Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-dasar lingkungan


Yang Dibina Oleh Ibu Mimien Henie Irawati
Disajikan pada Hari Jumat 9 Februari 2018

Oleh Kelompok 2 :
Arum Yuni Rochima (170341615100)
Putri Nurul Hamidah (170341615030)
Yustica arisna Ariyanty (170341615041)

OFFERING B 2017

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PRODI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
FEBRUARI
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahi Rahmani Rahim....


Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kita taufiq dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Masalah Populasi Kependudukan yang
Berkaitan Dengan Densitas Kependudukan Di Lingkungan”. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah
membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami khususnya, dan segenap
pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk menuju kesempurnaan makalah ini.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang
membantu penulis baik secara moril, materil dan doa kepada penulis agar makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Ucapan terima kasih yang tak terhingga khususnya penulis sampaikan kepada:
Ibu selaku dosen pembimbing dalam matakuliah Biologi Sel.
Orang tua penulis yang banyak memberikan dorongan, masukan, dan saran untuk makalah ini.
Semua teman yang telah berpartisipasi dalam memberikan kritik dan saran terhadap makalah ini.
Dengan harapan semoga semua amal baik tersebut, akan mendapat imbalan yang baik pula.
Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan.Kurang lebihnya penulis mohon maaf apabila ada kekurangan.

Malang, 9 Februari 2018

Kelompok 4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar Negara berkembang di dunia. Hal yang paling
mendasar yang umum dijumpai dalam suatu Negara berkembang adalah jumlah penduduk yang sangat
besar. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk yang terbanyak. Hal ini dapat
dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. .

Dibanding dengan negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia menempati urutan ketiga
dalam jumlah penduduk setelah Cina dan India. Indonesia merupakan negara yang sedang membangun
dengan mempunyai masalah kependudukan yang sangat serius disertai dengan, yaitu jumlah penduduk
yang sangat besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi dan persebaran penduduk yang
tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal , tetapi juga akan merupakan beban dalam
pembangunan. .

Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat.
Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas,
migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para
penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan
kependudukan dan peningkatan ksesejahteraan masyarakat yang tepat pada sasarannya.

Dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi tersebut akan melahirkan beragam masalah dalam
kehidupan. Masalah utama yang dihadapi di bidang kependudukan di Indonesia adalah masih tingginya
pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Program
kependudukan dan keluarga berencana bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan
sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan
demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah dan kecepatan pertambahan
penduduk dengan perkembangan produksi dan jasa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari populasi kependudukan dan densitas kependudukan?

2. Apakah faktor penentu dinamika populasi kependudukan dan kriteria densitas kependudukan?

3. Bagaimana kaitan dinamika kependudukan dan hubungan densitas serta masalah lingkungan?

4. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi masalah densitas kependudukan?


1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam pembuatan penulisan makalah ini adalah:

1. Mengidentifikasi pengertian dari populasi kependudukan dan densitas kependudukan.

2. Mengetahui faktor penentu dinamika populasi kependudukan dan kriteria densitas


kependudukan.

3. Mengetahui kaitan dinamika kependudukan dan hubungan densitas serta masalah


lingkungan.

4. Mengetahui solusi yang tepat untuk mengatasi masalah densitas kependudukan.


Bab 2

Pembahasan

2.1 Pengertian Populasi dan Densitas Penduduk

Populasi Kependudukan adalah Populasi adalah suatu kumpulan individu dari jenis
yang sama yang menempati area tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain, populasi
ini merupakan satu kesatuan atau unit dimana energi dan materi mengalir dalam suatu
siklus serta menjaga keseimbangan suatu ekosistem.

Kepadatan penduduk(Densitas) adalah jumlah penduduk di suatu wilayah per satuan


luas atau dengan kata lain perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan. Secara
umum, tingkat kepadatan penduduk atau population density dapat diartikan sebagai
perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah atau wilayah yang
ditempati berdasarkan satuan luas tertentu.

