Anda di halaman 1dari 28

BAB I

KERANGKA ILMU EKONOMI

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang dari teori permintaan ini adalah bahwa jika permintaan tinggi terhadap
cabai dan pasokannnya terbatas (penawaran) maka akan terjadi ketidakseimbangan antara
permintaan dan penawaran dan menyebabkan harga cabai menjadi naik, dan ini di mutlak
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada, dan berdasarkan Hukum permintaan yaitu makin
rendah harga karet maka makin banyak permintaan terhadap karet tersebut,dan pasokan
terhadap karet tersebut melimpah hal ini menyebabkan harga aret menjadi semakin rendah
dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada.

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat kita analisis :

a. Uraian tentang harga karet yang semakin rendah


b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
c. Indikasi terhadap ilmu ekonomi mikro
d. Implementasi terhadap petaani karet

C. Manfaat
Manfaat mempelajari atau mengetahui masalah ini adalah agar kita dapat menganalisis
dan mencari solusi dari setiap permasalahan dalam Ilmu Ekonomi Mikro yang berkaitan
dengan permintaan terhadap suatu barang sehingga kita bisa mencari solusinya dan
mengatasinya lebih efektif agar tidak berdampak terlalu buruk bagi konsumen maupun
produsen.

D.Tujuan

Tujuan dari masalah ini yaitu agar kita lebih memfokuskan pada analisis agar sumber
daya atau barang yang dibutuhkan konsumen tetap stabil antara permintaan dan
penawarannya sehingga barang tersebut tidak mengalami kelangkaan.

1
2. ISI
PEMBAHASAN

Tribun Pontianak, 23 Februari 2015

HARGA KARET TURUN DERASTIS

A. Uraian dan pembahasan

PONTIANAK - Turunnya harga karet membuat para petani menjerit. Pasalnya, saat
ini harga karet per kilonya Rp 5000 hingga Rp 7000. Harga tersebut turun dari sebelumnya
Rp 10000 hingga Rp 20000 per kilonya. Sementara harga getah karet di pasar Internasional
berkisar Rp 20 ribu per kilo. Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar, Ir
H Moch Budi Setiawan MM mengatakan, penyebab harga getah karet murah karena, kualitas
karetnya di dalam negeri khusus di Kalbar tidak sesuai dengan standar pasar
Internasional."Harga getah karet kita masih mengikuti pasar Internasional sekitar Rp 20 ribu
perkilo. Oleh karena kualitas getah karet, di dalam negeri kurang bagus, harganya berkisar Rp
6 ribu-Rp 7 ribu perkilo," ujar Budi Setiawan. Menurut Budi, banyak terjadi dilapangan
bahan olah karet dari petani kurang bagus. Masih banyak ditemukan di dalam getah karet
seperti, pasir, batu, tanah, dan banyak lagi lainnya. Sehingga kualitas karet di dalam negeri
khusus di Kalbar jauh dengan standar pasar Internasional.
Di Kalbar ada 17 unti industri pengelola karet seperti, Kabupaten Pontianak memiliki
1 unit, Kubu Raya 4 unit , Landak 2 unit, Sambas 1 unit, Sanggau 2 unit, Sintang 2 unit, dan
Kota Pontianak 5 unit. Sedangkan indusri Kota Pontianak setahun hanya 149.600 ton,
Kabupaten Pontianak 25.000 ton pertahun, Kubu Raya 235.000 ton, Landak 30.000 ton,
Sambas 16.000 ton, Sanggau 70.000 ton, dan Sintang hanya 92.000 ton pertahun. "Jadi
kapisitas 7 industri getah karet di Kalbar pertahun hanya 617.600 ton," jelasnya. Untuk
memperbaiki kualitas getah karet hasil dari petani karet di Kalbar, Dinas Perkebunan Provinsi
Kalbar sering melakukan sosialisasi tentang Bokar bersih getah karet. Sehingga di
kabupaten/kota sudah diintruksi untuk melakukan promosi tentang Bokar bersih tersebut,
agar petani karet paham untuk bisa mengelola karetnya sesuai dengan aturan pasar.

2
B. Berdasarkan ilmu ekonomi mikro yang berkaitan dengan teori permintaan faktor atau
variabel yang mempengaruhi fungsi permintaan yaitu salah satunya
 Harga barang itu sendiri
Sesuai dengan hukum permintaan, Harga karet meningkat jadi jumlah
permintaannya akan menurun.dan sebaliknya harga turun jumlah permintaan
meningkat.
 Jumlah pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang akan menentukan
besarnya permintaan terhadap barang yang di konsumsinya. Jika pendapatan
meningkat, permintaannya juga meningkat dan sebaliknya.

Selain dari faktor diatas yang mempengaruhi terhadap fungsi permintaan, faktor lain yang
membuat harga karet turun karna kualitasnya yang kurang bagus.

C. Indikasi terhadap ilmu ekonomi

bahwa sesuai dengan pengertian permintaan yang berkaitan dengan keinginan


konsumen akan suatu barang yang ingin dipenuhi tetapi karena pasokan karet rendah
sehingga membuat harga karet menjadi naik begitu sebaliknya saat paokan karet tinggi
sehingga membuat harga karet turun.

D.Implementasinya

Implementasinya yang dapat dilakukan petani karet dalam kehidupan sehari-hari


terhadap masalah harga karet yang turun, biasanya petani karet mengurangi keinginan mereka
untuk mengkonsumsi komoditi lain, karena pendapatan mereka menurun dari yang biasa
diperulehnya.

E. Dampak dan kurva dari turunnya harga karet

 Pendapatan petani karet menurun


 Banyaknya petani yang beralih profesi
 Petani karet membatasi pengeluarannya

3
Kurva permintaan terhadap karet
P
Pada kurva disamping pada harga karet Rp.
10.000-20.000 10.000, sampai dengan Rp. 20.000,-
5000-10.0000 produksi karet sebanyak 500.000 ton dan
D
kualitas karet pada harga tersebut juga
Q
bagus, tetapi pada harga karet Rp. 5000,
500.000 617.600
sampai dengan Rp. 10.000,- , produksi
ton ton
karet bertambah menjadi 617.600 tetapi
kualitas karet tidak bagus, itu sebabnya
mengapa kurva permintaan bergeser ke kiri.

3.PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari masalah ini dapatlah kami tarik kesimpulan bahwa dalam ilmu ekonomi mikro
permintaan merupakan suatu keinginan yang di sertai kemampuan untuk membeli
barang pada berbagai tingkat harga dalam waktu tertentu, seperti layaknya bunyi hukum
permintaan sebagai berikut “apabila harga suatu barang naik, jumlah barang yang
diminta cenderung turun, begitupun sebaliknya jika harga suatu barang turun, jumlah
barang yang diminta cenderung naik.”
B. Saran
Menurut kami, walaupun sering terjadi perubahan-perubahan baik dari manusia
maupun faktor alam yang dapat mempengaruhi antara permintaan dan penawaran, kita
sebagai manusia ekonomi harusnya lebih kritis dalam memandang masalah ini dan
berusaha lebih baik untuk mengatasinya agar petani karet memperoleh jalan keluar atau
solusinya untuk memperoleh pendapatan agar mampu dapat memenuhi kepuasan yang
maksimal.

4
BAB II

TEORI KONSUMSI

1. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Adanya perubahan pendapatan masyarakat setiap tahunnya menjadi salah satu
pengaruh perubahan permintaan terhadap suatu komoditi tertentu dan terkadang
dijadikan tolak ukur dari kesejahteraan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis
terhadap perubahan pendapatan dengan perubahan permintaan terhadap suatu
komoditi dengan menggunakan data sekunder yang di peroleh dari Badan Pusat
Statistik.
Kesejahteraan seseorang pada umumnya diukur dari berapa banyak jumlah
kekayaan yang dimiliki namun ada sebagian orang yang merasa dirinya sejahtera
dengan cara hidup sederhana , memberikan seluruh harta kekayaannya kepada orang
lain yang lebih membutuhkan. Fenomena tersebut menjadi menarik untuk dikaji lebih
dalam, sehingga hal tersebut yang melarbelakangi penulisan pembahasan bab II.

B. Rumusan masalah :
(i) Analisis data perubahan pendapatan masyarakat dengan perubahan jumlah
komoditi yang diminta per tahunnya.
(ii) Apa sebab dan tujuan seorang yang telah memiliki harta kekayaan yang
berlimpah memutuskan untuk hidup dengan cara yang sederhana dan apakah
ia sejahtera ?
C. Tujuan
(i) untuk mengetahui hasil dari analisis perubahan pendapatan dengan perubahan
jumlah komoditi yang diminta per tahunnya.
(ii) untuk mengetahui teori berserta contoh dari Abraham Maslaw.
D. Manfaat
(i) sebagai tambahan wawasan tentang tingkat kepekaan masyarakat terhadap jumlah
barang yang diminta dengan perubahan pendapatan serta dapat mengetahui
komodoti tersebut termasuk jenis barang apa

5
(ii) sebagai tambahan wawasan tentang teori Abraham Maslaw dan contohnya
dikehidupan sehari-hari.

2. ISI
PEMBAHASAN

A. Analisis perubahan pendapatan dengan perubahan data permintaan komoditi ikan di


wilayah Indonesia

TAHUN Pendapatan (Rp) Jumlah Barang (Q)

2000 6854.4 9745

2005 11623.4 14218

2008 19580.4 15435

Tabel 2.1 Berdasarkan data BPS Indonesia Dalam Angka 2000, 2005, 2008
P
Kurva 2.1 menggambarkan jumlah konsumsi
19580.4
masyarakat rumah tangga bukan angkatan kerja
11623.4
di kota terhadap komoditi ikan apabila terdapat
6854.4
perubahan pendapatan. Data perubahan
Q pendapatan merupakan hasil dari metode
9745 14218 15435
pendekatan pengeluaran.

Gambar 2.1 Kurva Engel

Pada tahun 2000, pendapatan rata-rata sebesar Rp.6.854.4,- jumlah ikan yang dikonsumsi
sebanyak 9745 ekor. Pada tahun 2005, pendapatan rata-rata sebesar Rp.11.623.4,- jumlah
ikan yang dikonsumsi sebanyak 14218 ekor. Dan pada tahun 2008 pendapatan rata-rata
sebesar Rp.19.580.4,- jumlah ikan yang dikonsumsi sebanyak 15435 ekor. Berdasarkan data
tersebut terdapat hubungan positif antara pendapatan dan jumlah barang yang dikonsumsi.
Berdasarkan teori konsumsi apabila kenaikan pendapatan berbanding lurus dengan kenaikan
permintaan maka komoditi tersebut termasuk barang normal. Hubungan positif terlihat pada
kurva engel.

6
B. Analisis Teori Abraham Maslow

Nama : Abraham Maslow


TTL : Manhattan, New york, 1 April 1908.

Teori Abraham Maslow

Konsep hierarki kebutuhan dasar ini


bermula ketika Maslow melakukan observasi
terhadap perilaku monyet. Berdasarkan
pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa
beberapa kebutuhan lebih diutamakan
dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.
Contohnya jika individu merasa haus, maka
individu akan cenderung untuk mencoba
memuaskan dahaga. Individu dapat hidup tanpa
makanan selama berminggu-minggu. Tetapi
tanpa air, individu hanya dapat hidup selama
beberapa hari saja karena kebutuhan akan air
lebih kuat daripada kebutuhan akan makan. Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow
sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga
yang menggambarkan tingkat kebutuhan. Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu :
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih
sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri Maslow memberi

7
hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu
akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya. Jika pada tingkat tertinggi tetapi
kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang
sebelumnya. Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua
kekuatan yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan
(growth motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan
mansuia karena berbagai kekurangan yang ada. Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan
atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang. Kapasitas tersebut merupakaan
pembawaan dari setiap manusia. Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat
kebutuhan dasar. Di luar kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini
termasuk kebutuhan untuk memahami, apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Dalam
tingkat dari lima kebutuhan dasar, orang tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama
telah puas, maupun ketiga sampai kedua telah puas, dan sebagainya. Kebutuhan dasar
Maslow adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisiologi
Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan pertama dan utama untuk
mempertahankan hidup dan kehidupan manusia. Kebutuhan paling dasar pada setiap
orang adalah kebutuhan fisiologi yakni kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya
secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman,
tempat berteduh, seks, tidur dan oksigen. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah
potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Manusia
yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau
dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain
sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan. Di masyarakat yang sudah mapan,
kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya hidup. Mereka biasanya
sudah memiliki cukup makanan, tetapi ketika mereka berkata lapar maka yang
sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa
lapar yang dirasakannya Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu
peduli dengan rasa, bau, temperatur ataupun tekstur makanan.

Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal.


Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa terpuaskan
sepenuhnya atau minimal bisa diatasi. Manusia dapat merasakan cukup dalam

8
aktivitas makan sehingga pada titik ini, daya penggerak untuk makan akan hilang.
Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan besar, dan kemudian
membayangkan sebuah makanan lagi sudah cukup untuk membuatnya mual. Kedua,
yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangannya.

Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi dan akan
terus menerus mencari makanan dan air lagi. Sementara kebutuhan di tingkatan yang
lebih tinggi tidak terus menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang yang minimal
terpenuhi sebagian kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa
yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut
tanpa harus mencari-carinya lagi. Untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia secara
kolektif ataupun secara perseorangan, muncul berbagai kegiatan manusia, baik
langsung maupun tidak langsung memerlukan adanya air. Sebagai contoh untuk
memenuhi kebutuhan pakaian didirikan pabrik tekstil dan industri pakaian, jadi untuk
memenuhi kebutuhan pakaian dan minuman didirikan pabrik makanan, minuman
dalam botol atau kaleng, sari buah, tahu, tempe dan sebagainya, untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan didirikan rumah sakit. Penggunaan air untuk berbagai kegiatan
itu menghasilkan limbah cair karena semua air yang digunakan itu tidak terikut semua
bagian atau bahan yang diproduksi. Air disini sangat dibutuhkan oleh kebutuhan
manusia secara fisiologi karena setiap saat manusia akan membutuhkan air untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Kebutuhan Akan Rasa Aman

Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik,
stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam
seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana
alam. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan
ini tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia tidak pernah dapat dilindungi
sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku
berbahaya orang lain. Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan
bertingkah laku sama seperti anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah
laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman
memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan
berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.

9
Karena adanya kebutuhan inilah maka manusia membuat peraturan, undang-undang,
mengembangkan kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun dan sebagainya.
Sama halnya dengan basic needs. Jika safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak
tidak terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan
pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif. Pada
hierarki kebutuhan yang ketiga di sebut kebutuhan akan rasa aman yaitu orang
memerlukan atau membutuhkan suatu keamanan dalam bekerja, dimana dalam tulisan
ini mendapatkan kesesuaian dengan asuransi. Nalarnya adalah tujuan utama dari
asuransi adalah memberikan keamanan bagi pemegang polis asuransi bahwa ketika
sesuatu terjadi maka perusahaan asuransi akan memberikan bantuan, entah dalam
berbagai bentuk. Catatan bahwa pemberian jaminan tersebut akan disesuaikan
dengan jenis polis asuransi yang diikuti.

c. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang


kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-
kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan
keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti
kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang kebutuhan cintanya
sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak
cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang
yang memang penting bagi dirinya. Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak
akan merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan
penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta
menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta
kesalahan-kesalahannya. Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta
meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus memahami cinta,
harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya. Jika tidak,
dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian. Kebutuhan
memiliki dan dimiliki adalah kebutuhan dasar yang menggambarkan emosi seseorang.
Kebutuhan ini merupakan suatu dorongan dimana seseorang mempunyai keinginan
untuk menjalin hubungan yang bermakna secara efektif atau hubungan emosional
dengan orang lain. Dorongan ini akan semakin menekan seseorang sedemikian rupa,
sehingga ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan pemenuhan

10
kebutuhan akan cinta kasih dan perasaan memiliki. Kebutuhan akan mencintai dan
dicintai ini sangat besar pengaruhnya terhadap kepribadian seseorang terutama anak.

Ada beberapa konsep yang terkandung dalam makna kebutuhan mencintai dan
dicintai yang perlu dipahami, diantaranya adalah:
1. Cinta adalah dukungan.
2. Cinta adalah ketulusan.
3. Cinta adalah perhatian.
Kesimpulanya, kebutuhan rasa aman atau bisa juga disebut kebutuhan memiliki dan
dimiliki atau mencintai atau dicintai itu mempunyai kesamaan, sama-sama meliputi
kebutuhan perlindungan, keamanan, hukum, kebebasan dari rasa takut, dan kebebasan
kecemasan. Keadaan aman mengarah kepada dua bentuk yaitu kebutuhan keamanan jiwa
dan kebutuhan keamanan harta. Jika tidak terpenuhi akan timbul rasa cemas, takut dan
selalu merasakan dirinya dalam keadaan terancam, manusia yang tidak terpenuhi
kebutuhan akan rasa aman ini selalu bertindak seolah-olah selalu menghadapi keadaan
darurat.
d. Kebutuhan Akan Penghargaan
Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai
kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan
yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status,
ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan
dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan,
keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali manusia
dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang
aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow. Ada dua macam kebutuhan
akan harga diri.
Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya
diri dan kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari
orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari
orang lain.
e. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri. Kebutuhan
aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan
keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini

11
sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa
saja menurut kemampuannya. Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk
aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi. Akan tetapi
selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa banyak anak muda di Brandeis memiliki
pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan
harga diri, tetapi mereka belum juga bisa mencapai aktualisasi diri. Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak tersusun secara
hierarki, melainkan saling mengisi. Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka
akan terjadi meta patologi seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor
lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.

3. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dijabarkan sebelumnya, kesimpulan yang dapat
diambil ialah (i) ikan merupakan jenis barang normal yang apabila pendapatan
meningkat maka permintaan terhadap komoditi tersebut juga akan mengalami
peningkatan (ii) kebutuhan-kebutuhan dasar, Terdapat lima tingkat kebutuhan
dasar, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan
rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan
aktualisasi diri Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan
kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada
tingkat yang berikutnya. Jika pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak
terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang
sebelumnya.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan berdasarkan analisis mengenai elastisitas
pendapatan ini agar dapat digunakan dengan baik, dari segi pemerintahan adalah
di harapkan pemerintah memberikan suatu tindakan atau kebijakan terkait
perubahan pendapatan yang semakin meningkat pada setiap tahunnya.
Kemudian berdasarkan analisis dari teori Abraham Maslow agar dapat
memberikan pengetahuan untuk kita bahwa manusia memiliki lima tingkatan
kebutuhan dalam kehidupan.

12
BAB III

TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN

1. Analisis Fungsi Permintaan dan Fungsi Penawaran

KOMODITI KEDELAI DI SUMATRA UTARA

1). PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija dan komoditas strategis yang
ada di Indonesia, karena kedelai merupakan komoditas pangan yang paling
penting di Indonesia setelah padi dan jagung. Komoditas ini memiliki banyak
kegunaan, terutama sebagai bahan baku industri makanan kaya protein nabati dan
sebagai bahan baku industri pakan ternak. Selain sebagai sumber protein nabati,
kedelai merupakan sumber lemak, mineral, dan vitamin serta dapat diolah menjadi
berbagai makanan seperti tahu, tempe, tauco, kecap, dan susu.
Saat ini permintaan kedelai mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan bahwa
kedelai memiliki banyak manfaat. Peningatan permintaan kedelai menyebabkan
produsen harus meningkatkan jumlah produksi kedelai. Dilain pihak dapat kita
lihat bahwa produksi kedelai lokal mengalami penurunan, hal ini terjadi karena
kurangnya minat petani untuk menanam kedelai disamping tidak adanya lahan
yang cukup untuk melakukan budidaya tanaman kedelai. Maka untuk memenuhi
permintaan kedelai yang tidak terkendali itu, pemerintah melakukan impor
kedelai. Hal tersebutlah yang menyebabkan ketergantungan impor kedelai di
Indonesia semakin tinggi.
Sumatera Utara merupakan salah satu daerah andalan yang dapat
meningkatkan produksi kedelai di Indonesia agar dapat memenuhi peningkatan
permintaan kedelai dalam negeri. Peningkatan permintaan kedelai yang terjadi di
Sumatera Utara disebabkan karena bertambahnya jumlah penduduk dalam
mengkonsumsi kedelai dalam bentuk olahan dan dipergunakan sebagai industri
pakan ternak. Kedelai di Sumatera utara juga memiliki peranan penting bagi
pemerintah, produsen kedelai, serta konsumen kedelai. Dimana peranan kedelai
ini akan memberikan keuntungan bagi setiap masing-masing instansi.

13
Dalam periode tahun 1997-2012 dapat dilihat bahwa perkembangan
penawaran dan permintaan kedelai di Sumatera Utara berfluktuasi. Dari sisi
permintaan kedelai di Sumatera Utara dapat diketahui bahwa jumlah permintaan
kedelai yang tertinggi adalah sebesar 84,056 ton yang terjadi pada tahun 2005.
Kemudian pada tahun 2006 terjadi penurunan drastis jumlah permintaan kedelai
yaitu sebesar 32,7 persen. Akan tetapi, pada tahun berikutnya jumlah permintaan
kedelai mengalami peningkatan setiap tahunnya. Permintaan kedelai di Sumatera
Utara yang terus meningkat ini tidak mampu diimbangi oleh produksi dalam
negeri yang semakin menurun, sehingga untuk memenuhi permintaan tersebut
harus dilakukan impor dalam jumlah yang besar, disamping semakin
berkembangnya industri pengolahan kedelai dan pakan ternak untuk industri
perunggasan.
Dari sisi penawaran kedelai di Sumatera Utara, jumlah penawaran kedelai
tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 117.796 ton. Penawaran kedelai di
Sumatera Utara dapat terpenuhi akibat adanya impor kedelai. Impor kedelai di
Sumatera Utara yang tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 110.075 ton,
ini disebabkan karena rendahnya produksi lokal yang dihasilkan pada tahun 2012
yaitu sebesar 5.420 ton, terjadi penurunan 52,5 persen dibandingkan tahun 2010,
maka dari itu dilakukanlah impor kedelai untuk dapat memenuhi permintaan
kedelai tersebut. Penyebab utama terjadinya impor kedelai di Sumatera Utara
adalah karena rendahnya produksi lokal, produktivitas yang masih rendah,
menurunnya luas areal lahan pertanian, minat serta keterampilan petani yang
masih rendah untuk produksi kedelai dan kebijakan perdagangan bebas (bebas
tarif impor), sehingga harga kedelai impor lebih murah dari kedelai produksi
dalam negeri.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas maka disusun permasalahan sebagai berikut:
1) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan kedelai di Sumatera
Utara?
2) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penawaran kedelai di Sumatera
Utara?
3) Bagaimana keseimbangan permintaan dan penawaran kedelai di Sumatera
Utara?

14
C. Tujuan
(i) Untuk mengetahui model/persamaan dari fungsi permintaan serta fungsi
penawaran kedelai beserta faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
penawaran di Sumatra utara
(ii) untuk mengetahui perubahan dari kurva permintaan penawaran dalam
keseimbangan pasar beserta perubahan intersep dan slope dan apa penyebab
serta pengaruh dari berbagai perubahan tersebut
(iii) untuk mengetahui tingkat kepekaan masyarakat terhadap adanya perubahan
harga kedelai, perubahan pendapatan dan harga barang lain yang terkait
sehingga dari analisis yang dibuat dapat menjadi panduan untuk merancang
strategi penjualan.

D. Manfaat
Hasil analisis permintaan dan penawaran termasuk keseimbangan pasar serta
analisis elastisitasnya dapat dijadikan referensi dan acuan bagi produsen untuk
lebih meningkatkan produksinya agar pemerintah tidak melakukan impor kedelai
lagi. Dan bagi konsumen dapat dijadikan sumber informasi serta bahan
pertimbangan dalam menentukan mengkonsumsi kedelai.

2. Isi
PEMBAHASAN

Data permintaan pada penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis


regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah
harga kedelai tahun sekarang,harga pakan ternak tahun sekarang, harga daging
ayam tahun sekarang, dan permintaan kedelai tahun sebelumnya dengan
menggunakan rumus:
Qdt = a + b1Pt + b2Pwt + b3Payt +b4Qdt-1 + c
Keterangan :
Qdt = Permintaan kedelai (Ton)
a = Koefisien intersep
b1,b2,b3,b4= Koefisian Regresi
Pt = Harga kedelai tahun sekarang (Rp/Kg)
Pwt = Harga pakan ternak tahun sekarang (Rp/Kg)

15
Payt = Harga daging ayam tahun sekarang (Rp/Kg)
Qdt-1 = Permintaan kedelai tahun sebelumnya (Ton)
c = Konstanta regresi
Penawaran juga diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda
dengan alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah harga kedelai,harga daging
ayam tahun sebelumnya, dan penawaran kedelai tahun sebelumnya dengan
menggunakan rumus :
Qst = a + b1Pt-1+ b2Payt-1 + b3 Qst-1 + c
Keterangan :
Qst = Penawaran kedelai (Ton)
a = Koefisien intersep
b1, b2, b3 = Koefisian Regresi
Pkt-1 = Harga kedelai tahun sebelumnya (Rp/Kg)
Payt-1= Harga daging ayam tahun sebelumnya (Rp/Kg)
Qst-1 = Penawaran kedelai tahun sebelumnya (Ton)
c = Konstanta regresi
Keseimbangan permintaan dan penawaran dianalisis menggunakan model
Cobweb dengan fungsi permintaan dan penawaran yang dipengaruhi oleh faktor
harga dengan formula sebagai berikut.
yt = Abt + yp
dimana :
Keseimbangan divergen atau menjauhi keseimbangan jika |b| > 1
Keseimbangan konvergen atau menuju keseimbangan jika |b| < 1
Defenisi Operasional
1. Penawaran kedelai tahun sebelumnya adalah seluruh produksi kedelai ditambah
jumlah impor kedelai yang ditawarkan produsen kepada konsumen di pasar Sumatera
Utara.
2. Permintaan kedelai tahun sebelumnya adalah besarnya konsumsi kedelai
ditambah
industri yang diminta oleh konsumen kepada produsen di pasar Sumatera Utara.
3. Keseimbangan harga kedelai adalah titik ekuilibrium jumlah kedelai yang
ditawarkan dengan jumlah kedelai yang diminta oleh konsumen.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kedelai di Sumatera Utara

16
Tabel 1. Analisis Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan

Penduga Koefesien Sig t Sig F Tolerance VIF


Regresi
Konstanta -6960,182 0,602
Harga -1,964 0,675 0,165 6,070
Kedelai
Sekarang

Harga Pakan -2,451 0,806 0,100 9,979


Ternak
Sekarang
Harga Daging 2,599 0,186 0,166 6,010
Ayam
Sekarang
Permintaan 0,609 0,026 0,478 2,090
Kedelai
Sebelum
R2 0,702
0,006

Berdasarkan Tabel 1 maka diperoleh persamaan sebagai berikut.


Qdt = -6960,182 – 1,964Pt – 2,451Pwt + 2,599Payt + 0,609Qdt-1
Berdasarkan nilai R-Square (R2) sebesar 0,702 bahwa variabel bebas (harga kedelai
tahun sekarang, harga pakan ternak tahun sekarang, harga daging ayam tahun sekarang,
dan permintaan kedelai tahun sebelum) mampu menjelaskan variabel terikat (permintaan
kedelai tahun sekarang) sebesar 70,2% sementara 29,8% lagi dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Kedelai di Sumatera Utara


Tabel 2. Analisis Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran

Penduga Koefesien Sig t Sig F Tolerance VIF


Regresi
Konstanta 15676,676 0,260
Harga 11,984 0,080 0,123 8,111
Kedelai tahun
sebelum
Harga -1,295 0,423 0,239 4,183
Daging
Ayam tahun
sebelum
Penawaran 0,318 0,329 0,280 3,573
Kedelai
tahun

17
Sebelum
0,001
R2 0,737

Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh persamaan sebagai berikut.


Qst = 15676,676 + 11,984Pt-1 – 1,295Payt-1+ 0,318Qst-1
Berdasarkan nilai R-Square (R2) sebesar 0,737 artinya bahwa variabel bebas
(harga kedelai tahun sebelum, luas areal kedelai tahun sebelum, dan penawaran kedelai
tahun sebelum) mampu menjelaskan variabel terikat (penawaran kedelai) sebesar 73,7%,
sementara 26,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.
Keseimbangan Permintaan dan Penawaran Kedelai di Sumatera Utara Dari fungsi
permintaan unlagged dan fungsi penawaran lagged, diperoleh model persamaan sebagai
berikut
Qdt = -6960,182 – 1,964Pt
Qst = 15676,676 + 11,984Pt-1
Berdasarkan asumsi keseimbangan maka diperoleh model keseimbangan sebagai berikut
Qdt = Qst-1 Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
−11525,895
Pt = (P0 – )(-6,102)t – 832,31
13,848

yt = Abt + yp
|b| = -6,102 < 1
|b| < 1
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa permintaan dan penawaran kedelai di
Sumatera Utara adalah konvergen (menuju keseimbangan) atau kondisi keseimbangan
model Cobweb yang terjadi di Sumatera Utara adalah siklus yang mengarah titik
keseimbangan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai di Sumatera Utara


adalah harga kedelai tahun sekarang, harga pakan ternak tahun sekarang,
harga daging ayam tahun sekarang, dan permintaan kedelai tahun sebelumnya.
Secara serempak, keempat faktor berpengaruh nyata terhadap permintaan
kedelai. Secara parsial, harga kedelai tahun sekarang, harga pakan ternak

18
tahun sekarang, dan harga daging ayam tahun sekarang berpengaruh tidak
nyata terhadap permintaan kedelai, sedangkan permintaan kedelai tahun
sebelumnya berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Sumatera Utara.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kedelai di Sumatera Utara


adalah harga kedelai tahun sebelumnya, harga daging ayam tahun sebelumnya,
dan penawaran kedelai tahun sebelumnya. Secara serempak, ketiga faktor
berpengaruh nyata terhadap penawaran kedelai. Secara parsial, harga kedelai
tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap penawaran kedelai di Sumatera
Utara, sedangkan harga daging ayam tahun sebelumnya dan penawaran
kedelai tahun sebelumnya berpengaruh tidak nyata terhadap penawaran kedelai
di Sumatera Utara.

