Anda di halaman 1dari 7

Prinsip Moral yang sering di gunakan dalam keperawatan ( Johnstone, 1989, Baird

et,at 1991 )

1. Autonomi (Otonomi)
2. Beneficience (berbuat baik)
3. Justice (keadilan)
4. Confidentiality (kerahasiaan)
5. Veracity(kejujuran)
6. Avoiding Killing (tidak merugikan)
7. Fidelity (menepati janji)
8. Akuntabilitas

A.“Antonomy” (otonomi)
Autonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri, berarti
menghargai manusia sehingga memperlakukan mereka sebagai seseorang yang mempunyai
harga diri dan martabat serta mampu menentukan sesuatu bagi dirinya. Melibatkan pasien
dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan Asuhan Keperawatan
Beberapa tindakan yang tidak mempertahankan otonomi

 Melakukan tindakan tanpa informasi sebelumnya.


 Melakukan sesuatu tanpa informasi yang relevan yang penting di ketahui pasien
dalam membuat suatu pilihan.
 Tidak memmberikan referensi yang lengkap walaupun pasien menghendaki informasi
tersebut.
 Memaksa pasien memberi informasi.

Tugas perawat berkaitan dengan upaya menghargai otonomi adalah :

1. Membantu dan membangkitkan kemampuan pasien dalam mengambil keputusan


2. Mengsupport hak pasien Informed Concend
3. Arahan yang sifatnya Advance
4. Dukungan keputusan pasien yang baik

Hambatan Pelaksanaan Otonomi Pasien

 Perawat/tim bukan profesional


 Perawat/tim dominan dalam mengambil keputusan
 Pasien tidak tahu haknya.

B. “Beneficience”
Prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang lain (kemurahan hati)
Prinsip kemurahan hati adalah :

 Menghilangkan kondisi-kondisi yang sangat merugikan


 Mencegah kerugian/kerusakan/kesalahan.
 Berbuat baik.
 NormaleaficenceTindakan menghindarkan kerusakan/kerugian/kejahatan. Prinsip ----
Mengindikasikan bahwa individu secara moral di haruskan untuk menghindari yang
merugikan orang lain. Tanpa memberikan kerusakan
C. “Justice” (Keadilan)
Prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu  setiap individu mendapat
tindakan yang sama/konstribusi yang sama
Agar Justice tetap dilaksanakan, perlu :

1. Kontrak dengan klien


2. Kebutuhan individu
3. Upaya/usaha individu
4. Kemapuan membayar pasien
5. Konstribusi sosial.

D. Veracity
Merupakan suatu kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak
membohongi orang lain/pasien :
Kebenaran adalah hal yang sangat pundamental dalam membangun hubungan dengan orang
lain. Informasi tidak menyenangkan membuat depresi & ketakutan. oleh karena itu seorang
Perawat mempersiapkan dengan baik untuk mengantisipasi reaksi pasien. Pasien yang
mengalami kanker pun ingin diberitahukan yang sebenarnya tentang kondisinya ( Yeatch
Dalam Baird 1991 )
E. “Avoiding Killing”
Menekankan kewajiban perawat untuk menghargai kehidupan manusia, tidak
membunuh atau mengakhiri kehidupan.
- Bila Kewajiban perawat melakukan hal-hal yang menguntungkan bagi pasien (Beneficience)
haruslah perawat membantu pasien mengatasi penderitaannya atau mempercepat kematian.
- Perawat menghargai eksistensi kemanusiaan, mempunyai konsekwensi untuk melindungi dan
mempertahankan kehidupan dengan berbagai cara.
F. “Fidelity”
Menjelaskan kewajiban perawat untuk tetap setia pada komitmennya
Kewajiban mempertahankan hubungan salin percaya antara perawat dan pasien
* Menepati janji
* Menyimpan rahasia
* Caring
Caring” sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan diri.
“Caring” dalam askep :

 Menjalin hubungan saling percaya antara perawt dengan pasien


 Memberi Penghargaan pada pasien
 Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah bagi pasien.
 Memberi kebebasan melakukan ibadah
 Membuat pasien sejahtera

G.“Confidenciality”

Upaya merahasiakan informasi yang sifatnya rahasia bagi pasien untuk menjaga
privasi pasien  prinsip etik yang mendasar.

Misal : Data – Pasien . Menghindarkan diri mendiskusikan kondisi pasien dengan orang yang
tidak terkait.

H. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali

C. Macam-macam Prinsip etika keperawatan

Prinsip-prinsip etika keperawatan terdiri dari:

 Autonomy (Otonomi )

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat keputusan
sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip
otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan
tidak memaksa dan bertindak secara rasional.Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesioanal merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.

 Beneficience (Berbuat Baik)

Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan
kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.

 Justice (Keadilan)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan . Nilai ini direfleksikan dalam
praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar
praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan .

 Non Maleficience (tidak merugiakan)

Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan bahaya /
cedera secara fisik dan psikologik.

 Veracity (kejujuran)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi layanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa
pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran.

 Fidelity (loyalty/ketaatan)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang
lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.
Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang
dibuatnya.
Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan
bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

 Confidentiality (kerahasiaan)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga
privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca
dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut
kecuali jika diijin kan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar
area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga
kesehatan lain harus dicegah.

 Akuntabilitas (accountability)

Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada
setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan
standar pasti yang mana tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak
jelas atau tanpa terkecuali.

Konsep Resiko

A. PENGERTIAN RISIKO

Secara etimologis, risiko berasal dari bahasa Yunani rizikon yang berarti akar.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Risiko adalah akibat yang kurang
menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatuperbuatanatautindakan.Banyak para
ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang risiko, diantaranya sebagai berikut:

Arthur Williams dan Richard, M. H.:”Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat
terjadi selama periode tertentu”

A. Abas Salim: ”Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa
kerugian (loss)”
Soekarto:”Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa”

Herman Darmawi:”Risiko adalah probabilitas suatu hasil yang berbeda dengan yang diharapkan”.

Prof Dr.Ir. Soemarno,M.S.: ”Suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh
konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi disebut resiko”

Sri Redjeki Hartono: ”Resiko adalah suatu ketidakpastian di masa yang akan datang tentang
kerugian”

Isto : “Resiko adalah bahaya yang dapat terjadiakibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau
kejadian yang akan datang”
Kata risiko banyak dipergunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai
dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Memahami konsep risiko secara luas,
akan merupakan dasar yang esensial untuk memahami konsep dan teknik manajemen
risiko.Vaughan yang diterjemahkan oleh Herman Darmawi (1997:18)mengemukakan
beberapa definisi risiko sebagai berikut:

1.Risk is the chance of loss(risiko adalah kans kerugian).Chance of Lossbiasanya dipergunakan


untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat suatu keterbukaan terhadap kerugian atau
suatu kemungkinan Kerugian. sebaliknya jika disesuaikan dengan istilah yang dipakai dalam
statistik, maka chancesering dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan
munculnya situasi tertentu.

2.Risk is the possibility of loss(risiko adalah kemungkinan kerugian).Istilah possibilityberarti


bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada di antaranol dan satu. Definisi ini barangkali
sangat mendekati dengan pengertian risiko yang dipakai sehari-hari, akan tetapi definisi ini
agak longgar, tidak cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.

3.Risk is uncertainty(risiko adalah ketidakpastian)Tampaknya ada kesepakatan bahwa risiko


berhubungan dengan ketidakpastian. Karena itulah ada penulis yang mengatakan bahwa
risiko itu sama artinya dengan ketidakpastian.

Dari ketiga definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa risiko adalah sesuatu yang
mengandung kemungkinan kerugian dan juga ketidakpastian.Secara umum risiko dapat
diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat
kemungkinan yang merugikan.

B. KRITERIA RESIKO

Risiko selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan


yang tidak diduga/tidak diharapkan. Dengan demikian risiko ini mempunyai karakteristik :

1. Merupakan ketidak pastian atas terjadinya suatu peristiwa


2. Merupakan ketidak pastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian.

Jadi ketidakpastian merupakan kondisi yang menyebabkan timbulnya risiko. Kondisi


ketidakpastian sendiri timbul karena berbagai sebab, antara lain :
1. Tenggang waktu antara perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu berakhir, dimana
makin panjang tenggang waktunya akan makin besar ketidakpastiannya.
2. Keterbatasan informasi yang tersedia yang diperlukan untuk penyusunan rencana.
3. Keterbatasan pengetahuan/kemampuan pengambilan keputusan dari perencana.

Kriteria resiko timbul apabila kita dihadapkan dan menentukan pilihan antara dua
alternatif atau lebih, hasilnya yang akan diperoleh tidak diketahui dan dapat dinilai secara
obyektif. Kreteria resiko mengandung potensi kegagalan dan potensi keberhasilan yang dapat
dikelompokan dalam tiga kelompok :

1. Kelompok Resiko Rendah, Keberhasilan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan
kegagalan, namun usaha yang dikelola tidak ada tantangan dan wirausaha tidak
mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.

2. Kelompok Resiko Sedang, Keberhasilan yang dicapai lebih besar dibandingkan dengan
kegagalan, unsur-unsur tantangan dengan tingkat resiko selau diperhitungkan, kemampuan,
pengalaman dan lain-lain dioptimalkan.

3. Kelompok Resiko Tinggi, Keberhasilan yang diperoleh sangat kecil dibandingkan kegagalan atau
usaha yang digeluti lebih sering gagal dibandingkan dengan hasil.

C. JENIS-JENIS RISIKO

Secara garis besar risiko dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu berdasarkan
sumber dan sifatnya. Berikut ini akan diuraikan secara lengkap tentang kedua penggolongan
tersebut:

1. Risiko berdasarkan Sifatnya

Risiko berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi 3, yaitu risiko spekulitif, risiko
murni, dan risiko fudendemental. Berikut adalah penjelasanya.

a. Risiko Spekulatif

Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat
memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.Risiko spekulatif kadang-
kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business risk). Seseorang yang
menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan
pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang
dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang
dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.Resiko
yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak
tertentu.Misal: utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya

b. Risiko Murni

Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yng hanya dapat berakibat merugikan atau
tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah
kebakaran, apabila perusahaan menderiat kebakaran,maka perusahaan tersebut akan
menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian
kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada
kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu
yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi.
Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang
dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan (insurable risk).Resiko yang terjadi
tanpa disengaja.Misal: kebakaran. bencana alam, pencurian dan sebagainya.

Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan
untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung
sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.

c. Resiko Fundamental

Resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita
cukup banyak.Misal: banjir, angin topan, dan sebagainya.

2. Menurut sumber / penyebab timbulnya, risiko dapat dibedakan kedalam :


a. Resiko Intern, yaitu risiko yang berasal dari dalam, : kebakaran yang berasal dari rumah si
tertanggung sendiri.
b. Resiko ekstern, yaitu risiko yang berasal dari luar , seperti risiko kebakaran dari rembetan
rumah yang bersebelahan, bencana alam, pencurian, perampokan dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai