Anda di halaman 1dari 8

Jelaskan Anatomi dan Histologi Mata !

1. Otot penggerak mata


Otor ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk dan utnk
penggerakan mata tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot.
Otot penggerak mata terdiri atas 6 otot yaitu (Ilyas dan Sri, 2015) :
a.) M. Obliquus inferior, dipersarafi oleh N. Oculomotorius. Berfungsi elevasi sumbu
penglihatan, abduksi dan rotasi lateral bola mata
b.) M. Obliquus superior, dipersarafi oleh N. Trochlearis. Berfungsi depresi sumbu
penglihatan, abduksi dan rotasi medial bola mata
c.) M. Rektus inferior, dipersarafi oleh N. Oculomotorius. Berfungsi depresi sumbu
penglihatan, adduksi dan rotasi lateral bola mata
d.) M. Rektus lateral, dipersarafi oleh N. Abducens. Berfungsi abduksi bola mata
e.) M. Rektus medius dipersarafi oleh N. Oculomotorius. Berfungsi adduksi bola
mata
f.) M. Rektus superior dipersarafi oleh N. Oculomotorius. Berfungsi elevasi sumbu
penglihatan, adduksi dan rotasi medial bola mata.

Gambar 1. Otor penggerak bola mata


Sumber : Atlas Anatomi Sobotta jilid 3
2. Palpebra
Palpebra mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang dibagian
belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Pada kelopak
mata terdapat bagian-bagian (Ilyas dan Sri, 2015) :
a.) Otot : M. Orbikularis okuli yang berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N.
Fasial. M. Levator palpebra yang dipersarafi N. Oculomotorius yang berfungsi
mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
b.) Kelenjar : Kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis
pada pangkal rambut dan kelenjar Meibom pada tarsus.
c.) Pembuluh darah : palpebra superior dan inferior membentuk lingkaran arterial
yang mengelilingi orbita. Lingkaran arterial tersebut diperdarahi oleh banyak
arteri berasal dari A. Carotis interna (A. Supraorbitalis, Aa. Palpebralis lateralis,
A. Lacrimalis, Aa. Palpebra medial) dan A. Carotis eksterna (A. Facialis, A.
Angularis, A. Infraorbitalis, A.Temporalis superficialis, A. Zigomatico-orbitalis).
d.) Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.
Trigeminus (N. Opthalmicus) sedang kelopak bawah oleh cabang II N.
Trigeminus (N. Maxillaris).

Gambar 2. Vaskularisasi dan inervasi palpebra


Sumber : Atlas Anatomi Sobotta jilid 3
3. Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian
belakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet
yang berfungsi membasahi bola mata terutama kornea. Konjungtiva terdiri atas tiga
bagian, yaitu (Ilyas dan Sri, 2015) :
a.) Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus
b.) Konjungtiva bulbi menutupi sklera
c.) Konjungtiva forniks yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan
konjungtiva bulbi.

Gambar 3. Konjungtiva
Sumber : Atlas Anatomi Sobotta jilid 3
4. Kelenjar Lakrimal
Kelnjar lakrimal menghasilkan cairan secara kontinu untuk lapisan air mata yang
melembabkan dan melumasi kornea dan konjungtiva serta meyuplai O2 ke sel epitel
kornea. Cairan air mata mengandung berbagai metabolit, elektrolit, dan protein
termasuk lisozim, suatu enzim yang menghidrolisis dinding sel bakteri. Kelenjar
lakrimal utama berada dibagian temporal atas orbita dan memiliki sejumlah lobus
yang bermuara secara terpisah melalui duktus ekskretorius ke dalam fornix superior.
Setelah bergerak melalui permukaan mata, cairan yang dieksresikan oleh kenjar
tersebut berkumpul dibagian apparatus lacrimalis bilateral, aliran ke dalam dua muara
kecil ke kanalikuli di tepi medial kelopak mata atas dan bawah kemudian masuk
kedalam saccus lakrimalis dan akhirnya bermuara ke dalam rongga hidung melalui
ductus nasolacrimalis. Kanalikuli dilapisi epitel skuamosa berlapis, tetapi saccus dan
ductus yang lebih distal dilapisi oleh epitel silia bertingkat seperti epitel rongga
hidung (Mescher, 2009).

Gambar 4. Duktus ekskretorius kelenjar lakrimal


Sumber : Atlas Anatomi Sobotta jilid 3
5. Bulbus Oculi
Berbentuk bulat dengan diameter kira-kira 2,5 cm. Terdiri dari tiga lapisan
jaringan, yaitu :
a.) Lamina Fibrosa (lamina superficial)
Membentuk sklera pada 5/6 posterior yang berwarna putih dan 1/6 anterior
membentuk kornea yang transparan sehingga memudahkan sinar masuk ke dalam
bola mata. Tempat pertemuannya disebut sclero-corneal junction. Sklera dan
kornea adalah lapisan terluar yang melindungi bola mata (Ilyas dan Sri, 2015).
Pada sebelah medial dari ujung posterior sklera ditembusi oleh N. Opticus, yang
disebut “blind spot atau papila nervi optic”. Sklera membentuk segmen bola mata
yang berdiameter skitar 22 mm, ketebalan rerata 0,5 mm, relatif avaskuler, terdiri
atas jaringan ikat padat kuat yang terdiri atas berkas kolagen tipe I. Regio internal
tipis di sklera yang berdekatan dengan choroid, kurang padat dengan serabut
kolagen yang lebih tipis, lebih banyak fibroblas, serat elastin dan melanosit2.
Kornea adalah selaput bening mata yang sepenuhnya bersifat avaskuler,
mempunyai kelengkungan yang lebih besar dibanding sklera1. Potongan
melintang kornea terdiri atas 5 lapisan (Mescher, 2009) :
1.) Epitel skuamosa eksternal berlapis, epitel permukaan berlapis tidak bertanduk
dengan enam atau lima lapis sel yang membentuk sekitar 10% ketebalan
kornea ; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng. Pada sel basal sering
terlihat mitosis terutama di dekat tepi kornea yang menggambarkan besarnya
kapasitas pembaruan dan perbaikan sel, membran basal epitel ini sangat tebal
(8-12 mikrometer) dan berperan pada stabilitas dan kekuatan kornea yang
membantu melindungi infeksi stroma dibawahnya.
2.) Membran Bowman (membran limitan anterior), terletak dibawah membran
basal epitel kornea yang tidak mempunyai daya regenerasi.
3.) Stroma, tebal menyusun 90% ketebalan kornea. Stroma dibentuk oleh sekitar
60 lapisan berkas kolagen paralel yang saling menyilang tegak lurus dan
membentangi keseluruhan diameter kornea, susunan serabut kolagen ini
berperan pada kejernihan jaringan avaskuler ini.
4.) Membran Descement (membran limitan posterior), merupakan membran
aseluler dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan sel endotel
dan merupakan membran basalnya. Bersifat sangat elastis dan berkembang
terus-menerus seumur hidup, mempunyai tebal 40 mikrometer.
5.) Endotel, skuamosa internal selapis, besar 20-40 mikrometer. Endotel melekat
pada membran descement melalui hemidesmosom dan zonula okluden.
b.) Lamina Vascularis atau Uvea (lapisan media)
Uvea terdiri atas iris, korpus siliaris, dan koroid yang letaknya berturut-turut
dari ventral ke dorsal (Mescher, 2009) :
1.) Koroid
Lapisan yang sangat vaskuler pada 2/3 posterior mata, dengan jaringan ikat
longgar bervaskular yang banyak mengandung serat kolagen dan elastin,
fibroblas, melanosit, makrofag, limfosit, sel mast dan sel plasma. Banyak
melanosit memberinya warna hitam yang khas dan menghambat masuknya
cahaya kecuali melalui pupil.
2.) Korpus siliaris
Korpus siliar pelebaran anterior koroid ditingkat lensa, merupakan suatu
cincin tebal yang terdapat tepat didalam bagian anterior sklera. Musculus
ciliaris berinsersi pada sklera dan tersusun sedemikan rupa sehingga
kontraksinya (respon parasimpatis) mengurangi diameter internal cincin
korpus siliar, yang mengurangi tegangan pada serabut yang berjalan dari
korpus siliar ke lensa. Hal ini memungkinkan pencembungan lensa dan
pemfokuskan cahaya yang lebih baik dari objek yang dekat pada retina. Jadi
Musculus ciliaris berperan penting dalam mengatur bentuk lensa (akomodasi).
Sel lapisan tak berpigmen memiliki taut erat dan lipat basal lebar yang khas
untuk sel pengakut ion, dengan Na/K-ATPase pada membran plasma
lateralnya. Sel-sel ini aktif mengangkut cairan dari stroma vaskuler kedalam
bilik posterior sehingga membentuk Humor akuosa. Begitu dialirkan ke dalam
bilik posterior humor akuosa kemudian mengalir ke arah lensa, melalui celah
diantara lensa dan iris untuk mecapai bilik melalui pupil, kemudian humor
akuos mengalir kesudut antara kornea dan bagian basal iris serta menerobos
saluran jernih trabekular pada pertemuan korneosklera (limbus), dari limbus
cairan dipompa ke dalam sinus venosus sklera.
Sel epitel permukaan didalam procesus siliaris menyekresi elastin, fibrilin, dan
proteoglikan yang membentuk serat-serat yang menempel ke permukaan
lensa. Sehingga lensa ditambatkan di dalam lumen korpus siliar oleh sistem
serabut-serabut zonular sirkular ini, sehingga keduanya membentuk zonula
ciliaris (ligamnetum suspensorium lentis).
3.) Iris
Iris adalah perluasan uvea yang paling anterior yang sebagian menutupi lensa,
dan menyisakan lubang bundar dipusat yang disebut pupil. Permukaan anterior
iris yang terpajan bilik anterior tidak dilapisi oleh epitel, tetapi berdiri atas
lapisan diskontinu fibroblas dan melanosit yang ireguler. Didalam iris, stroma
berupa jaringan ikat longgar yang lebih khusus dengan mikrovaskular.
Permukaan posterior iris bersifat polos dengan epitel berlapis ganda yang
berlanjut dengan epitel yang melapisi badan siliar dan prosesusnya. Epitel
yang sangat berpigmen pada iris mencegah masuknya cahaya kecuali melalui
pupil. Prosesus yang terjulur radial dari sel mioepitel membentuk M. Dilatator
pupillae disepanjang posterior iris. Sel ini dirangsang oleh sistem saraf
simpatis yang mengakibatkan sel berkontraksi yang akan melebarkan pupil
sehingga lebih banyak cahaya yang masuk. Iris mengandung berkas otot polos
yang tersusun secara sirkuler di dekat tepi pupil sebagai M. Sphincter pupillae
yang dirangsang oleh parasimpatis mengakibatkan pengecilan pupil.
Banyak melanosit di lapisan vaskular mata bekerja secara kolektif untuk
menjaga agar berkas cahaya tidak mengganggu pembentukan bayangan.
Melanosit stroma iris juga membentuk warna mata. Pada individu dengan
sangat sedikit sel berpigmen (melanosit) di stroma, cahaya dengan warna biru
dibiaskan kembali dari epitel berpigmen hitam pada permukaan posterior iris.
Seiring bertambahnya jumlah melanosit dan kolagen di stroma, warna iris
berubah menjadi berbagai corak warna hijau, abu-abu dan cokelat.
c.) Lamina visualis atau Retina (lapisan profunda)
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor
penerima rangsangan cahaya, terdiri atas 10 lapisan (Mescher, 2009) :
1.) Lapisan epitel pigmen, yang berbatasan dengan koroid
2.) Lapisan fotoreseptor, merupakan lapisan yang terdiri atas sel batang dan sel
kerucut. Retina memiliki sekitar 120 juta sel batang, sel ini sangat peka
terhadap cahaya, berespon terhadap sebuah foton dan memungkinkan sensasi
penglihatan bahkan dengan tingkat pencahayaan yang rendah (seperti saat
senja atau larut malam). Sel kerucut pada retina sekitar 6-7 juta, sel ini kurang
sensitif terhadap gelap ketimbang sel batang dan dikhusukan untuk
penglihatan warna pada cahaya terang.
3.) Membran limitan eksterna, merupakan membran maya
4.) Lapisan nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang
(keempat lapisan diatas avaskuler dan mendapatkan metabolisme dari kapiler
koroid).
5.) Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat sinaps
sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal
6.) Lapisan nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel
Muller. Lapis ini mendapatkan metabolisme dari arteri retina sentralis
7.) Lapis plesiform dalam, merupakan lapis aseluler tempat sinaps sel bipolar, sel
amakrin dengan sel ganglion
8.) Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.
9.) Lapis serabu saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf
optik. Didalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah
retina.
10.) Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan
kaca.

Gambar 5. Bulbus oculi


Sumber : Atlas Anatomi Sobotta jilid 3
d.) Lensa
Lensa merupakan struktur bikonkaf yang transparan dan terletak tepat
dibawah iris, yang digunakan untuk memfokuskan cahaya pada retina. Selain
berasal dari invaginasi epitel permukaan embrionik (ektoderm) lensa adalah
jaringan avaskuler yang unik, bersifat sangat elastis suatu sifat yang semakin
menghilang saat menua karena jaringan lensa mengeras. Lensa memiliki tiga
komponen utama (Mescher, 2009) :
1.) Kapsul lensa
Lensa dibungkus oleh suatu simpai tebal (10-20 mikrometer) dan homogen
yang kaya akan proteoglikan dan kolagen tipe IV. Karena bersal dari membran
basal ektoderm, lensa melindungi sel-sel dibawahnya dan menyediakan tempat
perlekatan serat zonula.
2.) Epitel lensa
Epitel lensa subkapsular terdiri atas selapis sel kuboid dan hanya terdapat pada
permukaan anterior lensa. Pada ujung posterior epitel ini didekat ekuator
lensa, sel-sel membelah untuk membentuk sel-sel baru yang berdiferensiasi
sebagai serat lensa.
3.) Serat lensa
Serat lensa tersusun memanjang, dan tampak sebagai struktur tipis dan
gepeng. Serat lensa matur biasanya memiliki panjang 7-10mm, lebar 8-10
mikrometer dan tebal 2 mikrometer. Serattersebut terkemas rapat yang
membentuk jaringan transparan yang terkhususkan untuk pembiasan cahaya.
Lensa ditahan pada tempatnya oleh sekelompok serat yang tersusun radial,
yakni zonula ciliaris elastis, yang berinsersi pada kapsul lensa dan pada badan
siliar. Sistem ini penting untuk proses yang dikenal sebagai akomodasi, yang
dapat memfokuskan objek dekat dan jauh dengan mengubah kecembungan
lensa. Bila mata sedang istrahat atau memandang objek yang jauh, lensa tetap
diregangkan oleh zonula pada bidang yang tegak lurus terhadap sumbu optik.
Agar dapat memfokuskan benda dekat M. Ciliaris berkontraksi dan
menimbulkan pergeseran koroid dan badan siliar kedepan. Hal tersebut
mengurangi ketegangan yang ditimbulkan zonula pada lensa sehingga
memungkinkan lensa membulat dan menebal serta menjaga objek pada
fokusnya.

Gambar 6. Lensa
Sumber : Atlas Anatomi Sobotta jilid 3

1. Ilyas, S dan Sri, R. 2015. Ilmu Penyakit Mata Edisi 5. Jakarta. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
2. Mescher, Anthony. 2009. Histologi Dasar Junqeira. Jakarta. EGC.
3. Paulsen, F dan J. Waschke. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 3. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai