Anda di halaman 1dari 3

BAB 4

PEMBAHASAN

Tn Y MRS dengan diagnosis GEA dan masalah keperawatan prioritas PK


syok sepsis mendapatkan terapi cairan kritaloid sebagai resusitasi awal yaitu Ring
As 500 ml/ 1 jam selain itu pasien juga mendapatka cairan koloid yaitu gelofusin
500 ml / 30 menit dan 5 jam berikutnya dapat gelofusin 500 ml/ 1 jam. Sesuai
dengan hasil penelitian Cortes et al, 2014 bahwa pasien dengan berbagai bentuk
syok effektif bila di berikan cairan koloid. Dalam hal ini ada kesesuaian antara
kasus nyata dan teori di mana pada kasus pasien sepsis pemberian cairan resusitasi
kritaloid di tujukan untuk mengisi volume intra vaskuler sedangkan cairan coloid
yang mengandung partikel lebih besar akan bertahan lebih lama pada jaringan
vaskuler dan sulit menembus membran kapiler. Cairan koloid juga bersifat
hipertonik yang dapat menarik cairan dari pembuluh darah sehingga cardiac out
put dapat di pertahankan.
Pasien Tn Y menderita kanker colon dan dalam masa kemoterapi ,
Diagnosa PK syok sepsis pada kasus di dapatkan tanda suhu 35,5 °C, nadi
60x/mnt RR 28x/mnt, TD 100/40 mmHg, MAP 60, SpO2 95%, PCO2 13,5
mmHg, leukosit 4,23 , trombosit 44000, produksi urine 45 ml/11jam ( < 0,5
ml/kg/jam). Menurut penelitian Kleinpell, et.al . 2013 diagnosa sepsis dapat
dilakukan dengan melihat kriteria Bukti klinis sepsis dari tanda berikut:
1) Suhu <36°C atau >38°C
2) Tingkat pernafasan > 20x/mnt atau PCO2 < 32 mmHg
3) Leukosit < 4x10 ̂ 9/L atau > 12 x 10 ̂ 9/L
4) Denyut jantung > 90x/mnt
Dan Sepsis berat di tambah 1 dari tanda berikut
1) Tekanan darah systolik < 90 mmHg
2) MAP < 65 mmHg
3) Laktat > 2 mmol/L
4) Bukti lain disfungsi organ : kreatinin > 177 umol/L, billirubin >34umol/L,
trombosit <100x10 ̂ 9/L, porduksi urine < 0,5 ml/kg/jam, SpO2 < 90%
Antara penelitian dan kasus ada kesesuian data, dan pasien masuk dalam kategori
kategori sepsis berat / syok sepsis. Pada pasien sepsis berat terjadi disfungsi organ
acut, reaksi dari kemoterapi juga mempengaruhi supresi sumsum tulang sehingga
menyebabkan terganggunya produksi sel darah merah maupun sel darah putih hal
ini dapat menyebabkan pasien mudah terkena infeksi.selain itu pasien juga dalam
masa kemoterapi akibat cancer colon. Obat kemoterapi dapat menghancurkan sel-
sel kanker hingga sempurna sehingga mencegah berkembangnya sel kanker dalam
tubuh, akan tetapi obat kemoterapi juga dapat mempengaruhi menurunan sel
darah putih sehingga pasien dengan kemoterapi akan mudah terkena infeksi.
Penatalaksanaan pasien sepsis pada kasus Tn Y mendapatkan terapi 1)
pemberian oksigen dengan aliran tinggi,2) pemberian resusitasi cairan 3) kultur
darah sebelum antibiotik, 4) dan pemantauan urine melalui catheter.5) antibiotik
Tequinol 500 mg dan diflucan 100 mg P.O. kemudian di ganti dengan terapie
injeksi cravit 750 mg .Pada penelitian Kleinpell, et.al. 2013 mengenalkan bandle
pengelolaan sepsis yang terdiri dari 3 intervensi dan 3 pemantauan yang apabila di
lakukan secara cepat akan menurunkan mortalitas pasien sepsis yaitu 1)
memberikan oksigen aliran tinggi, 2) pemberian antibiotik intravena,3) resusitasi
cairan intravena dengan kritaloid, 4) pemeriksaan cultur darah sebelum pemberian
antibiotik, 5) mengukur serum laktat, 6) pemantauan urine. Dari kasus dan
penelitian sudah ada kesesuaian tindakan pentalaksanaan sepsis, tindakan yang
belum dilakukan adalah pemberian antibiotik secara intra vena. Pada kasus baru di
berikan pada hari ke dua, hasil leukosit yang masih dalam batas normal, tidak ada
hipertermi, usia lanjut, dan pasien masih bisa minum secara oral menjadi
pertimbangan pemberian antibiotik intra vena. pada usia lanjut yang sering
menggunakan berbagai jenis obat memerlukan pertimbangan terjadinya interaksi
dengan antibiotik. Pemantauan yang belum di laksanakan adalah pemeriksaan
serum laktat. Tn Y masuk dengan GEA dan dehidrasi sudah mengalami asidosis
metabolik, Harga yang mahal pada pemeriksaan laktat juga menjadi pertimbangan
saat pasien sudah benar dinyatakan sepsis, pada kasus dehidrasi akan terjadi
pengeluaran karbonat yang berlebihan sedangkan laktat tidak bisa di keluarkan
oleh urine dan terjadi akumulasi asam laktat, sehingga pada kasus ini sudah ada
kemungkinan peningkatan asam laktat, dan pasien juga menderita sakit DM, dan
kanker kolon di mana penyakit tersebut juga menjadi faktor resiko terjadinya
asidosis laktat.

Anda mungkin juga menyukai