Anda di halaman 1dari 4

ASMA BRONKIAL

No. Dokumen : 440/10.24/SOP/33/2018

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 07/04/2018

Halaman : 1/4

UPT
MUJIMIN, S.KEP
PUSKESMAS NIP. 196506081987031004
PARDASUKA
A. Pengertian Asma merupakan ganguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan
berbagai sel inflamasi sehingga mengakibatkan hiperaktivitas bronkus
dalam berbagai tingkat, penyempitan jalan napas, dan gejala pernapasan
(mengi dan sesak).
B. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang tepat
pada pasien asma.
C. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Pardasuka No. 440/09.6/SK/33/2018 Tentang
Pelayanan Klinis di UPT Puskesmas Pardasuka.
D. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Klinis Dokter Di Fasilitas Layanan Primer.
E. Alat dan Bahan 1. Stetoskop
2. Nebulizer
3. Obat-obatan emergensi
F. Prosedur 1. Pasien datang ke UGD dengan keadaan sesak nafas.
2. Petugas dengan sigap cepat melakukan identifikasi kegawatdaruratan
dengan triase.
3. Berikan O2 2-3lpm menggunakan nasal kanul.
4. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan kepada pasien
a. Apakah Sesak napas yang episodik.
b. Batuk-batuk berdahak yang sering memburuk pada malamdan
pagi hari menjelang subuh. Batuk biasanya terjadi kronik.
c. Mengi.
d. Derajat asma berdasarkan gambaran klinis:
5. Mencari faktor Risiko:
a. Faktor Pejamu
Ada riwayat atopi pada penderita atau keluarganya, hipersensitif
saluran napas, jenis kelamin, ras atau etnik.
b. Faktor Lingkungan
 Bahan-bahan di dalam ruangan: tungau, debu rumah, binatang,
kecoa.
 Bahan-bahan di luar ruangan: tepung sari bunga, jamur.
 Makanan-makanan tertentu: bahan pengawet, penyedap dan
pewarna makanan.
 Obat-obatan tertentu.
 Iritan: parfum, bau-bauan merangsang.
 Ekspresi emosi yang berlebihan.
 Asap rokok.
 Polusi udara dari luar dan dalam ruangan.
 Infeksi saluran napas.
 Exercise-inducedasthma (asma kambuh ketika melakukan
aktivitas fisik tertentu).
 Perubahan cuaca.
6. Hasil Pemeriksaan Fisik
a. Sesak napas.
b. Mengi pada auskultasi.
2/4
c. Pada serangan berat digunakan otot bantu napas (retraksi
supraklavikula, interkostal, dan epigastrium).
7. Terapi
a. Apabila pasien dalam serangan akut, petugas segera memberikan
salbutamol nebulizer. Dapat juga menggunakan aminofilin.
b. Observasi keadaan pasien, apabila keadaan belum membaik,
rencanakan untuk perawatan rawat inap.
c. Petugas memberikan tablet oral golongan Agonis beta 2, dan bila
diperlukan diberi kortikosteroid.
8. Segera rujuk ke rumah sakit apabila keadaan pasien belum membaik.
9. Petugas mencatat segala tindakan dalam rekam medis.
G. Unit terkait 1. BP Umum
2. KIA/KB
3. Rawat Inap
4. UGD
5. PONED
H. Dokumen 1. Rekam medik
Terkait 2. Form rujukan internal
3. Form resep

I. Rekaman Histori Perubahan

No Halaman Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai


diberlakukan
3/4
4/4

Anda mungkin juga menyukai