Anda di halaman 1dari 3

Reviewer : Nayla Berliana N.

(G28)
Pembimbing : dr. Minggaringrum, Sp.M

Combined Phacoemulsification and Goniosynechialysis under an Endoscope for Chronic


Primary Angle-Closure Claucoma

A. Data Jurnal
1. Nama Penulis :
Li Nie, Weihua Pan, Aiwu Fang, Zhangliang Li, Zhenbin Qian, Lin Fu, dan Yau
Kei Chan
2. Judul Tulisan :
Combined Phacoemulsification and Goniosynechialysis under an Endoscope for
Chronic Primary Angle-Closure Claucoma
3. Jurnal Asal:
Journal of Ophthalmology. 2018.

B. Isi Jurnal
1. Latar belakang
Glaukoma sudut tertutup primer adalah penyakit yang diawali oleh penutupan
sudut bilik mata depan (BMD) yang menyebabkan terjadinya peningkatan TIO
dan dapat mengakibatkan kerusakan N. optikus. Pada saat ini terapi yang paling
umum digunakan adalah trabekulektomi, meskipun menimbulkan komplikasi
berupa pendangkalan BMD dan edema makula sehingga dalam jangka panjang
akan mengurangi angka kesuksesan dari trabekulektomi. Pada beberapa pasien
goniosinekialisis (GSL) merupakan pilihan terbaik karena akan meningkatkan
fungsi penyerapan oleh trabekula. Pada pasien yang disertai dengan katarak,
kombinasi fakoemulsifikasi dan GSL (fako-GSL) dapat mengurangi TIO dan
meningkatkan ketajaman penglihatan, angka kesuksesannya sekitar 80-100%.
Selama ini pada operasi GSL operator menggunakan genioskop yang juga
membutuhkan mikroskop, dan kualitas gambarnya dipengaruhi oleh edema
kornea. Sehingga peneliti menggunakan endoskop oftalmik untuk mengetahui
gambaran langsung sinekia anterior perifer (PAS) dan trabekula meshwork.

2. Tujuan
Menginvestigasi efikasi dan keamanan dari kombinasi fakoemulsifikasi dan GSL
yang diamati menggunakan Endoskopi Oftalmik (Fako-OE-GSL) pada pasien
Glaukoma Sudut Tertutup Primer kronis yang disertai Katarak.
3. Metode Pengumpulan Data
2.1 Pasien
Pasien glaukoma sudut tertutup primer kronis yang telah didiagnosis berdasarkan
kriteria Internal Society of Gheographic and epidemiologic Ophthalmic yang
disertai dengan katarak yang telah mengurangi fungsi penglihatan, mengalami
penutupan sudut >90 derajat, dan TIO yang >21 mmHg yang disertai kerusakan
N. optikus. Pasien tersebut telah menjalani fako-OE-GSL di Eye Hospital
Wenzhou Medical University pada bulan Juli 2014-April 2015 yang di follow-up
selama setahun. Eksklusinya adalah pasien dengan glaukoma sekunder atau pasien
yang telah melakukan operasi mata selain laser peripheral iridotomy. Semua
pasien yang telah melakukan GSL diamati menggunakan endoskop setelah
dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi lensa.
2.2 Pengukuran
Pengukuran preoperatif yang dilakukan meliputi ketajaman penglihatan (BCVA)
menggunakan LogMAR chart Records, slit lamp, dan pemeriksaan fundus,
pengukuran TIO dengan Goldmann applanation tonometry, pemeriksaan PAS
dengan genioskop, axial lenght dengan IOLMaster, dan kepadatan sel endotelium
kornea (ECD) menggunakan noncontact specular microscopy. Alat yang
digunakan termasuk URAM E2 laser endoscopic system dengan probe 23g.
Pengukuran dan evaluasi hasil operasi dilakukan pada minggu pertama, bulan ke-
1, 3, 6, 12, dan 18 post-operasi. Cairan suprasiliokondrial diamati dengan AS-
OCT 1-3 hari post-operasi pada titik 0, 90, 180, dan 270 derajat, kemudian
diambil hasil fotonya, kemudian dikonfirmasikan masuk grade yang mana. ECD
diperiksa pada 1-3 bulan postop. Rekurensi PAS diperiksa setelah 6 bulan
menggunakan genoskopi. Tindakan dinyatakan berhasil jika TIO diantara 6-21
mmHg tanpa obat glaukoma dan pembedahan tambahan.
2.3 Prosedur Bedah
Proparacain 0,5% diteteskan 10 menit sebelum pembedahan. Fakoemulsifikasi
kornea dilakukan melalui insisi 2.2 mm dan insisi lateral 1 mm, selanjutnya
dilakukan prosedur continuous curvilinear capsulorhexis, fakoemulsifikasi,
pemindahan residual korteks dan implantasi lensa intraokuli di capsular bag.
Selanjutnya agen viskoelastis diinjeksikan ke BMD untuk menekan bagian bawah
iris dari aposisional PAS (Visco GSL). Lalu probe endoskopi oftalmik (probe 23G
dengan diameter 0,6 mm) dimasukkan ke BMD untuk melihat sudutnya, jika
ditemukan residual PAS akan dilakukan mekanisme GSL lebih lanjut dengan
menggunakan modifikasi iris untuk memisahkan PAS hingga terlihat trabekular
meshwork-nya. Setelah GSL dilakukan, agen viskoelastis digantikan dengan
larutan Ringer dan insisi ditutup dengan hidrasi kornea-stroma atau dengan
menggunakan nilon 10-0. Setelah itu pada beberapa pasien dilakukan injeksi
deksametason di subkonjungtiva. Semua tindakan bedah dilakukan oleh dokter
yang sama (Dr. Weihua Pan). Tindakan postoperasi yang dilakukan yaitu pasien
diberi resep berisi tetes mata tobramycin dan deksametason selama 4 minggu
(4x/hari), tetes mata NSAID 4x/hari selama 4 minggu, dan tetes mata pilokarpin
0,5% 2x/hari selama 4 minggu.
2.4 Analisis Statistik
Data dipresentasikan sabagai rata-rata dengan SD. BCVA dan angka medikasi
glaukoma dibandingan dengan tes wilcoxon. Perbandingan ECD pre dan post
operatif dites menggunakan t-test berpasangan. Uji ulang berganda digunakan
untuk membandingkan TIO pre dan post op. Untuk melakukan tes yang telah
disebutkan peneliti menggunakan SPSS versi 20.

4. Hasil
Dari total 31 pasien (38 mata), rata-rata usia pasien adalah 68,3±11,1 tahun (43-85
tahun) dengan rata-rata follow up 16,3±3,9 bulan (13-23 bulan). Rata-rata TIO pre
operasi setelah diobati yaitu 22,2±9,3 mmHg (7-45 mmHg) kemudian TIO post
operasinya turun sesuai pada gambar. Kejataman penglihatan juga meningkat
signifikan pada pasien post operasi, rata-ratanya 0,63±0,49, kemudian menjadi
0,21±0,25, 32 mata dari 38 pasien mengalami peningkatan ketajaman penglihatan
(84,2%). Corneal ECD berkurang dari 2667,15±320,80 menjadi 2359,29±387,51
setelah 1-3 bulan.
Komplikasi intraoperatif seperti hifema didapatkan pada 5 mata, tetapi dapat
dikontrol dengan pemberian agen viskoelastis. Komplikasi post operatif seperti
hifema (3 mata, 7,9%), peningkatan TIO sementara (21 mata, 55,3%) dapat diatasi
dengan pengobatan pada glaukoma atau parasintesis BMD, dan grade 1 cairan
suprasiliokoroid (6 mata) dapat diatasi dengan perawatan konservatif. 2 mata
mengalami eksudasi BMD, tetapi dapat diabseorbsi dengan perawatan konservatif.

5. Kesimpulan
Kombinasi Fako-OE-GSL adalah metode yang efektif dan aman dilakukan pada
pasien dengan Glaukoma sudut tertutup primer kronis yang disertai katarak,
karena dapat membuka sudut sinekia secara komplit untuk mengurangi TIO dan
meningkatkan ketajaman penglihatan.

Anda mungkin juga menyukai