Anda di halaman 1dari 44

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala
bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi
yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini
memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan
penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat
pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar
tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari
seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan
telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan
bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang
kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya
bidang kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini
telah terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya
preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat
berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang
bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif dalam upaya peningkatan status
kesehatannya.
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek
pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu
dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan
mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan
masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu,
keluarga dan kelompok dalam masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu; keluarga
dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakn
konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya

1
menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keperawatan
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Nusa Nipa
Maumere angkatan Kelompok 1 melaksanakan Praktik Lapangan Keperawatan
Komunitas di RT 03 RW 04 Kelurahan Kota Uneng Kecamatan Alok Pemerintah
Kota Maumere Kabupaten Sikka dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu
pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai
satu keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di
RT 03 RW 04. Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara pembentukan
Kelompok Kerja Kesehatan, pembentukan kelompok kerja lanjut usia,
memberdayakan kader kesehatan dan PKK. Dengan pendekatan dari masing-
masing komponen diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada
masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui
kerjasama yang baik dengan instansi terkait, Pokjakes dan seluruh komponen
desa untuk mengikut sertakan warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan
kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh Pokjakes diharapkan dapat mengenal
masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan tindakan
kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan perawatan,
menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada di masyarakat.
Selain itu, selama proses belajar Lapangan di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk
bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan
mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik Lapangan keperawatan
komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas
pada setiap area pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan
proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.

2
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik Lapangan keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu:
a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas
b. Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk
komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi
c. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi organisasi
komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan
komunitas
d. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor
resiko personal, sosial dan lingkungan
e. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
meningkatkan kesehatan komunitas
f. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
g. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis,
belajar mandiri dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan
kepemimpinan di dalam komunitas.

C. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
2. Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan
yang di alami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai
upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

3
3. Untuk Pendidikan
a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi S1 Ilmu Keperwatan
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Program Profesi khususnya di
bidang keperawatan komunitas.
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktek keperawatan komunitas selanjutnya.
4. Untuk Profesi
a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga
profesi mampu mengembangkannya.
c. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan penulis adalah metode studi kepustakan.

E. Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN: menguraikan tentang latar belakang, tujuan,
manfaat, metode penulisan, dan sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS: menguraikan tentang konsep dasar keperawatan
komunitas dan konsep dasar asuhan keperawatan komunitas
BAB III HASIL PENDATAAN: menguraikan tentang metode pelaksanaan
asuhan keperawatan komunitas dan hasil pendataan
BAB IV PEMBAHASAN PELAKSANAAN:menguraikan tentang pembahasan
pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas
BAB V PENUTUP: menguraikan tentang kesimpulan dan saran

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


1. Pengertian
Keperawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam
ilmu keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan sosial (WHO, 1959)
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan suatu bidang dalam
keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat (Rapat Kerja
Keperawatan Kesehatan Masyarakat, 1989).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan (Fradley, 1985).
Perawatan kesehatan adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang
kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan
berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan
anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk
memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan
masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-
kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk,
peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan,
koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam
pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat
(Ruth B. Freeman, 1961)
Asuhan keperawatan komunitas pada hakekatnya adalah proses
keperawatan yang diterapkan pada klien komunitas, rencana asuhan
keperawatan komunitas, yang langkah-langkahnya meliputi pengkajian,
rencana asuhan keperawatan komunitas, implementasi asuhan keperawatan
komunitas, dan evaluasi asuhan keperawatan komunitas, dimana proses ini
bervariasi dalam setiap situasi dan memiliki elemen-elemen penting yaitu
kesungguhan (deliberative), kesesuaian (adaptable), siklus (cyclic), berfokus
pada klien (client focused), interaktif (interactive), dan berorientasi pada

5
kebutuhan komunitas (need-oriented).

2. Asumsi Dasar Keperawatan Komunitas Menurut American Nurses


Assiciation (ANA, 1980)
a. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
b. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan
komponen pelayanan kesehatan
c. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
d. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan
komunitas perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-


asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
a. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
b. Merupakan bidang khusus keperawatan
c. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)
d. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
e. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif
dan promotif.
f. Melibatkan partisipasi masyarakat
g. Bekerja secara team (bekerjasama)
h. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
i. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
j. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik


keperawatan komunitas adalah:
a. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang
b. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan
dalam hal ini komunitas
c. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima
pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik

6
d. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun mengahambat
e. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
f. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

3. Falsafah Keperawatan Komunitas


Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar
tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai
landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan
komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan
spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada
strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang
melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan
yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan
keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat
yang sehat pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan
dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari
upaya kesehatan
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan
dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan
status kesehatan masyarakat
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat
direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus

7
h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

4. Tujuan Keperawatan Komunitas


a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat
menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka
miliki.
b. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,
kelompok khusus dan msyarakat dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi
2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas
masalah
3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka
hadapi
5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan
6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan
kesehatan, dan lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi
Puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan
balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera
9) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.

8
5. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
a. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan
merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
maupun sosial.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila
salah satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk
diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan petumbuhannya, seperti:
(a) Ibu hamil
(b) Bayi baru lahir
(c) Balita
(d) Anak usia sekolah
(e) Lanjut Usia
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
(a) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS,
penyekit kelamin lainnya.
(b)Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.

9
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
(a) Wanita tuna susila
(b)Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
(c) Kelompok-kelompok pekerja tertentu
(d)Dan lain-lain.
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
(a) Panti wredha
(b)Panti asuhan
(c) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
(d)Penitipan balita
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama
cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan
sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan
khususnya.

6. Strategi Keperawatan Komunitas


Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi:
a. Proses kelompok
b. Pendidikan kesehatan
c. Kerjasama

7. Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-
upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan
upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

10
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu,
Puskesmas maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas
ataupun di rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau
masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
Puskesmas dan RS.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu
bersalin dan nifas.
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta,
TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
Kusta, patah tulang mapun kelainan bawaan

11
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita
suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok
masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan
lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat
untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan
yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan
pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

8. Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan
praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu,
keluarga, kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah
(school health nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan
di daerah binaan kesehatan masyarakat.
b. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah
perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka
hadapi
e. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan
penanganan lebih lanjut
f. Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
g. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan
kesehatan
h. Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan
masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan
dan penilaian kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan

12
sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.
i. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan
komuniti
j. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan
instansi terkait.
k. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan
keperawatan dan kesehatan.

9. Model Pendekatan
Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah
(problem solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan
dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan
upaya kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat
akan dapat diatasi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan
intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan
profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan
pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach,
maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang
ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case
approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui
survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut
community approach.

13
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode
yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di
dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat
dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat adalah:
a. Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan
menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun
informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan
MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi
demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu
termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah
lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan transportasi; politik dan
pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi; ekonomi
dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai
dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
b. Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh
dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa
data memerlukan pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor
stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di
komunitas. Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa
keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah tersebut terdiri dari:
1) Masalah sehat sakit
2) Karakteristik populasi
3) Karakteristik lingkungan
c. Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual,

14
ancaman resiko atau wellness.

Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat


antara lain:
1) Masalah yang ditetapkan dari data umum
2) Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan
kesehatan.
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan
tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat
mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan:
1) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
2) Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
3) Kemampuan dan sumber daya masyarakat
4) Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
1) Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap,
keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan
yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.
2) Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada
suatu kurun waktu tertentu
3) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
4) Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara
pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya,
sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul.

2. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
b. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan
dan keperawatan
c. Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan
dilakukan.

3. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan

15
melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam
mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat adalah:
a. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan
instansi terkait
b. Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas


terdiri atas:
a. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsian dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan
intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan.
d. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi
ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat
diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih
dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu
mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya.

4. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program
kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),
pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai,
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang
harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu: daya guna,
hasil guna, kelayakan, kecukupan.
Adapun dalam evaluasi difokuskan dalam:
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan

16
pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses
c. Efisiensi biaya
d. Efektifitas kerja
e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam
rangka waktu berapa?
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Keterangan:
: peran masyarakat
: peran perawat
Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan
klien dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat
lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar
daripada perawat.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang
terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga,
menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan
kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah
keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.

17
BAB III
HASIL PENDATAAN

Kegiatan praktik lapangan asuhan keperawatan komunitas dilaksanakan mulai


tanggal 02 Juni 2014 s.d 21 Juni 2014 di RT 03 RW 04 Kelurahan Kota Uneng
Kecamatan Alok Kabupaten Sikka.
A. Tahap Persiapan
Kegiatan praktek keperawatan komunitas diawali dengan kegiatan penerimaan
mahasiswa yang dilaksanakan pada tanggal 02 Juni 2014 di Kantor Lura
Kelurahan Kota Uneng. Dalam acara serah terima tersebut mahasiswa
mendapatkan penjelasan dari ibu Lura, Pihak Pendidikan. Acara tersebut
dilanjutkan dengan perkenalan diri dari ibu Lurah dan staf kelurahan, serta
masing-masing ketua RT, dan dilanjutkan dengan orientasi ke wilayah
Kecamatan Kota Uneng pada RW 04 RT 03. Selanjutnya mahasiswa
merencanakan kegiatan untuk melakukan pendataan.
Pendataan dilakukan pada sore hari karena banyak penduduk yang pergi
bekeja dan dilakukan mulai tanggal 02 Juni 2014 sampai 03 Juni 2014.
Pendataan difasilitasi oleh Ketua RT 03
B. Tahap Pelaksanaan
1. Pengkajian
a. Data Demografi
RT 03 RW 04 termasuk dalam wilayah Kelurahan Kota Uneng
Kecamatan Alok yang dijadikan target sasaran dalam pengkajian
asuhan keperawatan komunitas.
Bats wilayah Kelurahan Kota Uneng, sebelah utara dibatasi
oleh

18
b. Hasil Tabulasi Data
DATA UMUM
1. Distribusi penduduk berdasarkan usia
NO USIA JENIS KELAMIN
L % P % Total %
1 0-11 bln 2 0,9 1 0,4 3 1
2 1-5 thn 12 5,36 8 3,6 20 9
3 6-12 thn 18 8 20 9 38 17
4 13-18 thn 13 6 17 8 30 13
5 19-24 thn 6 3 8 4 14 6
6 25-45 thn 41 18 39 17 80 36
7 46-54 thn 7 3 11 5 18 8
8 >55 thn 11 5 10 4 21 9
Total 110 49 114 51 224 100

Berdasarkan tabel diatas, usia terbanyak laki-laki adalah 25-45 tahun yaitu 41
orang (37,3%). Sedangkan untuk perempuan terbanyak pada usia 25-45 tahun
yaitu 39 orang (34,2%). Hal ini menunjukan bahwa penduduk diwilayah RT 07
Rw 04 kelurahan Kota Uneng terbanyak pada usia dewasa.
2. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin
No Jenis kelamin Frekuensi %
1 Laki-laki 110 49
2 Perempuan 114 51
Total 224 100

Berdasarkan tabel diatas, jumlah penduduk terbanyak adalah perempuan yaitu


110 orang (49%). Sedangkan laki-laki berjumlah 114 orang (51%).
3. Distribusi penduduk berdasarkan karakteristik penduduk
No Karakteristik penduduk Frekuensi %
1 Penduduk menetap 219 97,8
2 Penduduk tidak menetap 5 2,2
Total 224 100

Berdasarkan tabel diatas, jumlah penduduk RT 07 RW 04 Kelurahan kota Uneng


yang menetap adalah 219 orang (97,8%).
4. Distribusi penduduk berdasarkan status perkawinan
No Status Perkawinan Frekuensi %
1 Nikah 35 74,5
2 Janda 11 23,4
3 Duda 1 2,1
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas, jumlah penduduk RT 07 RW 04 Kelurahan kota Uneng


yang sudah menikah berjumlah 35 pasang, janda 11 orang, dan duda 1 orang.

19
5. Distribusi penduduk berdasarkan agama
No Agama Frekuensi %
1 Khatolik 175 78,1
2 Protestan 35 15,6
3 Islam 14 6,3
4 Hindu - -
5 Budha - -
Total 224 100

Berdasarkan tabel diatas, mayoritas agama yang dianut oleh penduduk RT 07 Rw


04 kelurahan Kota Uneng adalah Katolik yaitu sebanyak 175 orang (78,1%),
disusul oleh agama Protestan 35 0rang (15,6%), kemudian islam yaitu 14 orang
(6,3%).
6. Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan
No Pendidikan Frekuensi %
1 Tidak sekolah - -
2 Belum sekolah 15 6,7
3 TK - -
4 SD 86 38,4
5 SMP 46 20,5
6 SMA 50 22,3
7 D3 2 0,9
8 SI 25 11,2
Total 224 100

Berdasarkan tabel di atas, jumlah terbanyak adalah penduduk yang


berpendidikan SD yaitu 86 orang (38,4%).
7. Distribusi penduduk berdasarkan Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Frekuensi %
1 Petani 16 9,3
2 Wiraswasta 19 11
3 PNS 11 6,4
4 IRT 33 19,2
5 Pedagang 4 2,3
6 Pendeta 1 0,6
7 Ojek 6 3,5
8 Tukang 1 0,6
9 Perawat 1 0,6
10 Guru 3 1,7
11 Buruh 1 0,6
12 Pelajar 74 43
13 Pensiunan 2 1,2
Total 172 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan dari


penduduk RT 07 RW 04 Kelurahan Kota Uneng yang paling banyak adalah
pelajar yaitu 74 orang (43%).

20
8. Distribusi penduduk berdasarkan pendapatan Perbulan
No Pendapatan Frekuensi %
1 < 500.000 21 44,7
2 500.000-1.000.000 19 40,4
3 >1.000.000 7 14,9
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan penduduk RT 07


RW 04 Kelurahan Kota Uneng yang terbanyak adalah < 500. 000 /bln yaitu
berjumlah 21 Kk (44,7 %).

DATA KESEHATAN KELUARGA


1. Distibusi penduduk berdasarkan penyakit yang sedang diderita
No Jenis Penyakit Frekuensi %
1 Asthma 4 7,8
2 Gastritis 10 19,6
4 Batuk pilek 14 27,5
5 Hipertensi 6 11,8
6 Rematik 10 19,6
8 DM 3 5,9
9 Diare 1 2,0
10 Malaria 3 5,9
Total 51 100

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah penyakit terbanyak


yang sedang diderita oleh penduduk RT 07 RW 04 Kelurahan Kota Uneng
adalah Batuk Pilek yaitu 14 orang (27,5% )
2. Distribusi penduduk berdasarkan penyakit yang didertita 1 tahun terakhir
No Jenis Penyakit Frekuensi %
1 Rematik 9 19,6
2 Stroke 1 2,2
3 Gastritis 6 13
4 Gangguan pada paru 4 8,7
5 Ginjal 2 4,3
6 Malaria 6 13
7 Dm 4 8,7
8 Hipertensi 4 8,7
9 Demam tipoid 4 8,7
10 Tonsilitis 1 2,2
11 Batuk pilek 5 10,9
Total 46 100

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah penyakit yang di


derita satu tahun terakir oleh penduduk RT 07 RW 04 Kelurahan Kota Uneng
adalah rematik yaitu 9 orang (19,6%).

21
3. Distibusi penduduk berdasarkan data kematian 1 tahun terakhir
No Penyebab Meninggal Frekuensi %
1 Sakit 4 80
2 Kecelakaan 1 20
3 Keracunan - -
Total 5 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah kematian pada satu tahun
terakir penduduk RT 07 RW 04 Kelurahan Kota Uneng adalah 5 orang dengan
penyebab meninggal karena sakit dan kecelakaan

4. Distibusi penduduk berdasarkan sarana kesehatan yang paling dekat


No Sarana Kesehatan Frekuensi %
1 Polindes 23 49
2 Puskesmas 7 15
3 Pustu 7 15
4 Posyandu 10 21
Total 47 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sarana kesehatan yang paling dekat
dari penduduk RT 07 RW 04 Kelurahan Kota Uneng adalah polindes.
5. Distibusi penduduk berdasarkan tempat berobat keluarga
No. Sarana Kesehatan Frekuensi %
1. Puskesmas 19 40
2 Polindes 3 6
3 Rumah Sakit 13 28
4 Pustu 2 4
5 Posyandu 6 13
6 Lainya : dr. Praktek 4 9
Total 47 100

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah tempat berobat keluarga
penduduk yang paling banyak adalah puskesmas yaitu 19 KK (40%).
6. Distibusi penduduk berdasarkan kebiasaan sebelum berobat
No Kebiasaan Sebelum Berobat Frekuensi %
1 Beli Obat Bebas 39 83
2 Konsumsi Jamu - -
3 Tidak Ada 4 8,5
4 Lainya 4 8,5
Total 47 100

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan penduduk sebelum


berobat yang paling banyak adalah membeli obat bebas yaitu 39 KK (83%).

22
7. Distibusi penduduk berdasarkan sumber pelayanan kesehatan keluarga
No Jaminan Pelayanan Kesehatan Frekuensi %
1 Askes 9 19
2 Jamkesmas 6 13
3 Jamsostek -
4 Umum 32 68
5 SKTM
Total 47 100

Dari tabel di atas dapat disimbulkan bahwa sumber pelayanan kesehatan keluarga
dpenduduk RT 07 RW 04 yang paling banyak adalah umum yaitu 32 KK (68%).

POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Distibusi penduduk berdasarkan makanan pokok
No Jenis Makanan Pokok Frekuensi %
1 Nasi 47 100
2 Jagung - -
3 Sagu - -
4 Ubi-ubian - -
Total 47 100

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa makanan pokok dari penduduk RT 07
RW 04 kelurahan Kota Uneng adalah nasi yaitu 47 KK (100%).
2. Distibusi penduduk berdasarkan frekuensi makan
No Frekuensi Makan Frekuensi %
1 3x/hari 44 94
2 2x/hari -
3 1x/hari -
4 Tidak Teratur 3 6
Total 47 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi makan terbanyak dari
setiap KK adalah 3x/hari yaitu 44 KK (94%).
3. Distibusi penduduk berdasarkan penyajian menu makanan
No Menu Makanan Frekuensi %
1 Nasi, Sayur, Lauk, Buah, Susu 12 26
2 Nasi, Sayur, Lauk, dan Buah - -
3 Nasi, Sayur, Lauk 35 74
4 Nasi, Sayur -
Total 47 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penyajian menu makanan dari setia
KK penduduk RT 07 RW 04 Kelurahan Kota Uneng adalah nasi, sayur, dan lauk
yaitu 35 KK (74%).

23
4. Distibusi penduduk berdasarkan frekuensi keluarga makan protein hewani
No. Makan Protein Hewani Frekuensi %
1 1x/Minggu 4 8,5
2 2x/Minggu 4 8,5
3 3x/Minggu 5 10,6
4 Setiap Hari 24 51,1
5 Jarang 10 21,3
Total 47 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi keluarga makan protein
hewani sehari hari di RT 07 Rw 04 adalah setiap hari yaitu 24 KK (51,1%).

5. Distibusi penduduk berdasarkan frekuensi keluarga makan protein nabati


No Makan Protein Nabati Frekuensi %
1 1xMinggu 5 10,6
2 2x/Minggu 9 19,1
3 3x/Minggu 4 8,5
4 Setiap Hari 19 40,4
5 Jarang 10 2,3
Total 47 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi keluarga makan protein
nabati sehari-hari penduduk RT 07 RW 04 adalah setiap hari yaitu 19 KK
(40,4%).
6. Distibusi penduduk berdasarkan frekuensi keluarga makan sayur
No Makan Sayuran Frekuensi %
1 2x/ Minggu -
2 3x/Minggu -
3 Setiap Hari 43 91,5
4 Jarang 4 8,5
Total 47 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, frekuensi makan sayur sehari-hari
penduduk RT 07 Rw 04 adalah setiap hari 43 KK (91,5%).

DATA IBU HAMIL


Jumlah ibu hamil: 1 orang.
1. Usia ibu hamil
No Usia Ibu Hamil Frekuensi %
1 < 15 Tahun 1 50
2 15-35 Tahun 1 50
3 >35 Tahun -
Total 2 100

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa usia kehamilan adalah<15


berjumlah 1 orang dan 15-35 tahun berjumlah 1 orang.

2. Usia kehamilan
24
No Usia Kehamilan Frekuensi %
1 Trimester I 1 50
2 Trimester II - -
3 Trimester III 1 50
Total 2 100

Berdasarkan tabel di atas, usia kehamilan adalah trimester ke 1 dan 3.


3. Frekuensi Kehamilan
No Frekuensi Kehamilan Frekuensi %
1 Kehamilan I 1 50
2 Kehamilan II - -
3 Kehamilan III - -
4 Kehamilan > 3 1 50
Total 2 100

Berdasarkan tabel di atas frekuensi kehamilan adalah kehamilan pertama dan


berjumlah 1 orang dan kehamilan >3 berjumlah 1 orang
4. Pemeriksaan Kehamilan
No Pemeriksaan Kehamilan Frekuensi %
1 Memeriksakan Diri 2 100
2 Tidak Periksa - -
Total 2 100

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah ibu hamil yang
memeriksa kehamilan adalah 2 orang.
5. Tempat Pemeriksaan Kehamilan
No Tempat Periksa Kehamilan Frekuensi %
1 Pustu - -
2 Polindes 1 50
3 Puskesmas 1 50
4 Rumah Sakit - -
5 Dukun - -
Total 2 100

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tempat pemeriksaan


kehamilan ibu hamil adalah polindes 1 orang dan puskesmas 1 orang
6. Pelaksana Pemeriksaan Kehamilan
No Pemeriksa Kehamilan Frekuensi %
1 Dokter - -
2 Bidan 2 100
3 Perawat - -
4 Dukun Terlatih - -
5 Dukun Tidak Terlatih - -
Total 2 100

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksana pemeriksaan


kehamilan adalah bidan yaitu 2 orang.

7. Jadwal Pemeriksaan

25
No Jadwal Pemeriksaan Frekuensi %
1 Teratur 2 100
2 Tidak Teratur - -
Total 2 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ibu hamil teratur melakukan
pemeriksaan kehamilan.
8. Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan
No Frekuensi Periksa Kehamilan Frekuensi %
1 < 2 Kali 1 50
2 2 Kali - -
3 >2 Kali 1 50
Total 2 100

Berdasarkan tabel di atas frekuensi pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil


adalah <2 kali dan >2 kali.

9. Imunisasi TT
No Jenis Imunisasi Frekuensi %
1 TTI 1 50
2 TT2 1 50
3 Belum TT - -
Total 2 100

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ibu hamil sudah menerima
imunisasi TT1 dan TT2
10. Riwayat Keguguran
No Jadwal Pemeriksaan Frekuensi %
1 Pernah - -
2 Tidak Pernah - -
Total 0 0

Berdasarkan tabel di atas tidak ada riwayat keguguran pada ibu hamil di RT 07.
11. Penyakit yang sedang diderita ibu hamil
No Penyakit yang Diderita Ibu Frekuensi %
Hamil
1 Hipotensi - -
2 Hipertensi - -
3 Anemia - -
4 Varises - -
5 Hperemesis Gravidarum - -
6 Tidak ada keluhan - -
Total 0 0

12. Riwayat Penyulit Kehamilan


No Penyulit Kehamilan Frekuensi %
1 Ada - -
2 Tidak Ada - -
Total 0 0

berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada penyulit kehamilan
pada ibu hamil di RT 07.

26
DATA IBU NIFAS
Tidak ada ibu nifas di RT 07 Rw 04 Kelurahan Kota Uneng.

DATA IBU MENYUSUI


1. Menyusui
No Menyusui Frekuensi %
1 Ada 4 100
2 Tidak Ada - -
Total 4 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah ibu menyusui dari
penduduk RT 07 RW 04 adalah 4 sorang (100%).
2. Pengetahuan tentang cara menyusui
No Pengetahuan Cara Menyusui Frekuensi %
1 Tahu 4 100
2 Tidak Tahu - -
Total 4 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua ibu menyusui di RT
07 Rw 04 tahu cara menyusui yang benar.
3. Frekuensi Menyusui
No Frekuensi Menyusui Frekuensi %
1 Bila Bayi Menangis 1 25
2 Setiap Anak Mau 3 75
3 6x/Hari - -
4 8x/Hari - -
5 Tidak Menyusui - -
Total 4 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa frekunsi ibu menyusui anak
terbanyak adalah setiap anak mau yaitu 3 orang (75%).
4. Pengganti ASI
No Pengganti Asi Frekuensi %
1 Teh Manis 2 100
2 Susu Bubuk - -
3 Susu Kental Manis - -
4 Air Tajin - -
5 Tidak ada - -
Total 2 100
Berdasarkan table di atas tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, dari 4 ibu
menyusui hanya ada 2 orang ibu yang memberikan penggati ASI pada bayinya.
5. Pemberian ASI Ekslusif
No Pemberi Asi Eksklusif Frekuensi %
1 Ya 4 100
2 Tidak - -
Total 4 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 4 ibu menyusui semua
ibu memberikan ASI Ekslusif pada bayinya.
6. Makanan Tambahan

27
No Makanan Tambahan Frekuensi %
1 Sari buah - -
2 Nasi Tim - -
3 Bubur Susu - -
4 Nasi Biasa - -
5 Bubur Biasa 3 75
6 Tidak diberi 1 25
Total 4 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah makanan tambahan
terbanyak adalah bubur biasa yaitu 3 orang (75%).
7. Lama menyusui
No Lama menyusui Frekuensi %
1 5 menit - -
2 10 menit 1 25
3 15 menit 3 75
4 > 15 menitT - -
5 Tidak meneteki - -
Total 4 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa lama menyusui terbanyak
adalah 15 menit yaitu 3 orang (75%).
8. Cara menyusui
No Cara menyusui Frekuensi %
1 Kiri saja - -
2 Kanan saja - -
3 Kiri kanan 4 100
4 Tidak meneteki - -
Total 4 100

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa cara menyusui terbanyak


adalah kiri kanan yaitu 4 orang (100%).
9. Jangka waktu pemberian ASI
No Jangka waktu pemberian Frekuensi %
ASI
1 <1 bulan - -
2 1-4 bulan - -
3 5-12 bulan - -
4 24 bulan 4 100
Total 4 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jangka waktu pemberian ASI
terbanyak adalah 24 bulan yaitu 4 orang (100%).

