Tanaman Pangan
Padi
Penyunting :
DR. Ir. Leli Nuryati, MSc
DR. Ir. Budi Waryanto, MSi
Ir. Noviati, M.Si
Ir. Roch Widaningsih, MSi
Naskah :
Ir. Takariyana Heni A., MM
Diterbitkan oleh:
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Kementerian Pertanian
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Buku Analisis Outlook Komoditas Padi Tahun 2015
dapat diselesaikan. Analisis Outlook ini mengulas analisis diskriptif
perkembangan suatu komoditas beserta analisis proyeksi penawaran dan
permintaan komoditas tersebut beberapa tahun ke depan serta simulasi
kebijakan harga terkait perberasan di Indonesia.
Kegiatan ini dapat terlaksana atas kerjasama dengan beberapa instansi
terkait yaitu Badan Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, juga
atas dukungan dan kerja sama tim teknis lingkup Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian, serta kepada semua pihak yang telah membantu mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, hingga sampai dengan penyusunan buku analisis ini.
Untuk itu kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya.
Kami menyadari adanya kekurangan dalam menyusun Buku Analisis Outlook
Komoditas Padi ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak guna memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan ini di waktu
mendatang. Semoga hasil kegiatan ini dapat sebagai sumbangan pemikiran dan
memberikan manfaat bagi pembaca semua.
v
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
vi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
DAFTAR ISI
Halaman :
I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................ 1
1.2. TUJUAN ........................................................................ 4
1.3. RUANG LINGKUP.............................................................. 4
vii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
viii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
DAFTAR GAMBAR
Halaman :
Gambar 3.1. Perkembangan Luas Panen Padi Di Indonesia, Tahun
1970 – 2015*) ........................................................ 18
ix
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
x
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
DAFTAR TABEL
Halaman :
xi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
xii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
LAMPIRAN I
Halaman :
xiii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Lampiran 4.7. Harga Produsen Padi Dunia (US D/ton) (USD) ................. 92
Lampiran 4.12. Luas Panen Padi Di 10 Negara ASEAN (000 ton) ................ 96
xiv
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
xv
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
xvi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
RINGKASAN EKSEKUTIF
xvii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
xviii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
I. PENDAHULUAN
1
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
2
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Kebijakan yang berkaitan dengan harga baik harga gabah maupun beras
juga telah digulirkan dari masa orde baru dan masih diterapkan hingga kini,
dan telah mengalami berbagai penyesuaian atau revisi disesuaikan dengan
kondisi saat ini. Salah satu kebijakan penting adalah penetapan harga dasar
gabah di tingkat petani atau kemudian lebih populer dengan istilah Harga
Pembelian Pemerintah (HPP). Hingga kini masih sering dipertanyakan apakah
penetapan harga atau intervensi pembelian gabah petani cukup membuat
seorang petani memutuskan untuk menanam padi pada musim tanam
berikutnya?, atau cukup kuatkah kebijakan harga pembelian pemerintah
tersebut merangsang petani untuk tetap menanam padi?. Untuk melihat
pengaruh kebijakan tersebut, pada tulisan ini dilakukan kajian simulasi
berbagai kebijakan yang terkait beras terhadap peningkatan produksi padi.
Keragaan perberasan bagi kecukupan pangan secara nasional, juga
dibahas secara menyeluruh dilihat dari sisi penawaran dan permintaan
komoditas tersebut. Analisis keragaan komoditas padi/beras di Indonesia
meliputi perkembangan produksi, konsumsi, harga dan ekspor impor baik
domestik maupun global. Keragaan komoditas tersebut mengulas secara
deskriptif gambaran umum situasi perberasan dalam negeri, situasi
perberasan kawasan ASEAN maupun di dunia Internasional. Selain itu
ditampilkan juga prediksi produksi dan konsumsi serta neraca perberasan
Indonesia beberapa tahun yang akan datang serta disajikan kajian simulasi
kebijakan harga terkait padi atau berasterhadap peningkatan produksi.
3
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
1.2. TUJUAN
4
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
5
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
6
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Blok Suplai
1-5
1. Luas Panen
6 - 10
2. Produktivitas
11 – 14
3. Impor
15 – 19
4. Produksi
20 - 24
5. Suplai
Blok Demand
kc tanah)
kc tanah)
3. Demand beras 35 - 40
4. Demand jagung 41 – 44
5. Demand kedelai 45 – 48
7
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Blok Suplai
Produksi :
Luas Panen Padi
LPP = a0 + a1 LPP(t-1) + a2 HRB(t-1) + a3 HRJ(t-1) + a4 HRK(t-1) + µ1 ....(1)
Parameter estimasi yang diharapkan : a1, a2 > 0; a3, a4 > 0
Produktivitas
Produktivitas Padi
YP = f0 + f1 YP(t-1) + f2 HRUREA(t-1) + f3 TEK + f4 DSLPTT + f5 LIRIGASI + f6
RLPPJ + µ6 .......................................... (6)
Parameter estimasi yang diharapkan : f1, f3, f4 , f5, f6 > 0
f2 < 0
Produktivitas Jagung
YJ = g0 + g1 YJ(t-1) + g2 HRUREA(t-1) + g3 TEK + g4 DSLPTT + g5 LIRIGASI +
g6 RLPJJ + ...........................(7)
Parameter estimasi yang diharapkan : g1, g3, g4 , g5, g6> 0
g2 < 0
Produktivitas Kedelai
YK = h0 + h1 YK(t-1) + h2 HRUREA(t-1) + h3 TEK + h4 DSLPTT + h5 LIRIGASI +
h6 RLPKJ + µ8 ...........................(8)
Parameter estimasi yang diharapkan : h1, h3, h4 , h5, h6 > 0
h2 < 0
8
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
SUPLAI
SP = PRODP + (IB*100/62.7) ...................................................... (20)
SJ = PRODJ + IJ ..................................................................... (21)
SK = PRODK + IK ................................................................... (22)
SKC= PRODKC + IKC ................................................................ (23)
SUK = PRODUK + IUK ............................................................... (24)
9
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
BlokDemand
Konsumsi
Konsumsi Per Kapita Beras
KONSB = o0 + o1 PDB + o2 IHK + o3 KONSB(t-1) + µ12 (25)
Parameter estimasi yang diharapkan: l1, l3 > 0 ; l2 < 0
DEMAND
DEMAND BERAS
DB = KONNB + EKSB + PAKG + PAKB + BB + TCG + TCB .......................... (35)
PAKG = (PRODP*0.0044) * 0.627 ...................................................... (36)
PAKB = (PRODP*0.627)*0.0017 ........................................................ (37)
BB = (PRODP*0.0104)* 0.627 .......................................................... (38)
TCG = (PRODP*0.0540) *0.627 ........................................................ (39)
TCB = (PRODP*0.627)*0.025 ........................................................... (40)
DEMAND JAGUNG
DJ = KONNJ + EKSJ + PAKJ + BJ + TCJ .............................................. (41)
10
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
DEMAND KEDELAI
DK = KONNK + EKSK + BK + TCK ...................................................... (45)
PAKK = PRODK*0.003 ................................................................... (46)
BK = PRODK*0.015....................................................................... (47)
TCK = PRODK*0.05 ...................................................................... (48)
NERACA
NRCB =(SP*0.627) – DB ................................................................ (55)
NRCJ =SJ – DJ ........................................................................... (56)
NRCK = SK – DK .......................................................................... (57)
NRCUK = SUK- DUK ...................................................................... (58)
NRCKC = SKC – DKC ..................................................................... (59)
11
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
12
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
13
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
SS Regresi
R2 =
SS Total
dimana : SS Regresi adalah jumlah kuadrat regresi
SS Total adalah jumlah kuadrat total
14
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Tabel 2.2.3. Hasil Analisis Luas Panen padi di Indoensia menggunakan Model
Regresi Linier Berganda
Parameter Estimates
Parameter Estimates
15
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Parameter Estimates
16
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
17
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
18
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
hingga 6,27%. Ada kecenderungan secara absolut rata-rata luas panen padi di
luar wilayah Pulau Jawa pada lima tahun terakhir meningkat cukup signifikan
hingga mencapai 7,38juta hektar atau melampaui rata-rata luas panen di
Pulau Jawa yang hanya mencapai 6,33 juta hektar.
