Anda di halaman 1dari 16

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Deskripsi Umum Sonolog

Minyak dan Gas Bumi merupakan salah satu kebutuhan vital yang harus

dipenuhi oleh setiap negara. Indonesia merupakan negara penghasil minyak dan

gas bumi namun belum mampu memenuhi kebutuhan minyak nasional, sehingga

pemerintah harus mengimpor untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar minyak,

seperti pada tahun 2010 impor minyak mencapai 64 ribu kilo liter perharinya

(Kemen. ESDM, 2011). Minyak dan Gas bumi di Indonesia dikelola oleh

beberapa perusahaan, salah satunya adalah PT. Pertamina (Persero). Pertamina EP

bergerak di sektor hulu migas dan mempunyai beberapa unit wilayah kerja, salah

satunya adalah lapangan Ramba yang terletak di Kecamatan Ramba Jaya

Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Pertamina EP Field

Ramba memiliki beberapa sumur dengan jumlah sumur 107 buah, 53 diantaranya

sampai saat ini masih berproduksi aktif dalam pengambilan minyak. Sumur

produksi adalah sumur yang masih beroperasi dalam pengambilan minyak.

Minyak yang ada di dalam sumur di hisap menggunakan pompa, kemudian

minyak dialirkan menggunakan pipa ke tempat penampungan. Pengambilan

minyak yang dilakukan secara terus menerus dapat mengurangi jumlah minyak di

dalam sumur, sehingga perlu dilakukan pemantauan ketinggian minyak di dalam

sumur dengan menggunakan peralatan sonolog. Peralatan sonolog merupakan

peralatan yang menggunakan sistem gelombang akustik untuk mengukur


kedalaman minyak di dalam sumur. Pengukuran menggunakan sonolog bertujuan

salah satunya untuk mengetahui ketinggian minyak di dalam sumur. Hal ini

dilakukan agar pompa penghisap dapat disesuaikan dengan ketinggian minyak di

volume chamber dalam sumur, sehingga penghisapan minyak dari dalam sumur

dapat dilakukan secara optimal. Sonolog adalah suatu sistem yang digunakan pada

sumur-sumur minyak untuk mengetahui ketinggian fluida (Fluid Level) dengan

peralatan akustik menggunakan bantuan peralatan tipe penghasil gelombang

suara/acoustic pulse generator. Ekspansi gas dari volume chamber/tabung ke

sumur menghasilkan denyut gelombang akustik. 𝐶𝑂2 dan 𝑁2 yang telah di

mampatkan akan memberi beban tekanan lebih besar dari pada tekanan sumur.

Katup yang terpasang pada well head di buka dengan cepat baik secara manual

atau elektrikal, dan menghasilkan gelombang tekanan pada casing annulus.

Perjalanan gelombang suara melalui gas pada casing annulus dan perubahan cross

sectional sebagai refleksi dari tubing collar, tubing anchor, casing perforasi dan

lain-lain. Sisa energi gelombang kemudian direfleksikan oleh permukaan liquid

pada kedalaman liquid level. Pantulan gelombang yang kembali ke permukaan

sumur di deteksi oleh mikrofon dan terbaca oleh grafik chart khusus pada

peralatan digital yang langsung terlihat di layar laptop.

2.2. Jenis-jenis Sonolog

Ada dua jenis sonolog yang digunakan dalam pekerjaan untuk mengetahui

ketinggian fluida yaitu sonolog manual dan sonolog digital.


2.2.1. Sonolog Manual

Sonolog jenis ini sudah jarang digunakan, karena data yang dihasilkan

tidak selengkap dan seakurat data yang dihasilkan oleh sonolog digital. Data yang

dihasilkan dengan menggunakan sonolog manual berupa kertas berisi chart hasil

pengukuran level fluida.

2.2.2. Sonolog Digital

Sonolog jenis ini memiliki komponen yang berbeda dengan komponen

sonolog manual, sonolog jenis digital melakukan penembakan rnelalui laptop atau

komputer. Data yang dihasilkan dengan menggunakan sonolog digital langsung

tercatat di laptop atau komputer.

Keunggulan dalam menggunakan sonolog digital :

1. Data yang dihasilkan dengan menggunakan sonolog digital, lebih

akurat dibandingkan dengan menggunakan sonolog manual.

2. Sonolog digital dapat diprogram secara otomatis ( program yang

dimaksud adalah urutan waktu penembakan dengan menggunakan

sonolog manual secara otomatis dapat berjalan sendiri setelah waktu

yang diinginkan ditentukan ).


