Anda di halaman 1dari 99

D3–TEKNIK LISTRIK

POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

DOKUMEN
“Perancangan Instalasi Listrik Rumah
Tipe 324 m2”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perancangan Instalasi Listrik 1
Dosen: Sudrajat, B.Eng., M.Eng.Sc
Trisnawijayana, SST., M.Eng.

Disusun oleh :
Fhadil Abdul Rassid
161321042

D3 Teknik Listrik

0| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Proyek Perancangan Instalasi
Listrik Rumah Tinggal. Laporan ini disusun atas dasar tugas mata kuliah
Perancangan Instalasi Listrik 1, pada Program Studi Teknik Listrik
Politeknik Negeri Bandung tahun ajaran 2017/2018 di Tingkat Semester
Tiga.

Atas segala bimbingan, bantuan dan doa yang telah diberikan kepada
kami, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua kami, yang selalu mendoakan kami.
2. Sudrajat, B.Eng., M.Eng.Sc, selaku Dosen pengajar.
3. Trisnawijayana, SST., M.Eng., selaku Dosen pengajar.
4. Rekan-rekan seperjuangan kami, Listrik 2016 yang selalu medukung
kami dan memberi masukan kepada kami.
5. Semua pihak yang bersangkutan dalam pembuatan laporan ini, yang
tidak bisa kami sebut satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas semua perbuatan baik yang telah kita
lakukan. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
terkandung dalam laporan kami. Oleh karena itu, kami sangat senang
apabila kami menerima saran dan kritikan dari pembaca. Kami berharap
semoga pembaca dapat memberikan kesan yang baik terhadap laporan
yang kami buat, dan semoga laporan ini juga dapat bermanfaat bagi orang
yang membacanya.

Bandung, 1 Januari 2018

1| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Fhadil Abdul Rassid

DAFTAR ISI
Abstrak…………………………………….…………………………………….....
Kata Pengantar…………………………………….…………………………….1
Daftar Isi…………………………………….
…………………………………….2
I. Deskripsi Rumah Dan Ruang…………………………..………………3
II. Perhitungan teknis ………………………………….…..………………5
A. Perhitungan Drop Voltase…………………………..………………5
B. Arus hubung pendek dan daya hubung pendek…………….……
6
C. Menghitung Pembumian……………………..……..………………7
D. Tingkat pencahayaan Beserta Beban terpasang dan kebutuhan
maksimum………………………………………..…..………………8
III. Tabel Bahan Dan Perkiraan Biaya Instalasi ……….……………..…
42
IV. RKS (Rencana Kerja Dan Syarat-syarat)……..….…..
……………...43
A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL………………………….
…………….43
B. PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM
ELEKTRIKAL.......50
C. PANEL TEGANGAN RENDAH……………………………………56
D. KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH…………………………….59
E. PENERANGAN DAN KOTAK KONTAK……………………….....63
F. SISTEM PEMBUMIAN…………………………..………………….66
V. Gambar……....……………………………….…………..…………….68
A. Gambar Situasi…………………...……...…………..…………….68
B. Gambar instalasi……………………………………..…………….68
C. Diagram garis tunggal……………..………………..……………..68
D. Gambar rinci………………………………..………..……………..68

VI. Brosur / Katalog………………………..………………..……………..77

2| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

I. Deskripsi Rumah Dan Ruang


Rumah dengan luas 324 m2, dengan posisi persegi panjang 27m x
12m, 2 lantai,

Di lantai pertama berisikan;


 1 mushola dengan luas 6 target penerangan 500 lux Karena
mushola akan dimanfaatkan sebagai tempat membaca al-quran,
dengan2 armatur lampu 2x58w menggunakan 1 saklar seri
 1 garasi, dengan luas 33.16 m 2 kira kira menampung sekitar 3
mobil dengan target penerangan 75 lux, dengan memasang 1
armatur lampu 2x58w dikendalikan oleh 2 saklar tukar.
 1 wc, dengan luas 1.84 m 2 letak dekat dapur dengan target
penerangan sekitar 200 lux, dengan diterangi oleh 1 buah lampu
LED flat 18 watt dikendalikan oleh saklar tunggal.
 1 wc, dengan luas 1.96 m2 letak dekat tangga, dengan target
penerangansekitar 200 lux, dengan diterangi oleh 1 buah lampu
LED flat 18 w dikendalikan oleh saklar tunggal.
 1 dapur, dengan luas 10.64 m2 yang akan digunakan oleh pemilik
untuk membuat bolu yang membutuhkan penerangan yang cukup
Karena perlu nya detail saat membuat bolu, target penerangan 500
lux Karena ruangan masuk dalam ruang prosecessing dengan
diterangi oleh 2 armatur lampu 2x58w menggunakan 1 saklar seri
 1 kamar tidur utama dengan luas 13.2 m 2didalam nya taget dikamar
sekitar 250 lux Karena didalam kamar ingin untuk bisa dipakai
membaca buku, dengan memasang lampu LED downlight Philips
Scene Switch 9 w 5 buah, dikendalikan oleh 1 saklar Seri. beserta
1 wc dengan luas 3.2 m2 kuat penerangan didalam wc penerangan
sekitar 200 lux, dengan diterangi oleh 1 buah lampu LED flat 18w
dikendalikan oleh saklar tunggal.
 1 gudang dekat garasi untuk menyimpan barang bekas, luas 2.28
m2 dengan target penerangansekitar 200 lux, dengan diterangi oleh
1 buah lampu LED flat 18w dikendalikan oleh saklar tunggal.
 1 gudang dekat dapur luas 2.25 m2 untuk menyimpan pekakas
masak dengan target penerangansekitar 200 lux, dengan diterangi
oleh 1 buah Lampu Tl 2x58w dikendalikan oleh saklar tunggal.
 1 teras depan dengan 1 lampu oleh saklar tunggal

3| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

 1 teras belakang dan halaman dengan 5 lampu taman 8 waat


dikendalikan oleh 1 saklar tunggal.
 Koridor dari garasi menuju kostan diberi penerangan untuk jalan
dan estetika dengan lampu LED Philips 20 w 2 buah dikendalikan 1
saklar seri dan 1 lampu taman 80 w 1 buah, dikendali Bersama
lampu tman yg ada dihalaman belakang lain nya.
 1 tangga menuju lantai 2, diterangi oleh lampu
 1 ruang keluarga dengan luas 49.88 m 2 Kuat pencahayaan 250 lux
13 Lampu LED downlight dimmable dikendalikan oleh saklar
dimmer.
 1 lampu dinding dipasang di dekat wc dapur, untuk penerangan
area tersebut.
 4 kamar dengan luas 7.29 m 2 dengan kuat pencahayaan 250 lux
.kost dengan fungsi ruangan rest room diberi penerangan adalah
lampu LED downlight Philips Scene Switch 9 w 4 buah masing
masing kamar.
 1 wc, dengan luas 3.842 m 2 letak dekat tangga, dengan target
penerangansekitar 200 lux, dengan diterangi oleh 1 buah lampu
LED flat 18 w dikendalikan oleh saklar tunggal.

Dilantai kedua berisikan;


 4 kamar dengan luas 7.29 m 2 dengan kuat pencahayaan 250 lux
.kost dengan fungsi ruangan rest room diberi penerangan adalah
lampu LED downlight Philips Scene Switch 9 w 4 buah masing
masing kamar.
 1 wc, dengan luas 3.3 m2 letak dekat kamr tidur anak 1, dengan
target penerangansekitar 200 lux, dengan diterangi oleh 1 buah
lampu LED flat 18w dikendalikan oleh saklar tunggal.
 1 kamar tidur tamu dengan luas 26.1 m 2 dengan target penerangan
200 lux dengan menggunakan lampu LED downlight Philips Scene
Switch 9 w 4buah, dikendalikan oleh 1 saklar seri.
 1 kamar tidur anak 1 dengan luas 8 8 m 2 dengan penerangan
sekitar 250 lux dengan mengunakan lampu LED downlight Philips
Scene Switch 9 w 2buah, dikendalikan oleh 1 saklar tunggal.
 LORONG kamar tidur anak 1 dan wc dengan luas 6.38 m 2dengan
penerangn ditargetkan 150 lux mengunakan LED downlight Philips
20 w 4buah, dikendalikan oleh 1 saklar tunggal.
 1 kamar tidur anak 2 dengan luas 10.64 m 2 dengan penerangan
sekitar 250 lux dengan mengunakan lampu LED downlight Philips
Scene Switch 9 w 3 buah, dikendalikan oleh 1 saklar seri
 Ruang keluarga lantai 2 dengan luas 39.44m 2 ditargetkan 250 lux
agar dapat dipakai sebagai tempat packing bolu menggunakan
mengunakan 12 lampu LED downlight dimmable 11 watt beserta,
dikendalikan oleh 2 saklar seri.

4| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

 1 kamar tidur anak 1 dengan luas 3.24 m 2 dengan penerangan


sekitar 200 lux dengan mengunakan adalah lampu LED downlight
Philips Scene Switch 9 w 2buah, dikendalikan oleh 1 saklar
tunggal.
 Blakon diterangi oleh menggunakan LED downlight Philips 20 w
4buah, dikendalikan oleh 1 saklar seri.

II. Perhitungan teknis

A. Perhitungan Drop Voltase

Diketahui : Jarak bentangan kabel dari Panel 1 yang terjauh yaitu


menuju panel 4 sampe ke beban nya yaitu 30 meter, oleh
karena itu diberikan perhitungan drop voltase untuk
membuktikan dan memenuhi standard persentase susut
tegangan adalah 5% maka:

Untuk sistem fase tunggal :


∆V = [ I (RL cosφ+ XL sin φ) L] / 1000

Dimana :
∆V , Tegangan Jatuh (Voltage Drop) Satu Phasa
I , adalah arus beban penuh / arus nominal (A)
Rc , adalah resistansi ac kabel ( Ω / km )
Xc , adalah reaktansi ac kabel ( Ω / km )
Zc , adalah impedansi ac kabel ( Ω / km )
Cos φ , adalah faktor daya beban
L , adalah panjang kabel (m)

I arus beban penuh = 63 A (sesuai pengaman utama)


L Panjang kabel = 30 m (jarak dari panel 1 ke panel 4)
Zc Impedansi kabel = 7.41 Ώ/km
Cos φ dengan asumsi = 0,9
Kabel =NYY 3 x 2.5 mm2
(RL cosφ+ XL sin φ) = 0,20 Ώ

5| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

∆V = [ I (RL cosφ+ XL sin φ) L] / 1000


=[63 (0.20) 30] / 1000
=0.378 Volt
=
=0.17%

B. Arus hubung pendek dan daya hubung pendek

= Arus Hubung Singkat


= Tegangan Jala-jala
= Impedansi Kabel Penghatar

L Panjang kabel = 30 m (jarak dari panel 1 Beban terjauh)


Zc Impedansi kabel = 7.41 Ώ/km
Kabel =NYY 3 x 2.5 mm2
(RL cosφ+ XL sin φ) = 0.20 Ώ

1100 Ampere

242 KVA

6| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

L Panjang kabel = 5 m (jarak dari panel 1 ke Beban terdekat)


Zc Impedansi kabel = 7.41 Ώ/km
Kabel =NYY 3 x 2.5 mm2
(RL cosφ+ XL sin φ) = 0.03 Ώ

7333 Ampere

1.613 MVA

C. Menghitung Pembumian

Di mana :
Rbt = Tahanan pembumian elektroda batang [ Ω ]
= Resistansi jenis tanah [ Ω-m ]
L = Panjang elektroda batang yang tertanam [ m ]
a = Jari-jari batang elektroda [ m ]

 Diketahui Jenis Tanah yaitu Tanah rawa sehingga memiliki massa


jenis 30 Ω-m, menggunakan jenis elektroda Batang dengan
Panjang 3 meter, Maka ;

7| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Jadi tahanan Pembumian untuk rumah ini senilai 2.226Ω


Untuk pemasangan ada di Bab.V

D. Tingkat pencahayaan Beserta Beban terpasang dan


kebutuhan maksimum

 LANTAI 1 :

1. Data mushola

Panjang (p) = 2.8 m


Lebar (l) = 2.2 m
Luas (A) = 6.16m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) = 3-0,5 = 2,5 m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

8| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

k=

k=

k = 0.4928

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.48 + (0.52 – 0.48)

kp =0.48256

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu TL Philips 2x58w
2) Fluks cahaya lampu (F) 2000 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 500 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 1.99 ≈ 2 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

9| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

St = = 290 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 37.66 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 4 lampu 17 watt
beserta armaturnya dengan besar daya per m2 sebesar 37.66 watt/m2.

2. Garasi

Panjang (p) =6m


Lebar (l) = 5.6 m
Luas (A) = 33.16 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 0.965

10| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.965 + (0.52 – 0.48)

kp =0.967

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu TL Philips 2x58w
2) Fluks cahaya lampu (F) 2000 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 500 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 0.8 ≈ 1 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 145 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 3.5 watt/m2

11| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 2 lampu 58 watt


beserta dalam satu armaturnya dengan besar daya per m2 sebesar 3.5
watt/m2 .

3. WC Dapur

Panjang (p) = 2.3 m


Lebar (l) = 0.8 m
Luas (A) = 1.84 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 0.1978

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

12| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

kp = 0.1978 + (0.52 – 0.48)

kp =0.1413

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 18w
2) Fluks cahaya lampu (F) 2000 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 200 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 1.085 ≈ 1 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 18 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 9.78 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 1 lampu LED flat
18 watt beserta dalam satu armaturnya dengan besar daya per m2
sebesar 9.78 watt/m2.

4. WC Tangga

Panjang (p) = 1.4 m

13| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Lebar (l) = 1.4 m


Luas (A) = 1.96 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 0.233

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.233 + (0.52 – 0.48)

kp =0.1836

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 18w
2) Fluks cahaya lampu (F) 2000 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 200 lux

14| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak


diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 0.8896 ≈ 1 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 18 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 9.78 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 1 lampu LED flat
18 watt beserta dalam satu armaturnya dengan besar daya per m2
sebesar 9.78 watt/m2

5. DAPUR

Panjang (p) = 2.8 m


Lebar (l) = 3.8 m
Luas (A) = 10.64 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

15| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 0.333

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.333 + (0.52 – 0.48)

kp =0.3036

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 18w
2) Fluks cahaya lampu (F) 2000 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 200 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 2.19 ≈ 2 Kap Lampu

16| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 290 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 21.80 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 2 lampu TL 2 x 58
watt beserta dalam satu armaturnya dengan besar daya per m2 sebesar
21.80 watt/m2 .

6. Kamar tidur

Panjang (p) =4m


Lebar (l) = 3.3 m
Luas (A) = 13.2 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) = 3-0,5 = 2,5 m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

17| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

k = 0.723

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.723 + (0.52 – 0.48)

kp =0.7716

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 9w
2) Fluks cahaya lampu (F) 1500 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 250 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 5.346 ≈ 4 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 45 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

18| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Pa = =
= 3.5 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah lampu LED
downlight Philips Scene Switch 9 w 5 buah beserta dalam satu
armaturnya dengan besar daya per m2 sebesar 3.5 watt/m2

7. WC Kamar utama

Panjang (p) = 1.6m


Lebar (l) =2m
Luas (A) = 3.2 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 0.296

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

19| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.296 + (0.52 – 0.48)

kp =0.2592

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 18w
2) Fluks cahaya lampu (F) 3000 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 200 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 1.028 ≈ 1 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 18 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 5.625 watt/m2

Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 1 lampu LED flat
18 watt beserta dalam satu armaturnya dengan besar daya per m2
sebesar 5.625 watt/m2

20| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

8. Gudang garasi

Panjang (p) = 1.2m


Lebar (l) = 1.9 m
Luas (A) = 2.28 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 0.245

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.245 + (0.52 – 0.48)

kp =0.198

21| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 18w
2) Fluks cahaya lampu (F) 3000 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 200 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 0.95 ≈ 1 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 18 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 7.89 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 1 lampu LED flat
18 watt beserta dalam satu armaturnya dengan besar daya per m2
sebesar 7.89 watt/m2

9. Garasi dekat dapur

Panjang (p) = 1.5m


Lebar (l) = 1.5 m
Luas (A) = 2.25 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5

22| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Warna sedang = 0,3


Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 0.25

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.25 + (0.52 – 0.48)

kp =0.204

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu TL 2 x 58w
2) Fluks cahaya lampu (F) 2000 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 200 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

23| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

n=
n= 0.995 ≈ 1 Kap Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 45 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 11,076 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 1 kap lampu TL
2x58 watt beserta dalam satu armaturnya dengan besar daya per m2
sebesar 11,076 watt/m2

10. Kost

Panjang (p) = 2.7 m


Lebar (l) = 2.7 m
Luas (A) = 7.29 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

24| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

k=

k=

k = 0.45

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.45 + (0.52 – 0.48)

kp =0.444

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 9w
2) Fluks cahaya lampu (F) 1250 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 250 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 4.10 ≈ 4 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

25| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

St = = 36 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 4.93 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah lampu LED
downlight Philips Scene Switch 9 w 5 buah beserta dalam satu
armaturnya dengan besar daya per m2 sebesar 4.93 watt/m2

11. WC KOST

Panjang (p) = 2.65m


Lebar (l) = 1.45 m
Luas (A) = 3.8425 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

26| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

k=

k = 0.3123

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.3123 + (0.52 – 0.48)

kp =0.278

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 18w
2) Fluks cahaya lampu (F) 3000 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 200 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 1.15 ≈ 1 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 18 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

27| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Pa = =

Pa = =
= 4.706 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 1 lampu LED flat
18 watt beserta dalam satu armaturnya dengan besar daya per m2
sebesar 4.706 watt/m2

12. Ruang keluarga

Panjang (p) = 8.6 m


Lebar (l) = 5.8 m
Luas (A) = 49.88 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) = 3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 1.154

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

28| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 1.154 + (0.52 – 0.48)

kp =1.288

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED downlight dimmable 11 watt
2) Fluks cahaya lampu (F) 1500 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 250 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 12,10 ≈ 13 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 143 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 2.866 watt/m2

Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 13 lampu LED


downlight dimmable 11 watt beserta dalam satu armaturnya dengan besar
daya per m2 sebesar 2.866 watt/m2

29| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

 LANTAI 2

13. Kamar kost lantai 2

Panjang (p) = 2.7 m


Lebar (l) = 2.7 m
Luas (A) = 7.29 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 0.45

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

30| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

kp = 0.45 + (0.52 – 0.48)

kp =0.444

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 9w
2) Fluks cahaya lampu (F) 1250 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 250 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 4.10 ≈ 4 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 36 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 4.93 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah lampu LED
downlight Philips Scene Switch 9 w 4 buah beserta dalam satu
armaturnya dengan besar daya per m2 sebesar 4.93 watt/m2

14. WC KOST

Panjang (p) = 2.65m

31| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Lebar (l) = 1.45 m


Luas (A) = 3.8425 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 0.3123

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.3123 + (0.52 – 0.48)

kp =0.278

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 18w
2) Fluks cahaya lampu (F) 3000 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 200 lux

32| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak


diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 1.15 ≈ 1 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 18 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 4.706 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 1 lampu LED flat
18 watt beserta dalam satu armaturnya dengan besar daya per m2
sebesar 4.706 watt/m2

15. WC Kamar anak

Panjang (p) =2m


Lebar (l) = 1.65 m
Luas (A) = 3.3 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3

33| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 0.301

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.301 + (0.52 – 0.48)

kp =0.329

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 18w
2) Fluks cahaya lampu (F) 3000 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 200 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

34| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

n=
n= 0.835 ≈ 1 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 18 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 6 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 1 lampu LED flat
18 watt beserta dalam satu armaturnya dengan besar daya per m2
sebesar 6 watt/m2

16. Kamar tidur tamu

Panjang (p) = 4.5 m


Lebar (l) = 5.8 m
Luas (A) = 26.1 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

35| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

k=

k=

k = 0.844

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.844 + (0.52 – 0.48)

kp =0.916

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 9w
2) Fluks cahaya lampu (F) 1500 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 250 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 3.971 ≈ 4 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

36| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

St = = 36 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 1.237 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah lampu LED
downlight Philips Scene Switch 9 w 4 buah beserta dalam satu
armaturnya dengan besar daya per m2 sebesar 1.237 watt/m2

17. Kamar anak 1

Panjang (p) =4m


Lebar (l) =2m
Luas (A) = 8 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 0.444

37| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.444 + (0.52 – 0.48)

kp =0.436

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 9w
2) Fluks cahaya lampu (F) 1500 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 250 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 3.822 ≈ 4 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 36 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 4.5 watt/m2

38| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah lampu LED


downlight Philips Scene Switch 9 w 4 buah beserta dalam satu
armaturnya dengan besar daya per m2 sebesar 4.5 watt/m2

18. Lorong kamar

Panjang (p) = 5.8 m


Lebar (l) = 1.1 m
Luas (A) = 6.38 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 0.308

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

39| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

kp = 0.308 + (0.52 – 0.48)

kp =0.273

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 9w
2) Fluks cahaya lampu (F) 1500 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 250 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 2.921 ≈ 3 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 27 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 4.231 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah lampu LED
downlight Philips Scene Switch 9 w 3 buah beserta dalam satu
armaturnya dengan besar daya per m2 sebesar 4.5 watt/m2

19. kamar tidur anak 2

Panjang (p) = 3.8 m

40| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Lebar (l) = 2.8 m


Luas (A) = 10.64 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 0.537

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.537 + (0.52 – 0.48)

kp =0.548

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 9w
2) Fluks cahaya lampu (F) 1500 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 250 lux

41| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak


diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 4.045 ≈ 4 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 36 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 3.383 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah lampu LED
downlight Philips Scene Switch 9 w 3 buah beserta dalam satu
armaturnya dengan besar daya per m2 sebesar 3.383 watt/m2

20. Kamar tidur ART

Panjang (p) = 2.7 m


Lebar (l) = 1.2 m
Luas (A) = 3.24 m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) =3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

42| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

k = 0.276

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 0.276 + (0.52 – 0.48)

kp =0.235

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED flat luxary 9w
2) Fluks cahaya lampu (F) 1500 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 250 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 2.297 ≈ 2 Lampu

43| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 18 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

Pa = =
= 5.55 watt/m2
Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah lampu LED
downlight Philips Scene Switch 9 w 3 buah beserta dalam satu
armaturnya dengan besar daya per m2 sebesar 4.5 watt/m2

21. Ruang Keluarga Lantai 2

Panjang (p) = 6.8 m


Lebar (l) = 5.8 m
Luas (A) = 39.44m2
Tinggi ruangan =3m
Tinggi bidang kerja (tb) = 3m

a. Faktor Refleksi bedasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan


Warna putih = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna sedang = 0,3
Warna gelap = 0.1

b. Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, maka ditentukan


Faktor refleksi dinding (rp) = 0,7
Faktor refleksi langit-langit (rw) = 0,5
Faktor refleksi lantai (rm) = 0,1

c. Penentuan indeks ruang (k)

k=

k=

44| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

k = 1.043

d. Kemudian efisiensi penerangan mengacu pada tabel (lampiran)


dengan nilai-nilai k, rp, rw, rm seperti tersebut. Dari tabel dapat
dibaca :
k1 = 1 kp1 = 0,48
k2 = 1,2 kp2 = 0,52

e. Penentuan faktor utility (kp), yaitu:

kp = kp1 + (kp2 - kp1)

kp = 1.043 + (0.52 – 0.48)

kp =1.155

f. Asumsi penentuan lampu dan armatur, yaitu:


1) Menggunakan lampu LED downlight dimmable 11 watt
2) Fluks cahaya lampu (F) 1500 lumen satu lampu (katalog)
3) Kuat penerangan (E) sebesar 250 lux
4) Faktor deprisiasi (kd) = 0,8 (bila tingkat pengotoran tidak
diketahui)
5) Menggunakan sistem armature penerangan langsung

g. Dari data diatas maka jumlah lampu yang dibutuhkan pada ruangan
ini adalah:

n=

n=
n= 10.67≈ 12 Lampu

h. Penentuan daya terpakai (St)

St =

St = = 132 VA

i. Daya pencahayaan permeter persegi (Pa)

Pa = =

45| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Pa = =
= 3.346 watt/m2

Maka ditentukan jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 12 lampu LED


downlight dimmable 11 watt beserta dalam satu armaturnya dengan besar
daya per m2 sebesar 3.346 watt/m2

 DAYA MAKSIMUM

Dari total jumlah lampu terpasang secara keseluruhan disemua


group penerangan didapat kan daya sebesar 2139 VA

Kemudian dirumah ini terdapat 25 Stopkontak, dimana 15


Stopkontak didesain satu stop kontak untuk melayani beban kurang
dari 250VA jadi total 3750 VA.

Dan 10 Stopkontak ini digunakan 4 untuk AC dan 6 untuk diletakan


dikamar kost, didesain satu Stopkontak untuk melayani beban
kurang dari 750VA jadi total 7500VA.

Jadi Total Daya Maksimum yang disediakan yaitu 13.389 KVA

46| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

47| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

IV. RKS (Rencana Kerja Dan Syarat-syarat)

A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pasal 1 : Umum

1. Persyaratan ini merupakan bagian dari pernyataan teknis yang akan


dilaksanakan. Apabila ada klausul lain dari persyaratan ini yang
dituliskan kembali, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-
klausul yang ada atau menghilangkan klausul-klausul tersebut atau
bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-
syarat umum.

2. Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu


kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatau
bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar
instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam
salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja.
Kontraktor Pelaksana harus tetap melaksanakannya sesuai dengan
standard teknis yang berlaku.

Pasal 2 : Gambar-Gambar Dan Dokumentasi

1. Gambar-gambar perencana tidak dimaksudkan untuk menunjukkan


semua accessories dan fixture secara terpirinci. Semua bagian
gambar diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara
spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor Pelaksana
sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.

2. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari


peralatan instalalasi. Sedang pemasangan harus dikerjakan denan
memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-gambar Arsitektur dan
struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk Kontraktor
Pelaksana dan detail ”finishing” dari proyek.

3. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan


gambar-gambar kerja dan detail (Shop drawing) yang harus diajukan
kepada Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuan.
Setiap shop drawing yang diajukan Kontraktor Pelaksana untuk
disetujui Konsultan PENGAWAS dianggap bahwa Kontraktor
Pelaksana telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan
pekerjaan instalasi lainnya.

4. Kontraktor Pelaksana harus membuat catatan-catatan dan gambar


gambar yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan

48| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan


dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan lima set lengkap blue
print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings)
yang memperlihatkan keseluruhan sistim, peraltan, komponen dan
material sesuai dengan yang terpasang di lapangan. As built drawings
harus diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS segera setelah
pekerjaan selesai 100 %.

5. Metoda Pelaksanaan dan Pengujian. Uraian lengkap dan terperinci


mengenai tata cara perakitan, pemasangan dan pengujian yang akan
dilaksanakan, dan disertai cara perlindungan dari kecelakaan, baik
terhadap peralatan maupun personil.

6. Buku Petunjuk Operasi dan Perawatan. Uraian dan instruksi


mengenai cara mengoperasikan dan merawat sistim dan peralatan,
termasuk jadwal pemeliharaan dan daftar suku cadang yang
diperlukan dalam perawatan.

7. Program Pelatihan. Pemborong harus membuat program pelatihan


(training) untuk operator Pemberi Tugas, dimana pelaksanaannya
diatur oleh pengawas. Program ini terutama berisi penjelasan
dan/atau peragaan materi yang disebutkan dalam buku petunjuk
operasi dan perawatan.

Pasal 3 : Koordinasi

1. Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi dalam melaksanakan


pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan Kontraktor Pelaksana
bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

2. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan


yang satu tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

Pasal 4 : Daftar Bahan Dan Contoh

1. Dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah Kontraktor
Pelaksana menerima pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali
apabila ditunjuk lain oleh Konsultan PENGAWAS, Kontraktor
Pelaksana diharuskan menyerahkan daftar dari material-material
yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang
didalamnyatercantum nama-nama dan alamat manufacture, katalog
dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsulatan
PENGAWAS . Persetujuan oleh Konsultan PENGAWAS akan
diberikan atas dasar di atas.

49| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

2. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang


akan dipasang kepada Konsultan PENGAWAS . Semua biaya yang
berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini
adalah menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana .

3. Bahan-bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud


di dalam spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan barn.
Pekerjaan haruslah dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli dibidangnya
masing-masing.

4. Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk mengecek kembali atas


segala ukuran/ kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang.
Apabila terdapat keragu-raguan, Kontraktor Pelaksana , harus segera
menghubungi Konsultan PENGAWAS untuk berkonsultasi.

5. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang


sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Konsultan PENGAWAS ,
apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana . Untuk itu pemeliharaan equipment dan
material harus mendapatkan persetujuan dari Konsulian
PENGAWAS .

Pasal 5 : Commision Dan Testing

1. Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua


testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk
memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan
persyaratan yang berlaku.

2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam


kegiatan testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana . Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan
untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga
harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana .

Pasal 6 :Peralatan Yang Disebut Dengan Derk Dan Penggantinya

1. Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain


yang disebut dan dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan
ini, maka Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan sesuai dengan
peralatan/merk tersebut diatas.

2. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-


ketentuan dari Konsultan PENGAWAS, dan Owner

50| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Pasal 7 : Perlindungan Pemilik

Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor,


Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis
lainnya.

Pasal 8 : Contoh

1. Kontraktor harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-


bahan/material yang akan dipasang disini untuk dimintakan
persetujuan Konsultan PENGAWAS . Semua biaya berkenaan
dengan penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi
tanggungan Kontraktor Pelaksana.

2. Brosur brosur Teknis. Dokumen ini dicetak oleh pabrik pembuat


komponen, peralatan dan material,yang memperlihatkan dengan
tepat mengenal jenis dan kapasitas barang-barang yang akan
diadakan dan dipasang. Dokumen harus asli, bukan fotocopy.

Pasal 9 : Pengetesan

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan semua pengetesan seperti


yang dipersyaratkan disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari
segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan PENGAWAS.
Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan
tersebut, merupakan tanggungjawab Kontraktor Pelaksana .

2. Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini


sudah dikirim dan dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan
pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan pengujian
secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang, dan jika
sudah ditest dan temyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan
peralatannya dapat diserahkan kepada pemilik dengan dilampirkan
berita acara test lapangan yang disetujui Konsultan PENGAWAS.

Pasal 10 : Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan

1. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun


terhitung dari penyerahan kedua.

2. Selama masa garansi, Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini


diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan- kerusakan dari pada
instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya tambahan.

51| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

3. Selama masa garansi tersebut, Kontraktor Pelaksana pekerjaan


instalasi ini masih harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan
yang dapat dihubungi setiap saat.

4. Jika pada masa garansi tersebut, Kontraktor Pelaksana pekerjaan


instalasi tidak melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran
atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa garansi,
maka Konsultan PENGAWAS lapangan berhak menyerahkan
pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya
dari Kontraktor Pelaksana yang melaksanakan pekerjaan instalasi
tersebut.

5. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Kontraktor Pelaksana


harus mengadakan semacam pendidikan dan latihan selama periode
tersebut kepada 3 (tiga) orang calon operator untuk setiap pekerjaan
yang ditunjuk oleh pemberi tugas (customer).

6. Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap


dengan 5 (lima) set operating maintenance and repair manual books,
sehingga para petugas/operator dapat mengoperasikan dan
melaksanakan pemeliharaan

Pasal 11 : Laporan

1. Laporan Harian

Kontraktor Pelaksana wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan


Mingguan" yang memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangka
3 (tiga) meliputi:

1. Kegiatan Fisik.
2. Catalan dan perintah Konsultan PENGAWAS yang disampaikan baik
secara lisan maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
- Material (masuk/ditolak)
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah / kurang.

Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan


tersebut berisi kesimpulan dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu
lalu dan rencana pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus
ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada Konsultan
PENGAWAS untuk diketahui/disetujui.

52| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

2. Laporan Pengetesan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan PENGAWAS dalam


rangkap 5 (lima) mengenai hal-hal sebagai berikut :

1. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan).


2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain sebagai nya.

Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh


Konsultan PENGAWAS pekerjaan ini.

Pasal 12 : Penanggung Jawab Pelaksana

1. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Kontraktor Pelaksana


harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang
ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada di lapangan/site,
yang bertindak selaku wakil dari Kontraktor Pelaksana dan
mempunyai kemampuan memberikan keputusan teknis, dan
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi-instruksi
dari Konsultan PENGAWAS.

2. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama


jam kerja dan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada
pada saat yang dikehendaki oleh Konsultan PENGAWAS petunjuk,
dan perintah PENGAWAS di dalam pelaksanaan harus disampaikan
langsung kepada pihak Pemborong melalui penanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.

Pasal 13 : Perubahan , Penambahan Dan Pengurangan Pekerjaan

1. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar


rencana yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan PENGAWAS dan
Owner

2. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Kontraktor Pelaksana


harus menyerahkan gambar perubahan yang dimaksud Konsultan
PENGAWAS lapangan dalam rangkap lima untuk disetujui.

3. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain


sebagainya, harus diajukan oleh Kontraktor Pelaksana kepada
Konsultan PENGAWAS secara tertulis. Perubahan-perubahan
material dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambah
kurang harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan PENGAWAS.

53| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Pasal 14 : Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran

1. Kontraktor Pelaksana, untuk tembok, lantai, dinding dan sebagainya


dimana dilakukan dalam rangka pemasangan instalasi ini maupun
pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk
pekerjaan Kontraktor Pelaksana instalasi ini.

2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis


dari Konsultan PENGAWAS.

3. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan


hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan
tertulis dari Konsultan PENGAWAS.

4. Kontraktor Pelaksana dapat berkordinasi dengan pihak pembangun


bangunan untuk pemasangan instalasi dengan syarat atas izin dari
pihak PENGAWAS secara tertulis

Pasal 15 : Pekerjaan Listrik

1. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh


sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja
dengan sempuma dan aman.

2. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat


penyerahan pertama (serah terima pekerjaan pertama), instalasi
pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan pemilik dengan
kepastian keamanan dan keandalan nya.

Pasal 16 : Pemeriksaan Rutin

1. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan


pemeliharaan dan pemeriksaan rutin.

2. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan rutin tersebut, harus


dilaksanakan tidak kurang dari dua minggu sekali.

3. Memberikan format table pemeriksaan rutin beserta tanggal dalam


jangka terus menerus.

B. PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL

54| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Pasal 1 : Umum

Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan


dan tenaga kerja, pemasangan , pengujian perbaikan selama masa
pemeliharaan dan training bagi calon operator, sehingga seluruh sistem
elektrikal dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 2 : Lingkup Pekerjaan

- Lingkup pekerjaan sistem elektrikal :

1. Pengadaan dan pemasangan dan penyambungan instalasi kabel


utama dari kwh meter milik PLN menuju ke panel disetiap lantai,
lengkap dengan seluruh instalasinya termasuk armature, saklar dan
stop kontak.

2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan


ukuran kabel tegangan rendah sesuai dengan gambar rencana.

3. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak, meliputi:

a. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur lampu dan


jenis lampu sesuai gambar rencana.

b. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa,


stop kontak daya dan stop kontak khusus dan stop kontak AC

c. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar tunggal,


saklar seri, saklar dimmer, saklar tekan (PB) dan saklar tukar.

d. Pengadaan dan pemasangan cable trunking atau duct cable.

e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi


pelindung kabel serta berbagai accessories lainnya seperti : box
untuk saklar dan stop kontak, junction box, fleksibel conduit,
bends/elbows, socket dan lain-lain.

f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi


penerangan dan stop kontak.

5. Pekerjaan sistem penerangan luar (Outdoor Lighting)

55| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

a. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan luar lengkap


dengan tiang, pondasi, armature dan accessories lainnya.

b. Pengadaan dan pemasangan lampu jalan lengkap dengan


tiang, pondasi, armature dan accessories lainnya.

c. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar lengkap


dengan conduit, pelindung kabel dan accessories lainnya.

d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel bawah


tanah beserta beberapa accecoris seperti junction box untuk
pemakaian dibawah tanah.

6. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan


lengkap dengan box kontrol, elektroda pentanahan dan accessories
lainnya.

7. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem


ini agar dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol,
kabel rack, support equipment dan accessories lainnya.

Pasal 3 : Koordinasi

1. Koordinasi ini adalah bukan tujuan spesifikasi ini atau gambar-


gambar rencana untuk menggambarkan secara detail tentang semua
masalah dari peralatan-peralatan, dan sambungan-sambungannya.
Kontraktor Pelaksana harus melengkapi dan memasang seluruh
peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan.

2. Gambar-gambar rencana hanya menunjukkan secara umum tentang


posisi dari peralatan-peralatan, pemipaan dan lain-lain. Kontraktor
Pelaksana harus mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan
yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi bangunan tanpa tambahan-
tambahan biaya.

3. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak ditunjukkan


pada gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.

Pasal 4 : Standar-Standar

Sebagai dasar perencanaan mengikuti standard dan peraturan yang


berlaku :

a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) edisi tahun 2011.

56| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tahun 1978 tentang Peraturan


Instalasi Listrik (PIL) dan tentang Syarat-syarat Penyambungan
Listrik (SPL).

c. Standard Industri Indonesia (SII) dan Standard Nasional Indonesia


(SNI).

d. Standard PLN dalam wilayah daerah setempat.

e. SNI 03-2396-2001 tentang Tata cara perancangan sistem


pencahayaan alami pada bangunan gedung

f. SNI 03-6575-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan


buatan pada bangunan gedung.

g. Petunjuk pengajuan rencana instalasi dan pelengkapan bangunan.

h. Standard negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IEC, VDE,


DIN, NEMA, JIS, NFPA, Australian Standard.

i. Illuminating Engineering Society (IES).

Pasal 5 : Pekerjaan Terkait

Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini


adalah :

a. Penerangan dan stop kontak

b. Sistem Pembumian

c. Daftar merk/produk material

Pasal 6 : Gambar-Gambar Kerja Dan Petunjuk Instalasi

a. Kontraktor Pelaksana harus mengirimkan, sebelum instalasi di


pasang hal-hal sebagai berikut :

1. Gambar kerja (Shop Drawing) yang menunjukkan secara detail


tentang pemasangan (instalasi) peralatan-peralatan serta
hubungan-hubungannya dengan pekerjaan lain.

2. Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi,


pengkabelan serta detail-detail pemasangan peralatan pada
posisinya atau pada mangannya.

57| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

3. Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat


peralatan.

4. Brosur-brosur/katalog yang lengkap tentang ukuran-ukuran


peralatan serta cara-cara pemasangan dan persyaratannya, serta
wiring diagram dari peralatan-peralatan utama.

b. Kontraktor Pelaksana juga diharuskan membuat gambar kerja pada


bagian-bagian tertentu yang dianggap perlu dan ditunjukkan oleh
Konsultan PENGAWAS.