Berdasarkan keragaan luas panen per wilayahmenunjukan ada
kecenderungan telah terjadi pergeseran kontribusi atau share luas panen
padi. Kontribusi luas panen di Luar Pulau Jawa cenderung lebih besar
dibandingkan di wilayah Pulau Jawa yaitu sebesar 53,83%, sementara itu
kontribusi luas panen padi diPulau Jawahanya sebesar46,17%. Kondisi pada
3dekade terkahir menunjukan share luas panen padi di luar Pulau Jawa hanya
sebesar 50,90% dari total luas panen padi di Indonesia (Tabel 3.1). Hal ini
memperlihatkan telah terjadi peningkatan luas panen padi yang sangat
signifikan di beberapa provinsi di luar Pulau Jawa pada lima tahun terakhir.
Melihat keragaan data tersebut bisa dikatakan bahwapeningkatan luas panen
padi lebih memungkinkan untuk diprioritaskan di wilayah luar Pulau Jawa.
Tabel 3.1. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Per
wilayah, Tahun 1980 – 2015*)
Luas Panen Produksi Produktivitas
Wilayah TAHUN
Luas Panen Pertumb.(%) Ton Pertumb.(%) Ku/Ha Pertumb. (%)
Periode 2011-2015
19
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
20
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
21
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 2,76% per tahun, seperti tersaji
pada Gambar 3 dan Lampiran 1. Perkembangan produksi pada kurun waktu
yang lebih pendek antara tahun 2011 hingga 2015, menunjukan produksi padi
mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan lebih rendah atau sebesar
2,64% per tahun yaitu sebesar 65,76 juta ton di tahun 2011dan mencapai
75,55 juta ton di tahun 2015. Besarnya laju peningkatan produksi pada lima
tahun terakhir diduga karena peningkatan produksi yang cukup signifikan pada
periode 5 tahun terakhir, kecuali tahun 2011 produksi padi Indonesia
mengalami penurunan sebesar 1,07%. Kisaran laju peningkatan pada periode
tersebut antara 3,22% hingga 6,64% per tahun. Peningkatan produksi padi
sangat signifikan terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 6,75% atau produksi
meningkat 64,40 juta ton dari tahun sebelumnya sebesar 60,32 juta ton gabah
kering giling. Peningkatan produksi padi pada kurun 7 tahun terakhir tersebut
juga sebagai akibat dari peningkatan produksi baik di wilayah Pulau Jawa
maupun di Luar Pulau Jawa, seperti tersaji pada Lampiran 3.1c, Gambar 3.3.
22
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
23
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
24
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
25
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
tahun 2011 hingga 2015. Kontribusi ini turun 0,74% dari kontribusi produksi
Indonesia pada kurun waktu tahun 2010-2014 yang mencapai share 48,65%.
Berdasarkan data luas panen padi pada kurun waktu 5 tahun terakhir
yaitu antara tahun 2011 hingga 2015, terdapat 17 provinsi sentra yang
mencapai 12,50 juta hektar atau dengan total share 91,11% (Gambar 3.5).
Seluruh provinsi di Pulau Jawa masuk sebagai provinsi sentra kecuali Provinsi
DI. Yogyakarta dan DKI Jakarta.
26
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
dan ketiga Provinsi Jawa Tengah dengan rata-rata kontribusi 13,08% atau luas
panen rata-rata 1,79 juta hektar. Kontribusi dari empat belas provinsi sentra
lainnya terdistribusi antara lain 6 provinsi di Pulau Sumatera, 2 provinsi di
Pulau Nusa Tenggara, 3 provinsi diPulau Kalimantan, 2 provinsi di Pulau
Sulawesi dan 1 provinsi lagi di Pulau Jawa yaitu Provinsi Banten (Lampiran
3.2).
Sebagian besar provinsi sentra mengalami peningkatan luas panen padi
selama 5 tahun terakhir, kecuali 2provinsi yaitu Banten dan Sumatera Utara
yang mengalami penurunan antara 0,07% hingga 0,24%per tahun.
Sementaraitu lima belas provinsi sentra lainnya mengalami peningkatan luas
panen dengan kisaran 0,06% hingga 7,85% per tahun. Peningkatan luas panen
padi tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timurdan terendah di Provinsi
SulawesiTengah, sementara penurunan luas panen padi paling tinggi di
Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 0,24% per tahun(Lampiran Tabel 3.2,
Gambar 3.5).
Rata-rata produktivitas padi di provinsi yang masuk katagori tinggi
disajikan pada Gambar 3.6, Lapiran Tabel 3.3. Berdasarkan pengelompokan
menurut wilayah, provinsi dengan produktivitas padi masuk katagori 10
terbesar, juga merupakan10 provinsi dengan produksi padi tertinggi,kecuali
empat provinsi yaitu DKI Jakarta, Gorontalo, Sulawesi Utara dan Sulawesi
Barat.
Diantara 17 provinsi sentra, terjadi pergeseran posisi provinsi dengan
rata-rata produktivitas tinggi yaitu pada kondisi sebelumnya Jawa Barat
merupakan provinsi dengan rata-rata produktivitas tertinggi dan berada di
urutan pertama, sementara pada kondisi lima tahun terakhir posisi tersebut
produktivitas tertinggi adalah Provinsi Jawa Timur dengan rata-rata mencapai
59,38 kuintal per hektar. Provinsi Jawa Barat di posisi kedua dengan rata-rata
hasil padi sebesar 59,33 kuintal per hektar. Provinsi Bali berada diurutan
ketiga dengan produktivitas rata-rata sebesar 58,82 kuintal per hektar,
sementara itu produktivitas padi terendah di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu
sebesar 46,41 kuintal per hektar.
27
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
28
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
29
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
30
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
2015. Grafik rata-rata kontribusi produksi padi di tujuh belas provinsi sentra
secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.7.
Laju rata-rata pertumbuhan produksi pada kondisi 5 tahun
terakhirsecara umum di seluruh provinsi sentra mengalami peningkatan
dengan kisaran antara 0,10% hingga 12,95%. Pertumbuhan rata-rata produksi
terendah di Provinsi Baliyaitu sebesar 0,10% per tahun atau mencapai produksi
rata-rata 865,04 ributon dan tertinggi di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu
sebesar 12,95% per tahun atau produksi padi rata-rata mencapai 799,91ribu
ton. Peningkatan pertumbuhan produksi padi cukup signifikan di Provinsi
Kalimantan Tengah dipicu oleh peningkatan pertumbuhan produksi selama 5
tahun terakhir yang mencapai kisaran pertumbuhan antara 3,14% hingga
23,81%.
Hal yang serupa terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan, Lampung dan
Sumatera Barat dimana laju pertumbuhan rata-rata produksi padi cukup
signifikan pada kurun waktu lima tahun terakhir sebagai akibat peningkatan
pertumbuhan produksi selama periode 2010 – 2014. Hal yang sebaliknya
terjadi di Provinsi Bali dan Sulawesi Tengah yang cenderung mengalami
pertumbuhan produksi yang melambat dibandingkan provinsi sentra lainnya,
sebagai akibat adanya penurunan produktivitas di tahun 2014sebesar 2,74% di
Provinsi Bali dan penurunan produksi di tahun 2012 dan 2014 masing-masing
sebesar 1,68% dan 0,90%.Produksi padi di 17 provinsi sentra pada kondisi lima
tahun terakhir tersaji pada Lampiran3.4.
31
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
32
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
bubur bayi, kue basah, nasi campur/rames, nasi goring, nasi putih,
lontong/ketupat serta jenis beras lainnya yaitu : beras ketan, tepung beras,
padi-padian lainnya dan konsumsi lainnya. Konsumsi rumah tangga akan
makan berbahan dasar beras antara tahun 1993 hingga tahun 2013 mencapai
7,83 kilogram/kapita/tahun atau mengalami pertumbuhan 70,51%. Tingginya
peningkatan rata-rata pertumbuhan konsumsi bahan makanan berbahan dasar
beras tersebut dipicu peningkatan konsumsi yang sangat signifikan di tahun
2002 yaitu sebesar 7,38 kilogram/kapita/tahun, dari tahun sebelumnya hanya
mencapai 0,71 kilogram/perkapita/tahun. Sementara pertumbuhan konsumsi
bahan makanan setara beras pada kondisi 5 tahun terakhir cenderung
mengalami peningkatan secara absolut yaitu rata-rata sebesar 12,26
kilogram/kapita/tahun atau meningkat 0,032% per tahun. Trend konsumsi
bahan makanan berbahan dasar beras ini cenderung mempunyai pola terbalik
dengan konsumsi beras. Hasil secara lebih rinci tersaji pada Lampiran3.5 dan
Gambar 3.8.
33
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
34
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
tahun 2015 berdasarkan hasil prognosa konsumsi beras tahun 2015 sebesar
124,89 kilogram/kapita/tahun.
Keragaan perkembangan konsumsi beras di luar rumahtangga antara
tahun 1981 – 2013 tersaji pada Lampiran3.6. Secara umum perkembangan
konsumsi beras di luar rumah tangga berfluktuasi dengan kecenderungan
mengalami peningkatan rata-rata 5,84% per tahun hingga tahun 2013 atau
mencapai penggunaan rata-rata 7,64 juta ton beras. Prediksi penggunaan
beras di luar rumahtangga diperkirakan akan mengalami penurunan rata-rata
7,95% hingga tahun 2016, atau mencapai penggunaan beras rata-rata sebesar
10,07 juta ton (Lampiran 3.6, Gambar 3.9).
Gambar 3.9. Perbandingan Konsumsi Beras Di Tingkat Rumah Tangga dan Luar
Rumah Tangga, Tahun 1981 – 2015 (ton)
35
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Keragaan data harga padi dan harga beras tersaji pada Gambar 3.10,
Lampiran3.7. Perkembangan harga beras dan harga padi di Indonesia antara
tahun 1983 hinggatahun 2015secara umum terus mengalami peningkatan
dengan kecenderungan perkembangan harga beras lebih tinggi daripada harga
36
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
gabah dalam bentuk gabah kering giling (GKG). Hingga tahun 1997 pola
grafikharga komoditas tersebut cenderung tidak mempunyai margin atau
spread yang terlalu lebar dengan pola garis yang cenderung berhimpitan.
Margin harga antara dua komoditas tersebut berkisar antara Rp. 128,- hingga
Rp. 386,-. Margin harga paling rendah di tahun 1985 dan tertinggi di tahun
1996.
Peningkatan harga setelah tahun 1997 cukup signifikan baik harga
gabah maupun harga beras, namun peningkatan harga gabah dalam bentuk
gabah kering giling (GKG) tidak setinggi peningkatan harga beras yang
meningkat hingga 97,31% (1998). Sementara harga gabah hanya meningkat
sebesar 32,27%, sehingga memperlebar margin harga mencapai Rp. 865,-.
Gambar 3.10. Perkembangan Harga Produsen Padi dan Konsumen Beras Tahun,
1983 – 2015 (Rp/Kg)
37
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
38
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
39
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
juga di ekspor ke Singapura, Timor Leste, Amerika Serikat, Jerman, Italia dan
Papua New Gini, masing-masing sebesar 317 ton, 159 ton, 60 ton, 19 dan 18
ton dengan nilai perdagangan sebesar 538,56 ribu US$, 78,53 ribu US$, 88,27
ribu US$, 39,03 ribu US$, 38,27 ribu US$ dan 6,95 ribu US$ (Lampiran 3.11a
dan Lampiran 3.11b).
Nilai perdagangan beras di Indonesia antara tahun 1983 hingga
2013secara umum menunjukkan neraca defisit atau nilai impor beras
cenderung lebih tinggi daripada nilai ekspornya kecuali tahun 1993 Indonesia
mengalami surplus sebesar US$55 juta. Defisit neraca perdagangan beras
tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar US$ 1,51 milyar
(Lampiran3.9).
40
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
41
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
42
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
43
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
44
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Ton)
45
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Negara penghasil padi tertinggi di dunia di lihat dari sisi luas panen
terdapat di sepuluh negara dengan kontribusi sebesar 83,58% atau rata-rata
total luas panen padi mencapai 135,38 juta hektar. Komposisi kesepuluh
negara dengan luas panen padi terbesar di dunia sembilan berada di Benua
Asia dan satu negara di Amerika Latin yaitu Brazil. Luas panen padi terbesar
adalah di India dengan rata-rata luas mencapai 43,02 juta hektar atau
menyumbang rata-rata 26,56% luas panen padi dunia. Posisi berikutnya
adalah China dengan rata-rata luas mencapai 30,03 juta hektar atau share
rata-rata 18,54%. Sementara itu Indonesia berada diurutan ketiga dengan
rata-rata luas panen padi mencapai 13,32 juta hektar atau penguasaan pangsa
sebesar 8,23%. Sementara Brazildengan rata-rata luas panen padi mencapai
2,62 juta hektar atau mencapai share 1,62% menempatiurutan kesepuluh
negara produsen padi terbesar di dunia dilihat dari sisi luas panen (Gambar
4.4., Lampiran4.2).
46
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
47
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
48
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
49
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Keragaan data produksi beras dunia pada kurun waktu lima tahun
terakhir(2009-2013) didominasi oleh dua negara di Asia yaitu China dan India
dengan rata-rata produksi padi mencapai 199,95juta ton dan 150,91 juta ton
dan mampu menguasai 48,90% pangsa produksi beras dunia yaitu dengan share
masing-masing sebesar 27,87% dan 21,03%. China berada di posisi pertama
produksi beras dunia, meskipun dari sisi luas panen padi rata-rata di China
lebih rendah dibandingkan rata-rata luas panen padi di India dan berada di
posisi kedua. Sementara Indonesia dengan rata-rata produksi padi mencapai
67,39 juta ton menjadi negara penghasil padi terbesar ketiga atau
berkontribusi sebesar 9,39% terhadap produksi padi dunia.Enam negara
produsen padi di kawasan Asia lainnya adalah Bangladesh, Vietnam, Thailand,
Myanmar/Burma, Philipina, dan Jepang masing-masing secara berurutan di
posisi ke empat hingga kesepuluh dengan rata-rata share antara 1,48% hingga
6,99%.
Secara umum negara produsen padi tersebut juga merupakan
negaradengan luas panen padi terbesar dunia, meskipun dari sisi produktivitas
tidak masuk dalam sepuluh terbesar dunia, kecuali China. Sementara Jepang
adalah satu-satunya negara penghasil beras dunia dimana produksi beras di
negara tersebut didukung oleh produktivitas yang cukup tinggi yaitu di posisi
ke-12 dengan rata-rata hasil per hektar mencapai 6,63 ton per hektar.
Sementara dari sisi luasan,Jepang berada di posisi ke-13 dengan rata-rata luas
panen padi hanya sebesar 1,60 juta hektar atau berkontribusi hanya sebesar
1,10% terhadap total luas panen padi dunia, sedangkan dari sisi produksi,
mampu berkontribusi rata-rata 10,62 juta ton atau berkontribusi sebesar
1,48% dari total produksi padi dunia.
Pertumbuhan produksi padi pada periode lima tahun terakhir
menunjukkan bahwa sebagian besar negara produsen beras mengalami
peningkatan produksi, kecuali Myanmar dan Brazil dengan rata-rata
peningkatan produksi antara 0,39% hingga 4,15%. Produksi beras di Myanmar
mengalami penurunan rata-rata 3,01%per tahun yaitu sebesar 32,68 juta ton
di tahun 2009 dan hanya sebesar 28,77juta ton di tahun 2013. Penurunan
tersebut sebagai akibat penurunan luas panen di tahun 2011dan 2013yaitu
50
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
sebesar 5,55% dan 7,97% dan produktivitas juga mengalami penurunan rata-
rata 1,07% per tahun.Sementara penurunan produksi padi di Brazil rata-
ratasebesar 0,88% yaitu sebesar 12,65 juta ton di tahun 2009 menjadi sebesar
11,78 juta ton di tahun2013Penurunan tersebut sebagai akibat tingginya
penurunan luas panen di 3 tahun terakhir yaitu dimulai tahun 2010, tahun
2012 dan 2013 yaitu masing-masing sebesar 5,21%; 12,34% dan 2,49%, begitu
juga rata-rata hasil padi mengalami penurunan rata-rata 1,59%per tahun.
Di sisi lain peningkatan produksi padi paling tinggi terjadi di
Indiadengan peningkatan produksi rata-rata sebesar 4,15% per tahun atau
mencapai 135,67 juta ton di tahun 2009 dan menjadi 150,91 juta ton di tahun
2013. Sementara pertumbuhan produksi padi di Indonesia cukup signifikan
dengan peningkatan produksi rata-rata 2,60% pertahun, sebagai akibat adanya
peningkatan produksi cukup signifikan di tahun 2010, 2012 dan 2013 masing-
masing sebesar 3,22%, 5,02% dan 3,22%. Peningkatan produksi tersebut dipicu
baik oleh peningkatan luas panen yaitu sebesar 2,87%, 1,83% dan 2,90%
maupun peningkatan produktivitas pada tahun yang sama yaitu sebesar 0,34%,
3,13% dan 0,31%(Lampiran4.4).
51
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
52
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Gambar 4.8a. Self Suficiency Ratio (SSR) atau Rasio Swasembada Beras
Sepuluh Negara ASEAN (%)
53
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
54
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
55
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
sebesar 39,43%. Kecuali pada tahun 1995 – 1996 dimana ekspor impor beras
mengalami penurunan sebesar 3,58% hingga 5,88%. Volume ekspor impor
beras cenderung meningkat pada periode 2004 hingga 2014 dengan laju
pertumbuhan sebesar 0,37% hingga 13,84% pertahun yang dipicu adanya
peningkatan ekspor impor cukup signifikan di beberapa tahun yaitu tahun
2013 sebesar 6,11% dan tahun 2010 sebesar 11,97% dan 13,84% di tahun
2012(Gambar 4.9.Lampiran4.8).
Gambar 4.9. Perkembangan Volume Ekspor Impor Beras giling Dunia, Tahun
1960 – 2015 (000 Ton)
56
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
rata-rata 10,23 juta ton setara beras giling dan menjadi negara pengekspor
beras terbesar di dunia dengan penguasaan pangsa 24,50%pada perdagangan
beras dunia. Berikutnya adalah Thailand, dengan rata-rata volume ekspor 8,97
juta ton menjadi negara pengekspor beras terbesar kedua dengan share
sebesar 21,48%. Dua negara produsen padi lainnya adalah Vietnam dan
Pakistan, masing-masing menempati urutan ke 3 dan ke 4, dengan pangsa
ekspor sebesar 16,46% dan 9,16% perdagangan beras dunia. Indonesia yang
merupakan negara produsen padi terbesar ke 3 dunia belum mampu
berkontribusi dalam perdagangan beras dunia, hal ini dapat dilihat share
ekspor yang realatif kecil dan tidak termasuk negara yang berkontribusi dalam
ekspor beras di dunia(Gambar 4.10., Lampiran 4.9.).
57
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
58
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Gambar 4.11. Rata-rata Share Impor 10 Negara Importir Beras Dunia, Tahun
2011 – 2015 (%)
59
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
60
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
5.1. PENAWARAN
2)
2016 14.512 1,42 53,23 0,81 77.245 2,24
2)
2017 14.767 1,75 53,75 0,98 79.370 2,75
Rata-rata
61
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
62
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Tabel 5.2. Terget Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Di Indonesia
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Tahun 2015-
2019
Rata-rata
2010-2015 13.211 3,89 53,79 -1,98 70.903 1,66
63
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
bahkan bias melebihi target yang ditetapkan. Data secara lebih rinci tersaji
pada Tabel 5.3.
Rata-rata
64
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
beras di tahun 2015 akan tercapai jika produktivitas padi bisa mencapai 5,40
ton per hektar.
Strategi untuk tetap mempertahankan laju pertumbuhan luas panen
atau justru menambah areal pertanaman baru melalui strategi pengembangan
tanaman pangan melalui perluasan areal tanam dilakukan melalui 1)
pencetakan lahan baru (sawah); 2) optimasi lahan melalui peningkatan Indeks
Pertanaman (IP); 3) optimasi lahan pertanian lainnya; dan 4) optimasi lahan
terlantar.
Strategi dalam upaya meningkatkan produktivitas diantaranya
dilakukan melalui program pengawalan, pendampingan, penyuluhan, dan
koordinasi untuk kegiatan: 1) perakitan, diseminasi dan penerapan paket
teknologi tepat guna spesifik penerapan dan pengembangan teknologi; 2)
GP3K (Gerakan peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi); 3)
perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI; serta 4) penurunan
kehilangan hasil dan peningkatan rendemen beras.
Program pengamanan produksi pertanian juga menjadi salah satu
perhatian pemerintah dengan tujuan untuk mengatasi gangguan serangan OPT
dan DFI dan pengamanan kualitas produksi dari residu pestisida serta
kehilangan hasil akibat penanganan panen dan pasca panen. Sementara untuk
melengkapi strategi pencapaian produksi dan pengamanan pangan ditetapkan
juga penguatan kelembagaan dan pembiayaan yang meliputi program
:1).pemantapan kelembagaan yang menopang pemberdayaan petani, dan
program 2).pembiayaan petani.
Seluruh kegiatan utama program sasaran produksi dan pengamanan
pangan tersebut dikemas dalam satu bentuk kegiatan pendekatan berupa
pengembangan kawasan tanaman pangan dalam sebuah program GP-PTT.
Model kawasan tanaman pangan melalui berbagai pendekatan atau
keterlibatan berbagai stakeholder antara lain : 1). pelatihan/pendampingan
/pengawalan penyuluh; 2). sumber pembiayaan baik swasta/bank;
3). Pengairan/irigasi/pompanisasi/embung; 4). Penerapan PHT; 5).
Penerapan penanganan DPI (kekeringan/kebanjiran). GP-PTT merupakan
gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu yang meliputi kawasan
65
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
untuk padi seluas 5000 hektar per 2-4 kecamatan dengan fasilitasi GP-PTT
seluas 2.500 hektar.
Implementasi pelaksanaan program dilaksanakan dengan pendekatan
dan perbaikan sistem pengelolaan program tahun-tahun sebelumnya
diharapkan kendala dan hambatan peningkatan produksi baik luas panen
maupun produktivitas padi yang selama ini ditemui seperti kasus
keterlambatan penyaluran benih, kelangkaan pupuk maupun serangan OPT
akan dapat diantisipasi. Dengan mengacu pada berbagai usaha peningkatan
baik luas panen maupun produktivitas melalui program-program yang telah
dicanangkan serta dengan asumsi kondisi iklim akan membaik seperti kondisi
iklim tahun 2009, maka pencapaian target produksi di tahun 2016 hingga 2019
optimis akan tercapai.
Suplay atau penyediaan beras dalam negeri merupakan ketersediaan
beras berasal dari produksi yang dihitung dengan pendekatan konversi
produksi padi dalam bentuk gabah kering giling setelah dikurangi penggunaan
padi/gabah untuk bibit/benih sebesar 0,90%, penggunaan untuk pakanternak
sebesar 0,40%, padi/gabah yang tercecer sebesar 5,40% dan penggunaan
gabah untuk industry non pangan sebesar 0,60% terhadap produksi padi,
sementara konversi gabah kering giling menjadi setara beras adalah sebesar
sebesar 62,74%. Konversi produksi setara beras yang dihasilkan akan menjadi
beras yang digunakan untuk konsumsi setelah dikurangi besaran penggunaan
beras untuk pakanternak sebesar 0,17%, beras yang mengalami susut atau
tercecer sebesar 2,50% dan beras yang digunakan untuk keperluan industri
pangan sebesar 0,66%. Beras bersih yang dihasilkan merupakan beras siap
konsumsi yaitu beras yang dapat dikonsumsi langsung atau dapat dikonsumsi
oleh rumah tangga maupun luar rumahtangga.
