Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan

karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Studi Lapangan yang menyangkut

dengan nilai - nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti

Korupsi di Lapas Klas IIA Ambon. Tidak lupa ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pihak

yang telah berkontribusi dalam memberikan informasi yang dibutuhkan pada saat pengambilan data

maupun penyusunan Laporan ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari

segi susunan kalimat maupun tata bahasanya serta hasil pengamatan studi lapangan. Oleh karena itu saran

dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan ini di masa

mendatang.

Akhir kata penulis berharap Laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca

Ambon, 11 Mei 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2

A. DESKRIPSI LOKUS ................................................................................................... 3

B. DESKRIPSI LESSON LEARNED .............................................................................. 6

C. DESKRIPSI ACTION PLAN ....................................................................................... 7

D. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................... 7

2
A. DESKRIPSI LOKUS

Lapas Klas IIA Ambon adalah salah satu unit pelasana tekhnis pemasyarakatan yang
menampung, merawat dan membina narapidana (warga binaan pemasyarakatan). Berkedudukan di
JL. Laksdya leo wattimena negeri lama kota madya ambon, berdiri sejak tahun 1993 dan masi
beroperasi hingga saat ini. Terdiri atas bangunan utama dua lantai berfungsi sebagai kantor, bangunan
penunjang seperti : aula, klinik, bengkel, masjid, gereja, wartel, pos-pos penjagaan baik pos dalam
dan pos atas, Dll, serta bangunan tempat WBP tinggal, terbagi menjadi 6 wisma dimana tiap-tiap
wisma memiliki 11-13 kamar-kamar hunian yang didalamnya dilengkapi dengan wc pada tiap-tiap
kamar hunian.
Lapas Klas IIA Ambon merupakan unsur penunjang dari kementrian hukum dan hak asasi
manusia yang berkedudukan sebagai unit pelaksana tekhnis dan dipimpin oleh kepala lapas yang
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala kantor wilayah hukum dan hak asasi
manusia melalui divisi pemasyarakatan.

Lapas Klas IIA Ambon adalah unit pelaksana tekhnis yang terdiri dari :

1. Kepala lembaga pemasyarakatan (Kalapas)


2. Kepala kesatuan pengamanan lembaga pemasyarakatan membawahi :
 Regu pengamanan I
 Regu pengamanan II
 Regu pengamanan III
 Regu pengamanan IV
3. sub bagian tata usaha yang membawahi 2 (dua) urusan, yaitu :
 urusan kepegawaian/keuangan
 urusan umum
4. seksi bimbingan narapidana dan anak didik dengan 2 (dua) sub seksi :
 sub seksi registrasi
 sub seksi bimbingan kemasyarakatan dan perawatan
5. seksi admnistrasi keamanan dan tata tertib dengan 2 (dua) sub seksi :
 sub seksi keamanan
 sub seksi pelaporan dan data tertib
6. seksi kegiatan kerja dengan 2 (dua) sub seksi :
 sub seksi bimbingan kerja/pengolahan hasil kerja
 sub seksi sarana kerja

Lembaga pemasyarakatan klas IIA ambon memiliki 94 orang pegawai negeri sipil yang terdiri
dari : pejabat eselon III dan IV, staf fungsional, dan petugas pengamanan serta 7 orang bersifat
tahanan dan 429 orang warga binaan pemasyarakatan

3
A. Visi,Misi dan nilai-nilai organisasi
1. Visi Lapas klas IIA Ambon
Visi merupakan cara pandang jauh ke depan, mencerminkan harapan yang ingin
dicapai oleh suatu organisasi berdasarkan analysis lingkungan organisasi dengan dilandasi
oleh kondisi dan potensi, prediksi, tantangan, dan peluang masa yang akan datang.
Mengacu pada visi divisi pemasyarakatan dengan memperhatikan tugas pokok dan
fungsi Lapas klas IIa ambon, maka visi Lapas klas IIa ambon adalah :
“pulihnya kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan warga binaan
pemasyarakatan, individu, anggota masyarakat dan makhluk tuhan yang maha esa
(membangun manusia mandiri)”
2. Misi Lapas klas IIA Ambon :
a) Melaksanakan perawatan tahanan
b) Pembinaan dan pembimbingan warga binaan pemasyarakatan
c) Penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan
d) Pemajuan dan perlindungan Hak Asasi Manusia
3. Nilai-nilai organisasi Lapas klas IIA Ambon
Mengacu pada nilai-nila organisasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
maka nilai-nilai organisasi Lapas Klas IIa ambon adalah, “PASTI” :
a) Professional
Aparat kementrian hukum dan hak asasi manusia adalah aparat yang bekerja
keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasan bidang tugasnya,
menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.
b) Akuntabel
Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku.
c) Sinergi
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerja sama yang
produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan
untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat dan berkualitas.
d) Transparan
Kementrian hukum dan hak asasi manusia menjamin akses kebebasan bagi
setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah
yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaan serta hasil-
hasil yang dicapai.
e) Inovatif
Kementrian hukum dan hak asasi manusia mendukung kreatifitas dan
mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

4
Struktur organisasi Lapas klas IIA Ambon

KEPALA LEMBAGA
PEMASYARAKATAN
KLAS IIa AMBON

KEPALA SUB BAGIAN


TATA USAHA

KEPALA URUSAN KEPALA URUSAN


UMUM UMUM

KEPALA SEKSI BAGIAN KEPALA SEKSI BAGIAN KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEGIATAN
PEMBINAAN DAN ANAK PEMBINAAN DAN ANAK ADMINISTRASI KEAMANAN KERJA
DIDIK DIDIK DAN TATA TERTIB

KEPALA SUB SEKSI KEPALA SUB SEKSI KEPALA SUB SEKSI


REGU PENGAMANAN I REGRISTASI KEAMANAN BIMBINGAN

REGU PENGAMANAN ii
KEPALA SUBSEKSI KEPALA SUB SEKSI
BIMBINGAN KEPALA SUB SEKSI
SARANA KERJA
KEMASYARAKATA
REGU PENGAMANAN III N DAN
PERAWATAN

REGU PENGAMANAN IV

5
B. DESKRPSI LESSON LEARNED

Sesuai hasil pengamatan studi lapangan peserta di Lapas Klas IIA Ambon, terdapat beberapa
tindakan yang dinilai tidak sesuai dengan nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA), di antaranya:

1. Masih ditemukannya barang-barang yang dilarang beredar di dalam blok seperti benda-benda
tajam, piring kaca, sendok logam dan korek api gas yang membuktikan bahwa kurang adanya
profesionalisme pegawai yang merupakan salah satu nilai akuntabilitas.
2. Penanggulangan tempat pembuangan sampah akhir yang belum optimal, karena pembuangan
sampah akhir masih berada di dalam lapas, lebih tepatnya di dekat blok hunian Warga Binaan
Pemasyarakatan yang menimbulkan ketidaknyamanan membuktikan petugas belum memberikan
layanan kepada publik secara tanggap dan berdaya guna (Etika Publik).
3. Tersedia kotak saran di masing-masing blok, tetapi dinilai tidak efektif dan efisien (komitmen
mutu) karena WBP lebih memilih mengatakan langsung kepada petugas. Hal ini disebabkan
karena menurut WBP, jika melalui kotak saran, saran mereka akan lama direalisasikan.
4. Tidak meratanya pembinaan kemandirian WBP, yakni tidak semua WBP diikutsertakan dalam
kegiatan praktek kemandirian, misalnya meubelair, elektronik dan perbengkelan. Hanya sebagian
WBP yang mendapatakan pelatihan tersebut menandakan perlakuan terhadap WBP masih
diskriminatif dan tidak adil yang merupakan nilai Nasionalisme.
5. Tidak disiplinnya WBP terhadap aturan yang diterapkan. Misalnya tidak boleh menggunakan
ikat pinggang dan anting emas di dalam Lapas, tetapi masih saja beberapa WBP yang
menggunakan ikat pinggang di dalam lapas mencerminkan nilai anti korupsi belum diterapkan
secara maskimal.

C. DESKRIPSI ACTION PLAN


Rencana aksi atau solusi yang dapat peserta berikan terkait isu yang disebutkan sebelumnya ialah:
1. Terkait masih adanya barang-barang terlarang di dalam lapas, peserta menyarankan agar petugas
lebih memperketat pengawasan dan penjagaan serta lebih teliti dalam penggeledahan.
2. Terkait masalah sampah yang masih menjadi momok di dalam lapas, peserta menyarankan agar
lebih diperbanyak lagi alat penunjang seperti troller sampah agar WBP bisa lebih mudah
membuang sampah di luar lapas.
3. Terkait belum optimalnya penggunaan kotak saran di dalam blok, peserta menyarankan agar
petugas lebih rajin dalam mengecek kotak saran secara rutin dan berkala. Untuk mempercepat
realisasi saran-saran dari WBP jika diperlukan, namun jika memang tidak dapat direalisasikan,

6
agar dapat langsung diinfokan kepada WBP dan diberikan solusi-solusi lain yang mungkin dapat
mengatasi masalah WBP.
4. Sehubungan dengan WBP yang merasa mendapatkan perlakuan diskriminatif dalam memperoleh
kegiatan pembinaan kemandirian, peserta menyarankan untuk dibuatnya jadwal kegiatan
kemandirian kepada seluruh WBP agar semua WBP dapat terlbat langsung dalam kegiatan yang
dimaksud.
5. Penerapan hukuman disiplin secara tegas dan tanpa diskriminatif kepada WBP yang melanggar
aturan dimulai dari hukuman disiplin ringan (teguran), sedang (tutupan sunyi) hingga berat
(pencabutan hak-hak memperoleh Cuti Menjelang Bebas, Pembebasan Bersyarat, dll).

D. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan

Dari hasil studi lapangan pada Lapas Klas IIA Ambon, peserta dapat menarik kesimpulan bahwa
belum optimalnya penerapan nilai ANEKA oleh petugas Lapas sehingga mengakibatkan adanya
pelanggaran baik yang dilakukan petugas ataupun WBP.

b. Saran

Saran yang dapat diberikan ialah agar petugas bisa lebih menerapkan nilai ANEKA dalam bekerja
sehingga terciptanya lingkungan kerja yang bersih dari korupsi, profesional, akuntabel, sinergi dan
transparan.

Anda mungkin juga menyukai