Anda di halaman 1dari 2

CBCT terdiri sumber x-ray dan juga detektor yang terpasang pada alat yang dapat

berputar (gambar 1). Sumber radiasi ionisasi berbentuk pyramid divergen


atau berbentuk cone (kerucut) diarahkan pada bagian tengah daerah yang diinginkan
dan mengarah pada x-ray detektor yang dipasangkan berlawanan arah dari sisi pasien.
Sumber x-ray dan detektor akan berputar pada titik tumpuannya memutari daerah yang
diinginkan (ROI). Selama sekuens eksposur yang dilakukan didapat ratusan gambar
yang nantinya akan menjadi bidang pandangan pada gambaran yang didapatkan (FOV)
dengan luas pandang lebih kurang 1800. Hanya dengan satu kali putaran saja, CBCT
akan menghasilkan gambaran radiografis 3D yang sesuai dengan cepat dan akurat.
Pemaparan CBCT bersamaan dengan FOV secara keseluruhan hanya dengan dengan
satu kali putaran, telah cukup untuk memperoleh data gambar yang akan direkonstruksi
nantinya. CBCT mampu menghadirkan resolusi submilimeter spatial dari gambar
craniofacial kompleks dengan waktu singkat disbanding teknik radiografi panoramik
selain itu dosis pemaparan lebih rendah dibanding teknik fan beam atau helical
computed tomografi. (Schulze D, et al., 2004).
kelebihan dari CBCT adalah menggunakan dosis yang lebih kecil daripada CT biasa,
waktu pelaksanaannya juga pendek, yakni 10-70 detik saja. Kekontrasan CBCT juga
tinggi dan lebih nyaman digunakan. (Epsilawati, 2007).CBCT sangat tepat untuk
mencitrakan area kraniofasial. Gambar yang didapatkan jelas dengan struktur yang
kontrasnya tinggi dan sangat berguna untuk mengevaluasi tulang. (Scarfe, 2006).
Penggunaan CBCT untuk diagnosis gigi supernumerari sangat dianjurkan. Dengan
CBCT maka dapat dihindari kesalahan posisi dari struktur gigi dan skeletal, mengetahui
posisi pasti gigi supernumerari, dan dapat diperoleh gambaran jaringan lunak gigi
(Liu, et.al, 2007). Selain itu, CBCT juga dapat digunakan untuk mendeteksi jumlah total
gigi supernumerari, mengetahui posisi pasti gigi supernumerari sehingga
mengkonfirmasi diagnosis (Anthonappa, 2011).
Lapangan pandang alat cone beam CT ini terbatas, tergantung dari jenis pesawatnya
dan tidak dapat diatur seperti pada CT konvensional yang memiliki lapangan pandang
jauh lebih luas. (Epsilawati, 2007) Selain itu, harganya relatif mahal dan radiasi yang
digunakan juga agak lebih tinggi. (Liu, et.al., 2007).
Interpretasi gigi supernumerari yang terlihat dari gambaran yang dihasilkan oleh CBCT
adalah merupakan suatu gambaran 3-dimensi. Dimana pada gambaran 3-dimensi ini
sangat jelas terliat bagaimana hubungan gigi supernumerary terhadap jaringan
sekitarnya. Tidak terdapatnya gambaran superimposisi pada gambaran radiografi CBCT
memberikan akurasi yang tinggi untuk mendiagnosa kasus gigi supernumerari dengan
melihat letak, bentuk, ukuran serta relasi dengan jeringan sekitarnya. Berikut adalah
gambaran gigi supernumerari dengan menggunakan pencitraan CBCT .
pada gambaran yang dihasilkan oleh CBCT sangat jelas terlihat gambara radiografi gigi
supernumerari merupakan suatu gambaran radiopak seperti yang ditunjuk oleh anak
panah. Terlihat sangat jelas hubungan gigi supernumerary dengan gigi tetangganya dan
jaringan lunak sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai