Anda di halaman 1dari 30

BAB III

STUDI KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien

a. Nama : Tn. H

b. Umur : 34 Tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Pendidikan : Sarjana

e. Pekerjaan : Konsultan

f. Agama : Islam

g. Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia

h. Alamat : Jalan Sungai Lulut,

Komplek Putra Gemilang Raya

i. Ruangan dirawat : Kumala (Bedah)

j. Tanggal Masuk RS : 31 Oktober 2017

k. Tanggal Pengkajian : 31 Oktober 2017

l. No. Register : 36-3x-xx

m. Diagnosa Medis : Hernia Reponibrus Sinistra

n. Dokter yang merawat : Dr. K

25
2. Riwayat Penyakit

a. Keluhan Utama :

Pasien mengatakan “bahwa adanya benjolan di bagian perut bawah

sebelah kiri dekat lipatan paha dan merasakan cemas karena ini adalah

operasi pertama bagi saya”.

b. Riwayat penyakit sekarang :

Pasien mengatakan “Pada bulan juni kemaren saya rutin mengikuti

fitness, setelah satu bulan kemudian tiba-tiba muncul benjolan pada

perut bagian kiri saya, ketika di tekan dan diraba teraba keras tetapi tidak

sakit. Setelah itu saya langsung mencari informasi mulai dari rekan kerja

hingga ke internet. Sebagian besar mengatakan hal tersebut adalah ciri-

ciri dari hernia. Ketika saya banyak mendengar masukan dan melihat

informasi di internet maka saya memutuskan untuk pergi ke poliklinik

pada selasa, 31 Oktober 2017 pada pukul 09.00 wita untuk

memeriksakan keadaan saya. Dokter melakukan pemeriksaan dan saya

dianjurkan untuk rawat inap dan direncanakan menjalani prosedur

bedah pada tanggal 01 November 2017”.

c. Riwayat penyakit dahulu :

Pasien mengatakan “Sebelumnya saya tidak pernah mengalami hal

serupa seperti ini dan tidak ada riwayat penyakit seperti hipertensi, DM,

dan asma.”

26
d. Riwayat penyakit keluarga :

Pasien mengatakan “dalam anggota keluarga tidak ada yang memiliki

riwayat hernia dan hanya memiliki riwayat hipertensi”.

Riw. HT Riw. HT

Tn. HN Ny. RK

Hernia

An. FS An. AP

e. Riwayat sosial :

Pasien mengatakan “Interaksi dengan lingkungan tetangga, rekan kerja,

keluarga semua berjalan baik dan tidak ada masalah”

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

1) Tanda – tanda vital :

BP : 140/100 mmHg

P : 81 kali / menit

RR : 19 kali / menit

Temp : 36,4°C

2) GCS : E4V5M6 Compos Metis

3) SPO2 : 97%

27
4) BB : 80 kg

5) TB : 160 cm

b. Kepala

Inspeksi : Kepala tampak simetris, kulit kepala tampak bersih,

pertumbuhan rambut merata, tidak ada luka,

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

c. Mata

Inspeksi : mata tampak simetris kanan dan kiri, konjungtiva tidak

anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada edema palpebra ,pergerakan mata

maksimal, visus baik, dan lapang pandang baik, pupil isokor, reflek

cahaya (+).

d. Hidung

Inspeksi : Tampak simetris kanan dan kiri, tidak ada epitaksis, tidak ada

polip, tidak ada lesi, dan fungsi penciuman baik.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

e. Telinga

Inspeksi : Tampak simetris kanan dan kiri, tidak menggunakan alat

bantu, fungsi pendengaran baik.

f. Mulut dan gigi

Inspeksi : Mulut ampak simetris kanan dan kiri, warna bibir gelap,

mukosa lembab, tidak menggunakan gigi palsu, pertumbuhan gigi

merata, tidak terdapat pendarahan.

28
g. Leher
Inspeksi : Leher simetris, bentuk trakhea lurus/sejajar, tidak ada luka,
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada peningkatan JVP
dan tidak terdapat kaku kuduk.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

h. Thoraks dan Jantung

1) Inspeksi :

Bentuk dada simetris, pergerakan dada kanan dan kiri simetris, tidak

ada lesi, tulang klavikula dan skavula tampak simetris, ictus cordis

tidak tampak

2) Palpasi :

Taktil fremitus teraba getaran simetris, ictus cordis teraba pada ICS

V disebelah medial linea midklavikula sinistra

3) Perkusi :

Perkusi sonor simetris pada kedua lapang paru, perkusi redup pada

ICS II linea para sternalis sinistra

4) Auskultasi :

Tidak terdapat suara napas tambahan, suara napas vesikuler pada

kedua lapang paru, BJ1 dan BJ2 tunggal, terdengar keras dan

kencang.

29
i. Abdomen

1) Inspeksi :

Tampak rata, tidak ada lesi, tidak ada jaringan parut, tidak terlihat

asites, tampak benjolan pada perut bagian kiri bawah dekat lipatan

paha kiri, benjolan kadang ada kadang hilang, ukuran benjolan

kurang lebih sebesar telur puyuh.

2) Auskultasi :

Terdengar bising usus 15 x/menit

3) Palpasi :

Teraba adanya benjolan pada perut bagian kiri bawah dan tidak ada

nyeri tekan pada area benjolan

4) Perkusi :

Terdengar suara thympani pada region abdomen

j. Reproduksi/genetalia

Tidak dilakukan pemeriksaan fisik karena pasien tidak bersedia

k. Ekstremitas

Inspeksi :

1) Ekstremitas atas : Tidak terdapat luka, tidak terdapat edema, infus

terpasang pada tangan kanan, dan skala otot atas kanan dan kiri sama

dengan nilai 5.

2) Ekstremitas bawah : Tidak terdapat luka, lutut sebelah kiri tampak

bengkak, tidak terdapat edema, dan skala otot bawah kanan dan kiri

sama dengan nilai 5.

30
Palpasi :

1) Ekstremitas atas : Tidak ada nyeri tekan, akral teraba hangat, dan

CRT < 2 detik

2) Ekstremitas bawah : Terdapat nyeri tekan pada lutut sebelah kiri dan

akral teraba hangat.

Skala otot 5 5

5 5

4. Pengkajian Sebelas Pola Gardon

a. Persepsi Terhadap Kesehatan Dan Manajemen Kesehatan

Pasien mengatakan, “ Jika ada anggota keluarga yang sakit akan kami

periksakan ke dokter praktek atau pergi ke poliklinik.”

b. Pola Aktivitas Dan Latihan

1) Sebelum Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Setiap hari pergi ke kantor dan pulang sekitar

jam 3 sore, saat di rumah akan melakukan kegiatan lainnya seperti

menemani anak saya, dan malam sekitar jam 7 akan pergi latihan

fitness di hari Selasa dan Jumatm tapi 2 minggu terkahir saya tidak

mengikuti fitness untuk sementara waktu.”

31
2) Sesudah Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Saat ini saya beristirahat saja, berhubung kaki

saya juga sedang sakit jadi sulit untuk dibawa beraktivitas, sehingga

kegiatan saya lebih banyak duduk dan berbaring di atas tempat

tidur.”

c. Pola Istirahat Dan Tidur

1) Sebelum Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Biasanya di malam hari saya menonton TV

hingga jam 12 malam bahkan sampai jam 2 pagi dan biasanya

bangun jam 6 pagi. Untuk istirahat siang sangat jarang sekali dan

bila ada waktu untuk beristirahat saya akan menyempatkan untuk

tidur siang.”

2) Sesudah Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Saat ini lebih sering istirahat dan tidur.”

d. Pola Nutrisi

1) Sebelum Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Makan seperti biasa, tapi saya jarang sekali

sarapan, kadang sarapan di kantor saja dan makan siang pun kadang

di kantor juga. Semua jenis makanan saya makan kecuali makanan

yang pahit saya tidak suka, konsumsi buah memang jarang tetapi

untuk sayur – sayuran biasanya saat makan siang.”

32
2) Sesudah Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Saat ini saya mengikuti jadwal makan di

rumah sakit saja. Makan sedikit demi sedikit, tetap 3 kali sehari.”

e. Pola Eliminasi

1) Sebelum Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Biasanya untuk saya BAK sering karena saya

cenderung lebih banyak minum, dan untuk BAB biasanya pagi hari

saat bangun tidur dan sore hari.”

2) Sesudah Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Sementara ini saya hanya ada BAK 2 kali sejak

masuk pukul 20.30 tadi. Dan BAB masih belum ada”

f. Pola Kognitif – Perceptual

1) Sebelum Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Penglihatan masih baik, membau dan

merasakan masih baik, dan komunikasi juga masih baik dan masih

mampu mengambil keputusan.”

2) Sesudah Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Saat ini semuanya masih baikm tidak ada yang

berubah dari sebelum saya masuk rumah sakit dan setelah berada di

rumah sakit.”

33
g. Pola Konsep Diri

1) Sebelum Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Saya seorang pegawai kantoran, seorang

kepala keluarga, dan sebagai pengambil keputusan dalam keluarga

saya.”

2) Sesudah Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Saat ini untuk pekerjaan saya sedang ijin untuk

berobat dan dalam pengambilan keputusan saya rundingkan dengan

istri serta ibu saya.”

h. Pola Koping Stress

1) Sebelum Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Tidak ada kegiatan yang saya kerjakan ketika

saya stress, biasanya saya bercerita dengan istri saya dan tetap

berpikir positif dan santai.”

2) Sesudah Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Saat ini pun saya tetap tenang dan tidak ingin

terlalu berpikir keras. Karena setiap masalah pasti memiliki jalan

keluar tersendiri”

i. Pola Seksualitas – Reproduksi

Pasien merupakan seorang kepala keluarga yang telah menikah sekitar

7 tahun yang lalu dan saat ini telah memiliki 1 orang putra dan 1 orang

putri.

34
j. Pola Peran Dan Hubungan

1) Sebelum Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Hubungan saya dengan keluarga, tetangga,

maupun rekan kerja dikantor baik – baik saja.”

2) Sesudah Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Saat ini hubungan saya dengan keluarga tetap

berjalan dengan baik.”

k. Pola Nilai Dan Kepercayaan

1) Sebelum Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Saat saya berada di rumah atau di kantor, saya

akan menyempatkan diri untuk sholat.”

2) Sesudah Masuk Rumah Sakit

Pasien mengatakan, “Saat ini saya tidak bisa sholat untuk sementara

waktu karena kondisi saya masih berada di rumah sakit dengan kaki

saya yang juga sulit digerakan.”

35
5. Prosedur Diagnostik

Hari / Jenis
No. Hasil Acuan Normal Analisa
Tanggal Pemeriksaan
1. Rabu, Laboratorium
01 Darah Rutin :
November  Gula Darah 81 mg/dl 76 – 125 mg/dl
2017 Sewaktu
 PLT 31 (103) g/dl 100 –300(103)
g/dl

6. Drug Study

Nama
Efek
No. Obat, Indikasi Kontraindikasi Nursing
Samping Consideration
Dosis
1. Ceftriaxone Infeksi Hipersensitivitas Mual,
2 x 1 gram saluran terhadap muntah,
IV pernafasan, Ceftriaxone pusing,
kulit, tulang ruam pada
dan sendi, kulit.
perut,
gonorrhoeal,
ginjal dan
infeksi
saluran
kemih,
meningitis.

36
Nama Obat, Efek
No. Indikasi Kontraindikasi
Dosis Samping
2. Ketorolac Untuk Hipersensitivita Ulkus,
3 x 30 mg IV penatalaksana s terhadap perdarahan
an nyeri akut Ketorolac saluran cerna
yang berat tromethamine dan perforasi,
jangka pendek hemoragis
pasca bedah,
gagal ginjal
akut, reaksi
anafilaktoid,
dan gagal hati.

3. Ranitidine Nyeri Hipersensitivita Sakit kepala,


2 x 50 mg IV lambung, s terhadap pusing, diare,
tukak Ranitidine konstipasi,
lambung, ruam pada
tukak kulit, gatal
duodenum,
refluks
esofagus
4. Infusan Mengatasi Hipernatremia, Infeksi area
Ringer Laktat deficit cairan gangguan fungsi penusukan
20 tpm dan elektrolit ginjal infuse

37
ANALISA DATA PRE-OPERASI

Data Etiologi Problem


Ds: Pasien mengatakan “saya Angkat beban, Menjatuh, Ansietas
merasa cemas untuk operasi menghentak
yang akan jalani ini karena ini
dalah operasi pertama saya”. Peningkatan tekanan intra
Do: abdomen
 Pasien tampak
kebingungan Ketidakmampuan fasia
 Pasien tampak khawatir abdomen menahan tekanan
 Pasien tampak gelisah
dan tegang Fasia robek

 Pasien sering bertanya


tentang oprasi Terjadi penonjolan pada

 Tanda-tanda vital: dinding abdomen

BP:140/100mmHg
P: 81x/menit Reponibel/Ireponibel

RR: 15x/menit
T: 36,4oc Rencana prosedur

GCS:Composmentis pembedahan

SpO2: 97% (Herniorapphy)

