14
DIVISI
TUMBUH KEMBANG
DAN REMAJA
Dr. Renny Bagus, SpA, Dr. Abdul Rohim,SpA,
Dr. Retno HMA, SpA, Dr. Marito Logor, SpA
1. Perkembangan Terlambat
2. Sindroma Down
3. Gagal Tumbuh
4. Perawakan Pendek
1. PERKEMBANGAN TERLAMBAT
(DEVELOPMENTAL DELAY)
I. BATASAN
II. PATOFISIOLOGI
1. Anamnesis
Prenatal dan perinatal, penyakit-penyakit ibu, infeksi yang pernah diderita.
Retardasi mental, kesukaran belajar, pertumbuhan, status gizi, masalah-
masalah sosial. Penyakit-penyakit bawaan (jantung, CNS, ginjal), kejang-kejang,
adanya kemunduran perkembangan.
Kepedulian orang tua terhadap anaknya.
2. Pemeriksaan
Menetapkan umur anak
Pengukuran anthropometri (BB, PB, TB, LK)
Penilaian pertumbuhan dan status gizi.
Pemeriksaan fisik : bentuk muka, badan, kelainan neurologik, kulit
(cafe au lait kulit, neuro fibromatosis).
Divisi Tumbuh Kembang
Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak RSUD Jayapura 3
V. PENYULIT :
Sequalae.
Child abuse.
VI. PENATALAKSANAAN
(Algoritme) terlampir.
2. SINDROMA DOWN
I. BATASAN
Kelainan genetik, yaitu jumlah kromosom ke-21 terlebih, yang dikenal secara fenotip
sebagai mongoloid dan dengan tingkat kecerdasan yang terbatas.
Akibat kelainan kromosom memberikan manifestasi pada keterlambatan Tumbuh
Kembang, yaitu kromosom tambahan ini, karena gen-gen yang terkandung di dalamnya,
menyebabkan protein-protein tertentu terbentuk secara berlebihan di dalam sel.
Pada janin, hal ini mengganggu pertumbuhan normal di dalam tubuhnya. Ketika janin
berkembang, sel-sel tubuh tidak membelah secepat yang normal, dan ini mengakibatkan
sel-sel tubuh yang terbentuk jumlahnya sedikit, sehingga terbentuk bayi ayng lebih kecil.
II. ETIOLOGI
Kemungkinan karena factor genetic, radiasi, infeksi, autoimun, umur ibu, umur ayah.
III. DIAGNOSTIK
4. Dalam pengaturan struktur kromosom, hanya cabang q22 dari lengan panjang
kromosom 21 harus trisomy yang dapat menyebabkan Sindorma down. Mosaicisme
pada tipe 46/47 dapat juga terjadi pada anak Simdroma Down gejala yang lebih
ringan, dengan IQ yang lebih dari rata-rata anak-anak dengan Sindroma Down.
IV. TERAPI/TINDAKAN :
Menjaga kesehatan umum : terhadap kelainan-kelainan yang sering terdapat pada anak-
anak Sindroma Down :
a. Infeksi saluran napas atas
b. “glue ear”
c. Gangguan pada otot, tulang dan persendian
d. Kulit yang kering dan mudah mengelupas
Pencegahan : Konseling untuk orangtua yang mempunyai anak Sindroma Down untuk
risiko mendapatkan anak lagi dengan Sindroma Down. Diperlukan karyotping untuk anak
dan orangtuanya, dilakukan oleh geneticist untuk medapatkan diagnosa yang lebih
akurat.
Beberapa keadaan yang mungkin terjadi :
a. Anak Trisomy 21, orangtua dengan karyotype normal : risikonya kecil (1-2%)
b. Anak Trisomy, satu dari orangtuanya Mosaicism : risiko tergantung pada tingkat dari
gonadal masaicisme pada orangtuanya.
c. Anak dengn 14/21 atau Translokasi 21/21, orangtua dengan karyotype normal :
risiko tidak diketahui, tapi diperkirakan meningkat sedikit.
d. Anak dengan Translokasi 14/21, satu dari orangtuanya “Balanced Translocation
Carrier” 1. bila ibunya carrier, kemungkinannya
5. 10-15% mendapatkan anak Sindroma Down
1. 33% anak akan jadi balanced translocation carrier
6. 43-48% anak mempunyai karyotype yang normal
2. bila bapaknya carrier, kemungkinan :
7. 3-5% mendapatkan anak Sindroma Down
8. 50% anak dengan carrier
e. Anak dengan translokasi 21/21 dan satu orangtuanya dengan translokasi, recurrence
risknya 100%.
Terapi :
9. belum ada spesifik terapi
10. dapat dicoba mengadosis dari vitamin
11. program exercise untuk mengatasi abnormalitas dari fisik dan
perkembangannya
12. ditujukkan pada masalah spesifik, misalnya :
masalah jantung à - bedah jantung
- pemberian digitalis
infeksi à antibiotika
hormonal à test fungsi thyroid
asuhan à program stimulasi bayi
belajar à pendidikan khusus
ketrampilan à latihan okupasi
I. BATASAN
Suatu kondisi yang terjadi pada anak berumur kurang dari lima tahun, di mana
pertumbuhannya mengalami deviasi persisten dari pertumbuhan normal anak seumur dan
sejenisnya yang sama secara bermakna pada grafik pertumbuhan NCHS. Biasanya grafik
pertumbuhannya berada dalam posisi < garis persentil ke-3 pada grafik pertumbuhan NCHS.
II. ETIOLOGI
III. DIAGNOSIS
4-6 tahun 6
C. Observasi Perilaku
Observasi dilakukan pada saat mau makan dan sedang makan.
1. Apakah anak dalam posisi yang siap untuk makan?
2. Apakah ada kesukaran “oral motor”nya?
3. Apakah pengasuhnya memberi kebebasan makan sesuai dengan umurnya?
4. Apakah ada interaksi yang baik selama saat pemberian makan?
5. Apakah anak menolak pada waktu makan?
6. Apakah anak makan sambil nonton TV?
D. Pemeriksaan Fisik
Harus dilakukan pemeriksaan fisik yang teliti untuk menyingkirkan adanya penyebab
medis. Semua anak dengan gagal tumbuh harus dilakukan test perkembangan.
E. Test
1. Test laboratorium dasar : pemeriksaan darah lengkap, Pb darah, pemeriksaan urine,
kultur urine, serum elektolit, dan PPD.
2. Bila ada riwayat diare dengan nyeri perut, perlu evaluasi untuk “enteric pathogen”
misalnya : Giardia.
3. Bila anak pendek, tapi BB terhadap TB masih proportional, harus dilakukan
pemeriksaan umur tulang (“bone age”)
IV. TERAPI/MANAJEMEN
a. Tujuan akhir primer adalah agar anak dapat mencapai tumbuh kejar (“catch-up growth”)
dengan kecepatan yang lebih dari rata-rata untuk umurnya dengan tujuan untuk
memperbaiki defisit pertumbuhannya, di mana dibutuhkan diet yang padat kalori yang
akan memberikan 11/2-2 X kalori RDA. Kesukaran dalam bidang sosioemosional yang
dapat di identifikasi harus ditindak lanjuti secara lebih spesifik.
b. Strategi Terapi :
1. orangtua diminta untuk memberikan diet yang tinggi kalori dan tinggi protein
2. pemberian makan sebanyak tiga kali dan tiga kali snack dalam jadwal yang sesuai
3. berikan multivitamin dengan Fe, Zn.
4. pertemukan semua pihak yang menangani dalam pemberian makannya supaya tidak
ada pertentangan dan untuk menjamin pemberian regimen makanan secara
konsisten
5. Diskusikan interaksi pemberian makanan secara optimal
I. BATASAN
Perawakan pendek atau ‘short stature’ merupakan keadaan panjang badan/tinggi badan
yang berada dibawah persentil 3 (P 3) atau –2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku
pada populasi tersebut. Panjang/tinggi badan kurang dari 3 persentil pada grafik
pertumbuhan NCHS.
Terbanyak perawakan pendek adalah familial, rasial atau genetic.
Perawakan pendek pothologis terjadi setelah malnutrisi, IUGR, dysmorphisme, masalah
psikososial, penyakit sistemik yang kronis.
Untuk differential diagnosa perlu diketahui mengenai riwayat, pemeriksaan fisik, curva
pertumbuhan dan pemeriksaan radiologis umur tulang (“bone-age”).
1. Konstitusional
2. Familial atau genetik
3. Defisiensi Growth Hormone
4. Hipotiroidisme
5. IUGR (“Primordial short stature”)
6. Psikososial/ deprivasi
Perawakan pendek dapat merupakan variasi normal, ataupun disebabkan berbagai kelainan
endokrin maupun non endokrin. Adapun klasifikasi perawakan pendek adalah sebagai
berikut :
1. Varian normal
2. Primer/intrinsik (kelainan pada sel atau struktur dari ‘ growth plate’)
3. Sekunder/eksternal (kelainan karena pengaruh luar dari ‘growth plate’)
4. Idiopatik (umumnya familial atau penyebabnya tidak diketahui
5. Sindrom Cushing
6. Mauriac syndrome (karena regulasi glukosa yang jelek pada pasien diabetes
mellitus).
7. Hypogonadism
8. Rickets
d. Gangguan metabolic atau “Metabolic disorders”. Beberapa inborn errors of metabolism
misalnya sindrom Bartter
e. Perawakan pendek iatrogenik (“Iatrogenic short stature”) : Terapi steroid, radiasi.
f. Psychosocial short stature atau emotional (Psychosocial dwarfism).
Penialaian pertumbuhan merupakan hal penting bagi dokter anak dan kesehatan anak
komunitas. Beberapa kondisi lokal atau sistemik dapat berakibat buruk terhadap
pertumbuhan. Analisis proses pertumbuhan mempunyai peran penting sebagai suatu
langkah awal dari evaluasi.
Pengukuran panjang badan/tinggi badan merupakan hal yang mudah dilakukan dan
tidak memerlukan peralatan canggih dan dapat dilaksanakan secara rutin sejak mulai bayi
seperti halnya berat badan.
1. Anak 0-12 bulan setiap bulan
1. Anak 1-2 tahun setiap tiga bulan
2. Anak 2-12 tahun setiap 6 bulan
3. 12 tahun sampai akhir pubertas setiap tahun
Anamnesis :
Beberapa hal penting harus ditanyakan saat anamnesis meliputi (lihat table) ;
1. Pola pertumbuhan anak (berat badan dan panjang/tinggi badan mulai bayi).
1. Riwayat kehamilan ibu
2. Riwayat kelahiran dan perkembangan fisis
3. Riwayat penyakit kronis, operasi dan obat-obatan
4. Riwayat penyakit dalam keluarga
5. Riwayat pubertas oranga tua
6. Riwayat nutrisi/diet
7. Aspek psikososial