Anda di halaman 1dari 1

Individu dengan gangguan kepribadian menghindar (avoidant) menunjukkan hambatan sosial yang

ekstrim dan introversi, yang mengarah pada pola hubungan sosial yang terbatas seumur hidup dan
keengganan untuk masuk ke dalam interaksi sosial. Karena mereka juga hipersensitivitas dan mereka
takut terhadap kritik dan penolakan. Mereka tidak mencari orang lain, namun mereka menginginkan
kasih sayang dan sering merasa kesepian dan juga merasa bosan. Tidak seperti kepribadian skizoid,
orang dengan gangguan kepribadian avoidant tidak menikmati kesendirian mereka,
ketidakmampuan mereka untuk berhubungan nyaman kepada orang lain menyebabkan kecemasan
yang akut, disertai dengan perasaan rendah diri dan kesadaran diri yang berlebihan yang pada
akhirnya terkait dengan depresi (Grant,Hasin, et al, 2005.). Merasa tidak layak serta sosial yang
buruk adalah dua hal yang paling lazim dan meneetap pada penderita gangguan kepribadian
menghindar (avoidant) (McGlashan et l a, 2005). Selain itu, peneliti baru-baru ini
mendokumentasikan bahwa individu dengan gangguan ini juga menunjukkan sikap takut-takut yang
lebih umum dan menghindari banyak situasi dan emosi (termasuk emosi positif). Taylor, LaPosa, &
Alden, 2004).
Contoh kasus
Sally, seorang pustakawan 35 tahun, relatif hidup terisolasi dan tidak punya sahabat. Sejak kecil, ia
sangat pemalu dan telah menarik diri dari hubungan dekat dengan orang lain untuk menjaga dari
perasaan terluka atau dikritik. Dua tahun sebelum dia masuk terapi, ia punya waktu tertentu untuk
pergi ke pesta dengan kenalan yang ia temui diperpustakaan. saatmereka tiba di pesta, Sally merasa
sangat tidak nyaman karena dia tidak pernah memakai pakaian pesta. Dia terburu-buru pergi dan
menolak untuk melihatnya kenalan lagi.
Pada sesi pengobatan awal, dia duduk diam cukup lama, ia terlalu sulit untuk berbicara tentang
dirinya sendiri. Setelah beberapa sesi, dia tumbuh untuk mempercayai terapisnya. Dia terkait insiden
ditahun awal dimana ia telah "hancur" oleh perilaku alkoholis ayahnya yang menjengkelkan di depan
umum. Meskipun ia telah mencoba untuk menjaga tentang masalah keluarganya dari teman-teman
sekolahnya, namun sudah tidak mungkin maka dia membatasi persahabatannya, untuk melindungi
diri dari kemungkinan malu atau kritikan.
Ketika Sally pertama kali memulai terapi, ia menghindari diri untuk bertemu orang yang bisa
dipastikan bahwa mereka "seperti dia." Dengan terapi yang berfokus pada keterampilan sosial,
peningkatan mulai tampak, ia membuat beberapa kemajuan pada kemampuannya untuk mendekati
orang dan berbicara dengan mereka.

Anda mungkin juga menyukai