Tugas Farmakologi
Tugas Farmakologi
• Amoxicillin 125 mg / 5 mL, dry sirup, dalam botol 60 mL, No. Reg. : GKL0308507838A1.
• Amoxicillin 500 mg kaplet (1 box berisi 10 strip @ 10 kaplet), No. Reg. : GKL0308507904A1.
.: INDIKASI :.
Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang peka pada kulit & jaringan lunak, saluran
nafas, genitourinari, gonore.
.: KONTRA INDIKASI :.
Penderita hipersensitif atau mempunyai riwayat hipersensitif terhadap antibiotik beta laktam (penicilin dan
cephalosporin).
.: DOSIS :.
• Untuk penderita dengan gangguan ginjal, perlu dilakukan pengurangan dosis. Pada penderita yang
menerima dialisa peritoneal, dosis maksimum yang dianjurkan 500 mg/hari.
• Sebelum pengobatan dengan amoxicillin, harus dilakukan pemeriksaan reaksi kepekaan terhadap
penisillin.
• Amoxicillin harus digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan menyusui.
• Pengobatan dengan amoxicillin dalam jangka waktu lama harus disertai dengan pemeriksaan terhadap
fungsi ginjal, hati, dan darah.
.: INTERAKSI OBAT :.
Probenisid dapat meningkatkan dan memperpanjang kadar amoxicillin dalam darah. Penggunaan bersama
dengan allopurinol dapat menyebabkan peningkatan terjadinya reaksi kulit.
.: LAIN-LAIN :.
Penyimpanan :
Kaplet : Simpan pada suhu di bawah 30 oC.
Komposisi:
Tiap kaplet mengandung :
Amoksisilin 500 mg
Amoksisilin adalah turunan penisilin semi sintetik dan stabil dalam suasana asam lambung.
Amoksisilin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan makanan, tidak tergantung
adanya makanan. Amoksisilin terutama diekskresikan dalam bentuk tidak berubah di dalam urin.
Ekskresi dihambat saat pemberian bersamaan dengan Probenesid, sehingga memperpanjang efek
terapi. Amoksisilin aktif terhadap organismegram-positifdan gram-negatif.
Indikasi :
Indikasi yang disebabkan oleh strain-strain bakteri yang peka :
1. Infeksi kulit dan jaringan lunak : Stafilococcus bukan penghasil penisilinase, streptococcus,
E. Coli.
Dosis :
1. Dewasa dan anak-anak dengan berat badan di atas 20 kg : sehari 250-500 mg tiap 8 jam.
2. Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 20-40 mg/kg berat badan sehari dalam
dosis terbagi, diberikan tiap 8 jam.
3. Untuk penderita dengan gangguan ginjal, perlu dilakukan pengurangan dosis.
4. Pada penderita yang menerima dialisa peritonial, dosis maksimum yang dianjurkan 500 mg
sehari.
1. Hati-hati pemberian obat ini pada penderita leukimia limphatik, karena kepekaan
terhadap rash kulit yang disebabkan Amoksisilin.
4. Amoksisilin harus digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan menyusui.
5. Pengobatan dengan Amoksisilin dalam jangka waktu lama harus disertai dengan
pemeriksaan fungsi ginjal, hati dan darah.
7. Untuk penderita dengan gagal fungsi ginjal monitor tingkat plasma dan urine harus
dilakukan penyesuaian dosis.
8. Jangan untuk pengobatan meningitis atau infeksi pada tulang sendi karena Amoksisilin oral
tidak menembus kedalam cairan serebospinal atau sinorial.
Efek samping :
1. Reaksi kepekaan seperti ruam eritem makulopapular, urtikaria, ruam kulit, serum sickness.
2. Reaksi kepekaan yang serius dan fatal adalah anafilaksis terutama terjadi pada penderita
yang hipersensitif terhadap penisilin.
Kontraindikasi :
Penderita hypersensitif atau mempunyai riwayat hipersensitif terhadap antibiotik betalaktam
(penisilin, sefalosporin)
Interaksi obat :
1. Probenesid dapat meningkatkan dan memperpanjang level darah Amoksisilin.
Anda sedang membaca artikel tentangAmoxicillindan anda bisa menemukan artikel Amoxicillin ini dengan urlhttp://ahli-
farmasi.blogspot.com/2012/01/amoxicillin-500-mg.html, diperbolehkan menyebarluaskan atau mengcopy paste jika
artikelAmoxicillinini sangat bermanfaat, tetapi jangan lupa untuk mencantumkan linkAmoxicillinsebagai sumbernya.