Pasal 7 : Gambar Instalasi Terpasang Dan Petunjuk Operasi

1. Kontraktor Pelaksana diharuskan membuat dan menyerahkan


gambar- gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) yang telah
disetujui Konsultan PENGAWAS, kepada Pemberi tugas sebanyak 3
set yang terdiri dari 1 set transparan dan 2 set cetak bim. Bila
pekerjaan telah selesai dan paling lambat 30 hari kalender setelah
serah terima pertama.

2. Kontraktor Pelaksana juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi


petunjuk operasi dan perawatan dari selumh instalasi, dan peralatan
kepada Pemberi tugas paling lambat 30 hari kalender setelah serah
terima pertama.

3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab untuk mendidik operator


yang ditunjuk Pemberi tugas, sampai yang bersangkutan terbukti
sanggup menjalankan/ mengoperasikan seluruh sistem dengan baik.

Pasal 8 : Masa Pemeliharaan Dan Garansi

1. Setelah serah terima kedua Kontraktor Pelaksana/Supplier harus


memberikan garansi terhadap peralatan-peralatan yang dipasang
serta mengadakan service / pemeliharaan selama masa yang
ditentukan yaitu:
a. Garansi selama 1 tahun

b. Pemeliharaan selama 6 bulan.

2. Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana diwajibkan :


a. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan
pekerjaan.

b. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala


sesuai dengan persyaratan pabrik.

58| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

c. Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemberi Tugas, sehingga


petugas tersebut mahir dalam menjalankan dan merawat peralatan-
peralatan yang dipasang.

Pasal 9 : Pendidikan Dan Latihan

1. Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang


operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copy
operating/maintenance dan repair manual, segala sesuatunya atas
biaya Kontraktor Pelaksana.

Pasal 10 : Persyaratan Bahan Dan Material

a. Umum

1. Semua material yang disupply dan dipasang oleh Kontraktor


Pelaksana harus baru dan material tersebut harus cocok untuk
dipasang di daerah tropis.

2. Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik dan


dari produksi yang terbaru. Untuk material-material yang disebut
dibawah ini, maka Pemilik harus menjamin bahwa barang tersebut
adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order
pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
a. Peralatan panel : Circuit breaker, Impuls.
b. Peralataan lampu : Armature, lampu, Ballast, dan kapasitor.
c. Peralatan instalasi : Stop kontak, macam macam saklar, junction
box, dan lain lain.
d. Kabel.

b. Daftar Material

1. Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor


Pelaksana wajib mengisi daftar material yang menyebutkan :
merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan
pada waktu tender.

2. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen


yang berupa barang-barang produksi.

c. Penyebutan Merk/Produk Pabrik

1. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan


beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari
material atau komponen tertentu terutama untuk material-material

59| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Listrik utama, maka Kontraktor Pelaksana wajib melakukan didalam


penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang
disebutkan itu.

2. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang


disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh
Kontraktor Pelaksana, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang
kuat dan dapat diterima Owner, Konsultan PENGAWAS dan
Perencana, maka dapat dipikirkan penggantian merk/type dengan
suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor Pelaksana.

d. Daftar Merk/Produk Material

1. Panel TR : EGA,TSA, Simetri, Sier, Guna Era, Altrak, Pyramid.

2. Kabel TR : Kabel indo, Kabel Metal, Supreme, IKI Sumindo.

3. Komponen Panel Tegangan Rendah :

a. MCB : ABB, Siemens, Merlin Gerin, AEG, Mitsubishi.

b. Saklar Impuls : AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi, MG.

c. Peralatan Accessories : Ex Eropa, Japan.

4. Komponen Lampu :

a. Tube lamp : Phillips National.


b. Lampu LED : ex. Phillips, General Electric (GE), Osram.
c. Ballast Type Low Loss : ex. Phillips, ATCO.
d. Fitting : ex. Phillips, BJB, Vosloh.
e. Starter : ex. Phillips, BJB, Vosloh.

5. Stop Kontak/Switch : ex. Clipsal,Legrand, ABB, Panasonic, Phillips.

6. Saklar : ex. Panasonic, Phillips, Broco.

7. Conduit Instalasi : ex. EGA, Clipsal, Legrend.

8. Armature Lampu TL :ex. Phillips, Artolite, Spectra, Siemens.

9. Armature Lampu Down Light : ex. Artolite, Siemens, Spectra.

10. Grounding System: ex. Cadweld, Poly Phase, Term oweld, Ex-
Local dengan conductivity Cu > 99,9

60| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

11. Fire Resistance kabel : ex. Radox, Eicuflamex, Wilson, Fuji,


Pirelli.

C. PANEL TEGANGAN RENDAH

Pasal 1 : Persyaratan Bahan Dan Material

1. Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan,


pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga
teknisi dan tenaga ahli.

2. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam


gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan
lainnya.

Pasal 2 : Persyaratan Bahan Dan Material

1. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen


yang harus ada seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel
yang dimaksud untuk beroperasi pada 220V, 1 phase, 3 kawat, 50 Hz
dengan Solidly Grounded dan harus dibuat mengikuti standard IEC,
VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.

2. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal


enclosed), free standing untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap
dengan semua komponen-komponen yang ada :
a. LVMDP
b. LV-SDP

3. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal


enclosed). Wall mounting untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap
dengan semua komponen-komponen yang ada :
a. Panel-panel pencahayaan, daya air conditioning dan stop kontak
b. Panel control pencahayaan

4. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal


enclosed} untuk pasangan luar (Outdoor Use) lengkap dengan semua
komponen-komponen yang ada :
a. LP-OL (semua yang tercantum dalam gambar rencana).

61| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

5. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini,


tetapi tercantum dalam gambar rencana.

Pasal 3 : Karakteristik Panel

a. Tegangan kerja : 220 volt


b. Tegangan uji : 3.000 volt
c. Tegangan uji impulse : 20.000 volt
d. Frekwensi : 50 Hz

Pasal 4 : Konstruksi Panel

1. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang


digunakan untuk pemasangan peralatan-peralatan atau
penyambungan-penyambungan. Setiap lemari hanya dapat dibuka
bila semua peralatan bertegangan dalam lemari tersebut telah off
/mati.

2. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interiock


harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi
kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh
petugas.

3. Panel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00 mm

4. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut:

a. Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium

b. Semua bagian dari besi harus bersih dan sandlasted setelah


pengelasan, kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat
dengan cara galvanisasi atau "Chromium Plating" atau dengan
"Zinc Chromate Primer".

c. Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven wama


abu-abu atau wama lain yang disetujui Direksi.

5. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit


Breaker (MCB) dengan breaking capacity minimal 8 -10 KA simetris.

6. Circuit Breaker harus dari type automatic trip dengan kombinasi


thermal dan instantaneous magnetic unit.Main CB dari setiap panel
harus dilengkapi dengan shunt trip terminals dan kabel control harus
tahan api.

62| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

7. Panel harus dilengkapi dengan Relay pengaman terhadap kesalahan


hubungan ketanah (Earth/GroundFoult Relay), dan kelengkapan
Relay pengaman lainnya (Over Current Relay, Over Voltage Relay
dan lain-lain)seperti terdapat pada gambar.

8. Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal dibagian


bawah/atas dan mempunyai kemampuan hantar arus kontinu
minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere frame
main pemutus dayanya.

9. Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas


99,99 .

Busbars harus dicat sesuai code wama dalam PUIL 2000;


a. Phasa : Merah/ Kuning/ Hitam.
b. Netral : Biru
c. Ground : Hijau - Kuning.

10. Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada PHB harus
menggunakan terminal sehingga penyambungannya dengan
komponen dapat dilakukan dengan mudah, teratur dan aman.
Ketentuan ini tidak berlaku bila komponen tersebut letaknya dekat
saluran keluar atau saluran masuk.

11. PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi
dan teratur, dan harus ditempatkan dalam ruang yang cukup leluasa.
dan pemeliharaan ataupun pelayanan mudah dan aman, juga bagian
yang penting mudah dicapai.

12. Pemberian Tanda Pengenal

Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut:


a. Fungsi peralatan dalam panel
b. Posisi terbuka atau tertutup
c. Arah putaran dari handel pengontrol dari switch
d. Dan lain-lain.

Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.

13. Pengujian

Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat


pengujian yang diakui oleh PLN (LMK):
a. Test kekuatan tegangan impuls
b. Test kenaikan temperatur
c. Test kekuatan hubung singkat
d. Test untuk alat-alat pengaman

63| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

e. Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud


f. Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
g. Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
h. Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

D. KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH

Pasal 1 : Umum

1. Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam


ukuran dan type yang sesuai dengan gambar rencana
(NYY,NYFGBY,FRC,NYM,NYA,06/1 KV) kabel daya tegangan rendah
ini harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.

Pasal 2 : Instalasi Dan Pemasangan Kabel

A. Bahan

1. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus


memenuhi peraturan PUIL SNI 2011. Semua kabel/ kawat harus baru
dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor
dan jenis pintalannya.

2. Semua kawat dengan panampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat


secara disiplin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel
dengan penampang lebih kecil 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian
remote control.

3. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :

a. Untuk instalasi penerangan adalah NYM/NYA dengan conduit Hight


Impact PCV.

b. Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, FRC dan penerangan taman


dengan menggunakan kabel NYFGbY.

c. Untuk kabel-kabel dari kwh PLN menuju ke LVMDP menggunakan


kabel jenis NYY.

4. Semua kabel NYM yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan,


beton, ail) harus berada di dalam conduit Galvanis yang disesuaikan
dengan ukurannya.

5. Kabel lampu tidak boleh lebih kecil dari 0,5mm 2

64| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

B. "Splice" / Pencabangan

1. Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-


sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada
outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible).

2. Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis


dan harus teguh secara electric, dengan cara-cara "Solderless
Connector". Jenis kabel tekanan, jenis compression atau soldered.

3. Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada


konductor-konduktor dengan baik, sehingga semua konductor
tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak
bisa lepas oleh getaran.

4. Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun


tempat lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari
temaga yang diisolasi dengan porselen atau bakelite ataupun PVC,
yang diametemya disesuaikan dengan diameter kabel.

C. Bahan Isolasi

1. Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti


karet, PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan
lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi
voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang
disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan atau
Manufacturer.

2. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak


penyambung yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-
lain). Kontraktor Pelaksana harus memberikan brosur - brosur
mengenai cara- cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik
kepada Perencana.

3. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan wama-wama atau


nama-namanya masing-masing, dan harus diadakan pengetesan
tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.
Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan
PENGAWAS.

4. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan


penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah
putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dan ukuran
yang sesuai.

65| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

5. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan


pipa PVC / protolen yang khusus untuk listrik.

6. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila periu untuk


menjaga nilai isolasi tertentu.

7. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus


diikuti, misal temperatur-temperatur pengecoran dan semua lobang-
lobang udara harus dibuka selama pengecoran.

8. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka


harus dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm minimal 2,5
mm.

D. Saluran Penghantar dalam Bangunan

1. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling


gantung, saluran penghantar (conduit) ditanam dalam beton.

2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling


gantung saluran penghantar (conduit) dipasang diatas kabel tray dan
diletakkan di atas ceiling dengan tidak membebani ceiling.

3. Untuk instalasi saluran penghantar diuar bangunan, dipergunakan


saluaran beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa
galvanized dengan diameter sesuai standansasi. Saluran beton
dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.

4. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit


minimum 5/8" diametemya. Setiap pencabangan ataupun
pengambilan keluar harus menggunakan junction box yang sesuai
dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal
strip di dalam junction box.

5. Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Jerman Eropa,
tutup blank plate stainless steel, type "star point".

6. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan "Socket/lock nut", sehingga pipa tidak mudah
tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang
berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m harus
dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan
pada setiap jarak 50 cm.

E. Pemasangan Kabel dalam Tanah

1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.

66| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi


dengan batas merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam
80 cm.

3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilapisi
pipa Galvanized.

4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa


galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC type AW,
kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan
lain-lain.

5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus


bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti :
batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian
(lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. Kemudian kabel
diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhimya ditutup dengan tanah
urug.

6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara


langsung, harus mempergunakan peralatan khusus untuk
penyambungan kabel dalam tanah.

7. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang


jelas pada jalur-jalur penanaman kabelnya. Agar memudahkan
didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari
kecelakaan akibat tergali/tercangkul.

Pasal 3 : Pengujian Testing

1. Factory Test

a. Pengetesan Individuil

Pengetesan inii dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari
pengetesan sebagai berikut:
- Pengetesan ukuran tahanan hantaran
- Pengetesan dielektrik
- Pengukuran loss factor

b. Pengetesan Khusus

Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai.
Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai berikut:
- Test tegangan impuls

67| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

- Mekanikal test
- Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature
- Pengetesan dielektrik
- Pengetesan perambatan (Creep Test)

2. Site Test

1. Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam,


penyambungan-penyambungan dan pemasangan
kotak akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/insulation test.

2. Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas


dan tidak dapat dihapus.

E. PENERANGAN DAN KOTAK KONTAK

Pasal 1 : Lampu Dan Armaturenya

1. Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan,


seperti yang dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal.

a. Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan


(grounding).

b. Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus


dikompensasi dengan "power factor correction capasitor" yang cukup
kuat terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari diffuser
itu sendiri.

c. Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai bahan


tertentu, sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.

d. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block


harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang
ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis
komponen lampu itu sendiri.

e. Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempuma. Kabel-kabel


dalam box harus diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri,
sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.

f. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan
karat, kemudian di finish dengan cat akhir dengan oven wama putih.

68| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

g. Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert
harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari
clear polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas
kimia.

h. Pelat sisi dari armatur lampu tipe Recessed Mounted atau Surface
Mounted harus mempunyai ketebalan minimum 0,7 mm.

i. Ballast harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula
dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu
fluorescent).

j. Tabung Fluorescent harus dari type TLD, untuk area kantor dan lain-
lain. Dengan jenis wama lampu 54 cool day light, sedangkan untuk
area kolam ikan dengan jenis wama lampu 33

k. Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan
hrrus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic.
Diffuser harus dari bahan gelas susu atau satin etached opal plastic.
Armatur down ligh tersebut harus tahan terhadap bahan kimia
maupun gas kimia.

l. Konstruksi armatur Down Light harus kuat untuk dipasang dengan


lampu HPL-N 250 W maupun PL-9 W/SL-18 W.

m. Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon


untuk mencegah masuknya serangga. Diffuser terpasang pada
dudukan ulir, tidak boleh dengan memakai paku sekrup.

n. Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan


desain Arsitek.
o. Lampu untuk penerangan luar dan dalam ruang dengan air tetes
harus kedap tetesan atau dipasang dalam armatur penerangan yang
kedap tetesan.
p. Tutup roset dan kotak sambung untuk armatur lampu harus
mempunyai cukup ruangan sehingga kabel dengan terminal
penghubungnya dapat dipasang dengan baik.

Pasal 2 : Kotak Kontak Biasa

1. Kotak kontak dinding yang dipakai adalah Kotak kontak satu phasa,
Rating 250 Volt, 16 Ampere, untuk pemasangan di dinding.

2. Bahan dari Cover Plate.

69| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

3. Kotak kontak yang dipakai adalah Kotak kontak satu phasa untuk
pemasangan rata dinding dengan ketinggian ± 150 cm di atas lantai,
apabila kurang dari 150 cm harus dilengkapi tutup dan harus
mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan. Harus di pasang
mengikuti item e.

4. Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada


disebelah kanan atau di sebelah bawah

Pasal 4 : Saklar Dinding

1. Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe rocker,
dengan rating 250 Volt 10 ampere dari tipe single gang, double gangs
atau multiple gangs (grid switches), saklar hotel single gang atau
double gangs dipasang dengan ketinggian 1,20 m atau ditentukan
lain.

Pasal 5 : Gawai Proteksi Arus sisa

1. Penggunaan GPAS dengan arus operasi sisa pengenal tidak melebihi


30 mA, dikenal dalam sistem a.b. sebagai proteksi tambahan dalam
hal kegagalan ketentuan untuk proteksi dasar dan/atau ketentuan
untuk proteksi ganguan atau ketidakhati-hatian pengguna.

Pasal 6 :Box Untuk Saklar Dan Kotak Kontak

1. Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman
tidak kurang dari 35 mm.

2. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar atau


Kotak kontak dinding terpasang pada box harus menggunakan baut,
pemasangan dengan cara yang mengembang tidak diperbolehkan.

Pasal 7 : Kabel Instalasi

1. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi Kotak


kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau
lebih (NYA, NYM, NYY).

2. Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode


wama insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai
berikut:

a. Fasa R : merah/ Kuning/ Hitam


b. Netral : biru
c. Grounding : hijau-kuning

70| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Pasal 8 : Pipa Instalasi Pelindung Kabel

a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC
kelas AW atau GIP. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan
accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu
tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.

b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak


sambung Qunction box) dan armature lampu.

c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan Kotak kontak


dengan pipa PVC khusus untuk power high impact conduit-heavy
gange, minimum diameter 19 - 25 mm.

d. Seluruh instalasi rigid conduit dilengkapi dengan coupling spacer


bar saddle, adaptor female and male thread, male and female
bushe, locknut dan perlengkapan lainnya.

e. Conduite khusus harus harus digunakan type Explosion Proof,


Class IP - 65.

Pasal 9 : Testing / Pengujian

1. Testing dilakukan dengan disaksikan oleh PENGAWAS lapangan


yang disahkan oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi :

a. Test ketahanan isolasi

b. Test kekuatan tegangan impuls

c. Test kenaikan temperatur

d. Continuity test.

F. SISTEM PEMBUMIAN

Pasal 1 : Power House Building

71| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

1. Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus diketanahkan


secara baik, dengan cara menghubungkannya kepada rel/copper
plate pembumian yang telah tersedia di power house yaitu semua
frame besi, pintu besi, tangki minyak, panel-panel, housing generator,
housing transfbrmator, housing dari peralatan metal lainnya.

2. Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak (pintu-pintu)


dilakukan dengan pita tembaga fleksibel, yang harus dilindungi dari
gangguan mekanis.

3. Semua sambungan-sambungan pada sistem pentanahan harus


dilakukan dengan baut dari campuran tembaga. Electroda
pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan harus
ditanam minimal sedalam 6 m , sehingga dapat dicapai tahanan
pembumian maksimal 2 Ohm.

Pasal 2 : Bangunan Lainya

1. Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-


panel, housing peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki
dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda pembumian baik
secara terpadu atau secara terpisah (individual).

2. Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan


harus ditanam minimal sedalam 6 m , sehingga dapat dicapai
tahanan pembumian maksimal 2 Ohm.

3. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat


hubungan pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standard-
standard yang berlaku dalam PUIL 2000.

4. Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut:


Penampang Konduktor Penampang Konduktor daya yang digunakan
pembumian

(mm2) (mm2)
< = 10 mm2 6 mm2
16 mm2 10 mm2
35 mm2 16 mm2
70 mm2 50 mm2
120 mm2 70 mm2
> = 150 mm2 95 mm2

72| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

V. Gambar

A. Gambar Situasi
Gambar Situasi Terlampir dalam dokumen print out A0
5.A/B/C/D

B. Gambar instalasi
Gambar Instalasi Terlampir dalam dokumen print out A0 5.A/B/C
meliputi Gambar wiring Instalasi.

C. Diagram garis tunggal


Gambar diagram garis tunggal Terlampir dalam dokumen print
out A0 5.A/B/C meliputi Instalasi penerangan dan Instalasi
Stopkontak secara terpisah. Dan Rekapitulasi Daya.

D. Gambar rinci
Gambar Rinci Terlampir dalam dokumen print out A0 5.A/B/C
meliputi pemasangan stopkontak, pemasangan kap downlight,
pemasangan panel PHB, pemasangan tiang lampu outdoor.
Dan selebihnya ada dihalaman berikutnya.

73| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

74| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

75| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

76| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

77| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

78| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

79| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

80| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

VI. Brosur / Katalog

81| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

82| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

83| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Lampu Led phillips 13 watt: Rp.32.000


13w setara dengan 100 watt lampu biasa (1400 lumen)
NOT DIMABLE (tidak dapat diredup/terangkan)
digunakan pada >3" diameter down light
Cool Daylight -- Warna PUTIH
Dapat hemat energi sampai 88%
Garansi resmi dari PHILIPS 2 th, lebih detailnya dapat dilihat di
catatan garansi lampu philips LED.

84| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Lampu Taman Tiang Outdoor Cabang 1 Seri 05, Lampu Hias Ini cocok sekali apabila
diletakkan pada bagian Outdoor Rumah Anda. Untuk pemakaian Bohlam Lampu anda dapat
menggunakan Bohlam LED untuk menghemat pemakaian listrik di rumah anda. Lampu Hias ini
tahan terhadap Air Hujan jadi tidak mudah lampu mengalami kerusakan.

Spesifikasi :
- Ukuran [P x L x T] : 24 x 21 x 121cm
- Berat Lampu : + 7 kg
- Stock Lampu : 200 set
- Body Lampu : *Terbuat dari Besi Tempa

Warna :
- Hitam
- Gold Antik
- Merah Tembaga
- Putih
** Khusus untuk warna putih ada tambahan biaya untuk pengecatan. Biaya khusus warna putih
yaitu Rp 10 %, Khusus warna putih juga proses paling lama sekitar 2 hari dari tanggal pemesanan.

For Information :
Josephine (Whatsaap : 0813-1543-4743)

Rp.450.000,00

85| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Kap TKI Cover Acrilic Bening/Susu 2 x 36W atau 2 x 18W


Kap Lampu TL Model Inbow Plafon TKI dengan cover Acrylic, bisa warna
Putih Susu atau Clear/Bening.Cocok dipakai sebagai penerangan pabrik
makanan dan bahan kimia.
Harga Rp 350,000/unit

-READY WARNA PUTIH (COOL DAYLIGHT)


-ukuran tinggi 23 cm n diameter 13 cm
-lampu ini 5000 lumen setara 75 watt cfli
Rp.185.000,00

86| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Spesifikasi LAMPU PHILIPS TL - D 58W - 54


Lampu hemat energi
• General Characteristics : Cap-Base,G13 [Medium Bi-Pin
Fluorescent],Bulb,T8 [26 mm],Life to 10% failures,10000 hr, Life to 50%
failures
• Light Technical Characteristics : Colour Code 54-765, Colour Rendering
Index 72 Ra8, Colour Designation Cool Daylight Colour Temperature
6200 K, Lamp Luminous Flux 4000 Lm, Lumen Maintenance 2000h 90 %,
Lumen Maintenance 5000h 80 %, Lumen Maintenance 10000h 75 %,
Lumen Maintenance 15000h 70 %, Average Luminance 1.15 cd/cm2,
Chromaticity Coordinate X 315 - Chromaticity Coordinate Y 341

IDR 23.000,00

87| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

LED
Power Utama : Berkisar 220-240 v 50-60 hz
Watt : 4 Watt
Warna cahaya : Kuning (2700K)
Lumen : 120 lm
Bahan : Kaca
Warna Body : Chrome
Umur Lampu : 15.000 Jam
Garansi : 1 tahun

88| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

Dimensi (LXWXH)mm : 110 x 110 x 60 Rp 378.300

89| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

90| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

91| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

92| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

93| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

94| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

95| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

96| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

97| P a g e
D3–TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG

98| P a g e

Anda mungkin juga menyukai