Berdasarkan perhitungan di atas maka beras di Indonesia pada tahun
2016-2019 yang dapat dikonsumsi diperkirakan akan terus mengalami
peningkatan dengan kisaran 43,43 juta tonhingga 47,01 juta ton beras
(Lampiran5.1).
66
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
5.2. PERMINTAAN
Jumah Proyeksi
Pertumbuh Pertumbuha
Tahun Konsumsi Konsumsi Penduduk an (%)
Permintaan n (%)
Konsumsi Konsumsi
Tidak Total Tidak Total (000 Orang) Beras (Ton)
Langsung Langsung
Langsung Langsung
2012 97,65 35,33 132,98 -5,08 17,34 0,00 245.425 1,42 32.636.643 1,42
2013 97,40 35,58 132,98 -0,25 0,68 0,00 248.818 1,38 33.087.831 1,38
2014 98,11 34,87 132,98 0,72 -1,98 0,00 252.165 1,35 33.532.875 1,35
2015 98,21 26,68 124,89 0,10 -23,48 -6,08 255.462 1,31 31.904.612 -4,86
2016 98,01 26,88 124,89 -0,20 0,73 0,00 258.705 1,27 32.309.667 1,27
2017 97,91 26,98 124,89 -0,11 0,39 0,00 261.891 1,23 32.707.555 1,23
2018 97,91 26,98 124,89 0,00 0,00 0,00 265.015 1,19 33.097.761 1,19
2019 97,91 26,98 124,89 0,00 0,00 0,00 267.974 1,12 33.467.298 1,12
Rata-rata
97,93 26,96 124,89 -0,08 0,28 0,00 263.396 1,20 32.895.570 1,20
(2016-2019)
Sumber :BPS dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Diolah Oleh Pusdatin
67
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Kebutuhan
Penggunaan
Produksi Beras Surplus/Defisit
Tahun Non Pangan Konsumsi
(ton) Konsumsi (ton)
(ton) Tidak Total
Langsung
Langsung
68
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Pemerintah
mendistribusikan beras Penyediaan dan distribusi beras murah oleh Peraturan Menteri Keuangan No.125 /
3. Subsidi konsumen Bantuan pangan dalam negeri
murah untuk rumah Badan Urusan Logistik (BULOG) PMK.02 / 2010
tangga miskin
69
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
70
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Tabel 5.7. Simulasi Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Padi dan
Tarif Impor Beras
71
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
produksi padi di tahun 2015 dan 2016 sebesar rata-rata sebesar 0,17% melalui
peningkatan luas panen sebesar 0,27% di tahun 2015 atau mencapai luas
13,808 ribu hektar dan sebesar 0,08% atau mencapai luas 13,816 ribu hektar di
tahun 2016. Berdasarkan simulasi kebijakan skenario kedua tersebut prediksi
produksi padi tahun 2015 hanya akan mencapai 70,79 juta ton dan sebesar
70,85 juta ton di tahun 2016. Hasil simulasi tersebut menunjukkan bahwa
kebijakan peningkatan harga pembelian pemerintah belum bisa menjawab
atau belum bisa menjadi variabel yang menentukan peningkatan luas panen
padi, begitu juga peningkatan tarif impor belum cukup signifikan untuk
mendorong petani melakukan peningkatan areal panennya.
Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga
pembelian pemerintah (HPP) padi masih cukup layak digunakan sehingga
subsidi pemerintah di sektor ini masih dipertahankan seperti kondisi saat ini.
Hal ini dikaitkan dengan hasil simulasi yang menunjukkan bahwa peningkatan
HPP tidak memicu secara signifikan keinginan petani untuk melakukan
penambahan areal pertanaman padinya. Begitu juga dengan tarif impor
beras, kebijakan penetapan tarif lebih tinggi dari tarif impor saat ini belum
mampu secera signifikan terhadap peningkatan luas panen disamping itu
kebijakan penetapan tarif impor terlalu tinggi akan bertentangan terhadap
prinsip perdagangan bebas.
72
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
VI. KESIMPULAN
73
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
74
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
LAMPIRAN
75
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
76
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
77
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
78
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Produksi (Ton)
Tahun
Pertumb. Pertumb.
Jawa L. Jawa Pertumb. (% ) Indonesia
(% ) (% )
79
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Lampiran 3.2. Perkembangan Luas Panen Padi Di 17 Provinsi Sentra, Tahun 2011
- 2015 (Ha)
Tahun/Year Rata-rata
Rata-rata Luas Komulatif
No. Provinsi Share (%) Pertumbuhan
Panen (Ha) Share (%)
2011 2012 2013 2014 2015*) (%)
1 Jawa Timur 1.926.796 1.975.719 2.037.021 2.072.630 2.083.980 2.019.229 14,72 14,72 1,98
2 Jawa Barat 1.964.466 1.918.799 2.029.891 1.979.799 1.991.394 1.976.870 14,41 29,13 0,40
3 Jawa Tengah 1.724.246 1.773.558 1.845.447 1.800.908 1.824.664 1.793.765 13,08 42,21 1,45
4 Sulawesi Selatan 889.232 981.394 983.107 1.040.024 1.074.235 993.598 7,24 49,45 4,90
5 Sumatera Selatan 784.820 769.725 800.036 810.900 837.591 800.614 5,84 55,28 1,67
6 Sumatera Utara 757.547 765.099 742.968 717.318 748.863 746.359 5,44 60,73 -0,24
7 Lampung 606.973 641.876 638.090 648.731 741.930 655.520 4,78 65,50 5,30
8 Kalimantan Selatan 489.134 496.082 479.721 498.133 534.058 499.426 3,64 69,14 2,29
9 Sumatera Barat 461.709 476.422 487.820 503.198 517.793 489.388 3,57 72,71 2,91
10 Kalimantan Barat 444.353 427.798 464.898 452.242 483.423 454.543 3,31 76,03 2,28
11 Nusa Tenggara Barat 418.062 425.448 438.057 433.712 437.718 430.599 3,14 79,16 1,17
12 Aceh 380.686 387.803 419.183 376.137 432.238 399.209 2,91 82,07 3,65
13 Banten 397.021 362.636 393.704 386.398 392.849 386.522 2,82 84,89 -0,07
14 Kalimantan Tengah 214.161 251.787 247.473 242.488 282.893 247.760 1,81 86,70 7,63
15 Nusa Tenggara Timur 195.201 200.094 222.469 246.750 263.547 225.612 1,64 88,34 7,85
16 Sulawesi Tengah 221.846 229.080 224.326 219.613 222.119 223.397 1,63 89,97 0,06
17 Jambi 157.441 149.369 153.243 145.990 174.782 156.165 1,14 91,11 3,11
Provinsi Lainnya 1.169.949 1.212.835 1.227.798 1.222.336 1.265.287 1.219.641 8,89 100,00
80
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
81
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Tahun Rata-rata
Rata-rata Komulatif
No. Provinsi Share (%) Pertumbuha
Produksi (ton) Share (%)
2011 2012 2013 2014 2015*) n (%)