Read more:http://ahli-farmasi.blogspot.com/2012/01/amoxicillin-500-mg.html#ixzz3TfB46s2J
Amoxicillin merupakan antibiotika golongan penisilin yang paling sering digunakan oleh
masyarakat di Indonesia hingga mencapai 71%. Beberapa nama dagang/paten dari antibiotika ini
ialah Penmox, Intermoxyl, Ospamox, Amoxsan, Hufanoxyl, dan Yusimox. Amoxicillin
digunakan untuk mengobati infeksi pada telinga tengah, radang tonsil, radang tenggorokan,
radang pada laring, bronchitis, pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi pada kulit dan dapat
digunakan untuk mengobati gonorrhea.
Obat ini tersedia di pasaran dalam bentuk Kapsul : 250 dan 500 mg. Tablet : 500 mg. Sirop
kering : 125mg/5ml dan 250mg/5ml. Vial untuk injeksi : 1000mg dan 500mg. Untuk menjaga
khasiat obat ini, maka harus pula diperhatikan cara penyimpanannya. Amoxicillin sebaiknya
disimpan dalam suhu kamar yaitu antara 20 sampai 25 derajat Celcius. Untuk sirop kering yang
telah dicampur dengan air sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 14 hari atau 2 minggu. Dosis
therapi untuk Amoxicillin pada orang dewasa adalah 250 mg setiap 8 jam, 500 mg setiap 8 jam,
500 mg setiap 12 jam, terggantung dari derajat keparahan dari penyakit yang di derita. Untuk
pengobatan gonorrhea pada orang dewasa, diberikan Amoxicillin sebanyak 3 g sekali minum.
Dosis untuk anak anak diatas 3 bulan adalah 25 mg/kg/hari terbagi setiap 12 jam, 20
mg/kg/hari terbagi setiap 8 jam, 40 mg/kg/hari terbagi setiap 8 jam atau 45 mg/kg/hari terbagi
dalam 12 jam terggantung dari derajat keparahan penyakit. Amoxicillin bisa diminum baik
sebelum maupun setelah makan dan obat ini sangat jarang ditemukan berinteraksi dengan obat
obat yang lain. Amoxicillin juga aman diberikan untuk ibu hamil dan menyusui walaupun ada
beberapa kasus diare yang terjadi pada bayi yang disusui oleh ibu yang minum Amoxicillin.
Mekanisme kerja dari amoxicillin adalah mencegah pembentukan membran sel bakteri
sehingga semua materi genetik yang ada di dalamnya terurai keluar dan menyebabkan bakteri
mati. Bakteri yang menjadi target sasaran dari amoxicillin antara lain N. gonorrhoea, E. coli,
Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci. Berdasarkan mekanisme
kerja dan penggunaannya yang luas di Indonesia maka perlu ada perhatian khusus dalam
penggunaannya di dalam pengobatan. Selain itu, efek samping dari Amoxicillin yang ada seperti:
diare, gangguan tidur, rasa terbakar di dada, mual, gatal, muntah, gelisah, nyeri perut, perdarahan
dan reaksi alergi berlebih yang dapat menyebabkan syok anafilaksis dan mengakibatkan
kematian membuat antibiotik ini perlu mendapat perhatian lebih.
Berdasarkan data yang diperoleh dari survey, dari 2996 individu yang diwawancara, 486
(16%) menggunakan antibiotik. Hampir semua penderita (99%) yang menggunakan antibiotik
mempunyai keluhan yang berhubungan dengan kesehatan, bila dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan antibiotik (62%). Pemberian antibiotik yang tidak tepat dapat mengakibatkan
resistensi bakteri sehingga perlu penyesuaian dalam dosis pemberian, frekuensi pemberian, dan
lamanya pemberian obat antibiotik tersebut (how much, how often, dan how long).
Dosis yang diberikan haruslah tepat agar kadarnya di dalam darah dapat mencapai jendela
terapi sehingga dapat menghasilkan efek terapi yang diharapkan. Pemilihan dosis yang tepat
akan membantu tercapainya kadar obat dalam darah mencapai jendela tercapai. Penggunaan
antibiotik sangatlah rentan terhadap resistensi yang mungkin dapat terjadi. Resistensi ini dapat
terjadi jika dosis yang digunakan terlalu rendah atau ketidakpatuhan pasien dalam menggunakan
antibiotik ini. Maka dalam penggunaannya, perlu diinformasikan kepada pasien mengenai
interval waktu saat minum obat sehingga saat pasien minum obat yang kedua, kadar obat dalam
darah belum berada di bawah Kadar Efektivitas Minimum (KEM). Dengan demikian, kadar obat
yang ada di dalam darah tetap berada di dalam jendela terapi.
Proses penyembuhan penyakit akibat bakteri membutuhkan waktu yang cukup lama
dibandingkan penyembuhan penyakit simptomatik seperti pusing, inflamasi, dan flu. Untuk itu
perlu adanya batasan pemberian obat kepada pasien. Lamanya pemberian antibiotik kepada
pasien berpengaruh pada tingkat kesembuhan penyakit pasien. Biasanya pemberian antibiotik
untuk menyembuhkan penyakit tertentu adalah 5-7 hari. Ini dimaksudkan agar bakteri yang ada
di dalam tubuh pasien sudah benar-benar mati. Walaupun pasien merasa sudah membaik pada
hari kedua maupun ketiga, antibiotik yang diberikan harus tetap diminum agar tidak terjadi
resistensi akibat tidak sempurnanya proses pembunuhan bakteri yang ada di dalam tubuh.
Perlu kita ketahui bersama bahwa obat itu bermacam-macam dan secara garis besar ada
tiga golongan. Ada obat generik, obat bermerek, dan obat paten. Obat generik adalah obat yang
sesuai dengan zat berkhasiat. Jadi kalau zat khasiatnya itu amoxicilin, maka di generik dijual
dengan nama amoxicilin. Kalau bermerek, tergantung dari nama yang diberikan oleh produsen.
Jadi sebetulnya cuma generik diberikan merek, tapi keampuhannya sama. Pemahaman orang
awam tentang obat generik berkaitan dengan harga. Obat generik itu lebih murah dari obat paten.
Tapi soal khasiat, sama saja. Apa yang perlu diketahui orang awam tentang obat generik
sehingga ia bisa memilih?
Sebelumnya kita harus melihat khasiatnya, bukan hanya harga. Selama ini, dalam istilah
generik dan paten ada salah kaprah. Obat paten adalah obat yang diberikan namanya berdasarkan
penemunya. Misal, obat untuk kanker, HIV, flu burung itu berdasarkan riset dan hasil
laboratorium pemasaran sendiri dan internasional selama 20 tahun sehingga mereka
mendapatkan hak paten.
B. Tujuan
1. Memahami mekanisme kerja obat amoksisilin!
2. Memahami Interaksi obat!
3. Memahami Dosis yang tepat!
4. Memahami Indikasi dan kontra indikasi!
5. Yang perlu diperhatikan!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penisilin merupakan kelompok antibiotika Beta Laktam yang telah lama dikenal. Pada
tahun 1928 di London, Alexander Fleming menemukan antibiotika pertama yaitu Penisilin yang
satu dekade kemudian dikembangkan oleh Florey dari biakan Penicillium notatum untuk
penggunaan sistemik. Kemudian digunakan P. chrysogenum yang menghasilkan Penisilin lebih
banyak.
Penisilin yang digunakan dalam pengobatan terbagi dalam Penisilin alam dan Penisilin
semisintetik. Penisilin semisintetik diperoleh dengan cara mengubah struktur kimia Penisilin
alam atau dengan cara sintesis dari inti Penisilin. Beberapa Penisilin akan berkurang aktivitas
mikrobanya dalam suasana asam sehingga Penisilin kelompok ini harus diberikan secara
parenteral. Penisilin lain hilang aktivitasnya bila dipengaruhi enzim Betalaktamase (Penisilinase)
yang memecah cincin Betalaktam.
Oleh karenanya penting untuk menghabiskan antibiotika yang diresepkan dokter anda.
