Anda di halaman 1dari 11

PEMERIKSAAN PERNAPASAN

1. Pengertian Pernafasan

Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara mahkluk hidup


(organisme) dengan ligkungannya. Oksigen untuk pernapasan diperoleh
dari udara di lingkungan sekitar.
Pengertian menghitung pernafasan adalah menghitung jumlah
pernafasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi) dalam satu menit.
Pemeriksaan pernapasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai frekuensi, irama kedalaman dan
tipe atau pola pernapasan. Respirasi normal untuk orang dewasa di
kisaran sisa 12-20 kali per menit.
Pola Pernapasan Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah
seseorang mengambil napas per menit. Tingkat respirasi biasanya diukur
ketika seseorang dalam posisi diam dan hanya melibatkan menghitung
jumlah napas selama satu menit dengan menghitung berapa kali dada
meningka Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2)
dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan.
Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal. Pernapasan yang dalam
akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik napas/
inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/
ekspirasi/ekshalasi. Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume
udara akan mengecil.

2. Sistem Pernafasan Manusia

Anatomi Pernapasan:
 Hidung
 Faring
 Laring
 Trakea
 Bronkus
 Bronkeulus
 Alveoli
 Paru – paru.

Fisiologi :
Udara masuk kedalam rongga hidung, udara tersaring, dihangatkan dan
dilembabkan. pertikel2 debu yg kasar dpt disaring oleh bulu2 hidung yg
trdapt dlm lubang hidung sdangkn pertikel halus akan trjerat dlm lapisan
mukus sehingga udara yg xmpe paring bbs debu n brsuhu mndekti shu
tubh serta dg klebabn 100 %. udara yg tlah mencapai trakea dan bila
msh mengandung partikel debu akan dTangkap oleh sekret2 dalnjutnya
akan dTeruskan kedalam paru2 dan melalui pembluh alveoli O2 dan
CO2 tertukar dan terjadilah proses pernapasan. Frekuensi napas normal :
1. Usia baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit
2. Anak-anak 15 – 30x/menit
3. Usia 2-12 tahun 18 – 26 x/menit
4. Dewasa 16 – 20 x/menit.

3. Macam-Macam Pernafasan

a. Pernapasan dada

Pada pernapasan dada melibatkan otot antartulang rusuk (interkortalis). Saat inspirasi (udara
dihirup), otot interkostalis berkontraksi → tulang rusuk terangkat → rongga dada membesar →
tekanan udara dalam dada (toraks) menurun → paru-paru mengembang → tekanan udara dalam
paru-paru lebih rendah daripada tekanan luar sehingga udara masuk ke paru-paru.

Saat ekspirasi (udara diembuskan), otot interkostalis berelaksasi → tulang rusuk turun → rongga
dada mengecil → tekanan udara dalam torak meningkat → paru-paru mengempis → tekanan
udara dalam paru-paru lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara luar sehingga udara
keluar dari paruparu.

b. Pernapasan perut

Dalam pernapasan perut, otot yang terlibat adalah otot diafragma. Saat inspirasi, otot diafragma
berkontraksi → diafragma menjadi datar → rongga dada membesar → paruparu mengembang →
tekanan udara dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan udara luar sehingga udara masuk
ke paru-paru.
Saat ekspirasi, otot diafragma berelaksasi → diafragma melengkung ke arah rongga dada →
rongga dada mengecil → paru-paru mengempis → tekanan dalam paru-paru lebih tinggi dari
tekanan udara luar sehingga udara keluar dari paru-paru.

4. Gangguan Pada fungsi Pernafasan


a. Takipnea
frekuensi pernapasan yang cepat. Biasanya ini terlihat pada kondisi
demam,asidosis metabolic nyeri dan pada kasus hiperkapnia atau
hipoksinia
b. bradipnea
frekuensi pernapasan yang lambat dan abnormal. Biasanya ini terlihat
pada orang yang baru menggunakan obatobat seperti morfin,pada kasus
alkalosis metabolic.
c. apnea ( Henti napas)
d. hiperventilasi
Peningkatan jumlah udara yang memasuki paru. Kondisi ini terjadi saat
kecepatan ventilasi melebihi kebutuhan metabolic untuk pembuanan
CO2. Biasanya , hiper ventilasi disebabkan oleh asidosis,infeksi dan
kecemasan lebih lanjut, kondisi ini bisa menyebabkan alkalosis akibat
pengeluaran CO2 yang berlebihan.
e. Hipoventilasi ( Penurunan jumlah udara yang memasuki paru-paru)
kondisi ini terjadi saat ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi
kebutuhan metabolic untuk penyaluran O2 dan pembuangan CO2.
Biasanya ini disebabkan oleh penyakit otot pernapasan, obat-obatan,
anesthesia
f. pernapasan kussmaul
salah satujenis hiperventilasi yang menyertai asidosis metabolic.
Pernapasan ini merupakan upaya tubuh untuk mengompensasi asidosis
dengan mengeluarkan CO2 melalui pernafasan yang kuat dan dalam
g. Orthopnea
ketidakmampuan untuk bernapas, kecuali dalam posisi tegak atau berdiri
h. Dispnea
kesulitan atau ketidaknyamanan saat bernapas.
7. Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Bernafas

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan bernapas adalah :


1. Usia
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang
sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang
kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi
dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang
dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa
thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi
perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
2. Suhu
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi,
sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas
yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung
meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada
lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah
perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan
kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan
oksigen.
3. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan
dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh.
Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat
menjadi predisposisi penyakit paru.
4. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat
menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada
terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-
penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya
terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang
mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi
membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat
mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam
pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu
bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau
laju dan kedalaman pernapasan.
6. Jenis kelamin
Belalang betina dan belalang jantan memiliki kecepatan respirasi yang
berbeda.
7. Ketinggian
Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin
rendah O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang.
Sebagai akibatnya belalang pada daerah ketinggian memiliki laju
pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang
meningkat.
8. Polusi udara
Dengan adanya polusi udara, kecepatan pernapasan kita terganggu.
Bernapas menjadi lebih menyesakkan sehingga kecepatan pernapasan
menurun, jumlah oksigen yang dihisap menurun, kita pun menjadi
lemas.
6. Teknik pemeriksaan pernapasan :
 Inspeksi. Pada saat inspeksi perawat mengamati tingkat kesadaran
klien, penampilan umum, postur tubuh, kondisi kulit dan
membrane mukosa, dada (kontur rongga interkosta; diameter
antreposterior (AP ); struktur toraks; pergerakan dinding dada, pola
napas ( frekuensi dan kedalaman pernapasan; durasi inspirasi dan
ekspirasi ), ekspansi dada secara umum, adanya sianosis, adanya
deformitas dan jaringan parut pada dada, dll
 Palpasi. Palpasi dilakukan dengan meletakkan tumit dengan
pemeriksa mendatar diatas dada pasien. Saat palpasi, perawat
menilai adanya fremitus taktil pada dada dan punggung pasien
dengan memintanya menyebutkan “ tujuh-tujuh “ secara berulang.
Jika pasien mengikuti instruksi tersebut secara tepat, perawat akan
merasakan adanya getaran pada telapak tangan. Normalnya,
fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat, dan akan
meningkat pada kondisi konsolidasi. Selain itu palpasi juga
dilakukan unuk mengkaji tenperatur kulit, pengembangan dada,
adanya nyeri tekan, thrill, titik impuls maksimum,abnormalitas
massa dan kelenjar,sirkulasi perifer,denyut nadi,pengisian
kapiler,dll
 Perkusi. Secara umum,perkusi dilakukan untuk menentukan
ukuran dan bentuk organ dalam serta untuk mengkaji adanya
abnormalitas,cairan,atau udara didalam paru.perkusi sendiri
dilakukan degan menekankan jari tengah(tangan non-
dominan)pemeriksaan mendatar diatas dada pasien.kemudian jari
tersebut diketuk-ketuk dengan menggunakan ujung jari tengah atau
jari telunjuk tangan sebelahnya.normalnya,dada menghasilkan
bunyi resonan atau gaung perkusi.pada penyakit tertentu(misalnya
pneumotrak,emfisema),adanya udara pada dada atau paru-paru
menimbulkan bunyi hipersonan atau bunyi drum.sedangkan bunyi
pekak atau kempis terdengar apabila perkusi dilakukan diatas area
yang mengalami atelektasis.
 Auskultasi. Auskultasi adalah proses mendengarkan suara yang
dihasilkan didalan tubuh.auskultasi dapat dilakukan langsung atau
dengan menggunakan stetoskop.bunyi yang terdengar digambarkan
berdasarkan nada, intensitas, durasi, dan kualitas. untuk
mendapatlkan hasil yang lebih valid lebih akurat,auskultasi
sebaiknya dilakukan untuk mendengarkan bunyi napas
vesicular,bronkial,bronkovesicular,rales,ronkhi;juga untuk
mengetahui adanya perubahan bunyi napas serta lokasi dan waktu
terjadinya.
Metode perhitungan :
Satu pernapasan adalah satu kali menghirup napas dan satu kali
mengeluarkan napas (satu kali gerakan nak turun). Pernapasan dihitung
selama 30 detik lalu dikalikan 2 untuk mendapatkan frekuensi
pernapasan tiap menit, pada keadaan normal mungkin pernapasan hanya
dihitung selama 15 detik lalu hasilx dikalikan 4.

Persiapan alat :
 Stop watch atau jam tangan
 Stetoskop
 Buku catatan

Cara kerja :
 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
 Membuka baju klien untuk mengobservasi pergerakan dada
 Menghitung pernapasan klien dengan melihat gerakan inspirasi
dan ekspirasi, jika pernapasan teratur dihitung selama 30 detik dan
dikalikan 2, bila pernapasan tidak teratur dihitung selama 1 menit
 Mendengarkan bunyi pernapasan dengan stetoskop, kemudian cek
apakah terdengar suara napas yang abnormal · Akhiri tindakan
dengan baik
 Mencuci tangan

Anda mungkin juga menyukai