1 Jawa Timur 10.576.543 12.198.707 12.049.342 12.397.049 12.778.353 11.999.999 17,02 17,02 5,02
2 Jawa Barat 11.633.891 11.271.861 12.083.162 11.644.899 12.018.743 11.730.511 16,64 33,66 0,92
3 Jawa Tengah 9.391.959 10.232.934 10.344.816 9.648.104 10.602.573 10.044.077 14,25 47,91 3,30
4 Sulawesi Selatan 4.511.705 5.003.011 5.035.830 5.426.097 5.622.644 5.119.857 7,26 55,17 5,73
5 Sumatera Utara 3.607.403 3.715.514 3.727.249 3.631.039 3.816.655 3.699.572 5,25 60,42 1,46
6 Sumatera Selatan 3.384.670 3.295.247 3.676.723 3.670.435 4.105.203 3.626.456 5,14 65,56 5,15
7 Lampung 2.940.795 3.101.455 3.207.002 3.320.064 3.861.516 3.286.166 4,66 70,22 7,18
8 Sumatera Barat 2.279.602 2.368.390 2.430.384 2.519.020 2.629.306 2.445.340 3,47 73,69 3,63
9 Nusa Tenggara Barat 2.067.137 2.114.231 2.193.698 2.116.637 2.261.871 2.150.715 3,05 76,74 2,35
10 Kalimantan Selatan 2.038.309 2.086.221 2.031.029 2.094.590 2.268.871 2.103.804 2,98 79,73 2,79
11 Banten 1.949.714 1.865.893 2.083.608 2.045.883 2.175.273 2.024.074 2,87 82,60 2,97
12 Aceh 1.772.962 1.788.738 1.956.940 1.820.062 2.146.644 1.897.069 2,69 85,29 5,31
13 Kalimantan Barat 1.372.988 1.300.100 1.441.876 1.372.695 1.461.238 1.389.779 1,97 87,26 1,81
14 Sulawesi Tengah 1.041.789 1.024.316 1.031.364 1.022.054 1.063.382 1.036.581 1,47 88,73 0,54
15 DI Yogyakarta 842.934 946.224 921.824 919.573 909.164 907.944 1,29 90,02 2,07
16 Bali 858.316 865.553 882.092 857.944 861.321 865.045 1,23 91,25 0,10
17 Kalimantan Tengah 610.236 755.507 812.652 838.207 982.951 799.911 1,13 92,38 12,95
Provinsi Lainnya 4.875.951 5.122.224 5.370.118 5.502.113 5.985.187 5.371.119 7,62 100,00
82
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Konsumsi Bahan
Konsumsi Beras
Pertumbuhan Makanan Setara Pertumbuhan Konsumsi Total Pertumbuhan
Tahun Perkapita
(%) Beras Lainnya (%) (kg/kapita/th) (%)
(Kg/Kapita/th)
(kg/kapita/th)
Rata-rata 1981-
101,62 -1,13 7,83 70,51 108,28 -0,59
2013
Rata-rata 2011-
86,59 -1,12 12,26 0,32 98,85 -0,48
2015
Sumber : SUSENAS, BPS
*) : Prediksi Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian
83
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Lampiran 3.6. Keragaan Konsumsi Beras Rumah Tangga dan Luar Rumah
Tangga, Tahun 1981 – 2016
Konsumsi Konsumsi
Konsumsi Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan
Tahun RT/Langsung Tidak
Kg/Kapita/th (%) (%) (%)
(ton) Langsung (ton)
Rata-rata (%)
84
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Kebutuhan Konsumsi
Jumlah
beras/kapita (Road Total Kebutuhan Konsumsi Tidak
Tahun Pendududk (000
Map Ditjen Beras (Ton) Langsung (Ton) Langsung
Orang)
TP)(kg/kapita/th) (Ton)
85
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Lampiran 3.7. Perkembangan Harga Produsen Padi dan Harga Konsumen Beras
Indonesia, 1983 – 2014
86
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Rata-rata
87
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Rata-rata
88
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
No. Negara 2012 (Ton) Share (%) Negara 2013 (Ton) Share (%) Negara 2014 (Ton) Share (%)
1 Viet Nam 1.104.756,34 57,31 Viet Nam 171.286,58 36,24 Thailand 349.528,77 18,13
2 Thailand 376.204,10 19,52 India 107.538,05 22,75 Viet Nam 303.472,08 15,74
6 China 3.121,45 0,16 United States 2.790,38 0,59 China 1.438,75 0,07
7 United States 2.445,46 0,13 Taiwan, 1.240,00 0,26 United States 919,33 0,05
10 Malaysia 148,83 0,01 Korea, Republic Of 47,84 0,010 Japan 76,17 0,004
12 Korea, Republic Of 37,11 0,002 Lao Peop. Dem. Rep. 23,00 0,0049 Korea South 0,02 0,000001
No. Negara 2012 (US$) Share (%) Negara 2013 (US$) Share (%) Negara 2014 (US$) Share (%)
1 Viet Nam 575.600.885 57,16 Viet Nam 97.303.337 39,55 Thailand 167.436.415 44,62
2 Thailand 220.680.556 21,92 Thailand 61.787.486 25,11 Viet Nam 141.888.198 37,81
6 Myanmar 4.962.488 0,49 United States 2.983.623 1,21 China 4.175.570 1,11
7 United States 2.718.623 0,27 China 1.561.894 0,63 United States 1.131.771 0,30
8 Philippines 452.685 0,04 Taiwan, Province Of China 465.600 0,19 Taiwan, 252.000 0,07
9 Australia 255.318 0,03 Australia 117.854 0,05 Japan 170.272 0,05
11 Japan 165.029 0,02 Korea, Republic Of 106.876 0,04 Philippines 2.394 0,00
12 Korea, Republic Of 88.923 0,01 Philippines 75.632 0,03 Korea, Republic Of 46 0,00
89
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Lampiran 3.11a. Volume Ekspor Beras Indonesia Berdasarkan Negara Asal, Tahun
2012-2014 (Ton)
No. Negara 2012 (Ton) Share (%) Negara 2013 (Ton) Share (%) Negara 2014 (Ton) Share (%)
1 Timor Leste 499,08 45,74 Philippines 1.300,11 44,26 Malaysia 1.228,08 40,58
2 Singapore 349,51 32,03 Thailand 400,00 13,62 India 1.190,86 39,35
3 United States 102,82 9,42 Timor Leste 383,99 13,07 Singapore 316,66 10,46
4 Germany,fed. Rep. Of 82,91 7,60 Singapore 290,05 9,87 Timor Leste 159,14 5,26
5 Malaysia 31,37 2,87 India 108,00 3,68 United States 59,73 1,97
6 Japan 12,00 1,10 Taiwan 90,23 3,07 Italy 18,82 0,62
7 South Africa 5,40 0,49 Germany,fed. Rep. Of 85,16 2,90 Germany,fed. Rep. Of 18,32 0,61
8 Taiwan 4,49 0,41 United States 78,78 2,68 Papua New Guinea 9,18 0,30
9 Hong Kong 1,67 0,15 Malaysia 61,50 2,09 Belgium 8,50 0,28
10 United Arab Emirates 0,60 0,05 Korea, Republic Of 49,75 1,69 Taiwan 7,12 0,24
11 Saudi Arabia 0,56 0,05 Cambodia 20,00 0,68 Australia 4,60 0,15
12 Italy 0,48 0,04 Italy 18,79 0,64 Hong Kong 3,83 0,13
13 Australia 0,18 0,02 Belgium 18,50 0,63 Netherlands 0,54 0,02
14 Maldives 0,07 0,01 Saudi Arabia 13,00 0,44 United Arab Emirates 0,33 0,01
15 Papua New Guinea 0,05 0,00 Netherlands 7,56 0,26 Estonia 0,13 0,00
16 0,00 Papua New Guinea 3,75 0,13 Korea, Republic Of 0,10 0,00
17 0,00 Australia 3,53 0,12 Philippines 0,04 0,00
18 0,00 Qatar 2,51 0,09 Viet Nam 0,02 0,00
19 0,00 Hong Kong 1,58 0,05 Maldives 0,01 0,00
20 0,00 Maldives 0,30 0,01
21 0,00 Switzerland 0,30 0,01
22 0,00 Mali 0,03 0,00
23 0,00 Japan 0,01 0,00
Jumlah 1.091 2.937,43 3.026,01
Sumber : BPS, Diolah Oleh Pusdatin
Lampiran 3.11b. Nilai Ekspor Beras Indonesia Berdasarkan Negara Asal, Tahun
2012-2014 (US$)
No. Negara 2012 (US$) Share (%) Negara 2013 (US$) Share (%) Negara 2014 (US$) Share (%)
1 Singapore 521.055 39,04 Singapore 418.759 30,40 Singapore 538.563 42,61
2 Timor Leste 384.791 28,83 Thailand 218.000 15,83 India 405.870 32,11
3 United States 169.513 12,70 Germany,fed. Rep. Of 161.918 11,75 United States 88.269 6,98
4 Germany,fed. Rep. Of 155.140 11,62 Timor Leste 146.737 10,65 Timor Leste 78.525 6,21
5 Malaysia 50.316 3,77 United States 113.037 8,21 Germany,fed. Rep. Of 39.034 3,09
6 South Africa 38.102 2,85 Taiwan, 111.172 8,07 Italy 38.270 3,03
7 Taiwan, 4.673 0,35 India 37.800 2,74 Malaysia 36.183 2,86
8 Japan 4.126 0,31 Italy 37.785 2,74 Belgium 15.414 1,22
9 Saudi Arabia 2.625 0,20 Belgium 31.659 2,30 Papua New Guinea 6.947 0,55
10 Italy 2.088 0,16 Malaysia 29.198 2,12 Taiwan, 6.054 0,48
11 Hong Kong 1.695 0,13 Netherlands 20.322 1,48 Australia 4.997 0,40
12 Maldives 265 0,02 Cambodia 11.000 0,80 Hong Kong 2.851 0,23
13 Australia 168 0,01 Korea, Republic Of 9.950 0,72 Netherlands 1.368 0,11
14 United Arab Emirates 165 0,01 Philippines 9.150 0,66 United Arab Emirates 999 0,08
15 Papua New Guinea 42 0,00 Saudi Arabia 7.556 0,55 Estonia 240 0,02
16 - Australia 6.027 0,44 Philippines 135 0,01
17 - Papua New Guinea 2.952 0,21 Korea, Republic Of 100 0,01
18 - Qatar 2.076 0,15 Viet Nam 72 0,01
19 - Hong Kong 1.792 0,13 Maldives 19 0,00
20 - Switzerland 343 0,02 -
21 - Maldives 267 0,02 -
22 - Mali 10 0,00 -
23 - Japan 5 0,00 -
Jumlah 1.334.764 1.377.515 1.263.910
Sumber : BPS, Diolah Oleh Pusdatin
90
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
91
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Lampiran 4.2. Perkembangan Luas Panen Padi Sepuluh Negara Terbesar Dunia
(Ha)
Tahun Rata-rata
Rata-rata Komulatif
No. Negara Share (%) Pertumbuhan
Luas (Ha) Share(%)
2009 2010 2011 2012 2013 (%)
1 India 41,918,300 42,862,400 43,970,000 42,410,000 43,940,000 43,020,140 26.56 26.56 1.22
2 China, mainland 29,627,000 29,873,400 30,057,040 30,297,000 30,311,750 30,033,238 18.54 45.10 0.57
3 Indonesia 12,883,576 13,253,450 13,203,643 13,445,524 13,835,252 13,324,289 8.23 53.33 1.81
4 Thailand 11,141,447 11,932,320 11,649,506 12,278,957 12,373,163 11,875,079 7.33 60.66 2.72
5 Bangladesh 11,353,532 11,529,000 11,528,000 11,423,000 11,770,000 11,520,706 7.11 67.77 0.92
6 Myanmar 8,058,264 8,011,587 7,566,780 8,150,000 7,500,000 7,857,326 4.85 72.62 -1.60
7 Viet Nam 7,437,200 7,489,400 7,655,440 7,753,163 7,902,808 7,647,602 4.72 77.34 1.53
8 Philippines 4,532,300 4,354,161 4,536,642 4,689,960 4,746,082 4,571,829 2.82 80.17 1.21
9 Cambodia 2,674,603 2,776,507 2,968,529 3,007,545 3,100,000 2,905,437 1.79 81.96 3.78
10 Brazil 2,872,036 2,722,459 2,752,891 2,413,288 2,353,152 2,622,765 1.62 83.58 -4.73
Lainnya 25,604,919 26,390,321 26,595,708 27,068,354 27,331,216 26,598,104 16.42 100.00
Dunia 158,103,177 161,195,005 162,484,179 162,936,791 165,163,423 161,976,515 100.00 1.65
Sumber : FAO
92
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Tahun Rata-rata
Rata-rata
No. Negara Pertumbuhan
(Ton/ha)
2009 2010 2011 2012 2013 (%)
93
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
1 China 195,103,000 195,761,000 201,000,900 204,285,000 203,612,200 199,952,420 27.87 27.87 1.08
2 India 135,673,000 143,963,000 157,900,000 157,800,000 159,200,000 150,907,200 21.03 48.90 4.15
3 Indonesia 64,398,890 66,469,394 65,756,904 69,056,126 71,279,709 67,392,205 9.39 58.29 2.60
4 Bangladesh 48,144,000 50,061,200 50,627,000 50,497,000 51,500,000 50,165,840 6.99 65.29 1.71
5 Viet Nam 38,950,200 40,005,600 42,398,346 43,661,570 44,039,291 41,811,001 5.83 71.11 3.13
6 Thailand 32,116,063 34,409,000 36,128,373 37,468,903 36,062,600 35,236,988 4.91 76.02 3.02
7 Myanmar 32,681,958 32,579,651 29,009,894 28,080,000 28,767,000 30,223,701 4.21 80.24 -3.01
8 Philippines 16,266,417 15,772,319 16,684,062 18,032,422 18,439,406 17,038,925 2.37 82.61 3.27
9 Brazil 12,651,144 11,235,986 13,476,994 11,549,881 11,782,549 12,139,311 1.69 84.30 -0.88
10 Japan 10,592,000 10,604,000 10,500,000 10,654,000 10,758,000 10,621,600 1.48 85.78 0.39
1 China 139.600 144.000 146.300 148.400 151.000 145.860 30,78 30,78 1,98 143.346 (2.514)
2 India 93.334 94.031 99.180 99.351 99.500 97.079 20,49 51,27 1,64 104.718 7.639
3 Indonesia 38.188 38.127 38.500 38.600 38.650 38.413 8,11 59,38 0,30 36.460 (1.953)
4 Bangladesh 34.300 34.500 34.900 35.300 35.600 34.920 7,37 66,75 0,93 34.282 (638)
5 Vietnam 19.650 21.900 22.000 21.900 22.000 21.490 4,54 71,28 2,98 27.820 6.330
6 Philippines 12.860 12.850 12.850 13.200 13.250 13.002 2,74 74,02 0,76 11.655 (1.347)
7 Thailand 10.400 10.600 10.875 11.700 12.000 11.115 2,35 76,37 3,67 19.774 8.659
8 Myanmar 10.200 10.400 10.450 10.550 10.600 10.440 2,20 78,57 0,97 12.109 1.669
9 Japan 8.396 8.367 8.285 8.313 8.375 8.347 1,76 80,33 (0,06) 7.883 (464)
10 Brazil 7.928 7.850 7.900 7.900 7.950 7.906 1,67 82,00 0,07 8.145 239
94
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
2 Kamboja 5,618,794 3,302,498 170.14 5,946,202 4,119,145 144.36 6,009,575 2,606,336 230.58 5,858,190 3,342,660 181.69
3 Indonesia 40,390,092 41,517,000 97.29 41,703,696 41,865,000 99.61 44,298,977 33,564,634 131.98 42,130,922 38,982,211 109.63
4 Lao PDR 2,093,526 2,095,152 99.92 2,048,736 2,172,461 94.30 2,401,455 2,184,623 109.93 2,181,239 2,150,745 101.38
5 Malaysia 1,637,702 2,439,169 67.14 1,647,982 2,288,232 72.02 1,634,241 2,181,066 74.93 1,639,975 2,302,822 71.36
6 Myanmar 18,311,053 18,426,617 99.37 17,486,564 17,901,318 97.68 16,591,242 14,700,006 112.87 17,462,953 17,009,314 103.31
7 Philipina 11,793,204 12,908,755 91.36 12,059,381 12,854,092 93.82 12,404,958 12,941,533 95.85 12,085,848 12,901,460 93.68
9 Thailand 25,147,795 9,242,240 272.10 25,080,125 10,907,583 229.93 24,263,103 10,748,000 225.75 24,830,341 10,299,274 242.59
10 Vietnam 28,210,260 20,789,838 135.69 28,169,375 21,121,280 133.37 29,233,750 21,499,265 135.98 28,537,795 21,136,794 135.01
ASEAN 133,204,182 111,025,991 119.98 134,143,298 113,558,177 118.13 136,838,683 100,757,389 135.81 134,728,721 108,447,186 124.64
Sumber : AFSIS
95
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
96
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Lampiran 4.8 Perkembangan Volume Ekspor Impor Beras Dunia, Tahun 1980 -
2015 (000 ton)
Volume Volume
Pertumbuhan Pertumbuhan
Tahun Imports (1000 Exports (1000
(%) (%)
Ton) Ton)
1980/1981 11,258 12,413
1981/1982 10,232 -9.11 11,726 -5.53
1982/1983 9,884 -3.40 10,731 -8.49
1983/1984 10,708 8.34 12,515 16.62
1984/1985 10,615 -0.87 10,740 -14.18
1985/1986 10,311 -2.86 11,485 6.94
1986/1987 10,686 3.64 13,063 13.74
1987/1988 10,452 -2.19 11,572 -11.41
1988/1989 11,701 11.95 14,015 21.11
1989/1990 10,589 -9.50 11,484 -18.06
1990/1991 10,593 0.04 12,115 5.49
1991/1992 12,028 13.55 14,453 19.30
1992/1993 12,954 7.70 14,876 2.93
1993/1994 16,138 24.58 15,837 6.46
1994/1995 19,380 20.09 21,058 32.97
1995/1996 18,127 -6.47 19,820 -5.88
1996/1997 16,666 -8.06 19,110 -3.58
1997/1998 24,232 45.40 26,646 39.43
1998/1999 25,219 4.07 25,633 -3.80
1999/2000 20,263 -19.65 22,831 -10.93
2000/2001 22,073 8.93 23,988 5.07
2001/2002 25,969 17.65 26,982 12.48
2002/2003 26,297 1.26 28,659 6.22
2003/2004 25,012 -4.89 27,436 -4.27
2004/2005 25,973 3.84 28,252 2.97
2005/2006 26,537 2.17 29,646 4.93
2006/2007 28,585 7.72 31,326 5.67
2007/2008 30,027 5.04 31,442 0.37
2008/2009 27,395 -8.77 28,949 -7.93
2009/2010 28,182 2.87 31,322 8.20
2010/2011 33,007 17.12 35,071 11.97
2011/2012 35,405 7.27 39,926 13.84
2012/2013 36,650 3.52 39,334 -1.48
2013/2014 38,384 4.73 41,739 6.11
2014/2015 40,953 6.69 42,244 1.21
2015/2016 39,613 -3.27 41,856 -0.92
Rata-rata
1980-2015 21,447 4.26 23,342 4.22
2011-2015 38,201 3.79 41,020 3.75
Sumber :USDA
97
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Lampiran 4.9. Perkembangan Volume Ekspor Beras 10 Negara Terbesar Dunia, Tahun
2010-2014 (1000 ton)
Tahun Rata-rata Rata-rata
Share Komulatif
No. Negara Ekspor Pertumbuhan
2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015 2015/2016 (1000 Ton) (%) Share(%)
(%)
1 India 10,250 10,480 10,907 11,000 8,500 10,227 24.50 24.50 -3.89
2 Thailand 6,945 6,722 10,969 10,000 10,200 8,967 21.48 45.99 13.28
3 Vietnam 7,717 6,700 6,325 6,700 6,900 6,868 16.46 62.44 -2.47
4 Pakistan 3,399 4,126 3,600 4,000 4,000 3,825 9.16 71.61 4.94
5 United States 3,298 3,293 3,042 3,450 3,500 3,317 7.95 79.56 1.77
6 Burma 1,357 1,163 1,688 2,000 2,200 1,682 4.03 83.58 14.83
7 Cambodia 900 1,075 1,000 1,100 1,200 1,055 2.53 86.11 7.89
8 Uruguay 1,056 939 957 950 1,000 980 2.35 88.46 -1.16
9 Brazil 1,105 830 850 800 800 877 2.10 90.56 -7.09
10 Argentina 608 526 494 560 580 554 1.33 91.89 -0.66
Lainnya 3,313 3,610 3,587 3,156 3,261 3,385 8.11 100.00 -1.16
98
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
2 Nigeria 3,400 2,400 3,200 4,000 3,000 3,200 8.22 18.37 -0.98
3 Iran 1,500 2,220 1,650 1,700 1,600 1,734 4.45 22.82 -4.87
4 Philippines 1,500 1,000 1,800 1,800 1,400 1,500 3.85 26.67 -6.11
5 Uni Eropa 1,313 1,375 1,556 1,580 1,550 1,475 3.79 30.46 -4.38
6 Saudi Arabia 1,193 1,326 1,410 1,460 1,550 1,388 3.56 34.03 -6.80
7 Iraq 1,478 1,294 1,080 1,250 1,300 1,280 3.29 37.31 2.31
8 Indonesia 1,960 650 1,225 1,250 1,100 1,237 3.18 40.49 -2.92
9 Senegal 1,200 1,075 1,200 1,100 1,100 1,135 2.92 43.41 1.78
10 Malaysia 1,006 885 989 950 1,000 966 2.48 45.89 -0.26
Lainnya 19,664 20,790 22,711 20,798 21,373 21,067 54.11 100.00 -2.33
13 United States 640 675 754 780 800 730 1.87 -5.80
17 Japan 650 690 669 700 700 682 1.75 -1.94
19 Brazil 732 712 586 600 700 666 1.71 0.34
21 Bangladesh 53 114 1290 700 850 601 1.54 -280.59
29 Thailand 600 600 300 300 300 420 1.08 12.50
48 Vietnam 100 100 300 400 500 280 0.72 -64.58
Sumber : USDA
99
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Tahun
Rata-rata Rata-rata
Share Komulatif
No. Negara Produksi Pertumbuhan
2011 2012 2013 2014 2015 (%) Share(%)
(1000 Ton) (%)
(2010/11) (2011/12) (2012/13) (2013/14) (2014/15)
1 Indonesia 65,757 69,056 71,280 70,846 75,551 70,498 32.97 32.97 3.57
2 Vietnam 42,399 43,665 44,076 44,586 44,809 43,907 20.54 53.51 1.40
3 Thailand 36,004 38,103 38,000 36,839 33,806 36,550 17.09 70.60 (1.43)
4 Myanmar 32,064 29,010 27,704 28,322 29,112 29,242 13.68 84.28 (2.25)
5 Philippines 16,684 18,032 18,439 18,876 19,270 18,260 8.54 92.82 3.70
6 Cambodia 8,249 8,779 9,291 9,390 9,795 9,101 4.26 97.08 4.41
7 Lao PDR 3,066 3,489 3,415 4,000 4,200 3,634 1.70 98.78 8.45
8 Malaysia 2,576 2,600 2,616 2,594 2,674 2,612 1.22 100.00 0.95
10 Singapore - - - -
100
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
2012 69,056,126 3,729,031 276,225 621,505 414,337 64,015,029 40,163,029 1,004,076 68,277 265,076 38,825,600
2013 71,279,218 3,849,078 285,117 641,513 427,675 66,075,835 41,455,979 1,036,399 70,475 273,609 40,075,495
2014 1) 70,846,465 3,825,709 283,386 637,618 425,079 65,674,673 41,204,290 1,030,107 70,047 271,948 39,832,187
2015 2) 75,550,895 4,079,748 302,204 679,958 453,305 70,035,680 43,940,385 1,098,510 74,699 290,007 42,477,171
2)
2016 77,245,271 4,171,245 308,981 695,207 463,472 71,606,366 44,925,834 1,123,146 76,374 296,511 43,429,804
2017 2) 79,370,274 4,285,995 317,481 714,332 476,222 73,576,244 46,161,736 1,154,043 78,475 304,667 44,624,550
2)
2018 81,495,277 4,400,745 325,981 733,457 488,972 75,546,122 47,397,637 1,184,941 80,576 312,824 45,819,296
2019 2) 83,620,280 4,515,495 334,481 752,583 501,722 77,516,000 48,633,538 1,215,838 82,677 320,981 47,014,041
Sumber : BPS dan BKP, Diolah oleh Pusdatin
Keterangan : 1) : Angka Ramalan II
2) : Angka Prediksi Pusdatin
101
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Lampiran 5.2
102
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Padi 2015 «
Lampiran 5.3
103
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian