Anda di halaman 1dari 7

TUGAS I

KEBIJAKAN TAMBANG

Disusun Oleh:
Alvin 03021281520116
Bioantika 03021381520082
Ignatius Hermawan 03021281520124

TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016
PEMBERIAN IPR (IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT)

1. Pengertian IPR (Izin Pertambangan Rakyat)


Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut IPR, adalah izin untuk
melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah
dan investasi terbatas.
Komoditas yang dapat diusahakan, berdasarkan UU No 4 Tahun 2009 dalam Pasal 66,
yaitu, bahwa kegiatan pertambangan rakyat dikelompokkan ke dalam:

1. Pertambangan mineral logam;


2. Pertambangan mineral bukan logam;
3. Pertambangan batuan; dan/atau
4. Pertambangan batu bara.

2. Prosedur Memperoleh IPR

Perihal Penjelasan
Pemohon a. penduduk setempat, baik orang perseorangan maupun kelompok
masyarakat
b. koperasi

Pemberi izin bupati/walikota

Pemberian  WPR adalah bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan usaha


WPR pertambangan rakyat
 Setiap usaha pertambangan rakyat pada WPR dapat dilaksanakan
apabila telah mendapatkan IPR

Pemberian  Untuk mendapatkan IPR, pemohon harus memenuhi:


IPR a. persyaratan administratif;
b. persyaratan teknis; dan
c. persyaratan finansial
 IPR diberikan setelah WPR ditetapkan oleh bupati/walikota

Sumber: UU 4/2009 dan PP 23/2010


3. Persyaratan Memperoleh IPR

Orang Kelompok
No Persyaratan Koperasi
perseorangan Masyarakat
A Administratif
1 Surat permohonan X X X
2 KTP X - -
3 Komoditas tambang yang dimohon X X X
Surat keterangan dari kelurahan/desa
4 X X X
setempat
5 NPWP - - X
akte pendirian koperasi yang telah disahkan
6 - - X
oleh pejabat yang berwenang
Teknis (surat pernyataan yang berisi
B.
informasi di bawah ini)
1. sumuran pada IPR paling dalam 25 meter X X X
menggunakan pompa mekanik,
penggelundungan atau permesinan dengan
2. X X X
jumlah tenaga maksimal 25 horse power
untuk 1 (satu) IPR
tidak menggunakan alat berat dan bahan
3. X X X
peledak
Finansial (laporan keuangan 1 (satu)
C. - - X
tahun terakhir)

Sumber: UU 4/2009 dan PP 23/2010

A. Persyaratan administratif dimaksud terdiri dari (PP No.23 tahun 2010 pasal 48 ayat 3):
a. orang perseorangan, paling sedikit meliputi:
1. surat permohonan;
2. kartu tanda penduduk;
3. komoditas tambang yang dimohon; dan
4. surat keterangan dari kelurahan/desa setempat

b. kelompok masyarakat, paling sedikit meliputi:


1. surat permohonan;
2. komoditas tambang yang dimohon; dan
3. surat keterangan dari kelurahan/desa setempat.

c. koperasi setempat, paling sedikit meliputi:


1. surat permohonan;
2. nomor pokok wajib pajak;
3. akta pendirian koperasi yang telah disahkan deh pejabat yang berwenang;
4. komoditas tambang yang dimohon; dan
5. surat keterangan dari kelurahan/desa setempat.

B. Untuk persyaratan teknis berupa surat pernyataan yang memuat paling sedikit
mengenai (PP No.23 tahun 2010 pasal 48 ayat 4):
a. sumuran pada IPR paling dalam 25 meter;
b. menggunakan pompa mekanik, penggelundungan atau permesinan dengan
jumlah tenaga maksimal 25 horse power untuk 1 (satu) IPR; dan
c. tidak menggunakan alat berat dan bahan peledak.

C. Sedangkan untuk persyaratan finansial (PP No.23 tahun 2010, pasal 48 ayat 5)
sebagaimana dimaksud berupa laporan keuangan 1 (satu) tahun terakhir dan hanya
dipersyaratkan bagi koperasi setempat.

3. Kewajiban Pemegang IPR

PEMEGANG IPR WAJIB :


1. melakukan kegiatan penambangan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah IPR diterbitkan.
2. mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja
pertambangan, pengelolaan lingkungan, dan memenuhi standar yang berlaku.
3. mengelola lingkungan hidup bersama pemerintah daerah;
4. membayar iuran tetap dan iuran produksi; dan
5. menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan rakyat secara berkala
kepada pemberi IPR.

3. Kewajiban Pemberi IPR

Berdasarkan UU No.78 Tahun 2010 pasal 44-pasal 66, Pemerintah Kabupaten/Kota


memiliki kewajiban yaitu :
1. Menyusun rencana reklamasi dan pascatambang untuk setiap wilayah pertambangan
rakyat.
2. Menetapkan rencana reklamasi dan pascatambang untuk setiap wilayah
pertambangan rakyat.
3. Melaksanakan rencana reklamasi dan pascatambang untuk setiap wilayah
pertambangan rakyat.
4. Reklamasi dan Pascatambang Bagi Pemegang IPR

a. Pengertian Reklamasi dan Pascatambang


Reklamasi adalah Kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata
kegunaan lahan yang terganggu akibat kegiatan usaha pertambangan umum,
agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukanya.reklamasi
bertujuan meningkatkan ketaatan dari pemegang izin usaha pertambangan
tahap eksploitasi/operasi produksi dalam melaksanakan reklamasi lahan bekas
tambang, sesuai dengan rencana yang disetujui oleh pejabat yang berwenang.

Kegiatan pascatambang, yang selanjutnya disebut pascatambang, adalah


kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah sebagian atau seluruh
kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan
fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan berakhir.
Kemudian juga disebutkan tentang dana jaminan reklamasi yaitu dana yang
disediakan oleh perusahaan sebagai jaminan untuk melakukan reklamasi.
Selain itu ada pula Jaminan Pascatambang adalah dana yang disediakan oleh
perusahaan untuk melaksanakan pascatambang.

b. Rencana Reklamasi dan Pascatambang


Rencana Reklamasi itu meliputi:
1. Tata guna lahan sebelum dan sesudah ditambang
2. Rencana pembukaan lahan
3. 3 Program reklamasi
4. Rencana Biaya reklamasi

Sedangkan untuk rencana PASCA TAMBANG tambang Meliputi ;


1. Profil wilayah
2. Deskripsi kegiatan penutupan tambang
3. Gambaran rona akhir tambang
4. Hasil konsultasi
5. Program penutupan
6. Organisasi
7. Pematauan
8. Rencana Anggaran biaya

c. Jaminan Reklamasi dan Pascatambang


Jaminan reklamasi adalah dana yang disediakan oleh pemegang Izin
Usaha Pertambangan atau Izin Usaha Pertambangan Khusus sebagai jaminan
untuk melakukan kegiatan Reklamasi

Jaminan pascatambang adalah dana yang disediakan oleh pemegang


Izin Usaha Pertambangan atau Izin Usaha Pertambangan Khusus sebagai
jaminan untuk melakukan kegiatan Pascatambang
d. Kewajiban Pemegang IUP dalam Penysunan Reklamasi dan
Pascatambang

Dalam rangka penyusunan rencana reklamasi dan pasca tambang,


pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplolarasi wajib menyusun rencana
reklamasi tahap eksplorasi berdasarkan dokumen lingkungan hidup yang telah
disetujui oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan dan
undang-undang di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Rencana reklamasi tahap eksplorasi harus mempertimbangkan :
1. Metode eksplorasi (kegiatan pemetaan geologi, pemercontohan dengan jarak
yang lebar, pembuatan paritan, dan pengeboran)
2. Kondisi spesifik wilayah setempat
3. Ketentuan perundang-undangan

Setelah menyelesaikan studi kelayakan bagi pemegang IUP Eksplorasi dan


IUPK Eksplorasi, mereka wajib menyusun rencana reklamasi tahap operasi
produksi dan rencana reklamasi tahap operasi produksi dan rencana pascatambang
berdasarkan dokumen lingkungan hidup yang telah disetujui oleh instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan dan undang-undang di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Rencana reklamasi tahap operasi produksi harus mempertimbangkan :
1. Sistem dan metode penambangan berdasarkan hasil studi kelayakan (tambang
terbuka dan tambang bawah tanah)
2. Kondisi spesifik wilayah setempat
3. Ketentuan peraturan perundang-undangan
Rincian tahunan bagi pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi
dalam melakukan rencana reklamasi tahap eksplorasi meliputi :
1. Tata guna lahan sebelum dan sesudah kegiatan eksplorasi
2. Rencana pembukaan lahan kegiatan eksplorasi yang menyebabkan lahan
terganggu
3. Program reklamasi tahap eksplorasi
4. Kriteria keberhasilan reklamasi tahap eksplorasi meliputi standar keberhasilan
penatagunaan lahan, revegetasi, dan penyelesaian akhir
5. Rencana biaya reklamasi tahap eksplorasi
Rencana biaya reklamasi tahap operasi produksi harus menutup
seluruh biaya pelaksanaan reklamasi tahap operasi produksi termasuk
pelaksanaan reklamasi tahap operasi produksi yang dilakukan pihak ketiga.
Penentuan biaya reklamasi tahap operasi produksi pada periode 5 tahun
pertama dihitung berdasarkan rencana reklamasi tahap operasi produksi
seluas lahan yang dibuka pada periode 5 tahun pertama untuk kegiatan
operasi produksi.

Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib menyampaikan


rencana reklamasi tahap eksplorasi kepada Menteri melalui Direktur Jendral,
Gubernur, Walikota/Bupati sesuai dengan kewenangannya dalam jangka waktu 45
hari kalender sebelum memulai kegiatan eksplorasi.
Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib menyampaikan rencana
pascatambang berdasarkan studi kelayakan dan dokumen lingkungan hidup yang telah
disetujui oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai persyaratan
untuk mendapatkan IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi. Rencana
pascatambang ini meliputi :
1. Profil wilayah yang terdiri dari Lokasi dan kesampaian wilayah, Kepemilikan dan
peruntukan lahan, Rona lingkungan awal yang meliputi : peruntukan lahan, morfologi, air
permukaan, air tanah, biologi akuatik dan terestrial, serta sosial, budaya, dan ekonomi
sesuai dengan dokumen lingkungan hidup yang telah disetujui, dan Kegiatan lain
disekitar tambang
2. Deskripsi kegiatan pertambangan yang meliputi keadaan cadangan awal, sistem dan
metode penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta fasilitas penunjang.
3. Rona lingkungan awal yang meliputi : peruntukan lahan, morfologi, air permukaan, air
tanah, biologi akuatik dan terestrial, serta sosial, budaya, dan ekonomi
4. Program pascatambang meliputi : reklamasi pada lahan bekas tambang dan lahan diluar
bekas tambang, pengembangan sosial, budaya dan ekonomi, pemeliharaan hasil
reklamasi, pemantauan.
5. Organisasi termasuk jadwal pelaksanaan pascatambang
6. Kriteria keberhasilan pascatambang, meliputi standar keberhasilan pada tapak bekas
tambang, fasilitas pengolahan dan pemurnian, fasilitas penunjang dan pemantauan
7. Rencana biaya pascatambang

Dalam peraturan ini diatur mengenai perhitungan rencana biaya


pascatambang. Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi dalam menyusun rencana
pascatambang harus berkonsultasi dengan pemangku kepentingan yaitu :
 Kementrian ESDM
 Dinas tingkat Provinsi/Kota/Kabupaten yang membidangi pertambangan Mineral
dan Batubara
 Instansi terkait lainnya
 Masyarakat yang akan terkena dampak langsung akibat kegiatan usaha
pertambangan

Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib menyampaikan rencana


pascatambang dengan berita acara hasil konsultasi bersamaan dengan permohonan IUP
Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi kepada Menteri melalui Direktur Jendral,
Gubernur, Walikota/Bupati sesuai dengan kewenangannya

Anda mungkin juga menyukai