DATA BALITA
28
1. Jumlah balita dalam keluarga= 6 orang
2. Kebiasaan ke posyandu
No Kebiasaan posyandu Frekuensi %
1 Ya 6 100
2 Tidak - -
Total 6 100

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah kebiasaan posyandu


terbanyak adalah 6 orang (100%).
3. Kepemilikan KMS
No Kepemilikan KMS Frekuensi %
1 Ya 5 83,3
2 Tidak 1 16,7
Total 6 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah kepemilikan KMS
Sebanyak 5 orang (83,3%).
4. Imunisasi balita
No Imunisasi balita Frekuensi %
1 Lengkap 2 33
2 Belum lengkap 4 67
3 Tidak lengkap
Total 6 100

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa imunisasi balita terbanyak


adalah Belum lengkap yaitu 4 orang (67%).
5. Hasil penimbangan (KMS)
No Hasil penimbangan Frekuensi %
1 Hijau 6 100
2 Dibawah merah - -
3 Di atas hijau kuning - -
4 Dibawah titik - -
Total 6 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penimbangan KMS
terbanyak adalah berwarna hijau yaitu 6 orang (100%).
6. Status gizi
No Status gizi Frekuensi %
1 Baik 6 100
2 Kurang -
3 BGM - -
Total 6 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa satus gizi terbanyak adalah
baik yaitu 6 orang (100%).

7. Penolong persalinan

29
No Penolong bersalin Frekuensi %
1 Dokter 1 16,7
2 Bidan 5 83,3
3 Perawat - -
4 Dukun - -
5 Lainnya - -
Total 6 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penolong persalinan
terbanyak adalah bidan yaitu 5 orang (83,3%).

DATA KB
1. Status KB
No Status KB Frekuensi %
1 Ikut KB 10 35,7
2 Tidak ikut KB 18 64,3
Total 28 100
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa status KB terbanyak adalah Tidak
Ikut KB yaitu 18 orang (64,3%).
2. Alat kontrasepsi yang digunakan
No Alat Kontrasepsi Frekuensi %
1 Pil 1 10
2 IUD 5 50
3 Susuk /Implan 2 20
4 Suntik 1 10
5 Kelender - -
6 Kondom 1 10
7 MOP/MOW - -
Total 10 100
Berdasarkan tabel di atas di simpulkan bahwa alat kontrasepsi yang di gunakan
paling banyak adalah IUD yaitu 5 orang (50%).
3. Pemeriksaan KB
No Pemeriksa KB Frekuensi %
1 Teratur 10 100
2 Tidak Teratur - -
Total 10 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan KB yang di
gunakan paling banyak adalah teratur yaitu 10 orang (100%).
4. Tempat pelayanan
No. Tempat Pelayanan Frekuensi %
1 Polindes 5 50
2 Puskesmas 3 30
3 Pustu - -
4 RS - -
5 Tempat Praktik Dokter /Bidan 2 20
Total 10 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tempat pelayanan terbanyak
adalah polindes yaitu 5 orang (50%).

5. Pelaksana pemeriksaan
30
No Pelaksana pemeriksaan Frekuensi %
1 Dokter 2 20
2 Bidan 8 80
3 Perawat -
Total 10 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, pelaksanaan pemeriksaan
terbanyak adalah bidan yaitu 8 orang (80%).

DATA REMAJA
1. Jumlah Remaja dalam Keluarga= 32 orang
2. Kegiatan Remaja diluar Sekolah
No Kegiatan Remaja Frekuensi %
1 Keagamaan 5 15,6
2 Olahraga 7 21,9
3 Karang Taruna - -
4 Lainya 20 62,5
Total 32 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan remaja diluar
sekolah yang paling banyak adalah kegiatan lainnya yaitu 20 orang (62,5%)
Penggunaan waktu luang
No Pengguna Waktu Luang Frekuensi %
1 Musik - -
2 Keagamaan 3 9,4
3 TV 11 34,4
4 Rekreasi 3 9,4
5 Olahraga 3 9,4
6 Lainya 12 37,5
Total 32 100

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan waktu luang


remaja penduduk RT 07 RW 04 terbanyak adalah kegiatan lainnya yaitu 12
orang (37,5%).
3. Kebiasaan remaja
No Kebiasaan Remaja Frekuensi %
1 Merokok 1 3,1
2 Alkohol - -
3 Tidak Ada 16 50
4 Lainya 15 46,9
Total 32 100
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kebiasan remaja terbanyak adalah
tidak ada yaitu 16 jiwa (50%).

DATA LANSIA
31
1. Jumlah lansia dalam keluarga= 13 orang
2. Keluhan lansia
No Keluhan Lansia Frekensi %
1 Ada 11 85
2 Tidak Ada 2 15
Total 13 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah lansia yang
mempunyi keluhan adalah 11 orang (85%).
3. Jenis penyakit yang diderita lansia
No Jenis Penyakit Lansia Frekuensi %
1 Hipertensi 4 30,8
2 Gastritis 3 23
3 Rematik 6 46,2
4 DM - -
5 Batuk pilek - -
6 Stroke - -
7 Lainnya - -
Total 13 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jenis penyakit terbanyak pada
lansi di RT 07 Rw 04 Kelurahan Kota Uneng adalah rematik yaitu 6 orang
(46,2s%).
4. Penanganan penyakit lansia
No Penanganan penyakit lansia Frekuensi %
1 Sarana kesehatan 13 100
2 Non medis - -
3 Diobati sendiri - -
Total 13 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penangana penyakit lansia
terbanyak adalah sarana kesehatan.
5. Keikutsertaan & keaktifan pada posyandu lansia
No Keaktifan pada posyandu lansia Frekuensi %
1 Ya 3 23
2 Tidak 10 77
Total 13 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hanya ada 3 orang lansia
yang mengikuti keikutsertaan dan keaktifan pada posyandu lansia.
6. Penggunaan waktu senggang
No Pengunaan waktu senggang Frekuensi %
1 Berkebun 4 31
2 Rekreasi 3 23
3 Senam - -
4 Lainnya: berkunjung ke rumah 6 46
tetangga dan keluarga
Total 13 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan waktu senggang
tarbanyak adalah berkunjung ke rumah tetangga dan keluarga yaitu 6 orang
(46%).

DATA LINGKUNGAN FISIK

32
1. Perumahan
a. Status kepemilikan rumah
No Status kepemilikan rumah Frekuensi %
1 Milik sendiri 43 91,5
2 Sewa 1 2,1
3 Dinas - -
4 Numpang 3 6,4
Total 47 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa status kepemilikan rumah
terbanyak adalah milik sendiri yaitu 43 KK (91,5%).
b. Tipe perumahan (bentuk bangunan)
No Tipe perumahan Frekuensi %
1 Permanen 17 36
2 Semi permanen 25 53
3 Darurat 5 11
Total 47 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tipe perumahan dari setiap
KK di RT 07 RW 04 adalah semi permanen yaitu 25 KK (53%).
c. Sumber penerangan
No Sumber penerangan Frekuensi %
1 Listrik 47 100
2 Lampu minyak - -
Total 47 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sumber penerangan di setiap
KK adalah listrik yaitu 47 KK (100%)
d. System pencahayaan rumah pada siang hari
No System pencahayaan rumah pada siang Frekuensi %
hari
1 Terang 43 91,5
2 Remang-remang 4 8,5
3 Gelap - -
Total 47 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa system pencahayaan rumah
pada siang hari terbanyak adalah terang yaitu 43 KK (91,5%).
e. System ventilasi rumah
No System Ventilasi rumah Frekuensi %
1 Ada 47 88,7
2 Tidak ada 6 11,3
Total 53 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa system ventilasi rumah yang
paling banyak adalah ada yaitu 47 KK (88,7%).
f. Ventilasi rumah
No Ventilasi rumah Frekuensi %
1 Memenuhi syarat 40 85,1
2 Tidak memenuhi syarat 7 14,9
Total 47 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ventilasi rumah yang paling
banyak adalah memenuhi syarat yaitu 40 KK (85,1%)
g. Komposisi ruangan

33
No Komposisi ruangan Frekuensi %
1 Memenuhi syarat 37 78,7
2 Tidak memenuhi syarat 10 21,3
Total 47 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa komposisi ruangan terbanyak
adalah memenuhi syarat yaitu 37 KK (78,7%)
h. Jenis lantai rumah
No Jenis lantai rumah Frekuensi %
1 Tegel 16 34
2 Semen 27 57
3 Tanah 4 9
4 Papan - -
5 Lainnya - -
Total 47 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jenis lantai rumah
terbanyak adalah semen yaitu 27 KK (57%)
i. Kebersihan rumah
No Kebersihan rumah Frekuensi %
1 Baik 25 53,2
2 Cukup 22 46,8
3 Kurang - -
Total 47 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah kebersihan rumah
baik yaitu 25 KK (53,2%), kebersihan cukup 22 kk (46,8%), dan kebersihan
rumah kurang berjumlah 0 KK (0%).
j. Pengaturan rumah
No Pengaturan rumah Frekuensi %
1 Baik 21 44,7
2 Cukup 26 55,3
3 Kurang - -
Total 47 100
Berdasarkan tabel di atas jumlah pengaturan rumah terbanyak adalah cukup
yaitu 26 KK (55,3%).
k. Kesesuaian jumlah penghuni dengan luas lantai rumah
No Kesesuaian jumlah penghuni Frekuensi %
dengan luas lantai rumah
1 < 9m2/orang 23 49
2
2 >9m /orang 24 51
Total 47 100
Berdasarkan hasil tabel diatas disimpulkan bahwa kesesuaian jumlah penghuni
dengan luas lantai rumah di RW 04, RT 07 di Kelurahan Kota Uneng adalah > 9
m²/orang ada 24 kk (51%), dan yang < 9m²/orang 23 kk (49%).

l. Jarak rumah dengan tetangga

34
No Jarak rumah dengan tetangga Frekuensi %
1 Bersatu 1 2,1
2 Dekat 28 59,6
3 Terpisah 18 38,3
Total 47 100
Berdasarkan hasil tabel diatas disimpulkan bahwa jarak rumah dengan tetangga
di RW 04, RT 07 di kelurahan Kota Uneng adalah yang bersatu 1 rumah tangga
(2,1%), dekat 28 rumah tangga (59,6%), dan terpisah 18rumah tangga (38,3 %).
m. Halaman disekitar rumah
No Halaman disekitar rumah Frekuensi %
1 Ada 45 95,7
2 Tidak 2 4,3
Total 47 100
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa halaman disekitar rumah
di RW 04, RT 07 di Kelurahan Kota Uneng adalah ada 45 rumah tangga (95,7%),
dan tidak ada 2 rumah tangga (4,3%).
n. Pagar rumah
No Pagar rumah Frekuensi %
1 Ada 20 42,6
2 Tidak 27 57,4
Total 47 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pagar rumah di RW 04,RT 07
di Kelurahan Kota Uneng adalah ada 20 rumah tangga (42,6%), dan tidak 27
rumah tangga (57,4%).
o. Jenis pagar halaman
No Jenis Pagar halaman Frekuensi %
1 Tembok 5 25
2 Bambu 14 70
3 Besi 1 5
Total 20 100
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jenis pagar halaman di RW 04,
RT 07 di Kelurahan Kota Uneng adalah tembok ada 5 kk (25%), bambu ada 14
kk (70%), dan besi ada 1 kk (5%).
p. Pemanfaatan pekarangan rumah
No Pemanfaatan pekarangan Frekuensi %
rumah
1 Kebun 23 48,9
2 Kandang 2 4,3
3 Kolam 1 2,1
4 Tidak dimanfaatkan 21 44,7
5 Lain-lain - -
Total 47 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan pekarangan
rumah di RW 04, RT 07 di Kelurahan Kota Uneng adalah kebun 23 kk (48,9%),
kandang 2 kk (4,3%), kolam 1 kk (2,1%), tidak dimanfaatkan 21 kk (44,7%).

q. Jenis tanaman yang ditanam di pekarangan rumah

35
No Jenis tanaman yang ditanam Frekuensi %
1 Bunga 20 80
2 Sayur 2 8
3 Buah 3 12
4 Tanaman obat keluargga - -
Total 25 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jenis tanaman yang ditanam di
pekarang rumah di RW 04, RT 07 di Kelurahan Kota Uneng adalah bunga ada 20
kk (80%), tanam sayur 2 kk (8%), tanam buah 3 kk (12%), dan tanaman obat
keluarga tidak ada
2. Sumber air bersih
a. Sumber air untuk masak dan minum
No Sumber air untuk masak dan Frekuensi %
minum
1 PDAM 41 87,2
2 Sumur 6 12,8
3 Air hujan - -
4 Lainnya - -
Total 47 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sumber air untuk masak dan
minum di RW 04, RT 07 di Kelurahan Kota Uneng adalah PDAM ada 41 kk
(87,2%), dan sumur 6 kk (12,8%).
b. Sumber air untuk mandi dan cuci
No Sumber air untuk mandi dan Frekuensi %
cuci
1 PDAM 21 44,7
2 Sumur 26 55,3
3 Air laut - -
4 Air hujan - -
5 Lainnya - -
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sumber air mandi dan cuci di
RW 04 , RT 07 di Kelurahan Kota Uneng adalah PDAM ada 21 kk (44,7%), dan
sumur 26 kk (55,3%).
c. Status kepemilikan
No Sumber air untuk mandi dan Frekuensi %
cuci
1 Milik sendiri 39 83
2 Umum 1 2,1
3 Milik bersama 7 14,9
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa di RW 04, RT 07 di Kelurahan


Kota Uneng adalah milik sendiri ada 39 kk (83%), umum ada 1 kk (2,1%), dan
milik bersama ada 7 kk (14,9%).

d. Keadaan air minum secara maksroskopi


36
No Keadaan air minum secara Frekuensi %
makroskopi
1 Berwarna - -
2 Berbau - -
3 Berasa - -
4 Tidak berwarna/ berbau/berasa 47 100
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan air minum secara
maksroskopi di RW 04, RT 07 di kelurahan Kota Uneng adalah tidak berbau
berwarna /berbau/berasa ada 47 kk (100%).
e. System pengolahan air minum
No System pengolahan air minum Frekuensi %
1 Dimasak 40 85,1
2 Tidak dimasak 7 14,9
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa system pengolahan air minum
di RW 04 , RT 07 di Keluran Kota Uneng adalah yang dimasak 40 kk (85,1%),
dan yang tidak dimasak ada 7 kk (14,9%).
f. Jarak sumber air dengan septic tank
No Jarak sumber air dengan septic Frekuensi %
tank
1 <10 meter 11 23
2 10 meter 3 6
3 >10 meter 33 70
Total 47 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jarak sumber air dengan
septic tank di RW 04 , RT 07 di kelurahan Kota Uneng adalah < 10 meter yaitu
11 kk (23%), 10 meter 3 kk (6%), dan > 10 meter ada 33 kk (70%).
g. Tempat penampungan air sementara
No Tempat penampungan air Frekuensi %
sementara
1 Bak 13 28
2 Gentong 21 45
3 Ember 13 27
4 Lainnya - -
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa RW 04, RT 07 di Kelurahan


Kota Uneng adalah bak 13 kk (28%), gentong 21 kk (45%), dan ember 13 kk
(27%)

37
h. Kondisi tempat penampungan air
No Kondisi tempat penampungan air Frekuensi %
1 Tertutup 43 91,5
2 Terbuka 4 8,5
Total 47 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa di RW 04, RT 07 di Kelurahan
Kota Uneng adalah tertutup ada 43 kk (91,5%), dan yang terbuka 4 kk (8,5%).
3. Pembuangan air limbah
a. Air limbah cucian pakaian
No Air limbah cucian pakaian Frekuensi %
1 Tanah 33 70,2
2 Selokan 8 17
3 Sawah/kebun - -
4 Kolam - -
5 Cubluk - -
6 Bak peresapan 6 12,8
7 Lainnya - -
Total 47 100
Berdasarkan diatas dapat disimpulkan bahwa pembuangan air limbah di RW 04,
RT 07 di Kelurahan Kota Uneng adalah di tanah 33 kk (70,2%), selokan 8 kk
(17%),dan bak peresapan 6 kk (12,8%).
b. Air limbah cucian alat masak
No Air limbah Cucian Frekuensi %
1 Tanah 33 70,2
2 Selokan 8 17
3 Sawah - -
4 Cubluk - -
5 Kolam - -
6 Bak Peresapan 6 12,8
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa air limbah cucian alat masak di
RW 04 , RT 07 adalah yang ditanah ada 33 kk (70,2%), selokan 8 kk (17%), bak
peresapan 6 kk (12,8%).
c. Air limbah dapur
No Air Limbah Dapur Frekuensi %
1 Tanah 32 68
2 Selokan 9 19
3 Sawah - -
4 Cubluk - -
5 Kolam - -
6 Bak Peresapan 6 13
Total 47 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa air limbah dapur di RW 04 , RT
07 di kelurahan Kota Uneng adalah di tanah ada 32 kk (68%), di selokan ada 9 kk
(19%), dan bak peresapan ada 6 kk (13%).

d. Air limbah mandi

38
No Air Limbah Mandi Frekuensi %
1 Tanah 30 63,8
2 Selokan 10 21,3
3 Sawah - -
4 Cubluk - -
5 Kolam - -
6 Bak Peresapan 7 14,9
Total 47 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Air Limbah mandi di RW 04,
RT 07 adalah yang di tanah ada 30 kk (63,8%), yang diselokan ada 10 kk
(21,3%), di bak peresapan ada 7 kk (14,9%).
4. Pembuangan kotoran (tinja)
a. Kebiasaan keluarga BAB
No Kebiasaan BAB Frekuensi %
1 WC 47 100
2 Sungai Laut, kali ,hutan - -
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pembuangan kotoran (tinja) di


RW 04 , RT 07 di Kelurahan Kota Uneng adalah yang WC ada 47 kk (100%).
b. Jenis jamban yang digunakan
No Jenis Jamban Frekensi %
1 Cemplung - -
2 Leher Angsa 16 34
3 Plengsengan 31 66
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jenis jamban yang digunakan di
RW 04 , RT 07 di Kelurahan Kota Uneng adalah yang cemplung ada 0 kk (0%),
yang menggunakan leher angsa ada 16 kk (34%) , dan yang menggunakan
plengsengan 31 kk (66%)
c. System pembuangan air limbah
No Sistem Pembuangan Air Frekensi %
Limbah
1 Selokan 13 27,7
2 Resapan 34 72,3
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa system pembuangan air limbah
di RW 04, RT 07 di kelurahan Kota Uneng adalah yang diselokan ada 13 kk
(27,7%), dan yang resapan ada 34 kk (72,3%).

d. Jarak kakus dengan sumber air minum


39
No Jarak WC dgn Sumber Air Frekuensi %
minum
1 < 10 meter 11 23,4
2 10 meter 7 14,9
3 >10 meter 29 61,7
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jarak kakus dengan sumber air
minum di RW 04, RT 07 di Kelurahan Kota Uneng adalah yang < 10 meter 11 kk
(23,4%), 10 meter ada 7 kk (14,9%), dan yang > 10 meter ada 29 kk (61,7%).
e. Status Kepemilikan WC
No Status Kepemilikan WC Frekensi %
1 Milik Sendiri 37 78,7
2 Milik Bersama 7 14,9
3 Numpang 3 6,4
4 Tidak Punya Kakus - -
Total 47 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa status kepemilikan WC di
RW 04, RT 07 di Kelurahan Kota Uneng adalah yang milik sendiri ada 37 kk
(78,7%), yang milik bersama ada 7 kk (14,9%) , dan numpang 3 kk (6,4%).
f. Kebersihan Kakus
No Kebersihan WC Frekensi %
1 Baik 28 59,6
2 Cukup 18 38,3
3 Kurang 1 2,1
Total 47 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kebersihan kakus di RW 04,
RT 07 kelurahan Kota Uneng adalah yang baik 28 kk (59,6%), yang cukup ada
18 kk (38,3%), dan yang kurang ada 1 kk (2,1%).
5. Sistem pembuangan sampah
a. Sampah Organic
No Sampah Organik Frekuensi %
1 Lubang 6 13
2 Ditimbun 1 2
3 Selokan - -
4 Dibakar 34 72
5 Kali 6 13
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pembuangan sampah


organik di RW 04, RT 07 di Kelurahan Kota Uneng adalah yang dilubang ada 6
kk (13%), yang ditimbun ada 1 kk (2%), yang dibakar ada 34 kk (72%), dan yang
dikali ada 6 kk (13%).

b. Sampah an organic
40
No Sampah An Organik Frekuensi %
1 Lubang 6 13
2 Ditimbun 1 2
3 Selokan - -
4 Dibakar 34 72
5 Lainnya : diangkut oleh mobil 6 13
sampah
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sampah an organik di RW 04,


RT 07 di Kelurahan Kota Uneng adalah yang dilubang ada 6 kk (13%), yang
ditimbun 1 kk (2%), yang dibakar ada 34 kk (72%), dan yang dianggkut oleh
mobil sampah 6 kk (13%).
c. Tempat penampungan sampah sementara
No Tempat Penampungan Sampah Frekensi %
1 Ada 15 31,9
2 Tidak Ada 32 68,1
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tempat penampungan sampah


sementara di RW 04, RT 07 dikelurahan Kota Uneng adalah yang ada 15 kk
(31,9%) dan yang tidak ada 32 kk (68,1%).
d. Kondisi tempat penampungan sampah sementara
No Kondisi Tempat Sampah Frekuensi %
1 Terbuka 47 100
2 Tertutup - -
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi tempat penampungan


sampah sementara di RW 04, RT 07 di kelurahan kota uneng adalah yang
terbuka ada 47 kk (100 %), dan yang tertutup 0 kk (0 %).
e. Jarak tempat penampungan sampah dengan rumah
No Jarak Tempat Sampah Frekuensi %
1 < 5 meter 15 31,9
2 >5 meter 32 68,1
Total 47 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jarak tempat penampungan
sampah dengan rumah di RW 04, RT 07 kelurahan Kota Uneng yang < 5 meter
ada 15 kk (31,9%), dan yang > 5 meter ada 32 kk (68,1%).

6. Hewan peliaharaan

41
a. Kepemilikan ternak di rumah
No Kepemilikan Ternak Frekuensi %
1 Ada 30 63,8
2 Tidak ada 17 36,2
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kepemilikan ternak RW 04,


RT 07 adalah yang ada 30 kk (63,8%), dan yang tidak ada 17 kk (36,2%).
b. Letak kandang
No Letak Kandang Frekuensi %
1 Dalam Rumah - -
2 Terpisah Dibelakang 30 100
3 Kolong Rumah - -
4 Menempel di dinding - -
Total 30 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, letak kandang ternak


penduduk di RW 04 , RT 07 yang terpisah dibelakang rumah ada 30 kk (100%),
dikolong rumah tidak ada dan yang menempel didinding tidak ada
c. Kebersihan kandang
No Kebersihan Kandang Frekuensi %
1 Kotor 4 13,3
2 Bersih 26 86,7
Total 30 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kebersihan kandang yang


bersih ada 26 kk (86,7%), dan yang kotor ada 4 kk (13,3%)
d. Kondisi kandang
No Kondisi Kandang Frekuensi %
1 Terawat 28 93,3
2 Tidk Terawat 2 6,7
Total 30 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, kondisi kandang ternak
penduduk di RW 04 ,RT 07 kelurahan kota uneng adalah terawat ada 28 kk
(93,3%), dan tidak terawat ada 2 kk (6,7%).

42
2. Analisa Data
NO DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF MASALAH
KESEHATAN
1. Dari sebagian warga RT 1. Beli obat bebas Resiko terjadi
sebanyak 39 KK
07 RW 04 Kelurahan Kota peningkatan
(83%)
Uneng mengatakan : 2. Konsumsi jamu penyakit b/d
sebanyak 0 KK (0%)
Obat bebas adalah pilihan kurangnya
pertama saat mereka sakit. pengetahuan
penggunan obat
bebas

43
2. Dari sebagian warga RT 1. Penyakit ISPA Resiko terjadinya
sebanyak 15 jiwa
07 RW 04 Kelurahan Kota penyakit ISPA
(39,47%)
Uneng mengatakan : 2. Kebersihan rumah b.d sanitasi
cukup sebanyak 24
Ada anggota keluarganya lingkungan
KK (45,28%),
yang menderita penyakit kurang sebanyak 5
KK (9,44%)
Rematik
3. Jarak kakus dengan
sumber air minum
<10 meter sebanyak
31 KK (57,41%)
4. Kondisi tempat
penampungan
sampah sementara
terbuka sebanyak 48
KK (90,57%)
5. System pembungan
sampah organic di
timbun sebanyak 17
KK (32,08%),
sampah an organic
sebanyak 17 KK
(32,08%), diangkut
oleh mobil sampah
1x/2 minggu
sebanyak 29 KK
(54,72%)
6. Jarak tempat
penampungan
sampah dengan
rumah sebanyak <5m
42 KK (79,25%)
7. Letak kandang di
kolong 1 KK (5%),
dan letak kandang
menempel di dinding
sebanyak 1 KK (5%)
8. Keadaan kandang
kotor seanyak 5 KK
(25%).
3. Sebagian warga RT 03 Rw 1. Penyakit asam urat Resiko terjadinya
sebanyak 6 orang
04 Kelurahan Kota Uneng peningkatan
(42,88%)
mengatakan ada anggota angka kesakitan
2. Hipertensi sebanyak
keluarganya yang sudah 2 orang (14,28%) pada lansia di RT
lanjut usia sering 3. DM 2 sebanyak 03 Rw 04
orang (14,28%)
mengalami asam urat, 4. Stroke sebanyak 1 Kelurahan Kota
tekanan darah tinggi, orang (7,14%) Uneng
5. Batuk pilek sebanyak
diabetes mellitus, 1 orang (7,14%)
stroke,batuk pilek, dan
penyakit lainnya.

44

Anda mungkin juga menyukai