Anda di halaman 1dari 4

Proses Penyusunan Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara

Terpadu (PWPT)

Pantai 3 Warna

Indonesia memiliki julukan sebagai Zamrud Khatulistiwa dengan “hidden paradise” yang
berupa pantai-pantai indah di kawasan pesisir pulau-pulau di Indonesia. Pahitnya, keindahan
pesisir ini diikuti dengan permasalahan yang tidak boleh diabaikan. Beberapa permasalahan
tersebut antara lain:

 eksistensi terumbu karang sebagai tujuan utama wisatawan saat wisata bahari namun
mengalami degradasi dan kerusakan akibat penambangan karang serta peledakan bahan
untuk menangkap ikan, belum lagi pencemaran yang dilakukan oleh manusia.
 konservasi mangrove yang terancam oleh reklamasi, dumping, tumpahan minyak di laut,
tingkat kemiskinan, rendahnya kemandirian organisasi sosial desa, serta minimnya
infrastruktur dan kesehatan lingkungan di pemukiman desa.

Masalah di atas baru segelintir dari masalah wilayah pesisir yang ada. Wilayah pesisir memiliki
nilai strategis berupa potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang sangat rentan
terhadap berbagai perubahan akibat pembangunan, sehingga guna pengembangan dan
pemanfaatan potensi sumberdaya pesisir perlu diatur secara terencana, terpadu dan
berkelanjutan.
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu adalah suatu pendekatan pengelolaan wilayah pesisir
yang melibatkan dua atau lebih ekosistem, sumber daya, dan kegiatan pemanfaatan
(pembangunan) secara terpadu guna mencapai pembangunan wilayah pesisir secara
berkelanjutan. Dalam hal ini keterpaduan mengandung tiga dimensi: sektoral, bidang ilmu, dan
keterkaitan ekologis.

Keterpaduan secara sektoral berarti bahwa perlu ada koordinasi tugas, wewenang dan tangggung
jawab antar sektor atau instansi pemerintah. Keterpaduan dari sudut pandang keilmuan
mesyarakatkan bahwa di dalam pengelolaan wilayah pesisir hendaknya dilaksanakan atas dasar
pendekatan interdisiplin ilmu yang melibatkan bidang ilmu: ekonomi, ekologi, teknik, sosiologi,
hukum dan lainnya yang relevan. Mengingat bahwa suatu pengelolaan terdiri dari tiga tahap
utama: perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi maka keterpaduan tersebut perlu
diterapkan sejak tahap perencanaan sampai evaluasi.

Aspek perencanaan dan pengelolaan kawasan pesisir dan laut yaitu:

1. keterpaduan wilayah/ekologis
2. keterpaduan sektoral
3. keterpaduan kebijakan secara vertikal
4. keterpaduan disiplin ilmu
5. keterpaduan stakeholder
Kombinasi dari aspek-aspek di atas secara optimal dapat mendukung proses PWPT.

Untuk mengimplementasikan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu di tataran
praktis (kebijakan dan program) maka setidaknya ada lima strategi yang perlu diperhatikan, yaitu
:

1. Penerapan Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan


Lautan Secara Terpadu, termasuk di dalamnya integrasi ke dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi dan Kabupaten.
2. Mengacu pada Prinsip-prinsip dasar dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu
3. Proses Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu
4. Elemen dan Struktur Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu
5. Penerapan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu dalam Perencanaan
Pembangunan Daerah

Pengelolaan dan pemanfaatan wilayah pesisir harus mengacu pada


prinsip-prinsip dasar PWPLT, ada 15 prinsip dasar yang sebagian besar mengacu Clark (1992),
yaitu:

1. Wilayah pesisir adalah suatu sistem sumberdaya (resource system) yang unik, yang
memerlukan pendekatan khusus dalam merencanakan dan mengelola
2. Air merupakan faktor kekuatan pemersatu utama dalam ekosistem pesisir.
3. Tata ruang daratan dan lautan harus direncanakan dan dikelola secara terpadu.
4. Daerah perbatasan laut dan darat hendaknnya dijadikan faktor utama dalam setiap
program pengelolaan wilayah pesisir.
5. Batas suatu wilayah pesisir harus ditetapkan berdasarkan pada isu dan
permasalahan yang hendak dikelola serta bersifat adaptif.
6. Fokus utama dari pegelolaan wilayah pesisir adalah untuk mengkonservasi
sumberdaya milik bersama.
7. Pencegahan kerusakan akibat bencana alam dan konservasi sumberdaya alam harus
dikombinasikan dalam suatu program PWPLT.
8. Semua tingkatan di pemerintahan dalam suatu negara harus diikutsertakan dalam
perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir.
9. Pendekatan pengelolaan yang disesuaikan dengan sifat dan dinamika alam adalah
tepat dalam pembangunan wilayah pesisir.
10. Evaluasi pemanfaatan ekonomi dan sosial dari ekosistem pesisir serta partisipasi
masyarakat lokal dalam program pengelolaan wilayah pesisir.
11. Konservasi untuk pemanfaatan yang berkelanjutan adalah tujuan dari pengelolaan
sumberdaya wilayah pesisir.
12. Pengelolaan multiguna (multiple uses) sangat tepat digunakan untuk semua sistem
sumberdaya wilayah pesisir.
13. Pemanfaatan multiguna (multiple uses) merupakan kunci keberhasilan dalam
pembangunan wilayah pesisir secara berkelanjutan
14. Pengelolaan sumberdaya pesisir secara tradisional harus dihargai.
15. Analisis dampak lingkungan sangat penting bagi pengelolaan wilayah pesisir secara

Anda mungkin juga menyukai