2. Efek Samping Penisilin
Reaksi hipersensitif, mulai ruam dan gatal sampai serum sickness dan reaksi alergi
sistemik yang serius. Nyeri tenggorokan atau lidah, lidah terasa berbulu lembut, muntah, diare.
Mudah marah, halusinasi, kejang.
b. Ampisilin
Bentuk sediaan kapsul atau tablet dengan kandungan 250 mg, 500 mg atau 1000 mg. Bentuk
sediaan sirup dengan kandungan 125 mg atau 250 mg/5 ml sirup. Untuk sediaan injeksi biasa
dalam bentuk vial dengan kandungan 200 mg, 500 mg dan 1.000 mg Ampisilin. Dan ada
kombinasi 1.000 mg Ampisilin dan 500 mg Sulbactam atau 500 mg Ampisilin dan 250 mg
Sulbactam.
c. Flucloxacilin
Di pasaran terdapat dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg dan 500 mg zat aktif juga
dalam bentuk sirup dengan kandungan zat aktif 125 mg / 5 ml.
d. Cloxacilin
Di pasaran terdapat dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg dan 500 mg zat aktif juga
dalam bentuk vial dengan kandungan zat aktif 250 mg, 500 mg dan 1.000 mg /vial.
e. Piperacilin
Di pasaran terdapat dalam kombinasi; 4 gram Piperacilin dengan 500 mg Tazobactam dalam
bentuk vial.
f. Sulbenicilin
Di pasaran terdapat dalam bentuk vial dengan kandungan 1 gram dan 2 gram zat aktif.
4. Penggunaan Klinik
a. Infeksi kuman gram positif
Kuman dalam bentuk kokus seperti Pneumonia, Meningitis, Endokarditis, Otitis Media akut dan
Mastoiditis, juga infeksi Stafilokokus. Kuman dalam bentuk batang seperti Difteria, Klostridia,
Antraks, Listeria, Erisipeloid.
B. Farmakologi Amoxicilin
Amoxilin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan turunan dari penisilin
semisintetik yang stabil dalam suasana asam, kerja bakterisidanya seperti ampisilin. Amoksisilin
diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan makanan, tidak tergantung adanya
makanan dan setelah 1 jam konsentrasi dalam darah tinggi. Amoksisilin diabsorpsi lebih baik
daripada ampisilin. Amoksisilin terutama diekskresikan melalui ginjal, dalam air kemih
amoksisilin terdapat dalam bentuk aktif.
Obat ini tidak membunuh bakteri secara langsung tetapi dengan cara mencegah bakteri
membentuk semacam lapisan yang melekat disekujur tubuhnya. Lapisan ini bagi bakteri
berfungsi sangat vital yaitu untuk melindungi bakteri dari perubahan lingkungan dan menjaga
agar tubuh bakteri tidak tercerai berai. Bakteri tidak akan mampu bertahan hidup tanpa adanya
lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif untuk beberapa bakteri seperti Bacillus antharacis,
Enterocococcus, Corynebacterium diptheriae, Salmonella sp, Shigella sp, H. influenzae, N.
gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci.
Sesuai dengan mekanisme kerja diatas maka Amoxicillin seharusnya memang digunakan
untuk mengobati penyakit penyakit yang disebabkan oleh kuman kuman yang sensitif terhadap
Amoxicillin. Beberapa penyakit yang biasa diobati dengan Amoxicillin antara lain infeksi pada
telinga tengah, radang tonsil, radang tenggorokan, radang pada laring, bronchitis, pneumonia,
infeksi saluran kemih, dan infeksi pada kulit. Amoxicillin juga bisa digunakan untuk mengobati
gonorrhea.
Penggunaan obat untuk mengobati penyakit kita perlu hati-hati. Terlebih apabila obat
tersebut termasuk antibiotika. Amoxycilin adalah obat termasuk antibiotika yang memiliki
spektrum luas antara lain untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh organisme gram positif
dan organisme gram negatif.
C. Indikasi
Amoksisilina efektif terhadap penyakit:
Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: tonsilitis, sinusitis, otitis media, pneumonia, faringitis
(tidak untuk faringitis gonore), bronkitis, langritis.
Infeksi saluran cerna: disentri basiler.
Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
Infeksi pada kulit dan jaringan luar: selulitis, furunkulosis, pioderma.
Infeksi lain: septikemia, endokarditis.
D. Kontra Indikasi
Penderita hipersensitif atau mempunyai riwayat hipersensitif terhadap antibiotik beta laktam
(penicilin dan cephalosporin).
Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang diketahui peka terhadap penisilin.
E. Efek Samping
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus,
angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis, IM;
Rasa sakit pada tempat injeksi, IV; Flebitis.
F. Interaksi Obat
Probenesid dapat meningkatkan dan memperpanjang tingkat kadar Amoksisilin.
Penggunaan bersama allopurinol dapat meyebabkan peningkatan terjadinya reaksi kulit.
G. Dosis
1. Penderita dengan fungsi ginjal normal:
a. Infeksi saluran pernapasan atas, infeksi saluran urogenital, infeksi kulit dan jaringan lunak:
Dewasa : 2500 mg setiap 6-8 jam, tergantung kondisi. Anak (BB < 20 kg): 20 mg/Kg/hari dalam
dosis 6-8 jam. Pada infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan menjadi 500 mg tiap 6-8 jam (dewasa)
dan 40 mg/kg/hari (anak) dalam dosis bagi tiap 6-8 jam.
b. Infeksi saluran pernapasan bawah:
Dewasa: 500 mg tiap 6-8 jam. Anak (BB < 20 kg): 40 mg/kg/hari dalam dosis bagi tiap 6-8 jam.
c. Septikemia:
Dewasa: pada infeksi intravena yang lebih serius: 1 gram setiap 6 jam dengan injeksi intravena
yang lambat atau infus intravena dalam waktu 30 menit sampai 1 jam. Anak (BB < 20 kg): 20-40
mg/kg tiap 6-8 jam.
2. Penderita dengan gangguan fungsi ginjal:
Untuk bersiahan kreatinin di atas 30 ml/menit tidak diperlukan penyesuain dosis. Dosis IV yang
dianjurkan untuk dewasa dengan gangguan fungsi ginjal.
Gagal sedang dengan bersihan kreatinin 10-30 ml/menit: 1 gram dilanjutkan 500 mg tiap 12 jam.
Gagal berat dengan bersiahn kreatinin < 10 ml/menit: 1 gram dilanjutkan 500 mg tiap 24 jam.
Jika anda lupa minum obat satu dosis, minumlah segera mungkin. Lalu jarak minum dosis
obat yang tersisa pada hari itu diperpendek semuanya untuk memperbaiki dosis yang terlupa.
Penisilin bekerja efektif bila kadar Penisilin dalam tubuh anda tetap.
Hindari makanan yang asam (jeruk asam, vitamin c) yang akan mengurangi keefektifan
Penisilin. Hubungi dokter anda jika gejala-gejala penyakit anda tidak membaik dalam waktu
beberapa hari setelah menggunakan Penisilin.
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin. Obat lain yang
termasuk ke dalam golongan ini antara lain Ampicillin, Piperacillin, Ticarcillin, dan lain lain.
Karena berada dalam satu golongan maka semua obat tersebut mempunyai mekanisme kerja
yang mirip. Obat ini tidak membunuh bakteri secara langsung tetapi dengan cara mencegah
bakteri membentuk semacam lapisan yang melekat disekujur tubuhnya. Lapisan ini bagi bakteri
berfungsi sangat vital yaitu untuk melindungi bakteri dari perubahan lingkungan dan menjaga
agar tubuh bakteri tidak tercerai berai. Bakteri tidak akan mampu bertahan hidup tanpa adanya
lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif untuk beberapa bakteri seperti H. influenzae, N.
gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci.
Saran
Untuk menjaga khasiat obat ini, maka harus pula diperhatikan cara penyimpanannya.
Amoxicillin sebaiknya disimpan dalam suhu kamar yaitu antara 20 sampai 25 derajat Celcius.
Untuk sirop kering yang telah dicampur dengan air sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 14
hari atau 2 minggu. Amoxicillin bisa diminum baik sebelum maupun setelah makan dan obat ini
sangat jarang ditemukan berinteraksi dengan obat obat yang lain. Amoxicillin juga aman
diberikan untuk ibu hamil dan menyusui walaupun ada beberapa kasus diare yang terjadi pada
bayi yang disusui oleh ibu yang minum Amoxicillin.