Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat merupakan salah satu program terapi yang menunjang proses
kesembuhan pasien. Dalam pemberian obat diperlukan ketepatan waktu,
dosis, cara dan tempat pemberian obat. Salah satu upaya untuk memastikan
pemberian obat yang tepat dan efektif adalah sistem sentralisasi obat yang
sekarang ini sudah dikembangkan di berbagai ruangan di Rumah Sakit RSUD
Ulin Banjarmasin Ruang Tulip I B (Orhtopedi). Pada sentralisasi obat
perawat terlebih dahulu memberikan informed consent kepada pasien dan
keluarga kemudian perawat mengelola obat dan memberikan obat kepada
pasien.

Sentralisasi obat sudah dilaksanakan di Ruang Tulip I B (Orhtopedi). Adapun


alurnya alur sentralisasi obat dimulai saat obat diresepkan oleh dokter
kemudian diserahkan kepada keluarga untuk menyerahkan resep ke depo
farmasi tanpa melalui perawat, sehingga tidak ada penjelasan tentang
sentralisasi obat dan penandatanganan informed consent. Setelah depo
farmasi menerima resep yang diserahkan keluarga, keluarga menandatangani
resep tanda serah terima obat. Setelah itu berdasarkan resep, obat diserahkan
depo farmasi ke perawat dengan tanda bukti buku serah terima obat. Namun
tidak terdapat format tanda serah terima dari perawat ke pasien saat selesai
pemberian obat oral/ injeksi ke pasien. Jumlah obat oral dan injeksi yang
diserahkan adalah dosis obat untuk 2 atau 3 kali pemberian dalam waktu 24
jam berdasarkan kebutuhan pasien. Berdasarkan hasil observasi dengan
bagian farmasi didapatkan data bahwa depo farmasi ruang Tulip
IB(Orthopedi) telah terdapat buku yang berisikan daftar obat untuk injeksi
dan oral dan diruangan juga tersedia buku injeksi dan buku obat oral.
Sementara itu untuk obat khusus (dengan harga yang mahal) misal obat

1
kemoterapi setelah resep ditebus olehkeluarga maka obat tersebut dibawa
oleh pasien dan hari itu juga langsung diberikan pada pasien. Sementara itu
pasien biaya sendiri (umum) sentralisasi obat dilaksanakan berdasarkan
persetujuan pasien, bila pasien tidak setuju maka obat dikelola oleh pasien.

Sentralisasi obat dapat meminimalkan risiko-risiko duplikasi obat,


menghindari penggunaan obat yang salah sehingga sentralisasi obat perlu
ditingkatkan agar obat semua pasien di Ruang Tulip IB (Orthopedi) dapat
dikontrol oleh perawat. Sentralisasi obat dapat optimal bila pasien dan
keluarga percaya penuh kepada perawat dan kepercayaan pasien dan keluarga
dapat diperoleh oleh jika perawat terbuka dan menjalin komunikasi baik
dengan pasien dan keluarga.

1.2 Masalah

Sentralisasi obat yang belum optimal, di mana belum ada penjelasan tentang
sentralisasi obat, penandatanganan informed consent , dan format tanda serah
terima setelah pemberian obat dari perawat kepada pasien membuat
berkurangnya kepercayaan pasien terhadap sentralisasi obat.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat primer dan
perawat dalam penerapan prinsip 6T + 1W (Tepat pasien, tepat
obat,tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, dan waspada
efek samping obat).
1.3.2.2 Mampu mengelola obat pasien, pemberian obat secara tepat dan
benar sesuai prinsip 6T + 1W (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis,
tepat waktu, tepat cara pemberian, dan waspada efek samping obat).

2
1.3.2.3 Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.
1.3.2.4 Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat.

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Klien
1.4.1.1 Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap
pelayanan keperawatan
1.4.1.2 Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap
obat.

1.4.2 Bagi Perawat


1.4.2.1 Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
1.4.2.2 Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang
dikonsumsi.
1.4.2.3 Meningkatkan kepercayaanklien dan keluarga kepada
perawat.

1.4.3 Bagi Rumah Sakit


1.4.3.1 Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi
obat
1.4.3.2 Terciptanya model asuhan keperawatan professional

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2007).

2.2 Tujuan Pengelolaan Obat


Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi.

Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa
obat perlu disentralisasi.
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang
lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan
keamanan yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “ hanya untuk mencoba “.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri (Mc Mahon, 2007).

4
2.3 Teknik Pengelolaan Obat ( Sentralisasi )
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
oprasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang
telah diambil oleh keluargadiserahkan kepada perawat dengan
menerima lembar terima obat.
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan
sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui (ditandatangani)
oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien
selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut
akan habis.
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus
diminum beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam
kontak obat ( Nusalam 2007 )
4. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau wadah
obat kembali keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efeksamping
pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku

5
masuk obat. Obat – obatan yang hamper habis akan diinformasikan
kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu
dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien (Nurussalam,
2007.
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukan
dalam buku masuk obat sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu
sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam,
2007).
6. Obat Khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
sampingyang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu
tertentu/sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat,
dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukan
kepada keluarga setelah pemberian,. Usahakan terdapat saksi dari
keluarga saat pemberian obat ( Nursalam, 2007)
d. Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai
obat dengan cara – cara berikut ini:
1) Membuat catatan mengenai obat – obatan Yang sering dipakai,
jelaskan penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan
kepada semua staf:

6
2) Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan
gantungkan didinding :
3) Berikan kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat;
4) Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu
jenis obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf:
5) Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana
diperpustakaan (Mc Mahon, 1999).
7. Menyimpan persediaan obat
a. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan
menulis etiket dan alamat pesien. Penyimpanan stok ( persediaan ) yang
teratur dengan baik merupakan bagaian penting dari manajemen obat.
Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam
kartu persedian.
b. Sistem kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan ( kartu stok ) kadang-kadang digunakan untuk
menggantikan buku besar persediaan, kartu ini berfungsi seperti buku
besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan
barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang
dikeluarkan dalam buku besar persediaan, masing – masing barang
ditempatkan pada halaman yang terpisah. Tetapi dalam sistem kartu
persediaan, masing – masing barang dituliskan dalam kartu yang
terpisah.
c. Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta
lemari pendingin. Periksa persediaan obat, pemisahan antara obat untuk
penggunaan oral ( untuk diminum) dan obat luar.

2.4 Peran
1. Perawat primer dan perawat assosiate
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakanya sentralisasi obat
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakanya sentralisasi obat.

7
c. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
d. Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama
klien dirawat.
2. Perawat primer lain dan supervisor
a) Memberikan perlindungan terhadap pasien terhadap tindakan
malpraktek.
b) Menilai kepatuhan pasien terhadap program terapi.
c) Memotivasi pasein untuk mematuhi program terapi.

3 Pelaksanaan
Kegiatan sentralisasi obat akan dilaksanakan pada minggu kedua untuk uji
coba dan aplikasi pada minggu ketiga selama mahasiswa praktek di ruang
Tulip IB (Orthopedi) Ruangan yang digunakan dalam mengelola sentralisasi
obat adalah ruang nurse station dan ruang perawatan. Metode yang digunakan
adalah pendekatan secara langsung dengan klien dan keluarga dengan
komunikasi teraupetik untuk menyakinkan pasien agar bersedia mengikuti
pengelolaan sentralisasi obat dan menggunakan format pengelolaan
sentralisalisasi obat.
1. Teknik pengelolaan sentralisasi obat
Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana
serluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat
injeksi diserahkan semuanya kepada perawat. Penanggung jawab
pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat
didelegasikan kepada staf yang ditunjuk. Pengeluaran dan pembagian obat
tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib
mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut.
2. Penerimaan obat
a. Resep obat dari dokter yang diserahkan pada klien/keluarga diberikan
pada depo farmasi. Obat yang telah diresepkan kemudian
disediakanoleh depo farmasi ruangan dan disimpan

8
b. Obat yang telah diterima oleh perawat dicatat di format serah terima
obat dan format pemberian obat oral dan injeksi yang meliputi, identitas
klien, no reg, diagnosa medis, nama obat dosis, rute pemberian, tanggal
penerimaan dan jumlah obat yang diterima dan kemudian diberikan
paraf. Kolam paraf pada format pemberian obat ditanda tangani oleh
perawat. Sementara kolom paraf di format serah terima obat
ditandatangani oleh perawat dan keluarga.
c. Kemudian obat yang sudah diterima disimpan didalam kotak obat dan
dikelola oleh perawat.
3. Pembagian obat
a. Obat-obatan yang ditelah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam format
pemberian obat oral/ injeksi dengan terlebih dahulu dikocokkan dengan
terapi yang diinstruksikan dokter (status rekam medik/ DMK 7).
b. Sebelum obat diberikan pada pasien, perawat harus melakukan cross
check dengan perawat lain untuk menimalkan kesalahan dalam
pemberian obat. Kemudian perawat menjelaskan macam obat, manfaat,
dosis obat, cara pemberian, kontraindikasi dan jumlah obat pada klien/
keluarga. Usuhakan tempat obat kembali ke perawat setelah obat
dikonsumsi oleh klien dan observasi adanya efek samping setelah
minum obat. Kemudian perawat yang memberikan obat dan melakukan
cross ckeck obat membutuhkan tanga tangan pada kolom paraf
c. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh perawat
yang bertugas berdasarkan format pemberian obat. Obat yang hampir
habis akan diinformasikan kepada keluarga oleh perawat dan kemudian
perawat akan memintakan resep kepada dokter penanggung jawab
klien.

4 Instrumen
1. Suratpersetujuanpengelolaansentralisasiobat
2. Lemari / kotaksentralisasiobat, tempatobatdanbaki.

9
3. Tandabuktiserahterimaobatdarifarmasi
4. Format pemberianobat oral daninjeksi

5 Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Temp
Persiapan 1. KatimmengucapkansalamdanmelaporkankegiatansentralisasikepadaKaru 5menit Nurse
2. Karumenanyakanpersiapansentralisasiobat oral daninjeksi Statio
3. Katimmenyebutkanhal-hal yang sudahdisiapkan
4. Karumemeriksakelengkapanadministrasisentralisasiobat (meliputi :
informed consent, formulirpemberianobat oral daninjeksi,
lembarserahterimaobat)

Pelaksanaan 1. Katimmenerimaobatdaridepofarmasi, dengan model one day dose. 15menit Nurse


2. Katimmelakukanpencatatanpada format penerimaanobat oral daninjeksi, statio
yang meliputi:
 Identitaspasien Nurse
 Namaobat, dosisdancarapemberiannya statio
 Jumlahobat yang diterimadarifarmasi
 Jam dannamapenerimaobat
3. Katimdananggotatimmenjelaskan informed consent sentralisasiobat
4. KatimdananggotatimMenyiapkankartuserahterimaobat oral.
5. Katimmemberikanpenjelasanpadapasiendankeluargamengenainamaobat
yang akandiberikan, manfaat, dosis, carapemberian,
efeksampingdankontra-indikasinya.
6. Katimdananggotatimmemberikanobat oral
kepadapesiensesuaidenganjadwalyang sudahditentukan. Bed
7. Anggotatimmemberikanobatkepadapasiendenganmelibatkankeluarga. pasien
8. Kemudiananggotatimmenandatangani format pemberianobat oral
maupuninjeksisertamengobservasiefeksampingdariobat yang
telahdiberikan. Bed
9. Karumengecekkembalikelengkapan pendokumentasian sentralisasi obat pasien

Bed
pasien

Bed
pasien

Bed
pasien

10
Nurse
statio

Nurse
statio

6 PetunjukTeknisPengisian Format SuratPersetujuanSentralisasiObat


1. Nama, umur, jeniskelamin, alamatdapatdiisidengannamapasiensendiri,
anak, istri, suami,orangtua, dan lain-lain.
2. Namaklien, umur, jeniskelamin, alamat, no regdiisisesuai data klien yang
bersangkutan.
3. Ruangandiisisesuaitempatpasiendirawat.
4. Pengisiantanggalsesuaidengantanggalpelaksanaan informed consent
(yaitudiawalklien MRS).
5. Format ditandatanganiolehperawat yang menerangkandanklien yang
menyetujuidilakukantindakansentralisasiobat, disertaiparasaksi-saksi.

7 PetunjukTeknisPengisian Format PemberianObat


1. Pengisiannamapasien, no register, umur, ruangan.
2. Kolomnamaobatdiisisesuaidenganobat yang diberikansesuaidosis,
dancarapemberian.
3. Kolomtanggaldiisitanggalpemberianobatsecara horizontal.
4. Kolomterimadiisijumlahobat yang diterimadaridepofarmasi
5. Kolompenerimadiisinamaperawat yang menerima, kemudianparaf
6. Kolompemberianobatdiisisesuai jam
berapaobatdiberikanbesertanamaperawatatauparaf.
7. Kolomsisadiisiolehperawat shift malamyaitujumlahobat yang
masihadasetelahpemberianbesertanamaperawat

8 PetunjukTeknisPengisianTandaBuktiSerahTerimaObat (UntukFarmasi)

11
1. Kolomtanggalpenerimaanobatdiisisesuaidengantanggalserahterimaobat.
2. Pengisiannamapasien, umur, No. Register ruangan.
3. Kolomnamaobat, dosisdanjumlah (sediaan) diisisesuaidengannamaobat,
frekuensipemberiandanjumlah yang diterima.
4. Kolom TT dannamaterang yang menyerahkandiisiolehpetugasfarmasi.
5. Kolom TT dannamaterang yang menerimadiisiolehperawat yang
menerima.

9 PetunjukTeknis (Juknis) SentralisasiObat


1. Perawatmenjelaskantujuandanmanfaatdarisentralisasiobat (diawal MRS)
2. Pasien/ keluargamengisi format persetujuansentralisasiobat (diawal MRS)
3. Perawatmenerimaobatdarifarmasidengan model ODD (One Day Dose)
4. Perawatmenyimpanobat yang telahditerimadandisimpan di kotakobat
5. Perawatmeletakkanobat di
tempatobatsaatmemberikanobatpadapasiensesuaidenganjadwalpemberiano
bat yang telahditentukan.

2.5 ObservasiRuangan
Pelaksanaansentralisasiobat di ruangan Tulip IB (Orthopedi)
sudahcukupbaik.Adanyatempatobatkhususdaritiappasien yang
memudahkandalammencariobattersebutdanobatdiserahkanklienseluruhnyakep
adaperawatsesuaidenganNursalammengatakan, Sentralisasi obat adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien
diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2007).Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktek


Keperawatan Profesional, Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2007).Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan praktek.


Jakarta: Salemba Medika.

13

Anda mungkin juga menyukai