Syi’ah artinya pengikut atau kelompok (firqah). Asal mulanya disebut Syi’ah Ali
(pengikut Ali) kemudian istilah itu berubah menjadi Syi’ah. Adapun gerakan pemikiran dan
pemberontakan kelompok Syi’ah yang terjadi pada masa Bani Umayyah adalah pemberontakan
untuk melawan kekuasaan Muawiyah yang dipandang oleh mereka telah merampas kekuasaan
dari Ali bin Abi Thalib.
Pada awalnya Syi’ah adalah kelompok politik yang bertujuan membela Ali bin Abi Thalib
untuk mempertahankan kekuasaannya. Namun, dalam perjalanan berikutnya kelompok ini
bergeser menjadi kelompok ideologi dan madzhab tersendiri. Mereka memiliki pandangan dan
pemikiran sendiri dalam masalah kepemimpinan dan keagamaan.
Akhirnya Syi’ah pun terpecah menjadi beberapa kelompok. Kaum Syi;ah yang moderat
menyatakan “Bahwa Ali adalah manusia paling utama setelah Rasulullah. Barangsiapa yang
memerangi atau membencinya, maka ia adalah musuh Allah dan akan kekal di neraka dalam
keadaan hina dan kelak akan dibangkitkan bersama orang kafir dan munafik”.
Tetapi kaum Syi’ah yang ekstrim (ghalat) berpendapat bahwa Abu Bakar, Umar dan
Usman telah merampas jabatan Ali sebagai khalifah. Siapapun yang memberikan bai’at kepada
mereka maka termasuk ke dalam orang-orang yang dzalim dan sesat, sebab mereka telah
mengingkari wasiat Rasulullah dan menghalangi imam yang benar yaitu Ali. Sebagian dari
mereka lebih ekstrim lagi dan melewati batasan moral dan akhlak dengan mengkafirkan tiga
khalifah sebelum Ali.1
B. Tokoh-tokoh Syi’ah
Bidang Tafsir, yaitu Maisam bin Yahya at-Tamanar, Said bin Zubair
Bidang ilmu tafsir, yaitu Abu Hamzah as-Samali, Abu Ali al-Hariri
Bidang tafsir ayat mutasyabihat, yaitu Hamzah bin Habib, Muhammad bin Ahmad al-
Wazir
1
Saeful Bahri, Sejarah Peradaban Islam
[Type text]
Bidang fiqih, yaitu Barid bin Muawiyah al-Ajali, Hammad bin Isa al-Jahni