Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum

Menurut Yongki, S. (2007) “Studi Pengembangan Bandar Udara

Wamena”, prediksi laju pertumbuhan penumpang, pesawat, bagasi dan barang

pada tahun 2010 yang terus bertambah, maka perlu diadakan pengembangan

Bandar Udara Wamena untuk meningkatkan pelayanan baik ditinjau dari fasilitas

yang tersedia saat ini maupun merencanakan karakteristik jenis pesawat terbesar

yang akan beroperasi di Bandar Udara Wamena.

2.1.1. Bandar udara

Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 (dalam Yongki, S., 2007) Tentang

Kebandarudaraan Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang

dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun

penumpang, dan atau bongkar muat kargo dan atau pos, serta dilengkapi dengan

fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda

transportasi. Bandar udara menurut statusnya terdiri sebagai berikut:

1. Bandar udara umum, yaitu bandar udara yang digunakan untuk melayani

kepentingan umum.

2. Bandar udara khusus, yaitu bandar udara yang digunakan untuk melayani

kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.

10 
 
11 
 

2.1.2. Sistem lapangan terbang

Sebuah lapangan terbang melingkupi kegiatan yang sangat luas, yang

mempunyai keutuhan yang berbeda. Sistem lapangan terbang dibagi dua, yaitu

sisi darat (land side) dan sisi udara (air side), yang keduanya dibatasi oleh

terminal (Gambar 2.1). Dalam sistem lapangan terbang, sifat – sifat kendaraan

darat dan kendaraan udara mempunyai pengaruh yang kuat kepada rancangan

(Basuki, H., 1990).

Sumber : Horronjeff, R. (1988)


Gambar 2.1. Bagian-bagian dari Sistem Bandar Udara

 
 
12 
 

2.2. Sistem Terminal Penumpang

Menurut Horronjeff, R. (1993) daerah terminal adalah daerah pertemuan

utama antara lapangan udara (airfield) dan bagian bandar udara lainnya. Daerah

ini meliputi fasilitas – fasilitas untuk pemrosesan penumpang dan bagasi,

penanganan barang angkutan (cargo) dan kegiatan – kegiatan administrasi,

operasi dan pemeliharaan bandar udara. Sistem terminal penumpang terdiri dari

tiga bagian utama yaitu:

1. Daerah pertemuan dengan jalan masuk dimana penumpang berpindah dari

cara perjalanan pada jalan masuk ke bagian pemrosesan penumpang, sirkulasi,

parkir dan naik turunnya penumpang di pelataran adalah merupakan kegiatan-

kegiatan yang terjadi di dalam bagian ini.

2. Bagian pemrosesan dimana penumpang diproses dalam persiapan untuk

memulai atau mengakhiri suatu perjalanan udara, kegiatan-kegiatan utama

dalam bagian ini adalah penjualan tiket, lapor-masuk bagasi, pengambilan

bagasi, pemesanan tempat duduk, pelayanan pengawasan federal dan

keamanan.

3. Pertemuan dengan pesawat dimana penumpang berpindah dari bagian

pemrosesan ke pesawat. Kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam bagian ini

meliputi pemindahan muatan ke dan dari pesawat serta naik dan turunnya

penumpang dan barang ke dan dari pesawat.

2.2.1. Jalan masuk (access interface)

Menurut Zainuddin, A. (1986) disini penumpang diarahkan masuk ke

komponen passanger-processing untuk keperluan perjalanannya. Cara-cara

 
 
13 
 

sirkulasi, menunggu pemberangkatan, menaikkan dan menurunkan penumpang

adalah merupan komponen dari aktivitas para penumpang.

Menurut Horronjeff, R. (1993) jalan masuk (access interface) terdiri dari

pelataran terminal fasilitas parkir dan jalan penghubung yang memungkinkan

penumpang, pengunjung dan barang untuk masuk dan keluar dari terminal.

Bagian ini meliputi fasilitas – fasilitas sebagai berikut:

1. Pelataran depan bagi penumpang untuk naik dan turun dari kendaraan, yang

menyediakan posisi bongkar muat bagi kendaraan untuk menuju atau

meninggalkan gedung terminal.

2. Fasilitas parkir mobil yang menyediakan tempat parkir untuk jangka pendek

dan jangka panjang bagi penumpang dan pengunjung serta fasilitas – fasilitas

untuk mobil sewaan, angkutan umum, dan taksi.

3. Jalan yang menuju pelataran teminal, pelataran parkir dan jaringan jalan

umum dan jalan bebas hambatan.

