PET adalah Positron Emission Tomography yang merupakan pencitraan di kedokteran nuklir
yang menggunakan sebuah perunut (tracer) yang memancarkan positron untuk menentukan
karakteristik dari fusngsi biokomia suatu sel atau organ secara fisiologis maupun patologi
yang dilakukan secara in vivo. Prinsip kerjanya dengan menggunakan pemancar positron,
pemancar positron sendiri merupakan nuklida yang memiliki jumlah proton lebih banyak
daripada neutronnya sehingga mengakibatkan inti atomnya tidak stabil serta mengalami
peluruhan dengan memancarkan positron. Sebuah proton yang berada dalam nukleus akan
berubah menjadi sebuah neutron dan akan memancarkan positron β+ dan e+ dan sebuah
neutrino (υ). Neutrino memiliki masa yang sangat kecil sehingga dapat diabaikan, maka
neutrino ini tidak akan berinteraksi dengan zat sehingga tidak dapat terdeteksi. Pada
prosesnya nanti akan terjadi tumbukan antara positron dengan elektron yang menghasilkan
dua buah foton sinar gamma yang disebut dengan annihilasi. Dua buah sinar gamma yang
dihasilkan ini akan memancar dengan arah yang berlawanan membentuk sudut 180o.
Peristiwa ini memang sering terjadi ketika proses annihilasi positron/elektron, tapi ada juga
kemungkinan akan terbentuk 3 kuanta atau 3 pancaran. Pancaran total energi yang dihasilkan
oleh kedua sinar gamma ini adalah 1022 KeV dan 511 KeV untuk masing-masing arah
pancaran atau kuanta. Ada beberapa jenis pemancar postiron yang digunakan dan diperoleh
dari proses cyclotron, diantaranya :
Untuk menghasilkan sebuah pemancar positro, dapat menggunakan sebuah akselerator yaitu
sebuah mesin pemercepat partikel yang mempercepat partikel secara melingkar yang disebut
siklotron. Terdiri dari sumber ion, sistem vakum tinggi, sistem pemercepat dan osilasi, sistem
transpor berkas dan sistem target. Ada dua jenis siklotron yang biasa digunakan diantaranya
siklotron ion negatif dan siklotron deep-valley. Dihasilkan dengan cara memancarkan berkas
proton yang berenergi tinggi (10-20 MeV) pada sebuah target.