2.3. Prinsip Kerja Sonolog

Gambar 2.1.
Peralatan untuk mengukur Tekanan Bawah Permukaan secara akustik

Prinsip kerja survey akustik yaitu pada saat di permukaan, denyut akustik

dihasilkan dengan melepaskan gas bertekanan tinggi secara tiba-tiba ke dalam

annulus dan chamber remote fire gas gun. Selama denyut akustik merambat turun

melalui annulus, Perubahannya direfleksikan dengan sinyal akustik ke mikrofon

yang terpasang pada gas gun. Pantulan gelombang sinyal yang kembali ke

permukaan sumur dideteksi oleh mikrofon dan terbaca oleh grafik chart khusus

atau pada peralatan digital langsung terlihat pada layar komputer. Refleksi yang

kuat (down kick) akan mencatat waktu dan pada kedalaman berapa puncak cairan
ditemukan serta dapat mengetahui besar tekanan casing. Dan data yang didapat,

dapat dilihat apakah ada gangguan yang terjadi di dalam sumur.

Sonolog juga merupakan kegiatan yang berfungsi untuk mengukur Static

Fluid Level (SFL) yaitu pengukuran pada sumur mati atau sumur tidak

berproduksi dan Dynamic Fluid Level (DFL) yaitu pengukuran pada sumur yang

masih berproduksi.

Peralatan yang diperlukan antara lain :

1. Gas Gun. Alat ini digunakan untuk menghasilkan bunyi

dipermukaan. Gas gun diperlengkapi dengan mikrofon, manometer

pengukur tekanan di selubung yang biasanya berwujud peralatan

digital serta manometer pengukur tekanan pada Gas Chamber yang

merupakan sumber bunyi. Untuk mengaktifkan gun dipasang pula

Solenoid valve yang bisa dioperasikan secara elektrik.

2. Analog Digital Converter. Alat ini digunakan untuk mengolah data

dari sensor agar dapat diterima oleh komputer dan mengolah

perintah dari komputer agar dapat dieksekusi oleh sensor.

3. Komputer untuk mengolah data menghitung dan memprogram

perintah. Biasanya komputer sudah dilengkapi dengan software

untuk perhitungan ini.

4. Catu gas umumnya dipakai gas yang tidak bereaksi dengan

hidrokarbon seperti 𝑁2 atau 𝐶𝑂2. Botol nitrogen sebagai sumber

gas dilengkapi dengan pressure regulator yang memadai.


5. Peralatan tambahan seperti pipa-pipa penghubung gas gun dengan

well head.

2.4. Peralatan Sonolog

Terdapat perbedaan antara jenis-jenis peralatan sonolog manual dan

sonolog digital dan terdapat juga perbedaan cara pengaplikasian alat-alat antara

sonolog manual dan sonolog digital.

2.4.1. Peralatan Sonolog Manual

Sonolog manual memiliki bagian-bagian seperti compact gas gun,

manometer, well sounder, divider, microfon dan connector valve, dan kertas chart

keystone.

1. Compact Gas Gun

Compact gas gun pada sonolog manual berisi ruang volume yang diisi

dengan gas nitrogen untuk mengirim gelombang akustik ke dalam sumur. Pada

compact gas gun juga terdapat valve yang berfungsi untuk membuka dan menutup

gas yang di isi kedalam compact gas gun.

2. Manometer

Manometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan gas yang

di isi ke dalam compact gas gun sebelum melakukan penembakkan ke

dalam sumur. Manometer dipasang pada rangkaian compact gas gun.


3. Well Sounder

Well sounder yang digunakan pada sonolog berbeda dengan well analyzer

yang digunakan pada sonolog digital. Pada well sounder sonolog manual terdapat

kertas chart keystone yang langsung merekam pada saat nitrogen yang

ditembakkan melalui collar tubing. Penembakan yang dilakukan pada sonolog

manual dilakukan di gas gun dengan menarik atau membuka katup untuk

menembakkan nitrogen pada gas gun.

4. Divider (Garpu Ukur)

Divider merupakan alat yang digunakan untuk menghitung ketinggian

fluida suatu sumur dengan menggunakan sonolog manual. Jangka memiliki

sepuluh mata, antar mata jangka mewakili 1 joint tubing. Jangka digunakan untuk

mengukur chart yang dihasilkan dari penembakan dan terekam di kertas chart

keystone.

5. Mikrofon dan Connector Valve

Mikrofon pada sonolog manual digunakan sebagai penghasil bunyi di atas

permukaan pada saat mengirimkan gelombang akustik ke dalam sumur.

Sedangkan connector valve digunakan sebagai penghubung antara mikrofon ke

annulus. Mikrofon dihubungkan menuju well sounder dengan menggunakan kabel

mikrofon.
2.4.2. Peralatan Sonolog Digital

Sonolog digital memiliki bagian-bagian yang berbeda dengan sonolog

manual,seperti Well analyzer, remotely fired gas gun (solenoid valve, microphone,

manometer), transducer dan kabel. Sonolog digital dapat diset agar bekerja

secara otomatis dengan melakukan penyetelan pada waktu yang diinginkan.

1. Well Analyzer

Well Analyzer digunakan untuk mengolah data dari sensor agar dapat

diterima oleh komputer dan mengolah perintah dari komputer agar dapat diolah dan

diartikan oleh sensor.

Gambar 2.2.

Well Analyzer
2. Remotely Fired Gas Gun

Remotely fired gas gun adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan

bunyi dipermukaan pada saat penembakan berlangsung. Gas gun berisi ruang

volume yang di isi dengan gas nitrogen yang di compres untuk mengirimkan

gelombang akustik kedalam sumur. Gas gun dilengkapi dengan microfon,

manometer (pengukur tekanan yang biasanya berupa peralatan digital) dan

pressure transient pada gas chamber yang merupakan sumber bunyi.

Untuk mengaktifkan gun, dipasang solenoid valve sebagai mekanisme

pemicu untuk memulai gelombang akustik yang dioperasikan secara elektrik.

Untuk membaca pressure dilaptop dipasang pressure transducer.

Gambar 2.3.

Remotely Fired Gas Gun


Gambar 2.4.

Solenoid Valve dan Pressure Transducer pada Gas Gun

3. Kabel

Terdiri dari kabel yang terhubung dengan transducer, solenoid valve dan

microfon yang dihubungkan ke komputer atau laptop.

Gambar 2.5.

Kabel
2.5. Pengaplikasian Sonolog

Penjelasan umum dari sonolog adalah perekaman ke dalam permukaan

cairan di dalam annulus suatu sumur dengan menggunakan sumber suara. Pada

sumur-sumur artificial lift umumnya permukaan cairan ini selalu dimonitor

karena untuk mengetahui tingginya permukaan cairan.

Jenis-jenis alat yang umum yang digunakan dalam pengerjaan sonolog :

1. Product Keystone

2. Manual Product Echometer

3. Type M (Manual)

4. Digital Well Analyzer

5. Echometer (Digital dengan Software khusus TWM dengan perangkat

Amplifier + Laptop )

Analisa yang dilakukan dalam pengaplikasian sonolog inilah dengan

menggunakan alat sonolog digital Total Well Management Echometer.

2.6. Total Well Management (TWM) Echometer

Alat sonolog yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis Digital

Well Analyzer produk Echometer dengan tipe Remote Fire Gas Gun dengan

tekanan maksimum sebesar 1,034 x 104 kpa, yang dapat menembakan pulsa

akustik secara otomatis.

Gelombang akustik yang digunakan pada sonolog adalah jenis gelombang

pressure atau yang sering disebut sebagai gelombang longitudinal karena

biasanya medium yang digunakan untuk membawa sinyal akustik tersebut adalah
gas, yang lebih khususnya yang biasa digunakan adalah gas nitrogen (𝑁2 ) atau gas

karbondioksida (𝐶𝑂2).

Frekuensi yang dihasilkan dari gelombang pressure yang digunakan pada

sonolog yaitu antara 30-60 Hz, dan amplitudo gelombang tersebut bergantung

terhadap besarnya tekanan pada volume chamber yang ada pada sonolog, dan

besarnya tekanan tersebut dapat dilihat pada pressure gauge.

Banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan gelombang akustik, salah

satunya adalah tekanan casing dan gas flow pada annulus. Pada pengukuran liquid

level untuk sumur yang memiliki tekanan lebih dari 6,89 x 103 kPa tidak di

rekomendasikan menggunakan Echometer tipe remote auto fire gas gun, karena

pada umumya akan menyebabkan kesalahan pembacaan liquid level, hal ini

disebabkan pada pengukuran liquid level umumya pembacaan kecepatan akustik

harus dalam metode autometik, namun bila pada sensor tekanan yang ada pada

sonolog menunjukan adanya gas pada sumur, maka pembacaan dengan metode

analis autometik sangat sulit diterapkan. Umumnya data pada sonolog akan

meminta untuk di inputkan besarnya kecepatan akustik secara manual, dan bila

tidak dapat menginputkan nilai kecepatan akustik secara manual maka sonolog

yang berbasis pada penggunaan perangkat lunak TWM akan menginputkan nilai

kecepatan akustik secara default, yang biasanya besarnya adalah 350,52 m/s, yang

tentunya nilai ini bukan merupakan nilai standar kecepatan akustik dari tiap-tiap

sumur yang telah diukur, sehingga kemungkinan pembacaan dari kedalaman dari

liquid level akan salah.


Total Well Management merupakan perangkat lunak yang digunakan

untuk menganalisa data yang didapat dari pengukuran menggunakan sonolog.

Analisa data sonolog untuk menentukan kecepatan akustik dengan menggunakan

analisa perangkat lunak TWM (Total Well Management) dapat dibagi menjadi

empat metode, diantaranya adalah :

1. Metode Analisis Kecepatan Akustik

2. Metode Pengukuran Manual

3. Metode Pengukuran Autometik

4. Metode Down hole marker

2.6.1. Metode Analisis Kecepatan Akustik

Pada metode ini kecepatan akustik diminta di input secara manual. Model

penginputan manual didasarkan oleh tiga hal yaitu dengan menggunakan

kecepatan akustik berdasarkan keadaan komposisi gas, specific gravity gas, dan

berdasarkan kecepatan akustik yang telah diketahui dengan mengukur parameter

lain seperti tekanan pada casing sumur. Analisis data ini membahas mengenai

kecepatan akustik yang dianalisis secara manual dengan beberapa parameter yang

telah terukur menggunakan sonolog, karena pada dasarnya kecepatan akustik pada

tiap-tiap sumur minyak mempunyai karateristik yang berbeda, yang mana semua

perbedaan tersebut dapat dianalisis berdasarkan pengukuran data sonolog dari

waktu ke waktu, dan penelitian ini akan ditekankan pada analisis data kecepatan

akustik yang dihubungkan dengan besarnya perubahan tekanan akustik dan

besarnya aliran gas (gas flow) yang mengalir pada annulus casing dengan tubing.
2.6.2. Metode Pengukuran Manual

Metode pengukuran secara manual mirip dengan metode analisis secara

autometik. Bedanya hanya pada setting joint tubing. Dimana pada metode ini

ditentukan dengan meletakkan hasil pengukuran gelombang pantul dari collar.

Metode ini dianggap akurat bila letak pola pantulan dari collar terdapat pada

grafik gelombang yang terekam pada perangkat lunak TWM (Total Well

Management).

2.6.3. Metode Pengukuran Autometik

Metode pengukuran autometik bekerja berdasarkan prinsip penentuan

gelombang pantul dari collar yang pertama. Pada pengukuran ini yang paling

penting adalah panjang joint tubing rata-rata dan waktu tempuh gelombang pantul

dari collar untuk menentukan kecepatan akustik pada sumur yang diukur.

2.6.4. Metode Down Hole Marker

Analisis ini bertujuan untuk menentukan dimana letak rata-rata

kemungkinan jumlah joint yang terpasang sampai ke permukaan cairan. Hal ini

merupakan model analisis terbalik, karena ditentukan terlebih dahulu jumlah joint

sampai permukaan dasar sumur untuk menetukan besarnya kecepatan akustik.

Tekanan pada casing sumur dapat diukur menggunakan sonolog, terutama

perubahan tekanannya, karena pada sonolog sudah terpasang manometer yang

mampu memantau perubahan tekanan. Ini dapat dijadikan indikator adanya gas di

dalam sumur, dan biasanya pada box gas flow pada perangkat lunak TWM akan

menunjukan nilai tertentu, dan tekanan pada casing mengalami penurunan maka

dapat dikatakan sumur tersebut tidak mengandung gas.


Sonolog bekerja berdasarkan prinsip gelombang suara atau getaran. Dalam

operasinya, sumber gelombang suara dapat berasal dari penembakan peluru

hampa (blank cartridge) atau pengaliran gas bertekanan secara cepat dan dalam

waktu yang sangat singkat (hanya sesaat). Untuk sumur-sumur dengan tekanan

gas di casing sangat rendah, digunakan sumber gas 𝑁2 atau gas 𝐶𝑂2 yang berasal

dari tabung gas bertekanan tinggi. Tetapi bila tekanan gas di casing cukup tinggi,

maka dengan menghilangkan gas tersebut dengan cepat dan singkat, akan

diperoleh sumber bunyi yang diperlukan untuk pengukuran.

Gelombang suara atau getaran tersebut dipancarkan ke dalam annulus

antara tubing dan production casing, dan merambat melalui tubing ke bawah

sampai ke permukaan cairan, di mana ia dipantulkan kembali ke permukaan dan

ditangkap oleh microphone yang dipasang di permukaan, dimana pantulan suara

tersebut dirubah menjadi pulsa-pulsa listrik yang kemudian diperkuat oleh

amplifier dan di rekam di recorder. Selama merambat melalui tubing, setiap kali

suara sampai ke sok (Tubing Collar) sebagian getaran akan dipantulkan ke

permukaan dan ditangkap oleh microphone. Dengan demikian setiap tubing collar

akan memberikan pantulan kecil yang direkam oleh recorder. Sesampai di

permukaan cairan, pantulan suara oleh permukaan cairan akan dipantulkan lagi ke

permukaan dan menghasilkan efek yang sama dengan pancaran suara yang

pertama, dengan intensitas yang makin lemah, sehingga rekaman pantulan-

pantulan suara tersebut akan berlangsung berulang-ulang sampai suara tersebut

kehabisan energi
BAB IV
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai