Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

TENTANG PHBS DAN MEROKOK DI RUANG 14

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR KOTA MALANG

disusun untuk memenuhi tugas Profesi Ners Keperawatan Medikal Bedah

Oleh :

1. Gregorius Koni. N

2. Ratih Ramadhani

3. Zenobius. S.B.Lewowerang

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PHBS

Tema : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Sub pokok : Merokok dan Cuci Tangan
Efektif Sasaran : Keluarga pasien
Hari/tanggal : Sabtu, 23 Juni 2018
Waktu : 10.00 – 10.40 WIB (40 menit)
Tempat : Di Ruang Rawat Inap 14

1. Latar Belakang
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat
(Carter,2005).
PHBS di Rumah Sakit adalah upaya untuk memperdayakan pasien,
masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam
mewujudkan Rumah Sakit Sehat dan mencegah penularan dan penyebaran penyakit
di Rumah Sakit.
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang banyak sekali akibat buruknya bagi
tubuh perokok maupun orang yang berada disekitar perokok (perokok pasif) yang
menjadi masalah kesehatan dimasyarakat sampai saat ini, padahal telah jelas akibat
merokok bagi organ-organ tubuh seperti jalan pernafasan, paru, jantung, ginjal dan
mata. Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya merokok berpengaruh
terhadap tingkat kebiasaan merokok pada masyarakat yang cukup tinggi.
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran
dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci
tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit,
agar kuman yang menempel pada tangan benar-benar hilang. Mencuci tangan
dengan air dan sabun akan banyak mengurangi jumlah mikroorganisma dari kulit dan
tangan.
Tujuan
a. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit, diharapkan
keluarga pasien memahami Bahaya Merokok dan Cara Mencuci tangan
dengan benar
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu:
a) Menjelaskan pengertian Merokok dan Cuci tangan
b) Menjelaskan zat-zat yang terkandung di rokok dan Cuci Tangan
c) Menjelaskan Cuci tangan yang benar dan Bahaya Merokok
d) Menjelaskan cara mencegah merokok
e) Mampu mempraktekan 6 langkah Cuci tangan
2. Pokok Bahasan
 Merokok
 Langkah Mencuci tangan
3. Sub Pokok Bahasan
a) Pengertian Bahaya Merokok
b) Zat-zat yang terkandung dirokok
c) Bahaya merokok
d) Cara mencegah merokok
e) Manfaat Cuci tangan dengan benar
f) Kapan waktu Mencuci tangan
g) 6 langkah Cuci tangan
4. Metode
a) Ceramah
b) Demonstrasi
c) Diskusi dan tanya jawab
5. Media Dan Alat
Media : Leaflet dan lembar balik LCD
Alat : Tissue/sapu tangan, LCD, Laptop, Hand Scrub.

Proses Pelaksanaan
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan keluarga
5 menit Pembukaan

 Memberi salam  Menjawab salam


 Memperkenalkan anggota kelompok  Mendengarkan dan memperhatikan
 Menyepakati kontrak
dan pembimbing
 Mendengarkan dengan seksama
 Melakukan kontrak waktu
 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan
materi yang akan diberikan
Kegiatan

 Menggali pengetahuan audien  Menanggapi dan menjelaskan


 Memperhatikan dan mendengarkan
tentang merokok
 Mendengarkan dengan seksama
 Memberikan reinforcement positif
 Mendengarkan dengan seksama
 Menjelaskan pengertian merokok
 Mendengarkan dengan seksama
 Menjelaskan zat-zat yang
 Mendengarkan dan Memperhatikan
terkandung di rokok
 Menjelaskan bahaya rokok dengan seksama
 Memperhatikan dan mendengarkan
 Menjelaskan cara mencegah
 Mempraktekan 6 langkah Cuci
merokok
 Menggali pengetahuan tentang Cuci tangan dengan benar
 Mendengarkan dan Memperhatikan
Tangan
 Menjelaskan Tujuan dan Manfaat dengan seksama
30 menit
 Mendemonstrasikan Cuci tangan
Mencuci Tangan
 Mendemonstrasikan 6 Langkah Cara bersama
 Melakukan 6 langkah Cuci tangan
mencuci tangan yang benar
 Mendemonstrasikan bersama dengan benar
 Memberikan Jawaban
memberi kesempatan audien untuk  Mendengarkan dan Memperhatikan
bertanya dengan seksama
 Memberikan reinforcement positif  Memberikan Jawaban
 Memberikan kesempatan pada  Mendengarkan dan Memperhatikan
audien lain untuk menjawab dengan seksama
 Meminta masukan dari pembimbing
akademik dan atau pembimbing
klinik

5 menit Penutup

 Menyimpulkan bersama-sama  Memperhatikan dan mendengarkan


 Mengucapkan terima kasih  Memperhatikan dan mendengarkan
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam
6. Pengorganisasian

Penyaji : Zenobius

Moderator :Gregorius

Fasilitator : Ratih Ramadhani

Notulen : Ratih Ramadhani

Dokumentasi : Ratih Ramadhani

DENAH PENYULUHAN

MATERI
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. (Carter, 2005)

PHBS di rumah Sakit.

PHBS di rumah sakit adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat


pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan prilaku Hidup
Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Rumah Sakit Sehat dan mencegah
penularan dan penyebaran penyakit di Rumah Sakit.

PHBS di Rumah Sakit.

 Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di Rumah Sakit


 Mencegah terjadinya penularan dan penyebaran penyakit di Rumah Sakit
 Menciptakan institusi kesehatan yang sehat.

Tujuan PHBS.

 Mengembangkan perilaku hidup sehat bersih dan sehat di Rumah Sakit


 Mencegah terjadinya penularan dan penyebaran penyakit di Rumah Sakit
 Menciptakan Institusi kesehatan yang sehat

Sasaran PHBS di Rumah Sakit

 Pasien
 Keluarga Pasien
 Pengunjung
 Petugas Kesehatan Rumah Sakit
 Karyawan di Rumah Sakit

Manfaat PHBS di Rumah Sakit

1) Bagi pasien /Keluarga pasien/ Pengunjung


 Memperoleh pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang sehat
 Terhindar dari penularan penyakit
 Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatan
pasien
2) Bagi Rumah Sakit
 Mencegha terjadinya penularan penyakit di Rumah Sakit
 Meningkatkan citra Rumah Sakit yang baik sebagai tempat untuk
memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi
masyarakat.
MEROKOK

1. Pengertian Merokok
Merokok adalah menghisap zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan pada organ
tubuh.
2. Undang-Undang Merokok di Rumah Sakit
Mungkin hampir di seluruh rumah sakit telah tertera himbauan himbauan larangan
untuk merokok baik itu lewat poster yang ditempelkan pada tiap sudut ruangan dalam
kawasan rumah sakit bahkan dengan teguran secara halus perawat . Tetapi dalam
praktiknya, masih tetap ada (banyak) yang merokok. Memang bukan pasien yang
mengkonsumsi rokok tetapi tamu yang mengunjungi baik itu rekan, teman, sanak
saudaranya. Kultur di masyarakat seolah-olah menganggap sepele tentang bahaya-
bahaya yang ditimbulkan rokok bagi kesehatan terhadap orang-orang di sekitarnya
yang menghirup dengan sengaja atau tanpa sengaja asap rokok ini, serta masa
bodoh terhadap peraturan yang telah dibuat di rumah sakit. Padahal telah dituang
Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit pasal 29 ayat
(1) butir yang berbunyi: Setiap rumah sakit berkewajiban memberlakukan seluruh
lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok. Maka dapat disimpulkan
rumah sakit belum bebas asap rokok bukan karena belum adanya himbauan dan
larangan (teguran) untuk tidak merokok di lingkungan rumah sakit, melainkan
ketidakpedulian sebagian para pengunjung rumah sakit yang terlampau sulit
menahan gejolak (hasrat) mengonsumsi rokok. Tidak banyak yang tahu apa denda
yang bakal dijatuhkan jika orang merokok sembarangan. Terkait sosialisasi PP
Tembakau, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan bahwa melanggar
Kawasan Tanpa Rokok bisa didenda maksimal Rp 50 juta.
Hal itu disampaikan oleh Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H,
DTCE, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Kemenkes. Menurutnya, sanksi tersebut termuat dalam Undang-Undang No 36/2009
tentang Kesehatan.

3. Zat-zat yang terkandung dalam rokok


Nikotin itu sendiri apabila diisap akan merangsang keluarnya hormone adrenalin dan
horman non adrenalin, yaitu hormon yang mengakibatkan naiknya frekuensi denyut
jantung dengan sendirinya akan menaikkan kebutuhan energi.
4. Bahaya yang ditimbulkan akibat merokok
 Rambut rontok
Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih rentan terhadap
penyakit yang menyebabkan rambut rontok, sariawan mulut ,dll.
 Katarak
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu memutihnya lensa mata
yang menghalangi masuknya cahaya dan menyebabkan kebutaan, 40 % lebih terjadi
pada perokok. Rokok dapat menyebabkan katarak dengan 2 cara, yaitu cara
mengiritasi mata dan dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh aliran
darah dibawa sampai ke mata. Merokok dapat juga dihubungkan dengan degrasi
muscular yang berhubungan dengan usia tua yaitu penyakit mata yang
tak tersembuhkan yang disebabkan oleh memburuknya bagian pusat retina yang
disebut Mucula. Mucula ini berfungsi untuk memfokuskan pusat penglihatan di dalam
mata dan mengontrol kemampuan membaca, mengendarai mobil, mengenal wajah
dan warna dan melihat objek secara detail.
 Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya protein yang
berguna untuk menjaga elastisitas kulit, terkikisnya vitamin A, terhambatnya aliran
darah. Kulit perokok menjadi kering dan keriput terutama disekitar bibir dan mata.
 Caries
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut membentuk plak yang
berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan terjadinya caries, perokok berisiko
kehilangan gigi mereka 1,5 kali lipat.
 Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan batuk.
Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang menurunkan kapasitas paru
dan oksigen untuk melepas O2. bila keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan
lender sehingga mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.
 Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Pemakaian
tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk penyakit ini. Telah
ditetapkan bahwa asap rokok mengandung lebih dari 40 macam zat racun.
Kemungkinan timbulnya kanker paru dan jantung pada perokok 22 kali lebih besar
dariyang tidak merokok.
 Penyakit jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler.
Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk penyakit ini. Di
Negara yang sedang berkembang penyakit membunuh lebih dari satu juta orang
setiap tahun. Penyakit kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian tembakau di
Negara-negara maju membunuh lebih dari 600.000 orang setiap tahun. Rokok
menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat, menaikkkan tekanan darah dan
meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri yang akhirnya
menyebabkan serangan jantung dan stroke.
 Tukak lambung
Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang menyebabkan
tukak lambung juga meminimalisasi kemampuan lambung untu menetralkan asam
lambung setelah makan sehingga sisa asam akan mengerogoti dinding lambung.
Tukak lambung yang diderita para perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.
5. CARA MENCEGAH MEROKOK
 Untuk menghitung jumlah rokok setiap hari agar dicatat pada setiap dimana kita
menikmati
 Merubah situasi merokok. Apakah merokok ketika jenuh, konsentrasi penuh,
istirahat, minum dengan teman, dan sesudah makan?
 Sekarang perlu dipertimbangkan untuk melakukan kegiatan lain pada situasi tersebut
diatas untuk merubah kebiasaan merokok pada saat itu
 Apabila jenuh, tanganipekerjaan yang sudah lama tertunda
 Apabila konsentrasi, kunyah sebatang wortel atau apel
 Luangkan lebih bannyak waktu dengan orang yang tidak merokok dan
mendiskusikan masalah menarik yang sedang terjadi
CUCI TANGAN

 Pengertian
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan dan jari jemari dengan
menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi
bersih. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan suatu kebiasaan membersihkan
tangan dari kotoran dan berfungsi untuk membunuh kuman penyebab penyakit yang
merugikan kesehatan. Perilaku mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan cara membersihkan tangan dan jari-jemari dengan menggunakan air atau
cairan lainnya yang bertujuan agar tangan menjadi bersih. Menurut Ananto (2006).
 Tujuan Cuci Tangan
1) Menjaga Kebersihan diri
2) Mencegah infeksi silang
3) Sebagai pelindung diri
 Manfaat Cuci Tangan
a) Bagi keluarga dan Pengunjung pasien
 Sebelum dan sesudah dari rumah sakit
 Sebelum dan sesudah menyentuh pasien
 Setelah bersentuh dengan lingkungan sekitar pasien
 Setelah dari kamar mandi
 Sebeluh dan sesudah makan
b) Bagi petugas medis/ tenaga kesehatan
 Sebelum menyentuh pasien
 Sebelum melakukan tindakan asepti/steril
 Setelah melakukan tindakan/terpapar cairan tubuh
 Setelah menyentuh pasien
 Ada dua cara cuci tangan
Menurut WHO (2005) terdapat 2 teknik mencuci tangan yaitu mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir dan mencuci tangan dengan larutan yang berbahan
dasar alkohol (Wati, 2011).
1) Cuci tangan dengan handrub berbasis alkohol, waktunya selama 20-30 detik
2) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, waktunya selama 40-60 detik
 Langkah Mencuci Tangan
1) Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan
2) Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling menjalin
dan sebaliknya
3) Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
4) Punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari saling
mengunci
5) Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan
sebaliknya
6) Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan dengan jari-jari tangan
kanan mengunci pada telapak tangan kiri dan sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, S. (2013). Buku ajar keperawtan medikal bedah. Jakarta: EGC.

Perry & Potter. Funamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Kowalak , J. (2014).

Buku ajar patofisiologi. Jakarta: EGC. Rab, T. (2013). Ilmu penyakit paru. Jakarta: TIM.

Tamsuri, A. (2015). Asuhan keperawatan klien gangguan pernafasan. Jakarta: EGC.

E. Mulyokusumo, Sudigdo. 1982. “Sehat Jiwa Raga dan Lingkungan. “ Bandung : Terater.

http://harian.analisadaily.com/opini/news/kawasan-rumah-sakit-dan-rokok/353907/2017/05/31

https://health.detik.com/berita-detikhealth/2150710/awas-denda-rp-50-juta-bagi-yang-merokok-
sembarangan

http://kumpulansapdanleaflet.blogspot.com/2011/07/satuan-acara-penyuluhan-bahaya-
merokok.html
DOKUMENTASI

Pemateri menjelaskan tentang bahaya merokok

Pemateri memperagakan langkah cuci tangan


DAFTAR HADIR

Anda mungkin juga menyukai