Anda di halaman 1dari 1

Reuters Malaysia Airlines mengalami berbagai insiden selama tahun-tahun belakangan,

termasuk hilangnya MH370 dan penembakan MH17 di Ukraina.

Baru baru ini, pengadilan Australia menjatuhkan hukuman penjara selama 12 tahun
kepada seorang warga negara Sri Lanka karena mengancam akan meledakkan bom di
Malaysia Airlines di Melbourne tahun lalu.

Karena aksi Manodh Marks, 26, maka penerbangan Malaysia Airlines MH128 menuju Kuala
Lumpur terpaksa kembali ke Melbourne, Australia, Mei tahun 2017 setelah ia berusaha
mendobrak pintu kokpit.

Pesawat itu membawa lebih dari 200 orang dan mendarat dengan selamat sekitar 15
menit setelah Marks dikendalikan oleh para penumpang.

Aparat keamanan kemudian mendapati Marks membawa bahan peledak dan mengalami
psikosis karena obat yang ia konsumsi. Demikian keterangan yang dipaparkan di
pengadilan.
"Para penumpang dan awak kabin tentu saja tidak hanya khawatir, tetapi yakin bahwa
Anda membawa bom," kata hakim Michael McInerney ketika menjatuhkan vonis di County
Court of Victoria, Kamis (07/06).

Ditambahkannya bahwa ancaman Marks memberikan tekanan yang besar kepada pilot dan
membahayakan keselamatan penumpang.
Inilah untuk pertama kalinya pengadilan Australia memenjarakan seseorang dalam
kasus percobaan mengendalikan pesawat terbang.
Marks akan dipulangkah ke Sri Lanka setelah menjalani hukuman maksimal 12 tahun. Ia
akan berhak mengajukan pengampunan setelah menjalani sembilan tahun hukuman
penjara.
Dalam keterangan yang disampaikan di pengadilan, ia mengonsumsi sabu-sabu dalam
perjalanan menuju ke bandara.
Tidak lama setelah pesawat tinggal landas, ia mengacung-acungkan dua benda hitam.
Kedua barang itu kemudian diketahui sebagai pengeras suara portabel dan bungkisan
baterai dengan lampu kilat.
Pada waktu kejadian Kepolisian Australia dikritik karena baru masuk ke pesawat
hampir 90 menit setelah pendaratan.

Sumber : tribunnews.com
Follow : @infooduniaa

#infodunia #faktaunik #info

Anda mungkin juga menyukai