TINJAUAN TEORI
5
2.2.2 Komputer
Komputer merupakan jantung dari semua instrumen pada CTscan
dan berfungsi untuk melakukan proses scanning,
rekontruksi/pengolahan data, display gambaran serta menganalisa
gambaran.
2.2.3 Disc Unit
Disc Unit, merupakan alat untuk memyimpan program hasil kerja
dari komputer ketika melakukan scanning, reconstruction dan display
gambaran. Data yang tersimpan dapat berupa data mentah maupun
data yang telah permanen.
2.2.4 Magnetic Tape Unit
Magnetic Tape Unit, digunakan sebagai penyimpan data pasien
pada suatu tape atau pita. MTU dapat diletakan pada Disc Unit
sehingga data yang terdapat didalamnya sewaktu-waktu apabila
diperlukan dapat dipanggil kembali.
2.2.5 Multiformat Kamera
Multiformat Kamera digunakan untuk memperoleh gambaran
permanen pada film rontgen, dengan alat ini kita dapat memilih
format 1-24 gambaran struktur/per slice gambaran CT pada suatu
bidang film sesuai yang kita kehendaki.
2.2.6 Operator Terminal
Operator Terminal, merupakan pusat dari semua kegiatan
scanning, patient file manipulation, serta fungsi pengoperasian sistem
secara umum (mengatur file pasien, memasukan data-data pasien,
nama, umur,dll).
2.2.7 System Display Console (SDC)
System Display Console (SDC), digunakan untuk menampilkan
suatu gambaran hasil scanning dan memanipulasinya sehingga
memperoleh informasi yang diinginkan.
2.2.8 Operator Display Console (ODC)
6
Operator Display Console (ODC), merupakan kombinasi antara
Operator Terminal dan SDC. Alat ini disamping sebagai pusat
kegiatan scanning juga dapat memanipulasi hasil gambaran sesuai
yang kita kehendaki.
2.2.9 Peralatan 3 Dimensi Software
Software ini digunakan untuk memperoleh gambaran dari obyek
yang diinginkan berupa gambaran 3 dimensi.
7
eksposi (s). Biasanya tegangan tabung bisa dipilih secara otomatis
pada tiap-tiap pemeriksaan.
2.3.5 Filed Of View(FOV)
FOV adalah diameter maksimal dari gambaran yang akan
direkonstruksi. Biasanya bervariasi dan biasanya berada pada rentang
12-50 cm. FOV yang kecil akan meningkatkan resolusi karena FOV
yang kecil mampu mereduksi ukuran pixel, sehingga dalam
rekonstruksi matriks hasilnya lebih teliti.
2.3.6 Gantry tilt
Gantry tilt adalah sudut yang dibentuk antara bidang vertikal
dengan gantry (tabung sinar-X dan detektor). Rentang penyudutan
antara -25 sampai +25 derajat. penyudutan gantry bertujuan untuk
keperluan diagnosa dari masing-masing kasus yang dihadapi.
2.3.7 Rekonstruksi Matriks
Rekonstruksi matriks adalah deretan baris dari kolom picture
elemen (pixel) dalam proses perekonstruksian gambar.
2.3.8 Rekonstruksi Algorithma
Rekonstruksi algorithma adalah prosedur matematis yang
digunakan dalam merekonstruksi gambar. Penampakan dan
karakteristik dari gambar CT scan tergantung pada kuatnya algorithma
yang dipilih.
2.3.9 Window Width
Window width adalah rentang nilai CT yang di konversi menjadi
grey levels untuk di tampilkan dalam monitor. Setelah komputer
menyelesaikan pengolahan gambar melalui rekonstruksi matriks dan
algorithma maka hasilnya akan di konversi menjadi sekala numerik
yang dikenal dengan nama nilai CT.
2.3.10 Window Level
Window level adalah nilai tengah dari window yang digunakan
untuk penampilan gambar. Nilainya dapat dipilih dan tergantung pada
8
karakteristik pelemahan dari struktur obyek yang diperiksa. Window
level menentukan densitas gambar.
9
Bones atau tulang membentuk rangka kepala dan muka,
termasuk pula mandibula, yaitu tulang rahang bawah. Tengkorak
terdiri atas 22 tulang dan ditambah lagi 2 atau lebih tulang-tulang
rawan hidung yang menyempurnakan bagian anteroinferior dari
dinding-dinding lateralis dan septum hidung (nasal). Adapun
pembagiannya dapat di gambarkan sebagai berikut :
10
parietal ke tulang frontal. Sutura Lamboidal menyambung tulang
parietal ke tulang Occipital.
3. Os Occipital
Os ocipital membentuk bagian dasar dan bagian belakang
Cranium.
4. Os Temporal
Os temporal membentuk dasar dan sisi kanan kiri dari
cranium.
5. Os Sphenoid
Tulang sphenoid ini terdapat ditengah dasar tengkorak,
bentuknya seperti kupu-kupu yang mempunyai 3 pasang sayap. Di
bagian depan terdapat sebuah rongga yang disebut kavum
sfenoidalis yang berhubungan dengan rongga hidung. Di bagian
atasnya agak meninggi dan berbentuk seperti pelana yang disebut
sella turcica yaitu letaknya kelenjar buntu (hipofise).
6. Os Ethmoidal
Terletak di depanos spenoidal, diantara lekuk mata, terdiri
dari tulang tipis yang tegak dan mendatar.
11
3. Os Zigomatik membentuk tonjolan pada tulang pipi. Setiap
prosesus temporal berartikulasi dengan prosesus zigomatikus pada
tulang temporal.
4. Os Maksila membentuk rahang atas.
5. Os Lakrimal berukuran kecil dan tipis, serta terletak di antara
tulang ethmoid dan maksila pada orbita. Tulang lakrimal berisi
suatu celah untuk lintasanduktus lakrimal, yang mengalirkan air
mata ke rongga nasal.
6. Os Vomer membentuk bagian tengah dari langit-langit keras
diantara pallatum dan maksila, serta turut membentuk septum
nasal.
7. Os Mandibula adalah tulang rahang bagian bawah.
2.4.4 Meningens
Selaput Otak terdiri dari tiga lapisan yaitu:
1. Lapisan Durameter (disebut juga selaput otak keras) terdiri
dari dua lapisan dan diantarnya terdapat rongga yang berisi
sistem vena, disebut dural sinusesdan mempunyai hubungan
dengan sistem vena-vena diotak dan kulit kepala.
12
2. Lapisan Arachnoid disebut juga selaput otak lunak, lapisan ini
terdapat dibawah durameter dan mengelilingi oak serta
melanjutkan diri sampai ke sumsum tulang belakang. Ruangan
diantara durameter dan arachnoid disebut Subdural space.
3. Piameter, lapisan ini merekat erat dengan jaringan otak dan
mengikuti Gyrus dari otak. Ruangan diantara arachnoid dan
piameter disebut subarachnoid. Disini berjalan cerebro
spinalis fluid (CSF) dari otak menuju sumsum tulang belakang.
13
keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.Otak dapat dibagi menjadi 3
bagian besar, yaitu cerebrum, cerebelum dan batang otak.
2.5.1 Cerebrum
Bagian otak terbesar adalah hemisfer cerebrum yang berasal
dari prosencefalon. Kedua hemisfer cerebrum identik, dan dipisahkan
oleh falx cerebrum. Hemisfer kanan dan kiri terhubung melalui corpus
callosum yang terletak dibagian paling dalam dari fissura
longitudinal. Permukaan cerebrum ditandai adanya sulcus yang
memisahkan gyrus yang berdekatan. Gyrus tertentu digunakan untuk
membagi cerebrum menjadi empat lobus besar, diantaranya sebagi
berikut :
1. Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling
depan dari Otak Besar. Lobus ini berhubungan dengan
kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi,
perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian,
kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan
kemampuan bahasa secara umum.
2. Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses
sensor perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
3. Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan
kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa
dalam bentuk suara.
4. Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan
dengan rangsangan visual yang memungkinkan manusia
mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap
oleh retina mata.
14
Subtansia gricea terdiri dari saraf sel saraf dan terletak
didaerah cortex. Di daerah sub corticalis dekat ventrikel lateralis
dan ventrikel III terdapat ganglia basalis yang terdiri dari globus
pallidus, putamen caudatus dan amigdaloid. Thalamus dan
sebagian hipothalamus juga mengandung sebagian substansia
gricea.
Ventrikel adalah cavitas yang dilapisi sel ependim terletak di
bagian dalam parenkim yang berisi cairan cerebrospinal (CSF).
CSF diproduksi oleh plexus choroideus, ditemukan di sistem
ventrikel dan ruang sub arachnoid. Ada empat ventrikel di dalam
otak, yaitu : sepasang ventrikel lateralis, ventrikel III dan ventrikel
IV.
15
1. Ventrikel lateralis
Ada dua, terletak didalam hemispherii telencephalon.
Kedua ventrikel lateralis berhubungan dengan ventrikel III
(ventrikel tertius) melalui foramen interventrikularis.
2. Ventrikel III (Ventrikel Tertius)
Terletak pada diencephalon. Dinding lateralnya dibentuk
oleh thalamus dengan adhesio interthalamica dan
hypothalamus. Recessus opticus dan infundibularis menonjol
ke anterior, dan recessus suprapinealis dan recessus pinealis
ke arah caudal.
3. Ventrikel IV (Ventrikel Quartus)
Membentuk ruang berbentuk kubah diatas fossa
rhomboidea antara cerebellum dan medulla serta membentang
sepanjang recessus lateralis pada kedua sisi.
4. Kanalis sentralis medula oblongata dan medula spinalis
Saluran sentral korda spinalis: saluran kecil yang
memanjang sepanjang korda spinalis, dilapisi sel-sel
ependimal.
5. Ruang subarakhnoidal
Merupakan ruang yang terletak diantara lapisan arakhnoid
dan piamater.
2.5.2 Cerebellum
Cerebellum terletak di bagian belakang kepala khusunya pada
daerah pons dan medula oblongata, mengisi sebagian dari fossa
posterior, di bawah tentorium cerebelli. Cerebellum terdiri dari vermis
dan hemisfer lateral kanan dan kiri.
2.5.3 Batang Otak
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau
rongga kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang
punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur
16
fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur
suhu tubuh, dan mengatur proses pencernaan.
2.5.4 Cairan Cerebro Spinalis (CSF)
Normal CSF diproduksi + 0,35 ml / menit atau 500 ml / hari
dengan demikian CSF di perbaharui setiap 8 jam. Pada anak dengan
hydrocephalus, produksi CSF ternyata berkurang 0, 30 / menit. CSF
dibentuk di dalam system ventrikel serebrum, terutama oleh pleksus
koroideus.
2.6 Hydrocephalus
Hydrocephalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam
ventrikel serebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural.
Hydrocephalus yaitu timbul bila ruang cairan serebro spinalis interna atau
eksternal melebar. Hydrocephalus merupakan keadaan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan cerebro spinalis tanpa atau pernah
dengan tekanan intrakranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran
ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal.
Hydrocephalus berkembang jika aliran serebro spinal terhambat
pada tempat sepanjang perjalanannya, timbulnya hydrocephalus akibat
produksi berlebihan cairan serebrospinal dianggap sebagai proses yang
intermitten setelah suatu infeksi atau trauma. Ini dapat terjadi kelainan
17
yang progresif pada anak-anak yang disebabkan oleh papyloma pleksus
dapat diatasi dengan operasi.
18
2.6.2 Patofisiologi Hydrocephalus
Hydrocephalus ini bisa terjadi karena konginetal (sejak lahir),
infeksi (meningitis, pneumonia,TBC), pendarahan di kepala dan
faktor bawaan (stenosis aquaductus sylvii) sehingga menyebabkan
adanya obstruksi pada system ventrikuler atau pada ruangan
subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan
ventrikuler mengkerut dan merobek garis ependymal. White mater
dibawahnya akan mengalami atrofi dan tereduksi menjadi pita yang
tipis. Pada grey matter terdapat pemeliharaan yang bersifat selektif,
sehingga walaupun ventrikel telah mengalami pembesaran grey
matter tidak mengalami gangguan. Proses dilatasi itu dapat
merupakan proses yang tiba-tiba/akut dan dapat juga selektif
tergantung pada kedudukan penyumbatan. Proses akut itu
merupakan kasus emergency. Pada bayi dan anak kecil sutura
kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi peningkatan
massa cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan
mengembang dan terasa tegang pada perabaan.
19
2. Infeksi, Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. secara
patologis terlihat penebalan jaringan piameter dan arakhnoid
sekitar sisterna basalis dan daerah lain.
3. Neoplasma, Hydrocephalus oleh obstruksi mekanik yang dapat
terjadi di setiap tempat aliran CSS. Pada anak yang terbanyak
menyebabkan penyumbatan ventrikel IV/akuaduktus sylvii
bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari
cerebelum.
4. Perdarahan, Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak,
dapat menyebabkan fibrosis leptomeningfen terutama pada
daerah basal otak.
20
b. Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga
fontanela menjadi tegang, keras, sedikit tinggi dari
permukaan tengkorak.
c. Tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial antara lain:
Muntah, Gelisah, Menangis dengan suara ringgi,
Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi,
peningkatan pernafasan dan tidak teratur, perubahan pupil,
lethargi-stupor.
d. Peningkatan tonus otot ekstrimitas
e. Dahi menonjol atau mengkilat dan pembuluh-pembuluh
darah terlihat jelas
f. Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera terlihat
seolah-olah diatas iris
g. Bayi tidak dapat melihat ke atas, ‘‘Sunset Eyes”
h. Strabismus, nystagmus, atropi optic
i. Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas
2. Hydrocephalus Pada Anak
Tanda-tanda sebagai berikut :
a. Nyeri kepala
b. Muntah
c. Lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitas
d. Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak
berumur 10 tahun
e. Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer
f. Strabismus
g. Perubahan pupil
21
kelainan pada organ kepala yang meliputi otak, tulang, sinus, dan sistem
saraf pusat serta pembuluh darah.
2.7.1 Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan kepala
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Peralatan non steril :
a. Pesawat CT-Scan
b. Komputer
c. Printer
d. Alat fiksasi yaitu head clamp, straining straps
e. Selimut
f. Tabung oksigen (untuk pasien yang memerlukan oksigen)
g. Injektor
2. Peralatan steril
a. Media Kontras
b. Spuit
c. Needle
d. Kapas alkohol
e. Obat-obatan anti alergi Media Kontras
2.7.2 Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus bagi penderita, hanya saja
memberikan instruksi-instruksi yang menyangkut posisi penderita
dan prosedur pemeriksaan harus diketahui dengan jelas terutama
jika pemeriksaan dengan menggunakan media kontras. Benda
aksesoris seperti gigi palsu, rambut palsu, anting-anting, penjempit
rambut, dan alat bantu pendengaran harus dilepas terlebih dahulu
sebelum dilakukan pemeriksaan karena akan menyebabkan artefak.
Untuk kenyamanan pasien mengingat pemeriksaan dilakukan pada
ruangan ber-AC sebaiknya tubuh pasien diberi selimut.
22
2.7.3 Teknik Pemeriksaan CT-Scan
1. Posisi Pasien
Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi head first
(kepala dekat dengan gantry), fiksasi kepala pasien dengan
head clamp agar tidak bergerak pada saat pemeriksaan,
selanjutnya fiksasi tubuh pasien dengan straining straps.
2. Posisi Objek
Kepala hiperfleksi dan diletkkan pada head holder.Kepala
diposisikan sehingga MSP tubuh sejajar dengan lampu
indikator longitudinal dan IPL sejajar dengan lampu indikator
horizontal. Lengan pasien diletakkan diatas perut atau
disamping tubuh. Untuk mengurangi pergerakan dahi dan
tubuh pasien sebaiknya difikasasi dengan sabuk khusus pada
head holder dan meja pemeriksaan. Lutut diberi pengganjal
untuk kenyamanan pasien.
3. Parameter Pemeriksaan CT-Scan
a. Scanogram : Kepala lateral
b. Range : Range I dari basis crania-pars petrosum
Range II dari pars petrosum-verteks.
c. Slice Thickness : 2-5 mm (range I) dan 5-10 mm (range II)
d. FOV : 24 cm
e. Gantry tilt : Sudut gantry tergantung besar kecilnya
sudut yang terbentuk oleh OML dengan
garis vertikal.
f. kV : 120
g. mA : 250
h. Reconstruksion Algorithma : soft tissue
i. Window Width : 0-90 HU (otak supratentorial); 110-160
HU (otak pada fossa posterior); 2000-3000 HU (tulang).
j. Window Level : 40-45 HU (otak supratentorial); 30-40
HU (otak pada fossa posterior); 200-400 HU (tulang).
23
4. Gambar Pemeriksaan CT-Scan Kepala pada umumnya.
a. Potongan Axial I
Merupakan bagian paling superior dari otak yang
disebut hemisphere.
b. Potongan Axial IV
Merupakan irisan axial yang ke empat yang disebut
tingkat medial ventrikel.
24
Kriteria gambarnya tampak :
a. Anterior corpus collosum
b. Anterior horn dari ventrikel lateral kiri
c. Nucleus caudate
d. Thalamus
e. Ventrikel tiga
f. Kelenjar pineal (agak sedikit mengalami kalsifikasi)
g. Posterior horn dari ventrikel lateral kiri
c. Potongan Axial V
Menggambarkan jaringan otak dalam ventrikel
medial tiga.
25
e. Protuberantia occipital interna
d. Potongan Axial VII
Irisan ke tujuh merupakan penggambaran jaringan
dari bidang orbita. Struktur dalam irisan ini sulit untuk
ditampakkan dengan baik dalam CT-scan. Modifikasi-
modifikasi sudut posisi kepala dilakukan untuk
mendapatkan gambarannya adalah tampak :
Keterangan Gambar :
a. Bola mata / occular bulb
b. Nervus optic kanan
c. Optic chiasma
d. Lobus temporal
e. Otak tengah
f. Cerebellum
g. Lobus oksipitalis
h. Air cell mastoid
i. Sinus ethmoid dan atau sinus sphenoid
26