PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan pengertian meningitis ?
2) Bagaimanakah etiologi ?
3) Bagaimanakah manifestasi klinisnya ?
4) Bagaimanakah patofisiologinya ?
5) Bagaimanakah WOC ?
6) Bagaimanakah pemeriksaan diagnostic ?
7) Bagaimana penatalaksanaannya ?
8) Bagaimanakah asuhan keperawatan bagi pasien meningitis ?
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Meningitis merupakan inflamasi pada selaput otak yang mengenai
lapisan piamater dan ruang subarachnoid maupun arachnoid, dan termasuk
cairan serebrospinal (CCS) (Hickey, 1997).
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu
membran atau selaput yang melapisi otak dan medulla spinalis, dapat
disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang
menyebar masuk ke dalam darah dan berpindah ke dalam cairan otak (Black
& Hawk, 2005).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan
serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem
saraf pusat. (Suriadi, dkk. Asuhan Keperawatan pada Anak, ed.2, 2006).
Meningitis adalah infeksi ruang subaraknoid dan leptomeningen yang
disebabkan oleh berbagai organisme pathogen.(Jay Tureen. Buku Ajar Pediatri
Rudolph,vol.1, 2006 ).
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi
otak dan medulla spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ
jamur (Smeltzer, 2001).
Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai
piamater,araknoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak
dan medulla spinalis yang superficial.(neorologi kapita selekta,1996).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan
oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok,
Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater).
Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis (Brnner &
Suddarth, 1984).
3
2.2 ETIOLOGI
1) Menigitis Bakterialis :
Neisseriameningitis dan streptococcus pneumonia senantiasa menjadi
pathogen penting penyebab penyakit ini
Meningkatkan kekhawatiran mengenai S.Pneoumoniae resisten
penicillin:
Bervariasi pada tiap daerah hingga 20% pada beberapa daerah
Mungkin memiliki restintensi silang terhadap chepalosporin
tambahkan terapi vancomycin bila curiga ada infeksi
S.Pneoumonia
Dosis lebih tinggi chepalosporin generasi ketiga dan vancomycin
bekerja secara sinergis terhadap S.Pneumoniae resisten penicillin
2) Meningitis Aseptik
Demam, nyeri kepala, muntah, rewel
Tanda rangsang meningeal : tanda kering dan brudzinski
LCS:
20-2.000 leukosit x10/L <30% sel PMN
Pewarnaan Grand negative, kultur negative
Glukosa normal atau sedikit menurun
Protein LCS sedikit meningkat (0,3-0,8 g/l)
4
Patekie
Septikemia
Syok
Koagulasi intravascular diseminata ( DIC)
Kofusi kejang
2.4 PATOFISIOLOGI
Meningitis adalah inflamasi akut pada mengines. Berbagai agen dapat
menimbulkan inflamasi pada mengines termasuk bakteri, virus, jamur, dan zat
kimia. Patogen bakteri yang utama pada anak dan dewasa adalah
streptococcus pneumonia yang diikuti dengan neisseria meningitis.
2.5 WOC
5
6
2.6 PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan terapeutik
Isolasi
Terapi antimikroba: antibiotik yang di berikan didasarkan pada
hasil kultur,diberikan dengan dosis tinggi melalui intravena.
Mempertahankan hidrasi optimum,: mengatasi kekurangan cairan dan
mencegah kelebihan cairan yang dapat menyebabkan edema serebral.
Mencegah dan mengobati komplikasi: aspirasi efusi subdural (pada
bayi), terapi heparin pada anak yang mengalami DIC.
Mengontrol kejang: pemberian terapi antiepilepsi
Mempertahankan ventilasi
Mengurangi meningkatnya tekanan intra cranial
Penatalaksanaan syok bacterial
Mengontrol perubahan suhu lingkungan yang ekstrim
Memperbaiki anemia
2. Penatalaksanaan medis meningitis :
Antibiotik sesuai jenis agen penyebeb
Steroid untuk mengatasi inflamasi
Antipiretik untuk mengatasi demam
Antikonvulsant untuk mencegah kejang
Neuroprotector untuk menyelamatkan sel-sel otak yang masih bisa
dipertahankan
Pembedahan : seperti dilakukan VP Shunt ( Ventrikel Periton )
7
diduga meningitis adalah pemriksaan lumbar puncture (pemeriksaan cairan
selaput otak).
Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis,
maka pemberian antibiotik secara infuse (intravenous) adalah langkah yang
baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurangi atau menghindari resiko
komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis
bakteri yang ditemukan.
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
2.1 PENGKAJIAN
a. Identitas klien (nama klien, umur, jenis kelamin, alamat serta identitas
penanggung jawab, dan lain-lain)
b. Riwayat kesehatan
c. Kebutuhan dasar (pola nutrisi, pola eliminasi, kebersihan diri)
d. Pemeriksaan fisik
a) Kepala :
Inspeksi : bentuk kepala oval, rambut kusam, sedikit
pembengkakan pada bagian kepala.
Palpasi : nyeri tekan pada bagian kepala.
b) Mata :
Inspeksi : ketika dilakukan pemeriksaan reaksi pupil
menggunakan senter klien memejamkan matanya dengan kuat,
konjungtiva pucat, warna sklera putih, terdapat lingkaran hitam
disekitar mata.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada bagian mata.
c) Hidung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, warna hidung sama dengan
warna kulit sekitar wajah.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d) Mulut :
Inspeksi : mukosa bibir kering dan pucat, terdapat warna keputih-
putihan pada lidah, gusi warna merah muda, gigi kurang bersih.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan di sekitar mulut.
e) Telinga :
Inspeksi : warna kulit sama dengan warna kulit disekitar, simetris
telinga kiri dengan yang kanan.
Palpasi : nyeri tekan disekitar telinga.
f) Leher :
9
Inspeksi : warna kulit sama dengan warna kulit disekitar , tidak
ada pembesaran vena jugularis.
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, terdapat nyeri
tekan pada punggung leher.
g) Ekstremitas atas :
Inspeksi : terdapat ruam petechie.
Palpasi : nyeri tekan pada kulit.
h) Dada :
Inspeksi : warna kulit sama dengan warna kulit disekitar, tidak
ada pembengkakan.
Palpasi : nyeri tekan pada dada.
Perkusi : pekak.
Auskultasi : bunyi pernafasan rales (crekles).
i) Abdomen :
Inspeksi : warna kulit sama dengan warna kulit disekitar, bentuk
abdomen cekung.
Auskultasi : bunyi peristaltic usus 37x/menit
Palpasi : nyeri tekan di abdomen kiri atas
Perkusi : bunyi timpani
j) Ektremitas bawah
Inspeksi : ektremitas bawah simetris kiri dan kanan dan terdapat
pembengkakan pada bagian lutut dan pergelangan kaki, babinski
positif
Palpasi : nyeri tekan pada bagian lutut dan pergelangan kaki
10
Ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
11
Memproses Kolaborasi
informasi pemberian
Membuat keputusan analgetik
dengan benar Monitor adanya
Menunjukkan fungsi trombopletis
sensori motori Diskusikan
cranial yang utuh : mengenai
tingkat kesadaran penyebab
membaik, tidak ada perubahan
gerakan-gerakan sensasi
involunter
2 Nyeri akut b.d proses infeksi Pain level Pain Management
Pain control Lakukan
Comfort level pengkajian nyeri
Kriteria Hasil secara
Mampu mengontrol komprehensif
nyeri ( tahu termasuk lokasi,
penyebab nyeri, karakteristik,
mampu durasi, frekuensi,
menggunakan kualitas dan
teknik faktor prsipitasi
nonfarmakologi Observasi reaksi
untuk mengurangi nonverbal dari
nyeri, mencari ketidaknyamana
bantuan ) n
Melaporkan bahwa Gunakan teknik
nyeri berkurang komunikasi
dengan terapeutik untuk
menggunakan mengetahui
manajemen nyeri pengalaman
Mampu mengenali nyeri pasien
nyeri ( skala Kaji kultur yang
12
intensitas, frekuensi mempengaruhi
dan tanda nyeri ) respon nyeri
Menyatakan rasa Evaluasi
nyaman setelah pengalaman
nyeri berkurang nyeri masa
lampau
Evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
control nyeri
masa lampau
Bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
kontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
kurangi faktor
presipitasi nyeri
kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
13
intervensi
ajarkan tentang
teknik
nonfarmakologi
berikan analgetik
untuk
mengurangi nyeri
evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
tingkatkan
istirahat
kolaborasi
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
monitor
penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic
Administration
tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
cek instruksi
dokter tentang
14
jenis obat, dosis,
dan frekuensi
cek riwayat alergi
pilih analgesic
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesic
ketika pemberian
lebih dari satu
tentukan pilihan
analgesic
tergantung tipe
dan berat nyeri
monitor vital
sign sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesic
pertama kali
berikan analgesic
tepat waktu
terutama saat
nyeri hebat
evaluasi
efektivitas
analgesic, tanda
dan gejala
3 Resiko cedera b.d kejang Risk Kontrol Environment
Management
Kriteria Hasil :
(Manajemen
Klien terbebas
lingkungan)
dari cedera.
Sediakan
15
Klien mampu lingkungan
menjelaskan cara yang aman
/ metode untuk untuk pasien.
mencegah injury Identifikasi
/ cedera. kebutuhan
Klien mampu keamanan
menjelaskan pasien, sesuai
factor resiko dari dengan kondisi
lingkungan / fisik dan fungsi
perilaku personal. kognitif pasien
Mampu dan riwayat
memodifikasi penyakit
gaya hidup untuk terdahulu
mencegah injury. pasien.
Menggunakan Menghindarkan
fasilitas kesehatan lingkungan
yang ada. yang berbahaya
Mampu ( misalnya
mengenali memindahkan
perubahan status perabotan).
kesehatan. Memasang side
rail tempat
tidur.
Menyediakan
tempat tidur
yang nyaman
dan bersih.
Menempatkan
saklar lampu
ditempat yang
mudah
dijangkau
16
pasien.
Membatasi
pengunjung.
Menganjurkan
keluarga untuk
menemani
pasien.
Mengontrol
lingkungan dari
kebisingan.
Memindahkan
barang-barang
yang dapat
membahayakan
.
Berikan
penjelasan pada
pasien dan
keluarga atau
pengunjung
adanya
perubahan
status kesehatan
dan penyebab
penyakit
4 Hipertermi b.d proses infeksi Thermoregulation Temperature
Kriteri hasil : regulation
Suhu tubuh dalam Monitor suhu
rentang normal minimal tiap 2
Nadi dan RR jam.
dalam rentang Rencanakan
normal monitoring
17
Tidak ada suhu secara
perubahan warna kontinyu.
kulit dan pusing Monitor TD,
nadi, dan RR.
Monitor warna
dan suhu kulit.
Monitor tanda-
tanda
hipertermi dan
hipotermi.
Tingkatkan
intake cairan
dan nutrisi.
Selimuti pasien
untuk
mencegah
hilangnya
kehangatan
tubuh.
Ajarkan pada
pasien cara
mencegah
keletihan
akibat panas.
Diskusikan
tentang
pentingnya
pengaturan
suhu dan
kemungkinan
efek negative
dari
18
kedinginan.
Beritahukan
tentang
indikasi
terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency
yang
diperlukan.
Ajarkan
indikasi dari
hipotermi dan
penanganan
yang
diperlukan.
Berikan anti
piretik jika
perlu.
Vital sign
monitoring
Monitor TD,
nadi, suhu, dan
RR.
Catat adanya
fluktuasi
tekanan darah.
