Tn Y MRS dengan diagnosis GEA dan masalah keperawatan prioritas PK
syok sepsis mendapatkan terapi cairan kritaloid sebagai resusitasi awal yaitu Ring As 500 ml/ 1 jam selain itu pasien juga mendapatka cairan koloid yaitu gelofusin 500 ml / 30 menit dan 5 jam berikutnya dapat gelofusin 500 ml/ 1 jam. Sesuai dengan hasil penelitian Cortes et al, 2014 bahwa pasien dengan berbagai bentuk syok effektif bila di berikan cairan koloid. Dalam hal ini ada kesesuaian antara kasus nyata dan teori di mana pada kasus pasien sepsis pemberian cairan resusitasi kritaloid di tujukan untuk mengisi volume intra vaskuler sedangkan cairan coloid yang mengandung partikel lebih besar akan bertahan lebih lama pada jaringan vaskuler dan sulit menembus membran kapiler. Cairan koloid juga bersifat hipertonik yang dapat menarik cairan dari pembuluh darah sehingga cardiac out put dapat di pertahankan. Pasien Tn Y menderita kanker colon dan dalam masa kemoterapi , Diagnosa PK syok sepsis pada kasus di dapatkan tanda suhu 35,5 °C, nadi 60x/mnt RR 28x/mnt, TD 100/40 mmHg, MAP 60, SpO2 95%, PCO2 13,5 mmHg, leukosit 4,23 , trombosit 44000, produksi urine 45 ml/11jam ( < 0,5 ml/kg/jam). Menurut penelitian Kleinpell, et.al . 2013 diagnosa sepsis dapat dilakukan dengan melihat kriteria Bukti klinis sepsis dari tanda berikut: 1) Suhu <36°C atau >38°C 2) Tingkat pernafasan > 20x/mnt atau PCO2 < 32 mmHg 3) Leukosit < 4x10 ̂ 9/L atau > 12 x 10 ̂ 9/L 4) Denyut jantung > 90x/mnt Dan Sepsis berat di tambah 1 dari tanda berikut 1) Tekanan darah systolik < 90 mmHg 2) MAP < 65 mmHg 3) Laktat > 2 mmol/L 4) Bukti lain disfungsi organ : kreatinin > 177 umol/L, billirubin >34umol/L, trombosit <100x10 ̂ 9/L, porduksi urine < 0,5 ml/kg/jam, SpO2 < 90% Antara penelitian dan kasus ada kesesuian data, dan pasien masuk dalam kategori kategori sepsis berat / syok sepsis. Pada pasien sepsis berat terjadi disfungsi organ acut, reaksi dari kemoterapi juga mempengaruhi supresi sumsum tulang sehingga menyebabkan terganggunya produksi sel darah merah maupun sel darah putih hal ini dapat menyebabkan pasien mudah terkena infeksi.selain itu pasien juga dalam masa kemoterapi akibat cancer colon. Obat kemoterapi dapat menghancurkan sel- sel kanker hingga sempurna sehingga mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh, akan tetapi obat kemoterapi juga dapat mempengaruhi menurunan sel darah putih sehingga pasien dengan kemoterapi akan mudah terkena infeksi. Penatalaksanaan pasien sepsis pada kasus Tn Y mendapatkan terapi 1) pemberian oksigen dengan aliran tinggi,2) pemberian resusitasi cairan 3) kultur darah sebelum antibiotik, 4) dan pemantauan urine melalui catheter.5) antibiotik Tequinol 500 mg dan diflucan 100 mg P.O. kemudian di ganti dengan terapie injeksi cravit 750 mg .Pada penelitian Kleinpell, et.al. 2013 mengenalkan bandle pengelolaan sepsis yang terdiri dari 3 intervensi dan 3 pemantauan yang apabila di lakukan secara cepat akan menurunkan mortalitas pasien sepsis yaitu 1) memberikan oksigen aliran tinggi, 2) pemberian antibiotik intravena,3) resusitasi cairan intravena dengan kritaloid, 4) pemeriksaan cultur darah sebelum pemberian antibiotik, 5) mengukur serum laktat, 6) pemantauan urine. Dari kasus dan penelitian sudah ada kesesuaian tindakan pentalaksanaan sepsis, tindakan yang belum dilakukan adalah pemberian antibiotik secara intra vena. Pada kasus baru di berikan pada hari ke dua, hasil leukosit yang masih dalam batas normal, tidak ada hipertermi, usia lanjut, dan pasien masih bisa minum secara oral menjadi pertimbangan pemberian antibiotik intra vena. pada usia lanjut yang sering menggunakan berbagai jenis obat memerlukan pertimbangan terjadinya interaksi dengan antibiotik. Pemantauan yang belum di laksanakan adalah pemeriksaan serum laktat. Tn Y masuk dengan GEA dan dehidrasi sudah mengalami asidosis metabolik, Harga yang mahal pada pemeriksaan laktat juga menjadi pertimbangan saat pasien sudah benar dinyatakan sepsis, pada kasus dehidrasi akan terjadi pengeluaran karbonat yang berlebihan sedangkan laktat tidak bisa di keluarkan oleh urine dan terjadi akumulasi asam laktat, sehingga pada kasus ini sudah ada kemungkinan peningkatan asam laktat, dan pasien juga menderita sakit DM, dan kanker kolon di mana penyakit tersebut juga menjadi faktor resiko terjadinya asidosis laktat.