Daftar Isi
Abstrak...............................................................................................................1
I. Pendahuluan......................................................................................2
II. Deskripsi Masalah.............................................................................5
III. Pilhan-pilihan Kebijakan..................................................................9
IV. Kesimpulan dan Rekomendasi........................................................12
V. Lampiran.........................................................................................
VI. Daftar Pustaka.................................................................................
Abstrak
Penurunan kondisi pesisir di Kepulauan Bangka Belitung terancam
kerusakan karena semakin maraknya kegiatan penambangan timah diperairan
pesisir seperti aktivitas perusahaan tambang timah, TI(Tambang Inkovensional)
apung, kapal hisap dan kapal keruk setelah lokasi penambangan timah didarat
semakin sulit. Hal itu menyebabkan pesisir Kepulauan Bangka Belitung telah
terjadi penurunan kualitas lingkungan pesisir terutama yang merupakan akibat
dari pencemaran dan kerusakan lingkungan dari penambangan timah. Akibatnya,
terjadi degradasi lingkungan, dan perubahan bentang alam di pesisir Kepulauan
Bangka Belitung. Perusahaan tambang timah memiliki teknologi yang lebih baik,
namun tambang inkonvensional (TI) merupakan aktivitas penambangan timah
yang memanfaatkan alat mekanis sederhana. Aktivitas penambangan ini telah
lama ada di Bangka Belitung, dilakukan baik secara legal maupun ilegal oleh
masyarakat. Penambangan timah awalnya hanya dilakukan di daratan saja
namun sekarang telah merambah pesisir pantai. Akibatnya, ekosistem-ekosistem
penunjang wilayah pesisir seperti terumbu karang, biota-biota laut bahkan hutan
mangrove tidak dapat berkembang dengan baik akibat terjadi penurunan kondisi
pesisir Adanya permasalahan inilah sehingga dibuat naskah kebijakan sehingga
1
mampu untuk menentukan kebijakan apa yang akan diterapkan untuk mampu
mengurangi penurunan kondisi pesisir di Kepulauan Bangka Belitung ini.Dan
dalam hal kebijakan ini Pemerintah mampu untuk mengeluarkan peraturan yang
tegas terhadap perusahaan pertambangan di Kepulauan Bangka Belitung
Kata Kunci :Penurunan, Pesisir, Penambangan timah
I.PENDAHULUAN
2
Penangkapan Ikan (Fishing Ground), dan Lokasi Wisata Bahari (Dokumen
Rencana pengelolaan Lingkungan (RKL) PT TIMAH Tbk, 2009, halaman III-
34).
Saat ini, TI Apung dan modifikasinya mulai marak memenuhi lautan Pulau
Bangka. Jumlah Kapal isap di laut terus bertambah yang sebelumnya dikuasai
oleh kapal keruk. Sistem penambangan timah di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung menjadi sangat rakus, berorientasi keuntungan jangka pendek dan
berdampak pada kerusakan lingkungan yang parah (Erman, 2010).
3
laut."Beroperasinya kapal isap telah berdampak hasil tangkapan ikan nelayan
semakin menurun sementara tuntutan kebutuhan hidup semakin tinggi, maka
pilihan untuk mengais rejeki dengan ikut menambang bijih timah," .(Antara
News,2011)
4
Penurunan kondisi pesisir laut di Kepulauan Bangka terancam kerusakan karena
semakin maraknya kegiatan penambangan timah diperairan pesisir seperti
aktivitas perusahaan-perusahaan tambang timah, TI (Tambang Inkovensional)
apung, kapal hisap dan kapal keruk setelah lokasi penambangan timah didarat
semakin sulit. Hal itu menyebabkan pesisir Kepulauan Bangka Belitung telah
terjadi penurunan kualitas lingkungan pesisir terutama yang merupakan akibat
dari pencemaran dan kerusakan lingkungan dari penambangan timah. Akibatnya,
terjadi degradasi lingkungan, dan perubahan bentang alam di pesisir Kepulauan
Bangka Belitung. Tambang Inkonvensional (TI) merupakan aktivitas
penambangan timah yang memanfaatkan alat mekanis sederhana. Aktivitas
penambangan ini telah lama ada di Bangka Belitung, dilakukan baik secara legal
maupun ilegal oleh masyarakat. Penambangan timah awalnya hanya dilakukan di
daratan saja namun sekarang telah merambah pesisir pantai. Akibatnya,
ekosistem-ekosistem penunjang wilayah pesisir seperti terumbu karang, rumput
laut, lamun, biota-biota laut bahkan hutan mangrove tidak dapat berkembang
dengan baik akibat terjadi penurunan kondisi wilayah pesisir.
Dari data diatas, dalam penambangan di pesisir laut pulau Bangka tersebut telah
banyak terjadi dampak yang negatif terjadi yang terdapat pada penunjang
ekosistem –ekosistem pesisir yang terdapat di laut terutama dari ikan laut,
terumbu karang, tanaman laut lainnya. Hal ini dapat berdampak pula dengan
penghasilan masyarakat yang profesi sebagai nelayan didaerah pesisir pantai
tersebut, sehingga harus ada penanggulangan dari pihak perusahaan dan
pemerintah Pulau Bangka.
II.DESKRIPSI MASALAH
5
yang tercampur dengan air laut akan tersebar luas karena terbawa arus.
Berdasarkan perhitungan kekeruhan di sekitar aktivitas penambangan oleh KIP.
Kegiatan menambang timah di laut ini pun mulai ramai dilakukan oleh
penambang di luar PT.Timah pada tahun 2006 sehingga mendorong masyarakat
setempat, yang awalnya berprofesi sebagai nelayan, beralih profesi menjadi
penambang timah. Hal itu dilakukan dengan alasan bahwa keuntungan yang
didapat lebih besar daripada melaut untuk mencari ikan. Hal ini pula yang
menyebabkan banyaknya para pendatang dari luar kepulauan untuk melakukan
aktivitas yang sama, yaitu mengeruk sumber daya timah yang dimiliki oleh bumi
laskar pelangi tersebut. Aksi ini kemudian mengundang para penambang ilegal
yang berusaha mencari kesempatan dalam kesempatan untuk mencari keuntungan
pribadi.
6
Munculnya masalah kerusakan laut dalam hal ini, dilakukan pengerukan tanah
yang dilakukan dalam penambangan timah di lepas pantai kepualuan Bangka
Belitung menyebabkan rusaknya topografi pantai. Pantai yang sehat adalah pantai
yang memiliki bentuk tanah yang landai. Namun, ketika dilakukan kegiatan
penambangan timah, kegiatan penambangan tersebut membuat struktur tanah di
lepas pantai menjadi lebih curam sehingga daya abrasi pantai menjadi semakin
kuat.
Akibat lain yang ditimbulkan dari pengerukan tanah di dasar laut adalah
berubahnya garis pantai yang semakin mengarah ke daratan. Pengerukan tanah
dan pembuangan sedimen juga menyebabkan air laut menjadi keruh. Dengan
makin maraknya aktivitas penambangan, intensitas kekeruhan air semakin tinggi
dan radiusnya ke kawasan lain di luar kawasan penambangan semakin luas. Hal
ini tidak menutup kemungkinan bahwa kawasan terumbu karang yang bukan
merupakan wilayah penambangan terkena imbas akibat kekeruhan air.
Sedimentasi tanah yang menjadi penyebab kekeruhan air ini dapat menutup dan
mematikan terumbu karang. Matinya terumbu karang akan merusak habitat
kehidupan laut yang indah; lingkungan laut akan berubah menjadi habitat alga
yang cenderung merugikan. Oleh karena itu, hal tersebut membuat kerusakan laut
di lepas pantai di Kepulauan Bangka Belitung menjadi semakin parah.
7
belum memadai. Pihak PT. Timah hanya menaruh rumpon tanpa penanganan
yang berlanjut.
Kegiatan menambang secara ilegal ini juga banyak menelan korban. Para
penambang harus menyelam hingga kedalaman kurang lebih 40 meter untuk
menancapkan pipa penyedot untuk menambang timah. Mereka menyelam dengan
menggunakan perlengkapan sangat sederhana, seperti masker dengan udara dari
kompresor dan alat pengisap pasir merek Dongfeng. Banyak dari mereka yang
harus mengalami pendaharahan di telinga atau hidung saat menyelam, dan
terkadang ada juga yang kehilangan nyawa karena tubuh mereka tidak mampu
dengan kedalaman 40 meter.
8
banyak badan usaha yang beroperasi, menyebabkan persaingan pertambangan
timah semakin tinggi. Harga yang dipatok oleh pengumpul timah swasta semakin
tinggi sehingga masyarakat berlomba-lomba untuk meningkatkan produksi timah.
Menurut banyak sumber jika kegiatan membabi buta ini tetap berlanjut, seluruh
cadangan timah yang ada di Kepulauan Bangka Belitung diperkirakan akan habis
pada tahun 2027.
III.PILIHAN-PILIHAN KEBIJAKAN
9
dipertimbangkan efek sampingnya juga terhadap kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat sekitar. Jika memang penambangan akan
dilakukan, perlu disiapkan lahan pengganti untuk dikelola dan ditanam
oleh warga sekitar, memberikan jaminan lapangan kerja sebagai bentuk
ganti rugi atau paling tidak timbal balik bagi masyarakat yang telah
mengupayakan kesuburan tanah tersebut selama bertahun-tahun.Dan
melakukan pemeliharaan pula terhadap ekositem di dalam laut.
10
No.32/2009 tentang PPLH dan UU No.1/2014 tentang Pengelolaan
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
b. Melakukan reklamasi pula yang dilakukan oleh pihak perusahaan
penambangan timah ialah dengan menanam bakau utuk merehalibisasi
pesisir pantai.Kegiatan rehabilitasi lingkungan pesisir tidak hanya
dilakukan Satuan Kerja Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Hidup (K3LH) pada perusahaan, tetapi juga melibatkan para
pemangku kepentingan lainnya.
11
IV.KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
12
VI.DAFTAR PUSTAKA
Augusta,Ryan.2015.Terumbu Karang Babel Rusak .(online)
.http://www.antaranews.com/berita/396700/50-persen-terumbu-karang-
babel-rusak,diakses pada tanggal 18 Juni 2016 pukul 12.30 WIB.
13
14