Anda di halaman 1dari 15

-1 -

SALINAN

BUPATI BERAU
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN BUPATI BERAU

NOMOR 30 TAHUN 2014

TENTANG

JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP (UKL – UPL) SERTA SURAT PERNYATAAN
KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
(SPPL) DI KABUPATEN BERAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BERAU,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 34


Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
menyatakan setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
termasuk dalam kriteria wajib amdal wajib memiliki
UKL-UPL dan Gubernur atau bupati/walikota
menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan UKL-UPL dan Pasal 35 ayat (1) usaha
dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL
wajib membuat surat pernyataan kesanggupan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan Hidup ;
b. bahwa Peraturan Bupati Berau Nomor 41 Tahun 2013
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
wajib dilengkapi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL)
serta Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) di Kabupaten
Berau, sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
keadaan dewasa ini, sehingga perlu ditetapkan Peraturan
Bupati yang baru ;
c. bahwa untuk menentukan jenis dokumen UKL-UPL dan
atau SPPL yang wajib bagi rencana usaha/ kegiatan
maka perlu membentuk peraturan tentang Jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi UKL-UPL
serta SPPL ;
-2 -

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c tersebut
diatas, maka perlu diatur dengan Peraturan Bupati
Berau.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72)
tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3
Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Memori
Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1820) ;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua
atas undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008
Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844) ;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059) ;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5285);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 4 Tahun
2004 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Daerah Kabupaten Berau Tahun 2004 Nomor 4 ) ;
-3 -

8. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 9


Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten
Berau (Lembaran Daerah Kabupaten Berau Tahun 2008
Nomor 9) ;
9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
Memperhatikan : 1. Surat Edaran Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
B-7797/Dep.I/LH/10/2010 tentang Penyampaian daftar
jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan UKL-UPL di Bidang Perindustrian ;
2. Surat Edaran Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
B-1299/Dep.I/PDAL/02/2013 tentang Penyampaian
daftar jenis rencana usaha dan/atau kegiatan sektor
ESDM yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG JENIS USAHA DAN/ATAU


KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI UPAYA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL–UPL) SERTA
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN
DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (SPPL) DI
KABUPATEN BERAU

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelengara Pemerintah Daerah.
2. Bupati adalah Bupati Berau.
3. Kepala Badan Lingkungan Hidup adalah Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Berau.
4. Badan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat BLH adalah unsur
pembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang
lingkungan hidup.
5. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Berau.
-4 -

6. Pemrakarsa/Penanggungjawab Usaha adalah orang atau badan hukum yang


bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan
dilaksanakan.
7. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
8. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang
meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan
dan penegakan hukum.
9. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup yang selanjutnya disebut UKL–UPL adalah Pengelolaan dan
Pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak
penting terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
10. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup yang selanjutnya disebut SPPL adalah pernyataan kesanggupan dari
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari
usaha dan/atau kegiatannya diluar usaha dan/atau kegiatan yang wajib
Amdal atau UKL–UPL.
11. Rekomendasi UKL-UPL adalah surat persetujuan terhadap suatu usaha
dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL.
12. Izin Lingkungan adalah Izin yang diberikan kepada setiap orang yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam
rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat
memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.
13. Izin Usaha dan/atau Kegiatan adalah Izin yang diterbitkan oleh instansi teknis
untuk melakukan usaha dan/atau kegiatan.

BAB II

KLASIFIKASI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB


UKL-UPL SERTA SPPL

Pasal 2

(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib
Amdal wajib memiliki UKL-UPL.
(2) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib UKL-UPL wajib membuat
SPPL.
(3) Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki UKL-UPL atau
SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tercantum dalam
Lampiran I, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.
-5 -

(4) UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan persyaratan untuk
mengajukan permohonan Izin Lingkungan.

BAB III

PENYUSUNAN DOKUMEN UKL-UPL

Pasal 3

(1) UKL-UPL disusun oleh pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu usaha
dan/atau kegiatan.
(2) Lokasi rencana dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Berau.
(3) Dalam hal lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan tidak sesuai dengan
rencana tata ruang, UKL-UPL tidak dapat diperiksa dan wajib dikembalikan
kepada Pemrakarsa.
(4) Sebelum menyusun dokumen UKL-UPL, pemrakarsa terlebih dahulu
melakukan sosialisasi rencana dan/atau kegiatan terhadap masyarakat
sekitar dengan melibatkan pemerintah kecamatan, kelurahan/kampung dan
instansi terkait.
(5) Penyusunan dokumen UKL-UPL berfungsi untuk memberikan informasi
tentang komponen lingkungan yang akan terkena dampak dan sebagai
dokumen yang mengikat bagi pemrakarsa untuk melaksanakan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan.
Pasal 4

(1) Penyusunan dokumen UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


ayat (1) paling sedikit memuat :
a. Identitas pemrakarsa ;
b. Rencana usaha dan/atau kegiatan ;
c. Dampak lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemntauan Lingkungan Hidup ;
d. Jumlah dan jenis Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dibutuhkan ;
e. Surat pernyataan komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan ketentuan
yang tercantum dalam dokumen UKL-UPL, yang ditandatangani di atas
kertas bermaterai cukup
f. Daftar Pustaka ; dan
g. Lampiran.
(2) Penyusunan UKL-UPL dilakukan sesuai dengan pedoman penyusunan
dokumen UKL-UPL sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.
(3) Penyusunan UKL-UPL dapat dilakukan oleh Pemrakarsa dan/atau meminta
bantuan ahli dan/atau mempergunakan jasa konsultan dan/atau lembaga
penelitian lainnya.
-6 -

Pasal 5

Dalam hal :
a. usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan lebih dari 1 (satu) usaha
dan/atau kegiatan dan perencanaan serta pengelolaannya saling terkait dan
berlokasi di dalam satu kesatuan hamparan ekosistem, ; dan/atau
b. pembinaan dan/atau pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan
dilakukan oleh lebih dari 1 (satu) satuan kerja pemerintah kabupaten,
pemrakarsa hanya menyusun 1 (satu) UKL-UPL.

Pasal 6

Bagi usaha dan/atau kegiatan yang dalam operasionalnya melakukan


aktivitas/kegiatan yang kewenangan pembinaan teknisnya nya lebih dari 1 (satu)
instansi, maka kewajiban pembuatan UKL-UPL mengacu pada usaha dan/atau
kegiatan utamanya yang isi dokumennya meliputi dan mencakup seluruh
kegiatannya.

Pasal 7

(1) Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada BLH dilarang menjadi penyusun
UKL-UPL.
(2) Dalam hal BLH bertindak sebagai Pemrakarsa, Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjadi penyusun UKL-UPL.

BAB IV

SPPL

Pasal 8

(1) SPPL dibuat oleh pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu usaha dan/atau
kegiatan.
(2) SPPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) berisi :
a. Identitas pemrakarsa ;
b. Informasi singkat terkait dengan usaha dan/atau kegiatan ;
c. Keterangan singkat mengenai dampak lingkungan yang terjadi dan
pengelolaan lingkungan hidup yang akan dilakukan ;
d. Pernyataan kesanggupan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup, ; dan
e. Tandatangan pemrakarsa di atas kertas bermaterai cukup.
(3) Pengisian SPPL sebagaimna dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan
menggunakan format SPPL sebagaimana tercantum dalam lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
-7 -

BAB V

TATA LAKSANA PEMERIKSAAN UKL-UPL DAN


PENERBITAN REKOMENDASI UKL-UPL SERTA IZIN LINGKUNGAN

Bagian Kesatu
Pemeriksaan UKL-UPL

Pasal 9

(1) Dokumen UKL-UPL yang telah dibuat oleh pemrakarsa diperiksa BLH apabila
usaha dan/atau kegiatan berlokasi pada wilayah Kabupaten Berau dan/atau
di wilayah laut paling jauh 1/3 (satu per tiga) dari wilayah laut kewenangan
Provinsi.
(2) Pemeriksaan UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan tahapan :
a. penerimaan dan pemeriksaan administrasi permohonan Izin Lingkungan
dan UKL – UPL ;
b. pemeriksaan substansi UKL- UPL.
(3) Permohonan yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) akan diberikan tanda bukti penerimaan UKL- UPL.
(4) Dalam hal terdapat kekurangan data dan/atau informasi dalam UKL- UPL
memerlukan tambahan dan/atau perbaikan, pemrakarsa wajib
menyempurnakan dan/atau melengkapinya sesuai hasil pemeriksaan.
(5) Untuk UKL-UPL yang telah memenuhi persyaratan akan dilakukan
pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa Dokumen UKL-UPL Kabupaten Berau
(6) Dalam rangka pemeriksaan UKL-UPL, Tim Pemeriksa Dokumen UKL-UPL
Kabuapten Berau meminta Pemrakarsa kegiatan untuk melakukan presentasi
pembahasan pemeriksaan rencana usaha dan/atau kegiatan.
(7) Jangka waktu pemeriksaan UKL-UPL dilakukan paling lama 14 (empatbelas)
hari kerja sejak dokumen UKL-UPL dinyatakan lengkap secara administrasi.

Pasal 10

(1) Pemeriksaan dokumen UKL-UPL untuk menentukan persetujuan atau


penolakan UKL-UPL paling sedikit wajib mempertimbangkan :
a. rencana tata ruang sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan ;
b. kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
sumber daya alam yang diatur dalam Peraturan Perundang-undangan ;
c. kepentingan pertahanan keamanan ;
d. kemampuan pemrakarsa yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi
dampak negatif yang akan ditimbulkan dari usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan ;
e. rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau
pandangan masyarakat ;
-8 -

f. rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau


mengganggu entitas ekologis yang merupakan :
1. entitas dan/atau spesies kunci (key species) ;
2. memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance) ;
3. memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance) ; dan/atau
4. memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance) ;
g. rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap
usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha
dan/atau kegiatan ; dan
h. tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari
lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan
daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud.
(2) Pemeriksaan dokumen UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Tim Pemeriksa Dokumen UKL-UPL Kabupaten Berau yang
terdiri dari :
a. Wakil dari Badan Lingkungan Hidup ;
b. instansi yang membidangi rencana usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan ;
c. instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
penataan ruang ;
d. unsur lain yang dianggap perlu.

Bagian Kedua
Rekomendasi UKL-UPL

Pasal 11

(1) Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,


Bupati menerbitkan Rekomendasi UKL-UPL.
(2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat :
a. rekomendasi persetujuan UKL-UPL jika rencana usaha dan/atau kegiatan
dinyatakan disetujui ; atau
b. rekomendasi penolakan UKL-UPL, jika rencana usaha dan/atau kegiatan
dinyatakan tidak disetujui.
(3) Rekomendasi berupa persetujuan UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a, paling sedikit memuat :
a. dasar pertimbangan dikeluarkannya persetujuan UKL-UPL ;
b. pernyataan persetujuan UKL-UPL ; dan
c. persyaratan dan kewajiban Pemrakarsa sesuai dengan yang tercantum
dalam UKL-UPL .
(4) Dalam hal Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan Pemrakarsa wajib
memiliki Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Rekomendasi
UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mencantumkan jumlah
dan jenis Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
-9 -

(5) Rekomendasi berupa penolakan UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) huruf b, paling sedikit memuat :
a. dasar pertimbangan dikeluarkannya penolakan UKL-UPL; dan
b. pernyataan penolakan UKL-UPL.

Bagian Ketiga
Izin Lingkungan

Pasal 12

(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki UKL-UPL wajib memiliki
Izin Lingkungan.
(2) Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui
tahapan kegiatan yang meliputi :
a. penyusunan UKL-UPL ;
b. pemeriksaan UKL-UPL ; dan
c. permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.

Pasal 13

(1) Permohonan Izin Lingkungan diajukan secara tertulis oleh penanggungjawab


Usaha dan/atau Kegiatan selaku Pemrakarsa kepada Bupati Cq. Kepala BLH.
(2) Permohonan Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan bersamaan dengan pengajuan pemeriksaan UKL-UPL.

Pasal 14

Permohonan Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13


ayat (1), harus dilengkapi dengan :
a. dokumen UKL-UPL ;
b. dokumen pendirian Usaha dan/atau Kegiatan (dapat berupa akta pendirian
perusahaan untuk Usaha dan/atau kegiatan yang sifatnya swasta, sedangkan
untuk pemerintah antara lain berupa dasar hukum pembentukan lembaga
pemerintah) ; dan
c. profil Usaha dan/atau Kegiatan, antara lain memuat : nama penanggung jawab
Usaha dan/atau Kegiatan; nama Usaha dan/atau Kegiatan; alamat Usaha
dan/atau Kegiatan ; bidang Usaha dan/atau Kegiatan; dan lokasi Usaha
dan/atau Kegiatan.
Pasal 15

Setelah menerima permohonan Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 14, BLH wajib mengumumkan permohonan Izin Lingkungan.

Pasal 16

(1) Pengumuman dilakukan melalui multimedia dan papan pengumuman paling


lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak dokumen UKL-UPL yang diajukan
dinyatakan lengkap secara administrasi.
- 10 -

(2) Masyarakat dapat memberikan saran, pendapat, dan tanggapan terhadap


pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diumumkan.
(3) Saran, pendapat, dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
disampaikan kepada bupati dan BLH.

Pasal 17

(1) Izin Lingkungan diterbitkan oleh Bupati.


(2) Bupati menerbitkan Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) setelah dilakukannya pengumuman permohonan Izin Lingkungan dan
dilakukan bersamaan dengan diterbitkannya Rekomendasi UKL-UPL.

Pasal 18

(1) Izin Lingkungan paling sedikit memuat :


a. dasar diterbitkannya Izin Lingkungan berupa rekomendasi persetujuan
UKL-UPL ;
b. identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris ;
c. deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan ;
d. persyaratan pemegang Izin Lingkungan ;
e. kewajiban pemegang Izin Lingkungan ;
f. masa berlaku Izin Lingkungan, dan penetapan mulai berlakunya Izin
Lingkungan.
(2) Izin Lingkungan berakhir bersamaan dengan berakhirnya izin Usaha dan/atau
Kegiatan.
Pasal 19

(1) Izin Lingkungan yang telah diterbitkan Bupati, BLH wajib mengumumkan
melalui media massa dan/atau multimedia.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka
waktu 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkan.

Pasal 20

(1) Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib mengajukan permohonan


perubahan Izin Lingkungan, apabila Usaha dan/atau Kegiatan yang telah
memperoleh Izin Lingkungan direncanakan untuk dilakukan perubahan.
(2) Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi :
a. perubahan kepemilikan Usaha dan/atau Kegiatan ;
b. perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup ;
c. perubahan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup yang memenuhi
kriteria :
1. perubahan dalam penggunaan alat-alat produksi yang berpengaruh
terhadap lingkungan hidup ;
2. penambahan kapasitas produksi ;
- 11 -

3. perubahan spesifikasi teknik yang memengaruhi lingkungan ;


4. perubahan sarana Usaha dan/atau Kegiatan ;
5. perluasan lahan dan bangunan Usaha dan/atau Kegiatan ;
6. perubahan waktu atau durasi operasi Usaha dan/atau Kegiatan ;
7. Usaha dan/atau Kegiatan di dalam kawasan yang belum tercakup di
dalam Izin Lingkungan ;
8. terjadinya perubahan kebijakan pemerintah yang ditujukan dalam
rangka peningkatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ;
dan/atau
9. terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat
peristiwa alam atau karena akibat lain, sebelum dan pada waktu Usaha
dan/atau Kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan.
d. terdapat perubahan dampak dan/atau risiko terhadap lingkungan hidup
berdasarkan hasil kajian analisis risiko lingkungan hidup dan/atau audit
lingkungan hidup yang diwajibkan ; dan/atau
e. tidak dilaksanakannya rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam jangka
waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya Izin Lingkungan.
(3) Sebelum mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf d, dan huruf e, penanggung jawab
Usaha dan/atau Kegiatan wajib mengajukan permohonan perubahan
Rekomendasi UKL-UPL.
(4) Penerbitan perubahan Rekomendasi UKL-UPL dilakukan melalui penyusunan
dan pemeriksaan UKL-UPL baru.
(5) Penerbitan perubahan Rekomendasi UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dilakukan dalam hal perubahan Usaha dan/atau Kegiatan tidak
termasuk dalam kriteria wajib Amdal.
(6) Penerbitan perubahan Izin Lingkungan dilakukan bersamaan dengan
penerbitan perubahan Rekomendasi UKL-UPL.

Pasal 21

(1) Dalam hal terjadi perubahan kepemilikan Usaha dan/atau Kegiatan Bupati
menerbitkan perubahan Izin Lingkungan.
(2) Dalam hal terjadi perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan menyampaikan laporan
perubahan kepada Bupati Cq. BLH.
(3) Berdasarkan laporan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Bupati
menerbitkan perubahan Izin Lingkungan.

Pasal 22

Pemegang Izin Lingkungan berkewajiban :


a. menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam Izin Lingkungan dan
Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ;
b. membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan
kewajiban dalam Izin Lingkungan kepada Bupati Cq. BLH ; dan
- 12 -

c. menyediakan dana penjaminan untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup


sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 23

(1) Pemegang Izin Lingkungan yang melanggar ketentuan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 22 dikenakan sanksi administratif yang meliputi :
a. teguran tertulis ;
b. paksaan pemerintah ;
c. pembekuan Izin Lingkungan ; atau
d. pencabutan Izin Lingkungan.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Bupati.

BAB VI

TATA LAKSANA PEMERIKSAAN SPPL

Pasal 24

(1) SPPL disusun dan ditandatangani oleh Pemrakarsa.


(2) SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada BLH untuk
dilakukan pemeriksaan/verifikasi.
(3) Pemeriksaan/verifikasi SPPL dapat dilakukan dengan peninjauan lokasi usaha
dan/atau kegiatan.
(4) Berdasarkan hasil pemeriksaan/ verifikasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), BLH :
a. Memberikan tanda bukti pendaftaran SPPL jika usaha dan/atau kegiatan
merupakan usaha dan/atau kegiatan yang wajib membuat SPPL ; atau
b. Menolak SPPL jika usaha dan/atau kegiatan merupakan usaha dan/atau
kegiatan wajib memiliki amdal atau UKL-UPL.
(5) Tanda bukti pendaftaran SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a
mencantumkan nomor pendaftaran dan tanggal penerimaan SPPL.

BAB VII

PENGAWASAN

Pasal 25

Pengawasan terhadap pelaksanaan UKL-UPL atau SPPL bagi usaha dan/atau


kegiatan dilakukan oleh BLH Kabupaten Berau bersama-sama dengan
Dinas/Instansi/Kantor yang terkait sesuai dengan tugas pokok yang menjadi
tanggungjawabnya.
- 13 -

BAB VIII

PENDANAAN

Pasal 26

(1) Dana kegiatan pemeriksaan UKL-UPL yang dilakukan oleh Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Berau, dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
(2) Dana kegiatan untuk pemeriksaan UKL-UPL yang dialokasikan dari APBD,
antara lain mencakup :
a. biaya administrasi persuratan antara lain :
1. penggandaan surat undangan ;
2. pengiriman dokumen UKL-UPL ;
3. pengiriman surat undangan ; dan
4. pengiriman surat keputusan.
b. biaya pengecekan kebenaran atau kesesuaian atas hasil perbaikan
dokumen UKL-UPL oleh badan lingkungan hidup ;
c. biaya pengumuman permohonan Izin Lingkungan ;
d. biaya pengumuman penerbitan Izin Lingkungan ;
e. administrasi penerbitan rekomendasi UKL-UPL, dan penerbitan Izin
Lingkungannya.
(3) Dana kegiatan untuk pemeriksaan UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat dibebankan kepada pemrakarsa sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.
(4) Jasa pemeriksaan UKL-UPL yang dilakukan oleh tim pemeriksa dibebankan
kepada pemrakarsa sesuai dengan standar biaya umum (SBU) nasional atau
daerah yang diatur dalam ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 27

(1) Dana jasa pemeriksaan dokumen UKL-UPL dan penerbitan Izin Lingkungan,
mencakup komponen biaya untuk pemeriksaan dokumen UKL-UPL dan
penerbitan Izin Lingkungan yang meliputi :
a. Honorarium pemeriksa UKL-UPL ;
b. penggandaan dokumen UKL-UPL pada tahap persiapan rapat koordinasi
pemeriksaan UKL-UPL :
c. pelaksanaan rapat koordinasi pemeriksaan UKL-UPL, jika diperlukan
koordinasi antara lain :
1. biaya penyelenggaraan rapat ;
2. biaya transportasi lokal peserta rapat ;
3. biaya transportasi perserta rapat dari luar kota lokasi dilaksanakannya
rapat ;
4. biaya akomodasi peserta rapat dari luar kota lokasi dilaksanakannya
rapat ; dan
5. uang harian peserta rapat ;
- 14 -

d. penggandaan dokumen UKL-UPL yang telah disetujui pada tahap pasca


pemeriksaan dokumen UKL-UPL.
(2) Biaya penyusunan dan pemeriksaan UKL-UPL dan SPPL dibebankan kepada
penanggungjawab/pemrakrasa usaha dan/atau kegiatan.
(3) Biaya administrasi dan persuratan, pengadaan peralatan kantor untuk
menunjang proses pelaksanaan pemeriksaan UKL-UPL dan SPPL, penerbitan
rekomendasi UKL-UPL Izin lingkungan dan persetujuan SPPL, pelaksanaan
pembinaan dan pengawasan, dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Berau yang dilakukan di BLH.

Pasal 28

Dana pembinaan dan evaluasi kinerja yang dilakukan oleh badan lingkungan
hidup dialokasikan dari anggaran BLH.

BAB IX

PELAPORAN

Pasal 29

(1) Pelaporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan untuk


dokumen UKL-UPL dan SPPL bagi usaha dan/atau kegiatan wajib
dilaksanakan oleh Pemrakarsa.
(2) Periode penyampaian laporan minimal 4 (empat) kali dalam setahun.

Pasal 30

Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ditujukan kepada BLH dengan


tembusan kepada Dinas/Instansi/Kantor terkait sesuai dengan jenis usaha
dan/atau kegiatan yang dilaksanakan.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 31

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Berau Nomor 41
Tahun 2013 tentang Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan
lingkungan hidup (UKL-UPL) serta surat pernyataan kesanggupan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL) di Kabupaten Berau, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
- 15 -

Pasal 32

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Berau.

Ditetapkan di Tanjung Redeb


pada tanggal 6 Oktober 2014

BUPATI BERAU,

ttd

H. MAKMUR HAPK

Diundangkan di Tanjung Redeb


pada tanggal 6 Oktober 2014

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BERAU

ttd

H. JONIE MARHANSYAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2014 NOMOR 30

Salinan sesuai dengan aslinya Salinan sesuai dengan Aslinya


An. Kepala Bagian Hukum & PerUndang-Undangan
Kasubbag Dokumentasi & Informasi Hukum KEPALA BAGIAN HUKUM DAN
PERUNDANG-UNDANGAN,

WIWIK DWI KORIYANTO, SH ttd


Penata Tk. I
NIP. 19651018 199703 1 004 Hj. SRI EKA TAKARIYATI, SH, MM
Pembina Tk. I
NIP. 19651212 199403 2 008

Anda mungkin juga menyukai