3. Penawaran dan permintaan kedelai adalah konvergen (mengarah pada titik


keseimbangan). Ini berarti bahwa pengaruh harga terhadap penawaran tidak terlalu
besar sehingga penambahan produksi sebagai respon atas kenaikan harga tidak
berlebihan.

Saran

1. Kepada pemerintah disarankan agar dapat mengendalikan kedelai impor secara


terbatas, sehingga ketika panen raya harga kedelai lokal tidak sampai
merugikan petani dan pemerintah lebih giat lagi mensosialisasikan kebijakan
pemerintah tentang harga kedelai minimum, sehingga petani senantiasa tertarik
untuk bertanam kedelai.

2. Kepada petani diharapkan dapat senantiasa tertarik untuk bertanam kedelai,


meningkatkan keterampilannya dalam pengelolaan usahatani kedelai,dan dapat
menerapkan teknologi yang dianjurkan oleh Dinas Pertanian sehingga
produktivitas tanaman kedelai dapat ditingkatkan guna meningkatkan produksi
lokal dan mengurangi impor kedelai.

3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian sampai


mendapatkan harga keseimbangan kedelai yang terjadi di Sumatera Utara.

3. Analisis kurva Supply dan Deman Pada Keseimbangan Pasar

19
Beberapa kemungkinan perubahan kurva permintaan dan penawaran dalam
keseimbangan pasar :
1. Efek pertambahan permintaan
Pergeseran kurva permintaan dari D1D1 menjadi
D2D2, menggambarkan adanya perpindahan
keadaan ekuilibrium dari titik E1 ke E2 yang
disebabkan oleh adanya pertambahan
permintaan terhadap komoditi cabai rawit,
pertambahan permintaan dimisalkan karena
adanya peningkatan pendapatan(faktor lain
konstan).

Efek pertambahan permintaan akan menyebabkan harga naik dari P1 ke P2. Kenaikan
ini menyebabkan kemiringan (slope) menjadi (+) karena P2 > P1. Perubahan intersep
mengalami kenaikan. Berdampak pada adanya kenaikan harga yang dapat disebabkan
oleh adanya pajak barang. Sehingga permintaan barang dapat turun karena harga
meningkat (ceteris paribus).

2. Efek pertambahan penawaran

Pergeseran kurva penawaran dari S1S1 menjadi


S2S2 menggambarkan adanya perpindahan
keadaan ekuilibrium dari titik E1 ke E2 yang
disebabkan oleh adanya pertambahan penawaran
terhadap komoditi cabai rawit, pertambahan
penawaran dimisalkan karena adanya kemajuan
teknologi (faktor lain konstan).

Efek pertambahan penawaran akan menyebabkan harga turun dari P1 ke P2.


Penurunan ini menyebabkan kemiringan (slope) menjadi (-) karena P2 < P1 dan
intersep mengalami penurunan. Berdampak pada penurunan harga yang dapat
disebabkan oleh adanya subsidi kepada barang tersebut. Sehingga permintaan akan
cabai dapat bertambah (ceteris paribus).

3. Efek pertambahan permintaan dan penawaran yang sama besarnya

20
Pergeseran kurva penawaran dari S1S1 menjadi
S2S2 dan pergeseran kurva permintaan dari D1D1
menjadi D2D2 yang disebabkan oleh adanya
pertambahan penawaran yang disertai dengan
pertambahan permintaan terhadap komoditi
cabai rawit. Pertambahan ini dimisalkan adanya
kemajuan teknologi disertai dengan adanya
kenaikan pendapatan (faktor lain konstan).

Dampak dari pertambahan permintaan dan penawaran yang sama besar , tidak akan
menyebabkan perubahan harga (harga tetap) sehingga kesimbangan pasar tidak akan
mengalami perubahan.Kemiringan (slope) bernilai nol dan tidak ada perubahan
intersep.

4. Bertambahnya jumlah permintaan faktor produksi sebagai akibat dari


pertambahan permintaan cabai (ceteris paribus).
Pergeseran kurva D1 ke D2, disebabkan oleh
adanya perubahan permintaan terhadap faktor
produksi sebagai akibat dari bertambahnya
permintaan cabai rawit. Cabai rawit merupakan
komoditi pertanian, faktor produksi yang
digunakan salah satunya lahan tanam/tanah.

Apabila permintaan akan cabai rawit meningkat akan berdampak pada permintaan
terhadap lahan tanam yang juga akan meningkat. Hal tersebut terlihat pada adanya
perubahan kemiringan (slope) dari kurva D2. Intersep mengalami perubahan namun
hanya perubahan sedikit. Adanya perubahan dari harga dan permintaan terhadap
faktor produksi dapat dijadikan dasar penentuan harga dari komoditi cabai.

5. Bertambahnya jumlah penawaran faktor produksi sebagai akibat dari pertambahan


penawaran terhadap cabai rawit.

Pergeseran kurva S1 ke S2, disebabkan oleh


adanya perubahan penawaran terhadap faktor
produksi sebagai akibat dari bertambahnya
penawaran cabai rawit. Cabai rawit merupakan

21
komoditi pertanian, faktor produksi yang
digunakan salah satunya pupuk.

Apabila penawaran akan cabai rawit meningkat akan berdampak pada pertambahan
penawaran pupuk sebagai faktor produksi dari cabai rawit. Hal tersebut terlihat pada
adanya perubahan kemiringan (slope) dari kurva S2. Intersep mengalami perubahan
namun hanya perubahan sedikit.

6. Pertambahan permintaan dan penawaran faktor produksi yang seimbang


Adanya pertambahan penawaran dan
pertambahan permintaan dalam waktu yang
sama mengakibatkan pergeseran kurva S1 ke S2
dan D1 ke D2. Perubahan kemiringan kurva lebih
besar dari perubahan intersep. Adanya
penurunan harga faktor produksi akan
berdampak pada turunnya biaya produksi
sehingga pengusaha akan lebih untung.

4. Analisis Elastisitas dan Perhitungannya


a. Analisis Elastisitas Permintaan terhadap cabai rawit
Tabel 3.3.1 Analisis elastisitas harga pada komoditi cabe rawit

P Q ⍙P ⍙Q Ehp Hubungan

15.000 7000 - -

68.000 9000 11.000 1500 4,6% Elastis

26.000 8500

 ANALISIS ELASTISITAS HARGA TERHADAP KOMODITI CABAI RAWIT

22
Koefisien elastisitas harga permintaan mengukur persentase perubahan jumlah
komoditi yang diminta per unit waktu karena adanya persentase perubahan harga
tertentu dari suatu komoditi. Karena hubungan antara harga dan permintaan adalah
berlawanan arah maka koefisien elastisitas harga bernilai (-).
Perhitungannya :

Δ𝑄 𝑃
Ehp = Δ𝑃 .𝑄

1500 15000
= 11000. sehingga apabila P 1% maka D sebesar 4,6 %
7000

= 0.13 . 2.1 apabila P 1% maka D sebesar 4,6%

= 4,6 ( Ehp > 1 elastis )

Maksudnya bila harga komoditi cabai rawit turun sebesar 1% maka permintaan
terhadap cabai rawit akan naik sebesar 4,6 % dan apabila harga pada komoditi cabai
rawit naik sebesar 1% maka permintaan terhadap komoditi cabai rawit akan turun
sebesar 4,6 %. Persentase jumlah yang diminta lebih besar dari pada persentase
perubahan harga sehingga sifat permintaan masyarakat terhadap cabai rawit ialah
sangat peka terhadap perubahan harga.

Faktor – faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan

1. Adanya barang subsitusi


Adanya barang subsitusi dari cabai rawit yaitu cabe besar, dengan adanya cabe
besar maka cabe besar tersebut bisa menjadi alternatif para konsumen untuk
membeli cabai, bila harga cabai rawit naik. Karna konsumen pun menilai bahwa
kegunaannya pun hampir sama dengan barang utamanya. Jadi apabila makin
banyak cabe besar maka makin besar kemungkinan pembeli untuk berpindah dari
cabai rawit ke cabai besar apabila seandainya terjadi kenaikan dan penurunan
harga. Dan secara teori pun bila suatu barang memiliki subsitusi maka
permintaanya cenderung elastis, yaitu bila harga naik sebesar 1% maka
permintaan akan barang tersebut akan turun lebih dari 1% begitu juga sebaliknya.

2. Persentase barang yang digunakan/ jenis barang

23
Seorang konsumen akan memberikan porsi atau bagian yang besar dari
pendapatannya untuk membeli barang yang biasa digunakan dalam keseharian
(sudah menjadi kebutuhan sehari – hari) sementara untuk barang yang masih bisa
di tunda porsinya dari pendapatan untuknya kecil. Cabai merupakan barang
normal, bagi sebagian orang ketersediaan cabai sebagai bumbu dapur harus
terpenuhi. Sehingga sebagian pendapatannya akan digunakan untuk mendapatkan
komoditi ini sehingga semakin elastisitas permintaannya.
3. Jangka waktu analisa/perkiraan pengetahuan konsumen
Dalam jangka waktu yang pendek terjadinya perubahan harga secara otomatis
menyebabkan terjadinya perubahan permintaan hal ini disebabkan perubahan
yang terjadi di pasar belum di ketahui oleh konsumen sehingga dalam jangka
pendek permintaan cenderung tidak elastis.Dalam kasus ini jangka waktu yang
digunakan ialah jangka panjang yaitu tiga tahun, sehingga permintaannya
cenderung elastis.
4. Tingkat teknologi
Kemajuan teknologi dapat mempercepat proses produksi dan dapat menurunkan
biaya produksi. Apabila terjadi kemajuan teknologi, penawaran terhadap suatu
komoditi (cabai rawit ) akan meningkat. Kurva penawaran akan bergeser ke atas.
Para produsen akan mendapat keuntungan yang lebih apabila biaya produksi dapat
di minimalkan.

Interpretasiny :Bila harga cabai turun/naik maka interpretasi masyarakat atau pemikiran
masyarakat terhadap komoditi cabai rawit akan semakin peka dan tahu dalam menilai
tentang perkembangan harga cabe rawit dari waktu ke waktu dan dapat menentukan
kapan waktu yang tepat untuk membeli stock cabai yang lebih banyak.
Dampak : Karena masyarakat menjadi lebih peka terhadap perubahan harga yang terjadi
dimasa depan, sehingga permintaan terhadap cabai akan dipengaruhi dari ramalan
masyarakat terhadap perkembangan turun/naiknya harga cabai tersebut.

 ANALISIS ELASTISITAS PENDAPATAN TERHADAP KOMODITI CABAI


RAWIT
Koefisien elastisitas pendapatan dari permintaan (ei) mengukur presentasi persentase
perubahan jumlah komoditi yang dibeli per unit waktu (Q/Q) akibat adanya
persentase perubahan tertentu dalam pendapatan konsumen (i/i). Apabila ei negatif,
barang tersebut adalah barang inferior. Bila, ei positif, barang tersebut adalah barang

24
normal. Barang normal biasanya akan menjadi barang mewah bila ei >1 dan menjadi
barang kebutuhan pokok apabila ei < 1. Elatisitas pendapatan untuk suatu barang
sangat bervariasi bergantung pada tingkat pendapatan konsumen. Jadi, barang tertentu
mungkin menjadi barang inferior pada tingkat pendapatan “rendah”, barang
kebutuhan pokok pada tingkat pendapatan ‘’menengah’’, dan barang bermutu tinggi
pada tingkat pendapatan yang “tinggi”.

Perhitungan elastisitas
pendapatan:
Pendapatan Jumlah eY Jenis
Δ𝑄 𝑌 (Y) cabai barang
Ey = .
Δ𝑌 𝑄 per tahun
2061 1885436
= . 1885436 7051 - Ey (+)
461492 7051
= 0,004 . 267,3 Barang
2346928 9112 1,06 normal
= 1,06 (+)

Tabel 3.3.2 Analisis elastisitas pendapatan cabai rawit

Elastisitas permintaan pendapatan bernilai (+) menandakan cabai rawit merupakan


barang normal dan nilai dari elastisitas pendapatan Ey > 1 menandakan cabai rawit
termasuk barang kebutuhan pokok yang sedikit mewah karena di lihat dari nilai
elastisitasnya hanya melebihi 0,06.

Interpretasinya: Dengan mengetahui elastisitas pendapatan produsen dapat


menjadikan hasil analisis sebagai acuan untuk menentukan jumlah jenis barang yang
akan ditawarkan dipasar.
Dampaknya : Bila pendapatan masyarakat naik maka diperkirakan masyarakat akan
permintaan terhadap komoditi cabai rawit akan meningkat (ceteris paribus). Dengan
adanya peningkatan permintaan, diperkirakan harga cabai rawit juga akan naik,
sehingga penawaran terhadap komoditi cabai rawit diperkirakan juga akan meningkat.

 ANALISIS ELASTISITAS SILANG DARI PERMINTAAN


Koefisien elastisitas silang dari permintaan komoditi X terhadap komoditi Y,
mengukur persentase perubahan jumlah X yang dibeli per unit waktu (Qx/Qx) akibat
dari adanya persentase perubahan tertentu dalam harga Y (Py/Py). Jika X dan Y
adalah barang substitusi, exy bernilai (+). Dan apabila X dan Y adalah barang

25
komplementer maka exy bernilai (-). Dan apabila X dan Y tidak berhubungan maka exy
= 0.

Qx Py Pz Exy Exz
7000 18000 30000 - -
9000 16000 35000 -2,5 1,7
Tabel 3.3.3 Analisis elastisitas silang cabai rawit, cabai besar dan bawang merah

Perhitungan antara cabai rawit dan cabai besar :

ΔQ𝑥 Py
Exy =ΔP𝑦 . Qx

2000 18000
Exy = −2000 . 7000

Exy = -2,5

Perhitungan antara cabai rawit dan bawang merah :

ΔQ𝑥 Pz
Exz = .
ΔP𝑧 Qx

2000 30000
Exz = .
5000 7000

Exz = 1,7

Berdasarkan perhitungan elastisitas silang antara cabai rawit, cabai besar dan
bawang merah didapat hasil bahwa antara cabai rawit dan cabai besar merupakan
barang substitusi karena elastisitasnya bernilai positif, sedangkan cabai rawit dan
bawang merah merupakan barang komplementer karena elastisitasnya bernilai
negative.

Interpretasi : Dengan mengetahui analisis elastisitas silang antara cabai rawit dan
cabai besar, masyarakat dapat memprediksi dan merencanakan kapan harus membeli
komoditi tersebut. Dengan mengetahui analisis elastisitas silang antara cabai rawit
dan bawang merah sebagai barang komplementer maka produsen dapat
memperkirakan jumlah yang akan ditawarkan dipasar apabila terjadi kenaikan dari
salah satu komoditi yang berkomplementer.

26
Dampak : Dampak dari perubahan harga pada salah satu komoditi yang bersubstitusi
(ceteris paribus) akan menyebabkan perubahan jumlah komoditi lain dengan arah
yang sama. Apabila harga cabai rawit naik maka jumlah permintaan terhadap cabai
besar akan mengalami peningkatan. Dan untuk barang yang berkomlpementer seperti
cabai rawit dan bawang merah, perubahan harga dari salah satu komoditi (ceteris
paribus) akan menyebabkan perubahan jumlah permintaan komoditi lain dengan arah
yang berbeda. Apabila harga cabai rawit naik maka jumlah permintaan bawang merah
akan mengalami penurunan karena apabila harga cabai rawit naik maka permintaan
terhadap komoditi tersebut akan mengalami penurunan.

3. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa permintaan dan elastisitas
permintaan cabai rawit di pengaruhi oleh selera masyarakat, tingkat pendapatan,
jumlah konsumen, ekspektasi masyarakat dan harga barang yang terkait. Kemudian
penawaran cabe rawit dipengaruhi oleh kondisi iklim dan cuaca, jumlah produsen,
tingkat teknologi, dan harga barang lain yang terkait, biaya untuk memperoleh
faktor produksi, ekspektasi produsen.dan mengenai kurva keseimbangan pasar
dipengaruhi oleh faktor harga barang itu sendiri, harga barang lain, dan biaya untuk
memperoleh faktor produksi.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan berdasarkan analisis teori permintaan dan penawaran
mengenai komoditi cabe rawit agar dapat digunakan oleh konsumen serta produsen
untuk mengambil keputusan dalam memproduksi dan mengkonsumsi cabai rawit
apabila terjadi perubahan disalah satu ceteris paribus.

27
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. MIKRO EKONOMI SCHAUM’S OUTLINES Edisi Keempat ; Dominick


Salvatore,Ph.D.
2. TEORI MIKROEKONOMI Edisi Kedua ; Richard A. Bilas
3. MIKRO EKONOMI Teori Pengantar Edisi Ketiga ; Sadono Sukirno

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

1. Tabel 2.1 Data BPS Kalimantan Barat Dalam Angka 2013……..6


2. Gambar 2.1 Kurva Engel ………………………………………..6
3. Tabel 3.1 Permintaan cabai rawit ……………………………….13
4. Gambar 3.1 Kurva permintaan cabai rawit………………………13
5. Tabel 3.1.1 Penawaran cabai rawit………………..…………….16
6. Gambar 3.1.1 Kurva penawaran cabai rawit ……………………16
7. Tabel 3.2 Ekuilibrium cabai rawit……………………………….18
8. Gambar 3.2 Kurva Ekuilibrium cabai rawit…………………….18
9. Tabel 3.3.1 Analisis elsatisitas harga pada komoditi cabai rawit………..22
10. Tabel 3.3.2 Analisis elastisitas pendapatan pada komoditi cabai rawit….24
11. Tabel 3.3.3 Analisis elastisitas silang antara cabai rawit, cabai besar dan bawang
merah………………………………………………………………25

28

Anda mungkin juga menyukai