• Penilaian tatalaksana pasien di poli
• Ujian OSCE
- Afektif
2. Sudah menyelesaikan seluruh pendidikan di sub-bagian atau seksi Sentra Pendidikan THT-KL. (dibuktikan
dengan surat keterangan telah selesai mengikuti seluruh siklus oleh KPS atau Ketua Bagian), Diizinkan
belum membacakan tesis terakhir.
3. Melengkapi persyaratan administrasi Ujian Nasional :
- Mengisi formulir Ujian Nasional (Tulis & OSCE) yang ditandatangani oleh KPS/ Ketua Bagian Sentra
Pendidikan bersangkutan
- Membayar biaya Ujian Nasional (Tulis & OSCE)
- Melunasi iuran sebagai anggota muda PERHATI-KL ke Kolegium Ilmu Kesehatan THT-KL Indonesia
terhitung sejak mulai pendidikan sampai bulan pelaksanaan dimana Ujian Nasional diselenggarakan
(melampirkan bukti pembayaran dan Surat Keterangan dari Ketua Cabang PERHATI setempat & KPS)
- Presentasi verbal di Forum Nasional minimal 1 (satu) kali
- Selesai 8 (delapan) tugas kegiatan ilmiah sub bagian
- Surat pernyataan telah mengikuti forum PPDS yang diselenggarakan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan THT-
KL Indonesia minimal 6 KODI (melampirkan sertifikat)
- Telah mengajukan seminar proposal, dibuktikan dengan surat keterangan dari KPS
Kelulusan terdiri dari kelulusan setiap subbagian, kelulusan ujian nasional dan kelulusan tesis.
Peserta PPDS-1 dinyatakan lulus dari suatu subbagian bila yang bersangkutan minimal memperoleh nilai B (baik)
dari setiap aspek pencapaian kompetensi yang dicapai.
E. TATA TERTIB
A. Umum
1. Mahasiswa harus senantiasa menjaga nama baik Departemen Ilmu Kesehatan THT dengan
menegakkan disiplin serta menjunjung tinggi sikap profesionalisme.
2. Selama menjalani kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT, mahasiswa wajib memakai jas dokter
warna putih serta tanda pengenal resmi sebagai peserta PPDS-I FK UNPAD.
3. Mahasiswa mengikuti kepaniteraan dengan membawa surat pengantar dari Bagian Akademik Fakultas
Kedokteran UNPAD.
4. Mahasiswa bertugas dalam kelompok kecil dengan pembimbing satu orang preceptor.
5. Mahasiswa diharuskan melapor pada Kepala Departemen Ilmu Kesehatan THT sebelum dan setelah
melaksanakan kegiatan. Pada waktu menghadap, PPDS-I diberikan penjelasan mengenai tujuan
pendidikan terutama yang menyangkut falsafah serta etik.
6. Peserta PPDS-I juga harus melapor kepada Koordinator Pendidikan untuk mendapatkan program kerja
dan jadwal evaluasi pendidikan.
7. Setelah itu PPDS-I diharuskan melapor kepada preceptor masing-masing untuk mendapatkan jadwal
kegiatan bimbingan.
8. Mengikuti seluruh kegiatan yang tercantum di dalam buku log (logbook) yang dibuktikan dengan tanda
tangan preceptor dan penanggung jawab pada setiap kasus yang ditangani yang harus diserahkan
sebelum peserta didik menyelesaikan stase di Departemen Ilmu Kesehatan THT.
9. Setiap izin meninggalkan tugas kepaniteraan harus dengan sepengetahuain/persetujuan Kepala
Departemen Ilmu Kesehatan THT atau koordinator PPDS-I.
10. Bila tidak dapat mengikuti kepaniteraan karena sesuatu sebab, hendaknya dinyatakan dengan
tertulis/surat sakit. Surat keterangan tersebut, sedapat mungkin diserahkan kepada Koordinator PPDS-
I pada waktu yang bersangkutan tidak hadir.
11. Bila berhalangan karena sesuatu sebab tidak dapat mengikuti kegiatan lebih dari 1 (satu) hari maka
peserta PPDS-I diharuskan mengulang kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT selama 3
minggu.
12. Selama mengikuti kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT Fakultas Kedokteran UNPAD/RS dr
Hasan Sadikin, semua aktivitas baik dalam bidang pendidikan, pelayanan maupun administratif, ditulis
151
dalam buku kegiatan dan ditandatangani oleh Konsulen yang bersangkutan. Diharapkan peserta
PPDS-I dapat menyelesaikan tugas pendidikan yang dibebankan tepat pada waktunya.
13. Pada setiap awal bekerja di ruangan/poliklinik/kamar operasi/UGD diharuskan melapor kepada
konsulen/dokter/kepala ruangan/poliklinik/UGD.
14. Ketua Kelompok PPDS-I adalah salah satu mahasiswa dari kelompok PPDS-I tersebut.
15. Tata tertib Ujian:
a. Kehadiran selama di Departemen Ilmu Kesehatan THT memenuhi persyaratan kehadiran yang
telah ditentukan.
b. Telah melaksanakan semua tugas dan kewajiban selama rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan
THT.
c. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi (contohnya pengembalian buku dari perpustakaan,
telah memeriksa kembali peralatan pemeriksaan THT).
d. Peserta PPDS-I diharuskan mengikuti ujian setelah buku log/buku modul kompetensinya
dinyatakan layak/lulus oleh Koordinator PPDS-I atas rotasi yang telah lengkap diikuti.
e. Sebelum diuji, peserta PPDS-I diharuskan memperlihatkan buku log untuk dinilai akan kegiatan
yang telah dilakukan selama kepaniteraan.
f. Lembaran ujian setelah diisi oleh penguji diserahkan kepada administrasi Departemen Ilmu
Kesehatan THT.
g. Ujian dilakukan oleh seorang penguji dan pendamping penguji.
h. Hasil ujian diberitahukan kepada peserta PPDS-I.
F. KHUSUS
1. Proses pendidikan berlangsung setiap hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 07.15-15.30 WIB.
Kegiatan pendidikan PPDS-I adalah :
Jurnal Reading.
Litelature Reading.
Stase OK.
Stase Ruangan.
Stase Poli.
RS Jejaring.
2. Acara ilmiah atau diskusi kasus setiap hari pukul 07.15 sampai dengan pukul 08.30 dan siang hari mulai
pukul 12.00 sampai 13.00.
3. Setiap hari diadakan absensi sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sewaktu datang dan setelah selesai
menjalankan kepaniteraan pada hari itu.
4. Kegiatan dengan bimbingan dilakukan pada pagi hari pukul 07.15 – 08.30 atau siang hari di atas pukul
12.00.
5. Poliklinik THT:
Mahasiswa memerika pasien dengan membuat status (sangat dianjurkan pasien baru) dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis klinik, diagnosis banding, dan rencana penatalaksanaannya
serta membuat usulan pemeriksaan dan terapi.
Melaporkan hasil pemeriksaan tersebut pada PPDS/konsulen poliklinik yang bertugas pada hari itu.
Pembagian rotasi ke poliklinik umum, rinologi, otologi, audiologi, onkologi bedah kepala leher, plastik
rekonstruksi-maksilofasial yang diatur oleh ketua kelompok.
6. Tugas jaga:
Semua peserta PPDS-I harus melakukan jaga malam sebagai bagian dari pendidikan.
Tugas jaga berlangsung setiap hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 15.30-07.15 WIB, pada
hari Sabtu, Minggu, dan hari libur lainnya dibagi menjadi 2 (dua) gelombang. Gelombang pertama
pukul 07.00-19.00 WIB, gelombang kedua pukul 19.00-07.00 WIB.
Selama menjalani tugas jaga, mahasiswa diwajibkan memakai baju jaga.
Pengaturan jaga dilakukan oleh Chief Residen PPDS-I.
Mahasiswa mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan PPDS jaga saat itu sambil belajar anamnesis
dan pemeriksaan fisik pada pasien serta membantu dengan supervisi beberapa tindakan yang
tercakup dalam bidang kompetensi keahlian yang harus dilakukan mahasiswa.
Setiap jaga diwajibkan membuat resume kasus yang dilaporkan pada Konsulen jaga.
7. Kamar operasi/ruang tindakan:
Sebelum masuk ke kamar operasi harus sudah mengetahui cara tindakan dan antiseptik termasuk
cara mencuci tangan, memakai pakaian, dan mengetahui alat-alat operasi.
Melihat dan mengenal operasi yang dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan THT, baik dalam
anestesi lokal maupun umum.
Bila memungkinkan mendiskusikan pasien yang akan atau sudah dilakukan operasi dengan operator.
8. Ruang rawat inap:
Mengetahui indikasi rawat pada pasien-pasien THT
Mampu menegakkan diagnosis dan mengetahui penatalaksanaannya.
152
1. Mahasiswa yang terbukti melanggar norma akademik dan norma hukum dikenakan sanksi sesuai dengan
Surat Keputusan Dekan No. 126/J06.6.FK/Kep/KM/2003.
2. Keterlambatan pengisian daftar hadir lebih dari 15 menit dianggap tidak hadir pada hari itu.
3. Bila peserta didik tidak menyerahkan logbook yang telah diisi lengkap pada akhir stase maka peserta didik
tersebut tidak akan mendapatkan nilai di Departemen Ilmu Kesehatan THT.
4. Kelalaian administratif :
- Meninggalkan proses pembelajaran.
- Tidak mematuhi jam kerja.
Bila peserta PPDS-I diketahui tidak mematuhi jam kerja, yang bersangkutan akan mendapat teguran lisan,
bila tetap berulang akan diberikan teguran tertulis. Bila setelah 3 (tiga) kali yang bersangkutan tidak
menunjukkan perbaikan, yang bersangkutan diharuskan mengulang rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan
THT.
5. Kekurangan dalam pencapaian kompetensi.
Bila peserta PPDS-I memperoleh nilai dibawah batas kelulusan, yang bersangkutan diharuskan mengulang
ujian. Bila mahasiswa tidak lulus lagi setelah mengulang ujian maka diwajibkan mengulang rotasi di
Departemen Ilmu Kesehatan THT.
6. Sikap perilaku yang melanggar etika profesi
Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme antara lain dapat berupa sikap perilaku terhadap:
a. Pasien:
Tidak menunjukkan sikap belas kasih, misalnya bersikap kasar
Tidak menunjukkan sifat altruism, malah menelantarkan pasien dan keluarganya
Tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, tidak memberikan rasa nyaman
Tidak dapat dipercaya
Tidak dapat menjaga kerahasian pasien
Tidak peka terhadap nilai-nilai ras, gender, dan nilai lain yang dianut pasien seperti agama dan
kepercayaan
b. Pendidik
Misalnya tidak bersikap santun terhadap pendidik, baik yang berasal dari Departemen Ilmu Kesehatan THT
maupun departemen lain.
c. Sejawat Peserta PPDS-I.
Baik yang berasal dari Departemen Ilmu Kesehatan THT maupun diluar bagian.
Baik terhadap yang senior, sederajat maupun terhadap yang yunior.
Pelanggaran diantaranya dapat berupa kekerasan verbal, fisik, maupun tekanan secara financial
d. Tenaga administrasi, karyawan, dan paramedis rumah sakit
e. Keilmuan
Misalnya: tidak mengikuti acara ilmiah, melalaikan tugas yang bersifat keilmuan, misalnya tugas baca dsb.
f. Institusi
Misalnya: tidak menjaga peralatan pendidikan dengan baik, tidak mengindahkan peraturan rumah sakit,
Fakultas Kedokteran UNPAD dan sebagainya. Mahasiswa harus mengganti/memperbaiki peralatan THT
yang dipinjamkan apabila terbukti tidak berfungsi/rusak setelah dipakai selama kegiatan
7. Pelanggaran Hukum
Bila peserta didik diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses penegakkan hukum, peserta PPDS-I
tidak diperkenankan mengikuti rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan THT.
8. Kondisi khusus peserta PPDS-I
Yang dimaksud kondisi khusus peserta PPDS-I yaitu bila yang bersangkutan diketahui sebagai pengguna
narkoba atau memiliki penyakit kejiwaan, dan lain sejenisnya.
Saat ini, pengguna narkoba diklasifikasikan sebagai penderita, bukan perbuatan kriminal, kecuali bila
merangkap sebagai pengedar atau sejenisnya. Namun yang bersangkutan harus mencari pertolongan
kepada ahlinya.
Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, yang menunjukkan atau berpotensi untuk
menimbulkan ketidak amanan/kerugian bagi dirinya dan pasien/masyarakat. Kondisi ini harus berdasarkan
keterangan dari dokter spesialis kesehatan jiwa.
Peserta PPDS-I tidak diperkenankan mengikuti rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan THT.
153
Peringatan
Peringatan awal diberikan pada saat peserta PPDS I baru masuk di program studi berupa pembacaan
peraturan sanksi terutama mengenai penghentian studi oleh KPS atau SPS dengan disaksikan oleh Kepala
Departemen. Peserta PPDS I membuat Surat Pernyataan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah
mengerti dan akan mematuhi peraturan tersebut dan menanda tanganinya dengan KPS dan Kepala
Departemen sebagai saksi.
Peringatan berikutnya diberikan bila peserta didik melakukan kesalahan. Peserta PPDS dipanggil setiap
melakukan kesalahan atau tidak lulus dari suatu sub-bagian/sub-spesialis, diterangkan mengenai bentuk
kesalahan/kekurangan oleh Tim KPS dan kemungkinan sanksi yang akan diterima. Selanjutnya bentuk sanksi
atau peringatan ketidak lulusan dikirim dalam bentuk tertulis kepada yang bersangkutan dengan tembusan ke
instansi pengirim/wali.
Setiap PPDS memiliki file mengenai reward and punishment yang diperoleh.
Bentuk Sanksi
Pada umumnya harus bersifat mendidik dan proporsional dengan bentuk kesalahan, misal :
Teguran.
Penambahan giliran jaga bila kesalahan yang dilakukan bentuknya ringan dan terjadi dalam waktu jaga.
Turun jabatan missal dari CR ke tingkat yang lebih rendah bila kesalahannya dalam bentuk kompetensi yang
tidak sesuai dengan yang seharusnya.
Skorsing.
Penghentian studi.
Penghentian Studi untuk Sementara
Mahasiswa Program Spesialis dapat menghentikan studi untuk sementara dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jumlah maksimum penghentian studi untuk sementara (harus dengan izin tertulis Rektor) adalah satu
semester
2. Dengan Izin Rektor :
Mahasiswa mengajukan surat permohonan kepada Dekan, yang diketahui Dosen Wali-nya (dengan
membubuhkan tanda tangan pada surat itu, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum kegiatan
akademik berjalan. (untuk mahasiswa Program PascaSarjana, surat permohonan ditujukan ke Direktur
PascaSarjana, selambat-lambatnya satu minggu sebelum herregistrasi).
Setelah mempertimbangkan segi akademik (IPK dan jumlah tabungan kredit), Direktur Program
Pascasarjana, Dekan/Ketua Program meneruskan permohonan itu kepada Rektor.
Apabila mendapat izin Rektor, maka selama periode penghentian studi sementara itu mahasiswa
dibebaskan dari pendaftaran, uang kuliah, dan uang praktikum.
Periode penghentian studi sementara itu tidak diperhitungkan dalam batas waktu maksimal program
studinya.
Hak mahasiswa untuk memperoleh penghentian studi untuk sementara dengan izin Rektor ini gugur
apabila mahasiwa memperoleh huruf mutu K selama 3 semester berturut –turut maupun secara terpisah-
pisah dan kemudian diterima kembali, kesempatan penghentian studi untuk sementara ata izin Rektor
hanya sementara.
3. Jika mahasiswa melakukan penghentian studi sementara Tanpa izin Rektor, maka ia akan dikenakan saksi
sebagai berikut :
Untuk mendaftar kembali harus mengajukan permohonan tertulis kepada Rektor, melalui Direktur Program
Pascasarjana, Dekan atau Ketua Program; permohonan tersebut dapat diterima atau ditolak.
Periode penghentian studi sementara itu diperhitungkan dalam batas waktu maksimal program studinya.
Diwajibkan membayar uang kuliah dan uang praktikum yang terutang, dan untuk semester berikutnya
membayar sesuai dengan mahasiswa baru.
Bagi mahasiswa yang pernah menghentikan studi sementara tanpa izin Rektor dan kemudian diterima
kembali, kesempatan penghentian studi untuk sementara atas izin Rektor tidak diberikan lagi mahasiswa
program Pascasarjana.
4. Menghentikan studi tanpa izin Rektor, dikenakan sanksi pemutusan studi.
154
5. Penghentian studi untuk sementara, dengan alasan seperti pada butir 3 diperkenankan, namun
diperhitungkan dalam batas waktu studinya.
6. Penghentian studi untuk sementara tidak boleh dilakukan pada :
Semester I, dan/atau
Semester II, dan/atau
Satu dan/atau dua semester menjelang batas waktu studi yang diperkenankan
Catatan : Mahasiswa yang menghentikan studi untuk sementara tanpa izin Rektor dalam semester-semester
di atas dianggap mengundurkan diri
Penghentian Studi
PPDS-I Departemen Ilmu Kesehatan THT dinyatakan putus studi/ tidak dapat melanjutkan kegiatan akademik /
profesi bila tidak dapat memenuhi persyaratan administrasi, evaluasi akademik atau yang diakibatkan sebagai
berikut :
Umum ( berlaku untuk jenjang I dan II )
1. Atas permintaan sendiri.
Peserta PPDS Mengajukan permintaan pengunduran diri secara tertulis kepada dekan FK UNPAD melalui
TKP PPDS dengan tembusan kepada Kepala Departemen dan KPS Departemen Ilmu Kesehatan THT.
2. Tidak melaksanakan registrasi akademik selama 2 semester berturut-turut tanpa alasan yang jelas.
3. Alasan kondisi kesehatan yang diperkuat dengan surat keterangan dari Majelis Penguji Kesehatan Pegawai
RS DR Hasan Sadikin.
4. Pelanggaran etika berat.
5. Penghentian pendidikan dapat dijatuhkan tanpa peringatan / teguran awal bila ditemukan pelanggaran etika
berat hasil temuan staf pendidikan yang diperkuat dengan keputusan Komite Medik RS dr. Hasan Sadikin.
A. Metode Pembelajaran
Pendidikan diselenggarakan atas dasar Sistem Modul yang mendapatkan bobot Sistem Kredit Semester.
Beban Program pendidikan atau program studi, baik beban total, maupun beban semesteran dan beban setiap mata
pelajaran (termasuk didalamnya pengetahuan (knowledge), K – ketrampilan (skill), S – sikap (attitude) dan tanggung
jawab), dinyatakan dengan Satuan Kredit Semester (SKS). Struktur, komposisi, serta lama pendidikan ditetapkan
dengan mengacu pada kompetensi pendidikan yang ditetapkan oleh Kolegium secara nasional dan kompetensi
tambahan yang ditetapkan Program Studi. Pendidikan diselenggarakan dalam 3 tahapan pencapaian kompetensi yang
terdiri dari tahap dasar, tahap magang, dan tahap mandiri.
Beban program pendidikan dokter Spesialis-I Obstetri dan Ginekologi FKUP/RSHS adalah 149,75 SKS, seperti pada
lampiran. Seluruh program dapat diselesaikan dalam waktu 8 semester atau 4 tahun. Jangka waktu total program
pendidikan maksimal 1 1/2 x lama pendidikan (12 semester).
Setiap peserta didik yang diterima di Pendidikan Dokter Spesialis-I diwajibkan mendaftarkan diri dan setiap
semester semua peserta diwajibkan mendaftarkan diri ulang ke Fakultas Kedokteran. Ketentuan UNPAD bagi yang
tidak melaksanakan pendaftaran ulang 2 (dua) kali berturut-turut dianggap mengundurkan diri.
1. Kurikulum
Tujuan pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK Unpad/RS Hasan Sadikin adalah
menghasilkan lulusan yang memiliki profil lulusan sebagai seorang Spesialis Obstetri dan Ginekologi (SpOG) yang
mempunyai kompetensi holistik, meliputi klinik, akademis dan profesionalisme,
155
Pemberian materi keterampilan klinik dasar dilakukan pada saat peserta didik berada di beberapa tempat
stase di RS dr. Hasan Sadikin (baik di Departemen Obstetri & Ginekologi maupun Departemen lain),
Rumah Sakit Satelit, atau pada saat morning report, visite besar, presentasi kasus, journal reading,
konferensi klinik, dan audit maternal.
Proses Pendidikan dilaksanakan di Rumah Sakit Pendidikan utama dan di berbagai Rumah Sakit Satelit
dan Wahana Pendidikan Kedokteran untuk mendapatkan materi ajar. Materi tersebut berupa kasus-kasus
dengan jumlah dan variasi yang sesuai dengan tingkat kompetensi yang ingin dicapai secara
komprehensif dilaksanakan dengan melalui tiga tahap ketrampilan : akuisisi, kompetensi dan profisiensi.
Dengan kompetensi seperti tersebut diatas, pelayanan kesehatan akan bertaraf dan berkualitas tinggi
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Strategi yang dipilih ialah pelatihan
keprofesian dengan melakukan tatalaksana pasien di bangsal untuk pasien rawat inap dan di poliklinik
untuk pasien rawat jalan, di kamar operasi untuk kasus-kasus operasi, Unit Perawatan Intensif, RS Satelit
(comprehensive skills), dan penanganan kasus-kasus gawat darurat di ruang gawat darurat, melalui
pendekatan kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine), serta kegiatan di masyarakat untuk
berlatih penerapan pendekatan Obstetri dan Ginekologi Sosial.
Melalui kerja praktek selain untuk mencapai ketrampilan profesional (skill) peserta didik PPDS juga
mendapatkan penguatan (strengtening) dalam penugasan keilmuan (knowledge) melalui serangkaian
kegiatan dalam materi penerapan akademik.
Proses Pendidikan dibagi ke dalam tahapan Pembekalan Modul, Penerapan Modul dan Evaluasi.
Proses belajar mengajar dilakukan secara terintegrasi dalam bentuk modul mata kuliah terintegrasi dengan
beban akademik 13% dan beban klinis 87% dari total 120,76 sks. Setiap semester diberikan beban modul yang
setara dengan pengelompokan mata kajian fisiologi, patologi I dan II, ginekologi serta obstetri & ginekologi
sosial . Penjelasan pelaksanaan proses belajar mengajar akan dilaksanakan pada awal masa pendidikan oleh
KPS. Pembekalan dilakukan selama dua bulan diberikan oleh tim pengampu modul berupa materi-materi ajar
dan ketrampilan yang dimasukkan dalam modul materi ketrampilan klinik dasar.
Kemampuan umum hendak dicapai dalam tiap tahap pendidikan adalah sebagai berikut:
TAHAP III Tahap Mandiri (Asisten Kepala / Chief Resident) : Semester VII dan VIII
Semester VII dan VIII adalah merupakan tahap chief resident dengan pelaksanaan program pendidikan
profesi yang dilakukan di RSHS dan RS satelit, sementara program MPA yang akan dilakukan adalah hasil
akhir dari seluruh rangkaian kegiatan MPA berupa pengajuan hasil karya penelitian dalam bentuk tesis.
Semester I
TOTAL SKS
NO KEGIATAN SKS PER
SEMESTER
KULIAH
1 MODUL 1 : KETERAMPILAN KLINIK DASAR 1,17 1,92
2 MODUL 3 : TEKNOLOGI INFORMASI, CLINICAL GOVERNANCE
0,19
DAN PENELITIAN
3 MODUL 4 : ETIKA DAN HUKUM 0,19
4 MODUL 5 : KETERAMPILAN BEDAH INTI (PGD & BSS) 1,17
5 MODUL 8 : ASUHAN ANTENATAL 1,17
6 MODUL 10 : ASUHAN PERSALINAN 1,17
7 MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN 1,17
8 MODUL 12 : ASUHAN NIFAS DAN NEONATUS 1,17
9 MODUL 15 : KESEHATAN REPRODUKSI (DISFUNGSI SEKSUAL) 0,19
10 MODUL 19 : PENGEMBANGAN PROFESIONALISME 0,19
11 PRESENTASI KASUS 0,00
LABORATORIUM
11 KURETASE & ASPIRASI VAKUM MANUAL (JML MINIMAL
0,05
KOMPETEN : 5 KALI TINDAKAN)
12 ASUHAN PERSALINAN NORMAL (jt : 5 ) 0,09
PRAKTEK LAPANGAN
13 KERJA POLIKLINIK (4 J/HARI EFEKTIF 50%) 0,83
14 KERJA RUANGAN (4 J/HARI EFEKTIF 70%) 0,83
15 KAMAR BERSALIN (4 J/HARI EFEKTIF 70%) 0,83
16 MORNING REPORT 0,83
17 VISITE BESAR 0,67
159
Semester II
TOTAL
NO KEGIATAN SKS SKS PER
SEMESTER
1 MODUL 5 : KETERAMPILAN BEDAH INTI (PERIOPERATIVE 1,17 18,28
CARE)
2 MODUL 8 : ASUHAN ANTENATAL 1,17
3 MODUL 15 :KESEHATAN REPRODUKSI (KB,HIV/AIDS) 1,17
4 MODUL 16 : PENANGANAN KEHAMILAN DINI (ABORTUS 1,17
INKOMPLIT)
5 MODUL 10 : ASUHAN PERSALINAN 1,17
6 PRESENTASI KASUS 4,00
LABORATORIUM
7 1. EKSTRAKSI VAKUM (JT : 5) 0,09
8 2. EKSTRAKSI FORCEPS (JT : 5) 0,09
9 3. STERILISASI (JT : 5 LT) 0,09
PRAKTEK LAPANGAN
10 KERJA POLIKLINIK 1,67
11 KERJA RUANGAN 1,67
12 KAMAR BERSALIN 1,67
13 UNIT GAWAT DARURAT 1,67
14 MORNING REPORT 0,83
15 VISITE BESAR 0,67
Semester III
TOTAL SKS
NO KEGIATAN SKS PER
SEMESTER
KULIAH 18,28
1 MODUL 6 : ASUHAN PASCA OPERASI (POST OPERATIVE 1,17
CARE)
2 MODUL 7 : PROSEDUR PEMBEDAHAN GINEKOLOGI 1,17
3 MODUL 9 : KEDOKTERAN MATERNAL 1,17
4 MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN (SUNGSANG) 1,17
5 MODUL 18 : UROGINEKOLOGI 1,17
6 PRESENTASI KASUS 4,00
LABORATORIUM
7 1. PERSALINAN SUNGSANG (JT : 5) 0,09
8 2. SALPINGO-OVAREKTOMI (JT : 5) 0,09
9 3.EMBRIOTOMI (JT : 5 LT ) 0,09
PRAKTEK LAPANGAN
10 KERJA POLIKLINIK 1,67
11 KERJA RUANGAN 1,67
12 KAMAR BERSALIN 1,67
13 UNIT GAWAT DARURAT 1,67
14 MORNING REPORT 0,83
15 VISITE BESAR 0,67
Semester IV
TOTAL SKS
NO KEGIATAN SKS PER
SEMESTER
KULIAH
1 MODUL 7 : PROSEDUR PEMBEDAHAN GINEKOLOGI 1,17 19,54
(HISTEREKTOMI/ ADHESIOLISIS)
2 MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN 1,17
3 MODUL 16 : PENANGANAN KEHAMILAN DINI (ABORTUS 1,17
HABITUALIS/ KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU)
3 MODUL 13 : MASALAH GINEKOLOGI 1,17
160
TOTAL SKS
NO KEGIATAN SKS PER
SEMESTER
4 MODUL 14 : SUB FERTILITAS 1,17
5 MODUL 17 : GINEKOLOGI ONKOLOGI 1,17
6 PRESENTASI KASUS 4,00
LABORATORIUM
7 1. SEKSIO SESAREA (JT : 5 ) 0,09
8 2. HISTEREKTOMI TOTAL (JT : 5 ) 0,28
PRAKTEK LAPANGAN
9 KERJA POLIKLINIK 1,67
10 KERJA RUANGAN 1,67
11 KAMAR BERSALIN 1,67
12 UNIT GAWAT DARURAT 1,67
13 MORNING REPORT 0,83
14 VISITE BESAR 0,67
Semester V
TOTAL SKS
NO KEGIATAN SKS PER
SEMESTER
KULIAH
1 MODUL 7: PROSEDUR PEMBEDAHAN GINEKOLOGI 1,17 15,47
(LAPAROSKOPI)
2 MODUL 2 : PENGAJARAN, TELAAH DAN PENELITIAN 0,39
3 MODUL 15 : KESEHATAN REPRODUKSI (DISFUNGSI SEKSUAL) 0,39
4 MODUL 19 : PENGEMBANGAN PROFESIONALISME 0,39
PRAKTEK LAPANGAN
9 KERJA POLIKLINIK 1,67
10 KERJA RUANGAN 1,67
11 KAMAR BERSALIN 1,67
12 UNIT GAWAT DARURAT 1,67
13 MORNING REPORT 0,83
14 VISITE BESAR 0,67
Semester VI
TOTAL SKS
NO KEGIATAN SKS PER
SEMESTER
KULIAH
1 STASE DIVISI ONKOLOGI 3,50 20,94
2 STASE DIVISI FETOMATERNAL 3,50
3 STASE DIVISI FERTILITAS DAN ENDOKRINOLOGI 3,50
STASE DIVISI UROGINEKOLOGI 3,50
STASE DIVISI OBGINSOS 3,50
LABORATORIUM
4 1. PERINEOPLASTY (JT : 5 ) 0,09
5 2. TOTAL VAGINAL HISTEREKTOMI (JT : 5 ) 0,19
PRAKTEK LAPANGAN
6 KERJA POLIKLINIK 0,42
7 KERJA RUANGAN 0,42
8 KAMAR BERSALIN 0,42
161
TOTAL SKS
NO KEGIATAN SKS PER
SEMESTER
9 UNIT GAWAT DARURAT 0,42
10 MORNING REPORT 0,83
11 VISITE BESAR 0,67
Semester VII
TOTAL SKS
NO KEGIATAN SKS PER
SEMESTER
KULIAH
1 TESIS 5,00 8,17
PRAKTEK LAPANGAN
2 KERJA POLIKLINIK 0,42
3 KERJA RUANGAN 0,42
4 KAMAR BERSALIN 0,42
5 UNIT GAWAT DARURAT 0,42
6 MORNING REPORT 0,83
7 VISITE BESAR 0,67
Semester VIII
Pelaksanaan Modul dicatat dan ditandatangani dalam Buku Log, sedangkan pencapaian dalan keterampilan
dicatat dan ditandatangani dalam Buku Kemajuan sebagai perangkat evaluasi dan dokumentasi dan pada akhir
program pendidikan. Buku Log akan dikirimkan ke Kolegium sebagai salah satu prasyarat mengikuti Ujian
Nasional.
165
Struktur Kurikulum
Fisiologi
Ginekologi
Ujian kolegium
Obstetri dan
Obstetri Obstetri onkologi dan
ginekologi sosial
Ujian Ginekologi
Ujian patologi 1
Ujian patologi 2
Ujian Obginsos
dasar lanjut Endokrinologi
Ujian fisiologi
Ujian Calaska
saan Berencana
Materi Inti
Fisiol reproduksi
obstetri,
ogi
pengelol Stase Divisi
wanit
aan
a
kehamila
hamil
n dan
, gizi
nifas,
dala
psikolog
m
i wanita
keha
hamil,
milan
bimbing Presentasi kasus
dan Presentasi Presentasi Presentasi
an berbahasa
lakta kasus kasus kasus
pemerik Inggris
si
saan
obstetri
166
Embriot
Ekstraks omi,
Histerekto
i Pertolon
Pertolongan mi
forceps, gan
Ujian Aska
persalinan Laparoskopi vaginal,
vakum, persalin
fisiologis, Histerektom Seksio diagnostik Kehamilan
dan an
Kuretase, i Sesarea (Kehamilan ektopik
sterilisa sungsan
Kuretase ektopik) lanjut,
si g,
vakum Uterus
perempu Salpingo
ruptur
an ovarekto
mi
RS Pendidikan
RS Pendidikan utama, Stase RS Afiliasi dan satelit
Utama
mengkoordi
nasikan
kelancaran
pelayanan
dan
menerima
Attitude
Penerapa
Sidang
Evaluasi Sidang
Materi
Usulan
Pengajuan judul Penelitian Sari Penelitian Karya Tulis
n
Penelit
Pustaka Ilmiah
ian
166
167
Semester I :
melakukan pemeriksaan obstetri serta mengenal perubahan-
perubahan fisiologi pada wanita hamil, gizi dalam kehamilan dan
laktasi, fisiologi dan pengelolaan kehamilan dan nifas, psikologi wanita
hamil, bimbingan pemeriksaan obstetri dan ginekologi.
Semester II :
menangani kasus-kasus patologik obstetri.
Semester III :
menangani kasus-kasus patologi obstetri lanjut dan kemampuan
diagnostik ultrasonografi obstetri dan ginekologi.
Semester IV :
menangani kasus-kasus ginekologi dan infertilitas
Semester V :
menerapkan pengetahuan obstetri dan ginekologi sosial dan Keluarga
Berencana.
Semester VI
170
Waktu Kerja :
Waktu kerja di poliklinik obstetri dan ginekologi setiap hari kerja (Senin
- Kamis dari jam 07.00 - 15.30. Hari Jum’at dari jam 07.00 - 16.00).
Lama bertugas di Instalasi Poliklinik Obstetri dan Ginekologi sesuai
dengan daftar rotasi yang bergulir setiap bulan dan ditetapkan oleh
Ketua Program Studi.
Penilaian :
Penilaian para peserta PPDS dilakukan oleh konsulen poliklinik
berdasarkan pencapaian log-book dan diskusi.
2. Tugas dan wewenang.
a. Pelayanan.
Peserta PPDS melakukan pemeriksaan dan menangani kasus
sesuai dengan isi kurikulum dan tingkat kompetensi pada semester
masing-masing. Khusus bagi peserta PPDS-I semester VI - VIII
(Asisten Kepala) disamping tugas rutin, juga bertugas
mengkoordinasi kelancaran pelayanan dan menerima konsultasi
dari peserta tingkat semester dibawahnya. Pada setiap hari kerja di
poliklinik pendidikan PPDS-I bertugas seorang konsulen yang
memberi bimbingan dan konsultasi bagi para peserta. Konsultasi
kasus dari atau ke Departemen lain harus diketahui oleh konsulen
poliklinik. Konsultasi ke Devisi di Departemen Obstetri dan
Ginekologi dilakukan sepengetahuan peserta Asisten Kepala.
Semua peserta program diwajibkan membuat laporan harian
tentang jenis dan jumlah kasus yang ditangani, dan pada akhir
tahapan membuat laporan tentang apa yang telah dilakukan selama
bertugas di poliklinik.
b. Penelitian.
Peserta PPDS dapat ikut serta dalam proyek penelitian yang
dilaksanakan di poliklinik.
c. Pendidikan.
Peserta PPDS ikut serta dalam “journal reading/presentasi kasus”
yang diselenggarakan oleh konsulen poliklinik menurut jadwal yang
ditetapkan kemudian.
1. Organisasi.
a. Penanggung jawab umum ialah kepala unit perawatan dan kepala
ruang perawatan.
b. Penanggung jawab medik tiap ruangan ialah konsulen ruangan.
c. Peserta PPDS-I semester VI - VIII yang bekerja diruangan bertugas
sebagai Asisten Kepala yang mengkoordinasikan dan membantu
peserta PPDS-I tahap semester dibawahnya yang bertugas dalam
penangan pasien di ruangan.
d. Peserta PPDS-I tingkat semester I - V bertanggung jawab dalam
penangan pasien di ruangan dan laporan-laporan yang akan
diajukan dalam ronda ruangan dan konferensi klinik.
2. Tugas.
a. Konsulen ruangan akan melakukan ronda ruangan dua kali
seminggu yang disertai bimbingan dan bedside teaching. Diluar
ketentuan tersebut konsulen ruangan setiap waktu dapat
mengadakan pemeriksaan dan dimintai konsul.
b. Setiap peserta PPDS-I yang bertugas di ruangan perawatan obstetri
dan ginekologi menangani kasus yang sesuai dengan wewenang
tingkat masing-masing.
c. Setiap hari dibuat laporan perawatan pasien, dan kasus-kasus
dibukukan, kemudian disusun dalam sebuah buku laporan.
d. Setiap kasus yang dirawat harus diperiksa sekurang-kurangnya satu
kali sehari pada pagi hari oleh peserta PPDS-I dan satu kali sore
hari oleh peserta PPDS-I yang sedang jaga didampingi oleh
perawat yang bertugas dan mengikutsertakan mahasiswa P3D.
e. Setiap kasus diperiksa lengkap oleh peserta PPDS-I didampingi
oleh perawat. Penentuan diagnosis serta rencana penanganannya
harus disetujui oleh konsulen ruangan.
f. Kalau peserta PPDS-I berhalangan masuk kerja setelah
memberitahu Kepala Departemen yang didukung surat keterangan
sakit, pasien-pasien akan ditangani oleh PPDS-I lain yang diatur
oleh Asisten Kepala.
g. Setiap rencana tindakan atau operasi besar/kecil yang akan
dilakukan harus diketahui oleh konsulen ruangan.
h. Setiap peserta PPDS-I harus memberi konseling Keluarga
Berencana, baik sterilisasi maupun cara kontrasepsi lain.
i. Setiap peserta PPDS-I yang menangani pasien postpartum / nifas
harus memberi penerangan tentang perawatan bayi dan
pemberian ASI.
172
3. Pendidikan.
a. Penanganan kasus di ruangan perawatan kelas II dilakukan oleh
peserta PPDS-I tingkat semester IV - V dan seorang Asisten
Kepala. Penanggung jawab dan pembimbing perawatan adalah
konsulen ruangan.
b. Peserta PPDS-I membantu perawatan kasus konsulen dalam
penanganan kasus di kelas II dan I swasta oleh konsulen.
c. Pasien di Ruangan didiskusikan diantara peserta PPDS dengan
dukungan kepustakaan.
d. Semua tinndakan yang dilakukan dicatat dalam buku kemajuan dan
ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan.
e. Keterampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan modul diujikan
pada akhir stase dan dicatat pada Buku Log yang ditanda tangani
oleh Konsulen Ruangan.
2. Uraian kegiatan :
a. Ronda besar
meliputi segala aspek perawatan.
1) Semua penderita dengan statusnya ditinjau dan kalau perlu
dibicarakan kasus demi kasus.
2) Meninjau keadaan di ruangan.
3) Meninjau semua aspek fisik yang berhubungan dengan
perawatan.
4) Tata cara ronda besar.
a. Hari Ronda Besar adalah : Senin dan Kamis
Hari Senin waktu ronda : jam 09.00 - 11.00 dipimpin Kepala
Departemen, Sekretaris Departemen atau anggota staf
yang ditunjuk. Konsulen melakukan ronda besar dan
181
b. Ronda pendidikan
1) Ronde dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati oleh Tim unit tertentu.
2) Pada saat visite maka seluruh peserta didik yang tergabung
dalam Tim wajib hadir, kecuali apabila ada kegiatan lain
yang bersifat darurat. Dalam ronde tersebut peserta didik
diberikan kesempatan untuk mengajukan permasalahan
medik maupun non medik pada seluruh kasus yang sedang
dirawat oleh Tim di berbagai unit. Dalam visite akan
dilakukan diskusi mengenai berbagai hal yang menyangkut
182
2. Uraian kegiatan.
a. Organisasi.
1) Peserta tingkat semester VII - VIII merupakan Asisten Kepala
yang bertindak sebagai manager harian yang mengatur dan
mengawasi efisiensi dan efektivitas kerja di kamar tindakan,
kamar bedah dan kamar isolasi. Bila tidak ada peserta
semester VII - VIII maka peserta semester VI mengambil alih
tugas tersebut.
2) Tiap peserta menangani kasus yang sesuai dengan
kewenangannya dan pembagian tugas dilakukan oleh Asisten
Kepala.
3) Seleksi setiap kasus baru/tanpa pemeriksaan antenatal harus
dilakukan oleh asisten Kepala, kemudian ia menugaskan
penanganan kasus pada peserta yang berwenang sesuai
dengan kemampuannya.
4) Khusus kehamilan risiko tinggi ditangani oleh peserta PPDS I
sesuai dengan tingkat kemampuannya dan sesuai pula
dengan derajat risiko kehamilan. Pembagian tersebut
dilaksanakan untuk kepentingan dan keselamatan pasien.
3. Kegiatan Pelayanan.
183
4. Kegiatan Pendidikan
184
1. Tujuan :
Memberikan kesempatan untuk semua unsur Departemen
mengetahui kegiatan bidang pelayanan masyarakat, pendidikan,
penelitian/pembangunan, serta administasi / keuangan.
2. Uraian kegiatan :
a. Kegiatan Konferensi Klinik (KK) diselenggarakan 2 kali
seminggu pada hari Senin dan Kamis jam 13.00 - 14.00
membahas permasalahan yang tercakup dalam tujuan diatas.
Konferensi dipimpin oleh Kepala Departemen atau salah
seorang staf yang ditunjuk untuk mewakilinya. Pada awal bulan
konferensi klinik diisi dengan laporan bulanan.
b. Kehadiran :
Semua peserta PPDS-I diwajibkan hadir, kecuali sedang
menolong kasus gawat darurat, atau alasan kuat yang dapat
diterima Ketua Program Studi. KK dihadiri juga oleh para staf
pengajar, serta staf paramedik yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan tersebut.
c. Agenda konferensi klinik
186
1. Tujuan Pembelajaran :
a. Setiap Peserta PPDS I sesuai dengan kemampuan
tingkatnya, setelah selesai masa tugas di Rumah Sakit
Satelit diharapkan mampu untuk :
b. memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat di
bidang obstetri dan ginekologi dengan sarana yang ada di
RSU Tingkat Kabupaten.
c. menjelaskan struktur organisasi Dinas Kesehatan Tingkat
Kabupaten/Kota, termasuk RSU Tingkat Kabupaten/Kota.
d. mengelola sistem pembinaan rujukan obstetri dan ginekologi.
2. Uraian kegiatan :
a. Kegiatan di Rumah Sakit Satelit diawali dengan melapor ke
Kepala SMF Obgin dan Direktur Rumah Sakit Satelit.
b. Menanda tangani perjanjian kerja dengan Kepala SMF Obgin
dan diketahui oleh Direktur Rumah Sakit Satelit. .
189
1. Morning report
1. Pertemuan ini dilakukan mulai jam 7.00, kecuali :
hari Senin jam 6.30, yang membahas kasus-kasus jaga
hari sebelumnya, dipimpin oleh konsulen onsite,
hari Rabu kasus jaga langsung dilaporkan pada konsulen
onsite.
2. Residen jaga membacakan resume pasien jaga yang dikelolanya.
3. Setiap hari Selasa dan Jumat, presentasi dan diskusi
diselenggarakan berbahasa Inggris.
4. Semua peserta PPDS-I diwajibkan hadir dengan daftar hadir,
kecuali sedang menolong kasus gawat darurat, atau mempunyai
alasan yang dapat diterima Ketua Program Studi.
Penilaian
a. Yang berhak menilai adalah moderator dan komentator
(Konsulen).
b. Penilaian didasarkan atas pengetahuan, sikap dan perilaku dari
individu / Tim yang menyajikan kasus.
192
4. Konferensi Khusus:
a. Konferensi Kematian Ibu (KKI) :
Masalah klinik diluar RSHS (perujuk), segi-segi non-klinik yang
berpengaruh, kemungkinan penyebab kematian, pencegahan dan
aspek medikolegal.
b. Konferensi kematian Perinatal (KKP) :
Masalah klinik sebelum kelahiran, penata-laksanaan segera
sesudah kelahiran, analisa penyebab kematian, dan pencegahan.
c. Konferensi Patologi Anatomi (KPA) :
Kaitan gambaran klinik dan histopatologi, dampak perencanaan
tindak lanjut, dan penata-laksanaan kasus.
5. Tesis
Pendahuluan
Pendahuluan harus singkat serta menjelaskan tujuan yang ingin
dicapai dengan penanganan yang baik pada kasus yang dihadapi
Riwayat kasus
Riwayat kasus yang diajukan dalam bentuk resume medik yang
mencakup :
- Data dasar.
- Daftar masalah.
- Uraian masalah.
- Rencana penanganan awal .
- Catatan kemajuan.
Tinjauan pustaka
Memuat mengenai dasar keilmuan serta teori-teori yang akan
digunakan sebagai dasar pembahasan kasus. Diharapkan teori-teori
tersebut diambil dari buku teks maupun jurnal.
Pembahasan
Hendaknya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut
:
- Apakah masalah / persoalan yang ada ?
- Mengapa demikian ?
- Bagaimana mengatasinya ?
- Penilaian masalah ?
Definisi masalah : deviasi dari standar yang merangsang kita untuk
bertindak.
Untuk mengetahui standar dan adanya deviasi gunakanlah sumber-
sumber keterangan sebaik-baiknya (kepustakaan, konsultasi dan
sebagainya).
Rujukan
Rujukan tidak dibatasi jumlahnya, disusun menurut nomor urut
pemunculan dalam naskah, sesuai dengan tata cara penulisan
Vancouver. Minimal 2 text book dan 4 jurnal terbaru dengan
maksimal 5 tahun. Semua nama yang ditulis pada diskusi harus ada
dalam daftar rujukan dan sebaliknya.
C. Sari Pustaka.
1) Sari pustaka mengenai topik yang merupakan kajian pustaka
penelitian yang akan dimulai dan dipresentasikan oleh calon
peneliti tersebut.
2) Peserta sejak tahap I akhir hendaknya telah memilih suatu topik
dalam bidang obstetri dan ginekologi yang akan dibahas di
dalam sidang sari pustaka beserta dengan pembimbingnya dari
staf pengajar Bagian Obstetri dan Ginekologi atau bagian yang
lain dan hal ini harus dilaporkan kepada penyelenggara
pendidikan untuk didokumentasi.
3) Untuk Sari Pustaka, maka tulisan yang dibuat akan berisikan :
abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka serta kesimpulan.
Jumlah kata dalam pembuatan tulisan berkisar lebih kurang
3000 + 10% (tanpa disertai dengan kepustakaan)
4) KPS akan memantau tahapan penyelesaian sari pustaka oleh
masing-masing peserta didik.
5) Setelah dianggap selesai pembuatan sari pustaka oleh
pembimbing, maka peserta didik dapat segera melapor kepada
KPS dan Koordinator Kelompok Fungsional Bidang Penelitian
untuk mendapatkan jadwal konferensi sari pustaka beserta
nama moderator dan komentatornya.
6) Bahan penyajian / konferensi harus diterima moderator,
komentator dan narasumber paling lambat 7 hari sebelum
jadual konferensi ilmiah dilangsungkan.
7) Bahan penyajian dalam bentuk makalah tertulis dan dalam
bentuk soft copy wajib diserahkan ke Koordinator Kelompok
Fungsional Bidang Penelitian dan Pendidikan sebagai
dokumentasi.
8) Peserta didik yang ditunjuk untuk mengajukan sari pustaka
menyajikan secara lisan kasus tersebut dengan memanfaatkan
alat bantu audio visual yang tersedia (alokasi waktu 20 menit)
9) Diberi kesempatan pada komentator dan seluruh peserta
sidang untuk memperjelas beberapa hal dari isi sari pustaka.
10) Komentator memberi tanggapan masing-masing selama 5
menit.
11) Penyaji kasus harus memberi jawaban terhadap semua
tanggapan yang diajukan oleh tiap komentator.
12) Semua peserta sidang diberi kesempatan untuk memberi
tanggapan jika waktu memungkinkan.
195
D. Usulan Penelitian
1) Setelah sari pustaka disetujui dalam sidang sari pustaka, maka
peserta bersama pembimbing segera membuat usulan
penelitian yang dapat pula dibantu oleh seorang pembimbing
statistik.
2) Judul usulan penelitian dan pembimbing segera dilaporkan
kepada KPS dan Koordinator Kelompok Fungsional Bagian
Penelitian dan Pendidikan untuk didokumentasi.
3) KPS akan memantau tahapan penyelesaian usulan penelitian
oleh masing-masing peserta didik.
4) Panitia ujian usulan penelitian dibentuk sesudah pembimbing
menyatakan usulan penelitian telah selesai. Panitia ini dibentuk
oleh KPS/SPS, terdiri dari pembimbing dan 3 orang staf
pengajar. Seorang di antaranya menjadi Kepala dan seorang
lagi menjadi sekretaris panitia ujian. Pihak penyelenggara juga
akan menetukan jadwal ujian usulan penelitian tersebut.
5) Bahan penyajian / konferensi harus diterima moderator dan
penguji paling lambat 7 hari sebelum jadual ujian usulan
penelitian dilangsungkan.
6) Bahan penyajian dalam bentuk makalah tertulis dan dalam
bentuk soft copy wajib diserahkan ke Koordinator Kelompok
Fungsional Bagian Penelitian dan Pendidikan sebagai
dokumentasi.
7) Usulan penelitian yang telah selesai disusun bersama
pembimbing akan diajukan dalam ujian usulan penelitian pada
196
Setelah lulus ujian-ujian tersebut, peserta didik menjalani ujian calon asisten
kepala (calaska), ujian asisten kepala, ujian tesis dan ujian akhir program.
Ujian akhir program dilaksanakan 2 tahap :
Pertama dilaksanakan oleh program studi PDS I Obgin FK Unpad
(Ujian akhir program)
Setelah lulus ujian akhir program, peserta didik berhak untuk
mengikuti ujian kahir tahap dua yang dilaksanakan secara Nasional
oleh Kolegium Obstetri & Ginekologi (ujian nasional / National Board
Examination).
199
80 – 84 3,50 B+ Baik
75 – 79 3,00 B
70 – 74 2,75 B- Cukup
65 – 69 2,50 C+
60 – 64 2,00 C Kurang
55 – 59 1,75 C-
3. Cara Evaluasi
a. Ujian semester.
Ujian semester dilakukan untuk peserta PPDS I semester I-V.
Materi Ujian adalah Fisiologi, Patologi I, Patologi II, Obginsos dan
Ginekologi.
1) Syarat ujian semester
i. Telah selesai mengikuti rotasi yang sudah ditentukan.
ii. Telah menyelesaikan ujian keterampilan yang ditentukan
untuk masing-masing semester.
201
Keterangan :
1) Semester I dan V : ujian essay, OSAT dan MCQ (tabel 1.)
Setelah ujian essay, OSAT dan MCQ dilakukan ujian lisan 1
minggu kemudian, mengenai pertanyaan pada ujian essay
Peserta ujian berhak mendapat salinan/kopi ujian tertulisnya
1 hari setelah ujian tertulis dan berhak mendapat bimbingan
dari dosen wali/pembimbing.
2) Semester II, III, IV dan VII (Aska). Ujian MCQ dan OSAT
a. Angka kelulusan adalah gabungan dari ujian
penerapan Modul, Ujian semesteran dan nilai harian
dari morning report, presentasi kasus dan ujian
keterampilan.
b. Nilai ujian semester diberi bobot 70%, ujian
pelaksanaan modul yang dilaksanakan di stase diberi
bobot 15% dan angka presentasi kasus, morning
204
Gambar 2. Alur Ujian Semester II, III, IV, dan V PPDS-1 OBGIN UNPAD
206
c. Ujian tesis.
d. Ujian Akhir
a. Syarat : Telah menjalani masa 1 tahun sebagai Asisten Kepala
(CR)
Setelah satu bulan lulus ujian tesis dan
menyerahkan perbaikannya yang telah
ditandatangani Pembimbing.
b. Ujian Akhir dilaksanakan 4 kali dalam setahun yakni pada bulan
Januari, Mei, Juli dan September.
c. Metoda Ujian terdiri dari ujian tertulis, ujian pasien, ujian lisan.
208
e. Ujian Kolegium
Ujian Nasional adalah ujian yang dilakukan oleh Kolegium
Obstetri dan Ginekologi Indonesia secara serentak dengan waktu
pelaksanaan dan materi ujian sama untuk semua senter
209
a. Syarat:
a. Telah lulus ujian akhir 1 bulan sebelumnya
b. Telah menyerahkan naskah artikel Tesis untuk majalah
Obstetri dan Ginekologi Indonesia (MOGI) atau majalah
yang terakreditasi.
c. Telah menyerahkan Log book yang telah terisi lengkap.
d. Kandidat harus membayar biaya ujian yang ditentukan
oleh kolegium
Soal ujian tulis dan lisan dibuat oleh kolegium
Kandidat yang tidak lulus ujian tulis mendapat ujian
ulangan pada ujian kolegium berikutnya.
b. Tatalaksana
1) Tata Tertib
Pakaian:
i. Peserta Ujian (Pria) : Kemeja Berdasi
ii. Peserta Ujian (Wanita) : Bebas
Rapih
iii. Penguji : Jas
Putih Berdasi
Hadir tepat waktu
Mengisi registrasi dengan menunjukkan identitas
b) Ujian Lisan.
i. Dilakukan dengan OSAT pada hari yang sama.
ii. Soal OSAT diberikan setelah dibahas pada
workshop di pagi harinya.
iii. OSAT terdiri dari 8 station dengan 2 station
berbahasa Inggris.
iv. Batas ketidaklulusan adalah gagal di lebih dari dua
station.
210
c) Judicium
i. Dilakukan pada sore harinya pada sidang yang
dihadiri oleh Pimpinan Kolegium dan para Penguji.
ii. Peserta yang dinyatakan lulus, diberi surat
kelulusan oleh Kolegium Obstetri dan Ginekologi
Indonesia.
iii. Peserta yang dinyatakan gagal, harus menguanja,
lisan saja atau kedua-duanya tergantung dari hasil
judicium.
F. TATA TERTIB
a. Peraturan Cuti
Selama pendidikan, peserta PPDSI dapat menjalani cuti tahunan,
cuti sakit, cuti hamil maupun cuti atas alasan mendesak.
b. Cuti tahunan.
1. Hak cuti diberikan setelah menyelesaikan 2 semester
pertama.
2. Peserta PPDS-I dapat mendapatkan cuti tahunan selama 12
hari kerja dengan maksimum hari cuti yang diambil sejumlah
6 (enam) hari dalam setiap paket cutinya setiap semester.
3. Surat permohonan cuti diajukan 1 bulan sebelumnya pada
tanggal 1.
4. Yang bersangkutan diwajibkan mencarikan pengganti selama
menjalani cuti.
5. Cuti yang bersangkutan dapat ditolak oleh Ketua Program
Studi sebagai hak prerogratif Ketua Program Studi
c. Cuti sakit.
212
d. Cuti Hamil
1. Masa cuti hamil 3 bulan, dimulai pada 34 minggu kehamilan
dan yang bersangkutan mengambil cuti akademik 3 bulan.
2. Bila sejak awal kehamilan terdapat komplikasi maka dapat
mengajukan cuti hamil selama 1 tahun. 6 bulan masa cuti
dimasukkan ke dalam cuti akademik sedangkan 6 bulan
berikutnya tidak memperpanjang masa akhir pendidikan.
3. Untuk cuti hamil selanjutnya, peserta PPDSI diberikan cuti
yang sama, tetapi memperpanjang masa akhir pendidikan.
3. Sanksi Akademik
Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik dan/atau
pemutusan studi. Sanksi pemutusan studi diusulkan/diajukan oleh
program studi/fakultas dan diputuskan oleh Rektor. Selama masa
pendidikan peserta didik PDS I dapat dijatuhi sanksi apabila
memperlihatkan sikap dan kemampuan kerja yang tidak profesional
ataupun kesalahan lain, sanksi dapat berupa :
1. Peringatan Akademik Lisan
2. Peringatan Akademik Keras hingga perpanjangan masa pendidikan
Sanksi dijatuhkan atas dasar pengamatan para konsulen dengan bukti yang
diakui dan ditanda tangani oleh peserta didik yang bersangkutan.
Peringatan akademik berbentuk surat dari Wakil Dekan I yang ditujukan
kepada orang-tua/wali dan lembaga pengirim/penanggung atau peserta
didik untuk memberitahukan adanya kekurangan prestasi akademik
peserta didik atau pelanggaran ketentuan lainnya. Hal ini dilakukan
215
4. Penghentian pendidikan
Dengan ditetapkannya Pemutusan Studi berarti peserta didik dihentikan
pendidikannya dari Univesitas Padjadjaran karena prestasinya tidak
sesuai peraturan yang berlaku, kelalaian administratif, dan/atau
kelalaian mengikuti kegiatan pembelajaran.
Tujuan pemutusan studi ialah :
a. Mempertahankan mutu hasil pendidikan.
b. Mempertahankan tanggung jawab profesional.
c. Mempertahankan pendayagunaan sumber pendidikan.
Sanksi dijatuhkan hanya oleh KPS atau oleh Rektor atas usulan KPS
yang disetujui oleh Pimpinan Fakultas. Laporan kondisi peserta didik
yang harus diberikan peringatan akademik sebagai akibat melakukan
kelalaian, dilampiri bukti prestasi akademik dan/atau bukti kelalaian :
1) Surat peringatan kepada peserta didik yang bersangkutan dari
Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I)
2) Surat Permohonan Pertimbangan atas peserta didik yang
melakukan pelanggaran hukum dari Pimpinan Fakultas
(Dekan/WD I) kepada Senat Fakultas
3) Surat Keputusan melanggar/tidak melanggar Hukum atas
nama peserta didik yang bersangkutan dari Senat Fakultas
4) Surat permohonan Pemutusan Studi atas nama peserta didik
yang bersangkutan dari Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I)
kepada Pimpinan Universitas (Rektor/Warek I)
5) Surat Persetujuan/Penolakan Pemutusan Studi peserta didik
yang bersangkutan dari Pimpinan Universitas (Rektor/Warek I)
6) Transkrip Akademik yang telah ditempuh oleh peserta didik
yang bersangkutan selama di Universitas Padjadjaran,
ditandatangani oleh Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I).
Penghentian pendidikan merupakan hasil rangkaian penilaian kemajuan
pendidikan peserta, yang mengungkapkan kekurangan-kekurangan
yang terlalu jauh dari pencapaian yang ditetapkan dalam kurikulum yang
harus diselesaikan.
Pemutusan studi dikenakan kepada peserta didik yang mengalami
kondisi di bawah ini:
1. Semester I, jika peserta gagal dalam mengikuti ujian ulangan
Fisiologi (semester I)
2. Akhir semester I tidak mencapai Indeks Prestasi (IP) 2,75;
216
Tahap penghentian :
1. Diputuskan atas dasar hasil penilaian setelah pembahasan
tuntas dalam rapat staf pengajar.
2. Diberitahukan kepada peserta : Kekurangan-kekurangan
ataupun hasil penilaian terakhir serta alasannya.
3. Pemberitahuan kepada lembaga pengirimnya.
4. Penerbitan surat penghentian pendidikan sekaligus dengan
pengembalian peserta ke lembaga pengirimnya.
2. Syarat
Calon adaptasi harus memenuhi persyaratan administratif:
1. Ijasahnya dinilai sah oleh Panitia Penilai Ijasah Sarjana Lulusan
Luar Negeri (PPISLLN, Depdiknas).
2. Kurikulum pendidikannya telah dikaji oleh Board of Obstetrics and
Gynecology dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
dan disimpulkan layak untuk diberi kesempatan adaptasi.
3. Surat permintaan dari konsorsium Ilmu Kesehatan Depdiknas untuk
kesempatan adaptasi di FK UNPAD.
4. Surat persetujuan Kepala Kolegium Obstetri dan Ginekologi
Indonesia.
219
3. Jalur Penerimaan
1. Berkas permintaan pada butir II di atas akan dipelajari oleh staf
pengajar Program Studi Obstetri dan Ginekologi PPDS di FK
UNPAD. Jika nilai tidak sesuai dengan tersedianya kesempatan
adaptasi maka berkasnya dikembalikan ke Konsorsium Ilmu
Kesehatan.
Mereka yang dinilai sesuai dengan kesempatan adaptasi, akan dipanggil
untuk wawancara dengan staf pengajar minimal 7 hari sebelum jadual.
2. Wawancara dilakukan oleh 3 atau 4 staf pengajar untuk dinilai;
1. Kejelasan keterangan tertulis yang ada
2. Latar belakang pendidikan.
3. Tata nilai : profesional, tanggung jawab, sikap pribadi.
4. Penilaian diri terhadap program adaptasi.
3. Kesimpulan wawancara terdiri atas kemungkinan sebagai berikut :
a. Tidak tepat untuk program adaptasi di UNPAD, berkas
dikembalikan ke Konsorsium Ilmu Kesehatan dengan saran
untuk dikirim ke lembaga pendidikan lainnya.
b. Dapat diberi kesempatan adaptasi di UNPAD dan ditetapkan
jadual penyelenggaraan penilaian awal.
4. Penilaian Awal
Bagi mereka yang diberi kesempatan adaptasi di UNPAD, diatur kegiatan
sebagai berikut :
a. Orientasi kegiatan program studi selama 14 hari.
b. Penilaian kemampuan awal selama 30 hari :
a. Dinas Poliklinik 1 minggu
b. Ujian teori patologi (uji tulis)
c. Dinas di unit tindakan 1 minggu
d. Ujian kasus medikal (uji lisan)
e. Dinas di unit rawatan 1 minggu
f. Ujian kasus bedah (ujian operasi)
g. Penilaian kemampuan pembedahan 1 minggu
c. Kesimpulan kemampuan awal sesudah minggu terakhir :
1. Kemampuan calon terlalu rendah untuk adaptasi dan
memerlukan suatu program pendidikan yang lebih dari satu
tahun (2 semester) berkas di kembalikan ke konsorsium Ilmu
Kesehatan Depdiknas dengan tembusan kepada Board of
Obstetrics and Gynecology Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia (POGI).
2. Kemampuan calon mengizinkan untuk program adaptasi 3-6-9
atau 12 bulan dengan penilaian terus menerus.
3. Jika calon sesuai butir 2, selanjutnya ditetapkan jadual program
adaptasi sesuai dengan daya tampung Program studi Obstetri
dan Ginekologi PPDS di FK UNPAD.
220
5. Penyelenggaraan
Program adaptasi pada dasarnya terdiri dari :
1. Penempatan sebagai dokter jaga ikutan (tahap I dan IIA) dengan dinas
poliklinik dan/atau unit tindakan.
2. Penempatan sebagai dokter jaga pelapor (tahap IIB/IIC) dengan dinas di
unit rawatan dan/atau bedah pusat.
3. Penempatan sebagai dokter jaga utama (tahap IIIA/IIIB) dengan
penempatan di tempat stase yang sesuai kebutuhannya.
6. Penilaian
Penilaian dilakukan secara terus-menerus dengan pengujian secara
bertahap sesuai dengan penempatannya.
Ujian tulis, lisan dilakukan setiap 2 bulan sebelum mengikuti ujian
Calaska. Setelah mengikuti tahap Asisten Kepala, yang
bersangkutan menjalani ujian akhir dan ujian Kolegium.
7. Penghentian Adaptasi
Penghentian program adaptasi dapat terjadi sebagai berikut :
a. Peserta adaptasi mengundurkan diri.
b. Peserta adaptasi membuat kesalahan berat yang membawa
cacat tubuh ataupun kematian kasus yang seyogianya dapat
dihindarkan.
c. Peserta adaptasi membuat kesalahan-kesalahan yang
berulang diperingatkan lisan/tertulis tanpa usaha perbaikan
yang memadai.
d. Peserta adaptasi tidak menunjukan kemajuan yang sesuai
dengan harapan staf pengajar dan program pembinaan yang
khusus diberikan baginya juga tidak memberikan hasil baik.
e. Peserta adaptasi menolak menyelesaikan tugas yang tercakup
dalam program adaptasinya.
8. Lain-lain
1. Bagi mereka yang belum pernah diambil sumpahnya sebagai
dokter, karena pendidikan dokter diselesaikan di luar negeri,
akan diusahakan untuk diambil sumpahnya di FK UNPAD
secepatnya, sesuai dengan jadual penyumpahan dokter yang
ada.
2. Peserta adaptasi harus membuat perjanjian pada :
i. Saat sebelum melakukan kegiatan pra program adaptasi
ii. Saat akan mulai melakukan program adaptasi
3. Semua pembiayaan yang timbul selama penyelenggaraan
program adaptasi, harus dipikul oleh peserta sendiri.
221
A. Metode Pembelajaran
PELAKSANAAN PENDIDIKAN
1. Pendidikan mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi Anatomi
berlangsung selama 7 semester.
2. Batas akhir masa studi sesuai ketentuan (Masa Studi Maksimal) adalah
: n + 1/2 n ( n= lama masa studi terjadwal ) sehingga batas akhir masa
studi adalah 12 semester.
3. Pelaksanaan pendidikan sesuai kurikulum yang berlaku dan memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan oleh Kolegium Patologi Anatomi
Indonesia.
4. Penilaian dan evaluasi mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi
Anatomi dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan yang
berlaku pada Fakultas Kedokteran UNPAD.
5. Pemberian sanksi akademik mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi
Anatomi dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan yang
berlaku pada Fakultas Kedokteran UNPAD.
6. Prosedur cuti dan sejenisnya bagi mahasiswa PPDS-1 program studi
Patologi Anatomi dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan
yang berlaku pada Fakultas Kedokteran UNPAD.
Adrenal Gland
Soft Tissue (Fibrous Tissue and Fatty Tissue)
Fine Needle Aspiration Biopsy
Ujian Akhir Semester IV
Semester V Breast
Soft Tissue (Muscle tissue) and Bone
Blood
Skin
Eye
Clinicopathologic conference
Cancer-clinic consultation
Ujian Akhir Semester V
UJIAN NASIONAL TAHAP 2
Semester VI-VIII Stase Bedah Onkologi
Stase Kebidanan dan Kandungan
Stase Ilmu Kedokteran Kehakiman
Stase Radiologi
Stase Patologi Klinik Sub Divisi Hematologi
Usulan Penelitian, dan Laporan Kemajuan (Progress
Report)
Tesis
Ujian Kompetensi Lokal
UJIAN NASIONAL TAHAP 3
223
II. - - -
Rongga Mulut Menerapk Menulis Menegakk Melaksanak Membim
Kelenjar Liur an etika karya an an dan bing
Sist. Gastrointest profesi Ilmiah diagnosis mengawasi adik
Hati & saluran saat berupa kegiatan kelas
Empedu diagnosis referat, memotong dalam
Pankreas & saluran jurnal, jaringan mendiag
Bilier poster nosis,
mengerj
akan
tugas
III. - - -
Sist. Urogenital Menerapk Menulis Menegakk Melaksanak Membim
Sist. Reproduksi an etika karya an an dan bing
Wanita profesi Ilmiah diagnosis mengawasi adik
Sitologi saat berupa kegiatan kelas
Potong Beku diagnosis referat, memotong dalam
jurnal, jaringan, mendiag
224
D. Pedoman Ujian
KETENTUAN UJIAN PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI
I. Ujian Lokal
I. a. Ujian Tengah Semester
Pada setiap tengah semester (tiga bulan kalender), diadakan ujian tertulis
yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Tidak ditentukan persyaratan
khusus.
Kepala Departemen (atau wakil) dan Ketua Program Studi (atau wakil),
membayar biaya ujian sesuai ketentuan.
4. Ketentuan kelulusan peserta ujian ditetapkan oleh Kolegium dan
diumumkan melalui surat kepada Kepala Departemen (atau wakil) dan
Ketua Program Studi (atau wakil).
5. Bila peserta ujian dinyatakan tidak lulus, dapat mengikuti ujian ulang
pada kesempatan berikutnya dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Kolegium.
E. Tata Tertib
Tata Cara Program Studi
1. Alih Program Studi
Peserta PPDS-I mengajukan surat untuk alih Program Studi kepada
Ketua Program Studi, selanjutnya yang bersangkutan menghubungi dan
mengajukan permintaan alih Program Studi kepada Ketua Program
Studi yang baru dengan membawa keterangan dari Ketua Program
Studi yang lama. Ketua Program Studi yang baru akan menelaah
kelayakan yang bersangkutan untuk dapat diterima sebagai peserta
PPDS-I, bila diperlukan, yang bersangkutan diharuskan untuk menjalani
berbagai uji seleksi penerimaan.
232
2. Cuti sakit
Harus dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter spesialis yang
menerangkan peserta didik tidak diperkenankan untuk mengikuti
kegiatan pendidikan.
Bila lama sakit lebih dari 6 hari dalam satu subbagian/ divisi/ unit kerja
yang bersangkutan harus mengulang di subbagian tersebut.
233
3. Cuti hamil
Cuti hamil diberikan selama 3 tiga bulan untuk peserta program studi.
5. Cuti khusus
Merupakan jenis cuti yang diberikan atas pertimbangan Kepala Bagian/
Departemen dengan masukan dari KPS, termasuk kedalam Cuti Khusus
adalah cuti untuk melaksanakan ibadah Haji/ Umroh, menikah dan lain –
lain. Lama cuti disesuaikan dengan keperluan dan dengan
memperhitungkan aspek pendidikan.
a. Keilmuan.
Dapat berupa meninggalkan/tidak mengikuti acara ilmiah seperti journal
review/reading, referat, sajian kasus), atau melalaikan tugas yang
bersifat keilmuan seperti tugas baca; tanpa alasan yang dapat diterima.
b. Institusi
Seperti tidak menjaga peralatan Rumah Sakit Pendidikan dengan baik,
atau tidak mengindahkan peraturan Rumah Sakit Pendidikan dan
Fakultas Kedokteran UNPAD.
5. Pelanggaran hukum
Bila peserta didik diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses
penegakkan hukum, peserta didik dibebaskan dari tugas mengikuti proses
pembelajaran.
Bila dikemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang bersangkutan
diperkenankan untuk mengikuti kembali proses pembelajaran. Masa yang
hilang sebagai akibat proses penegakkan hukum diusahakan dengan
236
Pemutusan Studi
Peserta PPDS-I dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi
persyaratan administrasi, atas keinginan sendiri, evaluasi atas pencapaian
kompetensi, pelanggaran etika dan profesionalisme, dan atau sebab lain
sebagai berikut :
a. Kelalaian Administrasi
1. Tidak melaksanakan registrasi selama 2 semester berturut-turut
2. Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 (dua) minggu
tanpa alasan yang dapat diterima dan tidak mengindahkan surat
teguran ke-3 yang dikirimkan oleh Ketua Program Studi.
238
A. Metode Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan bidang ilmu, keterampilan, dan perilaku
yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan. Materi pembelajaran pada umumnya berupa praktek dan teori,
ilmu biomedis dasar, ilmu klinis dan laboratorium bidang spesialisasi terkait,
pengetahuan mengenai perilaku, etika kedokteran, sistem kesehatan yang
berlaku, aspek medikolegal dan ilmu sosial lain. Ilmu biomedis dasar,
tergantung kebutuhan, dapat berupa anatomi, fisiologi, biokimia, biofisika,
biologi sel dan molekuler, genetika, mikrobiologi, imunologi farmakologi,
patologi, dsb. Ilmu klinis berupa bidang ilmu spesialistik baik berupa klinis
maupun laboratorium. Ilmu lain, tergantung dari kebutuhan, dapat berupa
psikologi medis, sosiologi medis, biostatistik, epidemiologi, kedokteran
masyarakat, dsb.
Disamping itu setiap peserta PPDS-I Patologi Klinik diwajibkan untuk
mempelajari, mencontoh, dan menerapkan sikap profesionalisme. Beberapa
aspek penting dari sikap profesionalisme yang harus ditunjukkan oleh
peserta didik adalah :
a. Kemandirian, mampu mengambil keputusan klinis secara mandiri
dengan tujuan untuk kebaikan pasien
b. Altruisme, mengedepankan kepentingan orang lain dalam hal ini pasien
dan keluarganya
c. Menunjukkan belas kasih dalam menghadapi pasien
d. Memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, memberikan rasa
nyaman
e. Dapat dipercaya dan diandalkan termasuk dalam pemenuhan janji
seperti jadwal praktek, konsultasi dan sebagainya
f. Dapat menjaga kerahasian pasien
g. Memiliki kepekaan dan mengambil tindakan yang sesuai terhadap
maslah gender, usia, budaya, agama, dan ketidak mampuan atau
kecacatan yang dimiliki pasien
h. Menghargai orang lain, termasuk hal-hal yang bersifat pribadi dan
martabat pasien, menghargai martabat-tugas dan pekerjaan sesama
residen baik yang junior, para pendidik, residen dan pendidik dibidang
spesialisasi lain, perawat, dan karyawan rumah sakit, dsb.
1 Orientasi Lapangan 1 I
Overview Departemen Struktur
2 1
Organisasi
3 Tata Tertib PPDS 1
4 Proses Pendidikan dan Kurikulum 1
5 Alur dan Jenis Pelayanan 1
241
6 K3 1
Patient Safety
Universal Precaution
7 Peraturan Jaga 1
Overiew Laboratorium Rawat
Emergensi
Overiew Laboratorium Rawat Inap
Overiew Laboratorium Rawat Jalan
Pengambilan Darah dan Persiapan I
8 1
Bahan Pemeriksaan Hematologi
Pengambilan Darah Dan Persiapan
Bahan Pemeriksaan Mikrobiologi
LCS, Transudat + Eksudat
Praktikum Pengambilan Darah Dan
Persiapan Sampel
9 Kuliah Umum Divisi Hematologi 1
Kuliah Umum Divisi Hematologi
(Hemostasis)
Kuliah Umum Divisi Hematologi
(Transfusi Darah)
Kuliah Hemato-Onkologi
Kuliah Imuno-Onkologi
10 Overview Imunologi 1
Kuliah Imunologi Alamiah Dasar
(Seluler Dan Humoral)
Kuliah Imunologi Adaptif Dasar
(Limfosit B, Limfosit T Dan Antibodi)
Prinsip Metode Pemeriksaan Imunologi
(Aglutinasi, ICT, EIA)
Pengenalan Alat Dan Perawatannya Di
Lab Imunologi
11 Kuliah Penanda Cardiovaskuler
1
Disease
12 Kuliah Dasar Nefrologi 1
Pengambilan Darah Dan Persiapan
Bahan Pemeriksaan Urin Dan Cairan
Tubuh
13 Kuliah Umum Divisi Endokrin Dan
1
Metabolisme
14 Prinsip Kerja Alat Ukur 1
242
B. Tahap Klinis
1. Divisi Imunologi Klinik
Kompetensi yang SK Seme
No Materi Wkt
diharapkan S ster
1 Dengue, Mampu memahami dan 2 II s/d
Typhoid, menginterpretasikan IV
malaria, TBC pemeriksaan laboratorium
(common serologi penyakit dengue,
infection) typhoid, malaria dan TBC
(common infection)
JUMLAH 12 4
komprehensif pada
kasus anemia akibat
penyakit kronis.
8 H. Thalassemia 16. Menguasai definisi, II s/d
etiologi, epidemiologi, IV
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik serta kriteria
diagnosis kasus
Thalassemia
17. Mampu melakukan
pengelolaan
laboratorium secara
komprehensif pada
kasus Thalassemia.
9 I. Kelainan 18. Memahami patogenesis 3 II s/d
Leukosit dan patofisiologi, serta IV
dapat menjelaskan
kelainan leukosit secara
umum, yang meliputi:
kelainan jumlah, fungsi
maupun morfologinya.
faktor memahami
mempengaru berbagai media
hi isolasi dan
pertumbuhan faktor-faktor
dan mempengaruhi
interpretasi pertumbuhan
koloni dan interpretasi
Berbagai koloni
cara Mampu
identifikasi memahami
koloni bakteri berbagai
pemeriksaan
untuk
identifikasi
koloni bakteri
3 UJI KEPEKAAN
Pengetahua Mampu
n memahami
mekanisme mekanisme
kerja kerja
antimikroba antimikroba
(Bakteri, (Bakteri,
Jamur, Virus, Jamur, Virus,
Parasit, Parasit,
Mikobakteriu Mikobakterium)
2 II s/d IV
m) Mampu
Pengetahua memahami
n mekanisme
mekanisme resistensi
resistensi Mengetahui
Prinsip prinsip
berbagai berbagai cara
cara uji uji kepekaan
kepekaan antimikroba
antimikroba
4 MIKOBAKTERIO
LOGI Mampu
Patofisiolo memahami
gi patofisiologi
manifestasi manifestasi 2 II s/d IV
klinik, klinik,
transmisi transmisi dan
dan epidemiologi
epidemiolo infeksi
254
gi infeksi mikobakteriu
mikobakter m
ium Memahami
Pengenala prinsip dan
n prinsip berbagai cara
dan pewarnaan
berbagai BTA
cara Memahami
pewarnaan prinsip dan
BTA interpretasi
Pengenala berbagai
n, prinsip media
dan pertumbuhan
interpretasi mikobakteriu
berbagai m
media
pertumbuh
an
mikobakter
ium
5 MIKOLOGI
Patogenesi Mampu
s, memahami
manifestasi patogenesis,
klinik, manifestasi
transmisi klinik,
dan transmisi dan
epidemiolo epidemiologi
gi infeksi infeksi jamur
jamur Mampu
Pengenala mengenai
n morfologi morfologi dan
dan interpretasi 2 II s/d IV
interpretasi pewarnaan
pewarnaan KOH/GRAM
KOH/GRA Mampu
M menginterpret
Berbagai asi berbagai
media media isolasi
isolasi dan dan faktor-
faktor- faktor
faktor mempengaru
mempenga hi
ruhi pertumbuhan
pertumbuh dan
255
an dan interpretasi
interpretasi koloni jamur
koloni Mampu
jamur memahami
Identifikasi identifikasi
koloni koloni jamur
jamur
6 PARASITOLOGI
Patogenesi Mampu
s, memahami
manifestasi pathogenesis
klinik, penyakit
transmisi infeksi oleh
dan parasit
epidemiolo Mampu
gi infeksi mengenali
parasit dan
Pengenala melakukan 1 II s/d IV
n dan interpretasi
interpretasi diagnostik
diagnostik mikroskopik
mikroskopi infeksi parasit
k infeksi (malaria,
parasit filarial,
(malaria, cacing,
filarial, amoeba)
cacing,
amoeba)
7 VIROLOGI
Patogenesi Patogenesis,
s, amnifestas
amnifestas klinik,
klinik, transmisi dan
transmisi epidemiologi
dan infeksi virus
epidemiolo Pengenalan
1 II s/d IV
gi infeksi dan
virus interpretasi
Pengenala diagnostik
n dan molekuler
interpretasi infeksi virus
diagnostik
molekuler
infeksi
256
virus
JUMLAH 12 4
C. Tahap Aplikasi
1. Divisi Imunologi Klinik
N Kompetensi yang
Materi Wkt SKS Semester
o diharapkan
laboratorium serologi
penyakit keganasan
(tumor marker)
6 Aspek Mampu memahami
molekuler mekanisme Aspek
imunologi (TLR, molekuler imunologi
1 V s/d VII
sitokin/kemokin/i (TLR,sitokin/kemokin/
nterleukin/molek interleukin/molekulad
uladhesi, dll) hesi, dll)
7 Manajemen dan Mampu memahami
QC pengelolaan
Laboratorium manajemen dan QC 1 V s/d VII
Immunologi Laboratorium
Immunologi
JUMLAH 8 4
laboratorium Kimia
Klinik
5. Memahami dan
mampu
mempersiapkan
serta mengevaluasi
akreditasi
laboratorium
2 Nefrologi dan Menguasai :
cairan tubuh : 1. Patogenesis
- Glomerulo 2. Patofisiologi
nefritis 3. Pemeriksaan Kimia
Akut Klinik
(GNA) 4. Pengelolaan
- Glomerulo laboratorium secara
nefritis komprehensif pada
Kronis gangguan / penyakit
(GNK) GNA,GNK, PNA, V s/d
3
- Sindrom PNK, Sistitis VII
nefrotik
- Gangguan
ginjal akut
- Pielonefriti
s (PNA)
- Pielonefriti
s Kronis
(PNK)
- Sistitis
3 - Internal Mampu dan menguasai :
QC 1. Analisis dan
- External interpretasi hasil
QC internal QC
2. Mempersiapkan dan V s/d
2
melaksanakan VII
pemeriksaan
External QC
3. Evaluasi umpan
balik External QC
4 Endokrinologi Menguasai :
: Patofisiologi dan
Patogenesis
V s/d
Pemeriksaan Kimia 3
VII
Klinik pada gangguan
system endokrin &
metabolism
259
Pengelolaan
laboratorium secara
komprehensif pada
gangguan/penyakit
endokrin
Mampu menjawab
konsul dari klinisi dan
menginvestigasi hasil
yang tidak terduga (tidak
sesuai klinis)
5 Hepatogastr Menguasai :
oenterolog 1. Patofisiologi dan
i Patogenesis
- Hepatitis 2. Pemeriksaan
kronis laboratorium untuk
- Sirosis & penyakit
komplikasi Hepatogastroenterol
V s/d
nya ogi 3
VII
- Ca 3. Pengelolaan
hepatitis laboratorium secara
- Cholesistiti komprehensif pada
s, penyakit
Cholelithia Hepatogastroenterol
sis, ogi
Choledoch 4. Mampu menjawab
260
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik , kriteria
diagnosis dan
mampu melakukan
pengelolaan
laboratorium secara
komprehensif pada
anemia karena
perdarahan
7. Menguasai definisi,
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik, kriteria
diagnosis dan
mampu melakukan
pengelolaan
laboratorium
secara
komprehensif pada
hemoglobinopati
8. Menguasai definisi,
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik, kriteria
diagnosis dan
mampu melakukan
pengelolaan
laboratorium secara
komprehensif pada
anemia
sideroblastik.
9. Menguasai definisi,
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik, kriteria
diagnosis dan
263
mampu melakukan
pengelolaan
laboratorium secara
komprehensif pada
anemia
megaloblastik.
10. Menguasai definisi,
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik, kriteria
diagnosis dan
mampu melakukan
pengelolaan
laboratorium
secara
komprehensif pada
anemia aplastik
11. Menguasai definisi,
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik, kriteria
diagnosis dan
mampu melakukan
pengelolaan
laboratorium
secara
komprehensif pada
anemia
hipoproliferatif
yang berhubungan
dengan penyakit
sistemik
3 C. Polisitemia 12. Menguasai definisi, 1 V s/d VII
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik serta kriteria
diagnosis berbagai
keadaan
polisitemia
264
JUMLAH 22 8
Urinarius &
267
STD
Siste
m Susunan
Saraf
Pusat
Ekspertise
pemeriksaa
n infeksi
rumah sakit
(HAI)
Peran
laboratoriu
m
mikrobiologi
dalam
PPIRS
Bakteri-
bakteri yang
berpotensi
dipergunaka
n untuk
bioterrorism
UJI
KEPEKAAN Mampu membuat
Ekspertise ekspertise hasil uji
hasil uji kepekaan
kepekaan antimikroba
antimikrob berdasarkan CLSI
a Mampu
berdasark mengidentifikasi
3 an buku MDRO, MRSA, 1 V s/d VII
panduan ESBL,VRE
CLSI Pembuatan dan
Identifikas penerapan
i MDRO, penggunaan Peta
MRSA, Bakteri
ESBL, Mampu membuat
VRE Peta Bakteri di RS
Peran serta menerapkana
268
laboratori di RS
um penggunaannya
mikrobiolo
gi dalam
PPRA
Pembuata
n dan p
meenerap
an
pengguna
an Peta
Bakteri di
RS
MIKOBAKTER
IOLOGI Mampu membuat
Ekspertise ekspertise
pewarnaa pewarnaan BTA dan
n BTA media pertumbuhan
dan media mikobakterium
pertumbu Mampu membuat
han ekspertise
4 mikobakte diagnostik molekuler 1 V s/d VII
rium mikobakterium (Gen
Ekspertise Expert)
diagnostik
molekuler
mikobakte
rium
(Gen
Expert)
MIKOLOGI
Ekspertis
e Mampu membuat
pewarnaa ekspertise
n pewarnaan
5 1 V s/d VII
KOH/GR KOH/GRAM dan
AM dan koloni jamur
koloni
jamur
JUMLAH 8 4
H. Pedoman Ujian
Tata Cara Pelaksanaan Ujian :
1. Ujian Divisi
a. Ujian berupa ujian tertulis dan praktikum.
b. Jadwal pelaksanaan ujian ditentukan oleh Kepala Divisi masing-masing.
c. Jadwal ujian dibuat oleh Sekretariat Pendidikan setelah diusulkan
oleh Kepala Divisi.
d. Jadwal yang sudah ditentukan diinformasikan kepada yang
bersangkutan/ Chief Residen 1 (satu) minggu sebelum ujian
dilaksanakan.
1. Ujian Kompetensi
a. Ujian Kompetensi dilaksanakan di Tahap Klinis setiap 6 (enam)
bulan sekali pada bulan Februari dan Agustus.
b. Ujian dilaksanakan setelah peserta PPDS menyelesaikan
kewajiban berupa presentasi acara ilmiah dan ujian di 4 (empat)
divisi yaitu :
- Divisi Kimia Klinik
- Divisi Hematologi Klinik
- Divisi Imunologi Klinik
- Divisi Mikrobiologi Klinik
c. Tata cara ujian seperti ujian divisi, tetapi soal berasal dari seluruh
divisi.
271
c. Divisi Imunologi Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar Jurnal Inggris
(JE), Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan Kasus
(TK) untuk Tahap Aplikasi.
d. Divisi Mikrobiologi Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar, Jurnal
Inggris (JE), Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan
Kasus (TK) untuk Tahap Aplikasi.
e. Tinjauan Pustaka
a. Syarat Keanggotaan :
1. Peserta PPDS Departemen Patologi Klinik UNPAD.
2. Menyerahkan pas photo 2×3 sebanyak 1 lembar.
274
b. Peminjaman :
1. Peminjam adalah anggota perpustakaan Departemen Patologi
Klinik.
2. Jumlah peminjaman buku maksimal 1 (satu) buku.
3. Batas peminjaman maksimal 3 (tiga) hari.
4. Selain anggota perpustakaan HANYA boleh fotokopi saja. Biaya
yang dikenakan sebesar Rp.300,00 (tiga ratus rupiah) per lembar.
5. Untuk perpanjangan peminjaman buku berikutnya, apabila masih ada
pinjaman HARUS dikembalikan terlebih dahulu, maksimal peminjaman
buku HANYA 1 (satu) kali.
c. Sanksi
1. Terlambat mengembalikan buku dikenakan denda Rp. 5.000,00
(lima ribu rupiah) per hari.
2. Anggota yang menghilangkan buku harus diganti sesuai dengan
buku aslinya.
3. Apabila tidak memenuhi uang denda, maka keanggotaan yang
bersangkutan akan dicabut.
6. Pindah Divisi
Ketentuan pindah divisi :
a. Peserta PPDS wajib melewati semua putaran divisi yaitu divisi Kimia
Klinik, Hematologi Klinik, Imunologi Klinik, Mikrobiologi Klinik.
b. Residen pindah divisi, apabila telah menyelesaikan semua kewajiban di
divisi yang sudah dilewati yaitu :
- Mempresentasikan kegiatan ilmiah berupa jurnal inggris, tinjauan
kasus, tinjauan pustaka.
275
7. Perwalian
a. Perwalian dilaksanakan sebulan sekali yang disesuaikan dengan jadwal
dosen wali yang sudah ditunjuk.
b. Jumlah masing-masing anak wali berjumlah 5 - 6 orang tiap dosen wali.
c. Setiap akan perwalian, peserta PPDS mengambil dan mengembalikan
berkas perwalian di sekretariat pendidikan dan mencatat kegiatan
perwalian di buku Log Kegiatan.
b. Penilaian
1. Peserta PPDS menyiapkan formulir penilaian yang sudah
ditandatangani oleh Kepala Departemen dan Ketua Program Studi
untuk diisi oleh konsulen pembimbing dan penilai.
2. Hasil nilai akhir diperoleh dari jumlah rata-rata nilai konsulen
pembimbing dan penilai yang hadir.
3. Formulir nilai yang telah diisi dan ditandatangani konsulen
kemudian diserahkan ke sekretariat PPDS.
4. Sekretariat PPDS menerima hasil penilaian kegiatan ilmiah
Peserta PPDS yang sudah dipresentasikan.
5. Apabila dalam formulir hasil presentasi ilmiah tidak ada catatan/
saran/ PR, nilai dapat diisi oleh petugas sekretariat PPDS
kedalam buku raport dan ditandatangani oleh pembimbing
masing-masing.
6. Apabila ada catatan/ saran/ PR yang harus dipresentasikan ulang,
nilai untuk sementara belum diisi kedalam buku raport .
7. Presentasi ulang dijadwalkan oleh masing-masing pembimbing.
8. Nilai presentasi dikeluarkan oleh Sekretariat Pendidikan sesudah
menyelesaikan prbaikan makalah dan presentasi PR.
277
c. Pengarsipan
1. Nilai kegiatan ilmiah diarsipkan di Sekretariat Pendidikan.
2. Makalah yang sudah dipresentasikan disimpan dalam bentuk
softcopy (CD) dan hardcopy di Sekretariat Pendidikan dan setiap
peserta PPDS yang sudah mempresentasikan kegiatan ilmiahnya
wajib mengisi data tersebut kedalam arsip komputer.
Substansi
Kolegium Radiologi Indonesia menetapkan modul yang kemudian
disesuaikan dengan subdivisi yang berlaku di Departemen Radiologi FK
Unpad/RSHS yaitu:
1. Radiologi Emergensi
2. Radiologi Toraks
3. Radiologi Pediatrik
4. Neuroimejing
5. Radiologi Kepala dan Leher
6. Radiologi Traktus Gastrointestinal
7. Radiologi Traktus Genitourinarius
8. Radiologi Muskuloskeletal
9. Radiologi Payudara dan Small Parts
10. Radiologi Intervensional
11. Kedokteran Nuklir
12. Biomolekular imejing
280
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
BPNRI
ORI U U U U BPNRI
J J J J BPNRI
TH I I I I BPNRI
GI A A A A BPNRI
UG N N N N BPNRI
USG BPNRI
MSK
Usulan Penelitian Tesis Ujian tesis BPNRI
INV
NEU J BPNRI
E J P BPNRI
TH N E R BPNRI
GI J J N A BPNRI
UG E A J BPNRI
USG N N A B BPNRI
MSK J G N P BPNRI
INV A G N BPNRI
NEU N R BPNRI
G I BPNRI
TH M BPNRI
GI A N BPNRI
UG D L N A BPNRI
USG A A D S BPNRI
MSK S N I I BPNRI
INV A J R 0
NEURO R U I N BPNRI
T A BPNRI
NUKLIR (Jakarta) L BPNRI
OB-GYN BPNRI
Time Schedule PPDS Radiologi (7 Semester)
RAD TH BPNRI
Orto BPNRI
KETERANGAN 9
ORI ORIENTASI PENGENALAN 5 Jurnal
TH THORAK 3 Refreat
GI GASTROINTESTINAL 1 Kasus
UG UROGENITAL
USG ULTRASONOGRAPI
MSK MUSKULOSKELETAL
INV INTERVENSI
NEU NEUROIMAGING
Kegiatan bidang ini diberi 1 satuan kredit semester (SKS) untuk setiap
54 jam kegiatan per semester. Pedoman umum untuk menentukan nilai kredit
semester:
WXN = nilai kredit semester
54
Di mana:
W = Waktu rata-rata yang diperlukan oleh peserta untuk melaksanakan suatu
pemeriksaan atau tindakan.
N = Jumlah penderita, tindakan, bahan atau masalah yang dianggap cukup
untuk memberikan pengalaman, sehingga mampu melakukan sendiri.
Jadi:
1 SKS = 18 jam kuliah (kognitif)
1 SKS = 54 jam praktek (psikometri )
C21O002 Muskuloskeletal-1 2
C21O003 Traktus gastrointestinal-1 2,5
C21O004 Traktus genitourinaria-1 2
C21O005 Neuroradiologi -1 2
C21O006 Emergensi-1 2
TOTAL 14
II-IV C21O007 Toraks-2 7
Tahap 2 C21O008 Muskuloskeletal-2 4
C21O009 Traktus gastrointestinal-2 4
C21O010 Traktus genitourinaria-2 4
C21O011 Neuroradiologi -2 4
C21O012 Pediatrik-1 3
C21O013 Radiologi intervensi-1 2
C21O014 Kepala –leher* 3
C21O015 Radiologi Fisika dan Proteksi Radiasi 4
C21O016 Emergensi-2 5
TOTAL 40
V-VI C21O017 Toraks-3 8
Tahap 3A C21O018 Muskuloskeletal-3 4
C21O019 Traktus gastrointestinal-3 4
C21O020 Traktus genitourinaria-3 4
C21O021 Neuroradiologi -3 4
C21O022 Pediatrik-2 3
C21O023 Radiologi intervensi-2 2
C21O024 Payudara 4
C21O025 Emergensi-3 5
TOTAL 38
VII Ketrampilan khusus:
Tahap 3B C21O026 Biomolekular imejing 2
C21O027 Kedokteran Nuklir 1
C21O028 Radioterapi 1
C21O029 Obstetri & ginekologi 1
C21O030 Penelitian dan Tugas Akhir 8
TOTAL 13
TOTAL SKS 105
286
Tahap pendidikan
Lama
Kode Jenis Pelaksa
No. Kelengkapan*
Kepaniteraan Kepaniteraan naan
(bulan)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Toraks (tahap 1) 2 Modul torak
Modul emergensi
2 Toraks (tahap 2) 3 Modul torak
Modul pediatrik
Modul emergensi
3 Toraks (tahap 3) 4 Modul torak
Modul pediatrik
Modul payudara
Modul emergensi
4 Muskuloskeletal 1 Modul muskuloskeletal
Modul emergensi
5 Muskuloskeletal- 3 Modul muskuloskeletal
Intervensi (Tahap Modul radio. intervensi
1) Modul kepala-leher
Modul pediatrik
Modul emergensi
6 Muskuloskeletal- 2 Modul muskuloskeletal
Intervensi (Tahap Modul radio. intervensi
2) Modul pediatrik
Modul emergensi
7 Neuroimejing 1 Modul neuroradiologi
(Tahap 1) Modul emergensi
8 Neuroimejing 3 Modul neuroradiologi
(Tahap 2) Modul pediatrik
Modul kepala-leher
Modul emergensi
9 Neuroimejing 2 Modul neuroradiologi
(Tahap 3) Modul pediatrik
Modul emergensi
10 Ultrasonografi 1 Modul Gastrointestinal
(Tahap 1) Modul genitourinaria
Modul thorak
Modul muskuloskeletal
287
Modul Radiologi Fisika dan Proteksi radiasi dilakukan di semester II dan III dalam
bentuk tutorial/perkuliahan 2 jam / minggu.
Modul Biomolekuler imejing dilakukan di semester VII dalam bentuk
tutorial/perkuliahan 2 jam / minggu.
288
Sistem evaluasi:
Untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran PPDS selama 7 semester
melalui:
i. Penilaian Psikomotor
ii. Penilaian Pengetahuan
iii. Penilaian Keterampilan
iv. Penilaian Perilaku/Etika/Sopan Santun
v. Penilaian Sumatif
vi. Penilaian Formatif
Penilaian psikomotor
1 Penilaian berdasarkan kemampuan psikomotor/keterampilan PPDS
dalam melakukan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang
lulusan program studi Radiologi.
2 Penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing dan dilakukan saat
pelaksanaan praktikum dan di setiap ujian subdivisi dan ujian tahap.
Penilaian Sumatif
Penilaian dilakukan pada setiap PPDS selama pendidikan, terdiri atas:
1. Ujian subdivisi: ujian yang dijalani setiap PPDS setiap kali
menyelesaikan satu masa kepaniteraan di stase tertentu.
2. Ujian tahap: ujian yang dijalani setiap PPDS setiap kali menyelesaikan
satu tahap tertentu.
3. Sidang tesis.
4. Ujian Pra BPNRI.
5. Ujian Akhir BPNRI: ujian yang dilaksanakan di akhir masa pendidik
Ujian Subdivisi:
1. Seorang PPDS dapat menjalani ujian subdivisi bila telah menyelesaikan
tugas-tugas di subdivisi (jurnal, referat atau laporan kasus)
2. Apabila belum menyelesaikan tugas-tugas subdivisi maka tidak diizinkan
untuk mengikuti ujian, dan harus mengulang di subdivisi tersebut selama
1 bulan dan tidak mengikuti rotasi.
3. Apabila telah menyelesaikan tugas-tugas subdivisi, yang bersangkutan
berhak mengikuti ujian subdivisi.
4. Apabila yang bersangkutan lulus ujian maka berhak untuk meneruskan
rotasi kepaniteraannya, jika tidak lulus pada ujian I maka yang
bersangkutan harus mengulang/mengikuti ujian kedua
5. Bila ujian kedua tidak lulus maka yang bersangkutan harus mengulang
di subdivisi tersebut selama 1 bulan dan mengikuti ujian ketiga.
290
6. Bila pada ujian ketiga tidak lulus yang bersangkutan harus mengulang di
subdivisi tersebut sesuai lama pendidikan di subdivisi tersebut dan
mengikuti ujian keempat.
7. Pada ujian keempat, yang bersangkutan dipertimbangkan untuk
menjalani ujian di depan tim penguji.
Ujian tahap
1. Seorang PPDS dapat menjalani ujian tahap bila telah
menyelesaikan/menjalani semua subdivisi dan telah dinyatakan lulus
dalam semua ujian subdivisi di tahap tersebut.
2. Apabila belum menyelesaikan /menjalani semua subdivisi dan telah
dinyatakan lulus dalam semua ujian subdivisi maka tidak diizinkan untuk
mengikuti ujian dan tidak boleh meneruskan rotasi.
4. Apabila yang bersangkutan lulus ujian tahap maka berhak untuk
meneruskan rotasi kepaniteraannya ke tahap berikutnya, jika tidak lulus
pada ujian I maka yang bersangkutan harus mengulang/mengikuti ujian
kedua
5. Bila ujian kedua tidak lulus maka yang bersangkutan harus mengulang
di tahap tersebut kemudian mengikuti ujian ketiga.
7. Apabila ujian ketiga tidak lulus, maka yang bersangkutan
dipertimbangkan untuk di drop out.
Sidang Tesis
1. Seorang PPDS dapat menjalani sidang tesis bila telah
menyelesaikan/menjalani semua subdivisi, tahap dan stase khusus,
serta telah dinyatakan lulus dalam semua ujian di seluruh bagian
tersebut.
2. Sidang tesis dapat dilaksanakan setelah PPDS menjalani Sidang Usulan
Proposal (UP) dan menyelesaikan perbaikan UP dengan bimbingan
dosen pembimbing.
3. Sidang tesis akan diselenggarakan bila dihadiri minimal oleh 3 orang
penguji, 1 orang pembimbing, dan 1 orang wakil dari Divisi Litbang.
Penilaian formatif/afektif
1. Penilaian berdasarkan pada perilaku keseharian, keaktifan dalam
diskusi, kehadiran, sopan santun, etika dan ketrampilan perilaku
profesional.
2. Penilaian dilakukan oleh para staf pengajar dan menjadi pertimbangan
saat kelulusan di setiap ujian subdivisi dan ujian tahap.
Pedoman Evaluasi
Pedoman evaluasi mengacu kepada pedoman evaluasi FK UNPAD yaitu :
Tata Tertib
Meliputi :
Daftar hadir setiap hari masuk Pk. 07.00 WIBB tepat waktu
Pulang Pk. 15.30 WIBB tepat waktu
Mengikuti seluruh kegiatan ilmiah antara lain (minimal 90% selama PPDS
dengan persetujuan konsulen dan KPS)
Morning report
Journal reading
Referat
292
Laporan kasus
Tesis
Kuliah
Hal pokok pada proses belajar-mengajar di PPDS yang perlu dicermati dalam
kaitannya dengan tata tertib para PPDS
1. Tidak boleh merokok di lingkungan fakultas dan rumah sakit
2. Tidak diperkenankan menggunakan obat-obatan psikotropika/narkotika
maupun minuman keras.
3. Tidak diperkenankan membawa senjata api, senjata tajam, petasan dan
bahan yang mudah meledak.
4. Berperilaku sopan terhadap pengajar, sejawat, petugas dan pasien serta
keluarganya di lingkungan radiologi dan RSUP dr. Hasan Sadikin
sesuai dengan 5 S dalam SIGAP (senyum, sapa, salam, sopan, santun).
5. Senantiasa menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan radiologi
dan RSHS
6. Hadir 15 menit sebelum jadwal kegiatan dimulai
7. Tidak boleh meninggalkan ruangan selama acara ilmiah, kecuali seijin
konsulen
8. Selama kegiatan selalu bersikap sopan dan santun, memberikan
perhatian dan partisipasi penuh
9. Mematuhi peraturan-peraturan umum
Tertib meliputi:
Administratif
Akademis
Etika
Tertib Administratif :
Tujuan : Agar PPDS disiplin dalam kepatuhan terhadap Tata Tertib Selama
pendidikan
Meliputi :
1 Tertib kehadiran/jam datang
2 Tertib Belajar sehari/mengikuti proses belajar penuh kecuali
sepengetahuan dosen yang bertugas
3 Tertib jam pulang
Tertib Akademis
1. Pada saat acara ilmiah, seluruh PPDS wajib hadir tepat
waktu sampai acara ilmiah selesai
2. Bila lambat hadir pemberitahuan lebih dahulu kepada
KPS/konsulen yang bertugas
3. Membuat tugas-tugas dan kegiatan ilmiah sesuai dengan
jadwal, kecuali seijin konsulen pembimbing
4. Bila tidak masuk, pemberitahuan lebih dahulu kepada
KPS/konsulen yang bertugas
5. Dianggap tidak etis/sopan yang membuat
dosen/pembimbing kurang menyenangkan
Meliputi :
Penilaian ketiga faktor (administratif , akademik, dan etika ) dilakukan oleh
seluruh dosen sejak awal dan diketahui oleh PPDS yang bersangkutan dengan
teguran lisan maupun tertulis dan dilakukan pembinaan lebih dahulu secara
berkesinambungan. Apabila tetap tidak mengindahkan PPDS tersebut dilakukan
295
5. Sebab/kondisi lain.
a. PPDS dengan gangguan kejiwaan atau gangguan kepribadian
yang berpotensi menimbulkan ketidakamanan/kerugian bagi
dirinya sendiri dan pasien/masyarakat.
b. PPDS diketahui sebagai pengguna NAPZA.
c. PPDS terkena kasus kriminalitas atau ditetapkan sebagai
tersangka oleh Kepolisian.
A. Metode Pembelajaran
Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir dibagi menjadi 3 TAHAP
sesuai dengan pencapaian kompetensi minimal yang harus diraih, yaitu
kompetensi 1, 2 dan 3 (junior, madya dan senior).
Metode pembelajaraan dalam program studi kedokteran nuklir terdiri dari
Penerapan Keprofesian dan Akademik yang dikemas dalam bentuk-bentuk
pengalaman belajar yaitu:
a. Tugas baca.
b. Mengikuti kuliah pra-sarjana.
c. Mengikuti penyajian naskah ilmiah , simposium, kongres, seminar
kedokteran nuklir dan lain-lain yang berkaitan.
d. Mengikuti presentasi kasus penyakit di bagian klinik terkait.
e. Diskusi dengan bimbingan.
f. Melakukan pemeriksaan dan penelitian in-vivo dan atau in-vitro.
g. Penafsiran hasil pemeriksaan in-vivo dan in-vitro.
h. Melakukan konsultasi dan rujukan berbagai kasus problematik yang
berhubungan dengan kedokteran nuklir.
i. Melakukan pemantapan kendali mutu kedokteran nuklir.
j. Ikut serta memberikan bimbingan bagi peserta
k. Menyusun dan menyajikan naskah ilmiah.
l. Mengikuti kuliah pascasarjana.
m. Stase di Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Radiologi, dan Ilmu Bedah
dan lain - lain di RS Pendidikan Utama dan RS jenjang pendidikan yang
dianggap perlu.
297
Instrumentasi
dan Deteksi 1. Prinsip deteksi dan detector a, b, e, f, l, o
Radiasi 2. Instrumentasi Kedokteran
Nuklir dengan penekanan
khusus pada kamera gamma,
termasuk juga scanner,
pencitraan tomografi,
pencacah seluruh tubuh,
pencacah gamma pencacah
beta, system pemantauan dan
kalibrator dosis.
3. Kolimasi dektektor radiasi
khususnya kolimator pararel
diverging dan converginh serta
kolimator lubang miring dan
pinhole.
4. Instrumentasi elektronik
5. Produksi Pencitraan dan
teknologi penyajian termasuk
prinsip fotografi
6. Dasar dan aplikasi dari
modalitas pencitraan lain yang
berkaitan dengan prosedur
kedokteran nuklir
298
PENGALAMAN
ISI KURIKULUM URAIAN
BELAJAR
Dosimetri dan
Proteksi Radiasi 1. Pengukuran dan a, b, e, l, o
Penghitungan dosis radiasi
2. Diagnosis, Evaluasi dan
Pengelolaan over-exposure
serta kecelakaan radiasi
3. Peraturan Pemerintah
tentang keselamatan radiasi
4. Teknik untuk mengurangi
paparan terhadap penderita,
personel dan lingkungan
Radiobiologi
dan Patologi 1. Efek biologi dari radiasi a, b, e, l
Radiasi 2. Immunologi, biologi
molekuler dan genetika
Radiokimia dan
Radiofarmasi 1. Produksi radionuklida a, b, e, f, l, o
dengan reactor, siklotron dan
akselerator partikel lain
2. Generator radionuklida
3. Formulasi radiofarmaka
4. Biokimia, fisiologi dan
farmakokinetik radiofarmaka
5. Kendali mutu radiofarmaka
299
PENGALAMAN
ISI KURIKULUM URAIAN
BELAJAR
Metodologi
Penelitian 1. Falsafah ilmu a, b, e, l
2. Statistika Kedokteran
3. Metodologi Penelitian
Kedokteran
Pemeriksaan
invivo 1. Indikasi klinik penggunaan a s.d o
teknik kedokteran nuklir
2. Persiapan, pelaksanaan
dan pengawasan pasca-
pemeriksaan
3. Gambaran normal, varian
normal dan patologik
4. Pencitraan in vivo dan
penilaian fungsional statik dan
dinamik dari organ: otak,
cairan serebrospinalis,
kelenjar tiroid, kelenjar saliva,
paru-paru, jantung dan
pembuluh darah, esofagus,
lambung, kandung dan saluran
empedu, hati, limpa, ginjal,
pancreas, tumor dan abses,
kandung kencing, tulang,
sendi, sumsum tulang, system
limfatik, kelenjar adrenal,
jaringan neuroendokrin dan
radioimunosintigrafi.
5. Penggunaan perangkat
pencitraan dan detector
eksternal untuk pencitraan
organ tubuh dan untuk time-
dependent dan studi fungsi
diferensiasi
6. Pengguaan teknik
“gating”fisiologik untuk studi
fungsi
7. Pemantauan penderita
selama studi intervensi seperti
“exercise”dan “pharmacologic
test”, terutama interpretasi
elektrokardiogram dan
300
PENGALAMAN
ISI KURIKULUM URAIAN
BELAJAR
resusitasi kardiopulmoner
8. Kinetika seluler, analisis
absorpsi dan ekskresi, studi
balans perunut
9. Uji komposisi tubuh,
termasuk analisis
kompatemental
10. Pencacahan dan
penyidikan seluruh tubuh
11. Hubungan antara prosedur
kedokteran nuklir dengan
prosedur diagnostic lain
Pemeriksaan
invitro 1. Metodologi dan kendali a s.d o
mutu radioligand assay
2. Binding capacity studies
3. Dasar-dasar activation
analysis dan autoradiografi
Terapi dengan
radionuklida 1. Seleksi penderita, indikasi a s.d o
dan kontraindikasi terapi
radionuklida
2. Penentuan dosis,
penghitungan dosis radiasi
terhadap organ sasaran dan
jaringan sekitar serta organ
lain, dan paparan terhadap
seluruh tubuh
3. Terapi radionuklida untuk
penyakit
4. Hipotiroid
5. Karsinoma tiroid
6. Polisitemia vera dan
penyakit mieloproliferatif
7. Metastasis ke tulang (terapi
paliatif)
8. Terapi dengan koloid fosfor
radioaktif dan radiokoloid
untuk terapi intrakaviter efusi
maligna radioimunoterapi
301
D. Pedoman Ujian
Penilaian akhir dilakukan dan diputuskan oleh Koordinator Program studi
bersama para penilai. Jika diperlukan penilai dari luar lingkungan IKN di tingkat
regional atau nasional atas dasar pertimbangan ketua bidang studi dan disetujui
Koordinator Program Studi, maka harus diperhatikan kesesuaian bidang
spesialisasi penilai ini dengan tujuan pendidikan dokter spesalis kedokteran nuklir
yang sedang dinilai.
D. 1 Kelulusan
Pada umumnya setiap program studi memiliki berbagai jenjang
pendidikan seperti yunior-madya dan senior. Setiap jenjang terdiri dari berbagai
subbgaian atau unit kerja / kumpulan modul. Kelulusan terdiri dari kelulusan dari
setiap subbagian/divisi/unit kerja, kelulusan suatu jenjang pendidikan dan
kelulusan akhir pendidikan. Pada umumnya penilaian dapat berdasarkan:
• Penguasaan keilmuan spesialistik atau yang berhubungan, melalui
ujian pilihan berganda dan modifikasinya, esai dan lisan
• Analisis kasus
• Audit morbiditas dan mortalitas
• Presentasi pada saat ronde/visite besar atau visite subbagian/divisi
• Kegiatan sehari-hari dalam mengelola pasien
• Journal Review, referat dan presentasi kasus
• Penilaian buku log / portofolio
• Pengamatan langsung dalam melaksanakan prosedur medik atau
tindakan operatif
• OSCE
302
• Mini-CEX
• Dan lain-lain sesuai dengan ke khas-an program studi
Bila semua subbagian/divisi/unit kerja pada suatu jenjang pendidikan telah
lulus semua, maka peserta didik memperoleh promosi ke jenjang pendidikan
berikutnya, misalnya setelah lulus dari jenjang junior yang bersangkutan
mendapat promosi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang madya. Bila semua
jenjang telah berhasil dilewati dengan baik, maka peserta didik berhak mendapat
gelar dokter spesialis yang ijasahnya ditanda tangani oleh Rektor Universitas
Padjajaran.
Hampir setiap program studi telah memberlakukan Ujian/Evaluasi
Nasional (national board examination) yang diselenggarakan oleh kolegium
terkait. Kebanyakan program studi mempersyaratkan kelulusan dari Ujian /
Evaluasi nasional sebelum diperkenankan untuk mengikuti wisuda pascasarjana
di Universitas. Demikian pula dengan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu
Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler.
E. Tata Tertib
Selama pendidikan, setiap peserta didik PPDS akan melaksanakan
komponen proses pembelajaran profesi dokter spesialis kedokteran nuklir
sebagai berikut:
a. Pengayaan
Merupakan Program pengayaan materi untuk peserta didik PPDS yang
baru masuk sehingga peserta didik PPDS baru lebih mengenal tentang
cara belajar di Departemen Ilmu Kedokteran Nuklir dan Pencitraan
Molekuler serta diharapkan telah mengetahui ilmu dasar saat memasuki
pendidikan dokter spesialis kedokteran nuklir.
b. Magang
Merupakan proses penerapan keprofesian dari ilmu yang telah didapat.
Metode pembelajaran berupa demonstrasi, skills lab, analisis kasus,
tatap muka terjadual dan tidak terjadual, dan pemberian tugas-tugas.
c. Aktifitas Pendidikan Terstruktur yang terdiri dari:
303
A. METODE PEMBELAJARAN
Dalam rangka pencapaian kompetensi, maka peserta didik melaksanakan
kegiatan - kegiatan sebagai berikut :
1. Ronde bangsal/Visite
a. Visite besar : merupakan visite seluruh pasien rawat inap bedah anak
yang dilakukan 1 x per minggu, dipimpin oleh seorang staf pendidik
senior dan diikuti oleh seluruh peserta didik.
b. Visite sub divisi : merupakan visite pasien rawat inap sub divisi yang
dipimpin oleh kepala sub divisi yang dilakukan 2 x per minggu, diikuti
oleh peserta didik masing-masing sub divisi.
c. Visite harian : merupakan visite terhadap seluruh pasien rawat inap
bedah anak yang dipimpin oleh chief residen yang dilakukan setiap
hari dan diikuti oleh seluruh peserta didik.
2. Konferensi kasus (case presentation)
Merupakan kegiatan ilmiah dalam bentuk diskusi kasus bedah anak yang
dianggap menarik untuk didiskusikan sebagai pembelajaran dan dilakukan
pemecahan masalah. Diskusi ini dilakukan 1 x perminggu dipimpin oleh
staf pendidik sub divisi yang bersangkutan dan diikuti seluruh peserta
didik.
3. Journal reading :
Merupakan kegiatan ilmiah dalam bentuk penyajian jurnal-jurnal terbaru
dalam 5 tahun terakhir yang berkaitan dengan perkembangan ilmu dan
penatalaksanaan kelainan-kelainan bedah anak. Kegiatan ini dilakukan 1
x per minggu dipimpin oleh staf pendidik sub divisi yang bersangkutan dan
diikuti seluruh peserta didik.
4. Referat :
Merupakan kegiatan ilmiah yang disusun oleh peserta didik dalam bentuk
sari kepustakaan. Kegiatan ini dilakukan 2 x per minggu dipimpin oleh staf
pendidik sub divisi yang bersangkutan dan diikuti seluruh peserta didik.
5. Laporan jaga :
Merupakan laporan pertanggungjawaban kegiatan jaga pada pasien-
pasien di emergensi dan pasien rawat inap. Laporan ini dilakukan 5 x per
minggu dipimpin oleh staf pendidik sesuai jadwal yang telah ditentukan
dan diikuti oleh seluruh peserta didik.
6. Assesment pasien rawat inap dan poliklinik :
Merupakan penilaian pasien-pasien bedah anak di ruang rawat inap (pre-
op dan post op) dan pasien rawat jalan yang membutuhkan keputusan
311
D. PEDOMAN UJIAN
Evaluasi dalam bentuk ujian dilaksanakan selama pendidikan, terdiri
dari: (a) Ujian Kursus Pra Bedah Dasar, dilaksanakan setelah selesai
kegiatan kursus pra Bedah Dasar (b) Ujian Stase Bedah Dasar, merupakan
evaluasi terjadwal yang dilaksanakan setelah stase di setiap Sub Divisi Ilmu
Bedah (c) Ujian Stase Bedah Anak,merupakan ujian tertulis yang
dilaksanakan setiap akhir stase Sub Divisi Bedah Anak (d) Ujian Semester
Bedah Anak, merupakan ujian yang dilaksankan setiap akhir semester
dengan materi yang sudah ditetapkan sesuai dengan kompetensi yang harus
diperoleh pada setiap tahapan (e) Ujian Kenaikan Tahap Kompetensi,
merupakan ujian yang dilakukan peserta didik untuk dapat melanjutkan ke
tahapan selanjutnya. Bentuk ujian yang dilakukan berupa ujian tulisan dan
OSCE (e) Ujian Profesi (Board) Bedah Anak Lokal, merupakan prasyarat
untuk mengikuti ujian nasional dan dilaksanakan setelah peserta didik
menyelesaikan seluruh tahapan pendidikan dan kewajiban yang berhubungan
dengan pelaksanaan pendidikan. Bentuk ujian berupa ujian lisan atau tulisan
yang dinilai oleh 2 orang penguji lokal. Penyelenggara Ujian Bedah Anak
Lokal berdasarkan Surat Ketua Program Studi Ilmu Bedah Anak dan
diselenggarakan di Institusi Pendidikan Dokter Spesialis (IPDS) Bedah Anak
setempat. (f) Ujian Profesi (Board) Bedah Anak Nasional, merupakan ujian
akhir pendidikan peserta PPDS-1 Ilmu Bedah Anak dan dilaksanakan setelah
lulus Ujian Lokal. Bentuk ujian berupa ujian tulis dan ujian kasus. Ujian Profesi
Nasional dinilai oleh dua orang penguji nasional yang ditentukan oleh
Kolegium Ilmu Bedah Anak dan satu orang penguji lokal yang berstatus
penilai. Penyelenggaraan Ujian Profesi Nasional dilaksanakan berdasarkan
Surat Permohonan KPS Bedah Anak kepada Ketua Kolegium Ilmu Bedah
Anak, dan Ketua Komisi Ujian Nasional Ilmu Bedah Anak. Dekan
mengeluarkan Surat Keputusan (SK) penunjukan Penguji Ujian Profesi
(Board) Nasional. Ujian diselenggarakan di Institusi Pendidikan Dokter
Spesialis (IPDS) tempat asal kandidat.
E. TATA TERTIB
Tata Tertib Kegiatan Belajar Mengajar
a. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar bila telah
memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh
Fakultas Kedokteran / Universitas Padjadjaran sehingga terdaftar
sebagai peserta didik UNPAD.
314
b. Peserta didik harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam
kerja.
c. Peserta didik harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika
berpakaian seperti yang telah ditetapkan.
d. Peserta didik harus melaksanakan tugas yang diberikan yang terkait
dengan kegiatan belajar mengajar yang diikuti.
e. Peserta didik yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan
(sakit, terkena musibah, mendapat tugas dari fakultas / universitas
atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan) dapat
meninggalkan kegiatan pendidikan setelah mendapat keterangan
tertulis dari pihak yang berwenang (dokter pimpinan fakultas).
Sanksi akademik
Sanksi akademik adalah sanksi yang diberikan kepada peserta didik karena
melakukan pelanggaran akademik. Sanksi dapat berupa peringatan tertulis,
perpanjangan stase, skorsing atau pemutusan studi. Sanksi peringatan
tertulis dan perpanjangan stase diberikan oleh Ketua Program Studi
sedangkan sanksi skorsing diusulkan / diajukan oleh Ketua Program Studi ke
Dekan dan diputuskan oleh Dekan, sedangkan sanksi pemutusan studi
diusulkan / diajukan oleh Ketua Program Studi ke Dekan dan diputuskan oleh
Rektor.
1. Peringatan tertulis
Peringatan tertulis dibuat oleh Ketua Program Studi apabila
dinilai ada kekurangan prestasi akademik peserta didik atau
pelanggaran ketentuan lainnya. Hal ini dilakukan untuk
memperingatkan peserta didik agar tidak mendapatkan sanksi yang
lebih berat.
Peringatan tertulis dikenakan terhadap peserta didik yang pada
tiap akhir semester mendapat Indeks Prestasi (IP) dibawah 2,75,
dan/atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,75. Peringatan
tertulis karena kelalaian administratif dikenakan kepada peserta didik
yang melalaikan kewajiban administratif (misalnya tidak melakukan
pendaftaran ulang untuk satu semester). Peringatan tertulis juga
diberikan bila peserta didik melakukan kelalaian yang menyebabkan
morbiditas pada pasien.
2. Perpanjangan stase
Perpanjangan stase adalah sanksi yang diberikan pada peserta
didik apabila tidak lulus ujian stase 2x berturut – turut; melakukan
kelalaian tindakan atau prosedur yang menyebabkan morbiditas; tidak
menyelesaikan karya tulis ilmiah tahap bedah dasar, bedah lanjut dan
usulan penelitian sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Lama perpanjangan stase ditentukan oleh berat ringannya
kesalahan yang dilakukan (setengah atau satu kali stase). Pada masa
perpanjangan stase, peserta didik tetap melakukan kegiatan seperti
layaknya stase normal.
3. Skorsing
Merupakan sanksi dengan gradasi yang lebih berat dari
perpanjangan stase. Selama masa skorsing, peserta didik tetap hadir
tetapi tidak diperkenankan mengikuti kegiatan pendidikan. Yang
bersangkutan harus diberikan bimbingan terutama mengenai masalah
penyebab sanksi tersebut.
4. Pemutusan studi
Pemutusan studi dikenakan terhadap peserta didik yang
mempunyai prestasi belajar yang rendah (akhir semester I tidak dapat
mencapai Indeks Prestasi (IP) 2,75 dan akhir semester II tidak
mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,00), melakukan kelalaian
administratif (seperti tidak melakukan registrasi 2 semester berturut –
316
A. Metode Pembelajaran
Proses pendidikan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip metode ilmiah,
berupa kemampuan scientific problem solving approach dan decision making
berbasis bukti evidence based medicine. Bentuk kegiatan berupa kuliah,
diskusi kuliah, mandiri, tutorial, kegiatan bangsal dan poliklinik serta kamar
operasi. Kegiatan ini mencakup pendidikan akademik dan pelatihan
keprofesian.
Metode pembelajaran untuk meteri dasar umum (MDU), materi dasar khusus
(MDK), materi keahlian umum, materi keahlian khusus (MKK), materi
penerapan akademik (MPA), dan materi penerapan keprofesian (MPK)
diberikan dalam bentuk tutorial, diskusi, tugas membaca dan tugas menulis.
Kerja Bangsal
Tata laksana pasien rawat inap dilakukan di ruang rawat urologi serta
ruang rawat lain yang pasiennya dikonsulkan atau rawat bersama dengan
urologi. Visite harian dilakukan oleh PPDS 1 Urologi yang ditugaskan dengan
dilakukan ronde harian dipimpin oleh chief residen. Pasien-pasien yang
bermasalah diperiksa kepada supervisior konsulen urologi (Dokter
Penangung Jawab Pasien = DPJP) untuk didiskusikan dan ditangani lebih
lanjut. Ronde besar dilakukan setiap hari Kamis yang dipimpin oleh Staf
00 00
Urologi sesuai dengan jadwal (Jam 7 -8 Pagi).
Kamar Operasi
Kegiatan di kamar operasi bedah dilakukan di Kamar Operasi Central
RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung lantai 3, 4 dan RS. Jejaring. Selama
317
TUR BT small X
TUR B neck (BNI) X
TUR P < 40 Gm X
Cystolitholapaxy X
Simple ureteroscopy X
Urodynamic studies X X
TRUS + Biopsy X X
Open/Percutaneus cystostomy X X
Circumcision X
Epididymal cyst X
Hydrococele X
Varicocele X
Inguinal orchidectomy X
Ureterolitotomi X X
A : Anestesi
MP : Mengerjakan sendiri dengan pengawasan
MT : Mengerjakan tanpa pengawasan langsung
Inguinal orchidectomy X
Simple nephrectomy X
Radical nephrectomy X
Nephroureterectomy X
Colposuspension X
Pyelolithotomy/pyeloplasty X X
RRP X
Radical cystectomy X
Heal loop diversion X
Uretrolithotomy X
Urethroplasty/hypospadia X
A : Anestesi
MP : Mengerjakan sendiri dengan pengawasan
MT : Mengerjakan tanpa pengawasan langsung
A : Anestesi
MP : Mengerjakan sendiri dengan pengawasan
MT : Mengerjakan tanpa pengawasan langsung
Proposal Penelitian
Proposal penelitian merupakan kegiatan akademik yang direncanakan dan
disusun menurut kaidah penulisan ilmiah agar dapat digunakan sebagai
pedoman melakukan penelitian untuk penulisan tesis. Pembimbing ialah staf
akademik yang berkualifikasi penilai. Judul ditentukan bersama oleh
pembimbing dengan peserta PPDS. Pertimbangan tema proposal adalah
jumlah populasi penelitian, distribusi penyakit, perkiraan biaya dan
sebagainya.
Journal Reading
Journal reading atau pembacaan makalah ilmiah ialah kegiatan akademik
melalui pembahasan makalah ilmiah di depan forum. Penyaji adalah PPDS 1
Urologi semester 4 ke atas. Moderator adalah staf modul yang bersangkutan.
Pembacaan makalah dihadiri oleh semua PPDS mulai semester 4 ke atas,
moderator dan seluruh Staf Urologi. Journal reading dilakukan bergiliran tiap
320
minggu sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Pemberian judul dan jadwal
penyajian dikoordinasi oleh Ketua Program Studi. PPDS mengajukan
ringkasan makalah dengan memakai LCD, kemudian diadakan diskusi bebas.
Laporan Jaga
Laporan jaga ialah kegiatan akademik melalui pembahasan kasus yang
didapat sebagai hasil tugas jaga oleh PPDS yang bertugas jaga di IGD
(Instalasi Gawat Darurat). Kasus yang dilaporkan ialah kasus yang datang ke
IGD, pasien bermasalah diruangan, dan laporan kematian. Pembahasan
ditujukan pada masalah diagnostik dan tindakan yang dilakukan oleh PPDS.
Pembahasan lebih mendalam akan dilaksanakan kemudian pada acara
15
Asessment. Laporan jaga dilaksanakan setiap pagi mulai jam 7. , dipimpin
oleh staf yang ditunjuk oleh Kepala Divisi / Ketua Program Studi dan dihadiri
oleh seluruh PPDS 1 Urologi semester 4 ke atas.
Asessment
Asessment ialah kegiatan akademik yang dilaksanakan setiap hari, dipimpin
oleh staf yang bertugas dan dihadiri oleh seluruh staf dan seluruh PPDS 1
Urologi semester 4 ke atas dan PPDS Bedah yang sedang menjalani stase di
urologi. Kasus yang dipresentasikan adalah seluruh kasus dari rawat jalan
dan rawat inap yang memerlukan tindakan, kasus yang bermasalah atau sulit
dan kasus kematian. Presentan adalah PPDS 1 Urologi semester 4 ke atas
dan PPDS Bedah yang sedang menjalani stase di urologi hari tersebut
bertanggung jawab atas pasien yang dipresentasikan.
2. Bidang kognitif :
a. Pengetahuan dan pemahaman
b. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinik
3. Bidang psikomotor :
a. Keterampilan klinik non operatif
b. Keterampilan klinik operatif
Tahap-Tahap Evaluasi
Secara garis besar evaluasi selama masa pendidikan dilaksanakan secara
bertahap, berkala dan bersifat berkesinambungan dan bersifatt sumatif untuk
menentukan keputusan.
1. Evaluasi berkala
Sesuai dengan tahap pendidikan dilakukan evaluasi sumatif secara berkala.
Kegiatan ini dimulai dengan evaluasi tahap awal yang dilakukan pada
semester-semester awal kemudian dirancang evaluasi berkala tahap-tahap
selanjutnya.
Evaluasi tahap awal juga digunakan sebagai tahapan pra kualifikasi untuk
menilai apakah seorang peserta program mampu meneruskan studi atau
tidak. Bila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan
untuk mengundurkan diri atau menghentikan pendidikan. Bila mampu,
peseta program dapat melanjutkan ke tahap pendidikan berikutnya.
2. Evaluasi akhir
Pada tahap akhir pendidikan, dilaksanakan evaluasi akhir secara
komprehensif. Evaluasi tahap akhir dilakukan apabila peserta program telah
menyelesaikan semua tahap pendidikan dan telah lulus dalam evaluasi
berkala sebelumnya.
S – Sikap
P – Pengetahuan (Kognitif)
K – Keterampilan (Psikomator)
D. Pedoman Ujian
Berbagai cara dapat digunakan oleh masing-masing program studi sebagai
berikut :
1. Ujian tulis berkala dilakukan setiap 3 bulan untuk menilai pengetahuan
2. Ujian lisan untuk menilai kognitif (clinical reasoning skill) / ujian teknik
operasi sebelum melakukan operasi menurut tingkatannya
3. Ujian kasus untuk menilai kognitif dan psikomotor
323
4. Ujian praktek
5. Ujian presentasi makalah
6. Ujian OSCA (Objective Structure Clinical Assesment)
7. Ujian tesis
8. Ujian Board, Kognitif
I. Tata Tertib
I.1. Tata tertib kegiatan belajar mengajar
1. PPDS-1 Urologi dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar bila telah
memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh
Universitas sehingga terdaftar sebagai PPDS-1 UNPAD.
2. PPDS-1 Urologi harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam
kerja atau yang telah dijadwalkan sebelumnya.
3. PPDS-1 Urologi harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi
etika berpakaian mahasiswa seperti yang telah ditetapkan pada
pedoman umum kemahasiswaan.
4. Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, PPDS-1 Urologi harus
mengisi daftar hadir.
5. Peserta PPDS Bedah Dasar adalah sepenuhnya bertugas dan belajar
di stase Bedah Dasar dan tidak boleh terlibat kegiatan urologi dalam
bentuk apapun, kecuali atas perintah dan ijin konsulen Urologi. Ketua
Program Studi Bedah Dasar mempunyai wewenang penuh menilai
layak tidaknya PPDS Urologi dapat Masuk ke Urologi Lanjut.
324
2. Kelalaian administrasi
Bagi mahasiswa Program Diploma, Sarjana, Profesi, Spesialis dan
Program Pascasarjana yang menghentikan studi dua semester berturut-
turut atau dalam waktu berlainan tanpa ijin rektor.
327
4. Pelanggaran hukum
Bila diduga melanggar hukum maka peserta didik dibebaskan dari tugas
mengikuti proses pembelajaran. Bila telah ditetapkan bersalah, Rektor
akan mengeluarkan sanksi berupa skorsing sampai pemutusan studi.
5. Pemutusan studi
Dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi syarat :
- Administrasi
- Atas keinginan sendiri
- Evaluasi : - Bila tidak lulus 6 kali tidak berturut-turut.
- Melewati batas akhir studi dan pertimbangan lainnya
- Pelanggaran etika dan profesionalisme
- Kondisi khusus : NAPZA atau gangguan kejiwaan
A. Metode Pembelajaran
Proses belajar mengajar sebagian besar dilakukan dengan metoda praktikum
dengan menggunakan laboratorium rawat inap biasa, rawat intermediate,
rawat intensive, unit rawat jalan, unit diagnostik (invasif dan non invasif), unit
rehabilitasi medik serta unit lain yang terkait.
Selain praktikum, dilakukan konferensi klinik harian untuk melatih kemampuan
peserta didik untuk melakukan analisis dan menerapkan pengetahuan yang
mereka miliki saat mengelola setiap kasus.
Pembacaan Referat dan Journal merupakan kegiatan rutin sebagai sarana
untuk menambah pengetahuan secara mandiri. Presentasi kasus juga
merupakan bagian dari metoda pembelajaran sebagai upaya untuk melatih
ketajaman analisis terhadap suatu permasalahan klinis.
328
Kegiatan kuliah dilakukan dalam bentuk mini lecture untuk topik bahasan
tertentu. Selain itu peserta didik juga diwajibkan untuk mengajukan makalah
dalam suatu kegiatan ilmiah yang bersifat nasional atau bahkan regional.
Perawatan Intensif
IV 3 Bulan 8 C21U01.0005
Kardiovaskular (CICU)
329
Keterpaduan Kardiologi
1,5 Bulan 4 C21U01.0016
Klinik Anak
Keterpaduan Kardiologi
1,5 Bulan 4 C21U01.0017
Klinik Dewasa
Keterpaduan Perawatan
VII 1,5 Bulan 4 C21U01.0018
Intensif Kardiovaskular
Keterpaduan Diagnostik
1,5 Bulan 4 C21U01.0027
Invasif dan Non-Invasif
Thesis 6 C21U01.0019
120
TOTAL 42 Bulan
SKS
2. Penilaian harian
Penilaian yang meliputi tiga hal diatas dilakukan saat konferensi (termasuk
penilaian kegiatan pembacaan kasus, referat dan journal), kegiatan di
ruang perawatan dan kegiatan yang berkaitan dengan keterampilan/
kegiatan motorik
5. Ujian perbaikan
Ujian perbaikan dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan. Untuk stase ulang
akan dijadwalkan sesuai dengan rotasi yang berlaku.
D. PEDOMAN UJIAN
1. Evaluasi Ujian Bed Side (Pasien) Peserta Didik
- Ujian bed side adalah proses penilaian yang dijalankan secara
menyeluruh meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan usulan –
usulan pemeriksaan pasien.
- Prosedur Ujian Bed Side :
1. Ujian bed side dilakukan pada peserta didik.
2. Pasien disiapkan pada semua tahap pada pagi hari.
3. Waktu ujian 60 – 90 menit.
4. Pelaksanaan ujian dilakukan dalam 2 tahap : tahap pemeriksaan
dan tahap diskusi / tanya jawab.
331
5. Ujian bed side akan dinilai oleh staf edukatif penilai didampingi
oleh seorang pendamping staf edukatif pembimbing atau
pendidik.
6. Nilai ujian bed side diserahkan pada pelaksanaan hari ujian,
kecuali dalam keadaan khusus.
7. Hasil dalam penilaian dimasukkan didalam form penilaian yang
telah disediakan.
E. TATA TERTIB
Tata tertib di Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, sebagai
berikut :
- Setiap peserta didik wajib mengisi daftar hadir harian, termasuk daftar
hadir dokter jaga :
Pengisian daftar hadir dilakukan secara elektronik dengan
menggunakan mesin finger print yang terdapat di berbagai tempat di
lingkunan RSUP Dr. Hasan Sadikin, setelah melakukan prosedur
pendaftaran sidik jari di Instalasi Sistem Informasi RS (SIRS) RSUP
Dr. Hasan Sadikin.
A. Metode Pembelajaran
1. Tahap Pendidikan
Sebelum melakukan tahap pendidikan diberikan lebih dahulu kegiatan
pembekalan pra-PPDS yang berisi orientasi mengenai rumah sakit pendidikan
utama, program pendidikan dokter spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran, RS. Hasan Sadikin dan sistem manajemen pelayanan dan rujukan.
Orientasi diikuti bersama dengan seluruh PPDS yang berasal dari program
studi lain diselenggarakan oleh FK UNPAD/ RSHS. Tujuan orientasi ialah untuk
memperkenalkan kegiatan, lahan dan proses pendidikan serta mempersiapkan
peserta untuk mengikuti program pendidikan selanjutnya.
2. Kelompok Kegiatan
Aktifitas dalam proses pendidikan IKFR secara garis besar dibagi atas 3
(tiga) kelompok kegiatan :
Kegiatan akademik
Kegiatan pelatihan keprofesian
Kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler
a) Kegiatan Akademik
Kegiatan akdemik ialah kegiatan dengan tujuan menambah dan
memperdalam keilmuan (knowledge) dalam bidang IKFR. Kegiatan
akademik terdiri dari 2 (dua) kelompok kegiatan yaitu kegiatan akademik
modul dan non-modul.
Kegiatan akademik modul ialah paket kegiatan akademik yang
membahas dan mendalami keilmuan cabang ilmu atau subdisiplin tertentu
dan diselenggarakan oleh cabang ilmu atau subdisiplin bersangkutan.
Kegiatan akademik modul umumnya merupakan kegiatan akademik
terjadwal yang diselenggarakan dalam bentuk tutorial dan diskusi kelompok.
Kegiatan akademik non-modul ialah kegiatan akademik yang tidak
terbatas hanya mengenai pendalaman keilmuan satu cabang ilmu atau
subdisiplin tertentu. Yang termasuk kegiatan akademik non-modul ialah :
Tinjauan Pustaka
Presentasi Kasus
Journal reading
Short case
Long case
Tutorial
Proposal penelitian
Tesis
336
Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Harian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Hari Jam Kegiatan
Senin 07.00-09.00 Presentasi Laporan kasus / tinjauan pustaka/
Penelitian
09.00-12.00 Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
Selasa 07.00-09.00 Morning report
09.00-12.00 Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
Rabu 07.00-09.00 Presentasi Laporan kasus / tinjauan
pustaka/Penelitian
09.00-12.00 Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
Kamis 07.00-09.00 Morning report
337
3. Buku Log
Setiap Peserta PPDS-1 dilengkapi dengan buku log yang digunakan
untuk mencatat setiap kegiatan (baik kegiatan akademik, kegiatan pelatihan
keprofesian, maupun kegiatan ko- dan ekstra kulikuler) segera setelah
kegiatan tersebut dilakukan dan ditandatangani oleh staf terkait.
a. Manfaat buku Log
Membantu mencatat setiap kegiatan yang dilakukan dengan maksud
mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi dan merencanakan
kegiatan tambahan untuk menutupi kekurangan tersebut.
Membantu Supervisor menilai kegiatan agar dapat memberikan
kegiatan tambahan untuk bersangkutan.
4. Ketentuan Umum
a. Peserta
Kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian wajib diikuti setiap staf
pendidik dan Peserta PPDS-1. Ijin untuk tidak tidak mengikuti kegiatan
338
Penjadwalan
Kegiatan ini dikoordinasi dan diatur oleh penyelenggara pendidikan
Tatacara
Media yang disediakan ialah slide projector, overhead projector (OHP)
atau liquid crystal display (LCD) Slide, transparansi dan media lain harus
memenuhi syarat :
Estetik tetapi tidak penuh dengan latar belakang yang mengganggu
teks
Taat dalam penggunaan ejaan dan bahasa
Baris teks atau keterangan tidak lebih dari 10 baris
Tulisan atau huruf terbaca dengan jelas dari baris paling belakang
Pedoman Penulisan mengacu pada Buku Pedoman Penulisan
Tesis/Disertasi dan Artikel Ilmiah Fakultas serta Buku Pedoman
Penulisan Tugas Ilmiah Prodi IKFR FK Unpad terbaru
Penilaian : mempergunakan lembar penilaian khusus yang telah
disediakan
Setelah selesai setiap kegiatan mencatat kegiatan tersebut di buku log
masing-masing dan ditandatangani oleh pembimbing.
2) Penjadwalan
Kegiatan tutorial/diskui kelompok dikoordinir oleh penyelenggara
pendidikan
3) Tatacara
Penentuan topik, bahan yang akan diajukan oleh Peserta
PPDS-1 ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan
Kegiatan tutorial merupakan kegiatan yang meliputi dua aspek:
teori dan praktik. Pembagian waktu dari ke dua aspek tersebut
diserahkan pada penanggung jawab modul / tutor pelaksana.
Setiap kegiatan diskusi kelompok dipimpin oleh seorang tutor
Tutor ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan
339
Setelah selesai setiap kegiatan tutorial / diskusi kelompok maka PPDS wajib
mencatat kegiatan tersebut di buku log masing-masing dan ditandatangani
oleh staf terkait/penanggung jawab modul.
6. Makalah Ilmiah
Makalah ilmiah terdiri dari makalah:
Presentasi Kasus
Tinjauan Pustaka
Proposal Penelitian/Tesis
7. Presentasi Kasus
Presentasi Kasus merupakan kegiatan akademik melalui penyajian dan
pembahasan suatu kasus didepan sidang ilmiah pleno. Presentasi kasus
dapat juga dipandang sebagai satu kesatuan komprehensif pelatihan
keprofesian dengan maksud untuk mendapatkan dukungan ilmu yang kuat
dalam melakukan kegiatan keprofesian.
a. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan Peserta Program Pendidikan Dokter
Spesialis-1 dalam menggunakan sumber keterangan sebanyak-banyaknya
untuk menganalisis kasus yang ditangani.
Tujuan Khusus
Setelah penyajian kasus, diharapkan peserta :
1. Menguasai materi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi khususnya
kasus yang dipresentasikan
2. Mampu menulis karya ilmiah yang baik dan sesuai kaidah yang
berlaku
3. Mampu mengenal, menelusuri sebab dan memecahkan masalah
secara kritis analitis dan sistematis.
340
Tujuan Per-semester
Semester II : Mampu melakukan pemeriksaan fisik rehabilitasi dan
diagnosis fungsional
Semester III : Mampu menegakkan diagnosis fisik dan fungsional,
mampu/menguasai penataksanaan rehabilitasi medik dasar.
Semester IV : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik
dasar, umum dan ortotik prostetik
Semester V : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik
dasar, umum dan Pediatrik
Semester VI : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik
dasar, umum dan kasus kardio-respirasi
Semester VIII : Mampu merencanakan, mengimplementasikan,
mengelola kasus secara paripurna kasus geriatri / multiple
problems.
b. Jumlah Kasus
Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat pendidikan Ilmu Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi, selama masa pendidikan ditetapkan bahwa
peserta PPDS-1 harus menyelesaikan sebanyak 6 (enam) kasus panjang
dan 1 (satu) kasus pendek dan 1 kali presentasi poster/oral presentation
di acara ilmiah nasional (baik berupa penelitian/kasus).
c. Jenis Kasus
Kasus panjang (kasus khusus) : kasus yang ditulis berdasarkan
kerangka acuan
Kasus pendek: kasus yang ditulis dengan isi : anamnesis,
pemeriksaan fisik dan problem, manajemen (sesuai dengan rekam
medis rawat jalan)
d. Topik Kasus
Jenis kasus
No. Semester Keterangan
4 semester 5 Pediatrik
341
Jenis kasus
No. Semester Keterangan
5 semester 6 Kardiorespi
e. Sumber Kasus
Diajukan oleh peserta sendiri atau ditetapkan dan telah disetujui oleh
Pembimbing dari pasien-pasien rawat jalan atau rawat inap.
f. Tata Cara
Kasus yang telah ditentukan, harus segera diajukan minimal 2 (dua)
minggu sebelumnya kepada pembimbing
Setiap presentan wajib melakukan bimbingan kepada dokter
pembimbing
Home visit dilaksanakan sesuai situasi dan kondisi serta arahan
pembimbing
Pasien harus dibawa untuk dilakukan pemeriksaan fisik dan
dilakukan pengambilan audiovisual, dengan dihadiri oleh penguji
(wajib) dan pembimbing kasus (fakultatif pada kondisi yang tidak
dapat dihindari)
Tampilan audio visual dipergunakan untuk presentasi. Naskah dalam
bentuk makalah diserahkan ke Sekretariat Pendidikan, paling lambat
3 (tiga) hari kerja sebelum jadwal penyajian untuk dibagikan kepada
penilai dan pembimbing serta Peserta PPDS-1.
h. Cara Penyajian
Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio
visual dalam bahasa Inggris
342
8. Journal Reading
Journal Reading atau pembacaan makalah ilmiah ialah kegiatan akademik
melalui pembahasan makalah ilmiah di depan forum.
a). Tujuan
Agar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis mempunyai
kemampuan:
Menggunakan/memanfaatkan kepustakaan
Menjaring Informasi yang sesuai
Mengenal/mengetahui informasi terkini di bidang IKFR
c). Topik
Topik disesuaikan dengan rotasi / stase, di Departemen Ilmu Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi, di Departemen lain FK UNPAD atau RS Jaringan
lahan Pendidikan yang ditunjuk :
No Semester Topik Tempat
1 semester 1 Neuromuskuler (fokus :
stroke)
2 semester 2 Muskuloskeletal
(fokus : Therapeutik
exercise/modalitas)
3 semester 3 Muskuloskeletal
4 semester 3 Ortotik Prostetik
5 semester 4 Pediatrik RS. Cibabat
6 semester 4 SCI RS.
Fatmawati
7 semester 5 Cedera Olah Raga
8 semester 5 Kardio RS.Al-Ihsan/
RS. Salamun/
343
2. Naskah
Naskah Jurnal diperbanyak dan harus diserahkan ke Sekretariat
Pendidikan PPDS-1, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum jadwal penyajian
untuk dibagikan kepada Penilai, masing-masing staf Divisi terkait topik
jurnal, dan Peserta PPDS-1 lainnya.
3. Usulan Judul
Diajukan oleh peserta PPDS-1 kepada dokter pembimbing / penilai paling
lambat 2 (dua) minggu sebelum tanggal presentasi.
9. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka ialah kegiatan akademik dengan cara membahas dan
menyarikan berbagai makalah ilmiah menjadi satu karya ilmiah tulis yang
disusun menurut kaidah penulisan ilmiah.
a) Tujuan
Agar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis mempunyai kemampuan:
Menggunakan/memanfaatkan kepustakaan
Menjaring informasi yang sesuai
344
c) Topik
No Semester Topik
1 semester II Muskuloskeletal
2 semester III Neuromuskuler
3 semester IV Pediatrik
4 semester V Kardiorespi
5 semester VI Geriatri/cedera olah raga
d) Tata Cara
1. Topik bahasan/Judul
Diajukan oleh Peserta atau ditentukan dan disetujui oleh Pembimbing
minimal 2 (dua) bulan sebelumnya
4. Cara Penyajian
Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio
visual selama 25 menit, diskusi 35 menit dengan minimal 5 orang
penanya, diskusi dengan pembimbing/penguji 15 menit (total 75
menit) dalam bahasa Indonesia
Penilaian sesuai dengan formulir Penilaian Penyajian Tinjauan
Pustaka.
345
11. Penelitian/Tesis
Tesis ialah kegiatan akademik dalam bentuk menulis suatu karya ilmiah
tentang suatu topik keilmuan yang disusun berdasarkan hasil penelitian
ilmiah menggunakan metodologi penelitian dan diuji oleh dewan penguji
yang berwenang dalam suatu forum ilmiah.
Penulisan tesis merupakan kegiatan akademik dengan cara mengolah
hasil kegiatan penelitian dalam bentuk karya tulis berdasarkan analisis
data sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi.
a) Latar Belakang
Karya ilmiah medis berdasarkan hasil penelitian yang sahih
merupakan salah satu faktor pendorong kemajuan ilmu kedokteran.
Dalam era globalisasi saat ini persaingan tingkat dunia berlangsung
dengan terbuka di segala bidang termasuk di bidang kedokteran.
Kemampuan meneliti dan menuangkannya dalam suatu naskah ilmiah
sangat perlu dikuasai oleh seorang dokter Spesialis Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi sebagai seorang cendekiawan dan agen kemajuan
dibidangnya.
Salah satu tujuan pendidikan dokter spesialis ialah mencapai
kemampuan menentukan, merencanakan dan melaksanakan
pendidikan dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu
ke tingkat yang lebih tinggi.
Sesuai dengan tujuan diatas seorang dokter Spesialis Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi diharapkan dapat berfungsi sebagai tenaga
347
b) Tujuan
Melatih dalam membuat karya ilmiah dan melakukan penelitian
yang baik dan benar dan sekaligus cara mempresentasikannya.
Mempraktikan metodologi penelitian ilmiah yang pernah dipelajari
Sumber ilmiah bagi Ilmu IKFR pada umumnya
Mampu memilih masalah kedokteran / kesehatan untuk bahan
penelitian yang dapat membantu pengembangan ilmu dan dapat
diterapkan untuk peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
Mampu mengajukan usulan penelitian secara lengkap dengan
memperhatikan semua unsur pembatas yang mampu laksana dan
bersesuaian dengan jadwal pendidikan
Mampu menerapkan dan menjelaskan metodologi penelitian yang
baik dan benar
Mampu menyelenggarakan pengorganisasian seluruh kegiatan
penelitian bidang kedokteran/kesehatan dengan penguasaan
rangkaian analisa dan sintesa yang menghasilkan kesimpulan
yang dapat dimengerti ilmuwan lainnya.
Mendapatkan pengalaman dan keterampilan menyusun usulan
penelitian
Mampu meyakinkan obyektifitas dan kebenaran upaya
penelitiannya melalui penyajian lisan dan tulisan secara lugas
kepada ilmuwan lain, dengan memperhatikan kelaziman penyajian
ilmiah.
Mampu menerima kritik dan saran perbaikan hasil karya ilmiahnya
dalam sidang terbuka, serta mampu menyusun kembali
penelitiannya sesuai dengan hasil persidangan dalam waktu yang
ditetapkan.
d) Pembimbing
Pembimbing adalah staf pengajar IKFR yang berkualifikasi penilai
dan ditetapkan dengan surat tugas Ketua Program Studi.
Dalam persiapan presentasi proposal penelitian diperlukan 3 orang
pembimbing yang terdiri dari : 1 (satu) pembimbing yaitu
348
e) Tugas Pembimbing
Memantau pelaksanaan penelitian sejak pembuatan proposal
penelitian, pelaksanaan penelitian dan penyusunan naskah tesis.
Memberi motivasi, bimbingan dan arahan serta bila perlu menegur
untuk perbaikan proses pelaksanaan penelitian
Melakukan kegiatan diskusi konsultasi terjadwal dengan peneliti
Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan tidak melapor untuk
membahas hasil penelitiannya, pembimbing dapat secara aktif
memanggil bersangkutan.
Pembimbing sekaligus menjadi anggota penguji sidang penelitian.
h) Pelaksanaan Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen kegiatan akademik
yang diwajibkan bagi sebagai suatu proses dalam penyusunan
tesis.
Pelaksanaan penelitian sudah harus segera dimulai selambat-
lambatnya pada semester 5, setelah selesai menyusun proposal
penelitian dan telah dinyatakan memenuhi syarat dan lulus ujian
proposal penelitian.
Jangka waktu penelitian harus sesuai dengan surat persetujuan
penelitian yang dibuat oleh Koordinator Penelitian dan
Pengembangan serta Ketua Program Studi dan Koordinator atau
Kepala-kepala Divisi dimana peserta didik tersebut sedang
menjalankan rotasi saat penelitian
Selama melakukan penelitian, setiap bulan melaporkan
perkembangan hasil penelitian kepada Pembimbing Penelitian
Apabila selama penelitian menghadapi hambatan agar melapor
kepada pembimbing penelitian untuk dicarikan jalan keluarnya
Bila penelitian dibatalkan agar memberitahukan secara tertulis
kepada Ketua Program Studi dan segera mencari judul penelitian
yang baru. Proses pengajuan judul sesuai dengan prosedur
semula.
350
i) Tempat penelitian
Sesuai dengan materi penelitian pelaksanaan dapat dilakukan di :
RS Pendidikan Utama
RS Mitra
Lahan pendidikan lain :
Puskesmas
Dan lain-lain
j) Waktu Penelitian
Tidak diberikan waktu khusus untuk melakukan penelitian, oleh
karena itu sesuai dengan materi penelitian, pelaksanaan penelitian
dapat dikerjakan diantara waktu-waktu pelatihan keprofesian dengan
cara mengatur secara mandiri sehingga tugas pelayanan dan tugas
pelatihan tidak terlantar (kerjasama dengan Program Studi lain).
k) Biaya Penelitian
Pada dasarnya biaya penulisan proposal, penelitian dan penulisan
tesis ditanggung oleh sendiri. Oleh karena itu faktor mampu-laksana
(feasibility) sangat penting dikaji dalam penyusunan proposal.
Pembimbing dan Program Studi dapat membantu mencarikan cara
untuk pembiayaan penelitian melalui hibah penelitian agar penelitian
dapat dikerjakan dengan lancar.
l) Pemantauan
Pemantauan kemajuan pelaksanaan penelitian dilakukan oleh
pembimbing materi. Bila dalam jangka waktu yeng telah ditentukan
tahapan pelaksanaan penelitian belum selesai, maka akan dipanggil
oleh pembimbing materi untuk dilakukan evaluasi terhadap
kelambatan dan kendala yang dihadapi serta mencari jalan keluarnya.
Bila tahapan pelaksanaan penelitian masih belum dipenuhi sesuai
jadwal maka akan dipanggil menghadap forum evaluasi penelitian
terdiri dari 1) Pembimbing materi, 2) KPS dan 3) Koordinator
Kelompok Fungsional Penelitian, Kerja sama, dan Pengabdian
Masyarakat untuk diminta pertanggungjawabannya.
m) Kegiatan Penelitian
Pembuatan proposal penelitian
Proposal penelitian diajukan melalui pembimbingan dengan
pembimbing yang telah ditetapkan kemudian dilakukan Sidang
Usulan Penelitian dilakukan di Semester 4 atau 5.
Pembuatan tesis
Dilakukan setelah hasil Sidang Usulan Penelitian menyatakan
Peserta PPDS-1 tersebut lulus (semester 4-6)
351
n) Lain-lain
Peserta PPDS-1 yang mengambil program combine degree (PPCD)
diwajibkan membuat penelitian yang berbeda dengan penelitian yang
dilakukan untuk mendapatkan gelar SpKFR untuk menghindari auto
plagiarism.
1) Cakupan Akademik
Materi Dasar Umum (MDU/ Pengetahuan Teori Dasar Umum)
Materi Dasar Khusus (MDK / Pengetahuan Teori Dasar
Khusus)
Materi Keahlian Khusus ( MKK / Pengetahuan Teori Klinik
Khusus)
Materi Penerapan Akademik (MPA)
2. BEBAN STUDI
Total beban studi yang diperlukan ialah 110,99 SKS dengan lama studi 8
Semester.
Deskripsi mata kuliah/modul Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, dalam tabel
berikut :
SKS
No Materi Keahlian Khusus
A P
4 Modul Habilitasi/Rehabilitasi 1,00 1,36
Anak II
5 Modul Prostetik-Ortotik dan alat 2,00 2,00
bantu
6 Modul IKFR Muskuloskeletal I 1,00
7 Modul IKFR Neuromuskuler I 1,00
8 Modul IKFR Muskuloskeletal II 1,50
9 Modul Kardiorespirasi I 1,00
10 Modul Tatalaksana 0,67
Komprehensif I
11 Modul Tatalaksana 0,67
Komprehensif II
12 Modul Tatalaksana 0,67
Komprehensif III
13 Modul Tatalaksana 0,67
Komprehensif IV
14 Modul Tatalaksana 0,67
Komprehensif V
15 Modul Tatalaksana 0,67
Komprehensif VI
16 Modul Tatalaksana 0,67
Komprehensif VII
17 Modul Tatalaksana 0,67
Komprehensif VIII
18 Modul Neuromuskuler IV 1,44
Jumlah 12,44 13,24
b. Kelompok 2 : MPA-2
Materi Penerapan Akademik kelompok 2 terdiri dari :
Journal Reading
Sajian Kasus Umum
Sajian Kasus Khusus
Sajian Kasus Pendek
Sari Pustaka
4. PRASYARAT MODUL
Prasyarat modul merupakan suatu syarat yang harus di tempuh dalam
pelaksanaan modul berikutnya.
Tabel 2.9 Prasyarat Modul
Modul Prasyarat
Modul Neuropatik Modul Dasar IKFR I dan
Perifer Modul Pemeriksaan IKFR
365
Modul Prasyarat
Modul Dasar IKFR I dan
Modul Terapi IKFR III Modul Fisiologi Latihan
Modul Terapi IKFR I dan II
Modul IKFR
Neuromuskuler I
Modul IKFR
Neuromuskuler II
Modul IKFR
Neuromuskuler II
Modul IKFR
Neuromuskuler III
Artroplasti sendi
Sudah melewati modul :
- Hip & Knee (Kines)
- Kelainan Angulasi Lutut
& Kaki
366
Modul Prasyarat
- Tatalaksana KFR pada
Artritis
Modul Therapeutik
Modul KFR Pre & Exercise I
Pasca Bedah Thera Modul Kardiorespi I & II
ex (IKFR
Kardiorespirasi III)
Tatalaksana Pada
Gangguan Menelan
Spinal Orthosis Modul Anatomi dan
367
Modul Prasyarat
Kinesiologi spine
Modul Prasyarat
KFR Pada nyeri Lutut
Modul Tatalaksana
KFR Pada Nyeri Modul Anatomi dan
Bahu Kinesiologi UE
Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal
Modul Tatalaksana
KFR Pada Sprain Modul Anatomi dan
Pergelangan Kaki Kinesiologi LE
Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal
Modul Injeksi
Intralesional dan Modul Anatomi dan
Intraartikular Kinesiologi UE dan LE
Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal
Modul COR : Cedera
ACL Modul Anatomi dan
Kinesiologi
Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal
Modul Anatomi dan
Kinesiologi LE
Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal
Modul Cold Therapy Modul Fisiologi KFR
Modul Fisiologi
Latihan Modul Fisiologi KFR
Modul Tatalaksana
KFR pada Amputasi Modul Anatomi dan
Kinesiologi
Modul Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal
Modul UE, LE Prostesis
Modul Terapi Modul Fisiologi KFR
Stimulasi Elektrik
Modul Prasyarat
Pemeriksaan dan
Tatalaksana KFR Fisiologi Menelan dan
pada Gangguan Komunikasi
Menelan (feeding)
a. Ujian Tulis
Esai modifikasi (modified essay question)
Pilihan jamak (multiple choice question)
b. Ujian Lisan (wawancara)
Memakai lembar penilaian (check list atau rating scale)
b. Modul divisi
Habilitasi/Rehabilitasi Medik Anak
Muskuloskeletal
Neuromuskuler
Kardiorespirasi
Geriatri
6. Rapat Evaluasi
Penetuan keputusan terhadap hasil evaluasi ditetapkan melalui rapat
evaluasi program studi yang dilaksanakan minimal 2 kali dalam 1 semester atau
setiap 3 (tiga) bulan sekali.
a. Ketua
Ketua Program Studi (merangkap anggota)
b. Kelompok Fungsional (merangkap anggota)
o Pendidikan PSSK dan PSPD serta evaluasi
o Pendidikan PPDS dan sumber daya
o Penelitian, kerja sama, dan pengabdian masyarakat
c. Anggota
o Kepala Departemen IKFR FK UNPAD
o Para pembimbing semester
o Para anggota Divisi
o Para penanggungjawab modul
o Para penanggungjawab rumah sakit mitra
o Staf pengajar IKFR
D. Pedoman Ujian
1. Jenis-jenis Ujian Yang Digunakan
a. Ujian Tulis
Ujian tulis dilakukan setiap akhir semester. Berbagai divisi dan modul
memberi masukan sesuai dengan modul yang dijalankan. Ujian ini
dimaksudkan sebagai ujian formatif untuk mengetahui sejauh mana
pokok bahasan telah dipahami peserta program. Ujian diberikan dalam
bentuk soal pilihan jamak atau esai sesuai modul yang diberikan.
372
b. Ujian lisan/praktik
Ujian lisan praktik dilakukan pada akhir semester 1 (pemeriksaan
fisik), semester 2 (modalitas), dan semester 3 (ortotik prostetik). Pada akhir
rotasi / modul dapat diadakan ujian lisan tambahan. Penilaian pada ujian
praktik mempergunakan lembar penilaian yang telah dipersiapkan. Pasien
(kasus) dapat dipakai sebagai entry untuk membahas lingkup Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi secara komprehensif sesuai modul,
semester 1 – 8.
c. Ujian Institusional
Ujian Institusional diselenggarakan oleh Prodi PPDS-1 IKFR 2 kali /
tahun, yaitu setiap bulan Februari dan Agustus. Kriteria dan jumlah
penguji dalam Ujian Institusional ditentukan oleh Prodi PPDS-1 IKFR.
Materi ujian disiapkan oleh Panitia Ujian Institusional IKFR FK Unpad.
Ujan Institusional terdiri Ujian Tulis dan Ujian Lisan. Teknis
pelaksanaan dan syarat-syarat kelulusan mengikuti aturan yang
ditetapkan untuk ujian nasional.
Dengan catatan nilai hasil akhir untuk materi butir 2, 3 dan 4, tidak
kurang dari 60 untuk masing-masing materi.
E. Tata Tertib
1. Kehadiran
a) Daftar hadir harus diisi pada saat kedatangan, kepulangan dan
setiap acara ilmiah
b) Daftar hadir diisi dalam rentang waktu 15 menit setelah acara
dimulai, kemudian diserahkan kepada konsulen pembimbing saat
itu
c) Keterlambatan kehadiran sampai 15 menit setelah acara ilmiah
dimulai, dianggap absen ¼ hari.
d) Keterlambatan kehadiran lebih dari 15 menit pada acara ilmiah
(setelah acara dimulai) dianggap absen ½ hari, kecuali bila telah
meminta ijin sebelumnya.
e) Keterlambatan kehadiran harus disertai dengan alasan yang jelas
dan dapat diterima (diketahui oleh pembimbing acara ilmiah dan
chief residen).
f) Contoh alasan yang dapat diterima adalah: yang bersangkutan sakit
atau keluarga dekat (suami/istri/anak/orang tua) sakit serta
keperluan yang memerlukan kehadiran yang bersangkutan seperti
memperpanjang SIM, pengambilan rapor anak dan lain sebagainya.
(Hal-hal lain yang ada diluar contoh ini dipertimbangkan oleh
pembimbing acara ilmiah yang bersangkutan).
g) Ketidakhadiran dalam modul wajib maksimal 10% dari total waktu
pelaksanaan modul hingga selesai, bila peserta PPDS-1 tidak
mengikuti modul lebih dari 10% alokasi waktu maka peserta PPDS-
1 tersebut harus mengulang modul tersebut dan tidak dapat
mengambil modul yang menjadikan modul tersebut sebagai
prasyaratnya di semester berikutnya.
Ketentuan Umum
Sebelum dan sesudah cuti /ijin, tugas-tugas yang bersangkutan harus
dialih tugaskan kepada yang ditunjuk untuk menggantikan yang cuti/ijin
dengan sepengetahuan koordinator pelayanan Departemen IKFR
RSHS-FKUP.
375
4. Cuti
Sehubungan dengan peraturan akademik tentang cuti yang mengacu
pada aturan dasar Pendidikan FK UNPAD tentang cuti akademik, maka
cuti lain di luar cuti akademik diatur oleh Program Studi masing-masing.
a. Cuti Tahunan
1) Permohonan cuti dapat diajukan setelah menjalani pendidikan
selama 2 (dua) semester
2) Permohonan cuti diajukan selambatnya 1 (satu) bulan sebelum
tanggalnya.
3) Permohonan cuti diajukan kepada Kepala Departemen melalui
Ketua Program Studi/Sekretaris Program Studi, setelah
sebelumnya mendapatkan persetujuan tertulis dari
penanggungjawab di tempatnya bertugas dengan dilengkapi
data mengenai :
Alamat pada saat cuti
Sejawat Rehabilitasi Medik yang bertugas / menggantikan
ditempat bertugas
Cuti yang telah diambil dalam tahun tersebut
4) Pengajuan permohonan cuti harus menggunakan formulir yang
tersedia di RSHS
5) Ijin/cuti hanya diberikan selama tidak mengganggu kelancaran
kegiatan.
6) Cuti tahunan yang diambil sekitar Hari Raya Idul Fitri dan
Natal/tahun Baru diajukan secara kolektif melalui chief residen
selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum Hari Raya
/Natal/Tahun Baru tersebut.
b. Cuti Sakit/Hamil/Melahirkan
Peserta PPDS-1 dengan cuti sakit sampai dengan 2 (dua) hari
diwajibkan untuk memberitahu dokter penanggungjawab
pelayanan tempat bertugasnya secara lisan atau tertulis, secara
langsung atau melewati kurir.
