Anda di halaman 1dari 14

CASE REPORT II

ARTRITIS GOUT
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Dokter Umum
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Stase Ilmu Penyakit Dalam

Pembimbing :
dr. A. Sentot Suropati, Sp.PD

Diajukan Oleh :
Prima Ayu Oktavia
J 510 14 5094

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
CASE REPORT II

ARTRITIS GOUT
Oleh :
Prima Ayu Oktavia
J 510 14 5094

Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari................. tanggal.......................2017

Pembimbing :
dr. A. Sentot Suropati, Sp.PD (.............................................)

Dipresentasikan dihadapan :
dr. A. Sentot Suropati, Sp.PD (.............................................)

Disahkan Ka Program Profesi :


dr. Flora Ramona S. P., Sp.KK, M.Kes (.............................................)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gout artrits merupakan salah satu penyakit tertua yang pernah diicatat pada

perkembangan peradaban manusia. Gout Artritis adalah jenis artropati kristal yang

patogenesisnya sudah diketahui secara jelas dan dapat diobati secara sempurna. Penyakit

ini disebabkan oleh deposit krstal monosodium urat pada sendi. Secara klinis, artritis pirai

merupakan penyakit heterogen meliputi hiperurikemia serangan artritis akut yang

biasanya mono-artikuler, terjadi deposisi kristal urat di dalam dan sekitar sendi, parenkim

ginjal dan dapat menimbulkan batu saluran kemih. Kelainan ini dipengaruhi banyak

faktor antara lain gangguan kinetik asam urat misalnya hiperurikemia.

Gout artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap

pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Tidak semua orang dengan

hiperurikemia adalah penderita gout atau sedang menderita gout. Kejadian serangan akut

gout baru akan terjadi jika terjadi peningkatan kadar asam urat yang bersifat akut.

Keadaan hiperurisemia sendiri hanya menyeybabkan gout pada 20 % populasi bila tidak

ditangani. Serangan artritis akut dapat berlangsung cepat dan dapat mencapai puncak

serangan dalam waktu 24 jam.

Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan

sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia

50 – 60 tahun. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 5,9 persen dari total

populasi pria, pada wanita nilainya mencapai 2 % dari total populasi wanita. Mekanisme
ini terjadi sebagai akibat dari efek estrogen , tetapi sesudah menopause perbedaan

tersebut menjadi kurang nyata.

Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba – tiba. Tanda tanda

awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin

juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin

didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional.

Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi

lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut,

pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan gout akut

biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala – gejala serangan akut akan berkurang

setelah 10 – 14 hari walaupun tanpa pengobatan. Kejadian gout juga dapat menyerang

beberapa sekaligus. 10% wanita dengan riwayat gout dilaporkan menderita serangan

dibeberapa sendi. Kejadian tersebut muncul seiring dengan adanya penyakit penyerta lain

yaitu penyakit ginjal kronik.


BAB II

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS
1. Nama : Tn. S S W
2. Umur : 63 tahun
3. Alamat : Menggung, manisharjo
4. No. RM : 372xxx
5. Tanggal masuk : 20 Agustus 2017
6. Tanggal Pemeriksaan : 21 Agustus 2017

B. ANAMNESA
1. Keluhan Utama
Nyeri Bagian Kanan Tubuh
2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke UGD RSUD Sukoharjo dengan keluhan nyeri di bangian tubuh
sebelah kanan, untuk digerakkan terasa nyeri dikeluhkan kurng lebih sudah 1 minggu
ini, keluhan semakin memberat sampai susah untuk beraktifitas. Pasien juga
mengeluh lutut terasa sakit dan bengkak, bengkak dirasakan hampir sama 1 minggu
ini dan terasa menetap tidak semakin besar dan tidak mengecil-mengecil. Lutut kalau
ditekuk terasa sakit. Pada bagian bawah kaki di bagian telapak kaki pasien juga
mengeluh sakit dirasakan paling nyeri terutama setelah istirahat untuk jalan terasa
sakit.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


a. Riwayat Hipertensi : disangkal
b. Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
c. Riwayat Gastritis : disangkal
d. Riwayat anemia / kurang darah : disangkal
e. Riwayat Sakit Liver : disangkal
f. Riwayat Sakit Jantung : disangkal
g. Riwayat gangguan pernafasan : disangkal
h. Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal
i. Riwayat sakit Asam urat : diakui serum asam urat ciderung tinggi
sekitar 2 bulan ini
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat sakit serupa : disangkal
b. Riwayat Hipertensi : disangkal
c. Riwayat Diabetes Mellitus : tidak mengetahui
d. Riwayat sakit Jantung : disangkal
e. Riwayat gangguan Pernafasan : disangkal
5. Riwayat Sosial dan Lingkungan
Pasien dilingkungan tempat tinggal selalu menjalin hubungan baik dan
silaturahmi dengan tetangga sekitar. Pasien tinggal bersama istri , anak dan cucu
6. Riwayat Pengobatan
Tidak ada pengobatan secara rutin, setiap kali cek asam urat tinggi hanya sering
minum obat allopurinol beli diapotik.
7. Anamnesis Sistem
a. Sistem cerebrospinal : Gelisah (-), lemah (+), demam (-),
pusing (-)
b. Sistem cardiovaskular : Akral dingin (-), sianosis (-),anemis (-),
palpitasi (-), nyeri dada (-), berdebar (-)
c. Sistem respiratorius : Sesak (-), batuk (-)
d. Sistem genitourinarius : BAB normal dan BAK normal kadang
panas berwarna kuning
e. Sistem gastrointestinal : Nyeri perut (-), mual (-), muntah (-),
nafsu makan menurun (-)
f. Sistem musculoskeletal : Badan terasa lemas (+), atrofi otot (-
),nyeri pada kedua sendi lutut (+)
g. Sistem integumentum : Pucat (-), malar rash (-), discoid rash (-),
alopecia (-)
Kesan : Didapatkan gangguan pada sistem cerebrospinal dan musculoskeletal.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
a. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
b. HR : 88 x/menit
c. RR : 22 x/menit
d. Suhu : 37oC
2. Status Generalis
a. Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), skelra ikterik (-
/-), nafas cuping hidung (-), edema palpebra
(-), alopesia (-), malar rash (-), discoid rash
(-), stomatitis (-)
b. Leher : Retraksi supra sterna (-/-), deviasi trakhea
(-), peningkatan Jugular Venous Pressure
(-), pembesaran kelenjar limfe (-).
c. Thorax
Paru
- Inspeksi : Simetris, tidak terdapat ketinggalan gerak
Tidak terdapat ketinggalan gerak,
- Palpasi : fremitus normal
- Perkusi : Sonor +/+, pekak -/-
- Auskultasi : Suara dasar vesikular normal, tidak terdapat
rbh-/- ; wheezing -/-.
Jantung
- Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
- Palpasi : Iktus cordis tidak kuat angkat
- Perkusi : Dalam batas normal
- Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, tidak terdapat
bising jantung.
d. Abdomen
- Inspeksi : Distensi (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+), bising usus (+),
- Perkusi : Timpani (+), pekak alih (-)
- Palpasi : Massa abnormal (-) berbenjol-benjol (-),
ascites (-), nyeri tekan daerah hepar (-)
 Hati : Tak teraba membesar
 Limpa : Tak teraba membesar
e. Ekstremitas : Akral hangat, Edema lutut kanan (+)
minimal, krepitasi lutut +/+ , Nyeri tekan
lutut (+) kanan , lutut kanan hagat (+).
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil pemeriksaan laboratorium
Tanggal : 20 Agustus 2017
Pemeriksaan Nilai Satuan Nilai normal
HEMATOLOGI
Paket Darah Lengkap
Lekosit 14.0 10ˆ3/uI 3.6 – 11.0
Eritrosit 4.49 10ˆ6/uL 3.80 – 5.20
Hemoglobin 13.9 g/dL 11.7 – 15.5
Hematokrit 41.1 % 35 – 47
Index Eritrosit
MCV 91.5 fL 80 – 100
MCH 31.0 pg 26 – 34
MCHC 33.8 g/dL RNF
Trombosit 565 10ˆ3/uI 150 – 450
RDW-CV 12.0 % 11.5 – 14.5
PDW 8.7 fL
MPV 8.8 %
P-LCR 14.3 %
PCT 0.50 %
DIFF COUNT
NRBC 0.00 % 0–1
Neutrofil 64.7 % 53 – 75
Limfosit 21.8 % 25 – 40
Monosit 12.20 % 2–8
Eosinofil 0. 90 % 2.00 – 4.00
Basofil 0.40 % 0–1
IG 0.40 %

Golongan Darah A

KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu 98 mg/gL 70 – 120
SGOT 43.39 U/L 0 – 35
SGPT 23.6 U/L 0 – 35
Ureum 42.7 Mg/dl 0-31
Creatinin 2.02 Mg/dl 0.50 - 0.90
Asam Urat 10.1 Mg/dl 3.4 - 7.0
Cholesterol Total 127 Mg/dl 0 - 265

HDL Cholesterol Mg/dl 28.0 - 63.0


34.3
Mg/dl <130
LDL Cholsterol 73.1
Mg/dl <160
Trigliserida 122
SERO IMUNOLOGI
HBs Ag Non Reaktif Non Reaktif

E. DIAGNOSIS KERJA
- Artritis GOUT
F. TERAPI
- Inf RL 20 tpm
- Inj Ketorolac 30mg / 8 jam
- Inj Ranitidin 1 amp / 12 jam
- Metil prednisolon tab 3x16mg
- Diazepam tab 2x2mg
G. FOLLOW UP
1. 22 Agustus 2017
Subject : Pasien mengeluh lemas-lemas (+), kaki masih terasa sakit tapi sudah
mulai berkurang, mual (-), muntah (-).
Object: Vital sign TD 130/80 mmhg, keadaan umum: compos mentis, sklera ikterik
(-/-) conjungtiva anemis (-/-), thorax suara dasar vesikuler (SDV) +/+, rbh -/-, bunyi
jantung (BJ) I/II reguler, abdomen keras dan nyeri tekan (-), ekstremitas akral
hangat dan udem (+) lutut, krepitasi (+) lutut bilateral, nyeri pada kedua sendi lutut
(+/+) berukrang, oral trust (-), malar rash (-/-)
Assesment: Artritis GOUT,
Planning:
- Inf RL 20 tpm
- Inj Ketorolac 30mg / 8 jam
- Inj Ranitidin 1 amp / 12 jam
- Metil prednisolon tab 2x16mg
- Diazepam tab 3x2mg
- Allopurinol 3x100mg

LAB : Asam Urat 10.1 Mg/dl


2. 23 Agustus 2017
Subject : Pasien mengeluh lemas-lemas (-) sudah berkurang banyak, kaki masih
terasa sakit tapi sudah mulai berkurang banyak, mual (-), muntah (-).
Object: Vital sign TD 120/80 mmhg, keadaan umum: compos mentis, sklera ikterik
(-/-) conjungtiva anemis (-/-), thorax suara dasar vesikuler (SDV) +/+, rbh -/-, bunyi
jantung (BJ) I/II reguler, abdomen keras dan nyeri tekan (-), ekstremitas akral
hangat dan udem (+) lutut berkurang, krepitasi (+) lutut bilateral, nyeri pada kedua
sendi lutut (+/+) berukurang banyak, oral trust (-), malar rash (-/-)
Assesment: Artritis GOUT,
Assesment: CKD, DM
Planning:
 BLPL
 Obat Pulang :
o Ranitidin 2x1
o Metil prednisolon 3x16mg
o Na Diclofenak 2x25mg
o Diazepam 3x2mg
o Allopurinol 3x100mg
o Antasid 3x1
BAB IV
PEMBAHASAN

Menurut Teori:

Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba – tiba. Tanda tanda awitan

serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga

menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Meskipun yang paling sering

terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan

semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki

dan siku dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri.

Kebanyakan gejala – gejala serangan akut akan berkurang setelah 10 – 14 hari walaupun

tanpa pengobatan. Kejadian gout juga dapat menyerang beberapa sekaligus. Kejadian

tersebut muncul seiring dengan adanya penyakit penyerta lain yaitu penyakit ginjal kronik.

Gout didasarkan pada riwayat pasien yang sering makan daging sapi dan jeroan,

dan keluhan akan muncul setelah pasien selesai mengkonsumsi makanan tersebut. Hal ini

khas pada gout, karna daging sapi merupakan substansi yan banyak mengandung purin dan

akan meningkatkan produksi MSU yang bila terdeposit pada sendi akan mnyebabkan

peradangan sendi ( gout). Serangan gout berulang yang menahun /chronic gout dapat

menyebabkan terjadinya deposit kristal yang memicu reaksi peradangan hingga muncul

pembengkakan pada sendi tersebut.

Dari yang ditemukan pada pasien:

Pasien mengeluhkan rasa sakit yan hebat pada sendi lutut bilateral dan terdapat

peradangan dan pembengkakan lutut kanan. Pasien tidak merasakan keluhannya berkurang

selama 1 minggu, dan setelah mengkonsumsi obat anti nyeri dan obat asam urat. Selain itu
pasien juga sering mengkonsumsi makanan seperti banyak makan daging sapi dan jeroan.

dari pemeriksaan fisik pasien tampak oedem pada sendi lutut kanan, dan sesuai dengan

teori diatas. Pada Pasien ini mendapat kan terapi Diazepam tablet 2 mg yang bertujuan

untuk muscle relaxan dengan tujuan biar tidak kaku otot-otot tubuh. Kemudia

mendapatkan terapi metil prednisolon sebagai NSAID mengurangi inflamasi pada

persendian yang disebkan penumupukan kristal sodium asam urat. Pada pasien

mendapatkan injeksi Ranitidin yang bertujuan untuk mengkontrol pengeluaran asam

lambung, karena efek dari NSAID akan merangsang kenaikan asam lambung. Penggunaan

Allopurinol pada pasien GOUT akut tidak dianjurkan karena penurunan kadar asam urat

secara tiba-tiba akan mencetuskan serangan gout akut lebih lanjut pada pasien.
BAB V
KESIMPULAN
1. Artritis GOUT merupakan penyakit dimana ditandai dengan kenaikan serum
asam urat dan terdapat peningkatan leukosit ringan.
2. Artritis GOUT merupakan penyakit dimana didapatkan gejala berupa nyeri di
persendian teutama sesisi saja dan terkadang terdapat bengkakan di
persendian.
3. Pada pasien – pasien dengan gejala akut dan terdapat peningkatan serum
asam urat maka terapi gold standar adalah Colcisin,
4. Artritis GOUT sering dijumpai pada laki-laki dan yang gemar memakan
makanan jeroan, daging sapi.
5. Prognosa Pasien yang telah menderita arthritis gout tidak akan sembuh
sepenuhnya. Pasien tersebut harus terus menjaga diet sepanjang hidup dan
mengurangi makanan yang mengandungi purin seumur hidupnya. Ini untuk
memastikan penyakitnya tidak kambuh lagi.

Anda mungkin juga menyukai