Perubahan status kesehatan

Perubahan prilaku, afektif,


dan fisiologi

38
DIAGNOSA KEPERAWATAN PRE- OPERASI

Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan (prihal penyakit “Hernia” dan prosedur oprasi) yang ditandai dengan Pasien

mengatakan “ sekitar bulan juli yang lalu tiba-tiba muncul benjolan diperut bagian kiri bawah saya. Dan saya konsultasi dengan teman-

teman saya setelah itu banyak yang mengatakan jika ini tanda-tanda hernia”, Pasien tampak kebingungan, Pasien tampak khawatir,

Pasien tampak gelisah dan tegang, Pasien sering bertanya tentang operasi, Tanda-tanda vital: BP:140/100mmHg, P: 81x/menit, RR:

15x/menit, T: 36,4oc, GCS:Composmentis, SpO2: 97%.

Patient Outcome Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Membantu dalam 1. Melakukan pengkajian S : pasien mengatakan “
tindakan keperawatan ansietas pasien mengidentifikasi tingkat ansietas pasien sudah mengerti dengan
selama 3jam kekuatan dan dengan hasil pasien penyakit yang dialami
diharapkan masalah keterampilan yang tampak gelisah, sekarang”
pasien dapat teratasi mungkin membantu kebingungan, khawatir,
dengan kriteria hasil pasien mengatasi tegang. O:
sebagai berikut: keadaannya sekarang - pasien tampak rileks
- pasien tidak bingung

28
1. Pasien tidak 2. Berikan informasi 2. Memungkinkan pasien 2. Memberikan informasi - pasien paham dan
bingung yang akurat dan untuk membuat yang akurat tentang mengerti tentang
2. Pasien paham jawab dengan jujur keputusan penyakit yang dialami ( penyakit yang
dan mengerti pasien terkena hernia dialami sekarang
yang disebabkan oleh - mengikuti semua
mengangkat beban yang intervensi yang
terlalu berlebihan) diberikan tenaga
3. Berikan 3. Kebanyakan pasien 3. Memberikan kesehatan
kesempatan pasien mengalami masalah kesempatan pasien
untuk yang perlu untuk untuk mengungkapkan A :
mengungkapkan diungkapkan masalah yang Masalah teratasi
masalah yang dihadapinya.
dihadapinya P:
4. Kaji adanya 4. Pasien mungkin secara 4. Melakukan pengkajian Hentikan intervensi
masalah sekunder tidak sadar memperoleh adanya msalah sekunder
yang mungkin keuntungan seperti: yang mungkin
merintangi terlepas dari tanggung merintangi keinginan

29
keinginan untuk jawab, perhatian dan untuk sembuh (pasien
sembuh kontrol dari yang lain mengatakan ingin cepat
sembuh dari penyakit
yang dialami sekarang)
5. Mencatat perilaku dari
5. Catat prilaku dari 5. Orang terdekat/keluarga orang terdekat/keluarga
orang mungkin secara tidak (memberikan saran
terdekat/keluarga sadar memungkinkan kepada keluarga agar
yang meningkatkan untuk mempertahankan mengajarkan pasien
peran sakit pasien ketergantungannya dan untuk melakukan hal
lakukan sesuatu yang yang dapat dilakukan
pasien sendiri mampu sendiri tanpa dibantu
melakukan tanpa terlalu berlebihan seperti
bantuan orang lain. memindah posisi badan)

30
DATA FOKUS POST- OPERASI

Hari / Tanggal : Rabu, 01 november 2017 pukul 13.30 WITA

Ds: Pasien mengatakan “kepala saya pusing terasa seperti berputar dan sangat berat,
terasa mual, badan terasa lemah, terasa agak perih disekitar luka oprasi”.
Do:
 Inspeksi :
1. Pasien tampak lemah,
2. Pasien kadang tertidur kadang terbangun,
3. Luka operasi tampak kurang lebih sekitar 7 cm dan tertutup kasa dengan
rapi dan bersih
 Auskultasi : terdengat bising usus4x/menit
 Palpasi : nyeri tekan pada abdomen pada region kiri bawah area luka oprasi
 Perkusi : terdengar suara timpani
 Tanda-tanda vital:
1. BP: 110/80 mmHg
2. P: 68x/menit
3. RR: 18x/menit
4. T: 39oc
5. SpO2 : 97%
6. Kesadaran : Composmetis
7. GCS : E4 V5 M6

28
ANALISA DATA POST- OPERASI

Data Etiologi Problem


Ds: Pasien mengatakan Prosedur pembedahan Nyeri Post Oprasi
“terasa agak perih disekitar (Herniorapphy)
luka oprasi diperut saya”.
Do: Kerusakan jaringan
 Pasien tampak
menahan nyeri Pelepasan mediator nyeri
 P: Luka oprasi nyeri
terasa saat bergerak Diterima reseptor nyeri
 Q: nyeri ringan periter

 R: Abdomen kiri
bawah Implus ke SSP

 S: Skala 2
 T: nyeri terus Diterima otak

menerus
Persepsi Nyeris
 Luka operasi tampak
kurang lebih sekitar 7
cm dan tertutup kasa
dengan rapi dan
bersih
 Tanda-tanda vital:
 BP:110/80mmH
g
 P: 68x/menit
 RR:18x/menit
 T:36oC
 SpO2: 97%

29
Data Etiologi Problem
Ds: pasien mengatakan Prosedur pembedahan Hambatan mobilitas
”badan masih terasa hernioraphy fisik
lemah, pusing dan terasa
kebas pada kaki”.
Do: Prosedur pemberian
 Pasien tampak anastesi

berbaring di
tempat tidur Efek anastesi spinal
 Pasien operasi
dengan
Kelemahan pada
menggunakan
ekstremitas
spinal anestesi
 Pasien
dianjurkan tidak
beraktivitas
selama 24 jam
 Aktivitas dibantu
keluarga
 Skala otot
5 5

2 2

30
Data Etiologi Problem
Ds: Faktor resiko Resiko Infeksi
Do: - Prosedur pembedahan
Heniarapphy
- Luka operasi tampak
kurang lebih sekitar 7
cm dan tertutup kasa
dengan rapi dan bersih
- Tanda-tanda vital:
 BP:110/80mmHg
 P: 68x/menit
 RR:18x/menit
 T:36oC
 SpO2: 97%

31
DIAGNOSA KEPERAWATAN POST-OPERASI

Diagnosa 1: Nyeri akut (post operasi) berhubungan dengan agen cedera fisik (prosedur pembedahan Herniarapphy) ditandai dengan

Pasien mengatakan “terasa agak perih disekitar luka oprasi diperut saya”, Pasien tampak lemah, Mengeluh nyeri, P: Luka operasi nyeri

terasa saat bergerak, Q: nyeri ringan, R: Abdomen kiri bawah, S: Skala 2, T: nyeri terus menerus

Patient Outcome Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


Setelah dilakukan 1. Atur posisi 1. Posisi yang nyaman dapat 1. Memberikan posisi S : pasien mengatakan “
tindakan keperawatan senyaman mengurangi nyeri yang kepada pasien terasa agak perih di
selama 3 jam mungkin dirasakan senyaman mungkin sekitar luka operasi di
diharapkan masalah (supinasi) perut saya”
pasien dapat teratasi
dengan kriteria hasil 2. Kaji tingkat 2. Mengetahui seberapa 2. Melakukan O:
sebagai berikut: nyeri pasien jauh nyeri yang dirasakan pengkajian tingkat  Pasien tampak
1. Nyeri berkurang 0- dan juga intensitas, nyeri pasien dengan lemah,
1 durasi, sifat dan lokasi hasil :  Mengeluh nyeri,
2. Pasien mengatakan nyeri  P: Luka operasi nyeri
nyeri berkurang terasa saat bergerak,

28
P: Luka operasi nyeri  Q: nyeri ringan,
terasa saat bergerak,  R: Abdomen kiri
Q: nyeri ringan, bawah,
R: Abdomen kiri  S: Skala 2,
bawah,  T: nyeri terus
S: Skala 2, menerus
3. Ajarkan teknik T: nyeri terus
relaksasi nafas 3. Dapat mengurangi nyeri menerus A:
dalam yang dirasakan 3. Mengajarkan pasien Masalah belum
teknik relaksasi nafas teratasi
dalam (tarik napas
dalam lewat hidung P:
tahan hembuskan Lanjutkan intervensi
lewat mulut secara 1-4
perlahan)

29
4. Kolaborasi
dengan Dokter 4. Untuk menghilangkan 4. Memberikan obat
untuk nyeri ketorolac 3 x 30 mg
pemberian (IV) dan ranitidin 2 x
terapi / 50 mg (IV)
pengobatan

30
DIAGNOSA KEPERAWATAN POST-OPERASI

Diagnosa 2: Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agen farmaseutikal (spinal anastesi) di tandai dengan pasien mengatakan

”badan masih terasa lemah, pusing dan terasa kebas pada kaki” Pasien tampak berbaring di tempat tidur, Pasien operasi dengan

menggunakan spinal anestesi, Pasien dianjurkan tidak beraktivitas selama 24 jam, Aktivitas dibantu keluarga, Skala otot 5 5

2 2

Patient Outcome Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat aktivitas 1. Untuk mengetahui 1. Melakukan S : pasien mengatakan”
tindakan keperawatan kemandirian pasien intervensi dan pengkajian tingkat badan masih lemas dan
selama kurang lebih 24 implementasi aktivitas kemandirian belum diperbolehkan
jam, diharapkan tidak selanjutnya. pasien, dengan hasil : untuk beraktivitas”
ada hambatan dalam pasien total
mobilitas fisik pasien care/dibantu O:
dengan kriteria hasil : sepenuhnya  Pasien tampak
 Pasien mampu 2. Dekatkan peralatan 2. Agar pasien lebih 2. Mendekatkan berbaring di tempat
beraktifitas kembali yang dibutuhkan mudah memenuhi peralatan yang tidur
pasien kebutuhannya secara dibutuhkan pasien
mandiri

28
 Pasien operasi
3. Pasang pagar tempat 3. Menghindari resiko 3. Memasang pagar dengan
tidur jatuh tempat tidur pasien menggunakan
4. Anjurkan keluarga 4. Untuk membantu 4. Menganjurkan spinal anestesi
untuk membantu aktivitas pasien agar keluarga untuk  Pasien dianjurkan
ADL terpenuhi. membantu aktivitas tidak beraktivitas
pasien seperti makan selama 24 jam
dan minum, BAB  Aktivitas dibantu
dan BAK. keluarga
 Skala otot
5 5

2 2

A:
masalah belum teratasi

P:

29
Lanjutkan intervensi 1-
4

30
DIAGNOSA KEPERAWATAN POST-OPERASI

Diagnosa 3: Resiko infeksi dengan faktor resiko prosedur pembedahan (Herniarapphy) dan gangguan integritas kulit

Patient Outcome Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


Setelah dilakukan 1. Beri penjelasan 1. Dengan penjelasan 1. Memberikan S: -
tindakan keperawatan pada klien diharapkan pasien penjelasan pada klien
selama 3jam perlunya menjaga mengerti tentang perlunya menjaga O : -
diharapkan resiko tidak kebersihan daerah pentingnya menjaga kebersihan daerah
terjadi dengan kriteria luka operasi kebersihan daerah luka luka operasi A:
hasil sebagai berikut: operasi. masalah belum terjadi
- bebas dari tanda-tanda 2. Observasi tanda - 2. Respon jaringan 2. Melakukan
dan gejala infeksi tanda infeksi pada terhadap infeksi di pengkajian tanda – P :
daerah operasi. manifestasikan dengan tanda infeksi pada Lanjutkan intervensi 1-
oedem, kemerahan, dan daerah operasi 6
berkurangnya epitelisasi dengan hasil : tidak
atau granulasi kulit. ada kemerahan, crt <
2 detik

28
3. Periksa kulit untuk 3. Gangguan pada 3. Melakukan
memeriksa adanya integritas kulit atau pemeriksaan kulit
infeksi yang dekat dengan lokasi untuk mengetahui
terjadi. operasi adalah sumber adanya tanda infeksi
kontaminasi luka dengan hasil : tidak
adanya tanda infeksi,
kemerahan (-)
4. Rawat luka operasi 4. Tindakan aseptik akan 4. Melakukan
dengan tekhnik menghangat perawatan luka
aseptic pertumbuhan kulitan dan operasi dengan
menjaga luka operasi tehnik aseptik
dari infeksi.
5. Observasi gejala 5. Mengetahui 5. Melakukan observasi
cardinal perkembangan suhu badan dengan
kesehatan kx dan hasil : 36,4 0C
peningkatan suhu
merupakan salah satu
tanda infeksi.

29
6. Kolaborasi dengan 6. Anergiotik berfungsi 6. Memberikan
dokter dalam untuk membunuh kuman Ceftriaxone 1gr pada
pemberian dan mencegah infeksi pukul 22.15 WITA
antibiotik.

30

Anda mungkin juga menyukai