Peserta PPDS-1 dengan cuti sakit lebih dari 2 (dua) hari, maka
diwajibkan untuk menyerahkan surat keterangan sakit yang
dikeluarkan oleh dokter kepada Ketua Program Studi /Sekretaris
Program Studi
Untuk cuti melahirkan diambil kebijaksanaan memberikan cuti
selama 10 (sepuluh) hari kerja dengan ketentuan tidak
diperbolehkan mengambil cuti atau ijin di semester berikutnya.
Cuti sakit yang lebih dari 2 (dua) minggu (10 hari kerja) berarti
mengulang semester tersebut.
c. Cuti Akademik
377
1) Batasan
Cuti Akademik adalah hak peserta didik untuk berhenti
sementara dari kegiatan akademik untuk jangka waktu tertentu
dengan tetap memnuhi kewajiban yang ditentukan oleh FK
UNPAD atau Program Studi IKFR
2) Cuti akademik tidak dapat diberikan pada tahun akademik
pertama dan terakhir dari pendidikan (semester 1 dan 2,
semester 7 dan 8)
3) Lama cuti akademik : 6 (enam) bulan
4) Hak cuti akademik
Maksimal 2 (dua) kali selama masa Pendidikan, dengan
catatan: masa cuti akademik tetap diperhitungkan sebagai
masa toleransi batas maksimal keterlambatan pendidikan
(sesuai dengan batas toleransi keterlambatan masa pendidikan
selama 1 tahun)
5) Prosedur Pengajuan.
Permohonan ditujukan kepada KPS dengan tembusan kepada
: Kepala Departemen dan TKP. Bila KPS menyetujui
permohonan tersebut, maka permohonan cuti diteruskan ke
TKP dengan menyertakan data mengenai waktu dan lama cuti
akademik yang disetujui. TKP dapat memberikan kriteria
tambahan untuk permohonan cuti tersebut.
6) SPP: Peserta yang mengambil cuti akademik tetap diwajibkan
membayar SPP penuh
7) Ketentuan/kriteria tambahan
Apabila dipandang perlu, khususnya apabila ada aspek
pengetahuan dan keterampilan yang harus dievalusi
setelah cuti akademik, akan dilakukan “Placement Test”
(atau test lain yang diperlukan) dan ketentuan ini sudah
diberitahukan kepada pemohon sebelum cuti akademik
disetujui.
Peserta yang telah menyetujui ketentuan diatas
(ketentuan/kriteria tambahan) wajib tunduk pada hasil
evaluasi paska cuti akademik yang dilakukan, termasuk
harus mengulang semester sebelumnya (konsekuensi ini
wajib diberitahukan kepada yang bersangkutan)
2. Kesalahan Sedang
Tidak masuk kerja tanpa ijin selama 1 (satu) hari
Tidak mengisi rekam medik dengan baik, rapih dan
sebenarnya
Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar etik, profesi,
moral atau sopan santun (yang derajat kesalahannya
ditentukan oleh KPS atas dasar keputusan rapat staf
Departemen IKFR)
Tidak melaksanakan tugas di tempat kerja
Tidak melaksanakan acara kegiatan ilmiah sesuai jadwal
yang ditentukan
Memberikan terapi tanpa jenjang konsultasi
380
3. Kesalahan Berat
Tidak masuk kerja tanpa ijin selama 3 (tiga) hari berturut-
turut atau lebih
Memalsukan data dan rekam medik
Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar etik, profesi,
moral atau sopan santun (yang derajat kesalahannya
ditentukan oleh KPS atas dasar keputusan rapat staf
Departemen IKFR)
Tidak melaksanakan tugas dengan baik ditempat kerja
sehingga mengakibatkan komplikasi, kematian atau cacat
menetap.
VISI :
Menjadi program studi Ilmu Kedokteran Dasar yang unggul dalam bidang
ilmu dan teknologi kedokteran dasar di tingkat nasional pada tahun 2014 dan
tingkat global pada tahun 2018
MISI :
1. Menyelenggarakan pendidikan Magister dalam bidang Ilmu Kedokteran
Dasar yang berbasis kompetensi untuk menghadapi persaingan global
bidang kedokteran.
2. Meningkatkan kemampuan Research and Development (R&D) bidang
kedokteran untuk mempercepat penerapan yang dikembangkan dari
teori dasar ke terapan.
3. Mengaitkan pendidikan Magister Ilmu Kedokteran Dasar dengan
perolehan HKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) untuk menunjang
produk kesehatan
4. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas
dan aplikasi konsep- konsep ilmu kedokteran dasar khususnya dalam
pemecahan permasalahan kesehatan
B. BAHASA PENGANTAR
Bahasa pengantar yang dipergunakan dalam menyampaikan dan
mendiskusikan materi adalah bahasa Indonesia, sedangkan referensi bisa
yang bukan selain bahasa Indonesia.
C. LAMA STUDI
382
Program Studi Magister Ilmu kedokteran Dasar dengan beban studi 36 -45
SKS ditempuh dalam 2 semester, dan paling lama 8 semester termasuk
tesis.
D. PENERIMAAN MAHASISWA
1. Cara penerimaan mahasiswa
Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar merupakan multy entry
dari lulusan sarjana bidang eksakta, bagi peserta non kedokteran wajib
mengikuti matrikulasi prapasca (1 minggu) dan penerimaan mahasiswa
baru setiap tahun akademik melalui : http://pendaftaran .unpad.ac.id
atau http ://www.smup.unpad.ac.id E-mail : smup@unpad.ac.id.
Informasi pendaftaran dapat diperoleh pada jam kerja di Jl. Eijkman No.
38 Bandung.
E. PESERTA
Peserta Ilmu Kedokteran Dasar harus mendapat ijin dari instansi tempat
mereka bekerja. Kegiatan akademik diselenggarakan setiap hari Senin
sampai dengan Jumat, terdiri dari minilecture, tutorial, seminar, lab
activity,dan tugas khusus.
F. LULUSAN
1. Lulusan Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar berhak
menyandang gelar Magister Kesehatan (disingkat M.Kes.)
2. Lulusan Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar dengan IPK ≥ 3,25 dapat
melanjutkan ke Strata 3 untuk mendapatkan gelar Doktor dalam bidang
Ilmu Kesehatan.
K. TIM PEMBIMBING
1. Selama mengikuti pendidikan, setiap mahasiswa diarahkan dan
dibimbing oleh tim pembimbing yang ditunjuk oleh ketua program
2. Tim pembimbing
Selama mengikuti Program Magister setiap mahasiswa diarahkan dan
dibimbing oleh Tim Pembimbing.
Ketua Tim Pembimbing harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Dosen tetap Unpad yang masih aktif, dan
Kualifiksi pendidikan akademik doktor, dan
Jabatan akademik sekurang-kurangnya lektor kepala, dan
Kualifikasi bidang ilmu yang sebidang dengan program studi atau
bidang ilmu yang ditempuh mahasiswa
Anggota Tim Pembimbing harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Dosen tetap dengan kualifikasi :
1) Pendidikan akademik doktor dengan jabatan akademik lektor,
atau
2) Profesor/ lektor kepala yang dipilih berdasarkan spesialisasi/
kepakaran ilmunya.
b. Dosen tidak tetap Unpad dengan kualifikasi :
1) Pendidikan akademik doktor, atau
2) Profesor emeritus, atau
3) Pendidikan akademik doktor yang telah mengakhiri jabatan
akademik profesor.
c. Dosen tetap perguruan tinggi lain yang telah terakreditasi minimal
setara Unpad dengan jabatan akademik profesor/ lektor kepala
dengan kualifikasi akademik doktor yang dipilih berdasarkan
spesialisasi/ kepakarn ilmunya.
d. Pakar/ ahli di luar perguruan tinggi dengan kualifikasi akademik
doktor yang dipilih berdasarkan bidang ilmunya.
385
P. PENELITIAN
1. Penelitian dilakukan setelah lulus seminar dan perbaikan usulan
penelitian yang telah disetujui oleh pembimbing dan penelaah, paling
cepat sesudah lewat kwartal pertama
2. Pembimbing dapat melakukan supervisi (bila diperlukan) ke lokasi
penelitian untuk melihat keabsahan penelitiannya
388
ANGKA MUTU 3,76 – 4,00 3,51 – 3,75 3,26 – 3,50 3,00 – 3,25
HURUF MUTU A A(-) B(+) B
389
R. YUDISIUM
1. Ujian tesis dan ujian perangkat matakuliah dijumlahkan dalam huruf
mutu 0,00 – 4,00 dengan pedoman sebagai berikut:
HURUF MUTU A A- B+ B C+ C
ANGKA MUTU 4,00 3,75 3,50 3,25 2,50 2,00
2. IPK merupakan jumlah skor kisaran 0,00 – 4,00 seluruh matakuliah dan
tesis dibagi jumlah SKS.
Pedoman hasil yudisium:
3,71 – 4,00 Dengan Pujian
3,41 – 3,70 Sangat Memuaskan
3,00 – 3,40 Memuaskan
3. Yudisium dilaksanakan pada saat ujian tesis selesai
S. SANKSI AKADEMIK
1. Sesuai dengan peraturan yang dianut Universitas Padjadjaran, sanksi
akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan tindakan tidak
terpuji dalam proses belajar mengajar, baik akademik maupun non-
akademik, atau melanggar hukum (misalnya melakukan tindakan
kriminal) atau melakukan perbuatan tidak bermoral
2. Berat ringannya sanksi akademik ditetapkan (berdasarkan peraturan
dan perundangan yang berlaku) oleh suatu Dewan Pertimbangan yang
terdiri atas Koordinator Pascasarjana Fakultas Kedokteran Unpad,
Asisten Direktur I sebagai ketua, Ketua Pembimbing dan Koordinator S2
untuk diteruskan ke Direktur Program Pascasarjana dan/atau Rektor
Universitas Padjadjaran
390
KEGIATAN SEMESTER
MKDU 13
MKWK 6
Usulan Penelitian 1
MKP&K 14
Thesis 6
Total 20 20
Keterangan :
MKDU : Mata Kuliah Dasar Umum
MKWK : Mata Kuliah Wajib Konsentrasi
MKPK : Mata Kuliah Konsentrasi dan Pilihan
391
I. Semester Pertama
a. Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)- 13 SKS
No Sandi Nama Mata Kuliah SKS
1 UNC.20.20101 Biologi Molekuler 2
2 UNC.20.20102 Filsafat Ilmu (Etika Penelitian) 2
3 UNC.20.20103 Konsep Umum Penyakit 2
4 UNC.20.20104 Metode Penelitian 2
5 UNC.20.20105 Biostatistik 2
6 UNC.20.20106 Epidemiologi Kedokteran 2
7 UNC.20.20107 IT Penelitian Kedokteran 1
Jumlah 13
b. Mata Kuliah Wajib Konsentrasi (MKWK) - 6 SKS
No Sandi Nama Mata Kuliah SKS
1 C20A.2.001 Laboratorium (7x2 Lab) 1
C20A.2.001
9 Fungsi Tubuh Pada Berbagai Aktivitas Fisik I 2
.001
C20A.2.001 2
10 Fungsi Tubuh Pada Berbagai Aktivitas Fisik II
.001
C20A.2.001 3
11 Faal Olah Raga dan Evaluasi Fungsional
.001
C20A.2.001 2
12 Gizi Olah Raga dan Doping
.001
C20A.2.001 2
13 Teori Latihan
.001
D. Konsentrasi Farmakologi
393
Konsentrasi 1. Rinologi 2
THT KL
2. Faringologi 2
3. Otologi 2
4. Audiovestibular 2
5. Bronkooesofagologi 2
6. Bedah Kepala Leher 2
7. Plastik Rekonstruksi 2
JUMLAH 14
Konsentrasi 1. Radioanatomi 2
Radiologi 2. Radiopatologi 2
3. Traktus Gastrointestinal 2
4. Traktus Urogenitalis 2
5. Ultrasonografi 2
6. Muskuloskeletal 2
7. Intervensi Radiologi 2
8. CT Scan 2
9. MRI 2
10. Radioterapi 2
11. Radioterapi Anak 2
JUMLAH 22
399
Konsentrasi 1. Psikodinamika 2
Penyakit Jiwa
Kedokteran 2. Psikopatologi Fenomenologik deskriptif 2
Jiwa
3. Psikopatologi 2
4. Gangguan Mental Organik 2
403
experiments.
Tri Hanggono, Nurhalim Shahib, Bethy S. Hernowo
Achadiyani
C20H.115 MIKROSTRUKTUR ORGAN TUBUH II 2(2-0) I
Hipofisis dan hipotalamus, testes, ovarium, organ limfoid.
Achadiyani
VISI
Menjadi penyelenggara Program Studi Pascasarjana bidang Ilmu Kesehatan
Masyarakat yang terkemuka di kawasan Asia dan Pasifik dalam pengembangan
inovasi dan teknologi kesehatan masyarakat yang berlandaskan kearifan lokal
bangsa Tahun 2021
MISI
1. Menyelenggarakan penelitian yang berorientasi pada pengembangan inovasi
dan teknologi kesehatan masyarakat yang menjunjung nilai-nilai kearifan lokal
untuk kemaslahatan masyarakat
2. Mengembangkan dan menerapkan kurikulum pendidikan pascasarjana
kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengayaan pengalaman
riset dan pengembangan intervensi kesehatan masyarakat
3. Kapasitasi insan akademik yang berbudi luhur dan berdaya saing global
4. Memperkuat kemitraan yang stratejik dengan berbagai pamangku
kepentingan di tingkat nasional dan kawasan
TUJUAN
Setelah mengikuti Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Pasdjadjaran setiap peserta harus
mampu :
1. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dan berbagai
determinan yang mempengaruhinya
2. Mampu mengembangkan konsep pemecahan masalah kesehatan
masyarakat dengan berbasis teori dan bukti-bukti ilmiah yang bersifat inter
atau multidisiplin
3. Mampu mengambangkan sikap profesional yang menungjung tinggi nilai-nilai
kearifan lokal
4. Mampu mengelola riset dan atau pengembangan intervensi kesehatan
masyarakat
5. Mampu melakukan komunikasi ilmiah dibidang kesehatan masyarakat
PENYELENGGARAAN PROGRAM
Pelaksanaan Program Akademis :
1. Perkuliahan
2. Kegiatan mandiri dan lapangan pada hari hari senin-kamis
3. Total beban kredit yang harus ditempuh adalah sebesar 43 SKS yang dapat
diselesaikan dalam waktu minimal 2 semester, maksimal 8 semester.
METODE PEMBELAJARAN
Merupakan gabungan dari :
1. Kuliah dan Diskusi
431
KONSENTRASI KAJIAN
Dapat dipilih sesuai kebutuhan peserta :
1. Epidemiologi
2. Manajemen dan Kebijakan Kesehatan
3. Ekonomi Kesehatan
4. Administrasi Rumah Sakit
5. Perencanaan Pembangunan Kesehatan
6. Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja
7. Promosi Kesehatan
8. Kesehatan Reproduksi
9. Gizi Masyarakat
10. Kesehatan Jiwa Masyarakat
KOMPETENSI KELULUSAN
Peserta yang telah berhasil lulus Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
berhak mendapat gelar Magister Kesehatan Masyarakat (MKM).
Beban
MATA KULIAH PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
• Seminar Usulan
Penelitian Tesis
(1 SKS)
Research & education Excellences for Society to Promote Nation Competitiveness (RESPeCt)
Kelompok Mata
Sandi Mata Kuliah SKS
Kuliah
Pengantar Promosi dan Perilaku
C20H-1011 1
Kesehatan
KURIKULUM C20H-1012 Pengantar Kesehatan Lingkungan 1
INTI Bioetik, Humaniora & Hukum
C20H-1013 1
PROGRAM Kesehatan
STUDI C20H-1014 Pengantar Manajemen Kesehatan 1
(Semester 1)
C20H-1015 Pengantar Kebijakan Kesehatan 1
C20H-1016 Pengantar Ekonomi Kesehatan 1
433
Kelompok Mata
Sandi Mata Kuliah SKS
Kuliah
C20H-3010 Seminar Usulan Penelitian 1
JUMLAH 7*
Kurikulum
Konsentrasi
(Semester 2)
Kelompok Mata
Sandi Mata Kuliah SKS
Kuliah
Manajemen Kesehatan
Jumlah 21*
C20H-1221 Akuntansi Kesehatan 2
C20H-1222 Pengendalian Biaya 2
C20H-1223 Diagnostic Related Groups 2
C20H-2224 Pembiayaan Kesehatan 2
Fungsi Produksi Pelayanan
C20H-2225 2
Kesehatan
Konsentrasi
Evaluasi Ekonomi Pelayanan
Ekonomi C20H-2226 2
Kesehatan
Kesehatan
C20H-2227 Asuransi Kesehatan & Managed Care 2
C20H-2228 Manajemen Pemasaran 2
Riset Operasional & Manajemen
C20H-2229 3
Logistik
C20H-2230 Etika & Hukum Asuransi Kesehatan 2
Jumlah 21*
Organisasi, Manajemen & Badan
C20H-1241 2
Hukum RS
Manajemen Pelayanan & Penunjang
C20H-1242 2
Medik & Masalah Hukum RS
Kelompok Mata
Sandi Mata Kuliah SKS
Kuliah
Jumlah 21*
Health System and Health Sector
C20H-1261 2
Reform
C20H-1262 Information Management 2
C20H-1263 Health Policy Analysis 2
C20H-2264 Health Planning 2
C20H-2265 Human Resources Planning 2
Konsentrasi C20H-2266 Financial & Budget Planning 2
Perencanaan
Pembangunan C20H-2267 Logistics Planning 2
Kesehatan C20H-2268 Operational Planning 2
C20H-2269 Introduction to Medical Sciences 2
C20H-2270 Introduction to Clinical Sciences 2
Jumlah 21*
Epidemiologi Kesehatan Lingkungan
C20H-1301 2
& Kerja
C20H-1302 Prinsip-prinsip Kesehatan Lingkungan 2
C20H-1303 Prinsip-prinsip Kesehatan Kerja 2
C20H-2304 Higiene Industri 2
Kelompok Mata
Sandi Mata Kuliah SKS
Kuliah
Praktik Lapangan Bidang Kesling &
C20H-3311 1
Kesja
Jumlah 21*
C20H-1401 Dasar-dasar Promosi Kesehatan 2
Pemasaran Sosial & Media Promosi
C20H-1402 2
Kesehatan
C20H-1403 Komunikasi Kesehatan 2
Kelompok Mata
Sandi Mata Kuliah SKS
Kuliah
C20H-1521 Ilmu Gizi Dasar & Daur Hidup 3
Keterangan :
* Mata kuliah dan jumlah SKS disesuaikan dengan Topik penelitian yang akan
diambil.
C20H-2309 Isu-isu Aktual Kesling & Kesja/ Recent Issues in Env. &
Occup. Health
Mata kuliah ini membahas pengantar kesehatan lingkungan dan
kesehatan kerja; issue kesehatan lingkungan( batubara,
pengelolaan sampah, limbah, food additive); issue kesehatan
kerja ( shift, pekerja anak, wanita, konstruksi, industri semen); isu
kesehatan lingkungan (pemanasan global, efek rumah kaca,
indoor air quality, sick building syndrome). Issue kesehatan kerja
(pekerja kontrak, informal, lembur, stres akibat kerja, bebean
kerja); kunjungan lapangan.
C20H-1505 Menopause/Menopause
Mata kuliah ini mempelajari menopause dan pasca menopause di
indonesia; abnormalitas; hak kesehatan reproduksi wanita;
kesehatan reproduksi remaja; aging dan anti aging, HRT;
kehamilan remaja; andropause.
C20H-2510 Andropause
Mata kuliah ini membahas tentang pengantar dan epidemiologi
andropause, pola dan fungsi hormone reproduksi pria, proses
menua/ aging pada pria dan disfungsi seksual pada pria,
sindroma andropause, hormon seks steroid pria dan penanganan
non hormonal, penanganan hormonal, mekanisme interaksi poros
hipotalamus pituitary gonad dan hak kesehatan reproduksi pria,
pola hormonal remaja, testossterone dan fungsi seks dan
457
2. Penelitian
1. Penelitian dilaksanakan setelah mahasiswa lulus SUP dan telah
melakukan perbaikan UP yang disetujui Tim Pembimbing.
2. Tim Pembimbing dapat melakukan supervisi terhadap mahasiswa di
lokasi penelitian.
10. Predikat kelulusan dengan pujian, memiliki syarat tambahan lain, yaitu :
- Waktu kelulusan program magister (tanggal ujian tesis)
memperhatikan masa studi terjadwal ditambah satu semester (0,5
tahun)
- Memiliki minimal satu publikasi ilmiah di jurnal nasional terakreditasi.
SEMESTER
KEGIATAN
0 I II III IV V VI VII VIII
P
19 17
MP
SKS SKS
1
MG
SKS
1
UP
SKS
K
6
T
SKS
Keterangan :
P : Prapasca
MP : Modul Pembelajaran
UP :Usulan Penelitian
MG : Magang
K : Kolokium
T : Tesis
462
Visi
Menjadi penyelenggara pendidikan Magister Ilmu Kebidanan yang berkualitas
prima berwawasan global untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2015.
Menghasilkan lulusan yang mampu melaksanakan tugas kebidanan yang
bertanggung jawab mandiri dalam aspek manajerial, pendidikan dan penelitian
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
kebidanan.
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat untuk menghasilkan bidan pengelola, pendidik dan peneliti yang
berkualitas setingkat Magister-S2 sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Menjalankan kebijakan pendayagunaan dan pengembangan karir bidan yang
terpola di Indonesia.
3. Melakukan kolaborasi dengan masyarakat terinstitusi (Stakeholder:
Puskesmas, IBI, POGI, PPSDM, PEMDA, dan Rumah Sakit)
Tujuan
Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kebidanan adalah pengembangan
tenaga bidan yang mampu melaksanakan upaya pelayanan kebidanan yang
berkualitas tinggi untuk mewujudkan paradigma sehat yang:
1. Mampu mendidik bidan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas
sesuai dengan kebutuhan masyarakat
2. Mampu menjalankan kebijakan pendayagunaan karier bidan yang terpola
selaras dengan wewenangnya
3. Mampu melakukan kolaborasi dengan masyarakat terinstitusi (stakeholder)
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidan guna
memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia
463
Bahasa pengantar
Bahasa pengantar yang dipergunakan dalam menyampaikan dan mendiskusikan
materi adalah bahasa Indonesia, sedangkan referensi bisa dalam segala bahasa.
Lama studi
Program Studi Magister Ilmu Kebidanan dengan beban studi 49 SKS (tidak
termasuk matrikulasi 28 SKS) ditempuh dalam 4 semester, tetapi memungkinkan
untuk dapat ditempuh kurang dari 4 semester, dan paling lama 8 semester
termasuk tesis.
Penerimaan mahasiswa
1. Cara penerimaan mahasiswa
Program Studi Magister Ilmu Kebidanan merupakan mono entry dari lulusan
D-4 Kebidanan atau S1 Kebidanan dan menerima mahasiswa baru setiap
tahun akademik. Mulai dari Angkatan (TA 2009/2010) dan seterusnya
pendaftaran melalui :
3. Persyaratan pendaftaran:
464
Peserta
1. Program hanya dapat diselenggarakan bila jumlah mahasiswa tiap kelas
minimal 20 (dua puluh) orang.
2. Kegiatan akademik diselenggarakan setiap hari Senin - Jumat
Lulusan
1. Lulusan Program Studi Magister Ilmu Kebidanan berhak menyandang gelar
Magister Kebidanan (disingkat M.Keb.)
2. Lulusan Program Studi Magister Ilmu Kebidanan dengan IPK ≥ 3,25 dapat
melanjutkan ke strata – 3 untuk mendapatkan gelar Doktor dalam bidang
Ilmu Kesehatan.
mengambil mata kuliah – mata kuliah pokok selanjutnya dan harus sudah
dinyatakan lulus (dengan nilai minimal huruf mutu B) oleh pengampu mata
kuliah bersangkutan paling lambat pada akhir semester kesatu
3. Matrikulasi dianggap lulus bila Indeks Prestasi (IP) ≥ 2,75, nilai C tidak
melebihi 20 % (6 SKS), dan tidak ada nilai D atau E
4. Kegiatan pembelajaran setiap mata kuliah dalam matrikulasi diselesaikan
(diakhiri dengan ujian) satu per satu
5. Metode pembelajaran matrikulasi adalah tatap muka dan kegiatan mandiri.
Tugas mandiri ditetapkan oleh pengampu mata kuliah bersangkutan. Setiap
mahasiswa wajib membuat laporan tugas mandirinya dan diserahkan kepada
pengampu mata kuliah untuk mendapat nilai atau umpan balik
Tim pembimbing
1. Selama mengikuti pendidikan, setiap mahasiswa diarahkan dan dibimbing
oleh tim pembimbing yang ditunjuk oleh ketua program
2. Tim pembimbing harus berkualifikasi Profesor atau Doktor
3. Tim pembimbing bertugas sebagai pengarah penelitian untuk tesis
A = 4,00
B = 3,00
C = 2,00
D = 1,00
4. Penguji SUP terdiri atas 2 (dua) orang Tim Pembimbing, 3 (tiga) orang
pembahas dan dipimpin oleh 1 (satu) orang pimpinan SUP. Dua orang
pembahas merangkap sebagai penguji akademik dan etika penelitian.
5. SUP dapat dilaksanakan apabila hadir sekurang-kurangnya 3 (tiga)
orang penguji (tim pembimbing dan pembahas terwakili) dan ditambah 1
(satu) orang pimpinan SUP.
6. Pimpinan SUP adalah Ketua/Sekretaris Pengelola Program Studi/S2
atau Ketua Tim Pembimbing.
7. Pimpinan SUP tidak otomatis sebagai pembahas, kecuali sesuai dengan
bidang ilmu mahasiswa yang diuji, atau sebagai Ketua Tim Pembimbing.
D. Penelitian
1. Penelitian dilaksanakan setelah mahasiswa lulus SUP dan telah
dilakukan perbaikan yang disetujui para Pembimbing dan Pembahas
serta dapat dipertanggungjawabkan sebagai usulan penelitian untuk
tesis.
2. Pembimbing jika diperlukan dapat melakukan supervisi ke lokasi
penelitian untuk melihat keabsahan penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa yang bersangkutan.
F. Penilaian tesis
1. Penilaian tesis dilakukan melalui kolokium (seminar naskah tesis)
dan Ujian Tesis (UT)
2. Sebelum UT, Tim Pembimbing dan Tim Pembahas mengevaluasi
materi/Substansi naskah yang diajukan melalui seminar naskah tesis
(Kolokium).
3. Penguji Tesis (Kolokium dan UT) terdiri atas 2 (dua) orang Tim
Pembimbing, 3 (tiga) orang pembahas dan dipimpin oleh 1 (satu)
orang pimpinan UT.
4. Kolokium dan UT dapat dilaksanakan apabila hadir sekurang-
kurangnya 3 (tiga) orang penguji (tim pembimbing dan pembahas
terwakili) dan ditambah 1 (satu) orang pimpinan UT.
5. Kolokium dan UT dipimpinan oleh Ketua/Sekretaris Pengelola
Program Studi/S2 atau Ketua Tim Pembimbing.
6. Pimpinan Kolokium dan UT tidak otomatis sebagai pembahas,
kecuali sesuai dengan bidang ilmu mahasiswa yang diuji, atau
sebagai Ketua Tim Pembimbing.
7. Apabila Ketua Tim Pembimbing berhalangan dapat melimpahkan
wewenang secara tertulis kepada anggota Tim Pembimbing.
Kolokium
1. Mahasiswa program magister dapat menempuh kolokium jika telah
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Telah lulus perangkat mata kuliah dengan IPK sekurang-kurangnya
2,75
470
H. Peringatan akademik
Peringatan akademik diberikan kepada :
a. Mahasiswa yang pada akhir semester I atau II memperoleh IPK
dibawah 2,75.
b. Mahasiswa yang pada akhir semester I atau II memperoleh huruf mutu
D atau E suatu mata kuliah.
c. Mahasiswa yang pada akhir semester IV belum melakukan Seminar
Usulan Penelitian.
d. Mahasiswa yang pada akhir semester VII belum menempuh Ujian
Tesis.
472
I. Pemutusan studi
Pemutusan studi dikenakan terhadap mahasiswa yang :
1. Pada akhir semester III memperoleh IPK dibawah 2,75
2. Pada akhir semester III memperoleh Huruf Mutu dibawah C.
3. Mahasiswa yang pada akhir semester V belum melakukan Seminar
Usulan Penelitian atau Tidak Lulus Seminar Usulan Penelitian untuk
kedua kalinya.
4. Tidak dapat menyelesaikan studi pada akhir semester VIII
5. Dua semester berturut-turut (atau tidak berturut-turut) tidak melakukan
her-registrasi, tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar, tidak mengisi
KRS atau mengundurkan diri dari kegiatan belajar mengajar.
6. Meninggal dunia
7. Melakukan hal-hal yang bersifat mencemarkan nama baik almamater
(Universitas Padjadjaran) atau melanggar etika keilmuan (misalnya
melakukan plagiat)
J. Sanksi akademik
1. Sanksi akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan
tindakan tidak terpuji dalam proses belajar-mengajar baik akademik
maupun non akademik atau melanggar hukum (misalnya melakukan
tindakan kriminal) atau melakukan perbuatan tak bermoral.
2. Jenis sanksi akademik untuk kasus-kasus tertentu ditetapkan
(berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku) oleh
suatu Dewan Pertimbangan yang terdiri atas Rektor, Wakil Rektor
Bidang Akademik, Direktur Program Pascasarjana dan Asisten
Direktur Bidang Program Pascasarjana. Apabila diperlukan dapat
mengundang Dekan dan/atau Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
terkait, Ketua Tim Pembimbing, Ketua Program Studi/S2. Hasil
ketetapan Dewan Pertimbangan kemudian dapat diteruskan melalui
Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran. Pelaksanaan Sidang
Dewan Pertimbangan dibawah koordinasi Program Pascasarjana.
Kelompok Mata
Sandi Mata Kuliah SKS
Kuliah
MODUL
PEMBELAJARAN
Health Statistics 2 (1)
Health Research Methodology and Ethics 2
Laboratory Technique 2 (1)
(Semester I) Relevant Basic or Applied Science 2
Relevant Basic or Applied Science 2
Relevant Basic or Applied Science 2
JUMLAH 12
MODUL APPLIED
SCIENCE
Analisis Statistika Nonparametrik 2
Pengetahuan & Filosofi Kebidanan 2
Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Alam 2
Infertilitas dan Endokrin Reproduksi 2
Perencanaan dan Penilaian Program
2
Promosi dan Komunitas Kesehatan
Etika dan Hukum Kesehatan 2
Manajemen Sumber Daya Manusia
2
Kesehatan
Analisis Statistika Parametrik 2
Pengkajian Hasil Penelitian dan Meta
2
Analisis
Onkologi dan Uroginekologi 2
Manajemen Pendidikan Kesehatan 2
Manajemen Logistik dan Keuangan 2
Manajemen Rumah Sakit 2
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi
2
dalam Pelayanan Kesehatan
Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan 2
Penapisan dan Deteksi Dini Keganasan 2
474
Kelompok Mata
Sandi Mata Kuliah SKS
Kuliah
Perinatologi 2
Obstetri dan Ginekologi Sosial 2
JUMLAH 36
WISUDA
Februari
WISUDA
Mei
Biostatistika 2 SKS
Membahas mengenai pengumpulan data teknik sampling
dan sumber kekeliruan, pengolahan dan penyajian data,
teori peluang, distribusi normal, hipotesis statistik, uji
statistik, dan analisis regresi korelasi pada bidang
kesehatan masyarakat dan kebidanan.
SEMESTER
KEGIATAN
0 I II III IV V VI VII VIII IX X
18
M
sks
12
MP
sks
4
UP
sks
16
P
sks
8
T
sks
Keterangan :
M : Matrikulasi
MP : Modul Pembelajaran
UP : Usulan Penelitian
P : Peneliian
T : Tesis dan Kolokium
A. Jalur Penerimaan
B. Metode Pembelajaran
1. Tahapan Akademik
Pra Pascasarjana/Pramentoring
Sebelum kegiatan akademik mahasiswa Program Studi Doktor
diwajibkan mengikuti program prapascasarjana/ pramentoring yang
terdiri atas
a. Etika Penelitian
b. Statistik Kesehatan
c. Filsafat Ilmu
d. Metodologi Penelitian
e. Human Biology and Medicine
Nama Mahasiswa :
Nomor Pokok Mahasiswa :
SKS
Predikat Kelulusan :
Nama Mahasiswa :
Nomor Pokok Mahasiswa :
SEMESTER
KEG.
0 I II III IV V VI VII VIII IX X
PM 0 SKS
MP 13 SKS
UP 1 SKS
TK 10-20 sks
5
ML SKS
30
D SKS
Keterangan :
487
PM : Pra Mentoring
MP : Modul Pembelajaran
UP : Usulan Penelitian
TK : Topik Khusus
ML : Muatan Lokal (Hibah Penelitian, Presentasi Ilmiah, dan Publikasi Ilmiah)
D : Disertasi
Standar SKOR
NO Proses Aspek yang dinilai
5 4 3 2 1
Pembelajaran
f. Dosen melakukan absensi kehadiran
mahasiswa setiap pertemuan
(termasuk log book)
g. Dalam proses pembelajaran, dosen
melakukan dengan cara student
center learning
2. Standar h. Ketepatan waktu pelaksaksanaan UTS
Penilaian dan UAS (sesuai dengan kalender
Pembelajaran akademik)
i. Dosen menyampaikan hasil penialian
(UTS, UAS, Tugas, dsb) secara
transparan kepada mahasiswa.
j. Dosen memberikan tes formatif untuk
memantau tingkat penyerapan materi
kuliah oleh mahasiswa
k. Kesuaian soal UTS dan UAS dengan
silabus dan materi yang telah
disampaikan
l. Dosen menerapkan peraturan bahwa
489
Standar SKOR
NO Proses Aspek yang dinilai
5 4 3 2 1
Pembelajaran
mahasiswa yang boleh mengikuti UAS
adalah yang jumlah kehadiran nya
dalam perkuliahan sekurang-
kurangnya 80% dari jumlah tatap
muka
2. Skala Penilaian:
5= baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali,
D. Pedoman Ujian
Setelah mahasiswa selesai kegiatan mentoring siklus I sampai dengan siklus
III, akan dilaksanakan ujian sebagai berikut :
1. Ujian Kualifikasi
a. Ujian Kualifikasi merupakan ujian komprehensif yang harus
ditempuhseorang mahasiswa program doktor untuk memperoleh status
kandidat doktor.
b. Ujian Kualifikasi dilaksanakan selambat-lambatnya akhir semester ke-5
untuk yang sebidang dan akhir semester ke-6 untuk yang tidak
sebidangdengan syarat telah menempuh prapascasarjana di Universitas,
serta lulus seluruh mata kuliah dengan IPK minimal 3,00.
c. Ujian Kualifikasi dilaksanakan secara tertulis (bersifat tertutup atau
terbuka) yang dapat diambil oleh mahasiswa mulai semester ke-3 secara
terjadwal dan dilaksanakan oleh suatu tim yang ditetapkan oleh
Fakultas/Program Pascasarjana. Materi Ujian Kualifikasi terdiri atas:
a. Filsafat Ilmu (3 soal)
b. Bidang Ilmu (8 soal)
c. TopikPenelitian untuk penyusunan disertasi (5 soal).
d. Untuk Ujian Kualifikasi mahasiswa perlu lebih dahulu berkonsultasi
dengan ketua Tim Promotor dalam rangka menentukan topik disertasi dan
menyusun konsep awal usulan penelitian yang mencakup
topik/temasentral dan metode penelitian.
e. Mahasiswa dinyatakan lulus Ujian Kualifikasi doktor apabila minimal
dua belas dari enam belas soal tersebut di atas memperoleh nilai
minimal 75 dari rentang 0-100. Untuk masing-masing bagian materi ujian,
paling sedikit satu soal yang lulus. Apabila salah satu bagian materi tidak
lulus, maka seluruhnya dinyatakan tidak lulus. Mahasiswa yang tidak
lulus diwajibkan mengulang keseluruhan Ujian Kualifikasi. Kelulusan Ujian
Kualifikasi ditetapkan oleh Tim yang terdiri atas Dekan/Direktur Program
Pascasarjana (Ketua), Pembantu Dekan I/Asisten Direktur (Sekretaris),
dan Ketua Prodi, Sekretaris Prodi, serta wakil dosen (anggota).
494
A. Penyusunan Disertasi
1. Pengertian
a. Disertasi adalah karya ilmiah akhir mahasiswa program doktor, dibuat
berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode dan kaidah
keilmuan yang berlaku.
b. Disertasi harus mempunyai nilai manfaat untuk pengembangan ilmu,
baik teori maupun aplikasinya.
c. Disertasi merupakan karya ilmiah asli mahasiswa yang ditunjukkan
dengan pernyataan bermaterai tentang keasliannya. Selanjutnya
pembuktian validasi keaslian disertasi dilakukan dengan menggunakan
software anti plagiat.
d. Penulisan Disertasi mengikuti pedoman penulisan disertasi yang
berlaku.
2. Tim Promotor
Pembimbingan dilaksanakan oleh sebuah Tim Promotor yang terdiri
atas seorang promotor sebagai Ketua Tim Promotor dan dua Kopromotor
sebagai anggota tim promotor.
Ketua Tim Promotor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1) Dosen tetap Unpad yang masih aktif dan
(2) Kualifikasi akademik doktor, dan
(3) Jabatan akademik profesor, dan
(4) Kualifikasi bidang ilmu yang sebidang dengan program studi atau
bidang ilmu yang ditempuh mahasiswa, dan
(5) Pada kondisi tertentu, misalnya karena beban profesor atau
spesialisasi keilmuan, diperbolehkan kualifikasi akademik doktor dan
jabatan akademik lektor kepala.
Ko-promotor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Dosen tetap Unpad dengan kualifikasi akademik doktor dan jabatan
akademik sekurang-kurangnya lektor, atau
b. Dosen tidak tetap Unpad dengan kualifikasi:
(1) Pendidikan akademik doktor, atau
(2) Profesor emeritus, atau
(3) Pendidikan akademik doktor yang telah mengakhiri jabatan
akademik profesor.
495
4. Pembimbingan
a. Pembimbingan dapat dimulai sejak ditetapkan hingga penyelesaian
disertasi.
b. Proses pembimbingan harus tercatat dalam buku kemajuan studi
sebagai suatu bukti proses pembelajaran.
c. Pembimbingan dan pembahasan hasil penelitian dilaksanakan minimal
12 kali, yang dicatat pada buku kemajuan studi.
6. Penelitian
(1) Penelitian dilaksanakan setelah mahasiswa lulus SUP dan telah
melakukan perbaikan UP yang disetujui para Pembimbing.
(2) Jika diperlukan, Pembimbing dapat melakukan supervisi terhadap
mahasiswa di lokasi penelitian.
b. Pelaksanaan UND
(1) Sidang UND dapat dilaksanakan di fakultas terkait atau di Program
Pascasarjana.
(2) Panitia Ujian Naskah Disertasi ditetapkan oleh Surat
Keputusan Dekan / Direktur Program Pascasarjana, terdiri atas:
a) Ketua dan Sekretaris Sidang
b) Tiga orang Promotor
c) Tiga orang Oponen Ahli
d) Satu orang representasi Profesordi Unpad yang masih aktif.
(3) Pimpinan Sidang UND:
a) Ketua Sidang adalah Direktur Program Pascasarjana atau
Dekan yang memiliki jabatan akademik Profesor.
b) Sekretaris Sidang adalah Dekan, Asisten Direktur Program
Pascasarjana atau Ketua Program Studi terkait.
(4) Tugas Pimpinan Sidang dan Tim Penguji (Tim Promotor,Tim
Oponen (Oponen Ahli dan Representasi Profesor di Unpad yang
masih aktif):
a) Pimpinan Sidang bertugas memandu seluruh acara sidang.
b) Tim Promotor selain bertugas mengantarkan promovendus
mempertanggungjawabkan disertasinya di hadapan Tim
499
c. Penilaian UND
(1) Bobot untuk materi penilaian UND adalah :
a) Latar Belakang Penelitian, bobot 10 persen.
b) Kajian Pustaka/ Kajian Literatur/ Tinjauan Pustaka, bobot 10
persen.
c) Kerangka Pemikiran, Premis/Proposisi dan Hipotesis/ Fokus
Penelitian/ Pernyataan masalah, bobot 5 persen.
d) Metode Penelitian, bobot 10 persen.
e) Tingkat originalitas penelitian, bobot 15 persen.
f) Ketajaman analisis dan keutuhan pemikiran, bobot 15
persen.
g) Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan pembangunan, bobot 10 persen.
h) Kemantapan dan mutu penyimpulan, serta saran-saran
yang diajukan, bobot 5 persen.
i) Kemampuan penulisan ilmiah, bobot 10 persen.
j) Kemampuan komunikasi dalam ujian lisan, bobot 10 persen
(2) Nilai pada Ujian Naskah Disertasi diberikan dalam bentuk skor
dengan kisaran 0-100. Mahasiswa dinyatakan lulus Ujian Naskah
Disertasi apabila memperoleh sekurang-kurangnya skor75.
(3) Bobot nilai untuk Ujian Naskah Disertasi (UND) adalah 60%
untuk nilai dari Tim Promotor dan 40% untuk nilai dari Tim
500
b. Pelaksanaan SPD
(1) SPD dilaksanakan secara terbuka untuk diketahui masyarakat
ilmiah dan umum tentang kelayakan promovendus mendapatkan
gelar doktor sesuai dengan disiplin ilmunya.SPD dapat dihadiri
oleh keluarga, kerabat, mahasiswa, sivitas akademika dan
anggota masyarakat lain yang diundang secara khusus.
(2) SPD berlangsung maksimal dua jam.
(3) Panitia SPD ditetapkan oleh Surat Keputusan Direktur, terdiri
atas:
a) Ketua dan Sekretaris Sidang
b) Tiga orang Promotor
c) Tiga orang Oponen Ahli
d) Seorang Representasi Profesor di Unpad yang masih aktif
c. Penilaian SPD
(1) Bobot untuk materi penilaian SPD adalah :
a) Latar Belakang Penelitian, bobot 10 persen.
b) Kajian Pustaka/ Kajian Literatur/ Tinjauan Pustaka, bobot 10
persen.
c) Kerangka Pemikiran, Premis/Proposisi dan Hipotesis/ Fokus
Penelitian/ Pernyataan masalah, bobot 5 persen.
d) Metode Penelitian, bobot 10 persen.
e) Tingkat originalitas penelitian, bobot 15 persen.
f) Ketajaman analisis dan keutuhan pemikiran, bobot 15 persen.
g) Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan pembangunan, bobot 10 persen.
h) Kemantapan dan mutu penyimpulan, serta saran-saran yang
diajukan, bobot 5 persen.
i) Kemampuan penulisan ilmiah, bobot 10 persen.
j) Kemampuan komunikasi dalam ujian lisan, bobot 10 persen.
(2) Penilaian Sidang Promosi Doktor (SPD) dalam bentuk raw skor
dengan kisaran 0-100.
(3) Skor dari Tim Penguji dijumlahkan dengan persentase Tim
Promotor 60% dan dari Tim Oponen Ahli serta Representasi
Profesor 40%.
d. Penilaian Disertasi
Penilaian Disertasi dilakukan dengan formula:
e. Yudisium
(1) Yudisium kelulusan didasarkan pada Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) promovendus sebagai berikut :
*) lihat penjelasan no 2.
E. Tata Tertib
Tata Busana
1. Pada Sidang Ujian Naskah Disertasi, Ketua dan Sekretaris Sidang, serta
anggota Panitia Ujian Naskah Disertasi,priamenggunakan kemeja,celana
panjang warna gelapdan dasi, sedangkan untuk wanita menyesuaikan.
2. Pada Sidang Promosi Doktor, Panitia Promosi Doktor yang memiliki
jabatan:
a) Profesor: memakai toga, baret, dan kalung jabatan sesuai dengan
atribut Senat Universitas.
b) Profesor dari luar Unpad: memakai toga dan baret sesuai atribut
Perguruan Tinggi asal atau bila perlu dapat menggunakan toga dan
baret Universitas Padjadjaran tanpa kalung Senat Universitas;.
c) Panitia non-profesor: memakai toga dan baret tanpa memakai kalung
Senat Universitas;
3. Pada Sidang UND maupun SPD, promovendus pria memakai jas,celana
panjang warna gelapdan dasi, sedangkan untuk promovendus wanita
menyesuaikan.
i. Peringatan Akademik
Peringatan akademik diberikan kepada :
1. Mahasiswa Program Doktor/Kandidat Doktor yang melalaikan kewajiban
administrasi (tidak melakukan pendaftaran ulang) untuk satu semester.
2. Mahasiswa yang pada akhir semester ke-3 tidak mencapai IPK 3,00.
504
3. Mahasiswa yang belum lulus ujian kualifikasi pada akhir semester ke-
4untuk yang sebidang dan akhir semester ke-5 untuk yang tidak sebidang.
4. Kandidat Doktor yang belum melaksanakan Seminar Usulan Penelitian
pada akhir semester ke-5 untuk yang sebidang dan akhir semester ke-6
untuk mahasiswa yang tidak sebidang.
5. Kandidat Doktor yang belum melaksanakan ujian naskah disertasipada
akhir semester ke-7 untuk yang sebidang dan akhir semester ke-8 untuk
yang tidak sebidang.
BAB III
SARANA DAN PRASARANA
506
BAB III
SARANA DAN PRASARANA
A. Fasilitas Bangunan
Gambar :
Sarana Penunjang pada proses Pembelajaran
B. Perpustakaan
Sarana Perpustakaan Fakultas Kedokteran UNPAD terdiri dari perpustakan
pusat yang terletak di Kampus Jatinangor dan RSHS serta perpustakaan
bagian-bagian yang tersebar di seluruh bagian baik di Jatinangor maupun di
RSHS,
C. Teaching Hospital
Rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran Unpad adalah
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) yang juga merupakan Rumah Sakit
Pendidikan Percontohan di Indonesia. RSHS memiliki kapasitas sebanyak
1100 tempat tidur dengan hampir 2000 tenaga medis dalam penyediaan
seluruh pelayanan kesehatan baik tradisional, alternatif maupun modern
termasuk Kedokteran Nuklir dan Program Bayi Tabung.
509
Gambar :
Rumah Sakit
Hasan Sadikin
Gambar :
Gedung
Pusat Mata Nasional
Rumah Sakit Cicendo
Gambar :
Teaching Hospital UNPAD-RSHS
D. Sistem Informasi
Kebutuhan akan kecepatan dan keakuratan informasi merupakan modal yang
mutlak diperlukan oleh Fakultas Kedokteran Unpad dalam menjalankan
proses pendidikan yang sejalan dengan visi dan misi institusi, khususnya
dalam menghadapi persaingan global dan menjawab tantangan
perkembangan iptek kedokteran serta tantangan pelayanan kesehatan. MIR
Center telah menjalankan beberapa program yang bertujuan untuk
memperkenalkan FK Unpad kepada dunia global tanpa batasan ruang dan
waktu, yang dikenal sebagai Web Based Medical Education and Information
Management. Terdapat 5 program yang tengah dijalankan oleh MIR Center
untuk mewujudkan tujuan diatas, yaitu Pengembangan Jaringan, Pembuatan
Situs instusional, Pengembangan Perpustakaan Elektronik, Pengembangan
Sistem Administrasi Terpadu serta Multi media dalam pendidikan.
Gambar :
Ruang TeleMedicine
Situs www.fk.unpad.ac.id
merupakan situs
institusional yang
memungkinkan penyebaran
informasi bagi kalangan
civitas dan umum tanpa
adanya batasan tempat dan
waktu. Hal ini sekaligus
sebagai media komunikasi
bagi mahasiswa dan dosen
dalam menunjang
berjalannya dan
transparansi proses
pendidikan.
512
E. Sarana penelitian
F. Asrama Mahasiswa
Asrama Bale Padjadjaran dibangun pertama kali pada tahun 2006 yang terdiri
dari 3 lantai dengan 50 kamar tidur khusus untuk mahasiswa Twinning
Program. Selanjutnya pada tahun 2007 dikembangkan dengan
pembangunan Bale Padjadjaran II untuk menampung 100 orang mahasiswa
internasional. Dengan pengalaman positif pembangunan ini, selanjutnya
pada tahun 2008 dibangun kembali Bale Padjadjaran III dan IV untuk 200
mahasiswa reguler, sehingga seluruh mahasiswa tahun pertama dapat
ditampung dalam asrama. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan kepada mahasiswa melakukan adaptasi selama tahun pertama
mereka di FK Unpad. Selain menyediakan tempat tinggal yang nyaman,
prasarana ini dimaksudkan agar mahasiswa memiliki rasa tanggung jawab
dan kebersamaan serta kerja sama dengan mahasiswa lain dengan suku,
agama, kebudayaan serta lingkungan yang berbeda. Dengan tinggal di
asrama maka semua mahasiswa dapat berperan aktif dalam berbagai
aktivitas kemahasiswaan serta membangun disiplin yang tinggi. Oleh karena
itu di asrama ini disediakan pula berbagai fasilitas untuk kegiatan olahraga
dan kesenian.
Fasilitas yang tersedia di Bale Padjadjaran selain tempat tidur, ruang diskusi,
ruang pertemuan, juga fasilitas yang telah tersedia di Bale Padjadjaran,
seperti fitness centre, tenis meja studio musik, fasilitas karoke serta fasilitas
jogging track di seputar asrama.
Gambar :
Fasilitas Asrama
Bale Padjadjaran
513
Gambar :
Gedung Student Centre
Selain untuk kegiatan olah raga, fasilitas lain di Gedung Student Centre
adalah, Kantin, Masjid “As-SyIfa” ruang untuk Unit Kegiatan Mahasiswa,
Foto copy, mini market serta Toko Alat Tulis.
1
BAB IV
PENELITIAN DAN KERJASAMA
514
BAB IV
PENELITIAN DAN KERJASAMA
a. Penelitian
Sebagai salah satu tolok ukur sebuah lembaga pendidikan adalah jumlah
penelitian yang telah dihasilkan oleh sivitas akademikanya. Hasil-hasil yang telah
dicapai oleh Fakultas Kedokteran Unpad dalam kurun waktu ini memberikan
hasil yang yang cukup baik. Pencapaian produk-produk penelitian yang
dihasilkan merupakan strategi pencapaian yang telah dituangkan pada Renstra
FK-Unpad 2008-2012, sebagai salah satu indikator utama, yaitu penelitian yang
difokuskan pada hasil riset yang berbasis produk bagi masyarakat.
Fakultas Kedokteran Unpad memiliki Unit Penelitian Kesehatan (UPK) sebagai
salah satu unit kerja yang memiliki tugas dan fungsi di bidang penelitian,
sehingga perannya sangat membantu sivitas akademika FK dalam melakukan
penelitian. Sumber pembiayaan untuk penelitian berasal dari berbagi sumber,
seperti : a). Biaya Mandiri, b) Biaya PT atau Fakultas c) Departemen Pendidikan
Nasional seperti PHK-PKPD d) Instirusi dalam dan Luar Negeri (IMPACT, Avian
Influenza, KNAW)
Beberapa penelitian yang dilakukan dan telah memperoleh Patent atau Hak
Kekayaan Intelektual (HAKI) :
Metoda pengolahan limbah cair infeksius rumah sakit oleh Prof. Dr. dr.
M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 000 235
Proses transport Nutrient melalui membran sel tanpa radioaktif oleh
Prof. Dr. dr. M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 019 992
Komposisi ekstrak kering carica papaya linn, phyllantus neruri linn, dan
curcuma xanthorrhiza roxb untuk anti demam berdarah oleh Prof. Dr. dr.
M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 022 171
Makanan ringan yang menurunkan berat badan, kolesterol dan
mencegah kerusakan sel-sel otak oleh Prof. Dr. M. Nurhalim Shahib
(dalam proses hasil), No Paten 00200900094
Peran lem Fibrin Otologus Terhadap Penempelan Tandur Konjungtiva
Bulbi Melalui Ekspresi Gen Fibronektin dan Integrin pada Mata Kelinci
(10 Agustus 2009) oleh Dr. dr. Sutarya Enus, SP.M(K)., M.Kes,
Vitrifikasi hematopoietic stem cell dari darah tali pusat manusia dalam
upaya pembangunan Bank stem cell darah tali pusat di Indonesia (2009-
dalam proses)oleh Dr. TonoDjuwantono, SpOG(K), M.Kes
515
Gambar :
b. Pengabdian Masyarakat
Gambar :
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
di Desa Karangwangi Jawa Barat Selatan
517
c. Kerjasama
Bentuk Kerjasama yang telah dilakukan dengan berbagai lembaga dalam dan
luar negeri, antara lain :
Gambar :
Penandatanganan Piaga Ejik a bentuk perjanjian
kerjasama beberapa institusi kesehatan
BAB V
PRESTASI FAKULTAS
520
BAB V
PRESTASI FAKULTAS
Kiprah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang telah menginjak usia
55 tahun, telah banyak prestasi yang diperoleh, baik tingkat nasional maupun
internasional.
Beberapa prestasi yang telah dicapai oleh dosen Fakultas Kedokteran adalah
sebagai berikut:
Prestasi FK dalam bidang penelitian memperoleh hasil yang cukup baik, dengan
diperolehnya berbagai penghargaan baik tingkat nasional maupun tingkat
internasional, perolehan prestasi yang diraih tidak terlepas dengan dukungan
sarana dan prasarana laboratorium yang memadai serta komitmen dari pimpinan
fakultas dalam mendorong staf maupun mahasiswa dalam bidang penelitiaan
antara lain :
Ahmad Farid, dr., Ph.D (ketiga dari kiri) sebagai pemenang ketiga
penghargaan Ristek-Kalbe Farma Science Award 2010
Ahmad Farid, dr., Ph.D (ketiga dari kiri) sebagai pemenang ketiga
penghargaan Ristek-Kalbe Farma Science Award 2010
Website : www.fk.unpad.ac.id
e-mail : dean@fk.unpad.ac.id