Monitor VS
saat pasien
berbaring,
duduk, atau
berdiri.
19
Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan.
Monitor TD,
nadi, RR,
sebelum,
selama, dan
setelah
aktivitas.
Monitor
kualitas dari
nadi.
Monitor
frekuensi dan
irama
pernafasan.
Monitor suara
paru.
Monitor pola
pernafasan
abnormal.
Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban
kulit.
Monitor
sianosis perifer.
Monitor
adanya cushing
triad ( tekanan
nadi yang
20
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
Identifikasi
penyebab dari
perubahan
vital sign.
5 Kekurangan volume cairan Keseimbangan Tingkatkan
cairan keseimbangan
Status nutrisi : elektrolit dan
Asupan makanan mencegah
dan cairan komplikasi
akibat dari
kadar elektrolit
serum yang
tidak normal
atau yang tidak
diharapkan
Kumpulkan dan
menganalisis
data pasien
untuk mengatur
keseimbangan
elektrolit
Tingkatkan
keseimbangan
cairan dan
mencegah
komplikasi
akibat kadar
cairan yang
21
abnormal atau
yang tidak
diharapkan
Berikan dan
pantau cairan
dan obat
intravena
Bantu dan
sediakan
asupan
makanan dan
cairan
Kumpulkan dan
analisis data
pasien untuk
mencegah atau
meminimalkan
malnutrisi
6 Ketidakefektifan nutrisi kurang Status gizi Cegah dan
dari kebutuhan tubuh Status gizi : Asupan tangani
makanan dan pembatasan
cairan diet yang
Status gizi : Asupan sangat ketat
gizi dan aktivitas
berlebihan atau
memasukkan
makanan dan
minuman
dalam jumlah
banyak
kemudian
beusaha
22
mengeluarkan
semaunya
Bantu dan
sediakan
asupan
makanan dan
cairan diet
seimbang
Beri makanan
dan cairan
untuk
mendukung
proses
metabolic
pasien yang
malnutrisi atau
berisiko tinggi
terhadap
malnutrisi
Kumpulkan dan
analisa data
pasien untuk
mencegah dan
meminimalkan
kurang gizi
Bantu individu
untuk makan
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater).
Etiologi : Bakteri, virus, faktor prediposisi, faktor maternal, faktor
imunologi, anak dengan kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau
injury yang berhubungan dengan sistem persarafan.
Klasifikasi Meningitis : Meningitis bacterial /purulenta /septik, Meningitis
virus, Meningitis jamur.
Tnda dan gejala meningitis adalah demam, sakit kepala, dan kaku
kuduk. Namun pada anak di bawah usia dua tahun, kaku kuduk atau
tanda iritasi meningen lain mungkin tidak ditemui.
Melihat kenyataan Meningitis menyerang anak – anak secara mendadak,
penulis berharap pembaca lebih sadar dan hati-hati serta peduli tentang
bagaimana cepatnya penyakit meningitis menyerang anak – anak di atas
dua tahun.
4.2 SARAN
1. Tenaga kesehatan
Sebagai tim kesehatan agar lebih bisa meningkatkan pengetahuan
tentang meningitis dan problem solving yang efektif dan juga sebaiknya kita
memberikan informasi atau health education mengenai meningitis kepada para
orang tua anak yang paling utama.
2. Masyarakat
Masyarakat sebaiknya mengindari hal-hal yang dapat memicu terjadinya
meningitis dan meningkatkan pola hidup yang sehat
24
DAFTAR PUSTAKA
Lynm Betz, Cecily, dkk. 2009. Buku Keperawatan Pediatri Edisi 5. Jakarta :
EGC.
Lalani, Amina, dkk. 2012. Kegawatadaruratan Pediatri. Jakarta : EGC.
Huda Nurarif, Amin, dkk. 2013. Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diangosa
Medis & NANDA Jilid 2. Jakarta : Medi Action Publishing.
M. Wilkinson, Judith, dkk. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta : EGC.
25