Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era global saat ini, tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin
meningkat seiring dengan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, rentang kesehatan
yang semakin meluas, dan masyarakat yang semakin kritis. Dalam pemberian pelayanan
dan pengendalian mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, keperawatan sebagai profesi
yang memiliki peranan sangat penting dalam proses pengelolaan dan pengendalian hal
tersebut. Rahman (2006) menjelaskan bahwa keperawatan sebagai profesi mengharuskan
pelayanan diberikan secara profesional oleh perawat dengan kompetensi yang memenuhi
standar dan memperhatikan kaidah etik dan moral. Sebagai perawat yang professional,
selain harus memiliki kompetensi yang memenuhi standar, soft skill yang baik dengan
memperhatikan etik dan moral, seorang perawat juga harus memahami adanya ilmu
manajemen dalam penerapan keperawatan agar dapat memberikan pelayanan prima dan
berkualitas.
Penerapan ilmu manajemen dalam pelayanan keperawatan merupakan hal yang
penting. Simamora (2012) mengemukakan bahwa dengan memahami konsep ilmu
manajemen seorang perawat akan lebih mampu memanfaatkan potensi dan sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai tujuan pelayanan yang diberikan, sehingga kehadiran
keperawatan dalam area layanan kesehatan akan lebih produktif, efektif, dan efisien.
Gillies (1989) mengungkapkan bahwa manajemen keperawatan adalah proses
pelaksanaan pelayanan keperawatan, melalui upaya staf keperawatan, untuk memberikan
asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman bagi pasien, keluarga, dan masyarakat.
Manajemen keperawatan merupakan koordinasi dan integrasi dari sumber-sumber
keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan. Untuk tercapainya hal tersebut maka perlu adanya seorang manajer yang
handal untuk melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian aktivitas-aktivitas keperawatan. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam
pelaksanaan manajemen keperawatan adalah supervisi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi pengarahan yang berperan untuk
mempertahankan segala kegiatan yang telah terprogram agar dapat dilaksanakan dengan
baik dan lancar. Supervisi bukan hanya ditujukan untuk mengawasi apakah seluruh staf
keperawatan menjalankan tugasnya sebaik-baiknya, sesuai dengan intruksi atau ketentuan
yang telah digariskan, tetapi juga bagaimana memperbaiki proses keperawatan yang
sedang berlangsung. Perawat diposisikan sebagai mitra kerja yang memiliki ide-ide,
pendapat, dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam
melakukan asuhan keperawatan (Suyanto, 2008). Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan
oleh Simamora (2012) yang menjelaskan bahwa tujuan dari supervisi adalah memberikan
bantuan teknis dan bimbingan kepada perawat dan staf agar personil tersebut mampu
meningkatkan kualitas kerjanya dalam melaksanakan tugas dan proses pelayanan asuhan
keperawatan serta tujuan khususnya yaitu selain sebagai pemberi asuhan keperawatan yang
membantu dalam meningkatkan derajat kesehatan pasien secara optimal, juga dapat
meningkatkan efektifitas sistem pelayanan keperawatan sehingga berdaya guna, berhasil
guna dan mampu meningkatkan kualitas pengelolaan pelayanan situasi secara umum.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Bagaimanakah konsep teori supervisi dalam manajemen keperawatan?
1.2.2. Bagaimanakah contoh penerapan kasus supervisi dalam pelaksanaan manajemen
keperawatan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep teori supervisi dalam manajemen keperawatan
1.3.2 Tujuan khusus
a) Mahasiswa mampu memahami konsep teori supervisi yang meliputi : pengertian,
unsur pokok, sasaran, frekuensi, tujuan, teknik, prinsip pokok, dan manfaat
supervisi.
b) Mahasiswa mampu memahami contoh penerapan supervisi sebagai bagian
manajemen keperawatan dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai