Anda di halaman 1dari 4

RNA interference

Asam ribonukleat (ribonucleic acid, RNA) adalah bahan genetik yang memainkan
peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam dogma pokok genetika molekular, RNA
merupakan perantara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan
dalam bentuk protein yng di bagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. RNA-kurir (messenger-RNA, mRNA), yang berfungsi menyandi urutan asam amino
pada polipeptida;
2. RNA-ribosom (ribosomal-RNA, rRNA), yang bersama protein ribosomal -- berfungsi
membentuk ribosom sebagai tempat sintesis protein;
3. RNA-transfer (transfer-RNA, tRNA), yang berfungsi membawa asam amino ke ribosom
pada saat translasi.
RNA interference merupakan teknik menghambat atau mencegah ekspresi gen melalui
pemanfaatan sifat komplemen (berpasangan) RNA dengan potongan nukleotida atau RNA
berukuran pendek (sekitar 21-23 nukleotida). RNA pendek tersebut dihasilkan dari
pemotongan RNA rantai ganda berukuran panjang yang terdapat secara alami di dalam sel oleh
enzim Dicer dan protein Argonaut 2. RNA hasil pemotongan tersebut, memiliki kemampuan
untuk melakukan hibridisasi dengan bagian mRNA yang homolog dengannya, sehingga akan
mengaktifkan enzim RNAse H untuk melakukan degradasi atau menghalangi terjadinya
translasi.
RNA interference merupakan mekanisme pertahanan organisme eukaryotik dari
molekul RNA asing (baik virus maupun transposable element). Pada tanaman, RNAi
diperuntukkan untuk melindungi tanaman dari virus. Pada beberapa organisme lain, RNAi
dipergunakan untuk perlindungan terhadap proliferasi transposable element yang
memperbanyak diri melalui intermediate RNA (Brodersen & Voinnet 2006).

RNA interference dalam ESC


Embryonic stem cell (ESC), yang memiliki kemampuan untuk memperbanyak dirinya
secara terus-menerus dan berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel secara in vitro, sangat
menjanjikan dalam bidang pengobatan penyakit degeneratif. Kunci untuk membuka potensi ini
adalah dengan mengembangkan metode untuk mengendalikan ekspresi gen dan, sebagai
hasilnya, diferensiasi sel. Sel ini juga menyediakan suatu sistem untuk mempelajari dasar
mekanisme molekular yang mengendalikan awal perkembangan. Tantangan terbesar saat ini
adalah bagaimana mengembangkan metode pengarahan diferensiasi ESC dengan pengontrolan
untuk menghasilkan populasi individu dari jenis sel yang spesifik. Pemahaman jalur molekular
yang menerangkan pluripotensi ESC, self-renewal, dan diferensiasi sangat penting untuk
memecahkan tantangan tersebut.

Pengujian RNA interferences


RNAi telah menjadi suatu alat penting untuk menganalisis fungsi suatu gen melalui
penekanan terhadap produk gen tertentu, dan telah digunakan secara luas dalam penelitian.
Penelitian pada Caenorhabditis elegans. Pada tahun 1998, ditemukan bahwa injeksi dsRNA
pada C. elegans lebih efektif dalam menekan ekspresi gen dibanding single-stranded
antisense RNA. Baru-baru ini, RNAi telah terbukti bermanfaat dalam studi pada sistem
mamalia, termasuk ESC dari mencit dan manusia. Tantangan utama teknik siRNA adalah
meningkatkan efisiensi masuknya dsRNA ke sel mamalia yang hanya terjadi dalam jangka
waktu pendek (bersifat sementara).6,15,16,20 RNAi merupakan gen yang sangat spesifik.
dsRNA meliputi sedikitnya sekitar 300 bp urutan penyandian yang homolog; ukuran dan
jumlah urutan penyandian spesifik yang harus ada sampai saat ini belum dipahami. Proses ini
dapat berjalan jika terdapat introns pada RNAi yang diharapkan.1 Secara alami,
RNAi diaktifkan oleh dsRNA, yang sebelumnya dibelah oleh suatu enzim ribonuclease
III yang dikenal dengan sebutan “Dicer”. Enzim Dicer akan memotongmotong
dsRNA menjadi siRNA dengan panjang sekitar 20-26 nukleotida.
Beberapa tahun terakhir ini, terungkap bahwa RNAi merupakan teknik yang sangat
berpotensi untuk menghambat ekspresi gen. RNAi bekerja secara efektif pada planaria,
Trypanasoma, lalat, mencit, tanaman maupun hewan (Chen et al. 2007; Agustina et al. 2011).

Pengujian RNA interference dalam ESC


RNAi dapat digunakan pula sebagai metode untuk menguji fungsi suatu gen, yaitu
dengan mengurangi ekspresi gen yang diinginkan Alasannya terutama karena RNAi
dapat bekerja secara efisien di dalam sel somatik,ditambah dengan beberapa kemajuan dalam
penerapan teknologi ini pada ESC. sangat menjanjikan dalam bidang pengobatan penyakit
degeneratif, baru-baru ini, RNAi telah terbukti bermanfaat dalam studi pada sistem
mamalia termasuk ESC dari mencit dan manusia. Kemampuan menghasilkan ESC yang stabil
lewat upaya modifikasi secara genetik membuka pemahaman baru mengenai diferensiasi
dan self-renewal ESC. Sebagai contoh, gen-gen pelapor dapat digunakan untuk mengikuti
ekspresi protein yang telah ditentukan selama diferensiasi, ekspresi dapat ditingkatkan,
dan siRNA dapat dimasukkan ke dalam sel untuk menurunkan ekspresi protein tersebut.

Pembahasan
1. RNA Interferensi (RNAi, dari RNA interference) merupakan salah satu mekanisme
pada sel hidup untuk mengendalikan aktivitas gen, RNA Interference (RNA i)
menunjukkan teknologi terberu yang mmenarik yang memiliki aplikasi terapeutik
untuk pengobatan infeksi karena virus.
2. penelitian menunjukkan metode jenis sel yang akan diarahkan dari ESC, dengan tujuan
meningkatkan spesifisitas sel. Peranan RNA interference pada Embryonic Stem Cell
Embryonic stem cell (ESC), memiliki kemampuan untuk memperbanyak dirinya secara
terus-menerus dan berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel secara in vitro, sangat
menjanjikan dalam bidang pengobatan penyakit degeneratif. Tidak menutup
kemungkinan dipakainya metode penekanan terhadap ekspresi gen tertentu sehingga
hanya ekspresi gen yang diinginkanlah yang akan terekspresi. . Baru-baru ini, RNAi
telah terbukti bermanfaat dalam studi pada sistem mamalia termasuk ESC dari mencit
dan manusia.
Daftar pustaka
1. http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/wartazoa/wazo241-4.pdf?secure=1
2. http://kalbemed.com/Portals/6/06_186Perananrna.pdf

Anda mungkin juga menyukai