Jawab: Karakteristik BAB dapat memberikan petunjuk tentang penyebab diare pada anak.
Lebih dari 90% kasus diare akut disebabkan oleh agen infeksius oleh rotavirus, sehingga
dalam kasus malnutrisi, perlu diidentifikasi karaktersitik feses untuk menyingkirkan
kemungkinan diagnosis infeksi sehingga pemberian antibiotik yang tidak sesuai indikasi
dapat dihindari. Pada kasus ini, feses cair, ada ampas sedikit, warna kuning, tidak ada lendir
dan tidak ada darah mengindikasikan diare akibat kesalahan pemberian makan, bukan karena
infeksi
2a. Berapa frekuensi pemberian ASI yang optimal dan seharusnya berapa lama?
ASI diberikan sesegera mungkin setelah melahirkan (<1 jam) dan secara eksklusif selama 6
bulan dengan memantau kecukupannya, yaitu dengan penilaian pertumbuhan menggunakan
tabel WHO Growth Velocity Standards. Pemberian ASI diteruskan hingga usia 2 tahun.
Kecukupan ASI dipastikan dengan frekuensi buang air kecil 6-8 kali sehari, durasi menyusu
10-30 menit untuk satu payudara dan kenaikan berat badan yang adekuat. Frekuensi
pemberian ASI lebih tepat ditentukan berdasarkan tanda lapar (on cue) daripada on demand.
Ibu diajarkan, mengenali tanda lapar yaitu bayi membuka mulut, mencari puting susu serta
memasukkan tangannya ke mulut, jika tidak segera disusui bayi akan menangis. Kesalahan
yang umum terjadi adalah ibu berpikir bahwa menangis adalah tanda lapar dan baru
menyusui saat bayi telah menangis.
2i. Apa makna klinis tidak diberikan susu formula pada kasus?
Makna klinis tidak diberikan susu formula berarti sumber nutrisi bagi anak hanya berasal dari
makanan bubur saring dan ASI sehingga memperkuat etiologi gizi buruk
Jawab : Makna klinis riwayat imunisasi untuk usia 8 bulan BCG lengkap, Hepatitis B kurang
2x, DPT kurang 2x, dan Polio kurang 3x untuk anak usia 8 bulan. Data imunisasi diperlukan
untuk melengkapi data kesehatan anak dan mendeteksi kemungkinan infeksi.