4. Fasilitas untuk menyeberangi jalan bagi pejalan kaki, termasuk terowongan,

jembatan dan peralatan otomatis yang memberikan jalan masuk antara fasilitas

parkir dan gedung terminal.

5. Jalan lingkungan dan lajur bagi kendaraan pemadam kebakaran yang menuju

berbagai fasilitas dalam terminal dan ke tempat-tempat fasilitas bandar udara

lainnya seperti tempat penyimpanan barang, tempat truk pengangkut bahan

bakar, kantor pos dan lain-lain.

 
 
14 
 

2.2.2. Sistem pemrosesan (processing)

Menurut Zainuddin, A. (1986) disini penumpang diproses untuk

mempersiapkan pemberangkatan atau mengakhiri perjalanan. Aktivitas yang

terutama disini adalah mengurus tiket, menyerahkan barang – barang bawaan

untuk diperiksa, pengambilan barang – barang bawaan dan pemeriksaan lain.

Menurut Horronjeff, R. (1993) terminal digunakan untuk memroses

penumpang dan bagasi untuk pertemuan denga pesawat dan model trasnportasi

darat. Terminal meliputi fasilitas – fasilitas berikut:

1. Tempat pelayanan tiket (ticket counter) dan kantor yang digunakan untuk

penjualan tiket, lapor-masuk bagasi (baggage check-in). Informasi

penerbangan serta pegawai dan fasilitas administratif.

2. Ruang pelayanan terminal yang terdiri dari daerah umum dan bukan umum

seperti konsesi, fasilitas-fasilitas untuk penumpang dan pengunjung, tempat

perbaikan truk, ruangan untuk menyiapkan makanan serta gudang bahan

makanan dan barang-barang lain.

3. Lobi untuk sirkulasi penumpang dan ruang tunggu bagi tamu.

4. Daerah sirkulasi umum untuk sirkulasi umum bagi penumpang dan

pengunjung, terdiri dari daerah-daerah seperti tangga, eskalator, lift dan

koridor.

5. Ruangan untuk bagasi, yang tidak boleh dimasuki umum, untuk menyortir dan

memroses bagasi yang akan dimasukkan ke pesawat (outbound baggage

space).

 
 
15 
 

6. Ruangan bagasi yang digunakan untuk memroses bagasi yang dipindahkan

dari satu pesawat ke pesawat lain dari perusahaan penerbangan yang sama

atau berbeda (intraline and interline baggage space).

7. Ruangan bagasi yang digunakan untuk menerima bagasi dari pesawat yang

tiba dan untuk menyerahkan bagasi kepada penumpang (inbound baggage

space).

8. Daerah pelayanan dan administrasi bandar udara yang digunakan untuk

manajemen, operasi dan fasilitas pemeliharaan bandar udara.

9. Fasilitas pelayanan pengawasan federal yang merupakan daerah untuk

memroses penumpang yang tiba pada penerbangan internasional dan yang

kadang-kadang digabungkan sebagai bagian dari elemen penghubung.

2.2.3. Pertemuan dengan pesawat (flight interface)

Menurut Zainuddin, A. (1986), disini penumpang dipindahkan dari

komponen prosesing (processing component) ke pesawat terbangnya. Aktivitas

yang ada disini adalah meliputi pengumpulan, untuk pemindahan ke dan dari

pesawat, menaikkan ke pesawat dan menurunkannya.

Menurut Horronjeff, R. (1993) pertemuan dengan pesawat (flight

interface) ini menghubungkan terminal dengan pesawat yang diparkir dan

biasanya meliputi fasilitas – fasilitas berikut:

1. Ruangan terbuka (concourse), untuk sirkulasi menuju ruang tunggu

keberangkatan, yang digunakan penumpang untuk menunggu keberangkatan.

2. Ruang keberangkatan, yang digunakan penumpang untuk menunggu

keberangkatan.

 
 
16 
 

3. Peralatan keberangkatan penumpang yang digunakan untuk naik dan turun

dari pesawat dari dan ke ruang tunggu keberangkatan.

4. Ruang operasi perusahaan penerbangan yang digunakan untuk pegawai,

peralatan dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kedatangan dan

keberangkatan pesawat.

5. Fasilitas-fasilitas keamanan yang digunakan untuk memeriksa penumpang

dan bagasi serta memeriksa jalan-masuk untuk umum yang menuju ke daerah

keberangkatan penumpang.

6. Daerah pelayanan terminal, yang memberikan fasilitas kepada umum, san

daerah-daerah bukan untuk umum yang digunakan untuk operasi, seperti

gedung untuk pemeliharaan dan utilitas.

2.3. Fasilitas Bandar Udara

Menurut Basuki, H. (1990), bandar udara harus memiliki fasilitas seperti

runway, taxiway, apron, holding bay, holding apron, bangunan terminal, jalan

masuk dan tempat parkir.

2.3.1. Landas pacu (runway)

Menurut Horronjeff, R. (1993), landas pacu merupakan prasarana dari

fasilitas sisi udara (air side facility) yang berfungsi sebagai tempat tinggal landas

(take off) dan pendaratan (landing) pesawat terbang. Efektivitas landas pacu di

tunjukan oleh kapasitasnya, yaitu kemampuan dalam melayani kegiatan tinggal

landas dan pendaratan dalam satuan waktu tertentu. Kapasitas tersebut harus

mampu mengakomodasi fluktuasi kebutuhan pada tingkat pelayanan yang bisa

 
 
17 
 

diterima, yaitu bisa melayani sebagian besar kegiatan dengan tundaan yang

minimal. Kapasitas landas pacu adalah faktor terpenting yang mempengaruhi

kapasitas bandar udara.

2.3.2. Landas hubung (taxiway)

Menurut Horronjeff, R. (1993), taxiway merupakan fasilitas bandar udara

yang digunakan sebagai penghubung antara runway dengan apron dimana

dimensi yang direncanakan disesuaikan dengan jenis / tipe pesawat terbesar yang

beroperasi di bandara tersebut. Fungsi utama landas hubung (taxiway) adalah

untuk memberikan jalan masuk dari landasan pacu ke daerah terminal dan hangar

pemeliharaan atau sebaliknya. Landas hubung harus diatur sedemikian rupa

sehingga pesawat yang baru mendarat tidak mengganggu gerakan pesawat yang

sedang bergerak perlahan untuk lepas landas.

2.3.3. Landas parkir (apron)

Menurut Horronjeff, R. (1993), apron merupakan fasilitas bandar udara

sebagai tempat berhenti (parkir) pesawat terbang untuk menaikan/menurunkan

penumpang dan bongkar muat barang.

2.3.4. Zona publik

Zona ini merupakan daerah yang sifatnya umum yang menampung

kegiatan penumpang dan pengunjung seperti terminal, VIP dan parkir. Zona ini

terletak di bagian tengah diapit oleh zona penunjang dan teknis yang berfungsi

sebagai titik pusat / vocal point dari bandar udara yang memberi citra dan ciri

tertentu terhadap bandar udara (Executive Summary, Bandar Udara Wai Oti-

Maumere, 2006).

 
 
18 
 

2.3.5. Zona teknik

Zona teknik meliputi bangunan operasi, bangunan administrasi, bangunan

menara pengawas, bangunan power house, GSE park building, maintenance

building, airport maintenance building, bangunan BMG, bangunan kantor

keamanan, poliklinik, bangunan sumber air, catering, bangunan pembakar

sampah, bangunan penanganan limbah. Zona ini adalah daerah yang tidak

disediakan untuk umum (restricted area). Daerah ini menampung kegiatan

operasional dan teknis bandar udara dan hanya bisa di akses oleh pihak-pihak

yang berkepentingan saja (Executive Summary, Bandar Udara Wai Oti-Maumere,

2006).

2.3.6. Zona Penunjang

Zona penunjang meliputi areal pemerintahan, terminal kargo. Zona ini

adalah zona penunjang bandar udara yang semi steril karena pada zona ini

terdapat bangunan yang sifatnya masih berhubungan dengan kepentingan umum

seperti kargo, karantina dan jasa boga. Selain itu pada zona ini terdapat hangar,

DPPU (fuel farm), bea cukai, dan imigrasi (Executive Summary, Bandar Udara

Wai Oti-Maumere, 2006).

2.3.7. Pengelolaan air bersih

Kebutuhan air bersih untuk bandar udara secara umum dibedakan menjadi

tiga kebutuhan yaitu kebutuhan air untuk operasional bandar udara, kebutuhan air

untuk pemadam kebakaran, dan kebutuhan air untuk rumah dinas pegawai

bandara. Sumber air berasal dari PDAM dan pompa sumur (Executive Summary,

Bandar Udara Wai Oti-Maumere, 2006).

 
 

Anda mungkin juga menyukai