NIM : P1337431114047
KERAWANAN PANGAN
Rawan pangan adalah suatu kondisi ketidakmampuan untuk memperoleh pangan yang
cukup dan sesuai untuk hidup sehat dan beraktivitas dengan baik utnuk sementara waktu dalam
jangka panjang.
Ada tiga hal penting yang mempengaruhi tingkat rawan pangan, yaitu :
a. Kemampuan penyediaan pangan kepada individu/rumah;
b. Kemampuan individu / rumah tangga untuk mendapatkan dan pangan;
c. Proses distribusi dan pertukaran pangan yang tersedia dengan sumber daya
yang dimiliki oleh individu/rumah tangga.
SENTRAL BERAS
Beras adalah salah satu produk makanan pokok paling penting di dunia. Menurut
penelitian yang dilaksanakan Bank Dunia hanya 5% dari produksi global beras
diperdagangkan di pasar internasional dan itu mengimplikasikan bahwa harga beras
rentan terhadap perubahan penawaran dan permintaan.
Indonesia adalah negara terbesar ketiga yang memproduksi beras terbanyak di
dunia, Indonesia masih tetap merupakan negara importir beras. Bahkan, Indonesia
memiliki konsumsi beras per kapita terbesar di dunia. Setiap orang Indonesia
mengkonsumsi sekitar 140 kilogram beras per tahun.
Provinsi-provinsi Indonesia yang merupakan penghasil beras terbesar adalah:
1. Sumatra Selatan
2. Jawa Barat
3. Jawa Tengah
4. Jawa Timur
5. Sulawesi Selatan
Pemerintah Indonesia menggunakan dua cara untuk mencapai swasembada beras.
Pada satu sisi, pemerintah mendorong para petani untuk meningkatkan produksi mereka
dengan mendorong inovasi teknologi dan menyediakan pupuk bersubsidi (meskipun
subsidi-subsidi ini mungkin dikurangi karena keterbatasan anggaran), dan di sisi lain,
berusaha mengurangi konsumsi beras masyarakat melalui kampanye seperti "satu hari
tanpa beras" (setiap minggunya), sementara mempromosikan konsumsi makanan-
makanan pokok lainnya.
KETAHANAN PANGAN
Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, mengartikan ketahanan pangan sebagai
:kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. 4 komponen yang
harus dipenuhi untuk mencapai kondisi ketahanan pangan yaitu:
Ketahanan pangan merupakan pilar bagi pembangunan sektor-sektor lainnya. Hal ini
dipandang strategis karena tidak ada negara yang mampu membangun perekonomian tanpa
menyelesaikan terlebih dahulu masalah pangannya. Di Indonesia, sektor pangan merupakan
sektor penentu tingkat kesejahteraan karena sebagian besar penduduk yang bekerja on-farm
untuk yang berada di daerah pedesaan dan untuk di daerah perkotaan, masih banyak juga
penduduk yang menghabiskan pendapatannya untuk konsumsi. Pengembangan diversifikasi
pangan ke arah bahan pangan lokal merupakan salah satu cara yang dipandang efektif untuk
mengatasi sejumlah kerawanan tersebut sekaligus untuk mendukung terwujudnya ketahanan
pangan yang mantap.
Berkembangnya spektrum konsumsi pangan dapat mengurangi konsumsi beras per kapita
dan potensial pula untuk mendukung perkembangan ke arah pola pangan harapan. Pemantapan
ketahanan pangan dapat dilakukan dengan upaya-upaya, antara lain sebagai berikut:
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) adalah sistem informasi yang dapat
digunakan sebagai alat bagi pemerintah daerah untuk mengetahui situasi pangan dan gizi
masyarakat. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi bertujuan untuk:
1. Mengetahui lokasi (kecamatan dan desa) yang mempunyai risiko rawan pangan dan gizi
Keluaran Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi disuatu Kabupaten/Kota adalah sebagai
berikut:
1. Produksi Pangan.
3. Harga Pangan.
a. Harga Produsen.
b. Harga Konsumen.
Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi
daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengeloalaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Sumber pendapatan daerah terdiri dari:
Pendapatan asli daerah merupakan sumber pendekatan daerah dengan mengelola dan
memanfaatkan potensial daerahnya. Di dalam mengelola, mengolah dan memanfaatkan potensi
daerah, Pendapatan asli daerah dapat berupa pemungutan pajak, retribusi dan lain-lain
pendapatan daerah yang sah.
Piramida penduduk merupakan bentuk penyajian data kependudukan (jenis kelamin dan
kelompok umur) antara dua grafik batang yang digambarkan secara berlawanan arah dengan
posisi horizontal. Berdasarkan bentuknya, piramida penduduk dapat dibedakan menjadi piramida
penduduk ekspansif, konstruktif, dan stasioner.
Bentuk piramida ekspansif terjadi jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur
muda. Bentuk piramida ini dicirikan melebar di bagian bawah dan semakin meruncing di bagian
atasnya. Bentuk piramida semacam ini umumnya terjadi di negara-negara sedang berkembang.
Bentuk piramida konstruktif terjadi jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur
dewasa. Bentuk piramida ini dicirikan dengan bentuk mengecil di kelompok umur muda,
melebar di kelompok umur dewasa, dan mengecil kembali di kelompok umur tua. Bentuk
piramida seperti ini terdapat di negara-negara maju, seperti Jepang dan Swedia.
Bentuk piramida stasioner terjadi jika jumlah penduduk pada tiap kelompok umur (muda,
dewasa, dan tua) relatif seimbang. Bentuk piramida ini dicirikan dengan bentuk yang relatif sama
atau rata di tiap kelompok umur. bentuk piramida semacam ini terdapat di negara-negara Eropa
yang telah lama maju serta mempunyai tingkat kelahiran dan tingkat kematian yang rendah.
USIA PRODUKTIF
Usia produktif merupakan usia dimana manusia sudah matang secara fisik dan biologis.
Pada usia inilah manusia sedang berada pada puncak aktivitasnya. Aktifitas fisik yang dilakukan
cenderung lebih berat daripada usia lainnya. Padatnya aktifitas sering memicu timbulnya stress
yang juga merupakan penyakit yang sering menghinggapi masyarakat.
Usia produktif yaitu usia 18 – 45 tahun. Pada usia produktif orang akan semangat
melakukan aktivitas yang lebih banyak dan hasil yang didapat maksimal. Dengan ini Indonesia
banyak membutuhkan orang – orang yang produktif didunia kerja maupun yang lainnya.
Diusia produktif akan bekerja lebih keras lagi sehingga masalah ekonomi pangan dan gizi
akan berkurang karena terpenuhinya kebutuhan rumah tangga atau diri sendiri. Diusia produktif
juga akan mengembangkan system perekonomian Indonesia agar tidak rendah atau turun.
Usia produktif sangat dibutuhkan diindonesia dan diinginkan bagi setiap perusahaan,
perkantoran maupun politik. Dengan usia produktif kita bisa meningkatkan produktivitas pangan
dan kebutuhan konsumen seluruh Indonesia.yang mempengaruhi usia produktif diantaranya
lapangan pekerjaan yang sempit, rendahnya pengetahuan , dan sifat malas setiap orang.
ANGKA KELAHIRAN
Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000
penduduk. CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000
penduduk wanita pada kelompok umur tertentu. ASBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran setiap 1.000 wanita
yang berusia 15 – 49 tahun dalam satu tahun. GFR dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut ini.
atau
Jika nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau terjadi
penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk
negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya
tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan pendapatan (PDB) tanpa
mengaitkannya dengan tingkat pertambahan penduduk. Pertumbuhan penduduk biasanya
dikaitkan dengan tingkat pembangunan ekonomi, atau bahkan tidak jarang dianggap hal yang
sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara umum yaitu:
Faktor produksi
Faktor investasi
Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
Faktor kebijakan moneter dan inflasi
Faktor keuangan Negara
Kegiatan sektor pertanian masih tetap tradisonal dan produktivitasnya sangat rendah
Kebanyakan negara masih menghadapi masalah kekurangan dana modal dan barang
modal (peralatan produksi) yang modern
Tenaga terampil, terdidik dan keahlian keusahawanan penawarannya masih jauh dibawah
jumlah yang diperlukan
Perkembangan penduduk sangatlah pesat
Berbagai masalah institusi, sosial, kebudayaan dan politik yang sering dihadapi.
Dengan naiknya ekonomi akan memberi dampak yang signifikan pada kesehatan
terutama pada status gizi. Status gizi yang dulunya kurang dengan naiknya ekonomi menjadi
status gizi yang baik dan member kemakmuran pada masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi dapat terjadi karena pendapatan perkapita yang naik, laju
pertumbuhan penduduk rendah dan sumber daya alam yang kaya. Jika laju pertumbuhan
ekonomi semakin hari semakin naik maka kebutuhan masyarakat akan terpenuhi dan tidak ada
lagi yang mengalami gizi kurang / gizi buruk.