Anda di halaman 1dari 4

F5.

UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN


TIDAK MENULAR
PENYULUHAN DIARE

LATAR BELAKANG MASALAH


Diare cair akut adalah buang air besar lembek atau cair atau bahkan dapat berupa
air saja dengan frekuensi lebih dari 3 kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam
dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
di Negara berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab
kematian dan kesakitan tertinggi di anak, terutama dibawah usia 5 tahun. Diare akut
sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang
tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.
Di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi
masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan.
Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang
pasien yang berobat ke praktek umum menderita diare infeksi. Tingginya kejadian diare
di negara Barat ini oleh karena foodborne infections dan waterborne infections yang
disebabkan bakteri Salmonella spp, Campylobacter jejuni, Stafilococcus aureus, Bacillus
cereus, Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC).
Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta
penduduk setiap tahun. Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya
di banding di negara berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun.
Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk
setiap tahun. Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya dibanding
di negara berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun. Di Indonesia
dari 2.812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa
provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan, Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam
penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella
spp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01,
dan Salmonella paratyphi A.
PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Prevalensi diare tertinggi terdapat pada balita usia 12-23 bulan, diikuti balita usia 6-11
bulan dan usia 23-45 bulan. Diare lebih sering terjadi pada anak laki-laki (14,8%) dibandingkan
anak perempuan (12,5%) dan prevalensinya lebih tinggi pada balita pedesaan dibandingkan
perkotaan. Sebanyak 85% diare pada anak merupaan diare akut, 10% diare berlanjut, 5% diare
persisten
Salah satu penyebab utama terjadinya diare adalah kurangnya pengetahuan tentang air
dan sanitasi pada sebagian besar penduduk di negara berkembang. Sekitar 88% kematian anak
akibat diare disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang sanitasi, perilaku kebersihan
yang buruk, serta air minum yang tidak sehat. Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas
diare, hal yang paling mudah untuk dilakukan adalah dengan menjaga higiene dan sanitasi.
Upaya alternatif yang kami lakukan adalah penyuluhan mengenai diare sehingga diharapkan
dapat mengurangi angka kejadian diare di desa Pasir Gombong.

TUJUAN DAN TARGET KEGIATAN


Tujuan Kegiatan :
Tujuan dari diadakan penyuluhan tentang diare kepada kader dan masyarakat yang
menghadiri posyandu di Desa Pasir Gombong, Kecamatan Cikarang Utara ini secara umum
adalah untuk mengetahui apa saja penyebab diare, bagaimana penanganan pertama terhadap
diare dan bagaimana pencegahan agar tidak terkena diare.
Target Kegiatan :
Melalui kegiatan penyuluhan tentang diare ini diharapkan akan meningkatkan
pengetahuan masyarakat, terutama kader dan masyarakat Desa Pasir Gombong, Kecamatan
Rambipuji, mengenai definisi diare, cara penularan, dan cara pencegahannya serta
penanganan pertama terhadap diare. Penyuluhan ini juga diharapkan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan terutama diare di wilayah kerja
Puskesmas Mekarmukti.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Bentuk Kegiatan
Kegiatan penyuluhan akan ditujukan kepada peserta Posyandu Desa Pasir Gombong,
Kecamatan Cikarang Utara. Pada penyuluhan ini akan menggunakan metode ceramah
sebagai metode informasi kepada peserta penyuluhan. Akan dijelaskan mengenai diare.

Narasumber
Narasumber adalah dr. Salsa Fadhzillah Z, dokter Internsip Puskesmas Mekarmukti
periode 14 Januari – 12 Mei 2018
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Selasa, 20 Maret 2018
Tempat : Posyandu Desa Pasir Gombong, Kecamatan Cikarang Utara
Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan adalah kader posyandu dan masyarakat Desa Pasir Gombong,
Kecamatan Cikarang Utara
Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan penyuluh adalah metode ceramah dan tanya jawab.
PELAKSANAAN INTERVENSI
Penyuluhan mengenai tuberculosis anak telah selesai diadakan di Posyandu Desa
Pasir Gombong, Kecamatan Cikarang Utara pada tanggal 20 Maret 2018. Kegiatan tersebut
terdiri atas penyuluhan dan sesi tanya jawab.
Metode yang digunakan selama proses penyuluhan berlangsung adalah metode
ceramah yang disampaikan dangan santai tetapi serius dan dapat dipahami peserta. Dan di
dalam proses penyuluhan tersebut ada proses interaksi atau feed back antara penyuluh dan
sasaran yang berguna bagi sasaran dalam memperjelas tujuan program dan isi materi yang
disampaikan.
Proses penyuluhan berjalan cukup lancar. Para peserta penyuluhan juga cukup baik
menyimak penjelasan dan di akhir acara cukup aktif menanyakan berbagai macam
pertanyaan seputar tuberkulosis anak. Penyuluhan ini diharapkan dapat memperluas
pengetahuan pendengarnya mengenai diare, penanganan pertama serta pencegahan terjadinya
diare.

Anda mungkin juga menyukai