Pneumothorax
Pneumothorax
a. Open Pneumothorax
Open pneumothotax terjadi karena benda tajam yang mengoyak bagian dada
sehingga rongga pelindung paru-paru robek. Paru-paru dilindungi oleh sebuah
selaput yang disebut pleura. Jadi ketika pleura ini mengalami kontak langsung
dengan udara luar maka paru-paru mengambil udara langsung dari luka itu
secara langsung, bukan melalui saluran udara yang seharusnya. Hal ini terjadi
jika luasnya lubang lebih dari 2/3 diameter trachea. Pada kondisi saat ini, korban
akan mengalami sesak yang sangat hebat. Hal pertama yang harus dilakukan
untuk menyelamatkan korban adalah dengan menutup lubang pada dinding
dada. Penutupan lubang ini menjadikan open pneumothorax menjadi closed
pneumothorax. Untuk mengatasi hal ini maka tindakan yang tepat adalah:
Menutup dengan kasa 3 sisi. Kasa ditutup dengan plaster para 3 sisi sedangkan
pada sisi yang atas dibiarkan terbuka (kasa harus dilapisi dengan zalf/softratulle
para sisi dalamnya agar kedap udara).
Menutup dengan kasa kedap udara. Jika dilakukan cara ini maka harus sering
dilakukan evaluasi paru. Jika ternyata timbul tanda tension pneumothorax maka
kasa harus dibuka.
Pada luka yang sangat besar maka dapat dipakai plastk infus yang digunting
sesuai ukuran.
b. Tension Pneumothorax
Tension Pneumothorax dapat timbul karena pneumothorax sederhana akibat
trauma tembus atau benda tajam yang merobek pleura. Penyebab lain juga bisa
diakibatkan oleh penggunaan flap-valve yang tidak sesuai SOP, penggunaan
ventilator mekanik yang tidak tepat dan fraktur (patah tulang) tulang belakang
thorax yang mengalami pergeseran. Tension pneumotorax ditandai dengan nyeri
dada, sesak nagas, distress pernapasan, takikardi, hipotensi, deviasi trakea dan
hilangnya suara nafas pada satu sisi serta distensi vena leher. Pemeriksaan fisik
menunjukkan adanya hipersonor dan hilangnya suara nafas pada sisi paru yang
terkena. Penanganan untuk tension pneumothorax ini harus segera karena
begitu mematikan.
c. Hematothorax Masif
Terjadinya perdarahan hebat mencapai lebih dari 1500 cc dalam rongga dada.
Penyebab utamanya tentu adanya luka tembus yang mengoyak pembuluh darah
sistemik atau pembuluh darah pada hilus paru. Tanda dan gejala utamanya
adalah tentu adanya ciri-ciri khas shock hipovilemi dengan diiringi hilangnya
suara nafas serta perkusi redup pada thorax. Tindakan utama yang dapat
menyelamatkan pasien adalah dengan operasi. Terapi awal untuk masalah ini
adalah dengan resusitasi cairan untuk mengatasi syol hipovolemi. Resusitasi
dilakukan bersamaan dengan dekompresi rongga pleura dan torakotomi
tilakukan jika didapatkan bahwa jumlah perdarahan mencapai lebih dari 1500 cc
atau kehilangan terus-menerus 200 cc/jam dalam waktu 2-4 jam.
d. Flail Chest
Tidak mengembangnya salah satu paru akibat dinding dada yang mengalami
fraktur. Fraktur iga (costae) yang multiple (2-3 tulang iga atau bahkan lebih).
Fraktur multiple ini mengakibatkan otot dinding dada tidak bekerja maksimal
sehingga dada tidak mampu mengembang. Kondisi ini akan sangat
mempengaruhi paru sehingga juga tak mampu mengembang. Pada saat
ekspirasi, dada justru menonjol dan saat inspirasi justru dada mengempis. Jika
diobservasi, dinding dada kanan dan kiri bergerak tidak simetris. Pernapasan
vesikuler jika dinding dada bergerak kanan-kiri secara bersamaan dan teratur
namun jika kondisi seperti di atas maka disebut dengan pernapasan paradoksal.
Terapi awal sebagai tindakan emergency adalah dengan memberikan oksigen
secara adekuat, pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri dan resusitasi
cairan.
e. Tamponade Jantung
Tamponade jantung dapat terjadi akibat luka benda tajam pada jantung atau juga
benda tumpul. Darah terkumpul dalam rongga pericardium sehingga kontraksi
jantung terganggu dan dapat timbul syok kardiogenik. Ciri khas temponade
jantung adalah trias beck yang terdiri dari peningkatan tekanan vena, penurunan
tekanan arteri dan suara jantung yang menjauh. Pemasangan CVP dan USG
abdomen dapat membantu diagnosis. Pericardiosintesis adalah tindakan gawat
darurat untuk temponade jantung. Tindakan ini dilakukan dengan cara menusuk
rongga pericardium dengna jarum besar untuk mengeluarkan perdarahan.
Tindakan bedah dilakukan dengan perikardiotomi.