2.2 Faktor Penentu Dinamika Populasi Kependudukan dan Kriteria Densitas


Kependudukan
2.2.1 Dinamika penduduk di pengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
a. Kelahiran atau natalitas
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan riil seorang wanita untuk
melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Kelahiran
menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang mendukung
kelahiran (pronatalitas) dan yang menghambat (antinatalitas).
Faktor-faktor Pronatalitas antara lain sebagai berikut:
1) menikah dalam usia muda atau di bawah umur.
2) rendahnya tingkat kesehatan.
3) suatu anggapan: ”banyak anak banyak rezeki”.
4) jaminan untuk hari tua ada yang merawat.
Faktor-faktor antinatalitas antara lain sebagai berikut.
1) adanya ketentuan batas umur menikah.
2) adanya program pemerintah yang membatasi kelahiran.
3) adanya anggapan sebagian orang tua ‘orang tua modern’ bahwa anak mau tidak
mau menjadi beban orang tua, lebih-lebih banyak anak.
Angka kelahiran atau natalitas adalah bilangan yang menunjukkan jumlah kelahiran
hidup dari tiap 1.000 penduduk per tahun. Atau jumlah kelahiran yang terjadi pada suatu
daerah tertentu dan tahun tertentu per 1000 penduduk.
Rumus: jumlah bayi lahir hidup / jumlah penduduk dalam tahun tersebut x 1.000
Kriteria angka kelahiran per tahun:
a. tinggi, angka natalitas >30

b. sedang, angka natalitas 20 – 30

c. rendah, angka natalitas <20.

b. Kematian atau mortalitas


Kematian atau mortalitas adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara
permanen. Secara demografis mortalitas adalah angka yang memberikan gambaran
mengenai jumlah penduduk yang meninggal dunia dalam waktu tertentu dalam tiap
seribu penduduk. Secara otomatis, kematian akan menyebabkan jumlah penduduk
berkurang. Tingkat kematian dalam setiap wilayah berbeda-beda, sesuai dengan
karakter wilayah masing-masing. Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat
kematian, yaitu:
Faktor yang mendukung kematian (promortalitas)
1) rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
2) fasilitas kesehatan masih kurang memadai.
3) faktor kecelakaaan.
4) bencana alam.
Bencana alam memberikan pengaruh yang besar dalam menambah angka kematian.
5) peperangan.
Terjadinya peperangan dapat juga meningkatkan angka kematiandi suatu wilayah.
· Faktor yang menghambat kematian (antimortalitas)
Ada beberapa hal yang dapat menghambat lajunya angka kematian, di antaranya
sebagai berikut.
1) Fasilitas kesehatan lengkap.
2) Lingkungan yang bersih dan teratur serta sanitasi yang baik.
Angka kematian atau mortalitas adalah bilangan yang menunjukkan jumlah kematian dari
tiap 1.000 penduduk per tahun. Atau jumlah kematian yang terjadi pada suatu daerah
tertentu dan tahun tertentu per 1000 penduduk.
Rumus: jumlah kematian / jumlah penduduk dalam tahun tersebut x 1.000
Kriteria angka kematian per tahun:
a. tinggi, angka mortalitas >18

b. sedang, angka mortalitas 14 – 18

c. rendah, angka mortalitas <14.

c. Migrasi atau perpindahan

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain.


Macam migrasi: emigrasi, imigrasi, urbanisasi, remigrasi, transmigrasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi.
Ada 2 pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan
migrasi, yaitu faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull factors).

Faktor pendorong (di tempat asal):


1) sumber daya alam yang semakin berkurang
2) adanya takanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku dan lain-lain,
3) tidak cocok lagi dengan budaya/kepercayaan di tempat asal,
4) alasan pekerjaan atau perkawinan yg menyebabkan tidak bisa mengembangkan
karir pribadi,
5) bencana alam atau adanya wabah penyakit.
6) alasan ekonomi. Menurut Aryanto (1976: 48) mengemukakan bahwa perpindahan
dari desa ke kota dan satu daerah ke daerah lain juga karena alas an ekonomis.
Faktor-faktor penarik (dari tempat tujuan)
1) adanya rasa superior di tempat yg baru atau kesempatan memasuki lapangan
pekerjaan,
2) kesempatan mendapatkan pendapatan lebih baik (alasan ekonomi),
3) kesempatan mendapatkan pendidikan,
4) keadaan lingkungan dan keadaan hidup yg menyenangkan (iklim, perumahan,
sekolah dan fasilitas lainnya),
5) tarian dari orang yg diharapkan sebagai tempat berlindung,
6) adanya aktifitas di kota besar sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa atau
kota kecil

2.2.2 .Kriteria Densitas Kependudukan

Kuantitas dan Kualitas Penduduk berdasarkan Beberapa Kriteria Jumlah penduduk di


Indonesia sangatlah banyak, hampir setiap hari ada bayi yang baru dilahirkan. Angka harapan
hidup juga dijadikan dasar untuk mengukur tinggi rendahnya kualitas penduduk suatu negara.
Semakin tinggi angka harapan hidup, maka semakin tinggi pula kualitas hidup suatu negara.
Agar kalian lebih memahaminya, mari kita simak pembahasan berikut ini.

A. Kuantitas Penduduk
Kuantitas penduduk adalah jumlah keseluruhan penduduk yang menempati suatu wilayah
tertentu. Jumlah penduduk suatu wilayah dapat diketahui dengan cara mencari data
penduduk yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga resmi, seperti aparat Kelurahan,
Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut
dapat berupa angka, grafik, maupun gambar. Pengumpulan data kependudukan dapat
ditempuh dengan sejumlah cara berikut:

1. Registrasi (Pencatatan)
Registrasi adalah pencatatan kependudukan yang dilaksanakan secara terus-
menerus mengenai peristiwa lahir dan mati serta data penting lainnya, seperti
perkawinan, perceraian, dan perpindahan penduduk. Lembaga yang berhak mencatat data
penting ini adalah Kelurahan, Kantor Urusan Agama, atau Kantor Catatan Sipil.
Kelurahan umumnya mencatat data kelahiran atau kematian. Sementara data perkawinan
atau perceraian dicatat oleh Kantor Urusan Agama atau Kantor Catatan Sipil. Contoh
bentuk data registrasi berupa Monografi Kelurahan.

2. Survei
Survei adalah pencacahan atau pencatatan data kependudukan dengan mengambil
salah satu wilayah atau daerah yang dapat mewakili seluruh wilayah tertentu. Jadi,
wilayah tempat diadakan survei merupakan sampel wilayah. Materi survei umumnya
berdasarkan
tujuan survei yang akan dilaksanakan. Survei yang pernah dilaksanakan di Indonesia,
antara lain SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) dan SUPAS (Survei Penduduk
Antar Sensus).

3. Sensus
Sensus penduduk adalah pencacahan penduduk secara menyeluruh dan serentak
mengenai data kependudukan, ekonomi, dan sosial terhadap semua orang pada wilayah
negara tertentu. Indonesia telah melaksanakan sensus pada tahun 1930, 1961, 1971, 1980,
1990, 2000, dan 2010.
Menurut jenisnya, sensus dibedakan atas:
● Sensus de jure, merupakan sensus atau pencacahan yang diberlakukan kepada
penduduk yang benar-benar bertempat tinggal di daerah atau negara yang bersangkutan.
Sensus ini mengalami kesulitan karena adanya tempat tinggal ganda atau pergerakan
penduduk dalam proses migrasi sirkuler.

● Sensusde facto, pencacahan pada sensusde facto dikenakan kepada setiap penduduk
yang pada waktu pelaksanaan sensus berada dalam suatu daerah atau negara yang
bersangkutan. Menurut metode pengumpulan data yang digunakan, sensus dapat
dilaksanakan dengan:

● Metode house holder, yaitu sensus dimana setiap rumah tangga berhak mengisi sendiri
daftar isian yang diberikan petugas.
● Metode canvasser, yaitu sensus dimana pada saat pencacahan, petugas yang mengisi
daftar isian sesuai dengan jawaban responden yang dicacah.

B. Kualitas Penduduk

Pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi dengan kualitas penduduk yang
tinggi akan menjadi beban bagi suatu wilayah atau negara tertentu. Sering kita mendengar
dan membaca berita di media massa tentang busung lapar di beberapa daerah, kelaparan,
masalah anak jalanan, masalah perumahan kumuh (slums), kesehatan yang rendah, dan
sebagainya. Ada tiga indikator utama untuk mengukur kualitas penduduk, yaitu:

1. Pendapatan
Pendapatan sangat berpengaruh terhadap tingkat taraf hidup masyarakat. Semakin tinggi
taraf hidup suatu bangsa, maka semakin tinggi pula pendapatan masyarakatnya. Besarnya tingkat
pendapatan per kapita penduduk dipengaruhi oleh pendapatan kotor
nasional (Gross National Product). Berdasarkan tingkat pendapatan per kapita, terdapat tiga
kelompok negara-negara di dunia, yaitu:
●Negara miskin, dengan pendapatan per kapita US$ 0-3.000.
●Negara sedang (menengah), dengan pendapatan per kapita US$ 3.000-10.000.
●Negara kaya, dengan pendapatan per kapita > US$ 10.000.

2. Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan indikator penting dalam menentukan kualitas penduduk.
Hal ini dilihat dari seberapa besar angka melek huruf, putus sekolah, berpendidikan rendah,
dan sebagainya.

3. Kesehatan
Gambaran tinggi rendahnya kesehatan suatu bangsa dapat diukur oleh tingkat kematian
bayi. Semakin tinggi angka kematian bayi di suatu negara, maka semakin rendah kualitas
penduduk suatu negara. Angka harapan hidup juga dijadikan dasar untuk mengukur tinggi
rendahnya kualitas penduduk. Semakin tinggi angka harapan hidup, maka semakin tinggi
pula kualitas hidup suatu negara.
2.3. Hubungan Dinamika dan Kepadatan Penduduk dengan Masalah
Lingkungan
Meningkatnya populasi penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan perumahan,
sehingga menyebabkan bertambahnya kebutuhan kayu dan banyak terjadi penebangan hutan
secara liar. Adanya penebangan hutan secara liar dapat mengakibatkan erosi dan banjir.
Pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan pula bertambahnya penggunaan bahan bakar, hal
tersebut dikhawatirkan menyebabkan persediaan sumber daya alam semakin menipis dan
mengakibatkan pencemaran lingkungan.Pencemaran lingkungan merupakan dampak negative
yang ditimbulkan oleh kepadatan populasi manusia serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, misalnya dalam bidang pertanian, penggunaan buatan dan obat-obat anti hama,
ternyata dapat menimbulkan pencemaran air dan tanah.

Peningkatan populasi penduduk yang tidak terkendali juga dapat merusak lingkungan:
1. Terjadinya penebangan hutan untuk arel permukiman maupun areal pertanian. Penebangan
hutan yang tidak terkendali dapat menyebabkan bencana seperti banjir dan tanah longsor.
Disamping itu kekayaan atau sumber daya hayati di hutan itu akan hilang akibat habitatnya
terganggu.
2. Meningkatnya jumlah populasi menyebabkan peningkatan jumlah kebutuhan pangan
sehingga dibukalah arel pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan. Di samping itu tanah
atau lahan pertanian dipaksa untuk menghasilkan jumlah pangan yang dapat mencukupi
kebutuhan penduduk. Akibatnya tanah sering dipupuk untuk memperoleh hasil yang cukup.
Pemupukan yang tidak terkendali dapat menyebabkan tanah menjadi rusak karena terpolusi
oleh pupuk buatan, sehingga lama-kelamaan tanah tidak dapat ditanami kembali karena
bersifat asam.
3. Penggunaan pestisida secara berlebihan. Pestisida yang seharusnya menghilangkan atau
mematikan hama tanaman, teryata juga memusnahkan organisme-organisme lain yang
merupakan mata rantai dari jarring-jaring makanan.
4. Sampah rumah tangga meningkat, sedangkan tempat pembuangan terbatas sehingga sampah
menjadi bertumpuk. Sampah yang bertumpuk merupakan pusat penyebaran penyakit
tertentu, misalnya tifus, kolera, dan disentri. Selain itu, sisa deterjen yang tidak dapat
dihancurkan atau diuraikan oleh mikroorganisme dapat mencemari air sungai.
5. Jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat akan menyebabkan pencemaran udara
yang dapat mengganggu pernapasan.
6. Perkembangan industri yang semakin pesat guna mengimbangi kebutuhan penduduk dapat
menimbulkan masalah pencemaran udara dan air. Pencemaran udara disebabkan
pembuangan zat-zat sisa dari hasil pembakaran yang tidak sempurna, seperti SO2 dan NOx.
Pencemaran air terjadi karena limbah padat sering dibuang ke sungai sehingga mengancam
kesehatan penduduk sekitar.

Untuk memperbaiki keadaan lingkungan, penduduk dihimbau untuk melakukan usaha-usaha


berikut:
1. Menanam tanaman di sekitar rumah agar oksigen yang dihasilkan tumbuhan melalui proses
fotosintesis bertambah dan udara menjadi segar.
2. Meningkatkan kesadaran pada diri masyarakat agar mencintai lingkungannya.
3. Membuat penampung kotoran yang tertutup agar tidak mencemari lingkungan.
4. Tidak membuat rumah disekitar daerah industri.
5. Memanfaatkan sampah untuk pupuk kompos atau didaur ulang untuk dijadikan benda lain
yang bermanfaat.

2.3.1 Pencemaran Lingkungan

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi.
Hal itu menyebabkan kebutuhan akan barang,jasa, dan tempat tinggal meningkat tajam dan
menuntut tambahan sarana dan prasarana untuk melayani keperluan masyarakat. Akan tetapi,
alam memiliki daya dukung lingkungan yang terbatas. Kebutuhan yang terus-menerus meningkat
tersebut pada gilirannya akan menyebabkan penggunaan sumber daya alam sulit dikontrol.
Pengurasan sumber daya alam yang tidak terkendali tersebut mengakibatkan kerusakan
lingkungan.
Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak
buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka
kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan
rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil.
Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak
dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang tidak
terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat
melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya dukung
lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin.

Di daerah yang padat, karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah
dibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul pencemaran air
dan tanah. kebutuhan transportasi juga bertambah sehingga jumlah kendaraan bermotor
meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk
yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan
ekosistem.

2.3.2 Terbatasnya Ruang Gerak

Suatu daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi kalau tidak memperhatikan
kesehatan lingkungan (sanitasi) dengan baik maka keadaan lingkungan menjadi tidak nyaman
bagi penduduknya. Di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, umumnya rumah-rumah
penduduk saling berdekatan atau berhimpitan. Keadaan yang demikian menyebabkan terbatasnya
ruang gerak. Akibatnya, dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan penduduk. Misalnya
penduduk mudah terjangkit penyakit menular, kebutuhan udara bersih tidak terpenuhi, atau
banyaknya sampah rumah tangga yang tidak dibuang pada tempatnya.

2.4. Solusi yang dapat Dilakukan untuk Mengatasi Densitas Penduduk


1. Menggalakkan program transmigrasi
Salah satu program mengatasi kepadatan penduduk tanpa menekan pertumbuhan
penduduk adalah dengan menggalakan program transmigrasi. Transmigrasi merupakan program
penduduk dari wilayah yang banyak atau padat penduduknya ke wilayah yang masih jarang
penduduknya. Transmigrasi ini akan mendorong terjadinya pemerataan penduduk. Jika
penduduknya sudah merata maka maka hal ini akan mendorong terjadinya pemerataan
pembangunan. Program transmigrasi akan mengurangi kepadatan penduduk di daerah yang padat
dan akan dialihkan ke wilayah-wilayah Indonesia yang penduduknya belum terlalu padat.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya wilayah di Indonesia yang memiliki
jumlah penduduk paling banyak, bahkan menjadi yang paling padat adalah di Pulau Jawa.
Bahkan Pulau Jawa juga dikenal sebagai salah satu pulau terpadat di dunia. Selama ini
pemerintah Indonesia sudah melakukan program transmigrasi besar- besaran ini. Sasaran
program transmigrasi pemerintah adalah orang- orang di Pulau Jawa. Mereka biasanya
ditempatkan di wilayah timur Indonesia, seperti di Pulau Kalimantan. Peserta transmigrasi akan
disediakan tempat tinggal dan juga diberikan lahan supaya bisa untuk ditanami. Dengan
demikian ada beberapa dampak positif yang bisa dirasakan, tidak hanya pemerataan penduduk
saja, namun juga jumlah pengangguran di Pulau Jawa dapat berkurang serta akan membuat
lahan-lahan yang semula kosong menjadi lahan yang produktif.

2. Pemerataan lapangan kerja

Tidak dipungkiri bahwa kebanyakan alasan mengapa orang-orang suka berpindah tempat
kerja yang banyak dikemukakan adalah karena urusan pekerjaan. Memang benar, lapangan
jumlah kerja saat ini masih timpang dimana hanya di daerah-daerah yang ramai seperti kota
besar saja yang banyak. Selain itu lapangan kerja ini juga biasanya ditemukan di daerah-daerah
yang sudah banyak penduduknya, karena hal ini berarti tenaga kerja tidak langka sehingga
produsen bisa menekan gaji pegawai. Nah, di Indonesia sendiri, coba kita tengok kira-kira di
Pulau Jawa dengan Pulau Sulawesi jumlah lowongan kerja banyak dimana? Pasti semua akan
setuju menjawab di Jawa. Hal ini karena tenaga kerja di Jawa lebih banyak dan lebih berkualitas.

Dengan melihat fenomena yang demikian, idealnya pemerintah mulai melakukan


program pemerataan lapangan kerja. Misalnya pabrik-pabrik sekarang dibangun di luar Pulau
Jawa saja, pembukaan perkebunan atau lahan pertanian baru untuk diolah supaya orang-orang
yang tidak memiliki pekerjaan bisa lebih produktif dalam mengolah lahan. Untuk merealisasikan
hal ini sebenarnya pemerintah Indonesia sudah melakukannya. Salah satu bukti bisa dilihat
bahwa lowongan-lowongan kerja di instansi pemerintah rata-rata saat ini ditempatkan di wilayah
luar Pulau Jawa. Hal ini akan sangat mempengaruhi kepadatan penduduk, karena banyak yang
akan pindah ke luar Pulau Jawa untuk bekerja.
3. Menekan pertumbuhan penduduk dengan program Keluarga Berencana

Salah satu cara yang cukup efektif sebagai solusi untuk mengatasi kepadatan penduduk
adalah dengan mencanangkan program keluarga berencana atau KB. Keluarga Berencana
merupakan program pemerintah bagi rakyat Indonesia untuk membatasi jumlah anak, dimana
dalam satu keluarga cukup memiliki 2 orang anak saja. Dalam program KB, ibu-ibu rumah
tangga diberikan cara-cara khusus agar tidak hamil. Cara-cara yang dilakukan ini misalnya
dengan mengonsumsi obat tertentu, pemakaian alat kontrasepsi, suntik atau jarum, dan lain
sebagainya. Program Keluarga Berencana ini berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk
sehingga jumlah penduduk di Indonesia tidak terlalu meledak.

Untuk sosialisasi program Keluarga Berencana sudah dilakukan secara maksimal dan
bisa didapatkan hingga tingkat puskesmas. Program Keluarga Berencana telah dilakukan oleh
sebagian warga Indonesia, namun masih ada pula sebagian dari warga negara Indonesia yang
tidak mau menerapkan KB karena sebagian menganggap bahwa keluarga berencana haram.

4. Membuat Undang-Undang yang menetapkan usia minimal menikah

Beberapa tahun belakangan sebuah kasus yang marak terjadi di Indonesia adalah tentang
kerusakan moral anak- anak remaja. Banyak anak-anak di usia sekolah yang hamil di luar nikah
kemudian mereka akan dikeluarkan dari sekolah. Hal ini tidak hanya terjadi pada satu dua orang
saja, namun hampir di setiap negara mengalami kasus seperti ini. Tidak hanya berdampak pada
masa depan para pelajar saja, namun dalam jangka panjang hal ini juga akan berdampak pada
jumlah penduduk yang ada di Indonesia. Coba bayangkan anak seusia SMP segera memiliki
anak bayi.

Hal ini berarti usia muda akan menghasilkan usia muda. Jika banyak anak- anak usia
sekolah banyak yang memiliki bayi, maka apa yang terjadi dengan pertumbuhan penduduk
Indonesia Pasti akan meledak. Tidak hanya terjadi pada hamil diluar nikah, namun terkadang
masih kita temukan di beberapa daerah di Indonesia orang tua sengaja menikahkan anaknya di
usia muda, terlebih anak- anak perempuan. Maka dari itulah untuk mengatasi hal ini, pemerintah
membuat Undang-undang yang membahas tentang hal ini. Undang-undang ini menetapkan usia
minimal pernikahan bagi seseorang. Hal ini bisa menekan angka pertumbuhan penduduk dan
mengatasi kepadatan penduduk.

5. Membatasi tunjangan anak bagi PNS dan ABRI hingga anak kedua

Salah satu yang menyebabkan orang tidak mempermasalahkan jumlah anak adalah
karena mendapatkan tunjangan dari pemerintah maupun swasta. Tunjangan itu didapatkan
bersamaan dengan gaji yang didapatkan setiap bulan. Oleh karena itulah berbagai cara dilakukan
pemerintah untuk menekan pertumbuhan penduduk, salah satunya dengan membatasi tunjangan
anak hanya pada anak kedua saja.

Hal ini seperti program Keluarga Berencana yang menganjurkan setiap keluarga memiliki
dua orang anak. Dengan membatasi tunjangan anak, maka seseorang pasti akan berfikir ulang
untuk memiliki banyak anak, mengingat biaya hidup sudah semakin mahal terlebih biaya
pendidikan yang juga semakin mahal. Namun program ini sulit berlaku di daerah- daerah
pedesaan, karena beberapa hal. Pertama karena di desa tidak banyak pegawai, dan kedua karena
orang desa memiliki pemikiran “Banyak anak banyak rejeki”. Namun di daerah perkotaan, hal
ini bisa membantu untuk mengurangi kepadatan penduduk.

6. Memberlakukan tarif tinggi bagi para imigran

Berbagai faktor dapat mendukung Indonesia demi mengalami kepadatan penduduk, tidak
hanya dari segi jumlah penduduk asli negara Indonesia saja, namun juga banyak penduduk asing.
Sekarang mari kita lihat di lapangan. Saat kita berjalan- jalan ke tempat wisata yang terkenal,
apakah hanya wisatawan domestik atau dalam negeri saja yang akan kita dapati? Tentu tidak
bukan? kita akan menemukan banyak sekali turis asing yang berasal dari berbagai negara Para
turis asing ini tidak hanya melakukan perjalanan satu hari (pulang pergi dalam satu hari) dari
negaranya kemudian ke Indonesia dan kembali lagi ke negaranya. Para wisatawan tersebut akan
menetap di Indonesia, meski hanya untuk sementara waktu. Nah, hal-hal semacam inilah yang
menambah kepadatan penduduk Indonesia. Kita menyebut kegiatan orang asing yang masuk ke
Indonesia sebagai suatu aktivitas migrasi yang disebut dengan imigrasi. Pelaku dari imigrasi ini
disebut dengan imigran. Biasanya ketika imigran masuk ke Indonesia, maka mereka akan
mengurusi berbagai macam dokumen administrasi beserta dengan biayanya. Nah, salah satu
upaya mengurangi kepadatan penduduk dari segi warga negara asing adalah kenaikan tarif biaya
administrasi. Hal ini mungkin akan memberikan dampak baik besar maupun tidak besar.

7. Menyebarluaskan pendidikan kependudukan ke berbagai jenjang pendidikan

Masalah kepadatan penduduk ini merupakan masalah yang serius. Bukan hanya PR untuk
pemerintah saja, namun juga untuk rakyat. Seharusnya kesadaran akan dampak negatif dari
kepadatan penduduk juga harus disadari oleh masyarakat karena masyarakatlah penyebab utama
dari kepadatan penduduk. Mak dari itulah penting juga untuk memberi tahu masyarakat
mengenai hal ini. salah satu caranya dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait
dengan bahaya kepadatan penduduk.

Apabila sosialisasi rutin dilakukan maka hal ini akan sangat membantu menyadarkan
masyarakat, kemudian hal ini akan menjadi penekan dari angka pertumbuhan penduduk.
Sehingga apabila masyarakatnya sendiri sudah sadar akan bahaya atau dampak dari kepadatan
penduduk, masyarakat akan bisa menahan diri untuk memiliki lebih sedikit anak.

8. Mempermudah serta meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan

Pendidikan juga sangat berperan dalam kaitannya pengendalian pertumbuhan penduduk.


Hal ini terutama untuk para remaja yang ingin menikah di usia muda. Pada zaman dahulu kita
akan menemukan banyak remaja yang baru saja lulus dari sekolah tingkat SMP, kemudian tidak
melanjutkan pendidikan SMA dan langsung menikah. Hal ini sangat tidak baik karena menikah
di usia yang sangat muda.

Maka dari itulah pemerintah mencoba untuk mengatasi hal ini, salah satunya dengan
meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan sehingga banyak siswa-siswi yang tertarik
untuk melanjutkan pendidikan. Dengan fokus dan ada keinginan untuk meneruskan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi maka keinginan untuk menikah di usia yang sangat muda bisa
ditunda. Ketika fokus ke pendidikan dan adanya keinginan melanjutkan pendidikan hingga ke
pendidikan tinggi, maka setelah lulus maka seseorang memiliki usia yang sudah matang dan
dewasa. Pada usia tersebut maka seseorang telah matang untuk melakukan pernikahan. Hal ini
perlu digalakkan karena memberikan dampak yang positif.

9. Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat

Masih dalam koridor pendidikan untuk memerangi kepadatan penduduk di Indonesia.


Selain meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, salah satu cara yang bisa ditempuh
pemerintah adalah dengan menetapkan program wajib pendidikan dasar atau wajib belajar. Bila
zaman dahulu wajib belajar ditetapkan 6 tahun atau setara pendidikan dasar, maka lama-
kelamaan naik menjadi wajib belajar 9 tahun atau setingkat pendidikan menengah pertama,
bahkan yang paling baru lagi wajib belajar sudah mencapai 12 tahun, yakni setingkat SMA.
Ketika sudah mencapai usia ini maka lulus sekolah telah memiliki usia yang cukup matang.
Apabila ditambah beberapa tahun untuk bekerja, maka seseorang sudah siap menikah sehingga
memiliki keturunan tidak di usia yang sangat muda.

BAB 3

KESIMPULAN

1. Dinamika populasi penduduk adalah perubahan populasi manusia dari waktu ke waktu.

2. Faktor penentu dinamika kependudukan adalah kematian, kelahiran, migrasi, emigrasi,


imigrasi.
3. Kaitan dinamika kependudukan dengan masalah lingkungan adlah fisis determinisme,
human determinidme, human-nature determinisme.
4. Densitas pendududk adalah jumlah rata-rata penduduk yang mendiami suatu wilayah
administratif atau politis tertentu.
5. Terdapat 4 kriteria penduduk yaitu tidak padat, kurang padat, cukup padat, sangat padat.
6. Hubungan antara kepadatan penduduk dengan masalah lingkungan diantaranya adlah
ketersediaan air bersih, ketersediaan lahan, ketersediaan udara bersih, dan pencemaran
lingkungan.
7. Solusi kepadatan penduduk diantaranya adalah program KB, pemberian moral agama dan
rasa akan kepedulian lingkungan
DAFTAR RUJUKAN

Burnie, David. 2005. Bengkel Ilmu Ekologi. Jakarta: Erlangga

Hasnida. 2002. Crowding (kesesakan) dan Density (kepadatan). (online),


(http://www.library.usu.ac.isd), diakses 17 februari 2018

Islami, T. & Utomo, W.H. 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. Semarang: IKIP Semarang
Press

Kurnia, Rahma. 2006. Kepadatan Penduduk. Lampung: Fakultas Pendidikan Universitas


Lampung.

Mahanal, Susriyati, dkk. 1995. Panduan Perkuliahan Pendidikan Kependudukan dan


Lingkungan Hidup (PKLH). Malang: IKIP Malang

Mc. Naughton, SJ., dan Larry, W.F. 1990.Dinamika populasi. Yogyakarta: Gajah Mada
University press.

Sasuni, Sri Rahayu. 2003. Masalah kependudukan di Negara Indonesia. (online),


(http://www.library.usu.ac.id), di akses 17 februari 2018

Anda mungkin juga menyukai